Anda di halaman 1dari 1

Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif Peraturan Mahkamah Agung No.

2 Tahun
2008 Tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Oleh
FULAN
NIM. I000250001

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2008 hukum
Ekonomi syari'ah didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang per
orang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum
dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut
prinsip syari'ah.
Jika dicermati pengertian di atas maka dapat ditentukan sejumlah kerangka konseptualnya,
yakni konsep tentang subjek hukumnya terdiri dari individu dan badan usaha baik yang
berbadan hukum maupun yang bukan berbadan hukum. Konsep tentang objek hukumnya
terdiri dari usaha atau kegiatan yang komersil dan non komersil. Dengan demikan kegiatan
ekonomi syariah tidak hanya mencakup tentang kegiatan komersil namun juga non komersil.
Konsep ketiga adalah kesesuaian dengan prinsip syariah. Berdasarkan konsep ini, maka
seluruh kegiatan ekonomi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah tidak dapat
dikelompokkan sebagai hukum ekonomi syariah.
Berangkat dari tiga kerangka konseptual tersebut di atas maka masing-masing dapat
ditentukan parameter dan indicator analisisnya. Pertama, yakni subjek hukum, subjek hukum
berasal dari bahasa Belanda, dari kata rechtsubject yang berarti pendukung hak dan
kewajiban. Adapun yang dikategorikan sebagai subjek hukum adalah manusia dan badan
hukum. Sebagai subjek hukum, sejak lahir hingga meninggal, manusia berperan sebagai
pembawa hak dan kewajiban. Sebagai subjek badan hukum memiliki hak-hak dan
melakukan perbuatan hukum seperti manusia. Adapun yang dimaksud dengan perbuatan
hukum adalah dapat memiliki kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu-lintas hukum dengan
perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan menggugat di muka hakim. Badan-badan atau
perkumpulan hukum ini dinamakan rechtspersoon artinya orang (persoon) yang diciptakan
hukum. Dengan demikian indicator analisis yang berkaitan dengan subjek hukum adalah hak,
kewajiban dan perbuatan hukum. (Utrect, Kamus Hukum, 2001, hlm: 12)
Konsep kedua tentang objek hukum hukum ekonomi syariah adalah objek hukum dalam
bidang hukum perdata, yakni yang bisa menjadi objek hubungan hukum baik yang
komersil maupun yang non komersil. Artinya, objek hukum adalah segala sesuatu yang
berguna atau bisa dimanfaatkan oleh subjek hukum. Dengan demikian indicator analisis dari
objek hukum ekonomi syariah adalah hubungan hukum, komersil dan non komersil.
Konsep ketiga adalah prinsip syariah, apabila dicermati Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
maka ditemukan formulasi hukum ekonomi syariah yakni prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dengan demikian indikator
analisis dalam konsep tentang prinsip syariah adalah hukum Islam dan Fatwa Dewan Syariah
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai