Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata kuliah Komunikasi Intepersonal

Dosen Pengampu
Ahmad Zulfikar Siregar, S.Pd.I, M.Pd

Oleh Kelompok V
Ikhsan Akbar Handinata : 0307171029
Silvia Lianti : 0307171033
Risna wati Sagala : 0307171030
Aulia Putri Indriani : 0307183141
Isdayani : 0307171007
Fanni Dwi Windi : 0307171003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab


telahmemberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “Makalah Konumikasi Interpersonal”

“Makalah Konumikasi Interperonal” Ini disusun dengan harapan dapat menambah


pengetahuan dan wawasan kita semua mengenai Bagaimana tentang komunikasi dan juga
menjadi sumber bacaan. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami sangatlah
terbatas.

Karena itu kelompok kami  sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun, guna menyempurnakan tugas ini. Akhir kata kami berharap semoga
Makalah kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya,

Atas perhatiannya kami  mengucapkan terima kasih.

                                                                                              Medan, 9 November 2020

                                                                                                           Kelompok 5

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................2
DAFTAR ISI ...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar belakang ...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................4
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................6


A. Pengertian Mengekspresikan Perasaan Secara NonVerbal.....................................6
B. Jenis Komunikasi NonVerbal..................................................................................9
C. Fungsi Komunikasi NonVerval...............................................................................13
D. Karakteristik Komunikasi NonVerbal.....................................................................16
E. Bentuk Komunikasi NonVerbal..............................................................................17
F. Klasifikasi Komunikasi NonVerbal.........................................................................21
G. Perbedaan komunikasi NonVerbal antar Golongan atau Sekelompok orang..........23
H. Cara meningkatkan Komunikasi NonVerbal...........................................................24
I. Arti penting Komunikasi NonVerbal dalam kehidupan sehari-hari........................25
J. pentingnya peran komunikasi NonVerbal...............................................................26
K. Perilaku NonVerbal dalam Kehidupan sehari-hari..................................................28
L. menggunakan komunikasi NonVerbal secara efektif..............................................29
M. perbedaan kultural dalam komunikasi nonverbal....................................................30
N. isyarat pengenalan diri dalam komunikasi NonVerbal............................................32

BAB III PENUTUP ...................................................................................................36


A. Kesimpulan ...................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................37

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan alat untuk berinteraksi dengan


sesama, setiap kegiatan yang dilakukan manusia tidak terlepas dari komunikasi, implikasinya
komunikasi itu penting dalam kehidupan sosial untuk membangun konsep konsep diri kita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk mmperoleh kebahagian, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, dengan kata lain melalui komunikasi kita dapat bekerja sama
dengan anggota masyarakat, keluarga, kelompok, organisasi, negara secara keseluruhan
untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam komunikasi terdapat berbagai model komunikasi yang digunakan oleh manusia
baik dari komunikasi yang bersifat verbal dan nonverbal, kemudian didalmnya juga terpecah
beberapa nama komunikasi lain yang telah diklasifikasikan oleh beberapa pakar komunikasi
yaitu komunikasi massa, komunikasi tatap muka, komunikasi keluarga, komunikasi politik
dan komunikasi organisasi. Namun dalam hal ini kita lebih sepesifik membahas tentang
komunikasi organisasi nonverbal.
Proses komunikasi nonverbal dalam ruang lingkup organisasi adalah secara sederhana
menyampaikan pesan nonverbal anatar organisasi, setiap organisasi memiliki model dan
bentuk yang berbeda, sehingga pesan nonverbal tersebut juga diterima dengan model yang
variatif.
Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi organisasi, sebagai
contoh, kita mengenakan satu atribut organisasi kita maka orang tidak akan lagi bertnya kita
bersal dari organisasi apa, karena atribut itu menginterpretasikan organisasi kita, dan itu
merupakan satu bentuk komunikasi organisasi nonverbal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Mengekspresikan Perasaan Secara NonVerbal?
2. Apa itu Jenis Komunikasi NonVerbal?
3. Apa itu Fungsi Komunikasi NonVerval?
4. Apa itu Karakteristik Komunikasi NonVerbal?
5. Apa itu Bentuk Komunikasi NonVerbal?
6. Apa itu Klasifikasi Komunikasi NonVerbal?

4
7. Apa itu Perbedaan komunikasi NonVerbal antar Golongan atau Sekelompok
orang?
8. Bagaimana Cara meningkatkan Komunikasi NonVerbal ?
9. Apa itu Arti penting Komunikasi NonVerbal dalam kehidupan sehari-hari?
10. Apa itu pentingnya peran komunikasi NonVerbal?
11. Bagaimana Perilaku NonVerbal dalam Kehidupan sehari-hari?
12. Bagaimana menggunakan komunikasi NonVerbal secara efektif?
13. Apa itu perbedaan kultural dalam komunikasi nonverbal?
14. Bagaimana isyarat pengenalan diri dalam komunikasi NonVerbal?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Mengekspresikan Perasaan Secara NonVerbal
2. Untuk Mengetahui Jenis Komunikasi NonVerbal
3. Untuk Mengetahui Fungsi Komunikasi NonVerval
4. Untuk Mengetahui Karakteristik Komunikasi NonVerbal
5. Untuk Mengetahui Bentuk Komunikasi NonVerbal
6. Untuk Mengetahui Klasifikasi Komunikasi NonVerbal
7. Untuk Mengetahui Perbedaan komunikasi NonVerbal antar Golongan atau
Sekelompok orang
8. Untuk Mengetahui Cara meningkatkan Komunikasi NonVerbal
9. Untuk Mengetahui Arti penting Komunikasi NonVerbal dalam kehidupan
sehari-hari
10. Untuk Mengetahui pentingnya peran komunikasi NonVerbal
11. Untuk Mengetahui Perilaku NonVerbal dalam Kehidupan sehari-hari
12. Untuk Mengetahui menggunakan komunikasi NonVerbal secara efektif
13. Untuk Mengetahui perbedaan kultural dalam komunikasi nonverbal
14. Untuk Mengetahui isyarat pengenalan diri dalam komunikasi NonVerbal

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MENGEKSPRESIKAN KOMUNIKASI NONVERBAL
Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode nonverbal
disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi nonverbal kita bisa
mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, marah, bingung, atau
sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering didasarkan pada perilaku nonverbalnya,
yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh. Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat
yang bukan kata-kata. Pesanpesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan
atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa
verbal sealur dengan bahasa nonverbal, contoh ketika kita mengatakan “ya” pasti kepala kita
mengangguk. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan
karena spontan.
Komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal.
Komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal meliputi semua
aspek komunikasi selain kata-kata sendiri seperti bagaimana kita mengucapkan kata-kata
(volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan
bendabenda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel).
Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat
kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal
suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan
antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung
mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat,
bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.1
Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi yang tidak dilakukan melalui
bahasa dan pengucapan kata-kata, tetapi melalui cara-cara lain seperti bahasa tubuh, mimik
wajah, sensitivitas kulit, dan lain-lain. Walaupun masih memiliki kekurangan-kekurangan
tertentu, komunikasi verbal, seperti bahasa, telah sanggup menyampaikan informasi kepada
orang lain. Hanya saja, pesan-pesan yang sifatnya non-verbal tentunya juga tetap dibutuhkan
1
M. Hardjana. Komunikasi Intrapersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hal. 24.

6
untuk meperjelas informasi-informasi yang akan disampaikan oleh sender agar receiver dapat
lebih memahaminya, dan tidak terjadi salah persepsi.
Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak
menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi
nada (tinggi-rendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan-
sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi
yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.
Tanda-tanda komunikasi nonverbal belum dapat diidentifikasi seluruhnya, tetapi hasil
penelitian menunjukkan bahwa cara kita duduk, berjalan, berpakaian, semuanya itu
menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap-tiap gerakan yang kita buat dapat menyatakan
asal kita, sikap kita, kesehatan, atau bahkan keadaan psikologis kita. Misalnya, gerakan-
gerakan seperti mengerutkan alis, menggigit bibir, menunjuk dengan jari, tangan di pinggang,
dan melipat tangan bersilang di dada.
Orang yang terampil memabaca pesan nonverbal dari orang lain disebut intuitif,
sedangkan yang terampil mengirimkannya disebut eksresif. Edward T. Hall menamai bahasa
nonverbal sebagai bahasa diam (silent language) dan dimensi tersembunyi (hidden
dimension). Disebut diam dan tersembunyi, karena pesan-pesan noverbal tertanam dalam
konteks komunikasi yang memberikan isyarat-isyarat untuk dilakukan penafsiran dari seluruh
makna pesan yang disampaikan.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak
menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan
komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai
komunikasi nonverbal karenamenggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal.

Komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian pesan melalui gerakan-gerakan


tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara,
gaya emosi, gaya berbicara. dan bahasa tubuh kepada orang lain.

Komunikasi nonverbal merupakan atribut atau tindakan seseorang, selain dari


penggunaan kata-kata yang mana komunikasi nonverbal maknanya dapat ditunjukkan secara
sosial. Makna tersebut dapat dikirimkan dengan sengaja atau memang sengaja ditafsirkan,
dengan dikirim secara sadar atau diterima secara sadar dan memiliki potensi untuk
mendapatkan umpan balik dari penerima pesan.

7
Komunikasi merupakan sesuatu yang rumit. Komunikasi nonverbal tidak dapat diukur
dengan menggunakan angka-angka, namun seringkali dapat memberikan banyak makna lebih
dari pemikiran seseorang.Sesungguhnya, pada saat seseorang tidak yakin pada apa yang
dirasakan orang lain, mereka mungkin akan mengandalkan isyarat nonverbal dan hanya
sedikit memerhatikan kata-kata yang diucapkan.

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk


tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada
komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut
terpakai. Karena itu, komunakasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi
nonverbal lebih bersifat jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Non verbal juga bisa diartikan sebagai tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja
dikirimkan dan diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan
balik (feed back) dari penerimanya. Dalam arti lain, setiap bentuk komunikasi tanpa
menggunakan lambang-lambang verbal seperti kata-kata, baik dalam bentuk percakapan
maupun tulisan. Komunikasi non verbal dapat berupa lambang-lambang seperti gesture,
warna, mimik wajah dll. Pada bagian pembahasan, akan dijelaskan dan dideskripsikan apa,
mengapa dan bagaimana komunikasi verbal dan non verbal ini diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Nonverbal juga bisa diartikan sebagai tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja
dikirimkan dan diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan
balik (feed back) dari penerimanya.Dalam arti lain, setiap bentuk komunikasi tanpa
menggunakan lambang-lambang verbal seperti kata-kata, baik dalam bentuk percakapan
maupun tulisan. Komunikasi non verbal dapat berupa lambang-lambang seperti gesture,
warna, mimik wajah dll. Komunikasi nonverbal (nonverbal communicarion) menempati porsi
penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak
menggunakan komunikasi nonverbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui
komunikasi nonverbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan
tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai
macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan. Bentuk komunikasi nonverbal sendiri di

8
antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam,
warna dan intonasi suara.2

Komunikasi nonverbal (nonverbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak


komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi nonverbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi nonverbal,
orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam
persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk
lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat
menerima pesan.

B. JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Nonverbal Komunikasi nonverbal memiliki beberapa jenis yaitu:

1. Sentuhan (haptic) Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal


nonvisual dan nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Alma I Smith,
seorang peneliti MODUL KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL 14 dari
Cutaneous Communication Laboratory mengemukakan bahwa berbagai perasaan yang dapat
disampaikan melalui sentuhan, salah satunya adalah kasih sayang (mothering) dan sentuhan
itu memiliki khasiat kesehatan.

2. Komunikasi Objek Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah


penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun
ini termasuk bentuk penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi. Contohnya
dapat dilihat pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang menyatakan
identitas perusahaan tersebut.

3. Kronemik Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities
and interactions.(Wood.2007).Kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal yang
dilakukan ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks
tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu menilai
bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan mengaplikasikan waktunya secara
tepat dan efektif.
2
Mulyana,Deddy,Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2005)hal.15

9
4. Gerakan Tubuh (Kinestetik) Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frasa. Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu: a) Emblem, yaitu
gerakan tubuh yang secara langsung dapat diterjemahkan kedalam pesan verbal tertentu.
Biasanya berfungsi untuk menggantikan sesuatu. Misalnya , menggangguk sebagai tanda
setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik. b) Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang
menyertai pesan verbal untuk menggambarkan pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat
pesan. Biasanya dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi tanda dengan tangan ketika
mengatakan seseorang gemuk/kurus. c) Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya
wajah yang memperlihatkan perasaan dan emosi. Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah
dan kuat, semangat dan kelelahan, marah dan takut. Terkadang diungkapkan dengan sadar
atau tanpa sadar. Dapat mendukung atau berlawanan dengan pesan verbal. d) Regulator, yaitu
gerakan nonverbal yang digunakan untuk mengatur , memantau, memelihara atau
mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator terikat dengan kultur dan tidak bersifat
universal. Misalnya, ketika kita mendengar orang berbicara,kita menganggukkan kepala,
mengkerutkan bibir, dan fokus mata. e) Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan fisik dan mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang
sendirian dan tanpa disengaja. Misalnya, menggigit bibir, memainkan pensil ditangan,
garukgaruk kepala saat sedang cemas dan bingung. Selain gerakan tubuh, ada juga gerakan
mata (gaze) dalam komunikasi nonverbal. Gaze adalah penggunaan mata dalam proses
komunikasi untuk memberi informasi kepada pihak lain dan menerima informasi pihak lain.
Fungsi gaze diantaranya mencari unpan balik antara pembicara dan pendengar,
menginformasikan pihak lain untuk berbicara, mengisyarakatkan sifat hubungan (hubungan
positif bila pandangan terfokus dan penuh perhatian. Hubungan negatif bila terjadi
penghindaran kontak mata), dan berfungsi pengindraan. Misalnya saat bertemu pasangan
yang bertengkar, pandangan mata kita alihkan untuk menjaga privasi mereka.

5. Proxemik Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan
jarak menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. jarak
mampu mengartikan suatu hubungan. Richard West dan Lynn H. Turner pada Introducing
Communication theory (2007) membagi zona proksemik pada berbagai macam pembagian,
yaitu : a. Jarak intim, jaraknya dari 0 – 45 cm. (Fase dekat 0-15 cm, Fase Jauh 15-45 cm),
jarak ini dianggap terlalu dekat sehingga tidak dilakukan di depan umum MODUL
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL 17 b. Jarak personal, jaraknya 45-120 cm .

10
(Fase dekat 45 -75 cm yang bisa disentuh dengan uluran tangan; Fase jauh 75 - 120 cm yang
bisa disentuh dengan dua uluran tangan. Jarak ini menentukan batas kendali fisik atas orang
lain, yg bisa dilihat rambut, pakaian, gigi, muka. Bila ruang pribadi ini diganggu, kita sering
merasa tidak nyaman. c. Jarak sosial, jaraknya 120 – 360 cm d. Jarak publik, lebih dari 360-
750 cm

6. Lingkungan

Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.


Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna. 7. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu cara
berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan
berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.3

Penelitian terkait komunikasi non-verbal sudah diterapkan semenjak tulisan tentang


Charles Darwin dipublikasikan. Tulisan ini menjelaskan bahwa manusia dan hewan di zaman
dahulu kala dapat berdialog dengan Bahasa tubuh (komunikasi non-verbal) tanpa
menggunakan kata-kata. Terlebih lagi, belum ada Bahasa yang digunakan secara umum pada
saat itu. Berikut ini merupakan jenis-jenis komunikasi non-verbal yang mungkin ada
beberapa yang belum kita ketahui. 

1. Gerakan tangan memberikan beberapa informasi penting. 

Pernah tidak rekan pembaca melihat seseorang yang meletakkan tangan mereka di
pipi kanan atau kiri, atau atau membelai-belai dagu mereka? Jika pernah, ternyata gerakan
tangan yang mereka lakukan itu memiliki beberapa arti loh. Kedua gerakan tersebut
menandakan bahwa orang tersebut sedang berpikir keras. Gerakan lainnya adalah menggigit
kuku atau memegang rambut. Nah, kalau ini menunjukkan bahwa orang tersebut sedang
gugup atau merasa tidak aman.

2. Posisi tubuh dapat menceritakan perasaan seseorang.

Komunikasi non-verbal juga dapat dilihat ketika mereka berdiri atau duduk. Misalnya,
seseorang yang duduk dengan kedua lengan yang menyilang dapat menunjukkan bahwa
orang tersebut memiliki rasa defensif. Selain itu, seseorang yang duduk dengan pergelangan
kaki yang disilangkan, ini menunjukkan bahwa dia sedang merasa gugup. 

3
Ani Atih. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Hubungan Interpersonal. Universitas Negeri Jakarta ,
2015,hal 10.

11
3. Ekspresi wajah dapat diartikan berbeda.

Ekspresi wajah adalah komunikasi non-verbal yang paling mudah dimengerti oleh
orang banyak. Raut wajah sering menjadi simbol keadaan hati dan pikiran seseorang. Namun,
ternyata ekspresi wajah memiliki banyak arti loh! Kita tidak bisa menilai perasaan dan
pikiran seseorang hanya dari raut wajah yang mereka tampilkan. Sebagai contoh, saat rekan
pembaca melihat seseorang senyum beberapa kali, ini tidak selalu dapat diartikan orang
tersebut sedang merasa bahagia loh. 

Bisa saja dengan senyuman yang mereka berikan beberapa kali itu, ada kesedihan
yang sedang ditutupi, atau kemarahan yang sedang disembunyikan. Contoh lainnya adalah
seseorang yang menunduk ke bawah dengan tatapan yang tidak melihat ke lawan bicaranya,
dapat diartikan bahwa dia adalah seorang pemalu atau sedang menyembunyikan sesuatu.  

4. Kontak mata dapat menceritakan apa yang dipikirkan seseorang.

Pasti rekan-rekan Career Advice pernah mendengar ungkapan “mata adalah jendela
jiwa” dan ternyata, ungkapan ini benar loh! Melalui mata seseorang, kita bisa mengerti apa
yang sedang dia pikirkan. 

Sebagai contoh, seseorang yang sedang berbohong cenderung tidak bisa fokus dengan
pandangan mereka. Mereka akan melihat ke atas dan ke kiri seperti sedang mencari sebuah
jawaban yang tepat. Dan, mereka akan cenderung melihat ke atas dan ke kanan, saat sedang
mengingat sesuatu. Contoh lainnya seperti yang sudah saya ceritakan di awal artikel ini. Saat
kita sedang merasa tidak enak badan, hanya dengan tatapan kepada ibu, ibu kita akan tahu
bahwa anaknya sedang sakit. 

5. Penggunaan emoji dapat membuat chat menjadi lebih emosional.

Di era digital seperti sekarang ini, media sosial dan beberapa aplikasi sosial lainnya
telah memudahkan kita dalam berkomunikasi secara non-verbal. Penggunaan emoticon dapat
merepresentasikan pikiran dan suasana hati kita kepada orang lain di dalam chat atau teks.
Bahkan postingan status dan foto yang kita unggah di media sosial juga bisa dibuat
seekspresif mungkin dengan emoticon yang ada. 

Teman-teman kita di media sosial dapat mengetahui dengan pasti dan jelas, apa yang sedang
kita rasakan sekarang, hanya dengan memilih satu emoticon yang menunjukkan wajah yang

12
tersenyum atau sedih. Saat kita memilih emoticon sedih, seperti ?, maka satu atau beberapa
teman kita akan langsung menanyakan kondisi hati kita melalui teks. “Kamu kenapa? Kok
statusnya sedih?” “Hei, kamu lagi sedih ya? Cerita dong, kamu kenapa?”. Untuk memiliki
komunikasi yang lebih interaktif dengan orang lain, rekan pembaca bisa menggunakan emoji
yang sesuai. 

Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar orang lain tidak salah paham dengan
komunikasi non-verbal yang kita berikan? 

Perhatikan gerakan-gerakan kecil yang kita lakukan. 

Coba perhatikan gerak-gerik kita yang menjadi komunikasi non-verbal. Terkadang


kita sering melupakan hal ini. Misalnya, apakah kita tersenyum saat berjabat tangan dengan
orang lain? Apakah kita terlihat cemberut saat mendengar berita keberhasilan seseorang? Dan
lain sebagainya. 

Waspadai setiap inkonsistensi bahasa tubuh.

Saat kita mengatakan sesuatu, apakah ucapan kita sesuai dengan Bahasa tubuh yang
diberikan? Misalnya, saat kita mengatakan “saya baik-baik saja” disertai dengan senyuman
dan intonasi kata yang baik, ini menunjukkan sebuah ketulusan. Namun, apabila kita
mengatakan “saya baik-baik saja” dengan intonasi yang cukup tinggi dan disertai dengan
dengan desahan keras atau rasa kesal, ini menunjukkan arti sebaliknya, Anda sedang tidak
merasa baik. 

Perhatikan reaksi orang lain.

Saat kita melakukan komunikasi non-verbal, kita juga perlu memerhatikan reaksi dari
orang lain. Ini bertujuan agar komunikasi non-verbal yang kita berikan tidak mengundang
kesalahpahaman dari orang lain. 

C. FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL


Fungsi komunikasi pada umumnya menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu
komunikasi suatu pengantar mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai
fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian.4
1) Fungsi Komunikasi Sosial

4
Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal.8.

13
Komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan
hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.Pembentukan konsep
diriadalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh
lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri
orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut
aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya
menyatakan bahwa kita ada.
2) Fungsi Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen
untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan nonverbal.
3) Fungsi Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering
melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang
mengucapkan kata- kata dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.
4) Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: Menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau
menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa
komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih,
meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

Sedangkan komunikasi nonverbal memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Aksentuasi
Aksentuasi atau tekanan adalah penggunaan isyarat nonverbal untuk memperkuat
makna verbal. Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat
ketika berpidato.
2) Komplemen
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk melengkapi pesan verbal. Tetapi
komplemen berbeda dengan subtitusi. Verbal dan kode nonverbal saling
menambahkan makna satu sama lain. Nada suara, gestur dan gerakan tubuh dapat
mengindikasikan perasaan seseorang yang melengkapi pesan verbal.
3) Kontradiksi
Kontradiksi dapat terjadi ketika pesan verbal dan nonverbal bertentangan. Seringkali
fungsi ini terjadi secara tidak sengaja. Fungsi kontradiksi ini biasanya digunakan pada

14
saat menyindir atau humor. Pesan verbalnya menyatakan satu makna, tetapi bahasa
nonverbalnya menyatakan perasaan yang dirasakan sebenarnya. Seperti misalnya
seseorang memuji prestasi temannya tetapi sambil mencibirkan bibir.
4) Subtitusi
Komunikasi nonverbal disini memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan pada saat
seseorang tidak menggunakan bahasa verbal. Pada beberapa kejadian, pesan
nonverbal yang dimaksudkan dalam fungsi sangat jelas. Misalnya, seseorang memuji
sesuatu hanya dengan mengacungkan jempol tanpa menggunakan sepatah kata.
5) Regulasi
Pada fungsi ini komunikasi nonverbal bertugas untuk memonitor dan mengontrol
ketika berinteraksi dengan seseorang. Contohnya seperti pada saat memberikan
kontak mata ketika berbicara dengan seseorang.

Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah komunikasi penting. Periset


nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) sebagai berikut:
1. Untuk menekankan, komunikasi nonverbal digunakan untuk menonjolkan atau
menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, anda mungkin
tersenyum untuk menekankan suatu hal tertentu.
2. Untuk melengkapi (complement), komunikasi nonverbal digunakan untuk
memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal.
3. Untuk menunjukkan kontradiksi., pesan verbal dapat bertentangan dengan gerakan
nonverbal. Sebagai contoh, anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan
mata untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar.
4. Untuk mengatur, gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan
keinginan untuk mengatur arus verbal. Contohnya, mengerutkan bibir,
mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan
bahwa anda ingin mengatakan sesuatu.
5. Untuk mengulangi, misalnya, menyertai pernyataan verbal “Apa benar?” dengan
mengangkat alis mata.
6. Untuk menggantikan, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-
apa yang dapat digantikan dengan menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya”
atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”.5

5
https://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/19/komunikasi-non-verbal/

15
Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi,
yaitu:
1. Repetisi.
2. Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan yang
disajikan secara verbal. Misalnya setelah seseorang menjelaskan penolakannya terhadap
suatu hal, ia akan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menjelaskan
penolakannya.
3. Substitusi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menggantikan lambang-lambang
verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang berkata, ia dapat menunjukkan
persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
4. Kontradiksi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menolak pesan verbal atau
memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji
prestasi rekannya dengan mencibirkan bibirnya sambil berkata: “Hebat, kau memang
hebat”.
5. Komplemen
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk melengkapi dan memperkaya
makna pesan nonverbal. Misalnya air muka seseorang menunjukkan tingkat penderitaan
yang tidak terungkap dengan kata-kata.
6. Aksentuasi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menegaskan pesan verbal atau
menggarisbawahinya. Misalnya seseorang mengungkapkan kejengkelannya sambil
memukul mimbar.

D. KARAKTERISTIK KOMUNIKASI NON VERBAL

Meskipun seringkali komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dilakukan secara


bersamaan, namun komunikasi nonverbal nampak berbeda dari komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal memiliki karakteristik yaitu:

1) Komunikasi nonverbal memiliki saluran lebih dari satu dan dapat dilakukan secara
bersamaan pada waktu yang sama.
2) Komunikasi nonverbal bersifat analog dan berkelanjutan. Analog yang dimaksudkan
adalah dapat diukur dan lebih banyak menggunakan jasmani. Kebanyakan orang tidak

16
menggunakan ekspresi wajah, tetapi lebih cenderung kepada menggabungkan gerakan
wajah.

Komunikasi nonverbal sangat ideal untuk mengekspresikan emosi. Komunikasi


nonverbal mungkin akan lebih sulit untuk dipahami dan dimengerti daripada komunikasi
verbal. Ada tiga sebab mengapa komunikasi nonverbal sulit untuk dipahami. Pertama,
seseorang menggunakan kode nonverbal yang sama untuk mengkomunikasikan berbagai
makna. Kedua, seseorang menggunakan berbagai macam kode nonverbal untuk untuk
menjelaskan satu makna. Ketiga, tiaporang memiliki penafsiran berbeda untuk memaknai
komunikasi nonverbal.6

E. BENTUK KOMUNIKASI NON VERBAL

Bentuk komunikasi nonverbal adalah isyarat komunikasi yang terdiri dari simbol yang
bukan kata-kata. Berikut adalah bentuk- bentuk komunikasi nonverbal.7
1) Gerakan tubuh dan ekspresi wajah
Ilmu yang mempelajari tentang postur tubuh, gerakan, dan ekspresi wajah disebut
dengan kinesik. Kinesik berasal dari bahasa Yunani yaitu kinesis yang berarti
gerakan. Ekman dan Friesen mengkategorikannya berdasarkan fungsi, asal, dan
makna yaitu sebagai berikut :
a) Emblems, adalah gerakan yang menggantikan kata dan kalimat. Contohnya
seperti meletakkan jari telunjuk di depan mulut yang berarti “harap diam”.
Penggunaan emblem harus diperhatikan karena biasanya akan memiliki arti
berbeda di suatu kebudayaan.
b) Ilustrators, gerakan yang mendampingi untuk memperkuat pesan verbal.
Contohnya seperti menganggukan kepala saat mengucapkan kata “Ya” dan
menggelengkan kepala saatberkata “Tidak”.Isyarat nonverbal ini lebih bersifat
universal daripada keempat kategori yang ada.
c) Affect displays, gerakan dari wajah dan tubuh yang digunakan untuk
menunjukkan emosi. Seperti misalnya ekspresi dan gerakan seseorang yang
sedang menyaksikan tim favoritnya memenangkan suatu pertandingan atau
seseorang yang menutup pintu dengan keras ketika sedang marah.

6
Marheni Fajar, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 102.
7
Faisal Wibowo, Komunikasi Nonverbal, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal. 75.

17
d) Regulators, adalah gerakan nonverbal yang mengontrol kecepatan gerakan
ketika berkomunikasi. Contoh dari regulator misalnya melihat jam tangan
ketika bosan dan pergi meninggalkan seseorang saat mengobrol ketika ingin
menghentikan pembicaraan.
e) Adaptors, adalah gerakan yang mungkin dilakukan pada waktu yang privasi
tapi hanya sebagian dilakukan pada saat berada di depan publik. Seperti
misalnya mengupil pada saat sendirian dan ketika berada di ruang publik, yang
dilakukan hanya mengusap hidung.
2) Penampilan Tubuh
Yang termasuk kedalam kategori ini adalah tipe tubuh (tinggi badan, berat badan, dan
kekuatan tubuh) dan juga daya tarik fisik.
a) Tipe Tubuh
Tipe tubuh atau somatotype dikategorikan menjadi tiga yaitu :
1. Ectomorph yaitu memiliki bentuk badan tinggi, kurus, dan biasanya
adalah orang yang lemah. Umumnya seseorang yang termasuk kategori
ini mempunyai sedikit lemak dalam tubuhnya, ukuran tulang yang
kecil, dan kekuatan otot yang rendah.
2. Mesomorph yaitu memiliki bentuk badan proposional, berat badan
rata-rata, atletis, dan memiliki kekuatan otot yang cukup.
3. Endomorph yaitu memiliki bentuk badan pendek, kalam, dan bulat.
b) Daya Tarik Fisik
Kecantikan atau ketampanan seseorang dapat mempengaruhi kesehariannya.
Pada pekerjaan tertentu, suatu perusahaan membutuhkan seseorang yang
memiliki kecantikan atau ketampanan untuk menunjang pekerjaannya
tersebut.
3) Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang
cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang patut dilakukan dalam jangka
waktu tertentu, serta ketepatan waktu.
4) Sentuhan
Bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal disebut haptik.
Sentuhan dapat termasuk bersalaman, menggenggam tangan, pukulan, dan lain-lain.

18
Masing-masing dari bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau
perasaan masing-masing dari seseorang yang menyentuh. Sentuhan juga dapat
menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif maupun
negatif.
5) Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Isyarat vokalik
adalah semua aspek oral dari suara kecuali kata-kata. Isyarat vokalik termasuk:
a) Pitch, yakni nada. Adalah tinggi atau rendahnya suatu suara.
b) Rate, yakni laju. Merupakan seberapa cepat atau lambat ketika berbicara
c) Inflection, yakni modulasi suara. Keberagaman atau perubahan dalam nada
bicara.
d) Volume, yakni keras atau lembut dari suara yang dihasilkan.
a. dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).8

Presepsi wajah, jeda atau tenggang waktu dalam berbicara, gerak tangan, jarak kontak
mata, sikap tubuh, cara berpakaian, volume suara dan intonasi, sentuhan atau rabaan, cara
mengatur kamar, dan sebagainya, semua itu adalah perbuatan dan sekaligus merupakan
modalitas komunikasi nonverbal. Perilaku nonverbal memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

1. Merupakan kebiasaan, maka bersifat otomatis dan jarak kita sadari.


2. Berfungsi mengungkapkan perasaan-perasaan kita yang sebenarnya, kendati dengan
kata-kata kita berusaha menyembunyikannya.
3. Komunikasi nonverbal merupakan sarana utama untuk mengungkapkan emosi.
4. Memiliki makna yang berlainan pada berbagai lingkungan budaya yang berbeda.
5. Memiliki makna yang berbeda dari orang ke orang.9

Bentuk komunikasi nonverbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi


wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara. Beberapa contoh
komunikasi nonverbal:

b. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.

8
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2015
9
Jalaludin Rakhamat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 1994)

19
c. Gerakan Tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata,
ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya;
untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan.
d. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemah- nya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lainlain.
Kronemik, Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi
durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap
patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).10

Ada beberapa kategori komunikasi non verbal, diantaranya:

1. Penampilan Penampilan diri dalam pergaulan dan hubungan dengan orang lain
memiliki peranan yang amat penting baik dalam perkembangan keakraban, saling percaya,
bahkan mempermudah komunikasi. Penampilan yang ramah, semangat tinggi, perhatian,
penuh gairah harus dimiliki seorang pelatih diklat dengan menjauhi sikap yang pemarah,
emosional dan tidak simpati harus dijauhinya. Hal yang tak kalah penting adalah persoalan
pakaian dan aksesoris. Perihal kerapian dalam hal berpakaian juga akan mencerminkan
kepribadian seseorang. Pakaian dan aksesoris juga dapat menjadikannya sebagai kesan
pertama sehingga kita harus berhati-hati dalam memilihnya. Walaupun tidak termasuk dalam
stereotipe, individu dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya. Sebagai contoh, seseorang
seringkali menyukai orang lain hanya karena persoalan cara berpakaian yang menarik
perhatiannya. Contoh lainnya adalah penampilan menarik dan pakaian rapi pelamar pekerjaan
cenderung akan lebih gampang mendapatkan pekerjaan.

2. Gerakan Tubuh atau Kinestetik, yang termasuk dalam katergori ini diantaranya:
Orientasi tubuh, derajat komunikator mengatur dirnya untuk menghadap atau menjauh dari
komunikan dengan tubuh, kaki ataupun kepalaPostur tubuh. Cara seseorang berdiri, bergerak,
berjalan dapat menjelaskan ekspresi dirinya. Postur tubuh ini dapat merefleksikan konsep
diri, emosi bahkan tingkat kesehatannya. Wajah dan kontak mata. Wajah adalah sumber yang

10
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2015

20
kaya dengan komunikasi dikarenakan ekspresi dari wajah merupakan cerminan dari suasana
hati seseorang. Sedangkan kontak mata akan menimbulkan signal alami dalam melaksanakan
komunikasi. Kontak mata selama terjadinya komunikasi menandakan bahwa orang tersebut
terlibat serta menghargai lawannya disertai keinginan untuk memperhatikan, tidak hanya
sebatas mendengarkan.Gerak Isyarat. Gerak isyarat (gesture) ialah sumber informasi yang
baik dalam komunikasi non verbal.gerak isyarat bisa digunakan untuk mempertegas
pembicaraan seperti menghentakkan kaki menggerak-gerakkan tangan selama berbicara
dalam sebuah pelatihan tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut dalam keadaan bingung
ataupun stres ataupun sebagai salah satu cara yang dilakukan dalam rangka menepis dan
menghilangkan rasa bingung dan stres tersebut.

3. Vokalik/Suara/Paralanguage Suara merupakan salah satu bagian dari komunikasi non


verbal. Suara adalah parabahasa (paralanguage) yakni cara bagaimana kata-kata dan kalimat
dilafalkan. Suara dapat mengkomunikasikan sesuatu yang bisa dilakukan dengan cara nada
bicara, tinggi suara, kecepatan berbicara, besar suara, keras dan lemahnya suara, kualitas
suara, intonasi, berapa lama dan panjang istirahat dan juga ketidaklancaran. Semua hal
tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam melemahkan dan menguatkan pesan
yang akan disampaikan kepada seseorang atau lawan bicara. Sebagai seorang komunikator
dalam sebuah pelatihan hendaknya menghindari suara yang melengking dan tergesa-gesa.
Kewibawaan seorang komunikator juga didapat dengan pemberian kesan suara dan gaya
bicara yang ramah, tenang, meyakinkan dan tidak menyinggung perasaan. Hal ini juga
memberikan kesan bahwa komunikator tersebut memiliki kredibilitas yang kuat.

F. KLASIFIKASI KOMUNIKASI NONVERBAL


1. Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk
stereotipe. Contoh dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
2. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat
menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
3. Ekspresi wajah

21
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
4. Kontak mata
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan.
5. Postur tubuh dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
6. Sound (suara)
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
7. Gerak isyarat
Gerak isyarat dapat mempertegas pembicaraan, seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau
mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stres, bingung,
atau sebagai upaya untuk menghilangkan stres.
Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bahasa tanda (sign language)
2. Bahasa tindakan (action language)
3. Bahasa objek (object language)
Sedangkan menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter secara garis besar
membagi pesan-pesan nonverbal menjadi dua kategori besar, yakni:
1. Berdasarkan perilaku, yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur
tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan parabahasa
2. Berdasarkan lingkungan, yang terdiri dari ruang, waktu, dan diam.
Duncan (dalam Rakhmat, 1985) menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan nonverbal,
yaitu:
1. Pesan kinesik.
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti.
Pesan ini terdiri dari tiga kompunen utama yaitu:
a) Pesan fasial (air muka)
b) Pesan gestural (gerakan)
c) Pesan postural (keseluruhan anggota badan)
2. Pesan proksemik

22
Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya, dengan
mengatur jarak, kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan ini juga
diungkapkan dengan mengatur ruangan objek dan rancangan interior.
3. Pesan artifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan, body image, pakaian, maupun kosmetik.
Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, yang berarti
menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain
sepatutnya memperlakukan kita.
4. Pesan paralinguistic
Merupakan pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan
verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan
dengan cara yang berbeda. Hal-hal yang membedakan antara lain: nada, kualitas suara,
volume, kecepatan, dan ritme.
5. Pesan sentuhan dan bau-bauan
Berbagai pesan atau perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan serta bau-bauan
yang telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar maupun tidak sadar. Saat ini
orang-orang telah mencoba menggunakan bau-bauan buatan seperti parfum untuk
menyampaikan pesan.

G. PERBEDAAN KOMUNIKASI NONVERBAL ANTAR GOLONGAN ATAU


SEKELOMPOK ORANG
Ada dugaan bahwa bahasa nonverbal sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya,
pada dasarnya suatu kelompok yang epunyai bahasa verbal khas juga dilengkapi dengan
bahasa nonverbal khas yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut. Sebagai contoh, seorang
Sunda akan membungkukkan badan bahkan terkadang disertai anggukan kepala ketika lewat
di depan orang lain (terutama yang lebih tua atau berstatus lebig tinggi), seraya mengucapkan
“punten”. Kejanggalan akan terjadi ketika orang mengucapkan “excuse me” seraya
membungkukkan badan.
Suatu perbedaan yang menonjol antara pesan verbal dengan nonverbal adalah bahwa
pesan verbal terpisah-pisah, sedangkan pesan nonverbal sinambung. Artinya, orang dapat
mengawali dan megakhiri pesan verbal kapanpun ia menghendakinya, sedangkan pesan
nonverbalnya tetap mengalir, sepanjang ada orang di dekatnya.
Perbedaan penafsiran pesan nonverbal bisa terjadi kapan saja dan dimana seseorang itu
berada. Di bawah ini akan dibandingkan beberapa makna pesan nonverbal:

23
1. Banyak orang dari berbagai bangsa menggunakan tanda ”V” (telunjuk dan jari tengah
berdiri, sedangkan jari lainnya ditekuk) sebagai tanda kemenangan atau perdamaian,
termasuk juga di Indonesia. Akan, tetapi, asyarat yang di beberapa negara berarti ”beri saya
dua” tersebut bermakna jorok.
2. Di Amerika dan Jerman, isyarat untuk ”beres”, ”oke”, atau ”bagus” adalah suatu
lingkaran yang dibentuk oleh ibu jari dan telunjuk dengan ketiga jari lainnya berdiri. Di
Prancis Utara, isyarat itu sama seperti di Amerika, sedangkan di Prancis Selatan mempunyai
arti ”tidak ada” atau ”nol”. Di Paris, isyarat ”OK” ala Amerika tersebut berarti ”kamu tidak
berharga” dan di Yunani itu berarti ajakan seksual yang tidak sopan, sedangkan di Jepang dan
Filipina isyarat tersebut berarti ”uang”.
3. Di Uni Emirat Arab, menggelengkan kepala berarti ”ya”. Maka seorang TKW
Indonesia bernama Kartini dituduh telah melakukan peinaan dengan seorang pekerja asal
India dan dinyatakan bersalah karena ia menggelengkan kepalanya ketika ia ditanya oleh
jaksa dan hakim.
4. Orang Jawa dan orang Sunda tradisional tampaknya berperilaku mirip dengan orang
Jepang, sedangkan orang Batak seperti orang Amerika. Baik orang Jepang atau orang Jawa
menganggap menatap orang lain sebagai tidak sopan. Jadi, kalau mereka menundukkan
kepala ketika berbicara, itu dimaksudkan untuk menghormati lawan bicara yang biasanya
orang tua atau yang berstatus lebih tinggi. Kesalahpahaman terjadi ketika ada seorang pekerja
asal Sumatra Utara dipecat oleh majikannya (orang Sunda) karena saat dijelaskan mengenai
suatu pekerjaan, si pekerja menatap mata si majikan sehinggga salah tafsir pun terjadi.

H. CARA MENINGKATKAN KOMUNIKASI NON VERBAL

Pada kenyataannya, komunikasi terjadi bukan hanya secara verbal, tapi juga secara
non verbal. Ekspresi wajah serta gerakan tubuh pun bisa menjadi cara anda untuk mengerti
apa yang sebenarnya dirasakan oleh pasangan anda ataupun oleh orang lain. Menurut
Lawrence Robinson, Jeanne Segal, Ph. D., dan Robert Segal, M.A. yang ditulis dalam sebuah
artikel di situsnya, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan dalam melakukan komunikasi non verbal di antaranya adalah :11
1) Gunakan sinyal yang cocok dengan kata-kata yang diucapkan
Komunikasi nonverbal seharusnya mendukung apa yang akan dikatakan seseorang,
bukan melawannya. Jika seseorang mengatakan sesuatu, namun bahasa tubuhnya

11
Judy Pearson, Human Communication, (New York: Graw Hill Companies, 2003), hal. 102.

24
mengatakan sebaliknya, bisa jadi lawan bicaranya akan bingung atau merasa kalau
orang tersebut adalah orang yang tidak sopan.
2) Arahkan pesan nonverbal pada konteks yang sedang dialami
Misalnya, nada suara ketika berbicara dengan anak kecil pasti berbeda dengan nada
suara ketika berbicara dengan sekumpulan orang dewasa.Mudahnya, masuklah ke
dalam background emosional orang yang sedang diajak bicara.
3) Gunakan bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan positif
Meskipun sedang tidak merasakannya. Jika seseorang sedang merasa gelisah mungkin
karena job interview, presentasi, atau kencan, gunakan bahasa tubuh yang positif
untuk menyampaikan untuk menyatakan rasa percaya diri meskipun sebenarnya tidak
merasa percaya diri.

I. PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI
Ada beberapa alasan mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat
penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976), yaitu:
1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal darpada pesan
verbal
3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancauan
4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi
5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan
dengan pesan verbal
6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat
Pada tahun 1972 Wiener, Devoe, Rubinow, dan Geller menulis sebuah artikel penting
berpendapat bahwa kebanyakan penelitian dimasa lalu menyamakan perilaku nonverbal
dengan komunikasi verbal. Perhatian utamanya ialah ada pihak penerima atau reciever dan
arti yang diberikannya bagi perilaku nonverbal. Para penulis ini memiliki keprihatinan karena
pendekatan-pendekatan psikologis cenderung menganggap setiap perilaku nonverbal yang
diberi arti tertentu oleh pihak penerima menjadi komunikatif. Setiap kali orang menyilangkan
kakinya tidaklah berarti orang itu mengkomunikasikan sesuatu. Secara analogis, para
penulis  menunjukkan bahwa hanya karena seseorang menyimpulkan sekelompok awan tebal

25
dan hitam merupakan isyarat turunnya hujan, tidaklah berarti awan itu berkomunikasi akan
turunnya hujan. Komunikasi nonverbal merupakan bagian dari perilaku nonverbal dan terjadi
apabila perilaku-perilaku nonverbal dapat ditafsirkan dalam konteks sosial mengenai bahasa
yang berlaku.
Secara psikologis, perilaku-perilaku nonverbal ditafsirkan sebagai ekspresi keadaan
individu seperti emosi individu. Orang merasa sedih yaitu sebagai emosi internal, dan oleh
karena itu ia menangis yaitu sebagai perilaku nonverbal. Ia merasa bahagia, maka ia
tersenyum. Dalam komunikasi antar pribadi para komunikator menginterpretasikan masing-
masing perilaku nonverbal pihak lain sebagai ”pesan-pesan” yang dikeluarkan atau
disampaikan seseorang untuk memberikan kepada pihak lain apa yang ia rasakan

J. PENTINGNYA PERAN KOMUNIKASI NONVERBAL


Gestur, tatapan mata, hingga gerakan yang akan membantu orang yang sedang
berkomunikasi dengan Anda untuk menilai kepedulian Anda terhadapnya. Atau, untuk
memastikan Anda benar-benar mendengarkan dan mengatakan hal yang jujur.Saat
komunikasi nonverbal yang dilakukan selaras dengan ucapan Anda, maka akan timbul
kepercayaan dan kejelasan dalam proses komunikasi yang utuh. Sebaliknya, jika komunikasi
verbal dan nonverbal tidak sinkron, maka kecurigaan, ketegangan, atau kebingungan antara
dua orang yang sedang berkomunikasi akan meningkatkan .Untuk Anda yang ingin menjadi
komunikator ulung, mempelajari komunikasi nonverbal adalah hal yang mutlak hukumnya.
Tak hanya mempelajari yang dilakukan orang lain, tapi juga diri sendiri.Komunikasi
nonverbal juga merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam
merawat dan mendidik anak, aspek nonverbal seperti sentuhan dan pelukan sangat penting
dilakukan sebagai penyampaian rasa sayang antara orangtua dan anak.Contoh lain yang
membutuhkan aspek nonverbal dalah ketika memilih pasangan atau merespons kondisi
bahaya. Oleh karena itu, dengan mengetahui jenis komunikasi non-verbal, kita diharapkan
dapat menyampaikan dan memahami informasi dengan lebih baik.12
Komunikasi non verbal adalah jenis komunikasi yang disajikan tanpa kata-kata dalam
proses penyampaian informasinya seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh,
kedekatan jarak, suara yang bukan kata atau pribahasa, sentuhan, dan cara berpakaian.
Keterampilan mendengar secara aktif akan menjadikannya sebagai kunci dalam komunikasi
yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat terjadii jika antara komunikator dan komunikan
dapat saling memberikan umpan balik satu sama lainnya.
12
https://www.sehatq.com/artikel/komunikasi-non-verbal-saat-tatapan-mata-dan-gerakan-berbicara-banyak

26
Adapun bentuk komunikasi nonverbal yaitu Kinesics dan Paralanguage. Kinesics
yaitu suatu nama teknis bagi studi mengenai gerakan tubuh digunakan dalam komunikasi.
Gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, emosi, gerak isyarat, sikap badan, dan
sentuhan. Sedangkan Paralanguage yaitu nonverbal yang kita dengar bagaimana sesuatu
dikatakan. Melalui pengendalian empat utama karakteristik vokal, volume, rate, quality. Dari
keempat karakteristik tersebut kita dapat melengkapi, menambah atau mempertentangkan
makna yang terkandung dalam bahasa mengenai isi pesan. (Susanto, 2011: 125-131) Dari
hasil observasi peneliti ditemukan bahwa homoseksual biasanya menggunakan bahasa tubuh
yang kebanyakan digunakan oleh kaum perempuandimana jika berbicara kaum wanita
cenderung lemah lembut. Dari cara berjalan yang melenggak-lenggok, dan juga dari cara
berpakaian yang terlihat lebih menonjol dari kaum pria pada umumnya. Hal-hal inilah yang
mereka gunakan untuk menunjukkan jati diri mereka kepada masyarakat luas dan untuk
membedakan mereka agar mereka terlihat oleh sesamanya yang digunakan untuk mencari
pasangan sesama jenis.

Fungsi lain dari komunikasi nonverbal adalah mengatur pesan verbal. Pesan-pesan
nonverbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan
halus, seperti misalnya anggukan kepala selama percakapan berlangsung. Selain itu,
komunikasi nonverbal juga memberi penekanan kepada pesan verbal, seperti mengacungkan
kepalan tangan. Dan akhirnya fungsi komunikasi nonverbal adalah pelengkap pesan verbal
dengan mengubah pesan verbal, seperti tersenyum untuk menunjukkan rasa bahagia kita.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang sebenarnya dari
pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat dipahami. Keduanya,
komunikasi verbal dan nonverbal, kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain
saling membutuhkan guna mencapai komunikasi yang efektif.13

Komunikasi nonverbal lebih bersifat melengkapi komunikasi verbal daripada


mengulang atau menggantikannya yaitu keduanya bekerja bersama-sama dalam
menghasilkan makna. Birdwhistell menjelaskan bahwa fenomena parakinesic (yaitu
kombinasi gerakan yang dihubungkan dengan komunikasi verbal) dapat dipelajari melalui
struktur gerakan. Komunikasi nonverbal merupakan suatu proses berkesinambungan karena
manusia tidak menggunakan satu saluran secara tetap, yang pasti manusia selalu
menggunakan lebih dari satu saluran untuk komunikasi antar pribadi

13
Cangara,Hafied,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:RajaGrafindo Persada,2007),hal.10

27
K. PERILAKU NONVERBAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pada tahun 1972 Wiener, Devoe, Rubinow, dan Geller menulis sebuah artikel penting
berpendapat bahwa kebanyakan penelitian dimasa lalu menyamakan perilaku nonverbal
dengan komunikasi verbal. Perhatian utamanya ialah ada pihak penerima atau reciever dan
arti yang diberikannya bagi perilaku nonverbal. Para penulis ini memiliki keprihatinan karena
pendekatan-pendekatan psikologis cenderung menganggap setiap perilaku nonverbal yang
diberi arti tertentu oleh pihak penerima menjadi komunikatif. Setiap kali orang menyilangkan
kakinya tidaklah berarti orang itu mengkomunikasikan sesuatu. Secara analogis, para
penulis  menunjukkan bahwa hanya karena seseorang menyimpulkan sekelompok awan tebal
dan hitam merupakan isyarat turunnya hujan, tidaklah berarti awan itu berkomunikasi akan
turunnya hujan. Komunikasi nonverbal merupakan bagian dari perilaku nonverbal dan terjadi
apabila perilaku-perilaku nonverbal dapat ditafsirkan dalam konteks sosial mengenai bahasa
yang berlaku.
Secara psikologis, perilaku-perilaku nonverbal ditafsirkan sebagai ekspresi keadaan
individu seperti emosi individu. Orang merasa sedih yaitu sebagai emosi internal, dan oleh
karena itu ia menangis yaitu sebagai perilaku nonverbal. Ia merasa bahagia, maka ia
tersenyum. Dalam komunikasi antar pribadi para komunikator menginterpretasikan masing-
masing perilaku nonverbal pihak lain sebagai ”pesan-pesan” yang dikeluarkan atau
disampaikan seseorang untuk memberikan kepada pihak lain apa yang ia rasakan14

L. MENGGUNAKAN KOMUNIKASI NONVERBAL SECARA EFEKTIF

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak


menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan
komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai
komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan
komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

Komunikasi nonverbal sangatlah penting dipahami karena sinyal nonverbal sendiri


dalam komunikasi karena mampu memperkuat pesan verbal yang dibuat oleh seseorang
dalam merespon lawan bicaranya atau orang sekitar. Komunikasi nonverbal sendiri dapat
14
https://adetempe.blogspot.com/2016/12/makalah-komunikasi-nonverbal.html

28
diartikan sebagai proses interpersonal untuk mengirimkan dan menerima informasi baik
secara senagaja maupun tidak sengaja tana menggunakan bahasa atau tulisan. Biasanya
komunikasi nonverbal sendiri dilakukan dalam bentuk gerakan yang memiliki makna.

Contohnya seperti kamu merasa risih dengan orang yang sedang merokok dekat
kamu, namun kamu merasa enggan dan tak enak untuk menegurnya, disini bentuk
komunikasi nonverbal dapat dilihat dengan pergerakan tubuh kita yang menghindari orang
tersebut, atau bisa dengan batuk dan menutup hidung. Secara tidak langsung bisa orang yang
dituju akan menyadarinya bahwa kamu risih dengan asap rokok tersebut. Terdapat enam jenis
sinyal non verbal yang dapat dipelajari, yaitu :

Raut wajah. Sebagai kendaraan utama untuk mengekspresikan emosi seseorang dan
mampu menunjukkan identitas seseorang.

Gesture & postur. Cara memposisikan dan memindahkan tubuh anda untuk
mengekspresikan dirianda saat berkomunikasi.

Karkteristik vocal. Suara mampu membawa pesan yang disengaja maupun tidak
disengaja

Penampilan pribadi. Penampilan fisik akan direspon oleh orang lain maka perlulah
diperhatikan.

Menyentuh. Sentuhan merupakan cara penting untuk menyampaikan sesuatu.

Ruang dan waktu. Digunakan untuk menegaskan otoritas, menyiratkan keintiman, dan
mengirimkan pesan nonverbal lainnya.

Memperhatikan isyarat nonverbal membuat Anda menjadi pembicara dan pendengar


yang lebih baik.  Dengan menguasanya Anda mampu merasakan manfaat dari komunikasi
nonverbal sendiri yaitu untuk mengirimkan makna melalui penguatan, berlawanan dengan
komunikasi verbal, serta mengganti lambang -- lambang verbal. Komunikasi verbal juga
digunakan untuk mempengaruhi seseorang dan mengatur alur waktu percakapan.

Dalam menggunakan komunikasi nonverbal secara efektif sendiri haruslah


memperhatikan dan menekankan isyarat nonverbal dan sinyal nonverbalnya. Sehubungan
dengan hal tersebut, cara paling efektif untuk mengekspresikan komunikasi non verbal adalah

29
dengan cara sesuaikan isyarat nonverbal dengan situasi yang terjadi dan juga sesuaikan sinyal
nonverbal yang kita isyaratkan kepada orang lain.

Contohnya ketika karyawan datang dan berbicara kepada atasannya mengenai


kenaikan gaji, maka sebagai atasan Anda harus menyesuaikan isyarat nonverbal. Jika tidak
mampu memberikan kenaikan gaji maka jujur dalam mengekspresikannya, dan sebaliknya
jangan terlalu tertarik dengan apa yang karyawan katakan.15

M. PERBEDAAN KULTURAL DALAM KOMUNIKASI NON VERBAL


Hubungan antara komunikasi nonverbal dan kebudayaan sangat erat karena keduanya
dipelajari, diwariskan dan melibatkan pengertian-pengertian yang harus dimiliki bersama.
Dilihat dari segi ini, dapat dimengerti mengapa komunikasi nonverbal dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Banyak perilaku nonverbal dipelajari secara kultural. Sebagaimana aspek verbal, komunikasi
nonverbal juga tergantung atau ditentukan oleh kebudayaan, yaitu :
1.      Kebudayaan menentukan perilaku-perilaku nonverbal yang mewakili atau melambangkan
pemikiran, perasaan, keadaan tertentu dari komunikator.
2.      Kebudayaan menentukan kapan waktu yang tepat atau layak untuk mengkomunikasikan
pemikiran, perasaan, keadaan internal. Jadi walaupun perilaku-perilaku yang memperlihatkan
emosi ini banyak yang bersifat universal, tetapi ada perbedaan-perbedaan kebudayaan dalam
menentukan kapan, oleh siapa dan dimana emosi-emosi itu dapat diperlihatkan.
3.      Pengenalan dan pemahaman tentang pengaruh kebudayaan pada interaksi nonverbal
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam Komunikasi Antar Budaya, karena: Dengan
mengerti pola-pola dasar pengetahuan nonverbal dalam suatu kebudayaan, kita dapat
mengetahui sikap-sikap dasar dari kebudayaan tersebut. Misalnya dengan memperhatikan
tindak tanduk para pegawai pria Jepang dalam membuat pertemuan-pertemuan di restoran
pada malam hari, seseorang dapat mempelajari sedikit tentang sikap mereka terhadap
pekerjaan dan wanita.
4.      Pola-pola perilaku nonverbal dapat memberikan informasi tentang sistem nilai suatu
kebudayaan. Misalnya : tentang konsep waktu kebudayaan dengan orientasi pada “doing”
(aktif melakukan sesuatu) seperti Amerika Serikat akan cenderung untuk menganggap situasi
tanpa kata-kata sebagai membuang-buang waktu. Bagi kebudayaan dengan orientasi pada

15
https://www.kompasiana.com/jessicandh/5af083a6ab12ae2d0571c506/meningkatkan-kemampuan-
komunikasi-nonverbal

30
“being” (keberadaan), suasana hening dalam pembicaraan mempunyai nilai positif, karena
penting untuk pemahaman diri dan kesadaran akan keadaan.
5.      Pengetahuan tentang perilaku nonverbal dapat membantu untuk menekan rasa
etnosentrisme. Misalnya : seseorang mungkin akan lebih memahami penggunaan jarak ruang
oleh orang lain, jika orang tersebut sadar akan karakteristik-karakteristik kebudayaan yang
mendasarinya, yang mencerminkan sesuatu tentang si pengguna dan kebudayaannya.

N. ISYARAT PENGENALAN DIRI DALAM KOMUNIKASI NON VERBAL


 1. Komunikasi Tubuh
Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh. Manusia
mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara akurat melalui gerakan-
gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Dalam unit ini kita mengamati komunikasi
tubuh dan menelaah berbagai cara di mana tubuh, wajah, dan mata mengkomunikasikan
makna-makna.
Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman dan Wallace
V. Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini membedakan lima kelas (kelompok)
gerakan nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi, dan kode perilaku ini:
a.       Komunikasi Gestura yang meliputi:
1)   Emblim (emblems)
Emblim adalah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan.
Emblim meliputi, misalnya; isyarat untuk “oke.” “jangan ribut,” “kemarilah,” dan saya ingin
menumpang.” Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu.
Kita barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada dasarnya sama dengan kita
mempelajari kata-kata – tanpa sadar, dan sebagian besar melalui proses peniruan. Walaupun
emblim bersifat alamiah dan bermakna, mereka mempunyai kebebasan makna seperti
sebarang kata apa pun dalam sebarang bahasa. Oleh karenanya, emblim dalam kultur kita
sekarang belum tentu sama dengan emblim dalam kultur kita 300 tahun yang lalu atau dengan
emblim dalam kultur lain.
2)   Ilustrator
Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “mengilustrasikan”
pesan verbal. Dalam mengatakan “Ayo, bangun,” misalnya, anda mungkin menggerakkan
kepala dan tangan anda ke arah menaik. Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar
anda mungkin sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda. Ilustrator bersifat
lebih alamiah, kurang bebas. Dan lebih universal ketimbang emblem. Mungkin sekali

31
ilustrator ini mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga
yang dipelajari.
3)   Regulator
Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur,” memantau, memelihara, atau
mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda tidak
pasif. menganggukkan kepala, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat
berbagai suara para linguistik seperti “mm-mm” atau “tsk.” Regulator jelas terikat pada
kultur dan tidak universal.
4)   Adaptor
Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi -atau di muka umum
tetapi tidak terlihat- berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai.
Misalnya, bila anda sedang sendiri mungkin anda akan menggaruk-garuk kepala sampai rasa
gatal hilang. Di muka umum, bila orang- orang melihat, anda melakukan perilaku adaptor ini
hanya sebagian. Anda mungkin, misalnya, hanya menaruh jari anda di kepala dan
menggerakkannya sedikit, tetapi barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk
menghilangkan gatal.

2.   Komunikasi Wajah (Affect Display)


Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga kualitas atau dimensi
emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan Paul Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe
Ellsworth (1972) dalarn menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan
sedikitnya “kelompok emosi” berikut: kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan, kemarahan,
kesedihan, dan kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal Dele Leathers (1986)
mengemukakan bahwa gerakan wajah mungkin juga mengkomunikasikan kebingungan dan
ketetapan hati. Keenam emosi yang diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara
umum dinamakan affect display primer. Ini merupakan emosi tunggal yang relatif murni.
Keadaan emosi yang lain dan tampilan wajah yang lain merupakan kombinasi dari berbagai
emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect. Sekitar 33 bauran affect (affect blend) telah
diidentifikasi. Kita dapat mengkomunikasikan berbagai affect ini dengan berbagai bagian dari
wajah. Jadi, misalnya, anda mungkin mengalami rasa takut dan rasa muak sekaligus. Mata
dan kelopak mata anda, mungkin mengisyaratkan ketakutan, sedangkan gerakan hidung, pipi,
dan daerah mulut anda mungkin mengisyaratkan rasa muak.
3.   Komunikasi Mata

32
Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung pada durasi,
arah, dan kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi lebih singkat, kita dapat
mengira orang ini tidak berminat, rnalu, atau sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita
umumnya menganggap hal ini menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset
lain,Mark Knapp (1978) mengemukakan empat fungsi komunikasi mata:
a.        Mencari Umpan Balik
Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan balik dari orang lain.
Dalam berbicara dengan seseorang, kita memandangnya dengan sungguh-sungguh, seakan-
akan mengatakan, “Nah, bagaimana pendapat anda?” Seperti mungkin anda duga, pendengar
memandang pembicara lebih banyak ketimbang pembicara memandang pendengar.
b.      Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara
Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa saluran komunikasi telah
terbuka dan bahwa ia sekarang dapat berbicara. Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah,
ketika dosen mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah seorang mahasiswa.
Tanpa mengatakan apa-apa, dosen ini jelas mengharapkan mahasiswa tersebut untuk
menjawab pertanyaannya.
c.        Mengisyaratkan Sifat Hubungan
Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua orang -misalnya,
hubungan positif yang ditandai dengan pandangan terfokus yang penuh perhatian, atau
hubungan negatif yang ditandai dengan penghindaran kontak mata. Kita juga dapat
mengisyaratkan tata hubungan status dengan mata kita. Ini khususnya menarik karena
gerakan mata yang sama mungkin mengisyaratkan subordinasi atau superioritas. Seorang
atasan, misalnya, mungkin menatap bawahannya atau tidak mau melihatnya langsung.
Demikian pula, bawahan mungkin menatap langsung atasannya atau barangkali hanya
menatap lantai.
d.      Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik
Akhimya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah jauhnya jarak fisik.
Dengan melakukan kontak mata, kita secara psikologis mengatasi jarak fisik yang
memisahkan kita. Bila kita menangkap pandangan mata seseorang dalam sebuah pesta,
misalnya, secara psikologis kita menjadi dekat meskipun secara fisik jarak di antara kita jauh.
Tidaklah mengherankan, kontak mata dan ekspresi lain yang menunjukkan kedekatan
psikologis, seperti pengungkapan-diri, berhubungan secara positif; jika yang satu meningkat,
begitu juga yang lain.
e.       Fungsi Penghindaran Kontak Mata

33
Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalam Interaction Ritual (1967), mengatakan bahwa
mata adalah “pengganggu yang hebat.” Bila kita menghindari kontak mata atau mengalihkan
pandangan kita, kita membantu orang lain menjaga privasi (privacy) mereka. Kita sering
melakukan hal ini bila ada pasangan yang bertengkar di muka umum. Kita mengalihkan
pandangan dari mereka (meskipun mungkin mata kita terbuka lebar) seakan-akan
mengatakan, “Kami tidak ingin mencampuri; kami menghormati hak anda.” Goffman
menamai perilaku iniinatensi masyarakat (civil innatention). Penghindaran kontak mata dapat
mengisyaratkan ketiadaan minat-terhadap seseorang, pembicaraan, atau rangsangan visual
tertentu. Adakalanya, seperti burung unta, kita menyembunyikan mata kita untuk
menghindari rangsangan yang tidak menyenangkan. Perhatikanlah, misalnya, betapa cepat
orang menutup mata mereka bila menghadapi hal yang sangat tidak menyenangkan.
4.   Komunikasi Ruang
a.       Proksemik/komunikasi jarak
Yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga
tempat atau lokasi posisi Anda berada.
1)    Intim (0-45cm)

2)      Personal (75-120cm)

3)       Sosial (120-210 atau 210-360 formal)

4)      Publik (360-450 cm)

b.      Teritorial

c.       c. Estetika dan warna

5.    Diam
a.        Memberi kesempatan berpikir

b.      Menyakiti

c.       Mengisolasi diri sendiri

d.      Mencegah komunikasi

e.       Mengkomunikasikan perasaan

f.       Tidak menyampaikan sesuatupun

6.      Paralanguage

34
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari
percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa,
pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.
7.    Komunikasi Temporal (Waktu)
a.        Menujukkan status
b.      Waktu dan kesesuaian

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk


tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada
komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut
terpakai. Karena itu, komunakasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi
nonverbal lebih bersifat jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.

35
Non verbal juga bisa diartikan sebagai tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja
dikirimkan dan diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan
balik (feed back) dari penerimanya. Dalam arti lain, setiap bentuk komunikasi tanpa
menggunakan lambang-lambang verbal seperti kata-kata, baik dalam bentuk percakapan
maupun tulisan. Komunikasi non verbal dapat berupa lambang-lambang seperti gesture,
warna, mimik wajah dan lain-lain.

Komunikasi nonverbal (nonverbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak


komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi nonverbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi nonverbal,
orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam
persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk
lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat
menerima pesan.

DAFTAR PUSTAKA

Hardijana M.2003 Komunikasi Intrapersonal, Yogyakarta: Kanisius

Deddy,Mulyana,2005,Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar,Bandung:Remaja Rosdakarya

Atih Ani.2015 Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Hubungan Interpersonal. Universitas Negeri
Jakarta

Effendi Uchyana Onong,2009 Ilmu Komunikasi,Bandung: PT Remaja Rosdakarya

https://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/19/komunikasi-non-verbal/

36
Fajar Marheni, 2009,Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu

Wibowo Faisal,1998 Komunikasi Nonverbal,Jakarta:

https://www.kompasiana.com/jessicandh/5af083a6ab12ae2d0571c506/meningkatkan-
kemampuan-komunikasi-nonverbal

Raja Grafindo Persada

Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2015

Rakhamat Jalaludin,1994 Psikologi Komunikasi,Bandung: Remaja Rosdakarya

Pearson Judy, 2003,Human Communication,New York: Graw Hill Companies

https://www.sehatq.com/artikel/komunikasi-non-verbal-saat-tatapan-mata-dan-gerakan-
berbicara-banyak

Hafied, Cangara,2007Pengantar Ilmu Komunikasi,Jakarta:RajaGrafindo Persada

https://adetempe.blogspot.com/2016/12/makalah-komunikasi-nonverbal.html

37

Anda mungkin juga menyukai