Makalah Kelompok 8
Makalah Kelompok 8
OLEH :
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang dinamika historis dan wawasan nusantara
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak dan berbagai sumber refrensi dalam penulisannya
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan
akan kami jadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Demikian makalah tentang dinamika historis dan urgensi wawasan
nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif kebangsaan Indonesia
dalam konteks pergaulan dunia kami susun dengan sebaik baiknya semoga bisa
bermanfaat dan memberiakn inspirasi bagi setiap pembacanya sebagai bahan
pembelajaran untuk kedepannya
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Maksud dan Tujuan-------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB IV PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------------------- 19
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------------ 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa mempunyai cita-cita tertulis maupun tidak tertulis. Cita-cita tersebut
sangatpenting perannya bagi suatu bangsa karena dapat memberi gairah hidup serta
memberi arah dalam penentuan tujuan nasional. Cita-cita Bangsa Indonesia sendiri
tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Bangsa Indonesia sadar bahwa
kemerdekaan bukanlah tujuan dalam perjuangan bangsa, melainkan alat untuk
mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Berdasarkan cita-cita tersebut, ditentukanlah tujuan nasional bangsa Indonesia yang
rumusannya tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Dalam upaya
mewujudkan citacita dan tujuan nasional tersebut, ada tiga faktor penentu yang harus
diperhatikan, yaitu faktor geografi,manusia, dan lingkungan. Penelitian ini sendiri
menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu analisis yang didasarkan pada hubungan
sebab-akibat dari fenomena historis pada cakupan waktu dan tempat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional bergantung dari bangsa
Indonesia memanfaatkan lingkungan geografis, sejarah, dan kondisi sosial-budaya, serta
cara pandang masyarakat dalam memandang diri dan lingkungannya. Wawasan
nusantara-lah yang menjadi cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya, serta menjadi salah satu sarana dalam pembentukan karakter bangsa.
(Mulyati, 2020)
1
sekarangmengalami dinamika yang terus tubuh dalam praktek kebidupan
bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika historis dan konsep urgensi wawasan nusantara
2. Apa pentingnya pentingnya wawasan nusantara sebagai konsepsi dan
pandangan kolektif bangsa indonesia dalam konteks pergaulan dunia.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengetahui, memahami,
dan menemukan: 1) formulasi nilai-nilai bela negara yang terkandung dalam
peristiwa Serangan Fajar dan jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA pada tanggal 29
Juli 1947; 2) dinamika interpretasi tokoh dan pejabat TNI AU terhadap bela
negara; 3) rumusan dinamika proses penanaman nilai-nilai bela negara di
Sekbang; 4) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dinamika penanaman nilai-
nilai bela negara di Sekbang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
menggunakan kombinasi dari berbagai pendekatan dan metode penelitian.
Simpulan dari penelitian ini adalah: 1) core value bela negara Kadet Maguwo
yang masih relevan; sesuai dengan landasan historis dan landasan filosofis
pendidikan meliputi nilai-nilai kesetiaan dan kecintaan terhadap negara Indonesia
dengan tetap didasari nilai-nilai ketuhanan, ketulusan, kekuatan tekad, kesatria,
moralitas, keteladanan, integritas, profesionalitas, dan kedisiplinan; 2) bela
negara awalnya bersifat filosofis, dan diperkuat secara ideologis untuk
mengembangkan eksistensinya yang mengutamakan keberanian dengan
integritas dan profesionalitas; 3) penanaman nilai diawali secara sederhana
dengan landasan filosofis yang penuh makna, berlanjut dengan intensitas yang
tinggi untuk pemantapan ideologis, dan psikologis, kemudian mengarah ke
sosiologis yang intensitasnya menuru; 4) dinamika penanaman nilai-nilai bela
negara dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, zaman, dan budaya yang berada
pada empat tingkatan, yaitu nasional/internasional, departemen, unit pelaksana,
dan individu siswa. Proses penanaman nilai-nilai bela negara yang berpola
behavioristik dan melibatkan kesadaran siswa untuk turut aktif dalam proses
pendidikan akan berdampak sangat dalam, merasuk kedalam jiwa dan menjadi
sikap hidup sepanjang hayat siswa, karena telah mencapai pada tataran titik
kesadaran integral. Kata kunci: penanaman nilai, nilai bela negara.(Pitoyo &
Triwahyudi, 2018)
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
kewarganegaraan sehingga di dalam kehidupan nyata dapat kita
implementasikan sebagai solusi dari adanya fenomena konflik antar budaya di
Indonesia. Konflik antar budaya yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh
banyak hal seiring perubahan zaman, namun apabila kita cermati maka faktor
utama dari konflik budaya tersebut adalah rendahnya kesadaran masyarakat
sebagai bagian dari kesatuan Bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan
mempertahankan keutuhan Negara Indonesia. Dari hasil studi literatur dapat
disimpulkan bahwa suatu bangsa dalam menyelengarakan kehidupannya tidak
terlepas dari pengaruh lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan yang
saling berkaitan antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang
dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam
dan wilayah serta pengalaman sejarah.(Annisa & Ulfatun Najicha, 2021)
Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa latin, in dan terra
yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. “antara” juga mempunyai makna
yang sama dengan kata inter dalam bahasa inggris yang berarti antar (antara)
dan relasi. Sedangkan dalam bahsa sanskerta. Kata “antara” dapat diartikan
sebagai laut
Ada pendapat lain yang menyatakan nusa berarti pulau. Dan antaranya
berarti dilapit atau berada ditengah-tengah. Nusantara beraeti gugusan pulau
yangdilapit atau berada ditengah-tengah antara benua dan dua samudra (pasha,
2008) tersebut dikemukakan.
6
sebelumnya , anda telah mengakaji konsep wawasan nusantara secara
termonologis.
7
masyarakat baru dan pengetahuan baru yang diciptakan oleh keterlibatan
mereka sendiri. Hal ini mengusahakan agar pendidikan di posisikan supaya
masyarakat mempunyai kesadaran dari pendidikan yang tertindas dan tertinggal.
Setelah sadar, diharapkan masyarakat dapat membongkar tatanan atau relasi
sosial yang tidak adil dan mengembalikan kemanusian manusia. Pemikiran
pendidikan kritis yang digagas dan di implememntasi oleh Tan Malaka pada
masa pra-kemerdekaan selayaknya menjadi inspirasi dan landasan pendidikan
nasional yang berkarakter pancasila sesuai kebudayaan bangsa Indonesia dan
jauh dari praktek- praktek pendidikan yang liberalis serta kapitalis sehingga
merubah atau menodai pendidikan yang berdasarkan falsafah bangsa Indonesia
yaitu Pancasila.(Hambali, 2015)
1. Latar belakang
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari perdana
menteri Ir. H. Djuanda kartawidjaja yang pada tanggal 13 desember
1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai deklarasi
Djuanda isi deklarasi tersebut sebagai berikut: Isi pokok deklarasi ini
adalah bahwa lebar laut territorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari
garis yang mengubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis tutorial
yang baru iini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah.
Sebelum keluarnya deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia
didasarkan pada territorial zee en maritime kringen ordinantie 1939
(TZMKO 1939) atau dikenal dengan nama ordonasi 1939, sebuah
peraturan buatan pemerintah hindia-belanda. Isi oedonasi tersebut pada
intinya adalah penentuan lebar laut 3 mil dengan cara menarik garis
pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat.
Guna memperkuat kedaulatan atas wilayah negara tersebut
dibentuklah undang-undang sebagai penjabarannya. Setelah keluarnya
deklarasi Djuanda 1957 dibentuklah undang-undang No. 4 Prp Tahun
1960 tentang perairan Indonesia.
8
Tidak hanya melalui peraturan perundang-undang nasional, bangsa
Indonesia juga memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara berdasar
deklarasi Djuanda ini ke forum international agar dapat pengakuan
bangsa lain atau masyarakat internasional.
2. Latar belakang sosiologis wawasan nusantara
Berdasarkan sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan
kewilayahan. Ingat deklarasi Djuanda 1957 sebagai perubahan atas
ordonasi 1939 berintikan mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-pisah.sebagai konsepsi
kewilayahan, bangsa Indonesia mengusahakan dan memandang wilayah
sebagai satu kesatuan.
Namun seiring tuntunan perkembangan , konseepsi wawasan
nusantara mencakup pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi,
social budaya, dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan sebagai
satu bangsa. Sebagaimana dalam urusan GBHN 1998 dikatakan
wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ini berarti lainnya
konsep wawasan nusantara juga dilator belakangi oleh kondisi sosiologis
masyarakat Indonesia.
Hal diatas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga
keberlangsungan penjanjahan yang memecah belah bangsa, telah
melatarbelakangi tumbuhnya semangan dan tekad-tekad orang wilayah
dinusantara ini untuk bersatu dalam satu nasionalitas, satu kebangsaan
yakni bangsa Indonesia.
9
bersaatu berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional
Indonesia sebagaimana tentang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV
salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
10
perkembangannya yang terakhir wawasan tersebut merupakan suatu konsepsi
kewilayahan dan konsepsi politik ketatanegaraan bagi bangsa indonesia dan
bukanlah semata-mata sebagai suatu konsepsi pertahanan keamanan belaka.
Dnegan demikian maka konsepsi wawasan nusantara mencakup seluruh bidang
kehidupan sosial bangsa yang menjadi pedoman bagi pembinaan kelangsungan
hidup bangsa indonesia. Sebagai umat yang beragama kita percaya bahwa
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan empat golongan mahluk, yaitu :
11
D. Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintah yang diakui. Konsep dasar
wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,
karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang
menyatukan wilayah Indonesia. Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan
lingkungannya. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah wadah, isi, dan
tata laku. Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar (regional atau internasional).
Salah satu pedoman bangsa Indonesia dalam wawasan nasional yang berpijak
pada wujud wilayah nusantara disebut Wawasan Nusantara.
12
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan
dunia tanpa batas merupakan tantangan wawasan nusantara. Mengingat
perkembangan tersebut akan mempengaruhi masyarakat indonesia dalam pola
pikir, pola sikap dan pola tindak didalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Era Baru Kapitalisme Sloan dan Zureker menyatakan kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam
barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dan untuk berkecimpung dalam aktifitas-aktifitas ekonomi yang di pilihnya sendiri.
Lester Thurow menyatakan, “Untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme
harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) anatara paham
individu dan paham sosialis”. Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia
tentang hak dan kewajiban Masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dpat dibedakan namun tidak
dapat dipisahkan. Kesadaran Bela Negara Dalam mengisi kemerdekaan
perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan,kesenjangan sosial, membrantas KKN, menguasai
Iptek, meningkatkan kuliatas SDM, transparan, dan memelihara persatuan,
Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara Kedudukan Wawasan
Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannnya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional.
13
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain :
a) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508
pulau
b) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta
km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3
lautan/perairan.
c) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e) Terletak pada garis katulistiwa
f) Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g) Menjadi pertemuan dua jalur pergunungan yaitu Mediterania dan Sirkum
Pasifik
h) Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i) Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan
berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak
hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa
ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang
heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu. Cobalah anda
kemukakan mengapa bangsa Indonesia yang beragam ini harus kita pandang
sebagai satu kesatuan?
1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,
2010)
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3. . Memiliki keragaman ras
4. . Memiliki kergaman agama
14
5. Memilliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragman
suku bangsa.
15
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Memiliki makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas
asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
3.Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Memiliki makna:
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
dengan tidak menolak nilai–nilai budaya lain yang tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan
keamanan
Memiliki makna:
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
16
BAB IV
KESIMPULAN
17
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia
menunjukkan komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai
salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa
Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan
kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografis
sebuah negara akibat gerakan separatisme
18
BAB V
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21