Anda di halaman 1dari 104

PENGARUH TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA BOOI


KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN
MALUKU TENGAH

SKRIPSI

OLEH:
YUYUN SEPTIANI SUKADI
1420118262

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
PENGARUH TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA BOOI
KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN
MALUKU TENGAH

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

OLEH:

YUYUN SEPTIANI SUKADI


1420118262

PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA BOOI
KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN
MALUKU TENGAH

SKRIPSI

Disusun Oleh:
YUYUN SEPTIANI SUKADI
NPM. 1420118262

Skripsi Ini Telah Disetujui Pada


Tanggal 02 Desember 2020

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns.Marice.B.Olla,M.Kep.,Sp.Kep.J) Ns. La Rakhmat Wabulla,S.Kep.,M.Kep

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan

(Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes)

NIDN. 1208098501

iii
LEMBARAN PENGESAHAN

PENGARUH TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN


KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA BOOI
KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN
MALUKU TENGAH

SKRIPSI

Disusun Oleh :

YUYUN SEPTIANI SUKADI


NPM. 1420118262

Di Ujikan
Pada Tanggal 04 Desember 2020

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns.Marice.B.Olla,M.Kep.,Sp.Kep.J) Ns. La Rakhmat Wabulla,S.Kep.,M.Kep

Penguji 1 Penguji II

(Dr. Saidah Rauf, S.Kep., M.Sc) (Supriono Serang, A.Kp. M.Kes)

Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan

(Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes)

NIDN. 120809850

iv
PERNYATAAN PENGESAHAN HASIL PENELITIAN

DATA MAHASISWA
Nama Lengkap : Yuyun Septiani Sukadi
NPM : 1420118262
Tahun Masuk : 2016
Peminatan : Keperawatan Anak
Pembimbing Akademik : Lukman La Bassy, S.Farm.,M.Sc.,Apt
Pembimbing I : Ns. Marice.B.Olla,M.Kep.,Sp.Kep.J
Pemimbing II : Ns. La Rakhmat Wabulla, S.Kep.,M.Kep

JUDUL PENELITIAN
PENGARUH TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA BOOI
KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN
MALUKU TENGAH

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan akademik


dan administrasi untuk menyelesaikan studi pada program studi keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

Kairatu, 05 Desember 2020

Mengetahui Mengesahkan
Ketua STIKes Maluku Husada Kepala LPPM

(Dr.Sahrir Silehu, SKM.,M.Kes) (Epi Dusra, SKM.,M.Kes)


NIDN. 1208108601 NIDN. 1209058501

v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yuyun Septiani Sukadi
NPM : 1420118262
Program Studi : Keperawatan
Judul Skripsi : Pengaruh Terapi Menggambar Untuk Meningkatkan Kepercayaan
Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan Saparua
Kabupaten Malluku Tengah.

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pemikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pemikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kairatu, 05 Desember 2020


Yang Membuat Pernyataan

Yuyun Septiani Sukadi


NPM: 1420118262

vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Yuyun Septiani Sukadi


Tempat Tanggal Lahir : Masohi, 07 September 1996
NPM : 1420118262
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Bersaudara : Anak ke 4 dari 4 bersaudara
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : Sukadi Bin Kromodiwirdjo
Nama Ibu : Paulina Lahallo
Alamat : Masohi, Kecamatan Kota Masohi
Pendidikan Formal

1. Tahun 2008, Lulus Dari SD Negeri 2 Masohi


2. Tahun 2011, Lulus Dari SMP Negeri 1 Masohi
3. Tahun 2014, Lulus Dari SMA Negeri 1 Masohi

KaryaTulis : “ Pengaruh Terapi Mengambar Untuk Meningkatkan Kepercayaan


Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan Saparua
Kabupaten Malluku Tengah”

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan rasa
tanggung jawab.

Kairatu, 05 Desember 2020


Penulis

(Yuyun Septiani Sukadi)


NPM. 1420118262

vii
Motto

“Hidup ini seperti naik sepeda, teruslah mengayuh agar

tetap seimbang dan kamu tidak akan terjatuh”

viii
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Bersukacitalah Senantiasa Tetap Berdoa Mengucap Syukurlah Dalam Segala


Hal, Sebab itulah Yang Dikehendaki Allah di Dalam Kristus Yesus Bagi Kamu”
(1 Tesalonika 5:16-18)

Karya ini kupersembahkan untuk orang tercinta dan tersayang atas kasih
sayang yang berlimpah …

Ucapan syukur dan terimaksih untuk Tuhan Yesus yang tak henti-hentinya
memberikan hikmat, petunjuk, dan memberikan kelancaran di setiap proses
yang saya lalui karna tanpa campur tangannya saya tidak dapat menyelesaikan
skripsi ini.

Teristimewa untuk kedua orangtua, opa oma, saudara dan teman-teman .


Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti, hormat dan rasa
terimakasih,dan terimakasih yang tak terhingga, yang telah memberikan kasih
sayang, nasehat, dukungan baik moral maupun material, serta doa yang tak
pernah berhenti mengalir kepadaku dan kalian merupakan motivator terbesar
dalam hidupku. Tak banyak yang dapat ku tuangkan disini, tapi semoga ini
menjadi langkah awal membahagiakan kalian semua.

Teruntuk saudara-saudariku, sahabatku, teman-teman seperjuangan


Keperawatan angkatan 2018 yang telah banyak membantu, memberikan doa
serta dukungannya. Terimakasih sudah bertahan sampai tahap ini. Terimaksih
dan selamat untuk-ku dan untuk kalian semua 2 tahun terbayar sudah, sekali
lagi selamat untuk gelar sarjana Keperawatan.

ix
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa yang telah melimpahkan segala karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Terapi Menggambar Untuk

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan

Saparua Kabupaten Maluku Tengah”.

Dalam penyusunan Skripsi ini ditemui banyak kendala, tetapi berkat

bantuan, bimbingan, arahan maupun masukan serta kerja sama dari berbagai pihak

maka hal tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Hamdan Tunny S.Kep.,M.Kes selaku Pembina yayasan STIKes Maluku

Husada

2. Dr. Sahrir Sillehu, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Maluku Husada.

3. Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada.

4. Ns. Marice B. Olla, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen Pembimbing I dan Ns.

Maryati Mardjuki, S.Kep, selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan motivasi dalam penyusunan

Skripsi ini.

5. Dr. Saidah Rauf, S.Kep., M.Sc selaku dosen Penguji I dan Supriono Serang,

A.Kp. M.Kes selaku dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu untuk

x
menguji, mengarahkan dan memberi masukan dalam penyusunan Skripsi

ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang sudah memberikan

ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

7. Kepala Desa Booi yang telah mengizinkan peneliti dalam melakukan

penelitian.

8. Pimpinan Puskesmas Booi-Paperu beserta semua staf Puskesmas Booi-

Paperu yang memberikan dukungan dan motivasi dalam penyususnan

Skripsi ini.

9. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan agar peneliti tetap semangat dalam proses penyusunan Skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dalam

penyusunan Skripsi ini.

11. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak sehingga menjadi sebuah ilmu dan pembelajaran

bagi peneliti di masa yang akan datang.

Kairatu, 05 Desember 2020


Penulis

Yuyun Septiani Sukadi


NPM.1420118262

xi
PENGARUH TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA BOOI
KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN
MALUKU TENGAH

ABSTRAK

YUYUN SEPTIANI SUKADI1), Ns. MARICE. B. OLLA, M.Kep.,Sp.Kep.J 2)


Ns. MARIYATI MARDJUKY, S.Kep 3)
1) Mahasiswa STIKes Maluku Husada
2) Dosen STIKes Maluku Husada
3) Dosen STIKes Maluku Husada

Latar Belakang : Perkembangan sosial emosional anak usia 3-5 tahun salah satunya
adalah menunjukkan rasa percaya diri. Anak usia dini seringkali mengalami hal-hal yang
dapat menurunkan kepercayaan dirinya dikarenakan dalam fase pertumbuhannya
orangtua dan lingkungan sering mengeluarkan kalimat bentakan, larangan dengan kasar
terlebih lagi makian akan membuatnya menghadirkan emosi negatif dan berdampak
pada perasaan sedih, takut dan merasa bersalah. Terapi menggambar dapat membantu
anak mengekspresikan perasaannya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi menggambar untuk meningkatkan kepercayaan diri
anak usia 3-5 tahun di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku
Tengah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan
rancangan one-group pre-test post-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anak usia 3-5 tahun di Desa Booi sebanyak 30 anak. Teknik pengambilan sampel
yaitu purposive sampel sebanyak 20 anak. Pengumpulan data dengan cara observasi.
Analisis bivariat menggunakan uji statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon. Hasil :
Hasil uji Wilcoxon (p value 0,000) karena nilai p < 0,05, secara statistik terdapat
perbedaan sebelum dan setelah dilakukan terapi menggambar dengan diperoleh median
0,000 dengan nilai minimum-maksimum 1-5 kepercayaan diri sebelum dilakukan terapi
menggambar dan median 8,50 dengan nilai minimum-maksimum 1-6 setelah dilakukan
terapi menggambar. Kesimpulan: Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh terapi menggambar terhadap peningkatan kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun
di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

Kata Kunci : Terapi Menggambar, Kepercayaan Diri Anak

xii
The Effect of Drawing Therapy to Increase Self-confidence of
Children aged 3-5 Years in Booi Village, Saparua District,
Central Maluku Regency

ABSTRACT
YUYUN SEPTIANI SUKADI1), Ns.MARICE. B. OLLA, M.Kep.,Sp.Kep.J 2)
Ns.MARIYATI MARDJUKY, S.Kep 3)
1) Student of STIKes Maluku Husada
2) Lecturer at STIKes Maluku Husada
3) Lecturer at STIKes Maluku Husada

Background: Social emotional development of children aged 3-5 years, one of which is
showing self-confidence. Early childhood often experiences things that can lower their
self-confidence because in their growth phase, parents and the environment often issue
yelling sentences, harsh prohibitions, especially swearing, will make them present
negative emotions and have an impact on feelings of sadness, fear and guilt. Drawing
therapy can help children express their feelings. Purpose: This study aims to determine
the effect of drawing therapy to increase the confidence of children aged 3-5 years in
Booi Village, Saparua District, Central Maluku Regency. Method: This study used an
experimental research method with a one-group pre-design. -test post-test design. The
population in this study were all children aged 3-5 years in Booi Village as many as 30
children. The sampling technique was purposive sample of 20 children. The data was
collected by means of observation. Bivariate analysis used non-parametric statistical tests
with the Wilcoxon test. Results: Wilcoxon test results (p value 0.000) because the p value
<0.05, statistically there was a difference before and after drawing therapy with a median
of 0.000 with a minimum-maximum value of 1-5 confidence before doing drawing
therapy and a median of 8.50 with a minimum-maximum value of 1-6 after drawing
therapy. Conclusion: From the results above, it can be concluded that there is an effect of
drawing therapy on increasing the confidence of children aged 3-5 years in Booi Village,
Saparua District, Central Maluku Regency.

Keywords: Drawing Therapy, Children’s Confidence

DAFTAR ISI

xiii
Halaman

Halaman Judul ………………………………………………………............ i

Lembaran Persetujuan ................................................................................... iii

Lembaran Pengesahan ……………………………………………………… iv

Pernyataan Pengesahan Hasil Penelitian……………………………………. v

Lembaran Pernyataan Keaslian Penelitian ..................................................... vi

Riwayat Hidup Penulisan ............................................................................... vii

Motto………………………………………………………………………... viii

Persembahan ……………………………………………………………….. ix

Kata Pengantar ……………………………………………………………… x

Abstrak ……………………………………………………………………... xii

Abstract ……………………………………………………………………... xiii

Daftar Isi ……………………………………………………………………. xiv

Daftar Gambar ……………………………………………………………… xvi

Daftar Tabel ………………………………………………………………… xvii

Daftar Lampiran ……………………………………………………………. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Terapi Menggambar …..................................... 10

2.1.1 Defenisi Terapi Menggambar ………………………….. 10

2.1.2 Teknik Prosedur Terapi Menggambar ………………… 12

2.1.3 Langkah-Langkah Penerapan Terapi Menggambar…… 15

2.2 Konsep Umum Kepercayaan Diri ……………………………. 16

2.2.1 Definisi Kepercayaan Diri ……………………………. 16

2.2.2 Proses Pembentukan Kepercayaan Diri ……………… 18

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri …………… 19

2.2.4 Unsur Percaya Diri Pada Anak ……………………….. 22

2.2.5 Aspek-Aspek Untuk Mengukur Percaya Diri ………… 24

2.2.6 Gejala Tidak Percaya Diri Pada Anak ………………… 28

2.3 Konsep Umum Tumbuh Kembang Anak Usia 3-5 Tahun …… 30

2.3.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan …………. 30

2.3.2 Pertumbuhan Anak Usia 3-5 Tahun …………………… 32

2.3.3 Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun …………………. 32

2.3.4 Teori Perkembangan Psikososial ………………………. 33

2.3.5 Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 3-5 Tahun …... 33

2.4 Keaslian Penelitian ................................................................. 35

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Teori ..……………………………………………… 41

3.2 Kerangka Konsep ……………………………………………... 42

xv
3.3 Hipotesa Penelitian …………………………………………… 43

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 44

4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................. 44

4.2.1 Tempat Penelitian .......................................................... 44

4.2.2 Waktu Penelitian ........................................................... 44

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ........................................... 44

4.3.1 Populasi ........................................................................ 44

4.3.2 Sampel .......................................................................... 45

4.3.3 Sampling ………………………...................................

4.4 Variabel Penelitian ……………………................................... 46

4.4.1 Variabel Dependen ……………………………………. 46

4.4.2 Variabel Independen …………………………………… 46

4.5 Defenisi Operasional …………………………………………. 46

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................. 47

4.7 Prosedur Pengumpulan Data………………………………....... 49

4.7.1 Tahap Persiapan ……………………………………..... 50

4.7.2 Tahap Pelaksanaan …………………………………… 51

4.7.3 Pengolahan Data ……………………………………... 51

4.8 Analisis Data ......................................................................... 52

4.8.1 Analisa Univariat ……………………………………… 52

4.8.2 Analisa Bivariat ……………………………………….. 52

4.9 Etika Penelitian ……………………………………………….. 53

xvi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……....………………… 55

5.2 Pembahasan …………………………………………………… 59

5.3 Keterbatasan Penelitian ……………………………………….. 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ………………………………………………….. 65

6.2 Saran…………………………………………………………... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian ………………………………… 41

Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Penelitian ………………………….. 42

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Keaslian Penelitian……………………………………………. 35

Tabel 4.5 Defenisi Operasional …………………………………………. 46

Tabel 4.6 Kisi-Kisi Observasi Percaya Diri …………………………….. 48

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan 56


Urutan Anak Ke Berapa ………………………………………

Tabel 5.2 Tingkat Kepercayaan Diri Anak Sebelum dan Sesudah Terapi 57
Menggambar …………………………………………………..

Tabel 5.3 Hasil Observasi Rasa Percaya Diri Anak Pre Test dan Post 58
Test …………………………………………………………….

Tabel 5.4 Hasil Uji Wilcoxon …………………………………………… 59

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian …………….......... 70

Lampiran II Format Pengumpulan Data ……………………………….. 71

Lampiran III Informed Consent ………………………………………… 72

Lampiran IV SOP Terapi Menggambar ………………………………… 73

Lampiran V Lembar Observasi ………………………………………... 75

Lampiran VI Master Tabel ( Data Penelitian) ………………………….. 76

Lampiran VII Distribusi Karakteristik Responden ……………………… 77

Lampiran VIII Hasil Uji Normalitas ……………………………………… 80

Lampiran IX Hasil Uji Wilcoxon ……………………………………….. 82

Lampiran X Dokumentasi Penelitian …………………………………... 83

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa anak-anak merupakan masa yang penting dalam kehidupan

manusia. Pada masa ini mulai tumbuh rasa ingin tahu yang tinggi

terhadap sesuatu hal, baik yang dilihat maupun yang didengar. Untuk

itu, pertumbuhan dan perkembangan anak perlu mendapat perhatian khusus

baik dari keluarga, sekolah maupun masyarakat umum. Anak perlu mendapat

kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar

baik secara rohani maupun jasmani (Suriyanto,2018).

Berdasarkan Badan Statistik Amerika Serikat jumlah penduduk dunia

pada Januari 2018 mencapai 7,53 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut, terbanyak

merupakan anak berusia 0-4 tahun, yakni mencapai 662 juta jiwa atau sekitar

8,7% dari total populasi, diikuti usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun. Sementara

yang berusia di atas 100 tahun mencapai 500 ribu jiwa atau sekitar 0,01% dari

populasi.

Hasil proyeksi penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018

menunjukkan bahwa sebesar 30,1% atau 79,55 juta jiwa penduduk Indonesia

adalah anak-anak berusia 0-17 tahun. Artinya bisa dikatakan bahwa satu

diantara tiga penduduk Indonesia adalah anak-anak. Dalam beberapa kurun

waktu ke depan diproyeksikan jumlah anak di Indonesia tidak akan

mengalami perubahan yang signifikan.


2

Masa anak usia dini disebut juga sebagai masa awal kanak-kanak yang

memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri. Ciri-ciri ini tercermin dalam

sebutan-sebutan yang diberikan oleh para orang tua, pendidik dan ahli

psikologi untuk anak usia dini. Menurut Hurlock (1978) masa kanak-kanak

merupakan periode keemasan (golden age) dalam perkembangan seorang

anak, sebab anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan juga

menegaskan bahwa lima tahun pertama kehidupan anak merupakan peletak

dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang terpenuhi segala kebutuhan

fisik maupun psikis di awal perkembangan diperkirakan dapat melaksanakan

tugas-tugas perkembangan pada tahap selanjutnya.(Dwi Hastuti, 2016).

Perkembangan emosi merupakan salah satu aspek penting dalam

perkembangan anak usia dini, karena perkembangan emosi yang baik akan

memungkinkan anak mengenali aspek-aspek emosi dirinya serta dapat

mengekspresikannya secara tepat terhadap orang lain maupun lingkungan

sekitarnya (Indrijati, 2017).

Thompson & Lagattuta (2006) mengemukakan, bahwa perkembangan

emosional pada awal masa kanak-kanak memberikan sebuah gambaran

tentang pertumbuhan psikologis dari anak yang bersangkutan. Upaya seorang

anak untuk memahami emosi akan mengungkapkan perkembangan

pengertian mereka terhadap cara kerja pikiran dan terhadap pengaruh emosi

pada kesejahteraan individu serta hubungan sosial. Upaya keras dalam

keseharian mereka untuk mengelola berbagai dorongan perasaan yang kuat,

khususnya emosi-emosi negatif, mencerminkan kesadaran mereka terhadap


3

kebutuhan untuk mengatur emosi-emosi yang kuat serta untuk mengikuti

konvensi sosial dan kultural (Indrijati, 2017).

Perkembangan sosial emosional anak usia 3-5 tahun salah satunya

adalah menunjukkan rasa percaya diri. Hal tersebut ditegaskan oleh Brewer

(Takdiroatun Musfiroh, 2005), bahwa anak usia empat tahun telah

menunjukkan perkembangan percaya dirinya. Pentingnya percaya diri bagi

kehidupan anak dijelaskan oleh Anita Lie (2003), bahwa anak yang percaya

diri dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan tahapan perkembangan dengan

baik atau memiliki kemampuan untuk belajar cara menyelesaikan tugas

tersebut, memiliki 3 keberanian serta kemampuan untuk meningkatkan

prestasinya sendiri, akan dipercaya oleh orang lain, dan akan tumbuh dalam

pengalaman dan kemampuan sehingga menjadi pribadi yang sehat dan

mandiri (Ningsih,2014).

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek yang akan mempengaruhi

harga diri anak. Lautser (2003) medefinisikan kepercayaan diri sebagai suatu

sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri, sehingga seseorang

tidak terpengaruh orang lain. Rasa percaya diri merupakan keyakinan pada

kemampuan-kemampuan yang dimiliki, keyakinan pada suatu maksud atau

tujuan dalam kehidupan dan percaya bahwa dengan akal budi mampu untuk

melaksanakan apa yang diinginkan, direncanakan dan diharapkan (Busro,

2018).

Anak usia dini seringkali mengalami hal-hal yang dapat menurunkan

kepercayaan dirinya dikarenakan dalam fase pertumbuhannya orangtua dan


4

lingkungan sering mengeluarkan kalimat bentakan, larangan dengan kasar

terlebih lagi makian akan membuatnya menghadirkan emosi negative dan

berdampak pada perasaan sedih, takut dan merasa bersalah. Pengalaman-

pengalaman ini akan terbawa sampai pada masa usia sekolah bahkan hingga

dewasa (J.Rohma,2018).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shafaee et al

(2018) kepercayaan diri memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas

hidup. Kemudian kemampuan dalam berkomunikasi dan kedisiplinan yang

baik dapat menjadikan individu lebih percaya diri (Tripathy,2018). Penelitian

lain mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan diri tinggi membuat

individu dapat bertindak sebagai pemimpin (Lukeet al, 2016). Selain itu

kepercayaan diri secara positif memperkuat pengaruh kecerdasan emosi

terhadap perkembangan (Amilin,2016). Sebuah penelitian yang dilakukan

oleh Atik Cimi, Neka Fdan Dewi Rahmayanti (2014), mengungkapkan bahwa

anak diusia sekolah memiliki kemampuan eksistensi diri yang rendah karena

seringkali dimarahi ketika padafase usia dini. Hasil tersebut menunjukan

bahwa ada dampak yang serius jika kepercayaan diri anak tidak dibangun

sejak dini.

Setiap anak memiliki potensi, dan setiap potensi yang dimiliki setiap

anak berbeda-beda kualitas dan kuantitasnya. Potensi diri adalah kemampuan

dan kekuatan yang dimiliki anak baik fisik maupun mental. Potensi anak ini

bersifat dinamis, hal ini berartibahwa potensi ini dapat diasah dan

dikembangkan. Menurut Arkin Ridho (2014) bahwa potensi diri anak akan
5

berkembang dengan baik bila ditunjang dengan adanya rasa percaya diri yang

baik dalam diri anak (J.Rohma,2018).

Pada masa usia prasekolah khususnya usia 3-5 tahun, otak akan tumbuh

secara cepat dengan memproduksi jutaan sel, koneksi atau sinaps diantara

sel-sel tersebut, oleh sebab itu diperlukan berbagai tindakan untuk

mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Kemudian pada aspek kepribadian

dan tingkah laku sosialnya berkembang melalui bermain dan selanjutnya

akan terus berkembang jika anak mendapatkan perawatan yang benar

sehingga menghasilkan perkembangan anak yang sehat, khususnya interaksi

sosial anak (Rahayu,2013).

Mengikutsertakan anak dalam kegiatan bermain adalah salah satu cara

bersosialisasi pada anak, sehingga diharapkan akan meningkatkan

kepercayaan diri pada anak. Prinsip dalam terapi bermain adalah mengajak

anak untuk aktif bermain, salah satunya dengan terapi menggambar

(Rahmawati, Hapsari, & Suryani, 2019).

Menggambar tidak hanya digunakan untuk mengasah keterampilan

motorik halus mengembangkan imajinasi dan kreativitas, namun dapat juga

digunakan sebagai bentuk terapi. Terapi menggambar berkembang untuk

membantu anak yang tidak dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan

melalui kata-kata. Menggambar juga dapat membantu anak mengekspresikan

kebencian, penolakan, frustasi, dan kemarahan dengan cara yang aman,

membebaskan anak dari rasa malu dan menghalangi anak yang suka

mengasingkan diri (Arifin, Udiyani, & Rini, 2019).


6

Terapi menggambar dirancang untuk membantu individu mengenali

kejadian atau hal yang selama ini disukai atau tidak disukai. Melalui terapi

menggambar, hal-hal yang ditekan dalam alam bawah sadar dapat diangkat

ke alam sadar, mendorong untuk menyembuhkan jiwa melalui terapi

menggambar, mereduksi pikiran dan perasaan negatif (Snyder,2005). Anak

dapat diminta menggambar apa yang sedang dipikirkannya, sehingga terapis

dapat memperoleh gambaran secara visual apa yang sedang dialami dan

dibutuhkan anak. Gambar merupakan media komunikasi untuk

mengungkapkan apa yang diharapkan anak yang barangkali belum mampu

diungkapkan secara verbal (Muthmainnah,2015).

Desa Booi merupakan salah satu Desa yang terletak di Pulau Saparua,

Di Desa Booi masih ditemui ciri-ciri anak-anak yang kurang percaya diri.

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti pada 5

orangtua yang memiliki anak usia 3-5 tahun yang berlokasi pada Desa Booi –

Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah satu orang tua mengatakan

bahwa anaknya masih malu-malu ketika tampil di depan umum, ada juga

yang mengatakan anaknya suka merengek dan menangis saat meminta

sesuatu, bahkan ada tiga orangtua yang mengatakan bahwa mereka merasa

khawatir karena anaknya tidak mau bermain dengan teman-temannya tetapi

lebih senang menyendiri dan terlihat murung.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Pengaruh Terapi Menggambar Untuk Meningkatkan Kepercayaan


7

Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten

Maluku Tengah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah

yang disusun oleh peneliti adalah :“Apakah Terapi Menggambar Pengaruh

Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi

Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Pengaruh Terapi Menggambar Untuk

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi

Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun di

Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah

sebelum diberikan terapi menggambar.

b. Mengidentifikasi tingkat kepercayaan diri usia 3-5 tahun di Desa

Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah setelah

diberikan terapi menggambar.

c. Menganalisis Pengaruh Terapi Menggambar dalam

Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa

Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.


8

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Memberikan masukan kepada orangtua anak agar mampu

meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan anak terutama

dari sisi psikologi anak yaitu kepercayaan diri anak.

b. Dapat memberikan sumbangan ilmu dalam bidang bimbingan dan

konseling serta pengetahuan baru terhadap perkembangan psikologi

anak khususnya pemberian terapi bermain seperti menggambar

untuk meningkatkan kepercayaan diri anak.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peneliti

tentang Pengaruh Terapi Menggambar dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan

Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

Pengaruh Terapi Menggambar dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan Saparua

Kabupaten Maluku Tengah.


9

c. Bagi Puskesmas Booi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya

memberikan pelayanan atau intervensi keperawatan pada anak

dengan rasa kurang percaya diri.

d. Bagi Anak dan Orang Tua

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang Pengaruh

Terapi Menggambar dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten

Maluku Tengah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Terapi Menggambar

2.1.1 Defenisi Terapi Menggambar

Terapi menggambar merupakan terapi yang diberikan dengan

meminta anak mengekspresikan pikiran dan perasaan yang dialami

dalam bentuk gambar (Muthmainnah, 2015).

Penggunaan aktivitas menggambar atau melukis sebagai suatu

terapi didasarkan pada asumsi bahwa gambar merupakan bentuk

komunikasi yang dengannya anak jarang melakukan resistensi, bahkan

memberi cara anak untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya

dengan sedikit merasa terancam dibandingkan komunikasi yang hanya

menggunakan verbal. Aktivitas menggambar juga dapat menimbulkan

perasaan tertarik dan menyenangkan pada anak serta memancing

partisipasi mereka karena dalam proses terapi ini anak “melakukan

sesuatu”, tidak “hanya terlibat dalam pembicaraan” seperti yang biasa

terjadi dalam terapi tradisional (Desvi dan Noor, 2016).

Selain itu, sebuah gambar juga “memiliki makna seratus kata”

dan merefleksikan anak yang membuatnya. Gambar memberi isu-isu

yang relevan, seperti informasi tentang perkembangan, emosi, fungsi

kognitif, mempercepat ekspresi trauma yang tersembunyi serta

menyampaikan perasaan dan persepsi yang kacau dan kontradiktif,

sehingga membantu professional untuk melakukan intervensi dan


11

membantu anak-anak yang bermasalah memahami dan menerima

dirinya. Dalam bentuk intervensi yang singkat dan jumlah sesi yang

terbatas, gambar dapat membantu anak untuk mengkomunikasikan

permasalahannya secara cepat sehingga meningkatkan efisiensi dan

interaksi anak dengan terapis.(Desvi dan Noor, 2016).

Menggambar merupakan salah satu kegiatan yang disenangi

anak. Melalui kegiatan menggambar anak-anak dapat

mengekspresikan pikiran dan perasaan positif maupun negatif,

mengembangkan fantasi serta kreativitasnya. Menggambar juga dapat

digunakan sebagai salah satu bentuk terapi untuk memahami

keinginan dan diharapkan anak, mewujudkan keinginannya, serta

mengatasi masalah anak (Muthmainnah, 2015), proses terapi dapat

menumbuhkan keyakinan atas kemampuan diri dan memberi bekal

kekuatan pada diri sehingga memungkinkan anak menghadapi segala

permasalahan dan melaksanakan tugas dengan baik (Hidayah, 2015).

Menggambar merupakan salah satu aktivitas yang disukai oleh

anak, karena dalam menggambar ada menggores, membentuk,

mewarnai dan mengomposisikannya. Dengan menggambar, anak akan

tertantang untuk berangan-angan dan berfantasi, yang kemudian anak

mewujudkannya dengan menggunakan media. Perwujudan gambar

anak ini merupakan bentuk pernnyataan batin, saluran ungkapan

keinginan, kesenangan, perhatian, kesedihan, dan kemarahan.

Keterampilan tangan pada aktivitas menggambar akan


12

mengoptimaalkan life skill (kecakapan hidup) yang nantinya akan

menstimulasi kreativitas yang lain untuk menjawab tantangan

(permasalahan) hidupnya. Semua hal-hal tersebut akan merangsang

perkembangan fungsi otak kanan yang penting untuk kreativitas anak.

Keseimbangan otak kanan akan memunculkan kreativitas, yakni suatu

kemampuan menciptakan hal-hal baru, dan mengkombinasikan hal-

hal yang sudah ada sebelumnya menjadi sebuah karya yang lebih

menarik (Nisa, 2010).

2.1.2 Teknik Prosedur Terapi Menggambar

a. Tujuan (Susana & Handarsih, 2011)

1) Memberi kebebasan dari daya khayal dan membuat klien

bersikap spontan dengan sarana gambar;

2) Ekspresi yang terbentuk di batin (dunia keluar) terungkap

lewat menggambar;

3) Mengembangkan daya kreatif klien;

4) Bekerja dengan menggambar member kegembiraan dan

kepuasan;

5) Mengembangkan dan mengubah mengenai “berkhayal diri

sendiri”.

Tujuan (Muthmainnah, 2015)

1) Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar.

2) Klien dapat memberi makna gambar.

b. Setting
13

1) Klien dan terapis duduk bersama

2) Ruangan nyaman dan tenang

c. Alat

1) Kertas HVS/Buku menggambar

2) Pensil 2B dan pensil warna

d. Metode

Diskusi

e. Langkah Kegiatan

1) Persiapan

a) Mengingatkan kontrak dengan klien ‘

b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

a) Salam Terapeutik

(1) Salam dari terapis kepada klien

(2) Terapis dan pasien memakai papan nama

b) Evaluasi/Validasi

Menanyakan persaan klien saat ini

c) Kontrak

(1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu

menggambar dan menceritakannya kepada orang

lain.

(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :


14

(a) Jika klien ingin meninggalkan ruangan, harus

minta ijin kepada terapis.

(b) Lama kegiatan ± 45 menit.

(c) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

selesai.

3) Tahap Kerja

a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,

yaitu menggambar dan menceritakan hasil gambar

kepada klien lain.

b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk klien

c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai

dengan yang diinginkan saat ini.

d) Sementara klien sedang menggambar, terapis berkeliling,

dan memberi penguatan kepada klien untuk terus

menggambar. Jangan mencela klien.

e) Setelah klien selesai menggambar, terapis meminta klien

untuk memperhatikan dan menceritakan gambar yang

telah dibuatnya. Yang harus diceritakan adalah gambar

apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien.

f) Klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak

klien lain bertepuk tangan.


15

4) Tahap Terminasi

a) Evaluasi

(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah

mengikuti terapi.

(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan.

b) Tindak Lanjut

Terapis menganjurkan klien mengekspresikan perasaan

melalui gambar.

2.1.3 Langkah-Langkah Dalam Penerapan Terapi Menggambar

Menurut Muthmainnah (2015), langkah-langkah dalam penerapan

terapi menggambar adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan Hubungan (rapport)

Menjalin hubungan merupakan langkah awal untuk menumbuhkan

kepercayaan dan kenyamanan anak atau klien pada terapis. Apabila

anak sudah merasa nyaman dan dapat mempercayai terapis, maka

kecenderungan anak atau klien akan lebih terbuka untuk

mengungkapkan apa yang dialami.

b. Memberikan kesempatan anak menggambar

Terapis dapat memulai dengan warna karena warna memiliki

simbol kuat.Salurkan perasaan lewat warna; pilih bentuk atau

objek dalam pikiran; teruslah menggambar hingga tak memiliki

lagi apapun dalam pikiran.

c. Mencermati dan menganalisis gambar anak


16

Terapis mencermati dan menganalisis gambar untuk mencari tahu

makna gambar.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang apa

yang dirasakan dan dipikirkan anak.

e. Anak diminta menceritakan gambar setelah menggambar

Setelah menggambar, anak dapat diminta untuk menceritakan

gambar, namun jika anak enggan, maka terapis yang lebih aktif

untuk bertanya pada anak tentang gambar yang telah dibuat anak.

f. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan dengan mencermati perilaku

anak.

g. Konseling

Konseling dilakukan sebagai upaya tindak lanjut untuk membantu

anak menuntaskan masalahnya. Sasaran konseling tidak hanya

pada anak, namun memungkinkan juga melibatkan orangtua atau

pihak lain yang terkait dengan masalah anak.

2.2 Konsep Umum Kepercayaan Diri

2.2.1 Defenisi Kepercayaan Diri

Percaya diri menurut Anggelis (1997) diartikan sebagai

keyakinan pada kemampuan diri sendiri, yangmana percaya diri itu

berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala sesuatu

yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup. Selanjutnya Wijaya


17

(dalam Nur Asiyah, 2015) memaknai kepercayaan diri sebagai

kekuatan keyakinanmental seseorang atas kemampuan dan kondisi

dirinya dan mempunyai pengaruh terhadap kondisi dan

perkembangan kepribadian seseorang secara keseluruhan.

Enung Fatimah (2006) mendefinisikan kepercayaan diri

sebagai sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya

untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri

maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapi. Senada dengan

Enung Fatimah, Gufron dan Risnawati (2012) mengemukakan bahwa

kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai

diri maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut mempunyai

keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu

sesuai dengan kemampuannya. Terkait dengan percaya diri anak,

Woolfson (2005) mengungkapkan bahwa anak yang percaya diri

adalah anak yang selalu tersenyum dan menikmati hidupnya

semaksimal mungkin.

Anak-anak yang masih kecil pada dasarnya mempunyai sifat

percaya diri yang alami, bahkan ketika menghadapi sesuatu yang

mustahil dan kegagalan berulangkali. Deborah Stipek (Saphiro,2003)

menyatakan bahwa hingga usia 6-7 tahun, anak-anak menaruh

harapan yang tinggi untuk berhasil meskipun kinerja pada usaha-

usaha yang dilakukan hampir selalu buruk.


18

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa percaya diri merupakan sikap mental seseorang yang

mempunyai penilaian positif terhadap diri sendiri maupun

lingkungannya, memiliki keyakinan atas kemampuan dirinya,

dapat membawa diri dalam kondisi apapun, serta dapat mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapi (M.Luqman, 2019).

2.2.2 Proses Pembentukan Percaya Diri

Berdasarkan tahapan psikososial yang dikemukakan Erikson

(Rini Hildayani, 2005) pada usia 0-1 tahun yaitu basic trust vs

mistrust. Basic trust merupakan kepercayaan kepada orang lain dan

perasaan bahwa diri kita berharga. Anak membutuhkan kepercayaan

dari orang lain, terutama ibu. Seorang anak akan memiliki rasa

percaya ketika ibunya selalu memberi kebutuhan fisik, menghibur saat

anak merasa tidak nyaman, meyakinkan bahwa anak tidak sendiri,

memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu sendiri,

serta mendorong untuk mencoba lagi apabila yang dilakukan anak

belum berhasil. Ketika anak telah merasa percaya, aman, dan

berharga, maka akan menumbuhkan percaya dirinya. Sementara itu,

jika anak tidak mendapat rasa percaya dan mengalami mistrust, maka

anak akan menjadi frustasi, menarik diri, pencuriga, bahkan tidak

percaya diri.
19

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri

Bekti Setiti (2011) menjelaskan bahwa percaya diri dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu factor internal dan eksternal.

Berikut penjabaran dari kedua faktor tersebut:

a. Faktor internal, meliputi:

1) Konsep Diri

Terbentuknya kepercayaan diri seseorang diawali dengan

perkembangan konsep diri yang diperoleh dari pergaulan

dalam suatu kelompok. Pergaulan yang baik dan positif akan

menunjukkan konsep diri yang positif, sedangkan pergaulan

yang kurang baik dan negative akan menghasilkan konsep

diri yang negative pula. Apabila interaksi yang dihasilkan

menjadi konsep diri yang positif, maka kepercayaan diri

seseorang akan muncul dengan baik pula.

2) Harga Diri

Seseorang dengan harga diri yang tinggi cenderung melihat

dirinya sebagai seseorang yang percaya bahwa usahanya

akan berhasil dan mudah menerima orang lain sebagaimana

menerima dirinya sendiri. Akan tetapi, seseorang yang

mempunyai harga diri yang rendah bersifat tergantung,

kurang percaya diri, dan biasanya terbentur pada kesulitan

social serta pesimis dalam pergaulan.

3) Kondisi Fisik
20

Cacat atau kelainan fisik tertentu, seperti cacat anggota

tubuh atau rusaknya salah satu indera merupakan kekurangan

yang terlihat jelas oleh orang lain. Jika orang tersebut tidak

bisa bereaksi secara positif, timbullah rasa rendah diri

(minder) yang akan berkembang menjadi tidak percaya diri.

4) Pengalaman Hidup

Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman. Pengalaman

hidup yang mengecewakan adalah penyebab utama

timbulnya rasa rendah diri. Apalagi jika pada dasarnya

seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang,

dan kurang perhatian.

b. Faktor eksternal, meliputi:

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap

tingkat kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang

rendah akan menjadikan orang tersebut merasa dibawah

kekuasaan orang yang lebih pandai darinya. Sebaliknya,

orang yang berpendidikan tinggi akan memiliki tingkat

kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan orang yang

berpendidikan rendah.

2) Pekerjaan

Bekerja dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian

serta rasa percayadiri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa


21

percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan,

selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga

didapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari

lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang saling

berinteraksi dengan baik akan member rasa nyaman dan

percaya diri yang tinggi. Sementara itu, dengan adanya

hubungan persahabatan yang baik antar anak dan guru,

pemberian motivasi dari guru, serta adanya program-program

sekolah dapat menjadi sarana dalam meningkatkan percaya

diri anak dilingkungan sekolah. Begitu juga dengan

lingkungan masyarakat, semakin bias memenuhi norma dan

diterima oleh masyarakat, maka semakin tinggi harga diri

yang dimiliki.

Menurut Hakim (2005) mengatakan bahwa ada 3 faktor yang

mempengaruhi kepercayaan diri, yaitu :

a. Pendidikan keluarga, baik dan buruknya pendidikan di dalam

lingkungan keluarga menjadi modal utama dan latar belakang

seseorang terhadap kepercayaan diri yang dimiliki.

b. Pendidikan formal, setelah pendidikan keluarga, maka

pendidikan dalam lingkungan sekolah berperan untuk


22

mengembangkan kepercayaan diri seseorang, karena sekolah

memiliki peran aktif dalam sosialisasi, komunikasi, kreativitas

dan berbagai macam kegiatanlainnya.

c. Pendidikan nonformal, dalam pendidikan nonformal berfungsi

sebagai pengembangan bakat atau kemampuan individu.

Pengembangan bakat dan kemampuan individu ini seperti pada

seni musik, olahraga, melukis ataupun menari. Maka

kepercayaan diri individu tersebut akan lebih jika individu itu

sendiri memiliki keterampilan tertentu.

2.2.4 Unsur Percaya Diri Pada Anak

Dalam pengembangan percaya diri pada anak, orangtua ataupun

pendidik harus memperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan

untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Dalam Adhita,

2013 dijelaskan bahwa ada 2 hal yang utama yang bias diupayakan

untuk menumbuhkan percaya diri pada anak,yakni:

a. Hasil Karya

Anak pasti akan mempunyai kelebihan yang mana kelebihan

setiap anak tersebut berbeda-beda. Sebagai orangtua dan

pendidik carilah dalam bidang apa anak memiliki kelebihan,

kompetensi dan kembangkanlah, dari situlah percaya diri pada

anak akan tumbuh.

b. Pengakuan dari Lingkungan

Setiap anak pastilah mempunyai kelebihan, baik yang berupa


23

akademik ataupun nonakademik. Ketika anak sudah terlihat ada

kelebihan dalam diriya, berilah penghargaan, pujian dan terus

berimotivasi kepada anak, agar mereka merasa bahwa mereka

mempunyai suatu keterampilan, kelebihan yang bisa

dibanggakan pada diri mereka.

Tumbuhnya percaya diri, diawali adanya sebuah fase

perkembangan pada anak. Misalkan kompetensi sebagai anak

yang pintar bermain bola, karena anak memiliki kompetensi ini,

anak akan memperoleh pengakuan dari lingkungan. Disinilah

proses aktualisasi dirinya tersalurkan. Pengakuan itu juga bisa

jadi berupa nilai-nilai bagus untuk pelajaran olahraga. Bisa juga

dalam bentuk memperoleh pujian dari guru dan menjadi tempat

bertanya bagi teman-teman yang masih kurang kemampuannya

dalam hal tersebut. Setelah memperoleh pengakuan inilah, rasa

percaya diri anak pun akan tumbuh. Semakin tinggi rasa

percaya diri, akan merangsang anak untuk mempertinggi

kualitas kompetensinya juga. Jadi sebaiknya setiap anak

menghasilkan sesuatu ataupun mempunyai bakat, beri dia

pengakuan, pujian serta beri dia kesempatan untuk

mengembangkan bakat yang sudah anak miliki, sehingga anak

merasa percaya diri dengan apa yang mereka lakukan.


24

2.2.5 Aspek-Aspek Untuk Mengukur Kepercayaan Diri

a. Anita Lie (dalam M.Luqman, 2019) memaparkan sejumlah

aspek yang mencerminkan percaya diri anatara lain: Yakin

kepada diri sendiri.

Memiliki keyakinan kepada diri sendiri yakni memiliki

keberanian untuk melakukan sesuatu dan menentukan pilihan

sesuai dengan kehendak sendiri serta bertanggungjawab atas

konsekuensi yang muncul.

b. Tidak tergantung pada orang lain

Anak yang tidak tergantung kepada orang lain terbiasa

mengambil keputusan sendiri dan melakukan segala sesuatunya

sendiri. Anak yang tidak tergantung pada orang lain berarti

memiliki inisiatif karena anak terdorong untuk melakukan

segala sesuatu atas kehendak sendiri.

c. Merasa berharga

Harga diri anak terbangun ketika anak dianggap penting dan

istimewa. Penghargaan tidak harus berwujud materi, tetapi

dapat berupa pujian, sanjungan, atau mimik wajah yang

menunjukkan kegembiraan. Menurut Muhammad Fadhilah dan

Lilif Mualifatu Khorida (2013), penghargaan pada anak

diperlukan karena memang masa anak merupakan masa yang

ingin selalu dipuji dan diperhatikan.

d. Memiliki keberanian untuk bertindak


25

Keberanian berarti melakukan tindakan walaupun merasa takut,

satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa takut adalah

bertindak dan menghadapi ketakutan tersebut.

Sementara itu Thursan Hakim (2005) menyebutkan berbagai

karakteristik percaya diri, terkait dengan penelitian ini maka hanya

diambil beberapa karakteristik yang sesuai dengan perkembangan

anak. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu

Seseorang bias melakukan apapun selama percaya mampu

melaksanakannya. Bersikap tenang dan tersenyum adalah salah

satu upaya untuk menyelesaikan sesuatu.

b. Mampu menetralisasi ketegangan yan gmuncul pada berbagai

situasi

Pasti akan ada masa yang tidak menyenangkan dalam

kehidupan, orang-orang dan keadaan yang tidak menyenangkan,

serta saat-saat yang tidak menentramkan. Anak yang dapat

menetralisasi ketegangan terlihat dari keadaan tubuh yang

cukup rileks, terkontrol dari gerakan-gerakan diluar kehendak,

tidak terganggu oleh rasatidakbetah diam.

c. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi diberbagai situasi

Anak yang berhasil menyesuaikan diri didalam setiap interaksi

sosialakan berhasil meningkatkan percaya dirinya, terlebih jika

hal itu menyebabkan anak merasa dibutuhkan dan dihargai


26

orang lain. Harga diri merupakan salah satu faktor untuk

membangun percaya diri.

Berkomunikasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

taraf percaya diri. Cara berkomunikasi dengan orang lain akan

menentukan perasaan pada diri sendiri. Anak yang mampu

berkomunikasi dengan lancer ditunjukkan dengan bicaranya

yang teratur, tidak terlalu cepat atau tidak terlalu pelan, tidak

tersendat-sendat atau terpatah-patah, tidak mengulang ulang

suku kata tertentu, atau keterampilan berkomunikasi yang

lainnya.

d. Memiliki kemampuan bersosialisasi

Anak perlu diberi kesempatan untuk melakukan sosialisasi

dilingkungan sekitar, yakni dimulai dengan berinteraksi dengan

tetangga, khususnya dengan teman yang sebaya. Kemampuan

bersosialisasi antara lain menjalin persahabatan, berkomunikasi

dengan baik, serta bermain bersama.

Menurut Lauster (1997) ada 5 aspek di dalam kepercayaan diri

yang positif, yaitu sebagai berikut,

(1) Keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki, yaitu sikap

individu terkait dengan dirinya, bahwa individu tersebut

mengerti dengan pemahaman apa yang akan dilakukan.


27

(2) Optimis, sikap positif terhadap cara pandang yang baik

ketika menghadapi ha-hal yang menyangkut tentang dirinya,

harapan dan kemampuan.

(3) Objektif, cara pandang yang dimiliki setiap individu mengenai

kepercayaan diri terhadap permasalahan atau segala sesuatu

yangsesuai dengan keadaannya dan bukan menurut dirinya

sendiri.

(4) Tanggung jawab, berani bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah menjadi kewajiban dan konsekuensinya.

(5) Rasional dan realistis, yaitu analisis terhadap sesuatu dengan

menggunakan pemikiran yang mampu diterima oleh akal sehat

dan sesuai dengan kenyataannya. (M.Luqman, 2019)

Dari beberapa pendapat diatas, maka peneliti merangkum dan

menjadikan aspek-aspek tersebut untuk kisi-kisi instrument

kepercayaaan diri sebagai alat untuk mengukur kepercayaan dirianak.

Aspek-aspek kepercayaan diri tersebut antara lain, kemampuan

menghadapi masalah, kemampuan dalam bergaul, merasa dapat

diterima oleh kelompoknya, percaya pada kemampuan sendiri,

kemampuan menerima kritik, memiliki ketenangan sikap. Semakin

tinggi skor konsep kepercayaan diri yang diperoleh menunjukkan

semakin positif kepercayaan diri pada anak-anak, dan sebaliknya.


28

2.2.6 Gejala Tidak Percaya Diri Pada Anak

Thursan Hakim (2005) menyebutkan berbagai situasi yang

menunjukkan adanya gejala-gejala tidak percaya diri pada anak-anak

adalah sebagai berikut:

a. Anak terlalu mudah menangis (cengeng)

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan anak menangis.

Misalnya saat didekati oleh orang yang belum dikenal, ditinggal

sendiri meskipun hanya sebentar, saat meminta sesuatu atau saat

tidak bisa mendapat sesuatu yang dikehendaki. Semua ini

menunjukkan kurang percaya diri anak dalam bentuk kurang

merasa aman.

b. Anak tidak berani ke sekolah sendiri

Gejala ini umumnya dialami oleh anak usia taman kanak-kanak.

Gejala yang sering terlihat adalah anak tidak berani masuk kelas

tanpa ditemani ibu atau pengasuhnya dalam waktu cukup lama.

c. Anak selalu minta dilayani

Tidak semua anak memiliki kemandirian yang cukup baik,

seperti contoh anak yang selalu minta dilayani, diantar pergi

kesekolah, tidur ditemani, dan pekerjaan lain yang harusnya

dapat dilakukan sendiri.

d. Anak tidak berani tampil didepan kelas

Beberapa contoh anak yang tidak berani tampil didepan kelas

adalah anak menolak ketika diminta guru untuk bernyanyi,


29

mengerjakan soal, atau membaca.

e. Anak tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat

Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru akan

memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya, namun

sebagian besar anak tidak berani bertanya meskipun

sebenarnya anak belum paham mengenai apa yang telah

dijelaskan oleh guru. Demikian halnya, ketika guru memberi

kesempatan untuk menyatakan pendapat, sebagian besar anak

juga tidak berani melakukannya.

f. Anak mudah panik dalam menghadapi masalah

Terkadang anak menunjukkan gejala yang mudah panik,

bingung, atau menghindar ketika menghadapi masalah. Sikap

ini biasanya bukan akibat dari permasalahan yang dihadapi,

melainkan karena anak tidak percaya diri untuk mengatasi

masalah yang dihadapi.

g. Anak menjadi gagap ketika berbicara

Apabila anak menunjukkan gejala tergagap-gagap saat

berbicara (padahal sebenarnya anak tidak mengalami gangguan

pada alat bicaranya), mungkin hal ini dikarenakan kecemasan

setiap berhadapan dan berbicara dengan orang lain.

h. Anak sering mengisolasi diri

Anak usia taman kanak-kanak dapat dilihat gejala mengisolasi

diri dari kecenderungan untuk selalu minta ditemani. Ketika


30

berada didalam kelas, anak akan lebih banyak diam

dibandingkan dengan anak-anak lainnya.

i. Anak cenderung tidak memiliki inisiatif

Kurangnya inisiatif anak dalam melakukan sesuatu terutama

dilingkungan sekolah terlihat pada saat berlangsungya proses

belajar mengajar disekolah, anak- anak yang lain melakukan

instruksi guru,namun anak justru lebih banyak diam/pasif.

j. Anak cenderung mundur dalam menghadapi tantangan

Ada kalanya anak menunjukkan perilaku seperti malas

mengerjakan pekerjaan rumah (PR), selalu meminta bantuan

orang lain untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) padahal

belum mencoba mengerjakan sendiri, sering mencontek saat

tes, sulit bergaul dengan orang lain, dan tidak berani menjawab

pertanyaan padahal sebenarnya anak mampu menjawabnya.

2.3 Konsep Umum Tumbuh Kembang Anak Usia 3-5 Tahun

2.3.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Defenisi pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang

berbeda, namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan ukuran

sel pada membelah diri dan sintesis protein baru, menghasilkan

peningkatan ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong,

2008).
31

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang

progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu

dari mulai lahir sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan

adalah perubahan- perubahan yang dialami individu atau

organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya

(maturtion) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan, baik menyamgkut fisik (jasmaniah) maupun

psikis (rohaniah). (S.Cahyono,2017).

b. Defenisi perkembangan

Perkembangan merupakan suatu pola yang teratur terkait

perubahan struktur, pikiran, perasaan, atau perilaku yang

dihasilkan dari proses pematangan, pengalaman, dan

pembelajaran. Perkembangan adalah sebuah proses yang dinamis

dan berkesinambungan seiring berjalannya kehidupan, ditandai

dengan serangkaian kenaikan, kondisi konstan, dan penurunan.

Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia berasal dari efek

yang saling terkait dari factorketurunan dan lingkungan. Manusia

secara bersamaan mengalami proses tumbuh dan berkembang

secara fisik, kognitif, psikososial, dimensi moral, dan spiritual,

dengan masing-masing dimensi menjadi bagian penting dari

keseluruhan pribadi (Taylor et al., 2011).


32

2.3.2 Pertumbuhan Anak Usia 3-5 Tahun

Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan

fisik, khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata

pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas

motoriknya tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan,

seperti berjalan, melompat, dan lain-lain. Sedangkan pada

pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya rata-rata akan mencapai

6,75-7,5 cm setiap tahunnya (S.Cahyono,2017).

2.3.3 Perkembangan Anak Usia 3-5 tahun

Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti.

Masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu dapat usia

2-6 tahun, perkembangan pada masa ini merupakan masa

perkembangan yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat

penting (Fikriyani,2013)

2.3.4 Teori Perkembangan Psikososial (Erik H.Erikson)

Teori perkembangan psikososial berkaitan dengan prinsip-prinsip

perkembangan psikologi dan sosial.Teori ini merupakan bentuk

pengembangan dari teori psikoseksual yang dicetuskan oleh Sigmund

Freud. Dalam bukunya “Childhood and Society” (1950), Erikson

membuat sebuah bagan untuk mengurutkan delapan tahap secara

terpisah mengenai perkembangan ego dalam psikososial, yang biasa

dikenal dengan istilah “Delapan Tahap Perkembangan Manusia”.

Erikson mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu


33

dipengaruhi oleh motivasi sosial dan mencerminkan suatu keinginan

untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan

kepribadian psikososial anak harus melewati beberapa tahap yaitu :

tahap percaya versus tidak percaya (1-3 tahun), tahap kemandirian

versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus rasa bersalah (3-6

tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identitas

versus kebingungan peran (12-18 tahun). (S.Cahyono,2017).

Dalam teori perkembangan psikososial anak usia 3-5 tahun

termasuk dalam tahap perkembangan inisiatif versus rasa bersalah.

Pada tahap ini anak mulai mencari pengalaman baru secara aktif.

Apabila anak menapat dukungan dari orang tuanya untuk

mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan mengambil

inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila

dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada

diri anak (S.Cahyono,2017).

2.3.5 Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 3-5 Tahun

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.Setiap anak

perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus

pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan

oleh ibu dan ayah atau yang merupakan orang terdekat anak

(Depkes,2012). Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai

pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan, dengan demikian


34

stimulasi yang diberikan kepada anak dalam rangka merangsang

pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan orang tua atau

keluarga sesuai dengan pembagian kelompok umur stimulasi

(Depkes,2012).

Kemampuan anak usia 3-5 tahun dirangsang dengan

stimulasiterarah pada kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak

halus,kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi

dankemandirian.Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak

kasar padaanak usia 3-5 tahun misalnya dengan mendorong anak

untuk bermainbola bersama temannya, permainan menjaga

keseimbangan tubuh, belari,melompat dengan satu kaki, diajari

bermain sepeda, dan sebagainya.

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada

anakusia 3-5 tahun misalnya menulis namanya, menulis angka-

angka,menggambar, berhitung, berlatih mengingat, membuat sesuatu

dari tanahliat atau lilin, bermain berjualan, belajar mengukur dan lain-

lain. (Depkes,2012)

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasapada

anak usia 3-5 tahun misalnya bermain tebak-tebakan, berlatih

mengingat-ingat, menjawab pertanyaan “mengapa?”, mengenal

uanglogam, mengamati atau meneliti keadaan sekitanya dan lain-lain

(Depkes,2012).
35

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan

kemandirian pada anak usia 3-5 tahun misalnya mendorong anak

untuk berpakaian sendiri, menyimpan mainan tanpa bantuan, ajak

berbicara tentang apa yang dirasakan, berkomunikasi dengan anak,

berteman danbergaul, mematuhi peraturan keluarga dan lain-lain

(Depkes,2012) .

2.4 Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengaruh terapi menggambar untuk

meningkatkan kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun di desa Booi Kecamatan

Saparua Kabupaten Maluku Tengah” belum pernah dilakukan sebelumnya.

Beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya yaitu :Tabel 2.4

Keaslian Penelitian
No Judul/ Desain Sampel Variabel Instrumen Analisis Hasil
Pengarang
1 M.Mulyawan Quasy 33 responden Variabel Lembar Analisis unvariat hasil uji Univariat menunjukan
&Agustina,2018 eksperimenta independen observasi dan bivariat bahwa sebelum dilakukan terapi
) l dan varabel kreasi seni menggambar sebagian
Terapi kreasi dengandesai dependen besar tidak mampu (60, 6%) dan
seni nOne setelah dilakukan terapi kreasi seni
menggambar GroupPretes menggambar sebagian besar mampu
terhadap t-Postest. (84, 8%). Dari hasil uji paired sample
kemampuan t test didapatkan nilai p value. 000
melakukan dimana nilai p< 0, 05. maka dapat
menggambar diartikan Ha diterima dan Ho di tolak
bentuk pada dan ada pengaruh terapi kreasi seni
pasien harga diri menggambar terhadap kemampuan
rendah melakukan kegiatan pada pasien
harga diri rendah di Rumah Sakit
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
2 (Rani et Quasi anak usia 3-6 Variabel Lembar Analisi unvariat Hasil penelitian pada terapi
al.,2019) Eksperiment tahun dengan independen observasi dan bivariat menggambar didapatkan nilai pre-
Efektivitas al dengan 30 dan varabel test13 responden (86,7%) berada
Terapi desain responden dependen dalam cemas berat dengan nilai rata-
Menggambar pretest – yang dibagi rata 2,13, sedangkan nilai post-test 9
Dan Mewarnai postest kedalam 2 responden (60,0%) beradadalam
Gambar without kelompok cemas sedang, dengan nilai rata-rata
Terhadap control. intervensi 3,13. Berdasarkan hasil penelitian
Kecemasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
Hospitalisasi terapi menggambar berpengaruh
Usia Prasekolah dalam menurunkan kecemasan,
37

3 (Novira & Experimental 30 anak Variabel Lembar Analisis unvariat Hasil penelitian sebelum penerapan
Wesiana,2019) dengan independen Observasi dan bivariat APE menunjukkan sebagian besar
Pengaruh desain One dan dependen (70%) mempunyai kepercayaan diri
penerapan alat Group Pre rendah dan hasil setelah dilakukan
permainan tes-Pos test. penerapan APE sebagian besar
edukatif (APE) (63,33%) mempunyai kepercayaan
terhadap diri tinggi. Hasil uji analisis
peningkatan didapatkan nilai ρ= 0,000<α=
kepercayaan diri 0,05maka Ho ditolak artinya APE
anak usia 3-5 pengaruh terhadap peningkatan
tahun di kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun
kelompok di KB Aisyiyah 14 Pabean Cantian
bermain Kota Surabaya.
Aisyiyah 14
Pabean Cantian
Kota Surabaya
4 (J.Rohma, 2018) Pendekatan 41 orang Variabel Lembar Analisis unvariat Hasil penelitian menginformasikan
Pembentukan mix method, independen Observasi dan bivariat bahwa pujian memiliki pengaruh
kepercayaan diri menggabung dan dependen yang signifikan terhadap
anak melalui kan dua jenis pembentukan rasa pecaya diri pada
pujian pendekatan anak dengan analisis data statistik
yaitu didapatkan hasil bahwa nilai
kuantitatif >t hitung- t tabel yaitu 3.04 > 1.686
dan dan nilai signifikan variable constant
kualitatif. yang lebih kecil dari nilai
probabilitas 0.004 < 0.005. Analisis
secara kualitatif menampilkan bahwa
pemberian pujian pada anak
memberikan pengaruh yang positiif
dalam proses pembentukan rasa
38

percaya dirinya.

5 (M.Luqman,201 eksperimenta 20 orang Variabel Model Analisis unvariat Hasil analisis data menggunakan
9) l-kuasi independen Pengukuran dan bivariat Independent Sample T-test
Efektivitas dengan dan dependen Skala menunjukkan (t = 2.112 & p = 0.049,
psikodrama desain p< 0,05) artinya terdapat perbedaan
untuk pretest- yang signifikan pada skor
meningkatkan posttest kepercayaan diri pretest-posttest.
kepercayaan diri control Hasil uji Paired Sample Ttest pada
anak group kelompok eksperimen
design. menunjukkan (t = -4.670 &
p = 0.001, p< 0,05) artinya
terdapat perbedaan pada
skor kepercayaan diri
pretest-posttest. Hasil uji t
Test menunjukkan (t =
3.860 & p = 0.000, p<0,05)
artinya terdapat perbedaan
yang signifikan pada skor
kepercayaan diri setelah
diberikan perlakuan
psikodrama.
39
Berdasarkan tabel 2.4 Keaslian Penulisan dapat dilihat perbedaan dan

persamaan dari peneliti sebelumnya dengan penelitian yang diteliti oleh

peneliti sendiri.

a. Perbedaan

1) Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kreasi seni

menggambar terhadap kemampuan melakukan kegiatan pada pasien

harga diri rendah dengan metode quasy eksperimental dengan desain

One Group Pretes-Postest. Sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti menganalisis efektivitas terapi menggambar untuk

meningkatkan kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun dengan metode

experimental dan pendekatan one group pretest-postest.

2) Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas terapi

menggambar dan mewarnai terhadap penurunan kecemasan

hospitalisasi usia prasekolah dengan metode Quasi Eksperimental

dengan desain pretest – postest without control. Sedangkan penelitian

yang dilakukan peneliti menganalisis efektivitas terapi menggambar

untuk meningkatkan kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun dengan

metode experimental dan pendekatan one group pretest-postest.

3) Penelitian ini menganalisis Efektivitas Penerapan Alat Permainan

Edukatif (APE) terhadap peningkatan kepercayaan diri anak usia 3-5

tahun dengan jenis penelitian experimental dan pendekatan one group

pretes-postest, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti

menganalisis efektivitas terapi menggambar untuk meningkatkan


41

kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun dengan metode experimental dan

pendekatan one group pretest-postest.

4) Penelitian ini menganalisis tingkkat percaya diri melalui pujian

dengan pendekatan mix method yaitu menggabungkan dua jenis

pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan penelitian yang

dilakukan peneliti menganalisis efektivitas terapi menggambar untuk

meningkatkan kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun dengan metode

experimental dan pendekatan one group pretes-postest.

5) Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas psikodrama guna

meningkatkan kepercayaan diri anak. Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental-kuasi dengan desain pretest-posttest control

group design. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti

menganalisis efektivitas terapi menggambar untuk meningkatkan

kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun dengan metode experimental dan

pendekatan one group pretes-postest.


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Teori

Kepercayaan Diri
Anak Usia 3-5 Tahun

Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepercayaan
diri :

1. Pendidikan Keluarga
2. Pendidikan Formal

3. Pendidikan Non- Pengembangan bakat dan


Formal kemampuan individu

\
Terapi Menggambar

Keterangan :

: Variabel yang tidak diteliti

: Garis Pengaruh

: Intervensi

Gbr. 3.1 Kerangka Teori Penelitian


43

3.2 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konsep yang dibentuk oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Kepercayaan diri
Terapi Menggambar anak usia 3-5
tahun

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Garis Pengaruh

: Intervensi

Gbr. 3.2 Kerangka Konseptual Penelitian

Pada gambar 3.2 Kerangka Konseptual dapat dijelaskan bahwa terapi

menggambar akan diberikan kepada anak usia 3-5 tahun di Desa Booi

Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah dan akan dinilai kepercayaan

diri anak 3-5 tahun sebelum diberikan intervensi dan setelah dilakukan

intervensi.
44

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi dari

sebuah penelitian.Hipotesis dibuat berdasarkan teori, atau studi empiris

berdasarkan hasil dari studi (Swarjana, 2012).

Ho : Terapi menggambar tidak berpengaruh terhadap kepecayaan anak

usia 3-5 tahun di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku

Tengah.

Ha : Terapi menggambar berpengaruh terhadap kepecayaan anak usia 3-5

tahun di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja sistematis yang digunakan

untuk melaksanakan penelitian. Desain penelitian memberikan gambaran

tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan

untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian (Juhana, 2019).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimental. Desain penelitian ini adalah one-group pre-test post-test

design yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2018).

4.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Booi Kecamatan Saparua

Kabupaten Maluku Tengah.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober

2020.

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

4.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016), Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
46

karakterisitik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pada pendapat

diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh anak usia 3-5 tahun di Desa Booi sebanyak 30 anak.

4.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016), Sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi, sedangkan teknik

pengambilan sampel disebut dengan sampling.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive

sampel.Yaitu dengan menyesuaikan sampel yang ada dengan kriteria-

kriteria yang diinginkan peneliti.Berdasarkan kriteria yang ada sampel

yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 anak.

Pelaksanaan pengambilan sampel ini antara lain :

a. Kriteria inklusi penelitian ini terdiri dari:

1) Anak yang berusia 3 – 5 tahun

2) Anak yang bersedia menggambar

3) Anak yang telah diizinkan orangtua untuk menjadi subjek

penelitian

b. Kriteria eksklusi terdiri dari:

1) Anak yang berusia diatas 5 tahun

2) Tidak diizinkan orangtua untuk menjadi responden

3) Anak yang tidak berdomisili di Desa Booi


47

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Juliansyah,

2017). Pada penelitian ini variabel bebas yang diteliti adalah terapi

menggambar.

4.1.2 Variabel terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat kerana adanya variabel bebas (Juliansyah, 2017).

Veriabel terikat dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri anak usia

3-5 tahun.

4.5 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati untuk mempermudah peneliti

melakukan observasi secara cermat terhadap suatu objek penelitian (Endra,

2017).
48

Tabel 4.5 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur


Operasional
Independen Terapi menggambar - - -
(Terapi adalah aktivitas
Menggambar) menggores,
membentuk, dan
mewarnai yang
disukai oleh anak-
anak yang dapat
mengekpresikan
pikiran dan
perasaannya
Dependen Kepercayaan anak Lembar Interval Ya : Skor 1
(Kepercayaan terhadap kemampuan observasi Tidak : Skor 0
diri) yang dimiliki yang Kriteria :
berpengaruh terhadap a. 0-25% = Belum
perkembangan Berkembang (BB)
kepribadian anak b. 26-50% = Mulai
Berkembang (MB)
c. 51-75% = Berkembang
Sesuai Harapan (BSH)
d. 76-100% = Berkembang
Sangat Baik (BSB)

4.6 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data-data penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan data

yang telah dipilih. Dengan kata lain instrument penelitian dapat disebut

dengan alat ukur (Hery, 2018). Instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah :


49

4.6.1 Instrumen Terapi Menggambar

Dalam terapi menggambar anak akan disediakan buku gambar, alat

tulis, dan pensil warna. Dan terapi menggambar akan dilakukan sesuai

dengan SOP Menggambar

4.6.2 Instrumen Kepercayaan Diri

Menurut Sugiyono (2016) Observasi dilakukan dengan kegiatan

mengamati, yang diikuti pencatatan secara urut.Hal ini terjadi atas

beberapa unsure yang muncul dalam fenomena di dalam objek yang

diteliti. Hasil dari proses tersebut dilaporkan dengan laporan yang

sistematis.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi yang telah diuji validasinya oleh peneliti sebelumnya yaitu

Adhita Prawisti (2013) dengan taraf signifikan 0.05.

Tabel. 4.6 Kisi-kisi Observasi Percaya Diri

Variabel Indikator Keterangan


Percaya 1. Kemampuan menerima Tidak Mudah tersinggung atau marah
Diri kritik yang berlebihan
2. Kemampuan menghadapi Mampu bermain tanpa dibantu
masalah orangtua, tidak merengek dan menangis
jika ditinggal orangtua
3. Kemampuan dalam Tidak Malu atau minder bila bergaul
bergaul dengan teman yang lain
4. Memiliki ketenangan Tidak Gugup dalam mengatakan
sikap sesuatu dan berani mentap lawan bicara
5. Yakin pada kemampuan Tidak Bingung dan ragu-ragu dalam
sendiri memilih atau melakukan sesuatu
6. Merasa dapat diterima Merasa diterima oleh teman-temannya
50

oleh kelompoknya dan aktif dalam bermain

Untuk mengetahui persentase percaya diri anak, maka data yang

berhasil dikumpulkan dianalisa dengan menggunakan statistik

deskriptif dengan rumus sebagai berikut:

f
p= x 100 %
N

Keterangan :

P = merupakan angka persentase.

f = merupakan frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N = Jumlah frekuensi.

Kriteria Keberhasilan :

a. 0-25% = Belum Berkembang (BB)

b. 26-50% = Mulai Berkembang (MB)

c. 51-75% = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

d. 76-100% = Berkembang Sangat Baik (BSB)

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan data

primer yang didapatkan langsung dari responden penelitian dan data sekunder

yang didapatkan dari instansi-instansi terkait.


51

4.7.1 Tahap Persiapan

a. Sebelum peneliti mengajukan judul penelitian peneliti meninjau

lokasi penelitian untuk melihat masalah-masalah kesehatan yang

terjadi di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku

Tengah.

b. Peneliti menyusun judul sesuai dengan masalah yang ditemukan di

lokasi penelitian.

c. Peneliti melakukan penguruan permohonan surat ijin pengambilan

data.

d. Peneliti melakukan survey sebagai data awal dapat menunjang

peneltian dan menjadi acuan peneliti melakukan penelitian tentang

Efektivitas terapi menggambar pada anak untuk meningkatkan

kepercayaan diri anak.

4.7.2 Tahap Pelaksanaan

a. Penelitian akan dilaksanakan dari bulan Juli sampai Agustus 2020

di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

b. Identifikasi responden sebagai subjek penelitian.

c. Peneliti menjelaskan informed consent setelah responden bersedia

menjadi subjek penelitian, peneliti melakukan observasi sebagai

insrumen penelitian.

4.7.3 Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, data yang diperoleh

diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah disajikan dan


52

dianalisis. Setelah data terkumpul, maka peneliti memiliki beberapa

tugas.

a) Editing

Pada penelitian ini, setelah data dikumpulakan dilanjutkan dengan

kegiatan editing yaitu pengecekan kembali terhadap data yang

masuk dalam usaha melengkapi data yang mungkin masih

kurang.

b) Koding

Untuk memudahkan pengolahan data, semua data perlu

disederhanakan dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk

setiap jawaban.Koding dilakukan dengan memberikan kode atau

nomor untuk setiap responden, nomor untuk setiap pertanyaan

dan variabel.

c) Entry Data

Setelah semua datanya diberikan kode, dan terisi penuh dan

benar, maka dilanjutkan dengan memproses data dan dimasukkan

kedalam komputer untuk dianalisiS.

d) Cleaning Data

Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan kembali untuk memastikan

semua data sudah dimasukkan dan tidak ada kesalahan dalam

memasukkan data serta data tersebut siap untuk dianalisis.


53

4.8 Analisa Data

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari setiap variabel

penelitian. Pada penelitian ini peneliti menganalisa tingkat kepercayaan

diri anak usia 3-5 tahun sebelum dan sesudah diberikan terapi

menggambar.

4.8.2 Analisis Bivariat

Pada analisis ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua

variable yaitu hubungan antara masing-masing variable independen

dengan variable dependen (Hulu & Sinaga, 2019).

Dalam menganalisis data secara bivariat dilakukan uji normalitas

data untuk mengetahui apakah data dari variable berdsitribusi normal

atau tidak dengan menggunakan parameter Shapiro wilk (untuk sampel

<50), kemudian dilanjutkan dengan uji paired sampel t-test dengan

tingkat kemaknaan 0,05 untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi

menggambar terhadap kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun dan uji

alternatifnya memakai uji Wilcoxon jika data berdstribusi tidak normal.


54

4.9 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian dengan

memperhatikan masalah etika meliputi :

4.9.1 Informent Consent (Lembar Persetujuan menjadi Responden)

Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada subyek yang akan

menjadi sampel dalam penelitian. Subyek yang menjadi sampel

penelitian akan mendapatkan penjelasan secara detail tentang maksud

penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian diadakan. Selain

hal tersebut subyek yang menjadi sampel juga diberikan informasi lain

seperti : penjelasan bahwa responden bebas dari eksploitasi dan

informasi yang didapatkan tidak digunakan untuk hal-hal yang

merugikan responden dalam bentuk apapun, hak-hak selama dalam

penelitian, hak untuk menolak menjadi responden dalam penelitian,

kewajiban apabila bersedia menjadi responden, dan kerahasiaan

identitas responden yang menjadi subyek penelitian.

4.9.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti tidak

mencantumkan namapada lembar pengumpulan data maupun lembar

observasi, tetapi hanya dengan memberikan kode-kode tertentu sebagai

identifikasi responden.

4.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Informasi yang diberikan responden akan terjamin kerahasiaannya

karena peneliti dalam pemanfaatan informasi yang diberikan


55

responden hanya menggunakan kelompok-kelompok data sesuai

dengan kebutuhan dalam penelitian.

4.9.4 Beneficence (Manfaat)

Dalam penelitian ini, peneliti mengusahakan agar dalam proses

penelitian responden akan mendapatkan manfaat, memperkecil

kerugian atau resiko bagi responden dan memperkecil kesalahan

penelitian.

4.9.5 Non maleficence (tidak membahayakan subjek penelitian)

Dalam penelitian ini, peneliti menjamin selama proses penelitian tidak

ada bahaya bagi responden penelitian.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental. Desain

penelitian ini adalah one-group pre-test post-test design kepada anak usia 3-

5 tahun di Desa Booi untuk melihat kepercayaan diri anak sebelum dan

setelah dilakukan terapi menggambar. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar observasi. Yaitu peneliti mengamati perilaku dari

responden dan memberikan penilaian pada lembar observasi tersebut.

Setelah penelitian dilakukan, selanjutnya data dari lembar observasi

tersebut di input ke dalam SPSS Versi 19.0 Inch dan diolah menggunakan

SPSS untuk mendapatkan hasil dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Secara geografis, wilayah administrasi pemerintahan Negeri

Booi memiliki kondisi fisik wilayah yang berbukit yang selalu dijuluki

dengan Negeri Trap-Trap. Spesifik wilayah inilah yang membedakan

Negeri Booi baik dari sisi fisik wilayah maupun karakter kehidupan

bermasyarakat dengan Negeri lain di Kecamatan Saparua. Luas

wilayah petuanan lebih kurang 11,4 Km2, terdiri dari daerah daratan

seluas 6,8 Km2 dan lautan 4,6 Km2, dengan memiliki garis pantai

sepanjang 5 Km, dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Petuanan Negeri Paperu, Kecamatan Saparua.

Sebelah Selatan : Petuanan Laut Banda.


57

Sebelah Barat : Petuanan Negeri Haria Kecamatan Saparua.

Sebelah Timur : Selat Booi.

5.1.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 20 anak dengan usia 3-5 tahun.

Anak akan diberikan perlakuan sebelum dilakukan terapi menggambar.

Anak diberikan permainan menebak gambar huruf bersama. Kepingan

gambar ditaruh di lantai dan anak-anak diminta untuk mengambil dan

menunjukannya pada teman yang lain. Maka peniliti akan

mengobservasi kepercayaan diri anak sebelum dilakukan terapi

menggambar. Kemudian anak akan diberikan terapi menggambar dan

dinilai kepercayaan dirinya setelah di berikan terapi.

5.1.2.1 Analisis Univariat

a. Gambaran Karakteritik Responden

Karakteritik responden dalam penelitian ini meliputi umur,

jenis kelamin dan urutan anak ke berapa. Berdasarkan hasil

penelitian dapat dideskripsikan karakteristik responden sebagai

berikut :

Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan
Urutan Anak Ke Berapa
Variabel N (%)
Usia
3 tahun 3 15
4 tahun 8 40
5 tahun 9 45
Total 20 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 55
Perempuan 9 45
Total 20 100
58

Anak Ke Berapa
Anak ke-1 5 25
Anak ke-2 8 40
Anak ke-3 5 25
Anak ke-4 2 10
Total 20 100
Berdasarkan Tabel 5.1 karakteristik responden, lebih banyak

adalah usia 5 tahun yaitu 9 orang (45%) dan lebih sedikit berumur 3

tahun yaitu 3 orang (15%), Sedangkan berdasarkan jenis kelamin

jumlah anak laki-laki lebih banyak yaitu 11 orang (55%) dan anak

perempuan lebih sedikit yaitu 9 orang (45%). Untuk urutan anak,

karakterisitik anak ke-2 lebih banyak yaitu 8 orang (40%) dan yang

lebih sedikit adalah anak ke-4 yaitu 2 orang (10%).

b. Tingkat Kepercayaan Diri Anak Sebelum dan Sesudah Terapi

Menggambar

Tabel 5.2
Tingkat Kepercayaan Diri Anak Sebelum dan Sesudah Terapi Menggambar
Tingkat Kepercayaan Diri Frekuensi Precent %
Pre Test
Belum Berkembang (BB) 4 20 %
Mulai Berkembang (MB) 10 50 %
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 5 25 %
Berkembang Sangat Baik (BSB)
1 5%
Post Test
Belum Berkembang (BB) 1 5%
Mulai Berkembang (MB) 3 15 %
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 9 45 %
Berkembang Sangat Baik (BSB)
7 35 %

Total 20 100,0

Distribusi frekuensi tingkat kepercayaan diri anak Tabel 5.2

menunjukan bahwa sebagian besar anak ada pada tingkat

kepercayaan diri mulai berkembang dengan jumlah 10 orang (50%)


59

sedangkan pada post test tingkat kepercayaan diri anak berkembang

sesuai harapan dengan jumlah 9 orang (45%).

c. Hasil Uji Normalitas

Dalam penelitian ini sampel data yang digunakan kurang dari

50 sampel (n<50) maka uji normalitas data yang digunakan adalah

uji statistik Shapiro Wilk Test.

Berdasarkan hasil uji normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai

p-value untuk pre-test sebesar 0,068 dan untuk post-test sebesar

0,024. sehingga p-value <α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada

sebaran data yang berdistribusi tidak normal.

5.1.2.2 Analisis Bivariat

Hasil observasi kepercayaan diri anak sebelum dan setelah

dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut :

Tabel 5.3 .Hasil Observasi Rasa percaya Diri Anak Pre Test dan Post
Test
No Inisial Pre Test (%) Post Test (%)

1 Y.A 16,66 33,33


2 K.S 66,66 83,33
3 G.N 66,66 100
4 F.P 50,00 83,33
5 H.P 66,66 66,66
6 S.L 33,33 66,66
7 S.P 50,00 66,66
8 L.P 33,33 66,66
9 E.P 50,00 83,33
10 T.L 33,33 66,66
11 I.H 66,66 100
12 S.H 16,66 50,00
13 J.P 33,33 66,66
14 V.P 16,66 16,66
15 M.W 50,00 66,66
16 I.P 50,00 83,33
17 K.H 83,33 83,33
18 J.N 16,66 33,33
19 N.T 66,66 66,66
20 G.P 33,33 66,66
60

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji non-

parametric : Wilcoxon dengan nilai kemaknaan p < 0,05 untuk

mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan terapi

menggambar terhadap kepercayaan diri anak.

Tabel 5.4 Hasil Uji Wilcoxon


Median Minimum-Maksimum Nilai p
Kepercayaan Diri Anak 0,00 1-5
sebelum Terapi Menggambar
0,000
Kepercayaan Diri Anak 8,50 1-6
setelah Terapi Menggambar

Menurut Tabel 5.5 di atas menunjukan hasil uji Wilcoxon (p value

0,000) karena nilai p < 0,05, secara statistik terdapat perbedaan sebelum

dan setelah dilakukan terapi menggambar dengan diperoleh median

0,00 dengan nilai minimum-maksimum 1-5 kepercayaan diri sebelum

dilakukan terapi menggambar dan median 8,50 dengan nilai minimum-

maksimum 1-6 setelah dilakukan terapi menggambar.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kepercayaan Diri Anak Sebelum Diberikan Terapi

Menggambar

Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu 20 anak usia 3-5

tahun dengan didominasi oleh anak usia 5 tahun. Metode yang digunakan

adalah observasi pada pre-post test. Pada pre test anak diberikan kegiatan

berupa permainan menebak gambar huruf bersama. Kepingan gambar

ditaruh di lantai dan anak-anak diminta untuk mengambil dan

menunjukannya pada teman yang lain. Pada pre test hasil observasi

didapatkan kepercayaan diri anak ada dalam kategori mulai berkembang


61

sebanyak 50% dan belum berkembang sebanyak 20%. Saat diberi kegiatan

ada anak yang mengangis jika ditinggal orangtua, anak sering mengatakan

tidak bisa, diam dan sering menunduk bahkan ada anak yang marah ketika

disentuh atau bertanya padanya. Dari hasil observasi juga masih ada anak

yang memilih bermain sendiri daripada bermain dengan teman-temannya.

Menurut peneliti hal ini terjadi karena anak belum terbiasa dengan

kondisi lingkungan yang ramai. Dan juga dapat disebabkan karena anak

tidak dibiasakan oleh orang tua untuk mandiri sejak dini. Ada orangtua

yang saat dilakukan penelitian tampak menegur anaknya dengan kasar,

mencubit dan bahkan memukul anaknya didepan anak yang lain. Ada

orangtua yang juga tidak memberikan kesempatan anaknya untuk

mengekspresikan inisiatifnya. Sehingga hal-hal ini yang dapat

mempengaruhi kepercayaan diri anak usia dini.

Berdasarkan Santrock (2011) salah satu faktor yang mempengaruhi

psikososial anak adalah faktor pengasuhan. Karena keluarga adalah

lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak dan mempunyai

peranan penting dalam pembentukan perkembangan psikososial anak.

Teori tahapan perkembangan anak Erik Erikson (dalam

S.Cahyono,2017) menyatakan bahwa pada usia 3-6 tahun anak sedang

dalam tahapan perkembangan yang ketiga dari delapan tahap

perkembangan. Tahap perkembangan itu disebut inisiatif versus rasa

bersalah. Anak pra sekolah atau anak usia 3-6 tahun mencoba untuk

menjadi asertif selama berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.


62

Persetujuan dari orang lain akan meningkatkan inisiatif. Jika tindakan anak

usia pra sekolah tidak diizinkan atau tidak mendapat persetujuan dari

orang lain, maka akan timbul rasa bersalah.

Gangguan pada perkembangan tahap inisiatif dapat menyebabkan

anak menjadi sulit belajar, pasif, kurang inisiatif, selalu takut mencoba hal

baru, dan terkadang mempunyai masalah dalam bergaul dengan teman-

temannya.

5.2.2 Kepercayaan Diri Anak Setelah Diberikan Terapi Menggambar

Setelah terapi menggambar diberikan, nilai kepercayaan diri anak

meningkat dengan nilai 45% pada kategori berkembang sesuai harapan.

Anak mulai dapat berbicara, bergaul dengan temannya, tidak menangis,

berbagi, dan tidak ragu dalam mengambil pensil warna dan kertas, berkata

maupun melakukan sesuatu. Selain itu anak yang suka marah-marah

kembali tenang dan mulai dapat diajak berkomunikasi.

Menurut peneliti kepercayaan diri anak dapat meningkat pada saat

pemberian terapi menggambar, dikarenakan dengan menggambar,

menimbulkan perasaan tertarik dan menyenangkan pada anak serta

memancing partisipasi mereka karena dalam proses terapi ini anak

melakukan sesuatu, tidak hanya terlibat dalam pembicaraan sehingga anak

dapat menyalurkan ungkapan keinginan, kesenangan, perhatian, kesedihan,

dan kemarahannya.

Menggambar merupakan aktivitas yang melibatkan berbagai

sensasi, yaitu taktil, visual dan kinestetik. Hal ini menjadi alasan mengapa
63

menggambar bermanfaat dalam mengatasi reaksi-reaksi stress, pikiran-

pikiran yang mengganggu dan peristiwa-peristiwa mengganggu

posttraumatic lainnya. (Saleh, Umniyah 2014).

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Margaret

Naumburg (dalam Saleh,Umniyah,2019). Naumburg memandang ekspresi

seni sebagai cara untuk menggambarkan alam bawah sadar. Naumburg

mengatakan bahwa ekspresi artistik yang bebas adalah pusat dari proses

terapi menggambar dan bahwa interpretasi permainan adalah peran kunci.

Selain itu di dalam terapi menggambar, peneliti juga memberikan

motivasi-motivasi dan penghargaan terhadap karya anak. Sehingga hal-hal

inilah yang dapat membangkitkan rasa kepercayaan diri anak. Selain itu

komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam terapi menggambar

terhadap anak dikarenakan komunikasi pada anak berbeda dengan

komunikasi pada orang dewasa. Anak perlu mendapatkan komunikasi

yang lembut dan juga dapat melalui perantara orang ketiga anatar lain

orangtua, guru, atau saudara yang lain.

Dalam terapi menggambar, anak melakukan kegiatan tidak

hanya secara individu, tetapi dalam kelompok juga. Peralatan

menggambar dan mewarnai dibagi untuk dipakai bersama agar dapat

menilai kerjasama dengan teman lain, sehingga komunikasi tercipta dan

mereka berlatih untuk berani mengungkapkan pendapat atau

keinginannya. Pada akhir kegiatan anak juga diminta menjelaskan


64

gambar dan makna dari gambar yang dibuat anak sehingga dapat

menstimulasi anak untuk dapat aktif.

Hal ini seusai dengan (Setiati,2011) yang mengatakan bahwa cara

menanamkan rasa percaya diri anak sejak usia dini dengan : memberikan

kata-kata positif yang baik kepada anak, hindari menggunakan kata-kata

negatif yang membuat anak minder; jangan terlalu banyak larangan

sehingga anak nanti ketakutan sendiri; memberikan anak kasih sayang dan

perhatian yang cukup; melatih kepekaan anak dengan cara memberikan

kebebasan dalam mengungkapkan perasaan,

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Novira & Wesiana,2019) di kelompok bermain Aisyiyah 14 Pabean

Cantian Kota Surabaya, didapatkan bahwa model pembelajaran bermain

aktif digunakan untuk menstimulasi rasa percaya diri anak. Dalam

kegiatan bermain aktif, anak melakukan kegiatan tidak hanya

secara individu, tetapi dalam kelompok juga. Anak dapat bekerjasama

dengan teman lain, sehingga komunikasi tercipta dan mereka berlatih

untuk berani mengungkapkan pendapat.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh (M.Mulyawan

&Agustina,2018) yang menyatakan bahwa terapi kreasi seni menggambar

dapat dijadikan terapi suportif untuk pasien dengan harga diri rendah

sehingga dapat membangun salah satu karakter utama yaitu kepercayaan

diri karena pasien dapat mengevaluasi keadaan diri dengan baik dan dapat
65

berimajinasi sehingga pasien dapat terhindar dari aspek negatif yang

dimiliki.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari terdapat kendala dalam penelitian ini anatara lain:

Kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan orangtua responden

membatasi kunjungan dari luar. Selain itu ada responden yang telah ke luar

daerah sehingga responden yang didapatkan lebih sedikit dari yang

diharapkan. Dan penelitian ini dilakukan dengan tetap mematuhi protokol

kesehatan Covid-19.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh terapi

menggambar terhadap kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun di Desa Booi

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

6.1.1 Tingkat kepercayaan diri anak usia 3-5 tahun di Desa Booi sebelum

diberikan terapi menggambar adalah dalam kategori mulai

berkembang yaitu sebanyak 50% dan kategori belum berkembang

yaitu 20%.

6.1.2 Tingkat kepercayaan diri usia 3-5 tahun di Desa Booi setelah

diberikan terapi menggambar meningkat yaitu sebanyak 45% pada

kategori berkembang sesuai harapan.

6.1.3 Ada pengaruh terapi menggambar dalam meningkatkan kepercayaan

diri anak usia 3-5 tahun di desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten

Maluku Tengah.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Orangtua Anak

Penulis berharap orangtua dapat meningkatkan pengetahuan tentang

perkembangan anak terutama dari sisi psikologi anak yaitu kepercayaan

diri anak. Dan dapat menerapkan terapi menggambar untuk melatih

kepercayaan diri anak.


67

6.2.2 Bagi Desa Booi

Penulis berharap pihak desa lebih memperhatikan tentang pertumbuhan

anak dan anak dapat difasilitasi untuk dapat mengaplikasikan terapi

menggambar maupun terapi bermain lain yang dapat meningkatkan

kepercayaan dirinya.

6.2.3 Bagi Institusi

Penulis berharap penelitian ini dijadikan bahan pustaka tambahan bagi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penulis berharap penelitian ini dijadikan masukan dalam melakukan

penelitian selanjutnya mengenai terapi menggambar dengan variabel

yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Rani,dkk.2018.Efektivitas Terapi Menggambar Dan Mewarnai Gambar


Terhadap Kecemasan Hospitalisasi Usia Prasekolah.Jurnal Darul
Azhar.6(1):53-58.

Hakim,M.Luqman.2019.Efektivitas Psikodrama Untuk Meningkatkan


Kepercayaan Diri Anak (Studi Di Rumah Belajar Kakek Aboe).
[Skripsi].Universitas Muhammadiyah Malang.

Hidayah,R.2014.Pengaruh Terapi Seni Terhadap Konsep Diri Anak.Macara


Hubs-Asia.18(2):89-96.

Hidayati, Naziyatul.2016.Gambaran Percaya Diri Anak Prasekolah Melalui


Metode Bernyanyi Di Banda Aceh.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan.1(1):1-6.

Juhana, Nasrudin.2019.Metodologi Penelitian Pendidikan (buku ajar praktis cara


membuat penelitian).PT. Panca Terra Firma.2(1):74-93.

Lestari, R.Kusuma.2017.Pengembangan Rasa Percaya Diri Anak Melalui Metode


Bernyanyi Dengan Gerakan Berbasis Tema Di RA Islamic Tunas Bangsa 4
Kecamatan Ngaliyan.[Skripsi].Universitas Negeri Semarang.

Muthmainnah.2015.Peranan Terapi Menggambar Sebagai Katarsis Emosi


Anak.Jurnal Pendidikan Anak.4(1).

Ningsih, Okki.2014.Meningkatkan Percaya Diri Melalui Metode Show And Tell


Pada Anak Kelompok A TK Marsudi Putra
Dagaran,Palbapang,Bantul,Yogyakarta.[Skripsi].Universitas Negeri
Yogyakarta.

Nisa,C.2010.Gambar Anak Penderita Retardasi Mental.Journal Imajinasi.6(1).

Nurhkasanah, Devi.2017.Penerapan Metode Bercerita Untuk Menumbuhkan


Kepercayaan Diri Pada Anak Usia Dini Di TK Satya Dharma Sudjana
Kecamatan Terusan Nunyai Lampung Tengah.[Skripsi].Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.

Nursalam.2018.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan


Praktis.Jakarta:Salemba Medika.

Olivantina,Rara& Suparno.2018.Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Melalui


Metode Talking Stick.Jurnal Pendidikan Usia Dini.12(2).
69

Pitriani, Leni.2019.Efektivitas Pemberian Terapi Bermain Puzzle Dan Terapi


Bermain Menggambar Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia
Prasekolah (3-6 Tahun) Dalam Menghadapi Hospitalisasi Di RSU
Darmayu Ponorogo.[Skripsi].Stikes Bakti Husada Mulia Madiun.

Prapti, Novira Dwi.2019.Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Terhadap


Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Kelompok
Bermain Aisyiyah 14 Pabean Cantian Kota Surabaya.Journal Health of
Science.12(1):12-20.

Prawistri,Adhita Restu.2013.Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak


Kelompok B Melalui Kegiatan Bermain Aktif Di TK Pembina Kecamatan
Bantul.[Skripsi].Universitas Negeri Yogyakarta.

Profil Anak Indonesia.2019.Kementrian Pemberdayaan Perempuan Dan


Perlindungan Anak (KPPPA).
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/slider/8ebef-profil-anak-
indonesia-2019.pdf.(1 Mei 2020).

Rahayu,Aprianti. (2013).Menumbuhkan Kepercayaan DiriMelaluiKegiatan


Bercerita.Jakarta:PTIndeks

Rohma, Jazilatur.2018.Pembentukan Kepercayaan Diri Anak Melalui


Pujian.Jurnal Perempuan dan Anak.2(1):108-134.

Saleh, Umniyah.2019.Terapi Menggambar Untuk Anak.[Skripsi].Universitas


Hasanuddin

Sinaga,E., & Sulisno,M.2012.Pengalaman Perawat Dalam Pelaksanaan Terapi


Aktivitas Kelompok.Jurnal Nursing Studies.1(1).

Suryana.2010.Buku Ajar Perkuliahan:Metodologi Penelitian Model Praktis


Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Universitas Pendidikan Indonesia.

Susana,S.A., & Handarsih,S.2011.Terapi Modalitas:Keperawatan Kesehatan


Jiwa.Jakarta:EGC

We Are Social.2018.Jumlah Penduduk Dunia Berdasarkan Kategori


Umur.file:///C:/Users/Acer4/Pictures/REFERENSI/Berapa%20Jumlah
%20Penduduk%20Dunia_%20_%20Databoks.html.(26 Juli 2020).

Windiarto, Tri, dkk.2018.Profil Anak Indonesia.Jakarta:Kementrian


Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Yuniartiningsih, Santi.2012.Gambaran Perkembangan Psikososial Anak Usia 3-6
Tahun Di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa Cipayung.
[Skripsi].UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
LAMPIRAN
71

Lampiran I

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

1. Saya Yuyun Septiani Sukadi, adalah Peneliti merupakan Mahasiswi S1


Keperawatan STIKes Maluku Husada, Program Studi Ilmu Keperawatan
dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam
penelitian yang berjudul “Efektivitas Terapi Menggambar Untuk
Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi
Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah”
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi
menggambar untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, yang dapat memberi
manfaat berupa pengaplikasian terapi menggambar terhadap anak usia 3-5
tahun.
3. Prosedur pengambilan data dilakukan menggunakan lembar observasi
sebelum dan sesudah memberikan terapi menggambar selama 30 menit. Cara
ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir
karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan pelayanan
keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dengan keikutsertaan anda dalam penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan tindakan yang
diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi saudari sampaikan akan
tetap dirahasiakan.
6. Jika saudari membutuhkan informasi sehubungn dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 085244743445

Hormat Saya

Yuyun Septiani Sukadi


72

Lampiran II

FORMAT PENGUMPULAN DATA


EFEKTIVITAS TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI DESA BOOI USIA 3-5 TAHUN
KECAMATAN SAPARUA KABUPATEN MALUKU TENGAH

Tanggal Pengisian :

Petunjuk Pengisian :

1. Mohon memberikan jawaban dengan jujur dan sesuai

2. Anda dipersilahkan memilih salah satu jawaban yang tersedia dengan

memberikan tanda centang (√) pada kotak pilihan jawaban yang tersedia .

3. Dalam penelitian ini tidak ada jawaban yang benar atau salah.

4. Usahakan agar tidak ada jawaban yang terlewatkan.

5. Setelah semua diisi mohon diserahkan kembali.

Identitas Partisipan :

1. No. partisipan :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki

4. Status : Kawin Belum kawin Duda/Janda

5. Pekerjaan :

6. Lama Bekerja :

7. Riwayat Pendidikan :

8. Riwayat Kesehatan :

9. Jumlah Penghasilan per bulan : Rp.


73

Lampiran III

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

No. Kode Partisipan :

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk

menjadi peserta / partisipan penelitian yang dilakukan oleh Yuyun Septiani

Sukadi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Maluku Husada

yang berjudul :

“Pengaruh Terapi Menggambar Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Usia 3-5 Tahun Di Desa Booi Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah”.

Pada penelitian ini saat proses wawancara berlangsung dilaksanakan di tempat

yang telah disepakati sebelumnya dan kerahasiaan identitas pasien terjaga

sehingga terjadinya risiko sangat minimal. Partisipan yang terlibat pada penelitian

ini akan mendapatkan insentif berupa souvenir dari peneliti. Apabila terjadi

permasalahan selama dan setelah penelitian ini berlangsung dapat menghubungi

nomor peneliti (085244743445).

Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Booi, 2020

Yang menerima penjelasan Saksi Hormat saya

(………………………..) (……..…………..) (Yuyun Septiani Sukadi)


74

Lampiran IV

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TERAPI MENGGAMBAR

Pengertian Terapi menggambar merupakan terapi yang diberikan


dengan meminta anak mengekspresikan pikiran dan
perasaan yang dialami dalam bentuk gambar
Tujuan 1) Memberi kebebasan dari daya khayal dan membuat
klien bersikap spontan dengan sarana gambar;
2) Mengembangkan daya kreatif klien;
3) Bekerja dengan menggambar memberi kegembiraan
dan kepuasan.
Persiapan Klien - Klien dan terapis duduk bersama
- Ruangan nyaman dan tenang
Peralatan - Kertas HVS
- Pensil dan pensil warna
Prosedur Pelaksanaan a. Tahap Pra Interaksi
 Mengingatkan kontrak dengan klien ‘
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Tahap Orientasi
 Memberikan salam kepada klien dan menyapa
nama klien
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
menggambar dan menceritakannya kepada
orang lain.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
- Jika klien ingin meninggalkan ruangan, harus
75

minta ijin kepada terapis.


- Lama kegiatan ± 45 menit.
- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
c. Tahap Kerja
 Terapis menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
 Terapis membagikan kertas dan pensil untuk
klien
 Terapis meminta klien menggambar apa saja
sesuai dengan yang diinginkan saat ini.
 Sementara klien sedang menggambar, terapis
berkeliling, dan memberi penguatan kepada
klien untuk terus menggambar. Jangan mencela
klien.
 Setelah klien selesai menggambar, terapis
meminta klien untuk memperhatikan dan
menceritakan gambar yang telah dibuatnya.
Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan
apa makna gambar tersebut menurut klien.
 Klien selesai menceritakan gambarnya, terapis
mengajak klien lain bertepuk tangan.
d. Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
 Berpamitan dengan pasien
 Mencuci tangan
 Mencatat respon pasien dalam lembar catatan
dan kesimpulan hasil bermain
76

Lampiran V
LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH TERAPI MENGGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

DI DESA BOOI KECAMATAN SAPARUA

KABUPATEN MALUKU TENGAH.

A. Data Demografi

No. responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Anak ke berapa :

B. Kisi-kisi Observasi Kepercayaan Diri

No. Indikator Sebelum Sesudah

Ya Tidak Ya Tidak

1. Kemampuan menerima kritik

2. Kemampuan menghadapi masalah

3. Kemampuan dalam bergaul

4. Memiliki ketenangan sikap

5. Yakin pada kemampuan sendiri

6. Merasa dapat diterima oleh kelompoknya

Keterangan :

Ya : Skor 1
77

Tidak : Skor 0

Lampiran VI

MASTER TABEL (DATA PENELITIAN)

nilai
Jenis Anak nilai
No Inisial Usia Ket. post Ket.
kelamin Ke- pre test
test
1 Y.A 3 2 1 1 BB 2 MB
2 K.S 4 1 2 4 BSH 5 BSB
3 G.N 5 1 2 4 BSH 6 BSB
4 F.P 4 2 1 3 MB 5 BSB
5 H.P 4 1 2 4 BSH 4 BSH
6 S.L 4 2 3 2 MB 4 BSH
7 S.P 5 1 2 3 MB 4 BSH
8 L.P 4 2 3 2 MB 4 BSH
9 E.P 5 1 2 3 MB 5 BSB
10 T.L 5 1 4 2 MB 4 BSB
11 I.H 4 2 2 4 BSH 6 BSB
12 S.H 3 1 3 1 BB 3 MB
13 J.P 5 1 3 2 MB 4 BSH
14 V.P 3 2 3 1 BB 1 BB
15 M.W 4 1 2 3 MB 4 BSH
16 I.P 5 2 1 3 MB 5 BSB
17 K.H 4 2 4 5 BSB 5 BSB
18 J.N 5 1 1 1 BB 2 MB
19 N.T 5 2 1 4 BSH 4 BSH
20 G.P 5 1 2 2 MB 4 BSH
78

Lampiran VII

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 3 15.0 15.0 15.0

4 8 40.0 40.0 55.0

5 9 45.0 45.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 11 55.0 55.0 55.0

Perempuan 9 45.0 45.0 100.0

Total 20 100.0 100.0


79

Anak Ke-

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid anak ke-1 5 25.0 25.0 25.0

anak ke-2 8 40.0 40.0 65.0

anak ke-3 5 25.0 25.0 90.0

anak ke-4 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Nilai Pre Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BB 4 20.0 20.0 20.0

MB 5 25.0 25.0 45.0

MB 5 25.0 25.0 70.0

BSH 5 25.0 25.0 95.0

BSB 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0


80

Nilai Post Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BB 1 5.0 5.0 5.0

MB 2 10.0 10.0 15.0

MB 1 5.0 5.0 20.0

BSH 9 45.0 45.0 65.0

BSB 5 25.0 25.0 90.0

BSB 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0


81

Lampiran VIII
HASIL UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Nilai Pre Test 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Nilai Post Test 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Nilai Pre Test Mean 2.70 .272

95% Confidence Interval for Lower Bound 2.13


Mean
Upper Bound 3.27

5% Trimmed Mean 2.67

Median 3.00

Variance 1.484

Std. Deviation 1.218

Minimum 1

Maximum 5

Range 4

Interquartile Range 2
82

Skewness .062 .512

Kurtosis -1.017 .992

Nilai Post Test Mean 4.05 .285

95% Confidence Interval for Lower Bound 3.45


Mean
Upper Bound 4.65

5% Trimmed Mean 4.11

Median 4.00

Variance 1.629

Std. Deviation 1.276

Minimum 1

Maximum 6

Range 5

Interquartile Range 1

Skewness -.778 .512

Kurtosis .710 .992

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai Pre Test .167 20 .145 .912 20 .068

Nilai Post Test .284 20 .000 .888 20 .024

a. Lilliefors Significance Correction


83

Lampiran IX
HASIL UJI WILCOXON

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai Post Test - Nilai Pre Negative Ranks 0a .00 .00


Test
Positive Ranks 16b 8.50 136.00

Ties 4c

Total 20

a. Nilai Post Test < Nilai Pre Test

b. Nilai Post Test > Nilai Pre Test

c. Nilai Post Test = Nilai Pre Test

Test Statisticsb

Nilai Post Test -


Nilai Pre Test

Z -3.666a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


84

Lampiran X

DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai