EKO MUJI SANTOSO (Tugas Pak Akhmar)
EKO MUJI SANTOSO (Tugas Pak Akhmar)
Nim f062222005
Pendahuluan
Timur, yang merupakan kawasan penanaman sawit terbesar di Kabupaten Penajam Paser
Utara, asal usul desa Semuntai berasal dari dialek suku asli yang merujuk kepada jeruk
limau yang dalam bahasa Dayak Paser di sebut “Munte”. Adapun nama lain selain nama
Semuntai untuk menamai daerah ini seperti nama “Selang”, karena desa semuntai berada
dipesisir sungai selang yang merupakan anak sungai semuntai. Seiring berjalannya waktu
daerah tersebut lebih dikenal dengan nama semuntai, karena masyarakat setempat kerap
menyebutkan kata “munte” / jeruk limau untuk pergi mencari bauh tersebut sehingga
pengetahuan atau Lokal Wisdom sebagai cara masyarakat tradisional mejalani kehidupan
hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa kesenian sistem pengetahuan dan
religi, dalam kebudayaan masyarakat Pasaer mereka memiliki beberapa unsur kebudayaan
1
Muhammad Saleh, “Studi Tentang Pola Kemitran Pt. Perkebunan Nusantara xiii Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Di Desa Semuntai Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser”, eJournal Ilmu
Pemerintahan Universitas Mulawarman IP: 180.248.70.147
dan pengetahuan tersebut seperti bentuk struktur ekonomian, struktur sosial dan
konservasi lahan secara tradisional. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka yang
perkebunan dengan pola berpindah-pindah, dan mencari ikan di sungai. Selain itu
masyarakat paser juga memiliki tradisi membuat kerajinan tangan dan melakukan ritual
khusus, dalam momen-momen tertentu seperti sebelum penanaman dan setelah panen
masyarakat paser melakukan ritual sebagai ucapan terimakasih untuk leluhur meraka, ada
pula ritual dalam pengobatan traditional yang biasa di sebut “Belian” selain ritus adapula
tradisi membuat kerajinan seperti anyaman manik-manik, kain, topi khas untuk berladang
dan anjat., dari kegiatan sehari-hari tersebut sumber mata pencaharian dan ekosistem
ekonomi masyarakat paser sangat tergantung dengan ketersediaan sumber daya hutan atau
Pada tahun 1980 ketika rezim orde baru berkuasa diterapkannya sebuah program
penanaman sawit di kawasan Penajam Paser Utara tepatnya Desa Semuntai Kecamatan
setempat selain dapat memberikan peluang terhadap kesempatan kerja perkebunan kelapa
sawit juga membawa munculnya berbagai macam inovasi teknologi. Alih-alih ingin
menyebabkan berbagai macam perubahan sosial bagi masyarakat, dari sekian banyak aspek
kehidupan sosial masyarakat Paser yang diduga telah mengalami penghancuran, terutuma
2
Eko Hrry Yulianto, “Konservasi Tradisional Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Tani Kabupaten Paser
(Studi Kasus Desa Semuntai Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser). Agrifor, vol. 12, no. 2, Oct. 2013, pp.
140-147, doi:10.31293/af.v12i2.343.
pada memori kebudayaan sebagai pengidentifikasian pengalaman baik maupun buruk
dalam aspek hubungan antara sosial masyarakat dan alam. Selain itu terjadi perubahan
peran kepemimpinan lokal yang digambarkan dengan terjadinya perubahan dalam sistem
Pada masa sebelum era kelapa sawit di desa semuntai, dalam hirarkis sosial
masyarakat adat dipimpin oleh kepala adat atau penghulu kampung. Dalam berkehidupan
sehari-hari masyarakat memilih kepala adat sebagai sosok yang dihormati. Dalam segala
aspek kegiatan sosial seperti pembukaan lahan panen, kelahiran dan kematian para tokoh
adat turut terlibat dalam memimpin kegiatan tersebut. Pengaruh kepala desa dan ketua adat
perusahaan perkebunan memiliki kekuasaan lebih kuat daripada kepala desa dan ketua
adat. Hal ini dikarenakan perusahaan perkebunan mendapat dukungan dari pemerintah
kabupaten.
Pada era masuknya perkebunan kelapa sawit pergeseran sosial tidak hanya pada
pengaruh kekuasaan dari ketua adat ke perusahaan, pergeseran juga terjadi pada profesi
masyarakat setempat yang awalnya bertani ladang gunung, menagkap ikan secara
berkelompok, memanfaatkan hasil hutan secara kolektif dengan cara berburu dengan
berkelompok, membuat kerajinan seperti membuat anyaman semua kegiatan tersebut telah
tergantikan oleh aktivitas ekonomi baru yang dibawah oleh perusahan kelapa sawit seperti
3
Eko Harri Yulianto A, “Social Change on Community Due to the Entry of Palm Oil Plantation in the
Semuntai Village Long Ikis Sub-district Kabupaten Paser East Borneo Province”, jurnal-vol-7-no-1
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda
Dalam fenomena ini masyarakat paser seperti dipaksakan untuk memulai kebiasaan
baru dimana hutan yang dianggap sebagai ruang ekonomi masyarakat dayak paser,
perkebunan tanpa ganti rugi sedikitpun dengan alasan bahwa tanah milik negara dan
industri perkebunan milik negara, industri perkebunan juga milik negara dan hasilnya
memori kebudayaan masyrakat paser selama ini dalam membaca petanda alam dan sosial,
karena kebiasaan ekonomi tradisional turut membentuk ingatan atau kenangan serta
pengetahuan dalam hubungan antara alam dan manusia. Menurut Halbwachs (1925),
bagaimana keberlangsungannya yang tidak hanya termediasi, tetapi juga terstruktur oleh
pada materi sosial, dalam sebuah konteks sosial, dan digunakan untuk merespons petanda
sosial.5
mempengerui kebiasaan yang telah diwariskan secara turun menurun, kebiasaan lama yang
tentu turut menyelaraskan kehidupan manusia dan dan alam, salah satu contohnya ialah
penanaman padi gunung dengan pola berpindah, dalam keyakinan masyarakat dayak paser
tanah memiliki hak untuk istirahat setelah digarap dan dipanen untuk beristirahat dan
4
Ibid, Eko Harry Yulianto, “Social Change on Community Due to the Entry of Palm Oil Plantation in the
Semuntai Village Long Ikis Sub-district Kabupaten Paser East Borneo Province”, jurnal-vol-7-no-1
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda
5
Machmoed Effendhie, “Arsip, Memori, dan Warisan Budaya”
mengembalikan kondisi kualitas tanah, oleh karna itu masyarakat paser memilih cara
atau memori kolektif untuk berladang kelapa sawit sehingga masyarakat dayak paser tidak
memiliki pengetahuan dan keahlian dalam perawatannya oleh karna itu tidak banyak
masyarakat dayak paser yang ikut sukses dalam program kelapa sawit tersebut dan justru
menjadi masyarakat yang kurang sejahtera.6 Dalam penelitian ini penulis mencoba
terhadap kondisi sosial dan alam pasca invansi perkebunan kelapa sawit di desa Semuntai
6
Shinta Maharani dan Amir mahbud “Institut Dayakologi: Kebun Sawit Hancurkan Biodiversitas Dayak”,
berita Tempo, Senin, 26 November 2018 10:04 WIB , https://tekno.tempo.co/read/1149682/institut-
dayakologi-kebun-sawit-hancurkan-biodiversitas-dayak?page_num=2 diakses pada 26-05-2023
1.1 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka untuk mencari
penjelasan dalam menjawab persoalan yang diangkat dalam penelitian ini, dapat dibuat
Dayak Paser?
desa Semuntai?
kesejahteraan lewat perkebunan kelapa sawit yang tidak berdasarkan tradisi lokal dan
kebudayaan setempat yang jutru merugikan sekolompok pihak dan menguntungkan pihak
tertentu
Sebagai sebuah peneltian tesis ini mengacu pada penelitian terdahulu dari
peneletian saudara Eko Hrry Yulianto dengan judul “Perubahan Struktur Sosial dan
Kepemimpinan Lokal Masyarakat Akibat Masuknya Perkebunan Kelapa Sawit di Desa
Semuntai Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser Provinsi Klimantan Timur”. Dalam
Penelitian Saudara Eko Harry menjelakan bahwa masuknya perusahan Kelapa sawit
masyarakat Semuntai dipimpin secara hirarki oleh kepala adat, penghulu kampung atau
kepala desa berdasarkan nilai-nilai warisan tradisi masa lampau setelah masuknya
perkebunan sawit menciptakan kondisi hirarki masyarakat baru dimana orang yang
dihormati dan dijadikan kepala adat atau kepala desa semata-mata berdasarkan tingkat
kekayaan seseorang dan seberapa banyak seseorang membantu dalam hal ekonomi.
oleh Budiawan tertransfer menjadi ingatan individu atas pengalaman masa laluyang hidup
dalam masyarakat secara berkelanjutan, melalui penuturan ulang atas pengalaman yang
dihadirkan kembali pada masa kini lewat cerita dan gambar atau foto yang
merepresentasikan kehidupan masa lalu tersebut. Narasi masa lalu yang diwariskan itu
kejadian yang memberikan arah dan tujuan berperilaku secara kolektif untuk kelangsungan
hidup bersama yang selalu ditandingi alternatif wacana. 7 Dalam Site Of Memory dari Pierre
Nora berpendapat bahwa ingatan bukan hanya individu, pengalaman pribadi tetapi juga
bagian dari domain kolektif, yang membentuk masa depan dan pemahaman kita tentang
7
Michael Billig, Collective Memory, Ideology and the British Royal Family (London: Sage Publishing,
1990), 60.
masa lalu. Dalam konsep ini megaskan bahwa ritual kebudayaan dan kebiasaan sosial
di dalam suatu kelompok masyarakat yang dibangun dari sebuah pengalaman masa lalu
yang terorganisir berdasarkan ingatan. Sehingga sebuah ingatan dijadikan dasar kehidupan
berperilaku, dan dioperasikan dengan cara eksplisit dan implisit diberbagai tingkatan yang
dimensi kolektif dalam suatu masyarakat yang disebutnya sebagai fakta sosial. Bagi
Durkheim,makna simbolik dalam suatu masyarakat lahir melalui interaksi antara individu
dirinya dan meleburkan diri dalam komunitas dengan simbol kolektif. Simbol itu kemudian
Relasi kuasa merupakan hubungan yang terbentuk antar aktor-aktor tertentu yang
memiliki suatu kepentingan dengan tingkat kekuasaan yang berbeda. Didalam relasi kuasa
terdapat unsur kekuatan hubungan sosial yakni seorang aktor memiliki kemampuan untuk
mengubah perilaku aktor yang lainnya, dengan kata lain unsur kekuasaan memiliki
8
Paul Connerton, How Societies Remember (London: Cambridge University Press, 1989), 6.
9
Fowler Bridget, The Obituary as Collective Memory (London: Routledge, 2007), 31.
pengaruh dalam membentuk sebuah program atau kegiatan sesuai dengan kepentingan
Michael Foucault merupakan suatu dimensi dan relasi, dimana ada relasi disana ada
kekuasaan. Isu Relasi kuasa senantiasa mendasari setiap proses politik dalam tingkat
individu maupun kelompok. Relasi kuasa merupakan esensi dari berpolitik. Kekuasaan
bukanlah milik tetapi melainkan sebuah strategi, kekuasaan berkaitan dengan strategi
praktek dalam suatu ruang lingkup dimana ada banyak posisi yang secara strategis
berkaitan satu sama lain dan senantiasa mengalami pergeseran. Kekuasaan bekerja
melelui adanya perbedaan-perbedaan, ada banyak sistem regulasi, adanya relasi sosial
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2009 dengan lokasi penelitian yang dipilih
adalah Desa Samuntai Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser Propinsi Kalimantan Timur.
Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) berdasarkan komunitas yang memiliki
karakteristik permasalahan penelitian. Lokasi dipilih secara sengaja oleh karena lokasi
tersebut adalah : (1). lokasi yang merupakan lahan perkebunan kelapa sawit yang paling
luas di Kabupaten Paser; (2). terdapat Suku asli Paser yang berperan sebagai subjek dalam
penelitian ini; (3) perkembangan masyarakat dari dulu sampai sekarang dapat ditelusuri;
(4) tersedianya data pendukung. Oleh karena itu dengan mengambil wilayah ini sebagai
10
Swadesta Aria Wasesa, Relasi Kuasa dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari, Skripsi, (Yogyakarta,
2013) Hal 16
objek lokasi penelitian diharapkan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam
penelitian ini.
Metode penelitian kualitatif diambil dengan cara mempelajari sebuah fenomena yang
Kecamatan Long Ikis pada saat sebelum adanya perkebunan kelapa sawit maupun kondisi
setelah adanya perkebunan kelapa sawit. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari tokoh
masyarakat ataupun masyarakat biasa, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh dari aparatur
pemerintahan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang berupa informasi mengenai berbagai peristiwa atau
hal yang menyangkut dampak perkebunan terhadap sosial budaya masyarakat Dayak
Paser. Data primer diperoleh melalui diskusi atau wawancara baik secara kelompok atau
Muhammad Saleh, “Studi Tentang Pola Kemitran Pt. Perkebunan Nusantara xiii Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Semuntai
Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser”, eJournal Ilmu Pemerintahan
Universitas Mulawarman IP: 180.248.70.147
Eko Hrry Yulianto, “Konservasi Tradisional Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Tani
Kabupaten Paser (Studi Kasus Desa Semuntai Kecamatan Long Ikis
Kabupaten Paser). Agrifor, vol. 12, no. 2, Oct. 2013, pp. 140-147,
doi:10.31293/af.v12i2.343.
Eko Harri Yulianto A, “Social Change on Community Due to the Entry of Palm Oil
Plantation in the Semuntai Village Long Ikis Sub-district Kabupaten
Paser East Borneo Province”, jurnal-vol-7-no-1 Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman, Samarinda
Shinta Maharani dan Amir mahbud “Institut Dayakologi: Kebun Sawit Hancurkan
Biodiversitas Dayak”, berita Tempo, Senin, 26 November 2018 10:04
WIB , https://tekno.tempo.co/read/1149682/institut-dayakologi-kebun-
sawit-hancurkan-biodiversitas-dayak?page_num=2 diakses pada 26-
05-2023
Michael Billig, Collective Memory, Ideology and the British Royal Family (London:
Sage Publishing, 1990), 60.
Fowler Bridget, The Obituary as Collective Memory (London: Routledge, 2007), 31.
Swadesta Aria Wasesa, Relasi Kuasa dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari, Skripsi,