Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER HPI KELAS D

Nama : Sekar Syifa Indira Pramaswari


Nim : 190710101005
Mata Kuliah : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
Kelas :D
Dosen : Dr. Dyah Ochtorina Susanti, SH., Mhum
1. Pada Hukum Perdata Internasional (HPI), terdapat masalah-masalah
pokok yang menjadi titik sentral pembahasan. Sebut dan jelaskan titik
sentral yang menjadi pembahasan dalam HPI!...
JAWAB:
 Prof. Graveson berpandangan bahwa Conflict of Laws atau
Hukum Perdata Internasional adalah bidang hukum yang
berkenaan dengan perkara-perkara yang didalamnya mengandung
fakta relevan yang menunjukkan perkaitan dengan suatu sistem
hukum lain, baik karena aspek teritorial maupun aspek subjek
hukumnya, dan karena itu menimbulkan pertanyaan tentang
penerapan hukum sendiri atau hukum lain (yang biasanya asing)
atau masalah pelaksanaan yurisdiksi badan pengadilan sendiri atau
badang pengadilan asing. Hakim atau badan peradilan manakah
yang berwenang untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yuridis
yang mengandung unsur asing, Hukum manakah yang harus
diberlakukan untuk mengatur dan atau menyelesaikan persoalan-
persoalan yuridis yang mengandung unsur-unsur asing, dan
Bilamana atau sejauhmana suatu pengadilan harus memperhatikan
dan mengakui hak-hak atau kewajiban-kewajiban hukum yang
terbit berdasarkan hukum atau putusan hakim asing.

2. Pada HPI, dikenal adanya asas-asas yang terkait dengan subyek hukum,
salah satunya adalah Asas Nasionalitas. Sebut dan jelaskan makna asas
nasionalitas bagi warga negara dan berikan contoh penerapannya!...
JAWAB:
 Asas tentang keberlakuan hukum pidana Indonesia, dimana
ketentuan-ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi warga
negara Indonesia yang melakukan tindak pidana di luar wilayah
negara Indonesia. Contoh dari penerapan asas ini adalah kasus
pembunuhan yang dilakukan TKW yang bekerja di Singapura
yang mana seorang warga Indonesia yang tersandung kasus
pembunuhan di Singapura, Khasanah, akan diadili di Tanah Air
dan menggunakan hukum nasional.

3. Reza Herlambang seorang Warga Negara Indonesia akan menikah dengan


Bunga Citra Melati yang juga seorang Warga Negara Indonesia. Karena
sesuatu hal, pernikahan tersebut akan dilangsungkan di Negara Singapura.
a. Menurut Hukum Perdata Internasional Indonesia, prinsip apakah yang
dianut dalam pernikahan tersebut? Jelaskan maksud dari prinsip
tersebut dan sebutkan dasar hukumnya !
JAWAB:
 Menurut hukum perdata internasional Indonesia kasus tersebut
menggunakan prinsip teritorialitas. Hal ini dikarenakan kedua
pihak merupakan Warga negara Indonesia hanya saja
melangsungkan pernikahan tersebut di Singapura, dalam prinsip-
prinsip ini berlaku bagi status personil seseorang dimana orang
tersebut berada atau hukum dimana orang tersebut berdomisili.
Hal ini mengacu pada pasal 56 (1) & (2) UU No 1 th 1974 tentang
perkawinan. Dalam prinsip teritorialitas yang menetukan bahwa
hukum yang berlagu bagi status personilnya seseorang dimana ia
berdomisili.

b. Pernikahan tersebut tentu harus memenuhi syarat material dan syarat


formal. Jelaskan mengenai syarat material dan syarat formal dimaksud
menurut Hukum Perdata Internasional Indonesia! Sebutkan pula dasar
hukumnya!...
JAWAB:
 Pernikahan dianggap SAH apabila terpenuhinya dua syarat yaitu
syarat formal dan material. Syarat formal ini diatur dalam pasal 18
AB yaitu tunduk pada hukum dimana perkawinan itu
dilangsungkan (lex loci celebration). Jika di negara dimana
perkawinan diberlangsungkan berlaku perkawinan sipil, maka
perkawinan harus dilakukan secara sipil. Untuk syarat materiil,
misalnya mengenai batas usia menikah, berlaku hukum nasional
(di Indonesia). Menurut Prof. Zulfa, kedua syarat harus dipenuhi
oleh WNI yang menikah di luar negri. Syarat formal ada dalam
pasal 56 UU perkawinan di rumuskan dalam frase tidak melanggar
undang-undang ini. UU perkawinan sudah mensyaratkan bahwa
perkawinan yang di laksankan di luar negri tetap harus memenuhi
syarat-syarat yang di tentukan oleh undang-undang.

4. Pada bulan januari 2021, di perairan laut wilayah Pulau Sebatik yang
terletak di Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur, berlayar
sebuah kapal berbendera singapura dan dinahkodai oleh warga negara
Singapura, membawa ABK (anak buah kapal), sebanyak 30 orang, yang
terdiri dari 10 warga negara Indonesia, 5 warga negara papua nugini, 5
warga negara india dan 10 warga negara china. Saat kapal tersebut tengah
berlayar tiba-tiba terjadi percekcokan antara ABK yang
berkewarganegaraan china dengan ABK yang berkewarganegaraan papua
nugini, sampai akhirnya terjadi perkelahian. ABK yang
berkewarganegaraan Indonesia berniat ingin memisahkan kawan-
kawannya yang terlibat perkelahian, akan tetapi justru niat untuk
memisahkan ini menjadi salah paham antar ABK yang sedang berkelahi,
sehingga ABK yang berkewarganegaraan Indonesia juga terlibat dalam
perkelahian tersebut.
Kejadian ini kemudian diketahui TNI AL Republik Indonesia yang
sedang melakukan patroli di perbatasan Pulau Sebatik. Kemudian setelah
diadakan pemeriksaan, diketahui bahawa ternyata kapal tersebut
mengangkut ikan-ikan serta mutiara dari laut indonesia tanpa ada ijin
resmi. Pada tingkat penyidikan dan penyelidikan selaanjutnya, diketahui
bahwa kapal tersebut milik perusahaan Jepang yang mempunyai anak
cabang di Singapura. Perusahaan ini dimiliki oleh Yoshiro Ogawa yang
berkewarganegaraan Jepang dan berdomicili di Singapura. Saudara
sebagai mahasiswa yang menempuh Hukum Perdata Internasional,
diminta bantuan :
a. Tentukan, masalah hukum apa saja yang diterjadi diatas kapal
tersebut!...
JAWABAN:
 Masalah Hukum yang terjadi diatas kapal tersebut yaitu
perkelahian antara ABK WNI dan ABK WNA yang terjadi di atas
kapal berbendera singapura dan juga terdapat masalah hukum lain
yaitu ditemukanya ikan-ikan secara ilegal
b. Hukum mana yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah hukum tersebut!... Jelaskan argumen saudara, dan berikan
penjelasan tentang asas apa yang dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah-masalah hukum yang ada di kapal
tersebut!...
JAWABAN:
 Dalam kasus ini hukum yang digunakan yaitu hukum Indonesia
karena kapal tersebut sedang berada di perairan Indonesia. Hal ini
merujuk pada Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs) yang berarti perkara-
perkara menyangkut benda-benda tidak bergerak tunduk pada
hukum dari tempat di mana benda itu berada/terletak. Hal ini
dikarenakan perkelahian terjadi di perairan Indonesia, dan juga
kapal tersebut mengambil ikan-ikan yang ada di perairan
Indonesia secara ilegal.

5. Sintong Panjaitan berkewarganegaraan Indonesia, Pada tahun 1991


pernah menjabar sebagai Pangdam IX/Udayana yang salah satu
wilayahnya membawali Timtim (saat Timtim belum memisahkan diri
dari Indonesia). Pada 12 November 1991, meletus kerusuhan dili, yang
mengakibatkan tewasnya Kamal Bamadhaj, salah seorang WNA yang
tinggal di dili. Kamal Bamadhaj berkewarganegaraan Selandia Baru.
Ibunda Kamal Bamadhaj bernama Hellen Todd, berkewarganegaraan
Malaysia, ayah kamal berkewarganegaraan Selandia Baru. Mereka
berdua tinggal di Australia. 6 (enam bulan) sejak peristiwa Dili, Sintong
memutuskan untuk kuliah di Boston University, saat kuliah di Boston
University itulah, tiba-tba Sintong menerima surat panggilan dari
Pengadilan Distrik Massachusset yang dikeluarkan pada tanggal 17
Setember 1992, Surat panggilan itu dikeluarkan dakwaan Kantor
Pengacara Kaplan O Sullivan dan Friedman yang menjadi kuasa hukum
Nyonya Helen Todd, sehubungan dengan tewasnya Kamal Bamadhaj di
insiden 12 November 1991. Gugatannya ada 3 (tiga), pertama, di dakwa
mengakibatkan tewasnya Kamal dan diminta ganti rugi sebesar 10 juta
dollar AS. Kedua, sintong di dakwa bertanggungjawab melakukan
penyerangan dan penganiayaan baik secara fisik dan maupun psikologis
yang terjadi, dengan tuntutan ganti rugi sebesar 1 juta dollar AS.
Gugatan ketiga, bertanggungjawab atas terjadinya kesewenang-
wenangan secara sengaja dengan tuntutan ganti rugi sebesar 2 juta dollar
AS. Total tuntutan adalah 13 juta dollar AS, atau setara 12 miliar rupiah
saat itu.
a. Apakah sintong panjaitan dapat dituntut berdasar hukum perdata
AS?... Jelaskan jawaban Saudara!...
JAWAB:
 Sintong Panjaitan tidak dapat dituntut berdasarkan hukum perdata
AS. Hal ini dikarenakan pelaku adalah warga negara Indonesia,
dan juga korban pada saat itu berdomisili di Indonesia tepatnya di
Dili, Timor timur dan tempat kejadian peristiwa pada saat itu
terjadi di Indonesia, sehingga pelaku tidak dapat dituntut
berdasarkan hukum perdata AS.
b. Hukum perdata manakah yang dapat digunakan untuk mengajukan
tuntutan terhadap Sintong Panjaitan!
JAWAB:
 Sintong panjaitan dapat dituntut berdasarkan hukum perdata
Indonesia, hal ini berdasarkan asas lex loci delicti yang artinya
hukum yang berlaku untuk menyelesaikan perkara adalah hukum
dimana perstiwa hukum tersebut terjadi.

Anda mungkin juga menyukai