Anda di halaman 1dari 12

STANDAR BAIK DAN BURUK:

BERDASARKAN AJARAN AKHLAK, MORAL, DAN ETIKA


Makalah ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi tugas kelompok
Dalam Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Hayaturrohman, M.Si

Oleh:
Dewi Rahmah M
Nim: 21130106
Muhammad Rikza
Nim:
Tri Budi Jatmiko
Nim: 21130094

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
2022

1
PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirobbil‘alamin, Allah SWT yang telah memberikan kami

kemudahansehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tanpapertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan

makalah inidengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada

baginda tercintakita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan

syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untukmenyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Akhlaq tasawuf

dengan judul “Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral dan

Etika”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulismengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya

makalah ininantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian

apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya

kepada Dosen Mata Kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbing dalam

2
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima

kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 11 Oktober 2022

Kelompok 3

3
Daftar Isi
PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN............................................................................................................................5
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan penulisan.......................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. Pengertian Baik Dan Buruk......................................................................................................6
B. Pengertian Akhlak, Moral Dan Etika........................................................................................6
C. Ukuran Baik Dan Buruk.................................................................................................7
D. Aliran-Aliran Baik Dan Buruk.......................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.............................................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................................11
Daftar Pustaka..............................................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik
dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut dapat dijadikan indikator
untuk menilai perbuatan itu baik atau buruk sehingga dapat dilatarbelakangi sesuatu yang
mutlak dan relatif.
Pernyataan-pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat dijadikan rumusan
masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki indikator
yang pasti. Untuk itu dijadikan pembahasan masalah adalah Bagaimana ukuran menilai
baik dan buruk menurut pandangan Islam

A. Rumusan Masalah
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan:

1. Apakah Pengertian Baik dan Buruk?


2. Apa Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika?
3. Apakah ukuran baik dan buruk dalam ilmu akhlak?
4. Apa saja aliran baik dan buruk?

B. Tujuan penulisan
Tentu saja setiap kali pembahsan tentang keilmuan ada saja tujuannya tersendiri, Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Pengertian Baik dan Buruk


2. Mengetahui akhlak, moral dan etika
3. Mengetahui Ukuran yang dipakai dalam menilai baik dan buruk
4. Mengetahui Aliran-Aliran Baik dan Buruk

BAB II

PEMBAHASAN

5
A. Pengertian Baik dan Buruk
1. Pengertian Baik
Pengertian baik secara bahasa adalah terjemahan dari kata khoir dalam bahasa
Arab, atau good dalam bahasa Inggris. Louis Ma`luf dalam kitab Munjid,
mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai
kesempurnaan.1 Selanjutnya, yang baik itu juga adalah sesuatu yang mempunyai
nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan kepuasan. Yang baik
itu juga sesuatu yang sesuai dengan keinginan.
Dan yang disebut baik itu adalah sesuatu yang mendatangkan rahmat,
memberikan perasaan senang atau bahagia. Adapula pendapat bahwa yang disebut
baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, diusahakan dan menjadi
tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, apabila hal tersebut menuju
kesempurnaan manusia. Sedangkan kebaikan disebut nilai, apabila kebaikan itu
bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkrit.

2. Pengertian Buruk
Dalam bahasa Arab, yang buruk itu dikenal dengan istilah syarr. Dan diartikan
dengan sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna
dalam kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, keji jahat, tidak bermoral dan
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya
dari yang baik.

B. Pengertian Akhlak, Moral dan Etika


1. Akhlak
Akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan
menurut istilah adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan
dengan mudah dan spontan, tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
Sementara menurut imam al-ghazali (1015-1111 M) yang dikenal sebagai
hujjatul islam (pembela islam) akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbngan.
Dari definisi tersebut dapat difahami bahwa akhlak pada dasarnya melekat
dalam diri seseorang dalam bentuk prilaku dan perbuatan.

2. Moral
Arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jarak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan. Didalam KBBI dikatakn bahwa moral
adalah penetu baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

1
Abdullah,M.Yatimin.2007. Study Akhlak dalam PerspektifAl-
qur’an.Jakarta : Amzah.

6
Kata moral berasal dari kata latin yaitu kata mos atau mores yang berarti
kebiasaan, yusan (1977) mengungkapkan bahwa moral adalah kebiasaan atau
aturan yang harus dipatuhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam
arti, moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik dan buruk,
pantas atau tidak pantas, benar atau salah yang harus dilakukan atau yang harus
dihindari dalam menjalankan hidup.
Al-Ghazali menyebut moral islam sebagai tingkah laku seseorang yang
muncul secara otomatis berdasarkan kepatuhan dan kepasrahan pada pesan
(ketentuan) allah yang maha Esa. Menurut pandangan islam kriteria moral yang
benar adalah
1. Memandang martabat manusia
2. Mendekatkan manusia kepada Allah.

3. Etika
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam KBBI, etika diaartikan ilmu pegetahuan tentang asas-
asas akhlak (moral). Dari pegertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika
berhubungan dengan upaya memntukann tingkah laku manusia.
Adapun etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan berbeda-
beda sesuai dengan sudut pandangannya. Ahmad amin misalnya misalnnya
mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.2
Dalam ajaran islam ertika bersifat “teosentrik” yaitu berkisar sekitar tuhan
dalam etika islam yaitu perbuatan selalu dihubungkan dengan amal soleh dan
dosa, dengan pahala atau siksa. Dengan surga atau neraka.

C. Ukuran Baik dan Buruk Menurut Akhlak


Ukuran baik dan buruk yang dikenal dalam ilmu akhlak antara lain :
1. Nurani
Jiwa manusia memiliki kekuatan yang mampu membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk. Kekuatan tersebut dapat mendorongnya berbuat baik dan
mencegahnya berbuat buruk. Jiwanya akan merasa bahagia jika telah berbuat baik dan
merasa tersiksa jika telah berbuat buruk. Kekuatan ini disebut nurani. Masing –
masing individu memiliki kekuatan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan kekuatan
ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi tentang sesuatu yang dianggap baik dan
yang dianggap buruk.

2. Rasio
Rasio merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia, yang
membedakannya dengan makhluk lain. Dengan rasio yang dimiliki, manusia dapat
2
Ahmad amin, etika (ilmu akhlak), (terj) k. h. farid ma’ruf dari judul asli, al akhlaq, (jakartta : bulan
bintang,1983), cet hlm. 3.

7
menimbang mana perkara yang baik dan yang buruk. Dengan akalnya manusia dapat
menilai bahwa perbuatan yang berakibat baik layak disebut baik dan dilestarikan, dan
begitu sebaliknya. Penilaian rasio manusia akan terus berkembang dan mengalami
perubahan sesuai dengan pengalaman – pengalaman yang mereka miliki.
3. Adat
Adat istiadat yang berlaku dalam kelompok ataupun masyarakat tertentu menjadi
salah satu ukuran baik dan buruk anggotanya dalam berperilaku. Melakukan sesuatu
yang tidak menjadi kebiasaan masyarakat sekitarnya ataupun kelompoknya akan
menjadi problem dalam berinteraksi. Masing – masing kelompok atau masyarakat
tertentu memiliki batasan – batasan tersendiri tentang hal – hal yang harus diikuti dan
yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat satu belum tentu
demikian menurut masyarakat yang lain. Mereka akan mendidik dan mengajarkan
anak-anak mereka untuk melakukan kebiasaan–kebiasaan yang mereka anggap baik
dan melarang melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan mereka.

4. Pandangan Individu
Kelompok atau masyarakat tertentu memiliki anggota kelompok atau masyarakat
yang secara individual memiliki pandangan atau pemikiran yang berbeda dengan
kebanyakan orang di kelompoknya. Masing–masing individu memiliki kemerdekaan
untuk memiliki pandangan dan pemikiran tersendiri meski harus berbeda dengan
kelompok atau masyarakatnya. Masing–masing individu memiliki hak untuk
menentukan mana yang dianggapnya baik untuk dilakukan dan mana yang
dianggapnya buruk. Tidak mustahil apa yang semula dianggap buruk oleh
masyarakat, akhirnya dianggap baik, karena terdapat seseorang yang berhasil
meyakinkan kelompoknya bahwa apa yang dianggapnya buruk adalah baik.
5. Norma Agama
Seluruh agama di dunia ini mengajarkan kebaikan. Ukuran baik dan buruk
menurut norma agama lebih bersifat tetap, bila dibandingkan dengan ukuran baik dan
buruk dimata nurani, rasio, adat istiadat, dan pandangan individu. Keempat ukuran
tersebut bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan ruang dan waktu. Ukuran
baik dan buruk yang berlandaskan norma agama kebenarannya lebih dapat dipercaya
dan dapat dipertanggungjawabkan, karena norma agama merupakan ajaran Tuhan
Yang Maha Suci. Disamping itu, ajaran Tuhan lebih bersifat universal, lebih terhindar
dari subyektifitas individu maupun kelompok.

D. Aliran-Aliran Baik Dan Buruk


Ada ada beberapa aliran untuk menentukan standar baik dan buruknyasesuatu itu,
diantarnya:

8
1. Aliran Hedonisme
Hedonisme merupakan aliran filsafat tua yang berakar dai pemikiran filsafat
Yunani. Menurut aliran ini sesuatu yang dikategorikan baik itu adalah sesuatu yang
bisa mendatangkan kenikmatan nafsu biologis. Sedangkan sesuatu yang buruk itu
adalah sesuatu yang tidak memberikan kenikmatan nafsu biologis. Sehingga aliran ini
menitik beratkan bahwa kebahagian ituterletak pada kepuasan biologis dan hal itu
merupakan tujuan hidup bagimereka yang beraliran hedonisme.

2. Aliran Naturalisme
Aliran ini memandang bahwa untuk menilai sesuatu yang baik dan burukitu dapat
dipengaruhi oleh pembawaan manusia sejak lahir kedunia. Dengan kata lain manusia
sejak anak-anak dapat menilai sesutau itu baik ataupun buruk, akan tetapi dia belum
bisa menganalisis mengapa sesuatu itu baik ataupun buruk. Untuk bisa menganalisis
sesuatu itu baik dan burukdiperlukan pengalaman hidup yang lama, karena semakin
lama pengalaman hidupnya maka semakin matang pemahamannya terhadap sesuatu
yang baik dan buruk. Dengan ini dapat ditegaskan bahwa menilai sesuatu itu
ditentukan oleh kebutuhan dan kondisi wilayah yang ditempati oleh manusia.3

3. Aliran Idealisme
Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihatmelalui
panca indera semata, karena semua sesuatu yang tampak melaluipanca indra hanya
merupakan kepalsuan belaka dan bukan sesuatu yangsebenarnya. Jadi kesimpulan dari
aliran ini adalah bahwa untuk mengetahuisesuatu itu baik atau buruk maka dapat
diukur dengan cita.4

4. Aliran Ilmu Kalam


Dalam teologi islam baik dan buruk perbuatan adalah ajaran Tuhan.Kemudian
banyak beberapa aliran yang berkembang diantaranya:
a. Aliran Jabariyah Aliran ini disebut Jabariyah dikarenakan sifatnya memaksa,
sehingga kaum ini berpendapat bahwa manusia sama sekali tidak memiliki
kebebasan dan kekuasaan dalam menentukan keinginannya, kecuali bila Allah
yang menghendakinya. Dengan kata lain manusiahanya dikendalikan oleh Allah
dan Allah lah yang telah menciptakan sifat manusia. Dan untuk menilai sesuatu
itu baik ataupun buruk, aliran ini mengatakan bahwa hanya agama lah yang bisa
menentukan baik dan buruknya.

b. Aliran Qadariyah Aliran ini merupakan pertentangan dari aliran Jabariyah yang
mana menurut aliran ini manusia memiliki kebebasan dan kekuasaaan dalam
menentukan keinginaannya. Meskipun pada dasarnya Allah atas manusia-manusia
diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Dan aliran ini juga
mengatakan bahwa penilain terhadap baik dan buruknya sesuatu itu bukan hanya
ditentukan oleh agama melainkanditentukan juga oleh manusia itu sendiri.5
.
3
Fudhoilurrahman dan Aida Humaira, Ringkasan Ihya ’Ulumuddin, Terjemahan, Jakarta, Sahara
publishers, 2009
4
Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000
5
Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000

9
c. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah mengatakan bahwa akal manusia tidak dilarang untuk
berfikir sebebas-bebasnya termasuk memikirkan tentang persoalan agama. Karena
itu dalam menentukan setiap nash (dalil), aliaran Mu’tazilah selalu menentukan
nash (dalil) yang akan dijadikandasar pemikirannya. Dan untuk menentukan baik
dan buruknya sesuatu, aliran Mu’tazilah selalu berorientasi pada akalnya dan
kemudian mencari nash (dalil) yang mendukungnya. Sehingga aliran ini sering
juga disebutsebagai aliran Rasionalisme.6

d. Aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah


Adanya aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah merupakan reaksidari aliran
Mu’tazilah yang menganggap bahwa dalam memecahkan persoalan hanya dengan
filosofisnya saja dan tidak dibandingkan dengan teologi sebelumnya (sunnah
Nabi). Maka lain halnya denganaliran Mu’tazilah, aliran Ahlus Sunnah Wal-
Jama’ah banyak menggunakan sunnah Nabi dalam menentukan sesuatu itu baik
atupun salah dan lebih mendahulukan nash (dalil) baru kemudian akal yang
menjelaskannya. Dan aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah juga menambahkan
bahwa untuk menentukan sesuatu itu benar dan buruk itu sudah ditentukan oleh
Al-Qur’an dan Al-Hadist.7

5. Aliran dalam Tasawuf


Menurut aliran Tasawuf nilai baik dan buruk sesuatu itu bisa dilihat dariperasaan
bahagia. Bahagia disini bisa dikategorikan sebagai perasaan yang spirititual. Maka
tidak heran dalam aliran Tasawuf sangat popular istilah zuhud,yaitu suatu sikap
yang meninggalkan kesenangan dunia yang bersifat materil.

6
Fudhoilurrahman dan Aida Humaira
, Ringkasan Ihya ’Ulumuddin, Terjemahan, Jakarta, Sahara
publishers, 2009
7
 Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami (akhlak mulia), Jakarta, Pustaka Panjimas, 1992

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan dia atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. dapat kita ketahui bahwasanya Akhlak, Etika dan Moral adalah suatu yang
harus kita perhatikan dalam kehidupan kita di dunia ini, dan bahwasanya baik
dan buruk itu tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari,
kapanpun, dimanapun, dan waktu apapun itu.Standar baik dan buruk
berdasarkan ajaran akhlak moral dan etika, akhlak baik dan akhlak buruk 
2. Baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
Baik adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam
kepuasan,kesenangan, persesuaian, dan seterusnya.
Baik adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang
diharapkan, yang memberikan kepuasan
3. Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu sangat relatif. Bergantung kepada
pandangan, persepsi atau penilaian masing-masing orang yang
memformulasikannya. Oleh karena itu, nilai baik atau buruk bersifat
subyektif,tergantung tolok ukur apa yang digunakan.
4. Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran akhlak, moral,dan etika ini
dapatdinilai dari beberapa aliran, diantaranya adalah: Aliran Idealisme,
Naturalisme, Hedonisme, teologi Islam (Jabariyah,Qadariyah, Mu’tazilah,
Ahlus sunnah wal jama’ah), Tasawuf.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mengetahui Baik dan Buruk dalam
Pembelajaran Akhlak Tasawuf dan juga mengetahui standar baik dan buruk
berdasarkan ajaran akhlak moral dan etika .Saya menyadari bahwa makalah yang
disusun ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik, saran, dan
masukan yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan untuk baiknya makalah
ini kedepannya.

Daftar Pustaka

11
Abdullah,M.Yatimin.2007. Study Akhlak dalam Perspektif Al-qur’an.Jakarta : Amzah.

Ahmad amin, etika (ilmu akhlak), (terj) k. h. farid ma’ruf dari judul asli, al akhlaq, (jakartta :
bulan bintang,1983), cet hlm. 3.
Fudhoilurrahman dan Aida Humaira, Ringkasan Ihya ’Ulumuddin, Terjemahan, Jakarta,
Sahara publishers, 2009

Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000
Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000
Fudhoilurrahman dan Aida Humaira

Ringkasan Ihya ’Ulumuddin, Terjemahan, Jakarta, Sahara publishers, 2009

Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami (akhlak mulia), Jakarta, Pustaka Panjimas, 1992

12

Anda mungkin juga menyukai