Latar Belakang
Latar Belakang
Ada apa dengan seni, Seni memang merupakan suatu wujud visual yang terindera.
Karya seni merupakan sebuah benda artepak yang dapat dilihat, didengar atau
dilihat dan sekaligus didengar ( Visual, Audio, dan Audio, Visual), seperti lukisan,
musik, dan teater. Menurut buku Filsafat keindahan Seni merupakan kebalikan dari
pada alam, yaitu hasil dari campurtangan dan pengolahan budi manusia secara
tekun untuk mengubah benda-benda alamiah bagi kepentingan rohani maupun
jasmaninya. Tetapi, yang disebut Seni itu berada di luar benda seni sebab seni itu
berupa nilai. Disebut indah, baik, adil, sederhana, dan bahagia itu adalah nilai.
Nilai itu sifatnya subjektif, yaitu berupa tanggapan individu terhadap sesuatu yang
berdasarlkan pengetahuan dan pengalamannya. Penilaian atau tanggapan seseorang
terhadap sebuah benda seni yang akan membakitkan kualitas seni itu. Tentu saja
berdasarkan pengetahuan orang yang menilai sebuah karya seni atau sebuah benda
seni.
PEMBAHASAN
Pengertian Seni
Seni adalah keindahan yang melekat pada suatau benda serta dapat di tangkap oleh
panca indra. John Hospers juga memberikan perumusan tentang seni sebagai lawan
dari alam yang bunyinya demikian . Seni merupakan kebalikan dari pada alam,
yaitu hasil dari campurtangan dan pengolahan budi manusia secara tekun untuk
mengubah benda-benda alamiah bagi kepentingan rohani maupun jasmaninya.
Setiap karya seni memang khusus diciptakan untuk dinikmati nilai estetisnya.
Penikmatan itu memang hanya untuk kesenangan, kegairahan, kepuasan, dan
kelegaan dalam kehidupan emosional manusia tanpa banyak faktor pertimbangan
lainnya yang dapat mengganggu.
Sedangkan menurut para filsuf dan ahli estetik sepanjang masa dengan puluhan
definisi yang berbeda-beda ada lima hal yang terkandung dalam pengertian seni.
Yakni seni sebagai:
1. Kemahiran (skill)
2. Kegiatan manusia (human Activity)
3. Karya seni (work of art)
4. Seni indah (fine art)
5. Seni penglihatan (visual art)
Apa yang di sebut dengan Seni memang merupakan suatu wujud yang terindera.
Karya seni merupakan sebuah benda artepak yang dapat dilihat, didengar atau
dilihat dan sekaligus didengar ( Visual, Audio, dan Audio, Visual), seperti lukisan,
musik, dan teater. Menurut buku Filsafat keindahan Seni merupakan kebalikan dari
pada alam, yaitu hasil dari campurtangan dan pengolahan budi manusia secara
tekun untuk mengubah benda-benda alamiah bagi kepentingan rohani maupun
jasmaninya. Tetapi, yang disebut Seni itu berada di luar benda seni sebab seni itu
berupa nilai. Disebut indah, baik, adil, sederhana, dan bahagia itu adalah nilai.
Hal ini jelas kiranya bahwa apa yang di sebut dengan seni itu baru ada kalau terjadi
dialog saling memberi dan menerima antara subjek seni ( penanggap) dengan
sobjek seni ( benda seni). Inilah yang di sebut relasi seni dalam istilah lain di sebut
dengan jodoh antara penanggap dan benda seni. Dengan demikian , nilai seni
hanya terdapat di dalam suatu wancana dan perlu diingat bawasan pada dasar
Pengertian nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi
kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan
pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam
pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya
sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi.
Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk
adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai
dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran
lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu
kemudian dinamakan Nilai Instrumental.
Ciri-Ciri Nilai
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang
bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi
kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan
suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan
dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai
keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadila. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan
manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh
nilai yang diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan
semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan
C. Macam-Macam Nilai
Nilai adalah ukuran derajat tinggi rendah atau kadar yang dapat diperhatikan,
diteliti atau dihayati dalam berbagai objek yang fisik (kongkrit) maupun abstrak.
Nilai dapat diartikan sebagai esensi, pokok yang mendasar, yang akhirnya dapat
menjadi dasar-dasar normatif.
Karya seni sebagai hasil ciptaan manusia mempunyai nilai-nilai tertentu untuk
memuaskan suatu keinginan manusia. Sekiranya tidak memiliki nilai-nilai itukarya
seni takkan diciptakan manusia dan seni tidak mungkin berkembang sejak dulu
sampai mencapai kedudukannya dewasa ini yang demikian universal dan tinggi
(The Liang Gie, 1976:72)
Pada dasarnya setiap nilai seni dari konteks manapun memiliki nilai yang tetap.
Setiap artefak seni memiliki aspek nilai instrinsik-artistik, yakni berupa bentuk-
bentuk menarik atau indah. Nilai lain dalam karya seni adalah nilai kognitif atau
pengetahuan. Nilai ini terbatas pada beberapa cabang seni saja. Ada beberapa
cabang seni yang kurang mengandung nilai kognitif. Seperti musik, hanya alat
yang menimbulkan bunyi itu yang bersifat kontekstual. Nilai kognitif amat tampak
dalam seni rupa, seni film, dan seni sastra.Nilai seni yang terakhir adalah nilai
hidup. Karya seni bukan semata-mata demi artistik, meskipun ada aliran yang
demikian. Tetapi, karena nilai itu sendiri selalu dalam konteks praktis dan
fungsional dalam hidup manusia, maka perasaan nilai di luar nilai artistik menjadi
sasarannya juga.
Menurut Dharsono Soni Kartika dalam bukunya yang berjudul pengantar estetika,
nilai seni terbagi 3:
Pengalaman hidup sehari hari itu campur aduk, silih berganti seiring dengan waktu.
Ada yang menimbulkan stress, ada yang mencuatkan rasa optimistik dalam
memandang hidup. Inilah suatu keadaab chaos, kacau, tak teratur, tanpa bentuk.
Hidup yang chaos ini akan berharga kalau orang menyadari nilai-nilainya. Semakin
dalam pengetahuannya mengenai nilai-nilai hidup ini, semakin ia sayang dan cinta
hidup.
Seni adalah sebuah kosmos. Seni itu sebuah bentuk yang mengandung keteraturan
dalam keutuhan dirinya. Seni dapat memberikan arti, harga terhadap diri ini.
Pengalaman seni adalah pengalaman kosmos, bukan pengalaman hidup.
Pengalaman hidup yang serba aneka tadi dipilih esensi bentuknya yang memiliki
arti tertentu. Padahal pengalaman hidup sehari hari kita serap melalui kesemua alat
indra kita, dengan perasaan, pikiran, intuisi, dan alam bawah sadar kita.
Seni dan keindahan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karna orang-
orang selalu menilai sebuah karya seni itu indah atau tidak. Menurut cangkupannya
orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Dalam pembahasa filsafat, kedua
pengertian tersebut kadang-kadang dicampur adukkansaja. Selain itu terdapat pula
perbedaan menurut luasnya pengertian yakni:
1. Keindahan dalam arti luas, semula merupakan pengertian dari bangsa Yunani,
yang didalamnya terdapat pula ide kebaikan. Aristoteles misalnya merumuskan
keindahan sebagai suatu yang selain baik juga menyenangkan.
2. Keindahan dalam arti estetika murni, menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Seni dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-
benda yang diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna
secara kasat mata.
Karya seni tidak selalu indah, ada kalanya seni itu tidak indah. Seperti lukisan
sampah , mayat dan lain-lain. Itu hanya objek belaka, tetapi cara pandang pelukis
terhadap karya tersebut dapat indah dengan caranya menysun bentuk atau
strukturnya. Cara menggambarkan lukisan tersebut menyampaikan suatu nilai,
makna , pesan, pandangan tentang hidup ini sehingga hasil gambarannya tadi
menjadi indah dalam ari menggembirakan batin.
Daftar Pustaka
Estetika Rasionalisme Jerman
Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762)
Rasionalisme
Rasionalisme merupakan sebuah periode kebudayaan atau pergerakan intelektual di
abad 18 yang berkembang di barat terutama Eropa. Rasionalisme ini juga disebut
sebagai era Pencerahan (Enlightenment, auflärung). Baumgarten merupakan tokoh
yang melatar belakangi rasionalis di Jerman dan tokoh-tokoh yang memperngaruhi dari
abad ke-17 yaitu Baruch Spinoza, Voltaire, Issac Newton dan John Locke.
Estetika
Ada yang mengatakan bahwa Baumgarten adalah bapak estetika. Baumgarten
mengembangkan konsep estetika dalam arti modern. Kata 'estetika' diturunkan dari kata
Yunani (aisthesis) artinya 'pencerapan inderawi' (sensation). Baumgarten mulai dari ide
bahwa estetika adalah 'sains tentang pengenalan inderawi' (the science of sensory
cognition). Kemampuan kognisi yang lebih rendah (inferior), yang mencerap sensasi dan
membentuk pengetahuan inderawi. Secara umum, yang berlawanan dengan 'pemikiran
logis atau pemikiran matematis murni' (pure mathematical or logical thinking). Kemudian
Baumgarten melanjutkan topik ini dengan membicarakan apa yang disebutnya sebagai
'intelek' (intellectus), kemampuan kognisi yang lebih tinggi, yang "mengetahui hal-hal
secara filosofis". Jadi kognisi atau pemikiran dari apa yang kita lihat, tiru, sentuh itu
bukan hanya sensasi, namun sebagai sebuah pemikiran.
Estetika monad : representasi estetik tentang kesatuan yang lebih besar dalam suatu
benda yang indah (berpikir secara indah ata upulchrecogitare)
Fungsi kebenaran estetik yaitu untuk menilai kesempurnaan dari kognisi atau
pengetahuan pancaindrawi. menurut Baumgarten, kebenaran estetik itu tebagi menjadi
3 kriteria, yaitu :
Seni
Seni merupakan wujud konkrit dari keindahan yang berupaya untuk mewakili
keperpaduan dan keharmonisan dunia. Seni ini dipengaruhi oleh Leibniz yang
mengatakan bahwa dunia diciptakan sebagai indah dan ada keharmonisan disana.
Baumgarten setuju dengan "teori pulchrum" bahwa semesta adalah ciptaan yang indah
dan semua benda yang indah yang ada didalamnya adalah cerminan dari kesatuan itu.
Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, menurut Baumgarten seni itu terbagi menjadi dua,
yaitu:
1. Sebuah teori menegnai confused cognition sebgaia teori tentang pengalaman
pancaindrawi membantu rasionalitas.
2. Berhadapan dengan seni membantu kita menjadi manusia yang lebih "utuh"
(well-rounded), yang mampu menyeimbangkan sensualitas dan rasionalitas,
kelangsungan estetis dan kognisi logis atau matematis yang abstrak.