Anda di halaman 1dari 24

DINAMIKA HISTORIS, DAN URGENSI

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI KONSEPSI DAN


PANDANGAN KOLEKTIF KEBANGSAAN INDONESIA
DALAM KONTEKS PERGAULAN DUNIA

OLEH :

WAHYU MULA DJETI (2103060094)

DIDIN HAFIZUDIN (2103060102)

LULUK ANIS KURNIA(2103060142)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang dinamika historis dan wawasan nusantara
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak dan berbagai sumber refrensi dalam penulisannya
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan
akan kami jadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Demikian makalah tentang dinamika historis dan urgensi wawasan
nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif kebangsaan Indonesia
dalam konteks pergaulan dunia kami susun dengan sebaik baiknya semoga bisa
bermanfaat dan memberiakn inspirasi bagi setiap pembacanya sebagai bahan
pembelajaran untuk kedepannya

Mataram,18 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Maksud dan Tujuan-------------------------------------------------------------------------------- 2

BAB II LANDASAN TEORI--------------------------------------------------------------------------------- 3

BAB III PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------------------------- 5

A. Konsep dan urgensi wawasan nusantara-----------------------------------------------------5


B. Menggali sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan
Nusantara--------------------------------------------------------------------------------------------- 8
C. Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan Berbangsa-Negara
Indonesia---------------------------------------------------------------------------------------------- 10
D. Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara-----------------------------12
E. Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara------------------13

BAB IV KESIMPULAN -------------------------------------------------------------------------------------- 17

BAB IV PENUTUP-------------------------------------------------------------------------------------------- 19

A. Kritik dan saran-------------------------------------------------------------------------------------- 19

DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------------ 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap bangsa mempunyai cita-cita tertulis maupun tidak tertulis. Cita-cita tersebut
sangatpenting perannya bagi suatu bangsa karena dapat memberi gairah hidup serta
memberi arah dalam penentuan tujuan nasional. Cita-cita Bangsa Indonesia sendiri
tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Bangsa Indonesia sadar bahwa
kemerdekaan bukanlah tujuan dalam perjuangan bangsa, melainkan alat untuk
mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Berdasarkan cita-cita tersebut, ditentukanlah tujuan nasional bangsa Indonesia yang
rumusannya tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Dalam upaya
mewujudkan citacita dan tujuan nasional tersebut, ada tiga faktor penentu yang harus
diperhatikan, yaitu faktor geografi,manusia, dan lingkungan. Penelitian ini sendiri
menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu analisis yang didasarkan pada hubungan
sebab-akibat dari fenomena historis pada cakupan waktu dan tempat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional bergantung dari bangsa
Indonesia memanfaatkan lingkungan geografis, sejarah, dan kondisi sosial-budaya, serta
cara pandang masyarakat dalam memandang diri dan lingkungannya. Wawasan
nusantara-lah yang menjadi cara  pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya, serta menjadi salah satu sarana dalam pembentukan karakter bangsa.
(Mulyati, 2020)

Wawasan nusantara merupakan wawasan nasionaldari bangsa Indonesia


memanfaatkan lingkungan geografis, sejarah, dan kondisi sosial-budaya, serta
cara pandang masyarakat dalam memandang diri dan lingkungannya. Wawasan
nusantara-lah yang menjadi cara  pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
(national outlook) bangsa Indonesia yang selanjutnya dapat disingkatwasantara.
Wawasan nasional merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan
lingkungan tempat hidup bangsa yang bersangkutan. Cara bangsa memandang
diri dan lingkungannya tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan dan
keberhasilan bangsa itu menuju tujuannya. Bagi bangsa Indonesia,wawasan
nusantara telah menjadi cara pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan
bernegara. Ia menjadi landasan visional bangsa Indonesia. Konsepsi wawasan
nusantara , sejak dicetusakan melalui deklarasi djuanda tahun 1957 sampai

1
sekarangmengalami dinamika yang terus tubuh dalam praktek kebidupan
bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika historis dan konsep urgensi wawasan nusantara
2. Apa pentingnya pentingnya wawasan nusantara sebagai konsepsi dan
pandangan kolektif bangsa indonesia dalam konteks pergaulan dunia.

C. Maksud dan Tujuan


1. Agar mahasiswa memahami dinamika historis dan konsep urgensi
wawasan nusantara
2. Agar mahasiswa memahami pentingnya wawasan nusantara sebagai
konsepsi dan pandangan kolektif bangsa indonesia dalam konteks
pergaulan dunia.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

Setiap bangsa mempunyai cita-cita tertulis maupun tidak tertulis. Cita-cita


tersebut sangatpenting perannya bagi suatu bangsa karena dapat memberi
gairah hidup serta memberi arah dalam penentuan tujuan nasional. Cita-cita
Bangsa Indonesia sendiri tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua.
Bangsa Indonesia sadar bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan dalam perjuangan
bangsa, melainkan alat untuk mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Berdasarkan cita-cita tersebut,
ditentukanlah tujuan nasional bangsa Indonesia yang rumusannya tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Dalam upaya mewujudkan citacita
dan tujuan nasional tersebut, ada tiga faktor penentu yang harus diperhatikan,
yaitu faktor geografi,manusia, dan lingkungan. Penelitian ini sendiri
menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu analisis yang didasarkan pada
hubungan sebab-akibat dari fenomena historis pada cakupan waktu dan tempat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional
bergantu lingkungannya, serta menjadi salah satu sarana dalam pembentukan
karakter bangsa.(Mulyati, 2020)

 Banyak pandangan yang menyebutkan bahwa etnisitas merupakan


penghambat untuk kesatuan dan persatuan. Hal penting yang menjadi tantangan
ke depan adalah mendudukkan variasi etnik sebagai bentuk kemajemukan
bangsa yang mendukung persatuan negara. Dengan menggunakan data Sensus
Penduduk di Indonesia, yakni Sensus Penduduk 1930, Sensus Penduduk 2000
dan Sensus Penduduk 2010, tulisan ini mencoba mengungkapkan dinamika etnis
di Indonesia dalam perspektif historis. Penelitian ini mendiskusikan dinamika
perkembangan etnik di Indonesia serta melihat bahwa keanekaragaman etnik
tersebut dapat menjadi tantangan dan pemacu dalam persatuan negara. Melalui
masyarakat multikultural yang saling menghargai perbedaan kebudayaan, akan
dapat tercipta masyarakat yang memiliki pandangan, jiwa, dan tujuan yang sama.
Selain itu, perwujudan dari perkembangan etnik di Indonesia juga harus disertai
dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah yang tidak hanya memihak pada
golongan mayoritas saja karena asas yang dikedepankan adalah persamaan dan
menghargai hak atas perbedaan kebudayaan(Pitoyo & Triwahyudi, 2018)

3
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengetahui, memahami,
dan menemukan: 1) formulasi nilai-nilai bela negara yang terkandung dalam
peristiwa Serangan Fajar dan jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA pada tanggal 29
Juli 1947; 2) dinamika interpretasi tokoh  dan pejabat TNI AU terhadap bela
negara; 3) rumusan dinamika proses penanaman nilai-nilai bela negara di
Sekbang; 4) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dinamika penanaman nilai-
nilai bela negara di Sekbang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
menggunakan kombinasi dari berbagai pendekatan dan metode penelitian.
Simpulan dari penelitian ini adalah: 1) core value bela negara Kadet Maguwo
yang masih relevan; sesuai dengan landasan historis dan landasan filosofis
pendidikan meliputi nilai-nilai kesetiaan dan kecintaan terhadap negara Indonesia
dengan tetap didasari nilai-nilai ketuhanan, ketulusan, kekuatan tekad, kesatria,
moralitas, keteladanan, integritas, profesionalitas, dan kedisiplinan; 2) bela
negara awalnya bersifat filosofis, dan diperkuat secara ideologis untuk
mengembangkan eksistensinya yang mengutamakan keberanian dengan
integritas dan profesionalitas; 3) penanaman nilai diawali secara sederhana
dengan landasan filosofis yang penuh makna, berlanjut dengan intensitas yang
tinggi untuk pemantapan ideologis, dan psikologis, kemudian mengarah ke
sosiologis yang intensitasnya menuru; 4) dinamika penanaman nilai-nilai bela
negara dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, zaman, dan budaya yang berada
pada empat tingkatan, yaitu nasional/internasional, departemen, unit pelaksana,
dan individu siswa. Proses penanaman nilai-nilai bela negara yang berpola
behavioristik dan melibatkan kesadaran siswa untuk turut aktif dalam proses
pendidikan akan berdampak sangat dalam, merasuk kedalam jiwa dan menjadi
sikap hidup sepanjang hayat siswa, karena telah mencapai pada tataran titik
kesadaran integral. Kata kunci: penanaman nilai, nilai bela negara.(Pitoyo &
Triwahyudi, 2018)

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara merupakan cara pandang terhadap bangsa dengan


tujuan menjaga persatuan dan kesatuan,yang diwujudkan dengan
mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan pribadi,kelompok
atau golongan tertentu. Wawasan Nusantara sendiri digunakan sebagai
pendoman,motivasi,dorongan,dan rambu- rambu dalam menentukan
kebijaksanaan,keputusan,tindakan dalam penyelenggaraan negara di tingkat
pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.(Purniawati, 2021)

Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di zaman


sekarang ini setidaknya harus dapat dihadapi dengan pemahaman mengenai
wawasan nusantara yang memadai sehingga rasa nasionalisme dapat terwujud
dengan baik. Pemahaman mengenai wawasan nusantara menjadi salah satu
upaya yang bisa dilakukan untuk membangun rasa dan sikap nasionalisme
warga negara Indonesia sebagai dasar untuk menjaga persatuan Indonesia dan
keutuhan NKRI. Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana
wawasan nusantara sebagai upaya membangun rasa dan sikap nasionalisme
warga negara. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur yang mengulas
dan membahas artikel-artikel penelitian sebelumnya mengenai bagaimana
wawasan nusantara diperlukan sebagai upaya untuk membangun rasa dan sikap
nasionalisme setiap warga negara. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan
bahwa pemahaman wawasan nusantara mempunyai peran yang strategis dalam
membangkitkan jiwa nasionalisme terhadap warga negara di tengah-tengah era
globalisasi.(Ratih & Najicha, 2021)

Konflik antar budaya di Indonesia saat ini masih menjadi problematika


yang belum terselesaikan. Indonesia sebagai negara kepualauan melahirkan
keragaman ras, suku, dan budaya yang melandasi konsep kebudayaan nasional.
Potensi akan konflik kebudayaan tidak dapat kita hindari. Pada dasarnya
keterkaitan antara Geopolitik Indonesia, wawasan nusantara, dan kebudayaan
nasional sangat erat, akan tetapi masyarakat Indonesia masih belum menyadari
hal tersbut. Melalui studi literatur kita mempelajari kembali konsep dasar

5
kewarganegaraan sehingga di dalam kehidupan nyata dapat kita
implementasikan sebagai solusi dari adanya fenomena konflik antar budaya di
Indonesia. Konflik antar budaya yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh
banyak hal seiring perubahan zaman, namun apabila kita cermati maka faktor
utama dari konflik budaya tersebut adalah rendahnya kesadaran masyarakat
sebagai bagian dari kesatuan Bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan
mempertahankan keutuhan Negara Indonesia. Dari hasil studi literatur dapat
disimpulkan bahwa suatu bangsa dalam menyelengarakan kehidupannya tidak
terlepas dari pengaruh lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan yang
saling berkaitan antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang
dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam
dan wilayah serta pengalaman sejarah.(Annisa & Ulfatun Najicha, 2021)

Sebelumnya dikatakan bahwa wawasan nusantara merupakan wawasan


nasional bangsa Indonesia. Namun, demikian timbul pertanyaan apa arti
wawasan nusantara dan apa pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wawasan Nusantara bisa kita bedakan dalam dua pengertian, yakni pengertian
etimologis dan pengertian terminologi.

Secara etimologi, kata wawasan nusantara berasal dari dua kata


wawasan dan nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa jawa) yang artinya
pandangan.sementara kata “nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang
artinya pulau atau kepulauan. sedangkan dalam bahasa latin kata lusa berasal
dari katanaesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa.

Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa latin, in dan terra
yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. “antara” juga mempunyai makna
yang sama dengan kata inter dalam bahasa inggris yang berarti antar (antara)
dan relasi. Sedangkan dalam bahsa sanskerta. Kata “antara” dapat diartikan
sebagai laut

Ada pendapat lain yang menyatakan nusa berarti pulau. Dan antaranya
berarti dilapit atau berada ditengah-tengah. Nusantara beraeti gugusan pulau
yangdilapit atau berada ditengah-tengah antara benua dan dua samudra (pasha,
2008) tersebut dikemukakan.

Pengertian terminologis umumnya adalah pengertian istilah menurut para


ahli atau tokoh dan lembaga yang mengkaji konsep tersebut. Pada uraian

6
sebelumnya , anda telah mengakaji konsep wawasan nusantara secara
termonologis.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, keberadaan


wawasan nusantara pada dasarnya digunakan sebagai jembatan penghubung
dan pemersatu bagi wawasan lokal yang terdapat di setiap daerah atau geografis
nusantara. Jadi, wawasan lokal pada dasarnya boleh berbeda dengan wawasan
nasional, namun harus ada jembatan yang harus menghubungkan kedua
wawsan tersebut. Selanjutnya, wawasan lokal tidak boleh bertentangan dengan
wawasan nasional, dalam arti tidak boleh keluar dari konteks wawasan nasional.
Keperbedaan wawasan lokal dengan wawasan nasional, harus diartikan sebagai
variadi dan kekayaan yang dimiliki bangsa indonesia yang diangkat dari
keanekaragaman budaya yang ada. Secara demikian, munculnya wawasan
nasional merupakan resultante (hasil) dari interaksi wawasan lokal yang
beraneka ragam.

Lembaga pendidikan terasa mengalami tantangan yang sangat kompleks,


seiring dengan kompleksitas persoalan di abad ke-21 yang muncul ditengah-
tengah masyarakat kita. Oleh karena itu pendidikan di negeri ini mestinya punya
konsep tersendiri yang benar-benar sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia,
dan hal itu yang mulai merosot dimana pendidikan mengarah pada praktek
liberalis dan kapitalis serta penindasan-penindasan sehingga pendidikan
semakin jauh dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Tan malakapernah
meletakkan landasan dasar pendidikan yaitu: Pendidikan adalah dasar untuk
melepaskan bangsa dari keterbelakangan dan kebodohan serta belenggu
Imperialisme-Kolonialisme. Tan Malaka menekankan pada materi pendidikan dan
mengenai hal itu dapat disimpulkan menjadi tiga bagian yaitu:Memberi senjata
yang cukup buat mencari kehidupan dalam dunia kemodalan (berhitung,
membaca, menulis, ilmu bumi, bahasa asing, bahasa Indonesia dan bahasa
daerah,Memberi haknya terhadap murid-murid yakni harus dengan jalan
pergaulan,Menujukkan kewajiban terhadap berjuta-juta kaum Kromo (rakyat
jelata).Pemikiran Tan Malaka mengenai pendidikan dianggap sebagai modal
dasar bagi kemajuan dari bangsa yang merdeka dalam politik, ekonomi, sosial
dan budaya sehingga menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Praktek pendidikan Tan Malaka bisa disebut sebagai pedagogik
transformatif, yaitu proses memanusiakan manusia untuk dapat membentuk

7
masyarakat baru dan pengetahuan baru yang diciptakan oleh keterlibatan
mereka sendiri. Hal ini mengusahakan agar pendidikan di posisikan supaya
masyarakat mempunyai kesadaran dari pendidikan yang tertindas dan tertinggal.
Setelah sadar, diharapkan masyarakat dapat membongkar tatanan atau relasi
sosial yang tidak adil dan mengembalikan kemanusian manusia. Pemikiran
pendidikan kritis yang digagas dan di implememntasi oleh Tan Malaka pada
masa pra-kemerdekaan selayaknya menjadi inspirasi dan landasan pendidikan
nasional yang berkarakter pancasila sesuai kebudayaan bangsa Indonesia dan
jauh dari praktek- praktek pendidikan yang liberalis serta kapitalis sehingga
merubah atau menodai pendidikan yang berdasarkan falsafah bangsa Indonesia
yaitu Pancasila.(Hambali, 2015)

B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan


Nusantara

Ada sumber historis (sejarah), sosiologis, dan politis terkait dengan


munculnya konsep wawasan Nusantara. Simber-sumber itu melatar belakangi
berkembangnya wawasan nusantara.

1. Latar belakang
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari perdana
menteri Ir. H. Djuanda kartawidjaja yang pada tanggal 13 desember
1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai deklarasi
Djuanda isi deklarasi tersebut sebagai berikut: Isi pokok deklarasi ini
adalah bahwa lebar laut territorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari
garis yang mengubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis tutorial
yang baru iini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah.
Sebelum keluarnya deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia
didasarkan pada territorial zee en maritime kringen ordinantie 1939
(TZMKO 1939) atau dikenal dengan nama ordonasi 1939, sebuah
peraturan buatan pemerintah hindia-belanda. Isi oedonasi tersebut pada
intinya adalah penentuan lebar laut 3 mil dengan cara menarik garis
pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat.
Guna memperkuat kedaulatan atas wilayah negara tersebut
dibentuklah undang-undang sebagai penjabarannya. Setelah keluarnya
deklarasi Djuanda 1957 dibentuklah undang-undang No. 4 Prp Tahun
1960 tentang perairan Indonesia.

8
Tidak hanya melalui peraturan perundang-undang nasional, bangsa
Indonesia juga memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara berdasar
deklarasi Djuanda ini ke forum international agar dapat pengakuan
bangsa lain atau masyarakat internasional.
2. Latar belakang sosiologis wawasan nusantara
Berdasarkan sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan
kewilayahan. Ingat deklarasi Djuanda 1957 sebagai perubahan atas
ordonasi 1939 berintikan mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-pisah.sebagai konsepsi
kewilayahan, bangsa Indonesia mengusahakan dan memandang wilayah
sebagai satu kesatuan.
Namun seiring tuntunan perkembangan , konseepsi wawasan
nusantara mencakup pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi,
social budaya, dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan sebagai
satu bangsa. Sebagaimana dalam urusan GBHN 1998 dikatakan
wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ini berarti lainnya
konsep wawasan nusantara juga dilator belakangi oleh kondisi sosiologis
masyarakat Indonesia.
Hal diatas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga
keberlangsungan penjanjahan yang memecah belah bangsa, telah
melatarbelakangi tumbuhnya semangan dan tekad-tekad orang wilayah
dinusantara ini untuk bersatu dalam satu nasionalitas, satu kebangsaan
yakni bangsa Indonesia.

3. Latar belakang politis wawasan nusantara


Selanjutnya secara politis , ada kepentingan nasional bagaimana
agar wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat
dikembangkan, dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus.
Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita
nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional
bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945
alinea II adalah untuk mewujudkan negara Indonesia, yang merdeka,

9
bersaatu berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional
Indonesia sebagaimana tentang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV
salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

C. Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan Berbangsa-Negara


Indonesia

Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi


sangat luas dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami
wilayah itu. Namun demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak
seluruh warga negara untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang
ada di dalamnya sebagai satu kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu
kesatuan.
Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk mengelolanya. Hal ini dikarenalan luas wilayah memunculkan potensi
ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan.

Wawasan nusantara telah menjadi landasan visiponal bagi bangsa


Indonesia guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan
terus meneruis dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada
dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan yang
berbedavsesuai dengan perubahan zaman./

Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masalalu penguasaan


wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan
pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah tersebut. Tantangan yang
berubah, misalnya adanya perubahandari kejahatan konvensional menjadi
kejahatan didunia maya.

Wawasan nusantara pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa


yang di dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan
dialogis dengan kondisi geografis dan sosial budayanya. Wawasan nasional,
juga di artikan sebagai cara pandang nasional yang merupakan salah satu
gagasan falsafah hidup bangsa yang berisikan dorongan-dorongan motifasi dan
rangsangan di dalam merealisasikan dan mencapai aspirasi serta tujuan
nasional. Bangsa indonesia memiliki wawasan nasional dan pada

10
perkembangannya yang terakhir wawasan tersebut merupakan suatu konsepsi
kewilayahan dan konsepsi politik ketatanegaraan bagi bangsa indonesia dan
bukanlah semata-mata sebagai suatu konsepsi pertahanan keamanan belaka.
Dnegan demikian maka konsepsi wawasan nusantara mencakup seluruh bidang
kehidupan sosial bangsa yang menjadi pedoman bagi pembinaan kelangsungan
hidup bangsa indonesia. Sebagai umat yang beragama kita percaya bahwa
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan empat golongan mahluk, yaitu :

a) benda mati yang hanya mempunyai bentuk dan wujud


b) flora yang mempunyai bentuk wujud dan kehidupan.
c) fauna yang mempunyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan naluri
d) manusia yang mempuntyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan
naluri dengan ahlak dan daya pikir

Wawasan nusantara dalam peundang-undangan negara republik


indonesia yang merupakan suatu pandangan, sikap pendirian dan keyakinan
bangsa imdonesia yang telah lama dikenal dan dianutnya, dan bahkan telah
mempunyai leglaitas dalam kehidupan kita sebagai bangsa dan negara yang
telah merdeka dan berdaulat. Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan
nasional adalah wawasan nusantara yang mencakup :

a) perwujusan kepulauan nusantara sebagai suatu kesatuan politik


b) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan
budaya.
c) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
d) perwujudan kepulauan nusantara sebahai satu kesatuan pertahanan dsn
keamanan.

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan nasional,Wawasan


nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola
sikap, dan pola tindakan yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara kesatuan republik indonesia diatas kepentingan pribadi dan
golongan.

11
D. Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintah yang diakui. Konsep dasar
wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,
karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang
menyatukan wilayah Indonesia. Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan
lingkungannya. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah wadah, isi, dan
tata laku. Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar (regional atau internasional).
Salah satu pedoman bangsa Indonesia dalam wawasan nasional yang berpijak
pada wujud wilayah nusantara disebut Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia


mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan
bangsa dalam mencapai tujuan cita-cita nasional. Unsur Dasar Wawasan
Nusantara Wadah (Counter) Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara
dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Isi (Content)
Isi adlah aspirasi bangsa yang berkembang dimasyarakat da cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi ini sendiri
menyangkut dua hal yang esensial, yakni : Relasasi aspirasi bangsa Persatuan
dan Kesatuan Tata Laku (Conduct) Tata Laku merupakan hasil interaksi antara
wadah dan isi yang terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tantangan
Implementasi Nusantara Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan
masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan
partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dalam dilaksankan
oleh negara-negara maju dengan Buttom Up Planning, sedang untuk negara
berkembang dengan Top Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas
sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN.

Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan


keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Dunia Tanpa Batas

12
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan
dunia tanpa batas merupakan tantangan wawasan nusantara. Mengingat
perkembangan tersebut akan mempengaruhi masyarakat indonesia dalam pola
pikir, pola sikap dan pola tindak didalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Era Baru Kapitalisme Sloan dan Zureker menyatakan kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam
barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dan untuk berkecimpung dalam aktifitas-aktifitas ekonomi yang di pilihnya sendiri.
Lester Thurow menyatakan, “Untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme
harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) anatara paham
individu dan paham sosialis”. Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia
tentang hak dan kewajiban Masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dpat dibedakan namun tidak
dapat dipisahkan. Kesadaran Bela Negara Dalam mengisi kemerdekaan
perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan,kesenjangan sosial, membrantas KKN, menguasai
Iptek, meningkatkan kuliatas SDM, transparan, dan memelihara persatuan,
Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara Kedudukan Wawasan
Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannnya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional.

E. Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Sebagaimana telah di kemukakan di muka, esensi atau hakikat dari


wawasan nusantara adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonseia.
Mengapa perlu kesatuan wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa?
Sebelumnya anda telah mengkaji bahwa sejarah munculnya wawasan nusantara
adalah kebutuhan akan kesatuan atau keutuhan wilayah Indonesia yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Wilayah itu harus merupakan satu
kesatuan tidak lagi terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas. Sebelumnya kita
ketahuai bahwa wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari aturan
hukum kolonial Belanda yakni Ordonomi 1939. Baru setelah adanya Deklarasi
Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu
kesatuan dimana laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung.

13
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain :
a) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508
pulau
b) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta
km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3
lautan/perairan.
c) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e) Terletak pada garis katulistiwa
f) Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g) Menjadi pertemuan dua jalur pergunungan yaitu Mediterania dan Sirkum
Pasifik
h) Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i) Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan
berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak
hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa
ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang
heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu. Cobalah anda
kemukakan mengapa bangsa Indonesia yang beragam ini harus kita pandang
sebagai satu kesatuan?

Bangsa Indonesua sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:

1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,
2010)
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3. . Memiliki keragaman ras
4. . Memiliki kergaman agama

14
5. Memilliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragman
suku bangsa.

Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia


sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial budaya,
ekonomi serta pertahanan dan keamanan atau dengan kata lain perwujudan
wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik sosial budaya, ekonomi dan
pertahanan dan keamanan. Pandangan demikian penting sebagai landasan
visional bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan.

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Memiliki


makna :

a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan
matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan miliki bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas
luasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai tekad
dalam mencapai cita-cita bangsa.
d) Bahwa pancasila adalah satu-staunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusatara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi
kepada kepentingan nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain
ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas
aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

15
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Memiliki makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas
asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
3.Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Memiliki makna:
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
dengan tidak menolak nilai–nilai budaya lain yang tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan
keamanan
Memiliki makna:
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

16
BAB IV
KESIMPULAN

1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan


dicetuskannya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari
deklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di antara dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia
dengantidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang
wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian,
bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah
kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia.
2. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai
penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum
internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai Negara kepulauan
(Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun1982.
3. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan
potensi keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian juga mengundang potensi
negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan wilayah.
4. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya
dikembangkan sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat
tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
5. . Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah
dan persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanankeamanan.
Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari sila III Pancasila yakni
Persatuan Indonesia
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai
1998 dan dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD
NRI 1945, Indonesia dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan
sebuah negara kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara.

17
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia
menunjukkan komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai
salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa
Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan
kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografis
sebuah negara akibat gerakan separatisme

18
BAB V

PENUTUP

A.KRITIK DAN SARAN


Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami
paparkan,besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, H., & Ulfatun Najicha, F. (2021). WAWASAN NUSANTARA DALAM


MEMEMCAHKAN KONFLIK KEBUDAYAAN NASIONAL. Jurnal Global
Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 40–48.
https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5615

Hambali, H. (2015). Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Tan Malaka (Tokoh


Revolusioner Prakemerdekaan). Intelektualita, 3(1), 243047.

Mulyati, M. (2020). Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Pembangunan


Nasional Dan Pembentukan Karakter Bangsa. Jantra., 15(1), 43–50.
https://doi.org/10.52829/jantra.v15i1.131

Pitoyo, A. J., & Triwahyudi, H. (2018). Dinamika Perkembangan Etnis di


Indonesia dalam Konteks Persatuan Negara. Populasi, 25(1), 64.
https://doi.org/10.22146/jp.32416

Purniawati, D. (2021). Manfaat Wawasan Nusantara Untuk Mempersatukan


Perbedaan Budaya. Osfpreprints.

Ratih, L. D., & Najicha, F. U. (2021). WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI


UPAYA MEMBANGUN RASA DAN SIKAP NASIONALISME WARGA
NEGARA : SEBUAH TINJAUAN LITERATUR. Jurnal Global Citizen : Jurnal
Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 59–64.
https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5755

20
21

Anda mungkin juga menyukai