Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA Laporan Kasus

FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2023


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KERATITIS

DISUSUN OLEH:

Nur Saskiah

111 2020 2132

Dokter Pendidik Klinik :

dr. Sri Irmanda,M.Kes,Sp.M

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FAKULTAS KEDOKTERAN

MAKASSAR

2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini, saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Nur Saskiah

NIM : 111 2020 2142

Judul : Keratitis

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus yang berjudul “Keratitis” dan

telah disetujui dan dibacakan dihadapan Dokter Pendidik Klinik dalam

rangka Kepaniteraan Klinik pada Departemen Ilmu Kesehatan

MataFakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Menyetujui Makassar, Januari 2023

Dokter Pendidik Klinik Mahasiswa

dr. Sri Irmanda,M.Kes,Sp.M Nur Saskiah

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka

laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat

semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW

beserta para keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang

mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.

Laporan Kasus yang berjudul “Keratitis” ini disusun sebagai

persyaratan untuk memenuhi kelengkapan bagian. Penulis mengucapkan

rasa terimakasih sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah

diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama

penyusunan Laporan Kasus ini hingga selesai. Secara khusus rasa

terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada dr. Sri

Irmanda,M.Kes,Sp.M sebagai pembimbing dalam penulisan laporan kasus

ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna,

untuk saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam

penyempurnaan penulisan laporan kasus ini. Terakhir penulis berharap,

semoga laporan kasus ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan

menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Makassar, Januari 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................1

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................2

KATA PENGANTAR ......................................................................................3

DAFTAR ISI .....................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................5

BAB II LAPORAN KASUS .............................................................................7

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................14

BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................58

4
BAB I

PENDAHULUAN

Skleritis adalah proses inflamasi pada anterior dan/atau posterior

sklera. Skleritis jarang terjadi namun proses inflamasi yang terjadi cukup

berat dan bersifat progresif. Proses inflamasi pada skleritis dapat meluas

melibatkan struktur di sekitarnya seperti kornea, sklera, ataupun traktus uvea.

Skleritis berisiko tinggi menimbulkan kebutaan akibat kerusakan dan

komplikasi yang terjadi. Etiologi spesifik skleritis bervariasi antara lain

idiopatik, autoimun, ataupun infeksi. Hampir 50% kasus skleritis berhubungan

dengan autoimun sedangkan kasus infeksi terjadi pada sekitar 5-10 % kasus.
1–3

Skleritis infeksius memiliki tampilan klinis yang menyerupai skleritis

autoimun sehingga pada awalnya seringkali ditatalaksana sebagai penyakit

autoimun. Terapi kortikosteroid ataupun imunosupresan untuk menangani

kasus autoimun merupakan kontraindikasi pada kondisi infeksi aktif dan

justru dapat memperburuk perjalanan penyakit. Prognosis visual skleritis

infeksius secara umum lebih buruk daripada yang disebabkan autoimun. Hal

ini dapat disebabkan oleh keterlambatan diagnosis ataupun agresivitas dari

mikroba penyebabnya. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan skleritis

infeksius harus dibedakan dengan skleritis autoimun. 2–4

5
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. DED

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 39 tahun

Pekerjaan : IRT

Alamat : Makassar

No. RM : 012-016-84-51

2.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Mata merah

Anamnesis Terpimpin :

Seorang perempuan 39 tahun datang ke klinik Orbita dengan keluhan

mata merah sebelah kiri yang dirasakan sejak kurang lebih 10 hari

sebelum datang ke klinik. Pasien juga mengeluhkan terkadang nyeri, air

mata berlebih, gatal ada, rasa seperti berpasir juga terkadang dirasakan

6
pasien, kotoran mata tidak banyak. Penglihatan buram dan silau disangkal.

Demam, batuk dan flu disangkal, riwaat DM dan HT disangkal

Riwayat penyakit yang sama sebelumnya:: Tidak ada

Riwayat Pengobatan: Pasien menggunakan obat tetes mata yang

beredar di pasaran untuk mengurangi kemerahan tetapi mata kembali

merah

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada

Riwayat alergi : Tidak ada

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum : sakit sedang/compos mentis/ gizi cukup

B. Tanda – tanda Vital :

• Tekanan Darah : 120/80 mmHg

• Nadi : 80x/menit

• Pernapasan : 20x/menit

• Suhu : 36,5oC

C. Status Generalis

a. Kepala dan Leher : Dalam batas normal

b. Pemeriksaan Thoraks : Dalam batas normal

7
c. Pemeriksaan Jantung : Dalam batas normal

d. Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas normal

e. Pemeriksaan Ekstremitas : Dalam batas normal

D. Status Oftalmologi

Pemeriksaan Visus dan Segmen Anterior

Jenis Pemeriksaan OD OS

Visus 20/20 20/20 f

OD Pemeriksaan OS

Edema (-), Hiperemis (-) Palpebra Edema (-), Hiperemis (-)

Triakiasis (-), Sekret (-) Silia Trikiasis (-), Sekret (-)

Hiperemis (-), selaput (-) Konjungtiva Hiperemis (-), selaput (-)

Tes Fluuorescens (-) Kornea Tes Fluorescens (+)

Normal BMD Normal

Coklat, Kripte (+) Iris Coklat, Kripte

Bulat, sentral, isokor Pupil Bulat, sentral, isokor

+/+ RCL dan RCTL +/+

8
- RAPD -

Jernih Lensa Jernih

E. Tekanan Intraokular

OD Metode Pemeriksaan OS

- Palpasi -

- Indentasi Schiotz

14 Tonometri 15

9
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes Fluorescein

Konjungtiva hiperemis (-), injectio konjungtiva (-), pewarnaan fluorescein

(+) lesi dendritik di kornea, BMD ormal, iris coklat, kripte (+) pupil bulat,

RC (+), lensa jernih

2.5 RESUME

Seorang perempuan 39 tahun datang ke klinik Orbita dengan keluhan

mata merah sebelah kiri yang dirasakan sejak kurang lebih 10 hari sebelum

datang ke klinik. Pasien juga mengeluhkan terkadang nyeri, air mata berlebih,

10
gatal ada, rasa seperti berpasir juga terkadang dirasakan pasien, kotoran

mata tidak banyak. Riwayat pengobatan menggunakan obat tetes mata yang

beredar dipasaran.

Pada pemeriksaan fisis, VOD 20/20 dan VOS 20/20 F. Pemeriksaan

segmen anterior dalam batas normal, pemeriksaan Fluorescein sinistra

didapatkan lesi dendritik setelah pewarnaan Fluorescein. NCT 14/15

2.6 Diagnosis

Keratitis Virus OS

2.7 Tatalaksana

1. Hervis EO Eye Ointment 1 gtt/ 6 jam/ OS

2. Protagenta MD Tube Eye Drop(s) 1 gt/6jam/OS

3. Levocin ED Eye Drop(s) 1 gtt/6 jam/OS

2.8 Prognosis

• Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam

• Quo ad Visam : Dubia ad Bonam

• Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam

• Quo ad Comesticam : Dunia ad Bonam

11
12
BAB III

PEMBAHASAN

Keratitis adalah peradangan pada kornea, lapisan jaringan transparan

yang menutupi pupil dan iris. Keratitis virus (VK) adalah salah satu bentuk
1,2
keratitis infeksi yang paling umum. Organisme penyebab keratitis virus ini

adalah virus Herpes simplex (HSV), virus Herpes zoster (HZV), Adenovirus,

dan lain-lain2 Gejala pada pasien keratitis yaitu mata merah, sekret, lakrimasi,

iritasi, gatal, nyeri, fotofobia dan penurunan penglihatan.4 Pada pasien ini

didapatkan penurunan penglihatan OS disertai keluhan sebelumnya mata

merah, lakrimasi, nyeri minimal, rasa berpasir yang dirasakan sudah sejak

kurang lebih 10 hari yang lalu Pasien ini didiagnosa keratitis viral dan

diberikan tatalaksana berupa Levocin ED 4x1, Hervis EO 4x1 dan Protagenta

MD tube 4x1.

Dasar Diagnosis

Anamnesis

Dari riwayat anamnesis, didapatkan adanya gejala subjektif yang

dikeluhkan oleh pasien, dapat berupa mata nyeri, kemerahan, penglihatan

kabur, silau jika melihat cahaya, kelopak terasa berat atau merasa

mengganjal, bintik puith pada kornea , mata berair dan bisa juga ada kotoran

mata berlebih, yang juga harus digali ialah adanya riwayat trauma,

13
kemasukan benda asing, pemakaian lensa kontak, adanya penyakit vaskulitis

atau autoimun, dan penggunaan kortikosteroid jangka panjang.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisis didapatkan gejala objektif berupa adanya injeksi

siliar, kornea edema, hilangnya jaringan kornea dan pada kasus berat dapat

terjadi irtitis disertai dengan hipopion. Pemeriksaan visus didapatkan adanya

penurunan visus pada mata yang mengalami infeksi oleh karena adanya

defek pada kornea sehingga menghalangi refleksi cahaya yang masuk ke

dalam media refrakta.

Slit lamp seringkali iris, pupil, dan lensa sulit dinilai oleh karena adanya

kekeruhan pada kornea. Selain itu, didapatkan hiperemis didapatkan oleh

karena adanya injeksi konjungtiva ataupun perikornea.

Tes sensitivitas kornea untuk menilai ungsi nervus trigeminal pada kornea.

Dilakukan dengan cara menyapukan sehelai kapas secara mendadak dan

cepat pada permukaan kornea dan menanyakan pada pasien apakah terasa

atau tidak.

Pemeriksaan Laboratorium

Tes Fluorescein

14
Cara melakukan tes fluroscein adalah pertama kertas fluoresein yang

dibasahi terlebih dahulu dengan garam fisiologik diletakkan pada sakus

konjungtiva inferior. Kemudian,penderita diminta untuk menutup matanya

selama 20 detik, beberapa saat kemudian kertas diangkat. Ketiga, dilakukan

irigasi konjugtiva dengan garam fisiologik. Keempat, dilihat permukaan

kornea bila terlihat hijau dengan sinar biru berarti ada kerusakan epitel

kornea misalnya terdapat pada keratitis superfisial epithelial, ulkus kornea

dan erosi kornea. Defek kornea akan terlihat berwarna hijau, akibat pada

setiap kornea, maka bagian tersebut akan bersifat basa dan memberikan

warna hijau pada kornea. Pada keadaan ini disebut uji fluoresein positif. Pada

ulkus kornea, didapatkan hilangnya sebagian permukaan kornea. Untuk

melihat adanya daerah yang defek pada kornea. (warna hijau menunjukkan

daerah yang defek pada kornea, sedangkan warna biru menunjukkan daerah

yang intak).

Pewarnaan gram dan KOH :

Untuk menentukan mikroorganisme penyebab ulkus, oleh jamur.

Kultur :

Kadang kala dibutuhkan untuk mengisolasi organisme kausatif pada

beberapa kasus.

15
Pengobatan Umum:

Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan.

Lesi kornea sekecil apa pun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.

Konjungtivitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada

hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.

Infeksi pada mata harus diberikan:

• Sikloplegik : Sulfas atropin sebagai salep atau larutan. Kebanyakan

dipakai sulfas atropine karena lama kerjanya 1-2 minggu. Efek kerja

sulfas atropine:

o Sedatif, menghilangkan rasa sakit.

o Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.

o Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil.

Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya

akomodsi sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan

lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga

sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah

pembentukan sinekia posterior yang baru.

o Skopolamin(anti-muskarinik) sebagai midriatika.

o Analgetik

• Antibiotik : Diberikan antibiotik yang sesuai dengan kausanya. Bila

penyebabnya belum diketahui dapat diberikan antibiotik spektrum luas.

16
Biasanya diberi lokal kecuali keadaan berat. Diberikan dalam bentuk

salep, tetes atau injeksi subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus

sebaiknya tidak diberikan salep mata karena dapat memperlambat

penyembuhan dan juga dapat menimbulkan erosi kornea kembali.

• Verband : Verband tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi

supuratif karena dapat menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut

dan memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan kuman

penyebabnya. Verband memang diperlukan pada ulkus yang bersih

tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.

• Irigasi : Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari.

• Debridment: Debridement sangat membantu penyembuhan.

Pengobatan Khusus:

Anti Viral

Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid

lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, antibiotik spektrum luas untuk

infeksi sekunder analgetik bila terdapat indikasi. Antivirus topikal yang biasa

dipakai adalah idoxuridine, trifluridin,vidarabin dan acyclovir. Umumnya ulkus

kornea virussembuh sendiri dan pembentukan parut minimal.

Edukasi

1. Menjelaskan penyebab dari penyakit ini yaitu bakteri,virus atau jamur.

17
2. Menjelaskan penatalaksanaan dari penyakit ini berdasarkan dari

etiologinya

3. Menjelaskan kemungkinan komplikasi dari penyakit ini

18
BAB IV

KESIMPULAN

Keratitis peradangan pada kornea, lapisan jaringan transparan yang

menutupi pupil dan iris. Keratitis virus (VK) adalah salah satu bentuk keratitis

infeksi yang paling umum. Anamnesis dan pemeriksaan fisis yang baik

diperlukan untuk mendiagnosis keratitis dan memberikan tatalaksana yang

optimal. Tatalaksana pada keratitis dilakukan sesuai organisme penyebab.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Ting DSJ, Ho CS, Deshmukh R, Said DG, Dua HS. Infectious keratitis:

an update on epidemiology, causative microorganisms, risk factors,

and antimicrobial resistance. Eye [Internet]. 2021;35(4):1084–101.

Available from: http://dx.doi.org/10.1038/s41433-020-01339-3

2. Singh P, Gupta A, Tripathy K. Keratitis. 2022;1–18.

3. Koganti R, Yadavalli T, Naqvi RA, Shukla D, Naqvi AR. Pathobiology

and treatment of viral keratitis. Exp Eye Res [Internet].

2021;205(January):108483. Available from:

https://doi.org/10.1016/j.exer.2021.108483

4. Emmet T, Cunningham Jr. Riordan Eva paul. Vaughan And Asbury’s

General Ophtalmology. Eight Edit. Mc-Graw Hill; 2011.

20

Anda mungkin juga menyukai