Karya Tulis Ilmiah Latihan Fisik Pada Pasien Stroke
Karya Tulis Ilmiah Latihan Fisik Pada Pasien Stroke
NIM.P00320017056
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
LEMBARAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
NIM. P00320017056
Pada tanggal..........................................2020
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Indriono Hadi,S.kep.,Ns.,M.Kep
NIP. 197003301995031001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
berkat rahmat dan hidayah-Nya lah, sehinggah penulis dapat menyelesaikan proposal
ini dengan judul “Penerapan Edukasi Latihan Fisik Pada Pasien Stroke”. Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terputusnya aliran darah ke otak, umumnya akibat pecahnya pembuluh darah ke otak
atau karena tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan nutrisi dan
serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak
(infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan (stroke
iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Saat ini stroke
satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia, selain itu sangat merugikan secara
negara maju di Amerika Serikat tahun 2010, prevalensi penduduk Amerika yang
terserang stroke adalah 3,2% atau sekitar 6.934.000 orang. Dan lebih dari 5, 47 juta
pasien stroke telah meninggal (Chaidir Reny, 2014). Stroke merupakan satu masalah
kesehatan yang paling serius dalam kehidupan modern saat ini. Badan kesehatan
dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan
kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6juta pada tahun 2010
sebesar 8,3 per 1000 penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan
adalah 6 per 1000 penduduk. Hal ini menunjukkan sekitar 72,3% kasus stroke pada
masyarakat telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Data nasional yang dikeluarkan
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian untuk semua umur, dimana
stroke menjadi penyebab kematian terbanyak (15,4%) (Sofyan et al., 2012). Stroke
stroke meninggal dunia, selebihnya lumpuh sebagian atau bahkan lumpuh total dan
sisanya 15% dapat sembuh total. Stroke mulai terjadi pada orang yang berusia
Prevalensi di Sulawesi Tenggara adalah 0,76% (Depkrs RI, 2008). Kejadian stroke
rekam medik RSUU Privunsi Sulawesi Tenggara dan didapatkan jumlah pasien
stroke 280 kasus dengan angka kematian 59 jiwa (21%). Pada tahun 2011,jumlah
penderita stroke meningkat menjadi 413 kasus dengan angka kematian 155 jiwa
(37%) ( Profil RSU Provinsi Sulawesi Tenggara, 2011). Resiko meningkat seiring
berat dan adanya factor resiko.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah penulis mampu memberikan
edukasi terhadap pasien maupun keluarga pasien untuk dapat menerapkan latihan
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu penulis
mampu :
D. Manfaat Penelitian
Studi ini dapat dijadikan pustaka dan referensi bagi mahasiswa dalam
Studi ini dapat dijadikan wawasan dan pedoman dalam pemenuhan asuhan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Stroke
1. Definisi Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi pada otak yang mengalami perdarahn dan
fungsi otak fokal (global) dengan gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskuler.
pada otak. Stroke juga dikenal dengan cerebro-vascular accident dan Brain
Attack. Stroke berarti pukulan (to strike) yang tejadi secara mendadak, tiba-tina
dan menyerang system persarafan otak. Gangguan peredaran darah di otak dapat
berupa iskemia yaitu aliran darah berkurang atau terhenti pada sebagian daerah di
Stroke adalah cedera vaskuler akut pada otak. Ini berarti bahwa stroke
adalah suatu cedera mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak.
darah, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini
gangguan aliran darah ke otak karena adanya bekuan darah yang telah
menyumbat aliran darah. Pada stroke non hemoragik aliran darah kesebagian
jaringan otak berkurang atau berhenti. Hal ini disebabkan oleh sumbatan
tegantung pada lokasi dan luas daerah otak yang rusak. Jika aliran darah terputus
hanya pada area yang kecil atau terjadi pada daerah otak yang rawan, efeknya
ringan dan berlangsung sementara. Sebaliknya bila aliran darah terputus pada
area yang luas atau pada daerah otak yang vital akan terjadi kelumpuahan yang
2. Klasifikasi Stroke
a. Stroke Iskemik
Delapan puluh persen kasus stroke berasal dari proses iskemik dan
tersering asal bekuan darah yaitu arteri ekstakarnial, Jantung( fibrasi atrial,
penyakit katup mitral, thrombus ventrikal kiri), dan plak arkus aorta. Stroke
b. Stroke Hemoragik
dalam rongga subaraknoid dan system serebri, serta cairan spinal selalu
fokal. Nyeri kepala, muntah, dan menurunnya kesdaran sering terjadi pada
disebabkan trauma kepala. Lesi terjadi diluar otak. Baik didalam (subdural),
stroke dibagi menjadi dua yaitu factor resiko mayor (kuat) dan factor resiko
minor (lemah). Factor resiko yang kuat berarti besar pengaruhnya terhadap
berikut :
1) Hipertensi
pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin). Maka hal ini dapat
jantung seseorang bekerja ekstra keras yang pada akhirnya kondisi ini
2) Penyakit Jantung
4) Diabetes Mellitus
didalam drah tinggi. Penyakit ini di Indonesia juga dikenal dengan penyakit
6) Merokok
3. Etiologi
a. Trombosis serebri
dari stroke. Thrombosis ditemukan pada 40% dari semua kasus stroke yang
telah dibuktikan oleh ahli patologi. Biasanya ada kaitannya dengan kerusakan
penyebab utama karena zat lemak tertumpuk dan membentuk plak . Plak ini
Stenosis menghambat aliran darah yang biasanya lancar pada arteri. Darah
Trombus bisa terjadi di semua bagian sepanjang arteri karotid atau pada
bagian yang mengarah pada percabangan dari karotid utama ke bagian dalam
dan luar dari arteri karotid. Bagian endotelium dari pembuluh darah kecil
penebalan dari dinding pembuluh darah dan penyempitan. Infark lakunar juga
b. Emboli serebri
stroke. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu thrombus dalam jantung
Embolus yang paling sering terjadi adalah plak. Trombus dapat terlepas dari
arteri karotis bagian dalam pada bagian luka plak dan bergerak ke dalam
yang kosong. Gumpalan darah yang sangat kecil terbentuk dalam atrium kiri
dan bergerak menuju jantung dan masuk kedalam sirkulasi cerebral. Pompa
penyebab emboli lainnya adalah tumor, lemak, bakteri, dan udara. Emboli
bisa terjadi pada seluruh bagian pembuluh darah serebral. Kejadian emboli
2018)
c. Hemoragi
3) Jenis kelamin Pria lebih berisiko terkena stroke dari pada wanita.
pingsan. Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat parah dan menahun.
4. Patofisiologi
disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) yang pecah atau karena suatu
dan kompresi oleh hematoma dan oedema pada struktur sekitar sehingga
darah otak/iskemik atau kompresi pada jaringan otak lainnya, gejala klinis yang
Stroke menyerang pada sususnan saraf pusat maka lesi yang diakibatkan
termaksud pada lesi upper motor neuron. Hemiplegic yang diakibatkan lesi pada
kelumpuhan pada belahan tubuh kontralateral dari yang ringan sampai yang
sedang. Meskipun yang terkena sisi tubuh kanan atau sisi tubuh kiri pada
nampak jika kerusakan pada tingkat kortek namun jika kerusakan pada tingkat
interna maka hemiplegic tidak ada perbedaan. Keruskan atau kelumpuhan yang
dikarenakan lesi pada kapsula interna hamper selamnya disertai hipertonus yang
ekstrapiramidal. Tergantung pada lesi yang terkena maka lesi vascular yang
akibat lesi kapsula interna memperlihatkan upper motor neuron yang disertai
Gambaran klinis utama yang dapat dikaitkan dengan pembuluh darah otak
unilateral. Lokasi yang paling sering terkena pada bifurkasio arteri karotis
anggota derak atas terasa lemah dan baal, bila hemisfer dominan muka dapat
afasia global bila hemisfer dominan terkena, gangguan pada semua fungsi
Gejala klinis stroke sangat tergantung pada bagian daerah otak yang
mengalami ganggu aliran darahnya dan fungsi daerah otak yang mengalami
gangguan aliran darah tersebut (Ilmiah et al., 2017). Manifestasi klinik yang
prodromal terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya
prodomal yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Sifat nyeri
serangan.
c. Kesadaran biasanya menurun cepat termasuk koma (65% terjadi kurang dari
setengah jam, 23 % antara setengah sampai dua jam dan 12% terjadi setelah 2
hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi. Ada gejala
c. Edema papil dapat terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya
pembuluh darah dan lokasinya , gejala yang muncul dapat berupa kelumpuhan
wajah dan anggota badan satu atau lebih anggota badan, gangguan sensibilitas
pada satu atau lebih anggota badan, prubahan mendadak status mental, afasia
(bicara tidak lancer), ataksia anggota badan, vertigo, mual muntah atau nyeri
kepala.
e. Gejala khusus pada pasien stroke adalah kehilangan motorik misalnya
setengah lapang pandang dimana sisi visual yang terkena berkaitan dengan
berpaling
i. Kehilangan sensori antara lain tidak mampu merasakan posisi dan gerakan
6. Penatalaksanaan Stroke
a. Penatalaksanaan umum
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat , posisi lateral dekubitus bila
stabil.
2) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan
6) Nutrisi peroral hanya boleh di berikan setelah tes fungsi menelan baik bila
pasang NGT
b. Penatalaksanaan medis
1) Trombolitik (Streptokinase)
3) Antikoagulan (Heparin)
4) Hemorhagea (Pentoxyfilin)
c. Penatalaksanaan khusus/komplikasi
1) Atasi kejang
2) Atasi TIK yang meninggi manitol, gliserol, furosemid, intubasi, stroid dll)
1) Atasi hipertensi
2) Atasi hiperglikemia
3) Atasi hiperurisemia
7. Komplikasi Stroke
Menurut pudiastuti (Ilmiah et al., 2017) Komplikasi stroke yaitu
1) Infeksi pernafasan
3) Konstipasi
b) Dislokasi nyeri
a) Epilepsi
b) Sakit kepala
c) Kraniotomi
8. Pemeriksaan Penunjang
seperti perdarahan darah atau obstruksi arteri adalah titik obstruksi atau
rupture.
infark.
d. Lumbal Pungsi untuk menunjukkan adanya hemoragik Malformasi
Arterivenousa (MAV)
1. Pengkajian
pasien baik data subjektif maupun data objektif untuk dapat dapat mengetahui atau
mengenal masalah-masalah keluhan dari pklien, pada pasien stroke pengkajian perlu
dengan somnolen dan GCS 10-12 dan terjadi pada awal terserang
stroke.
b. Tanda-Tanda Vital
>80.
saluran pernafasan.
4) Pada suhu pasien yang terkena stroke normal.
c. Rambut
dan berketombe
d. Wajah
Biasanya pada wajah terjadi stroke setengah atau sebelah sisi, wajah
menyebutkan lokasi usapan dan pada pasien koma, pada saat diusap
kornea dengan kapas halus maka klien dengan refleks akan menutup
saat stroke menggerakkan pipi maka akan terlihat jika tidak simetris
kiri dan kanan tergantung pada lokasi kelemahan dan saat diminta
maupun menggerakkannya.
e. Mata
anemis, sklera tidak ikterik, pupil nampak isokor dan kelopak mata
luas pandang baik 900, visus 6/6. Pada nervus III (okulomotorius) :
f. Hidung
yang diberikan perawat tetapi juga ada yang bisa, dan biasanya
pergerakkan lidah, masalah bau mulut, gigi kotor, mukosa bibir terlihat
nervus VII (facialis): biasanya lidah dapat mendorong pipi kiri dan
kanan, bibir simetris, dan dapat menyebutkan rasa manis dan asin. Pada
mencong kearah bagian tubuh yang lemah dan pasien dapat merasakan
rasa pahit dan asam. Pada nervus XII (hipoglasus): pada pasien stroke
BAB III
dalam melakukan pengumpulan data ini dilakukan dengan dengan melihat objek
Subjek dari penelitian studi kasus ini adalah klien dengan Diagnosa Medis
1. Stroke
G. Penyajian Data
Chaidir Reny, Z. M. I. (2014). Dengan Bola Karet Terhadap Kekuatan Otot Pasien
Stroke Non Hemoragi Di Ruang Rawat Stroke Rssn Bukittinggi Tahun 2012.
Afiyah, 1(1), 1–6.
DIRSECIU, P. (2017). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
関連指標に関する共分散構造分析 Title. 1–14.
Fisik, M., Rsud, D. I., & Kulon, W. (2018). Karya tulis ilmiah penerapan rom (range
of motion) pada asuhan keperawatan pasien stroke dengan gangguan mobilitas
fisik di rsud wates kulon progo.
Ghani, L., Mihardja, L. K., & Delima, D. (2016). Faktor Risiko Dominan Penderita
Stroke di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 44(1), 49–58.
https://doi.org/10.22435/bpk.v44i1.4949.49-58
Hernawati, I. K. A. Y. (2009). Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Pasien Pasca
Stroke Hemorage Dextra Stadium Recovery. Jurnal Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ilmiah, P., Keperawatan, P. S., Ilmukesehatan, F., & Surakarta, U. M. (2017). Upaya
peningkatan intoleransi aktivitas pada pasien stroke.