Anda di halaman 1dari 53

DR. dr.

Irawan Mangunatmadja, SpA(K)

• Pendidikan
– Dokter Umum – FKUI 1984
– Dokter Anak – FKUI 1993
– Spesialis Anak Konsultan – IDAI 2002
– Doktor – FKUI 2012
– Pendidikan tambahan Fellow Clinical Neurophysiology – UMC Utrecht The
Netherlands

• Organisasi
– Anggota Komnas PP-KIPI
– Staf Divisi Neurologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM
Surveilans KIPI &
Penanggulangan KIPI
KOMNAS PP-KIPI
Topik bahasan
• Vaksin sebagai upaya pencegahan yang efektif
• Keamanan vaksin dan efektifitas vaksinasi
COVID-19
• Pemantauan dan penguatan surveilans KIPI
• Kesimpulan
Vaksinasi vs Imunisasi

Vaksin: sediaan yang mengandung zat Vaksinasi: tindakan memberikan/


biologik sebagai antigen spesifik dari virus memasukan vaksin ke tubuh manusia,
atau bakteri untuk merangsang sistim imun

Imunisasi: respon imun yang terjadi


setelah pemberian vaksin, sehingga Istilah imunisasi dan vaksinasi sering
dihasilkan antibodi terhadap antigen dianggap sama dan dipakai secara
tersebut, dan timbul imunitas untuk bergantian
mencegah infeksi di masa datang
Mengapa kita
memerlukan vaksin? Vaksin berguna untuk mencegah
penyakit infeksi. Contoh: campak, polio,
hepatitis B, TB, difteria, influenza dll.

Disebut ‘herd’ atau Jika sebagian besar masyarakat


‘indirect’ atau divaksinasi, maka kemampuan patogen
‘population’ immunity untuk menyebar sangat terbatas dan
(herd immunity = kelompok yang tidak diimunisasi tetap
kekebalan komunitas). sehat

Jika banyak masyarakat yang telah kebal,


hal ini akan memutus penularan kepada
kelompok yang tidak dapat diimunisasi
misalnya bayi kecil dan penderita
imunokompromais
Dr. Edward Jenner, Penemu Vaksin Cacar (1790)

Dr. Edward Jenner, Penemu Vaksin Cacar (1790)


Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Campak Difteri Tetanus


Campak Polio

Rubela

Meningitis Pertusis JE
Imunisasi memutus rantai penularan

Seseorang telah
diimunisasi

80%-95% terhindar Tidak menularkan


dari penyakit penyakit
Cakupan ≥ 80%

Memutuskan transmisi
penyakit
Pandemi COVID-19
UPAYA PENGENDALIAN
• LACAK, UJI, OBATI
Upaya Pengendalian

11
Upaya Pengendalian Tambahan

Menambah sambil memperkuat upaya yang telah dilakukan

Vaksin COVID-19

Upaya pengendalian tidak


dapat hanya bertumpu pa
da vaksinasi saja
Antigen dari SARS-CoV-2
(imunogen)

Struktur virus SARS-CoV-2


Clinical trial vaksin sebelum registrasi/lisensi
dan pemasaran

Uji vaksin

Uji pre
klinis
Uji klinis
pada manusia
Mencari
Uji binatang
kandidat vaksin
percobaan
(laboratorium)
Fase II Fase III Fase IV
Fase I
imuno efikasi post
Laboratorium keamanan
genisitas marketing

Lapangan
COVID-19 vaccine candidates in Phase III trials
VACCINE DEVELOPMENT

10 CANIDATE VACCINES IN PHASE III CL VACCINE PLATFORM LOCATION OF PHASE III STUDIES
INICAL EVALUATION

✓ Sinovac Inactivated virus Brazil, Indonesia, Turkey, India


Wuhan Institute of Biological Products /
✓ Inactivated virus United Arab Emirates
Sinopharm
Beijing Institute of Biological Products /
✓ Inactivated virus China
Sinopharm

✓ University of Oxford / AstraZeneca Viral vector * United States of America


CanSino Biological Inc. /
Viral vector * Pakistan
✓ Beijing Institute of Biotechnology
Gamaleya Research Institute Viral vector Russia
USA, Brazil, Colombia, Peru, Mexic
Janssen Pharmaceutical Companies Viral vector
o, Philippines, South Africa
Novavax Protein subunit The United Kingdom
Moderna / NIAID RNA USA
BioNTech / Fosun Pharma / Pfizer RNA USA, Argentina, Brazil
https://www.who.int/publications/m/item/draft-landscape-of-covid-19-candidate-vaccines * Single dose schedule
Vaksin itu aman

Reaksi simpang biasanya


ringan dan sementara,
seperti pembengkakan di
tempat suntikan atau
demam ringan.

Meski jarang  gejala serius


jarang terjadi.
Komponen untuk Menjamin Keamanan Vaksin

Sistem Respon
Investigasi KIPI
Cepat
Keamanan
Vaksin

National Vaccine Sistem Surveilans


Injury Compensation
Program
KIPI
Imunisasi pada orang dewasa

• Imunisasi pada anak secara massal telah dimulai pada


tahun 1970 dan telah berkembang menjadi Program
Imunisasi Nasional
• Imunisasi pada dewasa baru dimulai tahun 2003
• Imunisasi dewasa biaya masih ditanggung masyarakat
kecuali tetanus dan difteri
• Di luar negeri imunisasi dewasa sebagian besar juga
ditanggung oleh negara
Efektifitas Vaksinasi Covid-19

1. Menurunkan
kesakitan & k
ematian akiba
t Covid-19

2. Mempercepat menca
pai kekebalan kelompok
(herd immunity) dalam
melindungi kesehatan m
asyarakat

3. Melindungi dan memperkua


4. Menjaga produktifitas dan me t sistem kesehatan secara m
minimalkan dampak sosial dan enyeluruh
ekonomi
Konsep Herd Immunity
• Herd Immunity adalah kekebalan kelompok
yang besar (misalnya 80%) sehingga sebagian
kecil (20%) yang belum punya kekebalan juga
terlindung
• Herd Immunity dapat dicapai melalui :
- Penyebaran penyakit, contoh: Hepatitis A
sebelum tahun 1970
- Imunisasi, contoh : Variola, Polio,Tetanus
Neonatorum
• Herd Immunity COVID-19 dicapai dengan
vaksinasi COVID-19:
- Menurut perhitungan untuk mecapai
Herd Immunity perlu dilakukan vaksinasi
COVID-19 pada sekitar 70% kelompok
sasaran
- Upaya 5M dan 3T tetap harus dijalankan
Semua kejadian medik
yang terjadi setelah
Kejadian imunisasi yang menjadi
perhatian dan diduga
Ikutan Pasca berhubungan dengan
imunisasi.
Imunisasi (KIPI) Dapat berupa gejala dan
tanda klinis, kelainan
laboratorium atau
berupa penyakit
Dasar Pemantauan &
Penanggulangan KIPI (PMK 12/2017)
• Pasal 45: Setiap fasyankes yang menyelenggarakan imunisasi,
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan KIPI.
• Pasal 31: Keamanan, mutu, khasiat vaksin dan safety
PMK injection  untuk mencegah KIPI
12/2017
• Pasal 32: Melakukan KIE, serta skrining (sehat dan
kontraindikasi)
• Pasal 40: Pembentukan Komite Independen (Komnas, Komda,
Pokja PP KIPI)  Pemantauan dan Penanggulangan melalui:
• Surveilans KIPI dan laman (website) keamanan vaksin,
• Pengobatan dan perawatan
• Penelitian dan pengembangan
• Pasal 42: Laporan dugaan KIPI bisa dilaporkan
masyarakat/petugas kesehatan, ditindaklanjuti dengan
pengobatan/perawatan, investigasi oleh program dan kajian
oleh komite independen. Pembiayaan pengobatan dan
perawatan sesuai peraturan yang berlaku.
Pembiayaan Kasus KIPI
Pembiayaan kasus KIPI imunisasi Pembiayaan kasus KIPI imunisasi Pendanaan untuk
rutin diatur dalam Peraturan COVID-19: pemantauan dan
Menteri Kesehatan: Perpres No.99 tahun 2020 (sedang penanggulangan Kejadian
PMK No.12 tahun 2017 Pasal 42 dalam tahap revisi) Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-
bagi pasien yang mengalami gangguan 19 dibebankan pada Anggaran
kesehatan yang diduga akibat KIPI akan Pendapatan dan Belanja
menerima pengobatan dan perawatan selama Negara atau sumber
proses investigasi dan pengkajian kausalitas
KIPI berlangsung dan semua biaya akan pendanaan lain yang sah
ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah. sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan

Pendanaan ini termasuk untuk


perawatan dan pengobatan
Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi COVID-19
Kejadian Ikutan & Reaksi Simpang
Diperlukan Kajian Independen

Untuk mengkaji efek simpang, diperlukan kajian independen, yang


terpisah dari program imunisasi.

Penilaian sebab akibat (atau hubungan penyebab) memerlukan


suatu tim investigator, termasuk seorang ahli imunologi atau pakar
lain, tergantung pada sifat kejadian ikutan tersebut.

Tim ini biasanya tidak termasuk pejabat dari program imunisasi


nasional, karena mereka dikhawatirkan mempunyai konflik kepentingan
bila harus menyelidiki kejadian ikutan yang berkaitan dengan vaksin.

www.vaccine-safety-training.org
Komite Pencegahan Pengendalian KIPI

Komite Nasional PP-KIPI Komite Daerah PP-KIPI

• Komnas PP-KIPI: • Komda PP-KIPI


komite independen yang komite independen yang
melakukan pengkajian untuk melakukan pengkajian untuk
penanggulangan laporan KIPI di penanggulangan laporan KIPI
tingkat nasional di tingkat daerah provinsi

• SK dari MenKes RI • SK dari Gubernur/Pimpinan


Provinsi
SK Komnas PP-KIPI

Secretariat
Balitbangkes, Ditjen P2P, Gedung C Lt.3
Jl. Percetakan Negara No. 29,
Jakarta Pusat 10560
E-mail: komnasppkipi@gmail.com
Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
Tugas Komda & Pokja KIPI:
Mengkaji Klasifikasi Penyebab Spesifik
Tugas Komnas KIPI: Mengkaji Klasifikasi Kausalitas
Klasifikasi Konsisten: Bersifat temporal karena bukti tidak cukup untuk
menentukan hubungan kausalitas. Data rinci KIPI harus disimpan di arsip data
dasar tingkat nasional. Bantu dan identifikasi petanda yang mengisyaratkan
adanya aspek baru yang berpotensi untuk terjadinya KIPI yang mempuyai
hubungan kausal imunisasi.

Indetermin Klasifikasi Inderteminate: berbasis bukti yang ada dan dapat diarahkan
Konsisten ate
pada beberapa kategori definitif. Klarifikasi informasi tambahan yang
dibutuhkan agar dapat membantu finalisasi penetapan kausal dan harus
mencari informasi dan pengalaman dari nara sumber baik nasional,
maupun internasional.

Klasifikasi Inkonsisten: suatu kondisi utama atau kondisi yang


disebabkan paparan terhadap sesuatu selain vaksin
Inkonsist Unclassifia
en ble
Klasifikasi Unclassifiable: kejadian klinis dengan informasi yang tidak cukup
untuk memungkinkan dilakukan penilaian dan identifikasi penyebab.
L E M B A R
K E R J A
KLASIFIKASI
K I P I
Komda PP-KIPI Provinsi
NO PROVINSI JABATAN NAMA HP EMAIL NO PROVINSI JABATAN NAMA HP EMAIL
1 NAD Ketua T.M. Thaib, dr., Sp.A 0812 630 9403 thaib_tm@yahoo.com 16 JATIM Ketua Anang Endaryanto, dr., Sp.A(K) aendaryanto@yahoo.com
Anggota Herlina, dr, SpA 0815 3403 2120 Anggota Dominicus Husada, dr, SpA(K) 0812 3226 6377 dominicushusada@yahoo.com
2 SUMUT Ketua H. Munar Lubis, dr., Sp.A(K) 0811 631 504 lubismunar@yahoo.com
Anggota Prof Dr. Ismoedijanto, dr, SpA(K) 0812 323 8854 ismoemp@gmail.com
Anggota Lily Rahmawati, dr, SpA,IBCLC 0813 5618 5367 lily_rahmawati234@yahoo.com
Ayodhia Pitaloka Pasaribu, dr,Mked(Ped 17 BALI Ketua Bagus Ngurah Putu Arhana, dr., Sp.A(K) 08113 806 899 bnp_arhana@yahoo.com
Anggota 0812 6024 392 ayodhia_pitaloka@yahoo.com
),SpA I Made Gede Dwi Lingga Utama, dr, SpA(K
Anggota 0813 5300 2002 dwi_lingga09@yahoo.com
3 SUMBAR Ketua H. Iskandar Syarif, dr., Sp.A(K) 0813 6347 9390 iskandar.syarif@yahoo.com )
Anggota Rinang, dr, SpA 0852 7494 2605 rinang.mariko@yahoo.com I Gusti Agung Ngurah Sugitha Adnyana, d
Anggota 0813 4943 6444 sugad168@yahoo.com
4 SUMSEL Ketua Yusmala Helmi, dr., Sp.A 0819 7866 262 yusmalahelmy@gmail.com r, SpA(K)
Anggota Dr. Yulia Iriani, dr, SpA(K) 0811 713 162 ikarsmh@gmail.com 18 NTB Ketua IGG. Djelantik, dr., Sp.A(K) 0818 367 868 iggdjelantik@gmail.com
Anggota Rismarini, dr., SpA(K) 0812 7840 339 rismarinisoe@yahoo.com Anggota Yudhi Kurniawan, dr, SpA 0878 5260 6171
5 LAMPUNG Ketua Fedriansyah, dr., Sp.A, MKes 0813 6926 2412 fdr_pedi@yahoo.co.id 19 NTT Ketua Taolin Fransiskus, dr., Sp.A 0813 3940 6030 franstaolin01@yahoo.com
Anggota Yuni Farida, dr, SpA 0852 6992 8250 yunifarida76@yahoo.co.id 20 KALBAR Ketua James L. Alvin Sinaga, dr., SpA 0813 4599 6199 jamesalvinsinaga@yahoo.com
6 RIAU Ketua Riza Iriani Nasution, dr., Sp.A 0812 7533 933 rizairianinasution@yahoo.com Anggota Nevita, dr, SpA, MSc 0815 938 2931 nvtb2008@yahoo.com
Anggota Devi Gusmaiyanto, dr, SpA 0813 6356 6688 21 KALTENG Ketua Made Yullari dr., Sp.A 0811 528 877 yuliari_md@yahoo.com
7 JAMBI Ketua Sabar Hutabarat, dr., Sp.A 0812 7851 613 hutabaratsabar@gmail.com Anggota Endang Narang, dr., SpA 0852 4906 1029
8 BENGKULU Ketua Jumnalis, dr., Sp.A 0813 7354 5418 jumnalisrusin1@yahoo.com 22 KALTIM Ketua
Anggota Sri Utami Fajariyah, dr, Sp.A., MKes 0822 1304 9687 fsriutami@yahoo.com Anggota William Stephenson Tjeng, dr., SpA 0852 5037 4288 williamtjeng94@gmail.com
9 BABEL Ketua Helfiani, dr., Sp.A 0812 7176 368 helfiani29@yahoo.com Anggota Diane Meyta Supit, dr, SpA 0812 5805 0659 cupiddiane_mb@yahoo.com
10 KEPRI Ketua Gama AF Isnaeni, dr., Sp.A 0812 2769 6576 gamaahmad@yahoo.com 0812 517 2973 / 0
23 KALSEL Ketua Dr. Edi Hartoyo, dr., Sp.A(K) edihartoyo@yahoo.com
11 BANTEN Ketua M. Arif Nasution, dr., Sp.A(K) 0816 950 886 arifnast@gmail.com 857 5397 4046
Dr. Tubagus Rachmat Sentika, dr, SpA, 24 KALTARA Ketua Franky Sientoro, dr, Sp.A 0811 531 125
Anggota 0811 831 838 rsentika@yahoo.com 25 SULUT Ketua Dr. Hesti Lestari, dr., SpA(K) 0811 438 120 hesti_26@yahoo.com
MARS
Anggota Arief Budiman, dr, SpA 0817 0871 080 abud_817@yahoo.com Anggota Dr. Suryadi Tartura, dr, SpA(K) 0822 9196 6705 nicolae_n_sur@yahoo.co.id
12 DKI JAKARTA Ketua Ellen Sianipar, dr, Sp.A 0816 955 794 ellen.sianipar58@gmail.com 26 SULTENG Ketua Amsyar Praja, dr., Sp.A 0813 4101 9497 amsyar.praja@gmail.com
Anggota Anna Tjandrajani, dr, SpA 0812 911 4513 anna.tjandrajani@gmail.com Anggota Suldiah, dr, SpA 0811 454 904 diahhasan_fani@yahoo.com
Anggota Pratiwi Andayani, dr, SpA 0818 150 440 pratiwi_andayani@yahoo.com 27 SULTRA Ketua Musyawarah, dr., Sp.A 0813 4174 0002 drmusyawarah@yahoo.co.id
Anggota Dyani Kusumowardhani, dr, SpA 0813 9917 3781 dyanikusumo@yahoo.com 28 SULSEL Ketua Prof. dr. Andi Fachruddin, dr., Sp.PD(K) 0811 440 252 andifach@yahoo.co.id
Anggota Huiny Tjokrohusada, dr, SpA 0812 1039 889 huiny.tjokrohusada@gmail.com
Anggota Dr. Martira Maddeppungeng, dr, SpA(K) 0813 4290 3666 martira711@gmail.com
13 JABAR Ketua Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K) 0811 232 774 kusnandi@hotmail.com
Anggota Eddy Fadlyana, dr, SpA(K) 0812 202 2002 edfadlyana@yahoo.com 29 SULBAR Ketua Suhendra, dr, SpA, M.Kes 0813 5530 5292
Anggota Meita Damayanti, dr, SpA(K) 0811 233 919 meita.dh@gmail.com 30 GORONTALO Ketua Ufi Trisnawaty, dr., Sp.A 0813 4233 5950 ufytrisnawaty.ut@gmail.com
Anggota Rodman Tarigan, dr, SpA 0815 4087 3777 rodmantarigan@yahoo.co.id Anggota Isman Jusuf, dr, SpA 0853 4031 1449 isjuf@yahoo.com
14 JATENG Ketua Wistiani, dr, SpA(K) 0811 2882 710 wistiani@yahoo.com 31 MALUKU Ketua melalui Focal Point KIPI Dinkes Prov
32 MALUT Ketua Nani Harmaeni, dr., Sp.A 0813 1504 4443 naniharmaeni@gmail.com
Anggota Asri Purwanti, dr., Sp.A.(K) MP 0818 240 991 asri_pur@yahoo.com
33 PAPUA Ketua Dr. Immaculata Purwaningsih, SpA 0812 3445 5673 renny.bagus@gmail.com
Anggota Fitri Hertantro, dr, SpA(K) 0812 284 1691
15 DI YOGYAKARTA Ketua Dr. Mei Neni Sitaresmi, PhD., Sp.A(K) 0812 2961 115 msitaresmi@yahoo.com 0812 2715 1514 /
34 PAPBAR Ketua Rio Widiharso, dr., Sp.A rio_widiharso@yahoo.co.id
0813 4443 3387
Anggota Braghmandita, dr, SpA 0815 7878 7855 braghmandita@gmail.com
Anggota Nurmawati, dr 0813 4416 5110 nurma_dr@yahoo.com
Focal Point KIPI Dinkes Provinsi
Jenis KIPI

Serius
01 KIPI serius adalah setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan
rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan di
masyarakat.

Non Serius
02 KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan
tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima.
Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi.
Pelaporan KIPI Non Serius

Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul setelah informasi kepada
imunisasi sebelumnya? petugas
• Bila ada, petugas
puskesmas mengisi
kesehatan.
formulir KIPI non-serius.
Alur Pelaporan KIPI Non-serius
Pemantauan & Penanggulangan KIPI Serius

KIPI yang meresahkan dan


menimbulkan perhatian berlebihan
ALUR PELAPORAN masyarakat, harus segera direspons,
Fasyankes
diinvestigasi dan laporannya segera
dikirim langsung kepada
Kementerian Kesehatan cq. Sub
Direktorat Imunisasi/Komnas PP-
KIPI atau melalui WA grup Komda
KIPI – Focal Point,
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan email: komnasppkipi@gmail.com
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja 24 jam dari saat penemuan kasus dan data_imunisasi@yahoo.com ;
KIPI website:
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan www.keamananvaksin.kemkes.go.id
kasus
Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan
kasus
FORM
KIPI
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investigasi dapat diunduh di :
https://bit.ly/formkipi Form KIPI Form KIPI Form
www.keamananvaksin.kemkes.go.id Non Serius Serius Investigasi
http://bit.ly/LampiranJuknisVC19
Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI dapat
dilakukan melalui:
Tatacara pelaporan melalui web
keamanan vaksin dapat dilihat pada E-mail: komnasppkipi@gmail.com Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
Buku Pedoman:
https://bit.ly/jukniswebkipi

Formulir Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Serius COVID-19 dapat diunduh di:
https://docs.google.com/document/d/1_ICTGsldat8DLLaBBR5vSsyfDJzfwCO4/edit#
Deteksi KIPI COVID-19
Deteksi KIPI
• Deteksi KIPI terutama dilakukan melalui surveilans pasif. Hal ini
melibatkan penerima vaksin, penyedia layanan kesehatan dan staf di
fasilitas perawatan kesehatan atau imunisasi yang mendeteksi KIPI dan
melaporkannya secara berjenjang sesuai SOP di PMK 12/2017.
• KIPI juga dapat dideteksi melalui surveilans aktif (post marketing
surveillance). Selain itu, KIPI juga dapat dideteksi pada studi klinis fase
IV dari vaksin Covid-19 dimana hal ini harus dilaporkan, dinilai, dan
diproses secara independen, sesuai dengan protokol penelitian dan
tidak boleh dilaporkan melalui sistem pelaporan pasif.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19
hampir sama dengan vaksin yang lain, yaitu
Reaksi Lokal:
• Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan,
• Kemerahan,
• Abses pada tempat suntikan,
• Limfadenitis,
• Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis

Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh
(myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare

Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• Syok Anafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
Pengenalan Mengenali Tanda & Gejala Anafilaktik
Petugas sebaiknya dapat mengenali tanda dan gejala anafilaktik. Pada
Syok dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat keadaan penderita.

Anafilaktik Tanda Awal


Reaksi anafilaktik adalah reaksi Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema) menyeluruh dan gatal
hipersensitifitas generalisata atau sistemik (urtikaria) dengan obstruksi jalan nafas atas dan/atau bawah. Pada kasus berat
yang terjadi dengan cepat (umumnya 5-30 dapat terjadi keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi.
menit sesudah suntikan) serius dan
mengancam jiwa.
Penurunan Kesadaran & Denyut Nadi
Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling serius
Penurunan kesadaran jarang sebagai manifestasi tunggal anafilaktik, ini hanya terjadi
yang juga menjadi risiko pada setiap sebagai suatu kejadian lambat pada kasus berat.
pemberian obat atau vaksin. Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada keadaan pingsan,
tetapi tidak pada keadaan anafilaktik.
Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat
menimbulkan syok yang disebut sebagai
syok anafilaktik. Gejala Klinik
Gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda sesuai dengan berat-ringannya reaksi
antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat
berupa syok anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan
respirasi.

Tatalaksana
Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan diagnosis sampai pada terapinya
di tempat kejadian, dan setelah stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.
Tanda Dan Gejala Anafilaktik
Penanganan Syok
Anafilaktik

11. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, fre


kuensi denyut jantung, frekuensi perna
fasan, denyut nadi) setiap waktu dan c
atat dosis setiap pengobatan yang dib
erikan. Yakinkan catatan detail tersebu
t juga dibawa bersama pasien ketika d
irujuk.

12. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan


jelas, sehingga pasien tersebut tidak b
oleh lagi mendapatkan jenis vaksin ter
sebut.
Tindak Lanjut

Penanganan yang cepat dan tepat

• Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk
menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul.
• Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk
merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat.
• Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan
spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi
adrenalin dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart
failure), hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak
tepat.

Rencana Tindak Lanjut:

a. Mencatat penyebab reaksi anafilaktik di rekam medis


serta memberitahukan kepada pasien dan keluarga.
b. Jangan memberikan vaksin yang sama pada Vaksinasi
berikutnya
Kit Anafilaktik
Peran Balai POM &
Balai Besar POM
dalam KIPI
Pengujian Sampel Vaksin  Uji Sterilitas dan
Toksisitas

Kesimpulan: Toksisitas
khas pertusis contoh
tersebut di atas memenuhi
syarat
Pengiriman Sample:
Pengiriman sampel vaksin dilakukan oleh
BBPOM/BPOM yang ditujukan kepada:
Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional (PPOMN)
d.a Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Pusat, 10560

dengan tembusan kepada:


Direktur Pengawasan Distribusi Produk
Pengiriman
Terapetik dan PKRT
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Sample Vaksin
Pusat. 10560
Jumlah Sampel Vaksin untuk Pemeriksaan
Sterilitas & Toksisitas Vaksin
No Antigen Volume sampel (ml atau dosis) Total Sampel

1 Measles/MR 5 22 + diluent

2 DPT-HB-Hib 5 29

3 DT 5 29

4 Td 5 29

5 Polio 10 dosis 40

6 Polio 20 dosis 40

7 IPV 5 29

8 Hepatitis B Uniject 0,5 56

9 BCG 1 50

10 Covid-19 5 ml, 10 dosis 29


Kipi Berkelompok
KIPI berkelompok adalah:
Dua atau lebih KIPI yang serupa
yang terjadi pada saat yang bers
amaan, di tempat yang sama.

KIPI berkelompok kemungkinan besar


meningkat akibat kekeliruan prosedur
imunisasi.
Jika kejadian serupa juga terjadi pada
orang lain yang tidak diimunisasi, kem
ungkinan penyebabnya adalah karena
kebetulan/koinsiden dan bukan KIPI.
Kipi Berkelompok

Pada investigasi
KIPI berkelompok
yang harus
dilakukan adalah :

Tentukan persamaan paparan di antara kasus-kasus


01 Menetapkan definisi untuk KIPI tersebut. 04 tersebut.

Lacak orang lain di daerah tersebut yang mempunyai


02 Laporkan bila ada beberapa orang yang pada saat
gejala penyakit yang serupa dengan definisi KIPI 05 bersamaan mendapatkan vaksin yang sama, namun
tersebut.
tidak ditemukan gejala KIPI

Dapatkan riwayat imunisasi (kapan, dimana, jenis dan


03 nomor batch vaksin yang diberikan).
Kesimpulan
Keamanan vaksin merupakan hal Perkuat sistem surveilans pelaporan
KIPI secara pasif sebagai upaya
penting dalam menjamin
tatalaksana terhadap kemungkinan
kelangsungan program imunisasi keadaan meningkatnya laporan KIPI
baik ringan, sedang maupun berat.

Tenaga medis harus memberikan Kejadian ikutan pasca


vaksinasi yang aman dan dapat imunisasi dapat terjadi pada
memberikan penanganan jika 1-2m semua vaksin dan harus
terjadi KIPI dilaporkan

komnasppkipi@gmail.com in.vaccine-safety-training.org keamananvaksin.kemkes.go.id


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai