Anda di halaman 1dari 50

1

PERAN KELOMPOKTANI DALAM PEMANFAATAN TANAMAN


REFUGIA UNTUK MENGENDALIKAN HAMA TANAMAN PADI DI
KELOMPOKTANI SUMBER REJEKI DUSUN DAWUHAN DESA
JATIREJOYOSO KECAMATAN KEPANJEN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh :

APOLONARIUS MAMPUR
2016310026

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2019
2

PERAN KELOMPOKTANI DALAM PEMANFAATAN TANAMAN


REFUGIA UNTUK MENGENDALIKAN HAMA TANAMAN PADI DI
KELOMPOKTANI SUMBER REJEKI DUSUN DAWUHAN DESA
JATIREJOYOSO KECAMATAN KEPANJEN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh :
APOLONARIUS MAMPUR
2016310026

Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2019
3

PERAN KELOMPOKTANI DALAM PEMANFAATAN TANAMAN


REFUGIA UNTUK MENGENDALIKAN HAMA TANAMAN PADI DI
KELOMPOKTANI SUMBER REJEKI DUSUN DAWUHAN DESA
JATIREJOYOSO KECAMATAN KEPANJEN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh :
APOLONARIUS MAMPUR
2016310026

Disetujui :

Pada tanggal:.........................

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing,

Ninin Khoirunnisa’,SP.,MP Son Suwasono,Ir.,M.Sc


Tanggal.. Tanggal..

Mengetahui, Menyetujui,
Dekan fakultas pertanian Koordinator BPP kec kepanjen

Dr. Ir. Amir Hamzah, MP. Suwarno, SP


Tanggal.. Tanggal..

i
4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan lindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan judul Peran Kelompoktani Dalam Pemanfaatan
Tanaman Refugia Untuk Mengendalikan Hama Tanaman Padi Di Kelompoktani
Sumber Rejeki Dusun Dawuhan Desa Jatirejoyoso Kecamatan Kepanjen. Praktek
Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat kelulusan dan tugas akhir
mahasiswa sarjana strata satu (S-1) di lingkup Fakultas Pertanian Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang (FP-UNITRI).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Amir Hamzah, Dr.Ir.,MP selaku Dekan Pertanian Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang.
2. Ibu Ninin Khoirunnisa`,SP.,MP selaku ketua program studi agribisnis.
3. Bapak Son Suwasono, Ir.,M.Sc selaku Dosen pembimbing yang telah
mengarakan dan membimbing dengan tulus sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL).
Akhirnya kami menyadari bahwa laporan praktek kerja lapangan ini
sepenuhnya kurang sempurna. Untuk itu kami menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak dalam menyempurnahkan laporan praktek
kerja lapangan ini.

Malang, April 2019

Penulis

ii
5

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah................................................................................ 4
1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.............................................................. 4
1.4. Manfaat Praktek Kerja Lapangan............................................................ 5
III. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 6
2.1. Penyuluhan Pertanian.............................................................................. 6
2.2. Pengertian Kelompoktani........................................................................ 8
2.3. Tanaman Refugia.................................................................................... 10
III. METODE PELAKSANAAN.................................................................. 15
3.1.Waktu Dan Tempat Praktek Kerja Lapangan.......................................... 15
3.2. Penentuan Lokasi Praktek Kerja Lapangan............................................ 15
3.3. Metode Pengambilan Data...................................................................... 15
3.4. Martikulasi Rencana PKL....................................................................... 16
IV. KEADAAN UMUM TEMPAT PKL...................................................... 17
4.1. Letak Dan Luas Daerah........................................................................... 17
4.1.1. Kondisi Demografi............................................................................ 18
4.1.2. Kondisi Sosial Budaya...................................................................... 19
4.1.3. Kondisi Sumber Daya Alam............................................................. 19
4.2. Kelompoktani Sumber Rejeki ................................................................ 20
4.2.1. Nama Dan Alamat Kelompoktani..................................................... 20
4.2.2. Struktur Organisasi............................................................................ 21
4.2.3. Letak Geografis................................................................................. 23

iii
6

V. PEMBAHASAN......................................................................................... 24
5.1. Pengertian Kelompoktani........................................................................ 24
5.1.1. Pengertian Usaha Tani...................................................................... 24
5.1.2. Tujuan Usaha Tani............................................................................ 24
5.2. Keadaan Lokasi PKL.............................................................................. 25
5.2.1. Kegiatan Kelompok Tani.................................................................. 26
5.2.2. Perencanaan Kelompok Tani............................................................ 27
5.2.3. Program Kelompok Tani................................................................... 28
5.3. Tanaman Refugia.................................................................................... 29
5.3.1. Fungsi Tanaman Refugia................................................................... 30
5.3.2. Penanaman Refugia............................................................................ 30
5.3.4. Contoh Baik ( Best Partices).............................................................. 32
VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 33
6.1. Kesimpulan.............................................................................................. 33
6.2. Saran........................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 35

iv
7

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Rencana PKL........................................................................ 16


Tabel 2. Data Aparat Desa Jatirejoyoso........................................................... 17
Tabel 3. Luas Wilayah Desa Jatirejoyoso........................................................ 18
Tabel 4. Daftar Pembagian Wilayah Binaan Desa Jatirejoyoso....................... 18
Tabel 5. Jumlah Matapencaharian Penduduk Desa Jatirejoyoso..................... 19
Tabel 6. Struktur Organisasi Kelompoktani Sumber Rejeki............................ 21
Tabel 7. Data Anggota Kelompok Tani........................................................... 22

v
8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Kelompoktani Sumber Rejeki................. 36


Lampiran 2. Data Kepemilikan Lahan Usahatani........................................ 37
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan PKL.................................................... 39

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Petani memainkan peranan sebagai inti dalam pembangunan pertanian.

Petanilah yang memelihara tanaman dan menentukan bagian usaha taninya harus

dimanfaatkan. Petanilah yang harus mempelajari dan menerapkan metode-metode

yang baru diperlukan untuk membuat usaha taninya lebih produktif .

Ide membuat suatu kelompok berasal dari kenyataan bahwa setiap

individu tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan sorang diri. Individu

terutama dalam masyarakat modern,merasa kurang mampu,kurang tenaga,kurang

waktu dan tidak berdaya bila harus memenuhi sendiri kebutuhan dasar atas

makanan, naungan dan kelemahan. Bekerja sama dalam kelompok adalah lebih

murah dari pada kunjungan individu. Penyuluhan pertanian jumlanya jelas

terbatas,berarti bekerja sama dengan kelompok lebih rendah biayanya. Alasan

terbentuknya suatu kelompok tani adalah oleh karena beberapa orang mempunyai

persoalan yang sama.

Budidaya tanaman padi dan pasang surut terlama yang dipengaruhi oleh

pasang surutnya air laut dan sungai, sehingga usaha ini hanya dapat dilakukan

dengan cara tabur benih langsung sehingga tidak terdapat jarak tanaman lahan

padi. Antara lain mengalami permasalahan air, usaha penanaman padi dilahan

pasang surut juga mengalami kendala adanya serangan hama tanaman. Beberapa

jenis hama seperti wereng coklat,hama puti palsu, penggerek batang menjadi

1
2

hama penting pada tanaman padi di lahan pasang surut padi. Pada umumnya

untuk mengatasi masalah tersebut, petani mengalami pengendalian dengan cara

yang paling mudah dan praktis yaitu dengan pengendalian kimia dengan

menggunakan pestisida. Namun cara tersebut seringkali menimbulkan kerugian

terhadap lingkungan beberapa pencemaran dan kematian beberapa jenis serangga

berguna seperti musuh alami ( predator dan parasitoid) dan serangga penyerbuk.

Serangga musuh alami seringkali memerlukan tempat berlindung

sementara sebelum menemukan inang atau mangsanya. Penanaman tanaman

dipinggir lahan dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi imago baik

parasitoid maupun predator dari berlindung sementara ( refugia)

Tanaman refugia merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang

dapat memenuhi kebutuhan hidup musuh alami. Sari dan Yanuwiadi (2014)

melaporkan bahwa jumlah antropoda pada tanaman padi. Penelitian yang

dilakukan oleh Wardhani et al(2013) menyebutkan bahwa jumlah antropoda yang

tertarik pada tanaman refugia lebih tinggi dibandingkan pada lahan yang tidak

dikombinasikan dengan tanaman refugia.

Pada sekitar tanaman padi pasang surut, biasanya petani menanam

tanaman sayuran dan tanaman pangan yang lain seperti kacang panjang dan

jagung pada area sekeliling lahan padi. Oleh karena itu ,penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui kelimpahan diversitas dan famili antropoda herbivora yang

mengunjungi pada lahan sawah yang surut yang disekelilingi di tanam dengan

tanaman refugia.
3

Penggunaan pestisida merupakan salah satu bentuk adaptasi petani padi

terhadap perubahan iklim, baik pada musim kering maupun basah, yang juga

berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan usahatani (Zaeneun et al.,2017 ).

Aplikasi pestisida secara intensif dapat mendukung produktivitas padi sawah,

namun disisi lain dapat merusak keseimbangan alami ekosistem di lahan

pertanian. Terganggunya rantai makanan alami dapat meningkatkan populasi

hama akibat resistensi dan berkurangnya populasi musuh alami yang mampu

mengendalikan populasi hama (Muhibah dan Leksono,2015). Selain perubahan

iklim dan aplikasi pestisida yang tidak tepat, peningkatan populasi hama juga

dapat diakibatkan oleh teknik budidaya dan fenologi tanaman ( Heviyanti dan

Mulyani, 2016).

Penggunaan pestisida kimiawi yang tidak tepat, dampak memberikan

dampak negatif terhadap petani dan konsumen, lingkungan, dan organisme non-

target (Yuantari et al., 2015). Organisme non-target seringkali berupa musuh

alami hama ( predator,parasitoid,dan patogen serangga) dan serangga bermanfaat

(penyerbuk,detrifora,dll).

Ketidakmampuan pestisida dalam mengendalikan hama juga berdampak

negatif dengan memicu ledakan populasi hama akibat resistensi atau resurgensi.

Resistensi adalah proses perubahan sensitivitas yang diwariskan dalam populasi

hama yang tercermin dalam kegagalan berulang suatu pestisida untuk

mengendalikan hama sesuai dengan dosis rekomendasi. Resurgensi wereng coklat

merupakan proses peningkatan populasi setelah aplikasi insektisida dengan laju


4

pertumbuhan yang lebih tinggi dari yang tidak diaplikasi insektisida. Resurgensi

merupakan proses perubahan fisiologi tanaman sehingga lebih disukai oleh hama

tertentu, atau ada rangsangan pestisida terhadap hama yang mendukung

kelansungan pada satu atau beberapa fase hidupnya (Baehaki et al.,2016 ).

Seringkali fenomena tersebut memunculkan atau meningkatkan status suatu jenis

hama dari bukan hama menjadi hama pentinng setelah paparan insektisida.

Dampak negatif dari penggunaan pestisida dapat dikurangi melalui

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan memanfaatkan agen hayati. Rekayasa

ekologi berupa tanaman refugia dapat digunakan sebagai mikrohabitat agen hayati

dari hama tanaman utama.

1.2. Identifikasi masalah

1. Bagaimana peran kelompoktani dalam pemanfaatan tanaman refugia?

2. Bagaimana cara mengendalikan hama secara alami pada tanaman padi di

Kelompoktani Sumber Rejeki Dusun Dawuhan Kecamatan Kepanjen?

1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1. Untuk mengetahui bagaimana peran kelompoktani dalam pemanfaatan

tanaman refugia .

2. Untuk mengetahui cara mengendalikan hama secara alami pada

tanaman padi di Kelompoktani Sumber Rejeki Dusun Dawuhan Desa

Jatirejoyoso Kecamatan Kepanjen.


5

1.4. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1. Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk

memberikan pengalaman kepada pertanian tentang tanaman refugia.

2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan datang dalam

menambah pengetahuan serta pengalaman tentang pemanfaatan

tanaman refugia didalam pertanian tanpa tempat.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyuluhan Pertanian

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kata penyuluh berasal dari kata

suluh yang berarti barang yang dipakai untuk media penerangan atau obor.

Sedangkan penyuluh adalah orang yang bertugas memberikan penerangan atau

penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam kata penyuluhan yaitu suatu proses

atau cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk memberikan penerangan

atau informasi kepada orang lain dari semula yang tidak tahu menjadi tahu dan

yang tahu menjadi lebih tahu.

Penyuluhan dalam arti umm berarti ilmu sosial yang mempelajari sistem

dan perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan

yang lebih sesuai dengan apa yang diharapakan. Penyuluhan adalah proses

perubahan sosisal,ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat

kemampuan semua, melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi

perubahan prilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelolah

kegiatan yang semakin produktif dan efisien,demi terwujudnya kehidupan yang

baik dan semakin sejahtera secara berkelanjutan.

Undang-undang No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluh merupakan bagian dari

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum dan

pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakanya (Tunggal,2007).

6
7

Petugas penyuluh merupakan salah satu unsur yang memegang peran

penting dalam upaya mewujudkan cita-cita dalam Undang-Undang tersebut.

Penyuluhan sebagai proses pendidikan non formal, bertujuan mengarahkan

perubahan ke arah perubahan yang terencana. Untuk mencapai hal tersebut

diperlukan sumberdaya yang memadai termasuk tenaga penyuluhan, tidak saja

dalam jumlah yang mencukupi tetapi juga memiliki kemampuan yang handal.

Salah satu aspek pembangunan pertanian yang memiliki andil sangat besar adalah

masalah pangan dalam hal ini padi. Penyuluh memegang peran penting dalam

upaya mengembangkan usaha tani padi. Untuk mengembangkan potensi tersebut

dibutuhkan tenaga penyuluh yang kompeten dalam menjalankan perannya. Hal

tersebut dapat dilakukan apabila penyuluh sendiri memiliki persepsi yang baik

akan peran tersebut.

Peran penyuluh pertanian menurut BP Sumber Daya Manusia Depten

(2010) adalah

1. Penyuluh sebagai inisiator yaitu senantiasa selalu memberikan gagasan/

ide baru.

2. Penyuluh sebagai fasilitator yaitu memberikan jalan keluar, kemudahan

baik dalam memajukan usaha taninya, penyuluh mefasilitasi dalam hal

kemitraan usaha, berakses ke pasar dan permodalan.

3. Penyuluh sebagi motivator yaitu penyuluh senantiasa membuat petani

tahu, mau dan mampu.


8

4. Banyaknya masalah dalam pembangunan pertanian tidak mungkin

dipecahkan perorang petani namun memerlukan partisipasi petani secara

kolektif.

2.2. Pengertian Kelompok tani

Departemen Pertanian menyebutkan bahwa kelompok tani adalah

kumpulan petani yang terikat secara nonformal atas dasar keserasian, kesamaan

kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya), keakraban, kepentingan

bersama dan saling mempercayai, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai

tujuan bersama (Marzuki, 1989: 191).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disebutkan beberapa ciri kelompok tani

yaitu:

1. Saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya akrab dan saling

percaya;

2. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani;

3. Memiliki kesamaan tradisi/ kebiasaan pemukiman, hamparan usaha tani,

jenis usaha tani, serta mempunyai pembagian dan tanggung jawab atas

dasar kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak.

Atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan serta kondisi

sumber daya dalam usahatani maka kumpulan petani yang terikat secara non

formal tersebut berada pada suatu wilayah hamparan usahatani (dalam suatu

wilayah). Dalam memperlancar dan mengefektifkan upaya mempercepat

pemberdayaan ekonomi masyarakat, diharapkan anggota dapat membentuk


9

kelompok. Pembentukan kelompok sebagai wadah kegiatan usaha produktif

dimaksudkan agar penanganan usaha dapat terarah, interaksi diantara anggota

dapat ditingkatkan dan kesetiakawanan serta kegotongroyongan dapat dibangun

dan dikembangkan. Kesatuan dan persatuan di dalam kelompok bermanfaat untuk

mengenali permasalahan bersama serta merumuskan langkah penanganan masalah

diantara anggota. Keahlian kelompok memungkinkan terjadinya pengawasan

manajemen produksi oleh masyarakat sendiri. Ketepatan dalam penentuan

kelompok sasaran program akan sangat menentukan keberhasilan program

tersebut. Oleh karena itu, pembentukan harus melibatkan pihak yang paling

mengetahui profil penduduk dilingkungan setempat. Pembentukan kelompok yang

menjadi sasaran program diprakarsai oleh pemuka masyarakat setempat,

pembentukan kelompok dilakukan melalui musyawarah desa dan disarankan pada

daftar penduduk yang dibuat dan disepakati bersama.

Menurut Torres beberapa keuntungan pembentukan kelompok tani adalah

sebagai berikut:

1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya

kepemimpinan kelompok;

2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar

petani;

3. Semakin cepatnya proses-proses perembesan penerapan inovasi (teknologi

baru);

4. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang (pinjaman

petani);
10

5. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan

masukan maupun produk yang dihasilkannya(Mardikanto, 1994).

Peranan merupakan seperangkat harapan yang ditujukan pada diri

seseorang dan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan (Slamet, 2011). Kegiatan

atau aktivitas yang berkaitan dengan status dalam masyarakat/lingkungannya

disebut sebagai peranan individu/kelompok yang bersangkutan. Jadi hal-hal yang

menjadi harapan terhadap diri seseorang/ kelompok dan seharusnya dilaksanakan

oleh orang/kelompok tersebut merupakan peran seseorang/kelompok yang

bersangkutan. Sesuai Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor:

273/Kpts/OT.160/4/. “ Kelompok Tani berperan dan berfungsi sebagai kelas

belajar, unit produksi usaha tani, dan wahana kerjasama antara anggota

kelompok”.

2.3. Tanaman refugia

Tanaman refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis

tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan,sumber pakan atau

sumber daya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid

(Nentwing,1998;Wratten et al.,1998). Refugia berfungsi sebagai mikrohabitat dan

diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha konservasi musuh alami

(Solichah,2001). Letourneaua et al .,(2003)mengemukakan bahwa alternatif

habitat pada dinamika serangga dan meningkatkan peluang lingkungan musuh

alami dalam pengedalian hama biologis.

Serangga musuh alami seringkali memerlukan tempat berlindung

sementara sebelum menemukan inang atau mangsanya. Penanaman tanaman di


11

pinggir lahan dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut. Selain bertujuan

untuk mendapatkan hasil produksi sampingan,penanaman tanaman di pinggir

lahan juga dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi imago baik parasitoid

maupun predator dan berlindung sementara (refugia). Tanaman refugia

merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang dapat memenuhi kebutuhan

hidup musuh alami. Sari dan Yanuwiadi (2014) melaporkan bahwa jumlah

arthropoda yang mendatangi tanaman refugia cukup tinggi sehingga menurunkan

tingkat arthropoda pada tanaman padi.

Pada sekitar tanaman padi sawah pasang surut,biasanya petani menanam

tanaman sayuran dan tanaman pangan yang lain seperti kacang panjang dan

jagung pada area sekeliling lahan padi. Oleh karena itu,penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui kelimpahan,diversitas dan famili arthropoda herbivora yang

mengunjungi pada lahan sawah pasang surut yang di sekelilinginya ditanami

dengan tanaman refugia.

Semua organisme di alam,termasuk hama tanaman budidaya,mempunyai

musuh alaminya. Keberadaan musuh alami OPT. Namun musuh alami tersebut

belum tentu mampu menjadi faktor penekan perkembangan populasi hama akibat

tidak tersedianya makanan dan tempat berlindung (refugia) (Heviyanti dan

Mulyani,2016). Refugia adalah mikrobat yang menyediakan tempat berlindung

secara spasial dan/atau temporal bagi musuh alami hama,seperti predator dan

parasitoid, serta mendukung komponen interaksi biotik pada ekosistem, seperti

polinator atau serangga penyerbuk (Keppel et al.,2012). Studi mengenai

refugia,khususnya di Indonesia masih sangat minim.


12

Tanaman refugia mempunyai potensi menyokong mekanisme sistem yang

meliputi perbaikan ketersediaan makanan alternatif seperti nektar,serbuk sari, dan

embun madu; menyediakan tempat berlindung atau iklim mikro yang digunakan

serangga predator untuk bertahan melalui pergantian musim atau berlindung dari

faktor-faktor ektremitas lingkungan atau pestisida; dan menyediakan habitat untuk

inang atau mangsa alternatif ( Landis et al.,200)

Jenis-jenis tanaman yang berpotensi sebagai refugia antara lain : tanaman

berbunga, gulma berdaun lebar ,tanaman liar yang ditanam atau yang tumbuh

sendiri diareal pertanaman dan sayuran ( Horgen et al.,2016). Kriteria tanaman

yang dapat digunakan sebagai trip vegetasi refugia ( vegetation strips) adalah :

1. Tanaman harus ditanam dari biji tanpa perlu pindah tanam (transplanting);

2. Tanaman harus cepat tumbuh, mampu bersiang dengan gulma ,dan mudah

dalam perawatan;

3. Tanaman harus cepat berbunga;

4. Tanaman harus memiliki buah atau struktur vegetatif yang bernilai

ekonomis bagi petani baik untuk konsumsi atau komersial;

5. Tanaman harus dapat berproduksi baik dalam budidaya minimum;

6. Tanaman harus bersifat mengusir atau tidak disukai oleh hama tanaman

utama;

7. Tanaman harus dapat menarik Antropoda yang menguntungkan baik

sebagai mikrohabitat maupun sumber nektar atau serbuk sari.


13

Tanaman refugia berpotensi digunakan sebagai agen hayati pada tanaman

pangan,hortikultura,tanaman hias,maupun tanaman industri dan perkebunan.

Bebera refugia pada tanaman pangan (padi)

No Flora refugia Peran Refrensi

1. Kangkung hutan (Ipomoea Mengendalikan Sari dan Yanuwiadi


crassicaulis (Benth.) B. diversitas herbivora
L.Rob) 2014;Azmi et al.,20014

2. Jagung (Zea mays) menyeimbangkan Setyadin et al., 2017


populasi serangga
herbivora, predator,
dan polinator
Kacang panjang (Vigna
cylindrica)

Pujiastuti, 2015

3. Wijen (Sesamum indicum) meningkatkan Zhu et al., 2013


Temu Wiyang (Emilia populasi parasitoid
sonchifolia) telur wereng
Anagrus
nilaparvatae
Pacar air (Impatiens
balsamina)
4. Putri malu (Mimosa Meningkatkan Maisyaroh et al., 2012
pudica) jumlah musuh
Sawi langit (Vernonia alami
cinereal)
Semanggi (Marsilea
crenata)
Kayambang (Pistia
startiotes)
14

Salah satu serangga predator OPT tanaman padi adalah kumbang koksi.

Kumbang koksi dari famili Coccinellidae biasa ditemukan hidup pada tanaman

budidaya dan pada gulma yang menghasilkan nektar dan serbuk sari (Nur et al.,

2014).
15

BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

3.1. Waktu Dan Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Waktu dan tempat praktek kerja lapangan (PKL) ini di laksanakan selama

satu bulan yaitu pada tanggal 1 Februari 2019 - 28 Februari 2019. Tempat

pelaksanaan praktek kerja lapangan ini di laksanakan di Dusun Dawuhan Desa

Jatirejoyoso Kecamatan Kepanjen.

3.2. Penentuan Lokasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Penentuan lokasi Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kelompoktani Sumber Rejeki

Dusun Dawuhan Desa Jatirejoyoso merupakan kelompoktani yang mengusahakan

perencanaan tanaman refugia sebagai pengendali hama pada tanaman padi

khusunya wereng.

3.3. Metode Pengambilan Data

Data yang di perlukan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil secara

langsung atau diperoleh ditempat praktek, meliputi wawancara dan observasi.

Metode wawancara menurut Soekartari (2005) dijelaskan bahwa pengertian

interview atau wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan ataupun

pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan pelaku usaha. Metode observasi

adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang

15
16

ditunjukan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Observasi ini dilakukan

untuk memperoleh fakta-fakta berdasarkan pengamatan dilokasi Praktek Kerja

Lapangan. Data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber data yang

telah dikumpulkan terlebih dahulu atau data-data yang berasal dari instansi atau

lembaga yang terkait, misalnya: BPS, Data Kecamatan, Dinas Tanaman Pangan

Hortikultura dan Perkebunan.

3.4. Matrikulasi Rencana PKL

Berikut ini adalah tabel matriks rencana Kegitan Praktek Kerja Lapangan

Tabel 1. Matriks Rencana Praktek Kerja Lapangan

WAKTU I BULAN
AKTIVITAS/KEGIATAN MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU
I II III IV
Perkenalan

Deskripsi BPP Kecamatan


Kepanjen dan lokasi PKL
Penyusun Proposal

FGD (Forum Group


Discussion) Antara
Mahasiswa PKL. Dengan
Kelompoktani Sumber
Rejeki
Mengolah Data Dan
Menganalisis Masalah
Penyusun Laporan

Sumber data : Data primer 2019 (diolah)


17

BAB IV

KEADAAN UMUM TEMPAT PKL

4.1.   Letak dan Luas Daerah

Desa Jatirejoyoso terletak pada wilayah administrasi Kecamatan Kepanjen,

Kabupaten Malang, serta mempunyai luas wilayah  116 Ha dengan ketinggian

±400 dpl.  Sedangkan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : desa Gelanggang dan desa Mojosari

2. Sebelah Timur: desa Sukoraharjo dan desa Curung Rejo

3. Sebelah Slatan: kelurahan Ardirejo

4. Sebelah Barat : desa Ngadilangkung dan desa Mojosari

Tabel 2. Data aparat desa Jatirejoyoso

No Nama Jabatan Alamat


1 Didit Mulyo Santoso,S.Sos Kepala Desa Tamanayu
2 Rudi Carilk Dawuhan
3 M. Rosidi Kamituwo Dawuhan
4 M. Arifin Kebayan Dawuhan
5 M. Bahri Pemb. Mudin Dawuhan
6 Suparto Kamituwo Balong
7 Agus Hermanto Kepetengan Balong
8 Abd. Ghofur Kamituwo Mergosingo
9 Moh. Sulthon Kuwowo Mergosingo
10 Juari Kaur Keungan Wonoayu
11 Samian Kamituwo Wonoayu
12 M. Ekhwan Pemb. Kuwowo Wonoayu
13 Juma’ ali Kamituw Tamanayu
14 Sholikin Modin Tamanayu
15 Moh. Rudi Pemb. Kuwo Tamanayu
Sumber data: Data Skunder 2015

17
18

Luas Wilayah desa Jatirejoyoso seluruhnya: 302,9 Ha, yang dirinci menurut

penggunaanya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Luas Wilayah desa Jatirejoyoso

No Penggunaan Lahan Luas ( Ha )


.
1. Sawah 224
2. Pemukiman 52
3. Makam 2.500
4. Sekolahan 3.500
5. Lapangan Sepak Bola 0.500
Sumber data: Data sekunder 2015

4.1.1 Kondisi Demografi

Pembagian wilayah binaan Penyuluh Pertanian Desa Jatirejoyoso  terdiri dari

a. Jumlah Dusun : 5 Dusun


Tabel 4. Daftar pembagian wilayah binaan desa Jatirejoyoso

Jumlah
No Nama Desa
Dusun RT RW
1 Jatirejoyoso 1. Dusun Dawuhan
2. Dusu Balong
3. Dusun Mergosinngo
4. Dusun Tamanayu
5. Dusun Wonoayu
Jumlah 5
Sumber : Data potensi desa Jatirejoyoso tahun 2015
b. Jumlah keseluruhan penduduk Desa Jatirejoyoso adalah 5016 jiwa.

Dengan jumla Laki laki ada 2679 jiwa dan Perempuannya 2337 Jiwa.
19

4.1.2 Kondisi Sosial Budaya

a. Penduduk Desa Jatirejoyoso 99% beragama Islam dan selebihnya non

Muslim

b. Kebudayaaan yang ada di Desa Jatirejoyoso kebanyakan bernafaskan

beragama islam, seperti : Sholawat Al Banjari dan sebagainya.

c. Mata Pencaharian

Mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Jatirejoyoso adalah

sektor pertanian. Adapun secara rinci mata pencaharian penduduk Desa

Jatirejoyoso adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah mata pencaharian penduduk Desa Jatirejoyoso

No Pekerjaan Jumla Anggota


1 Petani : 1540 orang
2 Buruh Tani : 1380 Orang
3 Wiraswasta / Dagang : 107 Orang
4 Pertukangan : 173 Orang
5 Pegawai Negeri Sipil : 20 Orang
6 TNI : 7 Orang
7 Dokter : 1 Orang
8 Penjahit : 14 Orang
9 Pensiunan : 5 Orang
Sumber Data: Data Sekunder 2015
4.1.3 Kondisi Sumber Daya Alam (SDA)
1. Potensi Produktivitas Sumber Daya Alam

Sebagian Topografi Wilayah Desa Jatirejoyoso, kondisi tanah sebagian

besar datar, yang dapat dialir irigasi setengah teknis. Terutama dengan adanya

aliran sungai yang menuju sungai besar Metro dan Sukun disepanjang desa
20

Jatirejoyoso. Hal ini sangat mendukung laju perekonomian masyarkat terutama

dibidang pertanian yang didukung keberadaan tanahnya yang subur.

2. Pemanfaatan fasilitas umum terkait dengan potensi sumber daya alam

Disamping itu di bagian barat Desa Jatirejoyoso dilalui jalur lalu-lintas

Malang-Blitar, dapat dimanfaatkan masyarakat Desa Jatirejoyoso untuk usaha

kecil dibidang makanan, jasa servis kendaraan bermotor, penjualan suku cadang

kendaraan bermotor ataupun penjualan suku cadang kendaraan beroda dua seperti

mobil,dan aneka macam bahan bakar kendaraan dan sebagainya.

4.2 Kelompok Tani Sumber Rejeki

Profil kelompok tani Sumber Rejeki Dususn Dawuhan Desa Jatirejoyoso

Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang

4.2.1 Nama dan Alamat Kelompok Tani

Nama kelompok tani : Sumber Rejeki I

Alamat : Dusun Dawuhan

Kecamatan : Kepanjen

Kabupaten : Malang

Tgl/Tahun Didirikan : 1999

Kelas Kelompok : Lanjut


21

4.2.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kelompoktani Sumber Rejeki Desa Jatirejoyoso

Kecamatan kepanjen adalah sebagai berikut:

1. Kepala Desa Jatirejoyoso: Didit Mulyo Santoso,S.Sos


2. Koordinator BPP Kecamatan Kepanjen : Suwarno ,SP
3. PPL Desa Jatirejoyoso : Ferly P. Tambunan SP,M.Agr

Tabel 6. Struktur Organisasi Kelompok Tani Sumber Rejeki

PEMBINA

KETUA
M.FATKAN

WAKIL
MOH.ARIFIN

SEKERTARIS BENDAHARA
ARIF HARTOYO SAIFUL ROZI

SIE SIE PENGAIRAN


PETERNAKAN SIE TANAMAN SUTRISNO
PANGAN
MOH.ARIFIN

SIE PERIKANAN SIE ALSINTAN SIE PEMASARAN


22

ANGGOTA

Sumber Data : Data Sekunder 2015


Kelompok Tani Sumber Rejeki memiliki jumlah anggota sebanyak 41

orang rinciannya seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 7. Data Anggota Kelompok Tani

Umur Pendidikan Jumlah


No Nama L/P (Tahun) Terakhir Alamat Keluarga
(Orang)
1 Didit Mulyo L 48 S1 Dawuhan 4
2 H.Rifa’i L 56 SMA Dawuhan 2
3 Maslukah L 63 SMP Dawuhan 4
4 Hj.Umi P 69 SD Dawuhan 2
5 M. Sirat L 70 SD Dawuhan 3
6 Musafak L 68 SD Dawuhan 4
7 H.Umi Kuls P 57 SD Dawuhan 2
8 H.Abd.Jalil L 69 SD Dawuhan 2
9 Warti P 57 SD Dawuhan 4
10 M.Sholeh L 65 SD Dawuhan 3
11 Muslik L 68 SD Dawuhan 3
12 Syamsul islah L 50 SMP Dawuhan 4
13 Hasani L 56 SD Dawuhan 3
14 H.Khozin L 54 SMP Dawuhan 2
15 Taseri L 58 SD Dawuhan 4
16 Mataji L 48 SMP Dawuhan 2
17 Tari L 56 SD Dawuhan 4
18 Gianto L 49 SMP Dawuhan 2
19 Maseri L 54 SD Dawuhan 3
20 Abd.Karim L 67 SD Dawuhan 3
21 Supeno L 68 SD Dawuhan 4
22 Imam Hanafi L 72 SD Dawuhan 2
23 M.Sofi’i L 56 SD Dawuhan 4
24 Zainuri L 69 SD Dawuhan 2
25 Prapto L 59 SMP Dawuhan 3
26 Sarofah P 69 SD Dawuhan 2
23

27 Matali L 52 SMP Dawuhan 4


28 Salamun L 52 SMP Dawuhan 3
29 Sopingi L 50 SD Dawuhan 4
30 M.Bahri L 65 SD Dawuhan 2
31 Ba’atun L 56 SD Dawuhan 4
32 Sampun L 53 SD Dawuhan 3
33 Mestri Kaeri L 54 SMP Dawuhan 4
34 Taslan L 68 SD Dawuhan 2
35 Sulkan L 67 SD Dawuhan 3
36 Lukman L 54 SMP Dawuhan 3
37 Fauzi L 57 SD Dawuhan 4
38 Suudi L 59 SD Dawuhan 2
39 H.Asnan L 72 SD Dawuhan 3
40 Ya’kup L 66 SD Dawuhan 2
41 Rokim L 67 SD Dawuhan 3
Sumber Data : Data Sekunder 2015

4.2.3 Letak Geografis

Secara geografis letak Kelompoktani Sumber Rejeki berada di wilayah

Dusun Dawuhan Desa Jatirejoyoso Kecamatan Kepanjen adapun secara

administrasi berbatasan sebagai berikut:

1. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Raya

2. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Mergosingo

3. Sebelah utara berbatasan Dusun Pepen Mojosari

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ngadilangkung

Luas Lahan Usaha Kelompoktani Sumber Rejeki Desa Jatirejoyoso memiliki luas

lahan usaha tani 38 ha yakni luas sawah ha dan luas tegalan 35.5 Hektar.
24

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pengertian Kelompok tani

Menurut Mardikanto (1993) pengertian kelompok tani adalah sekumpulan

orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita) maupum

petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas

dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan

dipimpin oleh seorang kontaktani. Melalui kelompok tani tentunya bisa

mendapatkan ilmu usaha tani yang sangat baik.

5.1.1.Pengertian usaha tani

Hernanto (1993) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dalam alam,

kerja, dan modal serta pengelolaannya yang ditunjukan dari produksi lapangan

pertanian dianggap sebagai perpaduan dari faktor produksi yaitu tanah,tenaga

kerja, modal, dan pengelolaan. Orang yang bertindak sebagai sumber manager

yang berkewajiban untuk mengambil keputusan, yang menguasai dan mengatur

penggunaan dan sumber-sumber produksi yang ada di dalam usahataninya secara

efektif sehingga dapat menghasilkan biaya dan pendapatan seperti yang telah

direncanakan.

5.1.2. Tujuan Usahatani


25

Tujuan usahatani yaitu bagaimana petani dapat memperbesar hasil

sehingga kehidupan seluruh keluarganya menjadi lebih baik (Isaskar, 2014).

Tujuan suatu usaha tani yang dilaksanakan oleh rumah tangga petani mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap pengambilan keputusan dan tindakan yang
24
akan diambil, maupun terhadap pandangan rumah tangga akan keberlangsungan

dan kemampuannya dalam menerima berbagai pembaharuan, termasuk teknologi

pertanian. Usahatani yang dilakukan oleh rumah tangga petani umumnya

mempunyai dua tujuan, yaitu mendapatkan keuntungan yang maksimal atau untuk

sekuriti (keamanan) dengan cara meminimalkan risiko, termasuk keinginan untuk

memiliki persediaan pangan yang cukup untuk konsumsi rumah tangga dan

selebihnya untuk dijual.

5.2. Keadaan Lokasi PKL

Letak secara administratif Desa Jatirejoyoso termasuk dalam wilayah

Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang terletak dibagian utara,merupakan desa

dengan kondisi tanah sebagian besar datar, yang dapat dialir irigasi setengah

teknis. Terutama dengan adanya aliran sungai-sungai besar Metro dan Sukun

disepanjang yang menuju Desa Jatirejoyoso. Hal ini sangat mendukung laju

perekonomian masyarakat terutama dibidang pertanian yang didukung keberadaan

tanahnya yang subur. Tidak heran jika sebagian besar penduduk bermata

pencaharian sebagai petani. Petaninya berlomba lomba dalam pemberdayaan

untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui kerjasama sehingga terbentuknya

salah satu kelompok tani yang diberi nama Sumber Rejeki,peran menciptakan

kelompok tani dalam mendorong aktivitas untuk mencapai tujuannya bersama.


26

5.2.1 Kegiatan Kelompok tani (Poktan)

Penanaman tanaman Refugia merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan

para kelomopok tani Sumber Rejeki Desa jatirejoyoso dalam melakukan

pengendalian hama secara alami pada padi sawah. Serta untuk mengetahui

pentingnya penanaman tanaman refugia untuk pertanian dalam melakukan

pengendalian hama secara alami, karena  tanaman refugialah yang berfungsi

sebagai microhabitat dari serangga musuh alami dan penarik hama.

Kelompok tani Sumber Rejeki Desa Jatirejoyoso sejak tahun 2015 mencoba

tanaman refugia sebagai tanaman yang berfungsi pengendalian hama secara alami,

metode pengendalian hama tanaman dengan cara ini yang sesusi yang dinjurkan

UU No.2 Tahun 2012 yakni pengendalian hama terpadu (PHT). Komponen utama

PHT adalah pengendalian hayati yang salah satu tekniknya adalah konservasi

musuh alami,sehingga tercipta ekosistem pertanian yang stabil dan lestari adapun

manfaat lainnya sebagai wisata pertanaian untuk menarik perhatian para petani

sendiri juga para pengunjug lahan pertanian tersebut karena tanaman refugia itu

ditanam dipinggir sawah atau di sepanjang jalan menuju sawah,jenis jenis

tanaman yang ditanam sebagai tanaman refugaia yaitu bunga tai ayam,bunga

matahari dan lain lain. Selama menggunakan pengendalian ini sudah mulai

menurun tingkat kedatangan hama tanaman yang bisa merusak tanaman pertanian
27

karena tanaman refugia merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang

dapat memenuhi kebutuhan hidup musuh alami.

5.2.2. Perencanaan Kelompok tani (Poktan)

Petani di desa Jatirejoyoso selama ini sebagian besar masyarakat petani

cenderung menggunakan pestisida secara berlebihan,berharap serangan hama

segera berkurang atau musnah. Usaha pengendalian hama tersebut semata-mata

hanya ditujukan untuk memusnahkan organisme pengganggu tanaman, tanpa

memperhatikan kaidah-kaidah ekologi seperti keseimbangan dan kestabilan

ekosistem. Oleh karena itu cara pengendalian hama semacam ini harus segera

dikurangkan dan beralih ke konsep pengelolaan hama yang berwawasan ekologi.

Kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan akibat

penggunaan bahan kimia, mendorong di bidang pertanian untuk mengembangkan

teknik pengendalian hama secara alami dengan menanam tanaman refugia yang

berbasis lingkungan, dan diharapkan tetap menjaga kelestarian agroekosistem di

lapangan, dengan menuntut kepada prinsip pengendalian hama secara alami dalam

penggunaan penanaman tanaman refugia ini. Penanaman tanaman refugia sebagai

teknik pengendalian yang dikombinasikan dalam satu kesatuan program,

Sehingga dicapai keuntungan ekonomi yang maksimal, dan memberikan dampak

yang aman bagi pekerja, konsumen dan lingkungan hidup. Secara prinsip,

berbagai cara pengendalian diterapkan harus secara teknis efektif dan dapat
28

diterapkan, secara ekonomi menguntungkan, secara ekologi aman dan secara

sosial budaya dapat diterima.

5.2.3.Program Kelompok tani (Poktan)

Dengan demikian,mereka membangun usahatani berdaya saing dan

berkelanjutan sehingga dapat meningkat posisi tawarnya. Oleh karena

itu,kapasitas dan kemampuan mereka terus ditingkatkan,salah satunya melalui

penyuluhan dengan pendekatan kelompok tani. Pendekatan kelompok tani dalam

penyuluhan dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

penyelenggaraan penyuluhan. Pendekatan kelompok juga dimaksudkan untuk

mendorong penumbuhan kelembagaan petani (kelompok tani,gabung kelompok

tani). Hal ini dilakukan karena masih banyaknya jumlah petani yang belum

bergabung dalam kelompok tani(poktan),terbatasnya jumlah tenaga penyuluh

petani sebagai fasilitator,serta terbatasnya pembiayaan dalam pembinaan bagi

poktan dan gabungan kelompok tani(gapoktan). Pembinaan kelembagaan petani

perlu dilakukan secara berkesinambungan,diarahkan pada pola pikir petani dalam

menerapkan sistem agribisnis. Pembinaan kelembagaan petani juga diarahkan

untuk menumbuh dan mengembangkan poktan dan gapoktan dalam menjalankan

fungsinya,serta meningkatkan kapasitas poktan dan gapoktan melalui

pengembangan kerjasama dalam bentuk jaringan dan kemitraan.


29

5.3. Tanaman Refugia

Tanaman Refugia merupakan salah satu tempat tinggal sementara yang

dapat memenuhi kebutuhan hidup musuh alami. Sari dan Yanuwiadi (2014)

melaporkan bahwa jumlah arthropoda yang mendatangi tanaman refugia cukup

tinggi sehingga menurunkan tingkat arthropoda pada tanaman padi. Penelitian

yang dilakukan oleh Wardhani etal(2013)menyebutkan bahwa jumalah artropoda

yang tertarik pada tanaman refugia lebih tinggi dibandingkan pada lahan yang

tidak dikombinasikan dengan tanaman refugia.

Tanaman refugia berpotensi digunakan sebagai agen hayati pada tanaman

pangan,hortikultura,tanaman hias,maupun tanaman industri dan perkebunan.

Bebera refugia pada tanaman pangan (padi) berdasarkan temuan di tempat praktek

kerja lapangan di kelompok tani sumber rejeki adalah sebagai berikut :

FLORA REFUGIA

1. Bunga matahari (Helianthus annuus L.)

2. Kenikir (Cosmos caudatus)

3. Bunga Kertas (Zinnia)

4. Tapak dara (Catharanthus roseus (L.)

Jenis musuh alami yang datang pada tanaman refugia berdasarkan temuan

di tempat praktek kerja lapangan di poktan sumber rejeki dusun dawuhan desa

jatirejoyoso adalah sebagai berikut :

1. Kupu-kupu (Rhopalocera)

2. Capung (Anisopetra)
30

3. Laba-laba (Araneus diadematus)

4. Lebah (Anthophila)

5. Semut (Formicidae)

Sedangkan jenis hama yang banyak terserang hama pada tanaman padi

berdasarkan temuan di tempat praktek kerja lapangan di poktan Sumber Rejeki

dusun Dawuhan desa Jatirejoyoso adalah hama wereng dan sundep

5. 3.1.Fungsi Tanaman Refugia

Tanaman yang berfungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh alami

dan penarik hama tanaman disebut Refugia. Tanaman yang berbunga seperti

kenikir, jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, bayam dan kembang kertas

masuk golongan tanaman refugia. Bunga tanaman tersebut akan mengeluarkan

nectar yang baunya menarik serangga musuh alami maupun serangga tanaman

untuk datang dan menetap pada tanaman refugia.

5.3.2. Penanaman Refugia

Penanaman Refugia pada lahan sawah merupakan suatu usaha konservasi

serangga musuh alami. Hal tersebut dimaksudkan supaya tercipta agroekosistem

di lahan pertanian bisa terjaga. Apabila agroekosistem lahan pertanian stabil maka

populasi hama akan seimbang dengan populasi serangga musuh alami.

Serangga musuh alami seringkali memerlukan tempat berlindung

sementara sebelum menemukan inang atau mangsanya. Penanaman tanaman di

pinggir lahan dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut.selain bertujuan untuk
31

mendapatkan hasil produksi sampingan,penanaman tanaman dipinggir lahan juga

dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi imago baik parasitoid maupun

predator dan berlindung sementara (refugia). Tanaman refugia merupakan salah

satu tempat tinggal sementara yang dapat memenuhi kebutuhan hidup musuh

alami. Sari dan Yanuwiadi (2014) melaporkan bahwa jumlah arthropoda yang

mendatangi Tanaman Refugia cukup tinggi sehingga menurunkan tingkat

arthropoda pada tanaman padi.

5.3.3.Temuan Di Tempat PKL

Didalam kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) ada beberapa temuan

yang saya dapat yaitu sebagai berikut:

a. Temuan positif

1. Masyarakat kelompok tani sumber rejeki desa jatirejoyoso mempunyai

kerja sama yang baik dengan bank mandiri dalam rangka menawarkan

masyarakat kelompok tani sumber rejeki untuk latih menabung agar

mempunyai tunjangan masa depan anak maupun dirinya sendiri.

2. Kehidupan masyarakat kelompok tani sumber rejeki dusun dawuhan desa

jatirejoyoso mempunyai kekompakan dan kebersamaan yang kuat dalam

mendorong membangun usahatani berdaya saing dan berkelanjutan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya yang lebih baik.

3. Kelompok tani sumber rejeki dusun dawuhan desa jatirejoyoso sangat

mudah mengkordinir dalam melakukan kegiatan kerjasama ketika ada


32

bakti sosial ataupun kegiatan kegiatan lainnya yang bisa membangun

kepentingan bersama.

4. Irigasi menuju lahan pertanian desa jatirejoyoso sangat bagus dan

bersih,itu semua karena ada kekompakan untuk melakukan keja sama

yang baik,dalam menjaga kebersihan irigasi agar air mengalir dengan

lancar,sehingga masyarakat dapat membangun pertanian yang lebih baik.

b.Temuan Negatif

1. Anggota kelompok tani sumber rejeki dusun dawuhan desa jatirejoyoso

masih banyak yang tingkat pendidikannya rendah sehingga ketika kita

berkomonikasi dengan mereka cukup sulit, karna mereka selalu

menggunakan bahasa daerahnya sendiri.

2. Kelompok tani sumber rejeki dusun dawuhan desa jatirejoyoso sudah

mulai hilang dalam melakukan ritual ritual adat istiadatnya, seperti dalam

acara syukuran panen itu sudah mulai musnah,ungkapan bapak Arifin.

5.3.4 Contoh Baik (Best Practices)

1. Ketua kelompok tani sumber rejeki sangat ramah dan pandai dalam

penyampaian materi sesuai yang kami wawancara, sehingga materi yang

disampaikannya mudah di pahami dan dapat di mengerti oleh penanya.

2. Kelompok tani sumber rejeki menjalin kebersamaan yang sangat tinggi

sehingga kita sebagai anggota PKL sangat akrab dan menjalin hubungan

dan dapat berkomunikasi dengan anggota dikelompok tani sumber rejeki.


33

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan praktek kerja lapangan di kelompok tani

sumber rejeki Dusun Dawuhan Desa Jatirejoyoso Kecematan kepanjen. Maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penanaman tanaman Refugia merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan

kelompok tani Sumber Rejeki Desa jatirejoyoso dalam melakukan

Penanggulangan hama secara alami terutama hama wereng pada tanaman

padi. Diharapkan melalui penanaman tanaman refugia mampu menurun

serangan hama pada tanaman pangan pertanian. Terutama dalam upaya

meningkatkan produktivitas padi sawah, dengan demikian yang diharapkam

para petani di kelompok tani sumber rejeki desa jatirejoyoso dengan

menerapkan pengendalian hama secara alami mampu mengendalikan

ekosistem hayati dan mampu meningkatkan hasil sehingga memiliki nilai

ataupun profit yang tinggi dalam usaha pertanian.

2. Dalam kegitan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan selama kurang

lebih satu bulan ini memiliki manfaat yang sangat penting terutama
34

materi,pengalaman dan lain-lain dalam usaha pertanian terutama pada

pengendalian hama secara alami dengan melakukan pemanfaatan penanaman

tanaman refugia. Kelompoktani juga diajarkan untuk dapat dan mengerti

tentang pemanfaatan tanaman refugia sebagai suatau kearifan lokal untuk

mengendalikan hama wereng pada taman padi

6.2. Saran

1. Kepada pihak kelompok tani Sumber Rejeki Dusun Dawuhan Desa

Jatirejoyoso disarankan agar mampu bekerja sama dalam membangun

usahatani berdaya saing dan berkelanjutan sehingga dapat meningkat

posisi yang tinggi untuk mencapai kepentingan bersama

2. Diharapkan kepada kelompok tani Sumber rejeki Dusun Dawuhan Desa

Jatirejoyoso untuk lebih kreatif dalam upaya melakukan pengendalian

hama secara alami dan menciptakan inovasi baru pada wilayah pertanian

lain.

3. Diharapkan kepada kelompok tani Sumber rejeki Dusun Dawuhan Desa

Jatirejoyoso untuk menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan

kegiatan pertanian yang berdaya saing agar mendapatkan hasil yang sangat

memuaskan.
35

DAFTAR PUSTAKA

Baehaki, S.E., E.H. Iswanto, dan D. Munawar. 2016. “Resistensi Wereng Cokelat
terhadap Insektisida yang Beredar di Sentra Produksi Padi.” Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan 35 (2): 99–108.

Henuhili, V. dan T. Aminatun. 2013. “Konservasi Musuh Alami sebagai


Pengendali Hayati Hama dengan Pengelolaan Ekosistem Sawah.” Jurnal
Penelitian Saintek 18 (2): 29–40.

Hernanto, F, 1993. Ilmu Usahatani. Departemen So-sial Ekonomi, IPB. Bogor.

Isaskar, Riyanti. 2014. Modul 1. Pendahuluan: Pengantar Usaha Tani


Laboratorium Analisis dan Manajemen Agribisnis. Fakultas Per-tanian
Universitas Brawijaya.

Mardikanto, Totok. 1994. Bunga Rampai pembangunan Pertanian. Sebelas Maret


University Press. Surakarta

Pujiastuti, Y. 2015. “Peran Tanaman Refugia Terhadap Kelimpahan Serangga


Herbivora pada Tanaman Padi Pasang Surut.” In Prosiding Seminar
Nasional Lahan Suboptimal, 1–9. Palembang.

Santosa, S.J. dan J. Sulistyo. 2007. “Peranan Musuh Alami Hama Utama Padi
pada Ekosistem Sawah.” Innofarm 6 (1): 1–10.
doi:10.1073/pnas.0703993104

Tunggal, H.S. 2007.Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan


Kehutanan. Jakarta : Harvarindo
36

LAMPIRAN
35
Lampiran 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Sumber Rejeki

PEMBINA

KETUA
M.FATKAN

WAKIL
MOH.ARIFIN

SEKERTARIS BENDAHARA
ARIF HARTOYO SAIFUL ROZI

SIE SIE PENGAIRAN


PETERNAKAN SIE TANAMAN SUTRISNO
PANGAN
MOH.ARIFIN

SIE PERIKANAN SIE ALSINTAN SIE PEMASARAN

ANGGOTA

Sumber Data : Data Sekunder 2015


37

Lampiran 2. Data kepemilikan lahan Usaha Tani

Kepemilikan usaha tani Status Jumlah


No Nama ( Ha ) kepemilikan ( Ha )
Sawah Tengalan / lahan
kering
1. Didit Mulya V Milik Sendiri 1.50
2. H. Rafa’i V Milik Sendiri 1.50
3. Maslukah V Milik Sendiri 0.25
4. Hj. Umi V Milik Sendiri 0.50
5. M. Sirat V Milik Sendiri 0.50
6. Musafak V Milik Sendiri 0.50
7. H. Umi Kuls V Milik Sendiri 0.75
8. H. Abd. Jalil V Milik Sendiri 0.75
9. Warti V Milik Sendiri 0.75
10. M. Sholeh V Milik Sendiri 0.75
11. Muslik V Milik Sendiri 0.75
12. Syamsul Isla V Milik Sendiri 1.00
13. Hasani V Milik Sendiri 0.50
14. H. Khozin V Milik Sendiri 1.25
15. Taseri V Milik Sendiri 0.50
16. Mataji V Milik Sendiri 0.50
17. Tari V Milik Sendiri 0.50
18. Gianto V Milik Sendiri 0.75
19. Meseri V Milik Sendiri 0.50
20. Abd. Karim V Milik Sendiri 0.50
21. Supeno V Milik Sendiri 0.50
22. Imam Hanafi V Milik Sendiri 0.50
23. M. Sofi’I V Milik Sendiri 0.50
24. Zainuri V Milik Sendiri 0.50
25. Prapto V Milik Sendiri 0.50
26. Sarofah V Milik Sendiri 0.75
27. Matali V Milik Sendiri 0.75
28. Salamun V Milik Sendiri 0.75
38

29. Sopingi V Milik Sendiri 0.50


30. M. Bahri V Milik Sendiri 0.50
31. Ba’atun V Milik Sendiri 1.00
32. Sampun V Milik Sendiri 0.50
33. Mestri Kaeri V Milik Sendiri 0.50
34. Taslan V Milik Sendiri 0.50
35. Sulkan V Milik Sendiri 0.50
36. Lukman V Milik Sendiri 0.50
37. Fauzi V Milik Sendiri 0.50
38. Suudi V Milik Sendiri 0.50
39. H. Asnan V Milik Sendiri 0.50
40. Ya’kup V Milik Sendiri 0.50
41. Rokim V Milik Sendiri 0.50
42. Nur Said V Milik Sendiri 0.75
43. Wadi V Milik Sendiri 0.75
44. Gito V Milik Sendiri 0.75
45. Waimun V Milik Sendiri 0.75
46. Tolib V Milik Sendiri 0.75
47. Ngatminah V Milik Sendiri 0.75
48. H. Asyik V Milik Sendiri 0.75
49. Kusifah V Milik Sendiri 0.75
50. Paring V Milik Sendiri 0.50
51. Hanafi V Milik Sendiri 0.50
52. Radi V Milik Sendiri 0.50
53. Atmo V Milik Sendiri 1.00
54. Rosidi V Milik Sendiri 0.75
55. Basori V Milik Sendiri 0.75
56. Asfinah V Milik Sendiri 0.50
Jumlah 0,00 35,5 (ha)
Sumber Data : Data Sekunder 2015
39

Lampiran 3 : Dokumentasi Kegiatan PKL

Gambar 1. Jenis tanamn refugia Gambar 2. Jenis binatang yang mendatangi


tanaman refugia

Gambar 3. Pengamatan Jenis Tanaman


Refugia Gambar 4.Pengamatan Jenis Tanaman
Refugia
40

Gambar 5. Wawancara dengan Bapak Faktan Gambar 6. Wawancara dengan seorang

(Ketua kelompoktani sumber rejeki) Bapak petani sawah

Gambar 7. Menanam tanaman refugia Gambar 8 .Mengamati irigasi yang ada di

lokasi PKL
41

Gambar 9. Dokumentasi bersama selesai Gambar 10. Foto bersama dengan pegawai

wawancara penyuluhan pertanian desa Jatirejoyoso

Gamabar 11. Tanaman refugia pinggir sawah Gambar 12. Foto bersama pegawai

penyuluhan pertanian BPP Kepanjen


42

Anda mungkin juga menyukai