Anda di halaman 1dari 5

TEKS KHUTBAH JUMAT PERTAMA

َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإ َل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،‫ان ل ِْل َعا َل ِمي َْن بَشِ يْرً ا َو َن َذ ِيرً ا‬
،ُ‫ك َله‬ َ ‫هلل الَّ ِذيْ َأ ْن َز َل ْالفُرْ َق‬
ِ ‫ اَ ْل َح ْم ُد‬،‫اَ ْل َحمْ ُد هلل‬
‫َأ‬ ‫ُ َّ َأ‬ ْ ُ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ِ ‫و ْش َه ُد نَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْول ُه ال َم ْبع ُْوث ال ِذيْ ْن َز َل َع َل ْي َنا ِب ْن َو‬.َ
‫اع ال ِّن َع ِم م ِْد َرارً ا‬

‫هللا َت ْط ِهيْرً ا‬
َ ‫صحْ ِب ِه الَّ ِذي َْن ي َُط ِّهر ُْو َن‬ َ ‫اركْ َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو‬ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب‬
َ ‫اَللَّ ُه َّم َف‬.
‫از ْال ُم َّتقُ ْو َن‬ ِ ‫ ُأ ْوصِ ْي ِنيْ َن ْفسِ يْ َوِإيَّا ُك ْم ِب َت ْق َوى‬،‫ َف َيا اَ ُّي َها ْال َحاضِ ر ُْو َن‬.
َ ‫ َف َق ْد َف‬،‫هللا‬

َ ‫ َو َما َأ ْد َر‬،‫ ِإ َّنا َأ ْن َز ْل َناهُ فِي َل ْي َل ِة ْال َق ْد ِر‬،‫= بسم هللا الرحمن الرحيم‬.‫َقا َل هللاُ ِفىْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم‬
‫ َل ْي َل ُة ْال َق ْد ِر‬،‫اك َما َل ْي َل ُة ْال َق ْد ِر‬
‫ِي َح َّتى َم ْط َل ِع ْال َفجْ ِر‬ َ ‫ َت َن َّز ُل ْال َماَل ِئ َك ُة َوالرُّ و ُح فِي َها بِِإ ْذ ِن َرب ِِّه ْم ِمنْ ُك ِّل َأم ٍْر َساَل ٌم ه‬، ‫َخ ْي ٌر ِمنْ َأ ْلفِ َشه ٍْر‬
Kaum muslimin sidang Jumat rahimakumullah…

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan
kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang
telah memberikan nikmat keimanan, nikmat rezeki dan kesehatan kepada kita.

Dialah pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah itu Allah Swt telah
menggerakkan hati kita untuk melangkahkan kaki kita menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berada
dalam kebersamaan untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan
shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelaksanaan ibadah shalat Jum’at.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad Saw. Semoga
kecintaan kita kepada beliau SAW, dapat mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama
dengan para Nabiyyin, shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin.

Kaum muslimin sidang Jumat rahimakumullah…

Selanjutnya, izinkanlah saya selaku khatib mengingatkan semua, termasuk diri khotib sendiri untuk
senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena tidak ada bekal terbaik yang
dapat menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak kecuali TAQWA.

Hadirin Kaum muslimin sidang Jumat rahimakumullah…

Kita sekarang sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan Ramadhan. Kita perlu mengoreksi
diri kita sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin sampai hari ini. apakah
kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah sesuai dengan yang Allah perintahkan?

Apabila sudah, mari kita jaga sekuat tenaga. Jika belum sesuai mari kita tingkatkan dengan sebaik-
baiknya. Karena,

‫ِا َّن َما ااْل َعْ َما ُل ِب ْال َخ َوات ِِم‬ Artinya: “Setiap amal tergantung dengan akhirannya”

Kita ambil contoh orang yang sedang membangun rumah. Jika kita ini sudah membangun rumah 70
persen. Bagaimana yang 30 persen sisanya, ini sangat menentukan. Kalau finishing-nya bagus, akan
jadi rumah yang indah, tapi jika finishing-nya dikerjakan secara asal-asalan, tentu rumah yang
dibangun dengan permulaan susah payah, hanya akan mendapatkan nilai buruk. itu hanya masalah
30 persen yang akhir adalah buruk.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada akhir sepertiga bulan  Ramadhan. Di antaranya
bahwa Allah menciptakan umat Nabi Muhammad SAW penuh dengan keistimewaan. Dan sebagian
keistimewaannya adalah Allah menciptakan umat Nabi Muhammad sebagai umat yang lahir di muka
bumi ini pada bagian paling akhir. Kenapa? Karena apabila ada umat nabi Muhammad yang menjadi
seorang pendosa, seumpama ia mati, di kuburan disiksa tidak terlalu lama lagi kiamat akan datang,
ia akan dientaskan dari siksaan kubur. Jika ia dalam keadaan membawa iman, ia akan berpeluang
besar mendapatkan syafa’at Rasulullah ‫ﷺ‬. Kata Rasulullah

ِ ‫ َش َفا َع ِتيْ اِل َهْ ِل ْال َك َب‬:‫ﷺ‬


ْ‫اِئر ِمنْ ا ُ َّم ِتى‬ “Syafa’atku untuk para pendosa besar dari umatku.”

(HR Abu Dawud dan At- Tirmidzi)

Kaum muslimin Rahimakumullah

Keutamaan lainnya dari umat nabi Muhammad SAW adalah tidak diciptakan oleh Allah SAW dengan
umur yang panjang-panjang, 500 tahun, 700 tahun dan lain sebagai. Umur umat Muhammad rata-
rata antara 60 sampai 70 tahun. Hal ini sebutkan dalam hadits Nabi:

َ ِ‫ َوَأ َقلُّ ُه ْم َمنْ َيجُو ُز َذل‬،‫ِين‬


‫ك‬ َ ‫َأعْ َما ُر ُأ َّمتِي َما َبي َْن ال ِّس ِّت‬
َ ‫ين ِإ َلى ال َّس ْبع‬
Artinya: “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit di antara mereka yang melewati usia
tersebut.” (HR At-Tirmidzi)

Umur yang pendek-pendek ini di antara hikmahnya adalah supaya umat nabi Muhammad tidak
capek-capek beribadah dengan panjang waktu. Umat nabi Muhammad diberi oleh Allah umur yang
pendek, namun dalam pendeknya umur, Allah memberikan peluang lailatul qadar sehingga apabila
lailatul qadar ini bisa digunakan dengan baik, hal tersebut lebih baik daripada seribu bulan atau 83
tahun lebih pada hitungan di luar malam lailatul qodarnya.

Maka, seumpama ada umat nabi Muhammad mulai baligh, sekitar umur 13 tahun, setiap tahun ia
bisa menggunakan malam laitalul qadar dengan sebaik mungkin sedangkan umurnya sampai 63
tahun, ia berarti telah menjalankan ibadah lebih baik dari 4.500 tahun yang tidak ada lailatul
qadarnya. Betapa Allah sungguh memuliakan umat nabi Muhammad SAW dibandingkan umat-umat
yang lainnya.

Hadiirin Kaum Muslimin Rahimakumullah

Lailatul qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. Bisa pada awal Ramadhan, tengah ataupun di
bagian akhir Ramadhan. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti, supaya kita mau menjaring terus
menerus. Dengan begitu, selama Ramadhan kita berusaha memenuhinya dengan ibadah-ibadah.
Hanya saja, secara umum memang lailatul qadar itu banyak yang jatuh pada kisaran 10 hari terakhir
bulan Ramadhan.

Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana beliau memenuhi sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan. Di antaranya Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada kita melalui hadits
yang diriwayatkan oleh istrinya Aisyah radliyallahu anha:

‫ َوَأ ْي َق َظ َأهْ َل ُه‬،ُ‫ َوَأحْ َيا َل ْي َله‬،ُ‫الع ْش ُر َش َّد ِمْئ َز َره‬ َ ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا‬
َ ‫دَخ َل‬ َ ُّ‫كان ال َّن ِبي‬
َ
Artinya: “Nabi ‫ ﷺ‬ketika memasuki sepuluh hari terakhir mengencangkan sarungnya, menghidupkan
malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari Muslim)

Pengertian “mengencangkan sarungnya”, sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani


dalam tafsirnya Fathul Bari, adalah Rasulullah ‫ ﷺ‬memisahkan diri dari istrinya, tidak menggauli istri
beliau selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah lebih fokus ibadah kepada Allah
subhanahu wa ta’ala.

Hadits tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah menghidupkan malam lailatul qadar
adalah dengan tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai momen
bermalas-malasan dan sarat tidur. Orang tidur sama dengan mati, maka lawan katanya adalah
menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya
dengan tidur.

Selain itu, Baginda Nabi juga memperhatikan masalah ibadah keluarganya. Beliau tidak ibadah
sendirian sedangkan keluarga yang lain santai-santai, tidak. Rasulullah membangunkan keluarganya
untuk beribadah malam, bersujud kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Hadirin Rahimakumullah,

Amalan lain yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di
bulan Ramadhan adalah i’tikaf. Kisah ini diceritakan oleh Sayyidatina Aisyah radliyallahu anha, istri
beliau:

ْ‫ف َأ ْز َوا ُج ُه ِمن‬


َ ‫ ُث َّم اعْ َت َك‬،ُ ‫ان َح َّتى َت َو َّفاهُ هَّللا‬
َ ‫ض‬َ ‫الع ْش َر اَأل َواخ َِر ِمنْ َر َم‬ َ َّ‫َأنَّ ال َّن ِبي‬
َ ‫ َك‬،‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ُ‫ان َيعْ َتكِف‬
‫َبعْ ِد ِه‬
Artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬i’tikaf pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah subhanahu wa ta’ala kemudian istri-
istri beliau i’tikaf setelah beliau kembali ke rahmatullah.” (HR Bukhari)

Hadirin Rahimakumullah

Hadits di atas menunjukkan bahwa i’tikaf merupakan perkerjaan penting, sehingga Rasulullah
melaksanakannya tidak hanya beberapa hari saja di sepuluh akhir bulan Ramadhan. Tidak juga
hanya melaksanakan pada salah satu Ramadhan, namun setiap sepuluh akhir Ramadhan sampai
beliau meninggalkankan dunia. Dari itu Kita patut mencontoh sunnah Nabi yang seperti ini. Dalam
kitab Al-Majmu’ syarah Al-Muhadzab disebutkan:

ْ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم فِي اعتكاف ْال َع ْش ِر اَأْل َواخ ِِر ِمن‬
َ ِّ‫َقا َل ال َّشا ِفعِيُّ َواَأْلصْ َحابُ َو َمنْ َأ َرادَ ااِل ْقتِدَا َء ِبال َّن ِبي‬
‫ان‬
َ ‫ض‬ َ ‫َر َم‬
Kata Imam As-Syafi’i dan murid-muridnya “Barangsiapa yang ingin mengikuti Nabi ‫ ﷺ‬dalam
menjalankan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan

َ ‫مْس َل ْي َل َة ْال َحادِي َو ْال ِع ْش ِر‬


‫ين منه‬ ِ ‫َف َي ْن َبغِي َأنْ َي ْد ُخ َل ْال َمسْ ِج َد َق ْب َل ُغرُو‬
ِ ‫ب ال َّش‬
Maka hendaknya ia masuk masjid pada tanggal 20 Ramadhan sore hari sebelum memasuki
malamnya tanggal 21.

Hal ini penting dilakukan supaya apa?

‫لِ َك ْيالَ َيفُ ْو ُت ُه َشيٌْئ ِم ْن ُه‬ Supaya tidak terlewatkan sedikitpun waktu untuk i’tikaf.

Kemudian kapan selesai i’tikafnya? Kalau ingin secara total mengikuti Rasul SAW dalam hal ini,
Imam Nawawi melanjutkan

‫س َل ْي َل َة ْالعِي ِد‬ ِ ‫َو َي ْخ ُر ُج َبعْ َد ُغرُو‬


ِ ‫ب ال َّش ْم‬
Keluarnya setelah melewati maghrib malam hari raya Idul Fitri

َ ‫َس َوا ٌء َت َّم ال َّش ْه ُر َأ ْو َن َق‬


‫ص‬ Baik hitungan bulannya penuh 30 hari atau pun hanya 29

َ ‫صاَل َة ْالعِي ِد َأ ْو َي ْخ ُر َج ِم ْن ُه إ َلى ْال ُم‬


‫صلَّى‬ َ ‫ث َل ْي َل َة ْالعِي ِد فِي ْال َمسْ ِج ِد َح َّتى ي‬
َ ‫ُصلِّ َي فِي ِه‬ َ ‫َواَأْل ْف‬
َ ‫ض ُل َأنْ َيمْ ُك‬
‫صلَّى‬ َ ‫صلَّ ْو َها فِي ْال ُم‬
َ ْ‫ِصاَل ِة العيد ِان‬ َ ‫ل‬
Namun yang paling utama adalah tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat id sekalian.

Sebagaimana kita ketahui bahwa I’tikaf hukumnya adalah sunnah, namun I’tikaf pada sepuluh hari
terakhir pada bulan Ramadhan hukumnya lebih sunnah atau sunnah muakkadah, sunnah yang
sangat kuat. (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, juz 6, halaman 375)

Hadirin Kaum muslimin sidang jum’at Rahimakumullah

Pada bulan Ramadhan juga disebutkan sebagai bulan Al-Quran.

‫ُأ‬
ِ ‫ت م َِن ْال ُهدَى َو ْالفُرْ َق‬
‫ان‬ ِ ‫ان الَّذِي ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آنُ ُه ًدى لِل َّن‬
ٍ ‫اس َو َب ِّي َنا‬ َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
Artinya: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan menjadi penjelas dari petunjuk dan dari petunjuk-petunjuk itu dan
menjadi pembeda (dari perkara yang haq dan bathil).” (QS Al-Baqarah: 185)

Pada bulan Ramadhan Rasulullah juga memperlakukan dengan istimewa. Tidak sebagaimana bulan-


bulan yang lain, pada bulan ini beliau bertadarus dengan malaikat Jibril. Rasulullah ‫ ﷺ‬membaca
satu ayat, malaikat Jibril membaca satu ayat secara bergantian sampai khatam dalam sebulan.
Kemudian kita melestarikan tradisi bertadarus bersama dengan keluarga dan saudara kita berawal
dari kisah ini.

Imam Syafi’i apabila di luar Ramadhan selalu mengkhatamkan Al-Qur’an sehari sekali dalam


shalatnya. Namun apabila pada bulan Ramadhan, dalam sehari semalam beliau menghatamkan Al-
Qur’an dalam shalat sebanyak dua kali khataman.

Oleh karena itu, mari pada bulan Al-Qur’an ini, kita perbanyak bacaan Al-Qur’an kita. Bagi yang
belum bisa, jadilah Ramadhan ini sebagai tonggak awal kita dalam mempelajari Al-Qur’an sesuai
tajwid kepada guru yang mumpuni dan di kemudian hari bisa sebagai bahan dasar untuk membaca
Al-Qur’an.

Pada akhirnya, dalam khutbah ini, saya mengajak kepada para hadirin, untuk bersungguh-sungguh
memenuhi puasa Ramadhan dan beribadah malamnya dengan sebaik mungkin. Semoga kita dan
keluarga kita senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk
menjalankan ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya kelak kita meninggalkan dunia ini dalam
keadaan husnul khatiman, amin.

ِّ ‫ َو َج َع َل ِنيْ َوِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن اآْل َياِت َو‬،‫آن ْال َعظِ يْم‬
ُ‫ ِإ َّن ُه ه َُو ال َبرُّ ال َّت َّواب‬.‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم فِي ْال ُقر‬ َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
ِ
‫ان َلفِي ُخسْ ٍر‬ َ ‫) ِإنَّ اِإْل ْن َس‬١( ‫ َو ْال َعصْ ِر‬،‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ْطان الرَّ ِجيْم‬ ِ ‫هلل م َِن ال َّشي‬ِ ‫ُوذ ِبا‬ُ ‫ أع‬.‫الرَّ ُؤ ْوفُ الرَّ ِح ْي ُم‬
‫ت‬َ ‫اغفِرْ َوارْ َح ْم َوَأ ْن‬ ْ ِّ‫) ـ َوقُ ْل َرب‬٣( ‫صب ِْر‬ َ ‫اص ْوا= ِب ْال َح ِّق َو َت َوا‬
َّ ‫ص ْوا= ِبال‬ َ ‫ت َو َت َو‬ ِ ‫ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬ َ ‫) ِإاَّل الَّذ‬٢(
‫َأرْ َح ُم الرّ ا ِح ِمي َْن ـ‬
‫‪KHUTBAH JUMAT KEDUA‬‬

‫ك َل ُه َوَأ ْش َه ُد‬ ‫لى َت ْوفِ ْيقِ ِه َو ِا ْم ِت َنا ِنهِ‪َ .‬وَأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِا َل َه ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر َل ُه َع َ‬
‫هلل َع َ‬‫اَ ْل َحمْ ُد ِ‬
‫ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َع َلى اَلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم‬
‫إلى ِرضْ َوا ِنهِ‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫أنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ي َ‬
‫َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا‬

‫مْر َب َدَأ فِ ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل‬


‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬
‫هللا فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬ ‫َأمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُوا َ‬
‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪.‬‬
‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬ ‫صلُّ ْو َن َع َ‬‫هللا َومَآلِئ َك َت ُه ُي َ‬‫ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل َتعا َ َلى ِإنَّ َ‬
‫ض اللَّ ُه َّم َع ِن‬ ‫ك َومَآلِئ َك ِة ْال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬ ‫آل َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َو َع َلى اَ ْن ِب َ‬
‫يآِئك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّمدٍ‪َ ،‬و َع َلى ِ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬
‫ْال ُخ َل َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن ِبى َب ْك ٍر َو ُع َمر َوعُث َمان َو َعلِى َو َعنْ َب ِق َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي َْن َو َت ِابعِي ال َّت ِاب ِعي َْن َل ُه ْم ِب ِاحْ َس ٍ‬
‫ان‬
‫ِك َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬
‫ْن َوارْ َ‬ ‫ِا َلى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬
‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬
‫ت اَالَحْ يآ ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَم َْوا ِ‬
‫ت‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬
‫‪،‬اَلل ُه َّم ْ‬

‫ك ْالم َُوحِّ ِد َّي َة َوا ْنصُرْ َمنْ َن َ‬


‫ص َر ال ِّدي َْن‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْنصُرْ عِ َبا َد َ‬ ‫الل ُه َّم َأعِ ِّز ْاِإلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ك ِإ َلى َي ْو َم ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬ ‫ْن َوَأعْ ِل َكلِ َما ِت َ‬
‫ك َأعْ دَا َء ال ِّدي ِ‬‫اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو دَ مِّرْ َأعْ دَ اَئ َ‬ ‫َو ْ‬

‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َء ْالفِ َت ِن َو ْالم َِح ِن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن َعنْ َب َل ِد َنا‬
‫الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء َو َّ‬
‫دَان ْالمُسْ لِ ِمي َْن عآم ًَّة َيا َربَّ ْا َ‬
‫لعا َل ِمي َْن‬ ‫‪ِ .‬ا ْن ُدو ِن ْيسِ يَّا َخآص ًَّة َو َس ِ‬
‫اِئر ْالب ُْل ِ‬
‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظ َل ْم َنا اَ ْنفُ َس َنا َوِإنْ َل ْم َت ْغفِرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا‬ ‫َر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ َ‬
‫اب ال َّن ِ‬
‫لخاسِ ِري َْن‬ ‫َل َن ُك ْو َننَّ م َِن ْا َ‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬ ‫ْأ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫هللا َي ُم ُر ِباْل َع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬
‫هللا ! ِإنَّ َ‬
‫عِ َبادَ ِ‬
‫هللا َأ ْك َبرْ‬ ‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َو َل ِذ ْك ُر ِ‬ ‫َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا َ‬

Anda mungkin juga menyukai