Anda di halaman 1dari 4

SUKSESI

Suksesi adalah suatu proses perubahan komponen-komponen spesies suatu komunitas


selama selang waktu tertentu. Dalam keadaan alam meliputi air, flora, fauna dan tanah semua
komponen tersebut harus seimbang dan saling bersinergi untuk menciptakan kondisi
kesejahteraan yang harmonis.
Dengan kata lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem yang seimbang. Proses suksesi ekologi terjadi akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika suatu kawasan mengalami guncangan
dan komunitas (makhluk hidup dan benda mati) yang berada di sana tidak lagi melakukan
penyesuaian diri dengan baik, maka timbul persoalan ekologis karena dalam kondisi ekstrim pun
makhluk hidup akan melakukan adaptasi untuk bertahan dan mengembangkan kehidupannya.
Akhir dari proses suksesi adalah terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks (stabil
dan tidak berubah) berada di keseimbangan, mampu mempertahankan kestabilan komponennya
dan dapat bertahan dari berbagai perubahan sistem secara keseluruhan.

JENIS-JENIS SUKSESI EKOLOGI


Suksesi ekologi dapat terjadi dalam waktu yang sangat lama, bisa puluhan tahun (akibat
kebakaran hutan) hingga jutaan tahun (akibat kepunahan massal). Suksesi terbagi menjadi 2
yaitu primer dan sekunder yaitu:
1. Suksesi Primer
Suksesi primer adalah munculnya suatu komunitas baru pada suatu daerah yang
sebelumnya tidak terdapat komunitas. Suksesi primer dapat terjadi apabila komunitas asal
terganggu yang mengakibatkan hilangnya komunitas asal secara total sehingga di tempat
komunitas asal terbentuk habitat baru.

Jenis suksesi primer dapat terjadi pada daerah baru yang sebelumnya tidak ada
kehidupan. Fenomena ini disebabkan karena adanya aliran lava, gletser yang menyusut,
bukit pasir yang terbentuk, dan lainnya. Lambat laun akan terjadi invasi oleh makhluk hidup
perintis sampai terbentuk vegetasi yang stabil.
Contoh suksesi primer adalah ketika gunung berapi yang telah meletus, maka daerah
sekitar akan mengalami kerusakaan dan tidak terdapat organisme. Seiring berjalannya waktu
daerah tersebut akan ditempati kembali oleh organisme awal (pionirnya) biasanya adalah
lichenes atau lumut kerak.

2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder adalah pembentukan suatu ekosistem yang telah rusak ke keadaan
awalnya yang belum terganggu. Jenis suksesi ekologi ini biasanya terjadi karena kebakaran,
perusakan oleh manusia, dan gempa bumi.
Proses suksesi sekunder pada umumnya lebih cepat dibandingkan dengan suksesi
primer. Karena pada suksesi sekunder tidak diperlukan lagi adanya tahapan komunitas
pionir, kerusakan terjadi hanya sebagian pada komunitas alami dan masih meninggalkan
sisa-sisa kehidupan. Sisa kehidupan tersebut akan berkembang kembali membentuk
komunitas klimaks seperti awal.

Contoh suksesi sekunder adalah gangguan alami seperti banjir, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput
dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi ekologi di Indonesia antara
lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang
ditinggalkan dan tidak terurus.

FAKTOR PENYEBAB SUKSESI EKOLOGI


Suksesi timbul karena perubahan aspek-aspek tertentu pada lingkungan yang membuat
komunitas (makhluk hidup dan benda mati) yang berada di ekosistem beradaptasi. Berikut ini
faktor-faktor yang menyebabkan proses suksesi terjadi diantaranya yaitu:
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam
waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya
vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Pada akhirnya suatu tempat yang baru (kosong)
berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim.
Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak
menguntungkan pada vegetasi. Fenomena perubahan iklim dan pemanasan global yang
berlangsung telah memaksa flora dan fauna terus-menerus beradaptasi.
2. Topografi Wilayah dan Tanah
Suksesi sering terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah akibat:
a) Erosi, yaitu dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi
kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses
suksesi dimulai.
b) Pengendapan (denudasi), yaitu Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat
tanah diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merasakannya. Kerusakan
vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3. Komponen Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian
demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan,
hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila
rusak berat berganti vegetasi.

TAHAPAN-TAHAPAN PROSES SUKSESI


Karakteristik utama suksesi adalah prosesnya yang berjalan linier dalam rentang waktu
tertentu. Suksesi ekologi mengalami tahapan-tahapan berikut ini:
1. Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang kosong
dipenuhi oleh organisme-organisme. Kolonisasi ini memerlukan:
a) Organisme tersebut sampai di lokasi,
b) Organisme tersebut menjadi mantap disana.
Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan
dispersal individu tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.
2. Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme-organisme yang berdiam di daerah itu akan mengubah
sifat-sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah terestrial biasanya
adalah mikroorganisme-mikroorganisme tanah seperti lichenes (lumut kerak) yang
memperbanyak koloni permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan
mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami.
3. Variabilitas Ruang
Tahapan berikutnya yaitu modifikasi ruang merupakan peningkatan variabilitas ruang
(spasial) habitat. Contohnya adalah Dryas drummondi adalah tanaman pembentuk hutan
yang terpenting pada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan gradien sifat
tanah. Bahan organik tanah bervariasi pada bagian tengah hutan dan pada bagian tepi hutan.
Penutupan vegetasi umumnya berpengaruh pada perbaikan temperatur, cahaya dan
evaporasi.

Anda mungkin juga menyukai