Surveilans KIPI - DR Irawan 270121
Surveilans KIPI - DR Irawan 270121
• Pendidikan
– Dokter Umum – FKUI 1984
– Dokter Anak – FKUI 1993
– Spesialis Anak Konsultan – IDAI 2002
– Doktor – FKUI 2012
– Pendidikan tambahan Fellow Clinical Neurophysiology – UMC Utrecht The
Netherlands
• Organisasi
– Anggota Komnas PP-KIPI
– Staf Divisi Neurologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM
Surveilans KIPI &
Penanggulangan KIPI
KOMNAS PP-KIPI
Topik bahasan
• Vaksin sebagai upaya pencegahan yang efektif
• Keamanan vaksin dan efektifitas vaksinasi
COVID-19
• Pemantauan dan penguatan surveilans KIPI
• Kesimpulan
Vaksinasi vs Imunisasi
Rubela
Meningitis Pertusis JE
Imunisasi memutus rantai penularan
Seseorang telah
diimunisasi
Memutuskan transmisi
penyakit
Pandemi COVID-19
UPAYA PENGENDALIAN
• LACAK, UJI, OBATI
Upaya Pengendalian
11
Upaya Pengendalian Tambahan
Vaksin COVID-19
Uji vaksin
Uji pre
klinis
Uji klinis
pada manusia
Mencari
Uji binatang
kandidat vaksin
percobaan
(laboratorium)
Fase II Fase III Fase IV
Fase I
imuno efikasi post
Laboratorium keamanan
genisitas marketing
Lapangan
COVID-19 vaccine candidates in Phase III trials
VACCINE DEVELOPMENT
10 CANIDATE VACCINES IN PHASE III CL VACCINE PLATFORM LOCATION OF PHASE III STUDIES
INICAL EVALUATION
Sistem Respon
Investigasi KIPI
Cepat
Keamanan
Vaksin
1. Menurunkan
kesakitan & k
ematian akiba
t Covid-19
2. Mempercepat menca
pai kekebalan kelompok
(herd immunity) dalam
melindungi kesehatan m
asyarakat
www.vaccine-safety-training.org
Komite Pencegahan Pengendalian KIPI
Secretariat
Balitbangkes, Ditjen P2P, Gedung C Lt.3
Jl. Percetakan Negara No. 29,
Jakarta Pusat 10560
E-mail: komnasppkipi@gmail.com
Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
Tugas Komda & Pokja KIPI:
Mengkaji Klasifikasi Penyebab Spesifik
Tugas Komnas KIPI: Mengkaji Klasifikasi Kausalitas
Klasifikasi Konsisten: Bersifat temporal karena bukti tidak cukup untuk
menentukan hubungan kausalitas. Data rinci KIPI harus disimpan di arsip data
dasar tingkat nasional. Bantu dan identifikasi petanda yang mengisyaratkan
adanya aspek baru yang berpotensi untuk terjadinya KIPI yang mempuyai
hubungan kausal imunisasi.
Indetermin Klasifikasi Inderteminate: berbasis bukti yang ada dan dapat diarahkan
Konsisten ate
pada beberapa kategori definitif. Klarifikasi informasi tambahan yang
dibutuhkan agar dapat membantu finalisasi penetapan kausal dan harus
mencari informasi dan pengalaman dari nara sumber baik nasional,
maupun internasional.
Serius
01 KIPI serius adalah setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan
rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan di
masyarakat.
Non Serius
02 KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan
tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima.
Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi.
Pelaporan KIPI Non Serius
Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul setelah informasi kepada
imunisasi sebelumnya? petugas
• Bila ada, petugas
puskesmas mengisi
kesehatan.
formulir KIPI non-serius.
Alur Pelaporan KIPI Non-serius
Pemantauan & Penanggulangan KIPI Serius
Formulir Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Serius COVID-19 dapat diunduh di:
https://docs.google.com/document/d/1_ICTGsldat8DLLaBBR5vSsyfDJzfwCO4/edit#
Deteksi KIPI COVID-19
Deteksi KIPI
• Deteksi KIPI terutama dilakukan melalui surveilans pasif. Hal ini
melibatkan penerima vaksin, penyedia layanan kesehatan dan staf di
fasilitas perawatan kesehatan atau imunisasi yang mendeteksi KIPI dan
melaporkannya secara berjenjang sesuai SOP di PMK 12/2017.
• KIPI juga dapat dideteksi melalui surveilans aktif (post marketing
surveillance). Selain itu, KIPI juga dapat dideteksi pada studi klinis fase
IV dari vaksin Covid-19 dimana hal ini harus dilaporkan, dinilai, dan
diproses secara independen, sesuai dengan protokol penelitian dan
tidak boleh dilaporkan melalui sistem pelaporan pasif.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19
hampir sama dengan vaksin yang lain, yaitu
Reaksi Lokal:
• Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan,
• Kemerahan,
• Abses pada tempat suntikan,
• Limfadenitis,
• Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis
Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh
(myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare
Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• Syok Anafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
Pengenalan Mengenali Tanda & Gejala Anafilaktik
Petugas sebaiknya dapat mengenali tanda dan gejala anafilaktik. Pada
Syok dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat keadaan penderita.
Tatalaksana
Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan diagnosis sampai pada terapinya
di tempat kejadian, dan setelah stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.
Tanda Dan Gejala Anafilaktik
Penanganan Syok
Anafilaktik
• Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk
menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul.
• Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk
merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat.
• Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan
spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi
adrenalin dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart
failure), hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak
tepat.
Kesimpulan: Toksisitas
khas pertusis contoh
tersebut di atas memenuhi
syarat
Pengiriman Sample:
Pengiriman sampel vaksin dilakukan oleh
BBPOM/BPOM yang ditujukan kepada:
Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional (PPOMN)
d.a Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Pusat, 10560
1 Measles/MR 5 22 + diluent
2 DPT-HB-Hib 5 29
3 DT 5 29
4 Td 5 29
5 Polio 10 dosis 40
6 Polio 20 dosis 40
7 IPV 5 29
9 BCG 1 50
Pada investigasi
KIPI berkelompok
yang harus
dilakukan adalah :