Anda di halaman 1dari 3

1.

Cara Membuat Larutan HCL 2 N, 1000 ml

Larutan HCl di botol umumnya memiliki konsentrasi  37%.


Berat jenis = 1,19 g/ml
Berat Molekul = 36,5 g/mol

Langkah Pertama kita mencari Konsentrasi ( Normalitas ) HCl pekat, rumusnya :


N=( ( 10x%xberat jenis)xvalensi)/BM
N=( ( 10x37%x1,19)x1)/36,5
N=12,06 N

Maka Perhitungan pembuatan larutan asam khlorida ( HCl ) 2 N sebanyak 1000 ml


adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan rumus pengenceran N1xV1=N2xV2
N1=12,06 N
N2=2 N
V1=…?
V2= 1000 ml
N1.V1=N2.V2
12,06.V1=2.1000
V1=1000.2/12,06
V1=166,67 ml
Jadi asam khorida pekat yang dibutuhkan sebanyak 166,67 ml.

Sehingga cara pembuatan HCl 2 N sebanyak 1000 ml adalah :

1. Isi labu takar ukuran 1 liter dengan aquadest sebanyak 250 ml, lalu tambahkan 166,67
ml asam khlorida pekat secara perlahan - lahan dialirkan melalui dinding labu.
2. Gojog sebentar kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas. Tunggu hingga
dingin.
3. Pindahkan larutan tersebut ke dalam botol reagen dan beri label.
4. Pada pengenceran asam pekat, labu takar harus diisi aquadest terlebih dahulu untuk
menghindari perubahan panas yang spontan sehingga bisa menghasilkan letupan.

2. Cara Membuat Larutan KOH 5 N (1000 ml)


Diketahui BM/Mr KOH = 56,11 gr/mol
Valensi = 1
Rumus N =((gr/Mr)xvalensi)/Vol
N= gr ×1/56,11 × 1 L
5 = gr / 56,11
gr = 280,55 gram
Jadi KOH yang harus ditimbang sebanyak 280,55 gram.
Cara Membuat :
1. Timbang KOH sebanyak 280,55 gram.
2. Masukkan dalam gelas piala 250 ml,  tambahkan aquadest kira-kira 200 ml. Aduk
hingga KOH larut  semua.
3. Pindah larutan tersebut ke dalam labu ukur volume 1000 ml, tambahkan aquadest
sampai tanda batas.  Gojog hingga homogen.

3. Membuat plat KLT, sebanyak 7 g absorben yang akan digunakan untuk pelapis dibuat bubur
dengan 21 ml aquadest. Bubur yang telah ada kemudian diratakan pada plat kaca dengan
ukuran 5x15 cm dengan menggunakan alat TLC plat coater dengan ketebalan 0,25 mm. Setelah
absorben pada plat rata, kemudian dikeringgkan dalam oven pada suhu 100-120 C selama
palingkurang 1 jam

4. Jelaskan cara penentuan harga Rf pada KLT

Nilai Rf (Faktor Retensi / Retention Factor) didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang
ditempuh oleh senyawa pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh
oleh pelarut sebagai fase gerak.

Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa
tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat membandingkan dua sampel yang
berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa
tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat kromatografi
lapis tipis (Sa’adah, 2010).

Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut
dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel.
Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah,
begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang
lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang
rendah. Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 – 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus
dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya  (Underwood, 1988).

Anda mungkin juga menyukai