Anda di halaman 1dari 60

Antara Kesedihan dan Kewajiban

 Berbicara mengenai kematian bukanlah suatu hal yang


menyenangkan.
 Sedih dan takut merupakan dua macam perasaan yang
biasa hinggap.
 Kematian tetap merupakan misteri bagi kita yang masih
hidup.
 Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, kita perlu
membicarakan kematian.
1
ALASANNYA

 Kematian sudah pasti akan menjumpai kita.


 Bisa tahun depan, bulan depan, minggu depan, hari esok,
atau...... Tidak mustahil pula saat mengikuti pelatihan ini.
Mari kita coba menerawang & Mengingat sejenak
…….

 Berapa banyakkah anggota keluarga kita yang sudah meninggal dunia?


 Berapa banyakkah saudara atau teman yang telah mendahului kita?
 Disadari atau tidak, mereka semua adalah peringatan dan pelajaran bagi kita
bahwa kita pun pasti seperti mereka.
 Namun sayangnya, tak jarang peringatan dan pelajaran itu hanya berlalu saja
pd penglihatan, pendengaran, dan hati kita. Kita anggap kematian yan terjadi
sebagai kejadian alamiah.

FK 3
Salah satu Alasannya

 Karena kita kurang atau belum pernah terjun langsung dalam


prosesi pengurusan orang yang meninggal.
 Kalau kita sudah pernah atau sering melakukan hal itu, maka
tentu sedikit banyak kita akan bisa mengambil hikmah dan
memaknai apa dan bagaimana kematian itu.
-----

7/1/2020 5
َِ ‫وور ُ ْْ و َ ْوو َم الْ ِل َما َِو ِة فَ َم ْوح ُز َْو‬
َ ُُ ‫ج‬
ُ ‫ن‬
َ ‫وو‬َّ ‫ف‬‫ُو‬ ‫ث‬
ْ َ َ َ َْ ‫ا‬ ‫م‬ َّ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬ ِ
‫ت‬ ‫و‬‫م‬ْ ‫ل‬ ‫ا‬ ُ
‫ة‬ َ
‫ل‬ ِ ‫ئ‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫س‬ٍ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬ ُّ
‫ُك‬ ُ
ْ ُ َّ ْ ْ َ ْ َ َ ِ
‫َغ ِح النَّا ِر َو جُ ْد ِخ َل الْ َجنَّ َة فلد ف َاز َو َِا ال َح َيا ُة ُّادلن َيا اال َِتَاع الغ ُُرو ِر‬
ِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan”
(QS. Ali Imran [3]: 185).
‫ك جُ َِّ ٍة َُ َج ٌل فَا َذا َجا َء َُ َجلُي ُْم َال ي َ ْس َخأْ ِخ ُر ْو َن َساػَة‬
ِّ ُ ‫َو ِل‬
ِ ‫و َال يَس خ ْل ِد ُِون‬
َْ َ ْ َ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
dapat (pula) memajukannya”. (QS. 7:34).
Lihat juga : QS. 10:49; QS. 16:61; dan QS. 35:45)
‫اَّلل‬ ‫و‬ ‫َا‬ ‫ي‬ُ
ُ َّ َ َ َ َ ‫ل‬ ‫ج‬َُ ‫اء‬ ‫ج‬ ‫ا‬‫ذ‬َ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫س‬ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬ ‫اَّلل‬ ِ َ
ُ َّ َ َ ُ ْ ‫َول‬
‫ر‬ ‫خ‬
ّ ‫ؤ‬‫و‬ ‫ح‬
ُ ِ
َ ‫َخب ٌِري ِب َما ثَ ْؼ َمل‬
‫ون‬
dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian)
seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah
Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan
(QS. Munafiqun [63]: 11)
‫ول « ََ ُّق الْ ُم ْس ِ ِِل ػَ ََل‬ ُ ‫ و َ ُل‬ ‫اَّلل‬ ِ َّ ‫ كَا َل َ َِس ْؼ ُت َر ُسو َل‬- - ‫َُ َّن َُ ََب ى َُرْي َر َة‬
‫الْ ُم ْسو ِ ِوِل َ ْْو ٌوس َر ُّد ال َّس و َو ِمي َو ِغ َيووا َد ُة الْ َم و ِر ِوبي َوا ِث ّ ََووا ُع الْ َجنَوواَِ ِ ي َوا َجاب َ و ُة‬
ِ »‫يت الْ َؼا ِط ِس‬ ُ ‫َّادل ْغ َو ِةي َوج َ ْش ِم‬
Sesungguhnya Abu Hurairah ra. berkata, telah kudengar Rasulullah Saw
bersabda: Hak seorang muslim terhadap muslim yang lainnya ada lima:
(1) menjawab salam,
(2) menjenguk yang sakit,
(3) mengantar jenazah,
(4) mendatangi undangan, dan
(5) mendoakan yang bersin (HR. Al-Bukhari).
:‫للا؟ كَا َل‬ ِ ‫للا َُ ُّي الْ ِؼ ََا ِد َُ ََ ُّب ا َل‬ ِ ‫ َي َر ُسو َل‬:‫ ِكم َل‬:‫َغ ِح ا ْب ِح ُ َُع َري كَا َل‬
ُ ِ ْ ِ ِ ِ
‫ُّس ِور‬
ُ ُّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ال‬‫خ‬َ ْ
‫د‬ ‫ا‬ « :‫ل‬َ ‫ا‬َ ‫ك‬ ‫؟‬‫ل‬ ُ َ‫ض‬ ْ ‫ف‬َُ ‫ل‬
ِ ‫م‬ ‫ؼ‬
ََ ُّ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬َ ‫أ‬َ ‫ف‬ :‫ل‬َ ‫م‬ ‫ك‬ »‫اس‬ َّ ‫« َُنْ َف ُع النَّ ِاس ل‬
‫ن‬‫ل‬
ِ »‫ػَ ََل كَلْ ِب الْ ُم ْؤ ِِ ِح‬
Dari Ibnu Umar berkata, ditanyakan kepada Rasulullah apa yang dicintai dari
hamba oleh Allah? Rasul Saw. menjawab,
“Manusia yang satu memberi manfaat kepada manusia lain”.
Ditanyakan (lagi) kepada Rasulullah Saw.: Amal apa yang paling afdhal?
Jawab Rasul, “Menggembirakan hati orang-orang mukmin”
(Hilyat Al-Auliyâ` wa Thabaqât Al-Ashfiyâ`).
‫ ََك َن وُ َؼ ِّو ُذ ب َ ْؼ َب َُى ِ ِِْلي و َ ْم َس ُح ِب َي ِد ِه‬ ‫ َُ َّن النَّ ِ َّب‬:‫اَّلل َغ ْْنَا‬
َُّ ‫ض‬ َِ ‫َغ ْح ػَائِ َش َةي َر‬
‫ «اللَّي َُّم َر َّب النَّ ِاس َُ ْذ ِى ِب ال ََ َاسي ْاش ِف ِو َو َُنْ َت ال َّش ِاِفي َال ِش َف َاء ا َّال‬:‫ول‬ ُ ‫ال ُي ْم َن َوو َ ُل‬
ِ »‫ِش َفا ُؤ َكي ِش َفاء َال وُغَا ِد ُر َس َلما‬

Ya Allah. Rabb (pengurus) manusia,


lenyapkanlah penderitaan dan sembuhkanlah,
karena Engkaulah yang dapat menyembuhkan,
tak ada yang dapat menyembuhkan dia kecuali
penyembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit lain. (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
7/1/2020 11
‫‪MENGHADAPI ORANG YANG SAKIT PARAH/PAYAH‬‬

‫‪:‬‬

‫للا(‬
‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ال‬‫ا‬ ‫َ‬
‫َل‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫َ‬
‫ال‬‫)‬
‫ِ ِ‬
‫للا ػَلَ ْي ِو َو َس َّ َِل ‪ :‬ل َ ِلّنُ ْوا َِ ْوَتَ ُ ْْ َال ا َ ََل‬
‫للا َص ََّل ُ‬
‫َغ ْح َُ ِِب ى َُرْي َر َة كَا َل‪ :‬كَا َل َر ُسو ُل ِ‬
‫ِ‬
‫للا (رواه ِسِل)‬ ‫االَّ ُ‬
‫ِ‬
‫‪7/1/2020‬‬ ‫‪12‬‬
Rasulullah Saw bersabda :
ُ ‫ع َ من ن‬
َ َُ‫ْن ُل‬
َ ُ‫َّننُ ََُلن‬ َُ
َ َ ََ ‫نب‬
‫ن‬ َ ‫ا‬ُ َ
َ ‫نب‬
‫ن‬ َ ‫عن م ُ َعاَننب نُْ م ن ن ُ َ ََن ق ُا‬
َ
: ‫َّ َُم‬
َ ‫َو‬
ُ‫لَ َد َ ن َ ُْ م َنة ن َُ (َوْه‬
ُ ُ ‫نبخُُ ن ن َنَُ َا َ نع ن ن ُ َُ نال ن َُ نال‬ َ ‫َع ن م ُ َان‬
)‫ْ ُدْود‬
“Barangsiapa di akhir hayatnya mengucapkan kalimat Lâ ilâha illallâh,
maka ia akan masuk surga”
‫«الليُ َّم ا ْغ ِف ْر ِ َِل ِِب َسولَ َم َة َو ْارفَو ْع َد َر َُتَو ُو ِِف الْ َميْو ِد ِو ّ َوي َوا ْخلُ ْفو ُو ِِف َغ ِلبِو ِو ِِف‬
‫الْغَا ِب ِر َيحي َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو َ َُل َي َر َّب الْ َؼال َ ِم َوي َوافْ َس ْح َ َُل ِِف كَ ْ ِْب ِهي َون َِّو ْر َ َُل ِفم ِو»‬
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN JIKA SESEORANG
TELAH DINYATAKAN MENINGGAL DUNIA
1. Menutupkan kedua matanya.
2. Menutup mulutnya dengan diikat dagu ke arah kepalanya (jika mulutnya
terbuka/menganga).
3. Menghadapkan jenazah ke arah kiblat.
4. Senamkan sendi-sendi tubuhnya dengan perlahan-lahan jika
memungkinkan.
5. Menanggalkan pakaiannya dan diselimuti dengan kain yang ringan yang
menutupi seluruh tubuhnya,
6. Letakkan kedua tangannya di atas dadanya, tangan yang kiri di bawah
tangan yang kanan (seperti sedang shalat)
7. Menempatkan jenazah pada tempat yang layak
8. Memberitahukan kematiannya terutama kepada famili, tetangga dan
sahabat-sahabatnya
9. Boleh menangisi jenazah dengan wajar, jangan sampai meratapinya,
10. Mempercepat memandikan,mengkafani, menshalatkan & menguburkannya
1. MEMANDIKAN JENAZAH

Berdasarkan hadis; Dari „Aisyah, bersabda Rasulullah Saw; “Barang


siapa yang memandikan jenazah, kemudian dipeliharanya amanat, dan
tidak diceritakannya kepada orang lain apa yang dilihatnya pada waktu
itu, maka orang itu bersih dari dosanya seperti seorang bayi yang baru
dilahirkan.”
(HR. Ahmad)

7/1/2020 18
B. Perlengkapan Memandikan Jenazah
Yang perlu dipersiapkan, antara lain :
1. Ember/Jolang (dua buah atau lebih)/ selang secukupnya.
2. Gayung (dua buah atau lebih);
3. Air yang bersih dan suci (secukupnya); boleh menggunakan air hangat.
4. Sabun mandi dan sampo (secukupnya)
5. Kapur barus/kamper (secukupnya); ditumbuk halus direndam dlm air, kemudian
disaring (utk bilasan terakhir).
6. Daun bidara/pandan (secukupnya); iris kecil dimasukkan ke dalam ember yg
berisi air utk memandikan jenazah.
7. Gunting kuku;
8. Waslap dari kain handuk dan sarung tangan karet;
9. Handuk (yang besar 1 utk mengeringkan badan, 2 handuk kecil utk menutup aurat
dan mengeringkan rambut)

7/1/2020 19
10. Kain bersih yang tembus air/batis;
11. Kapas 1 lembar besar untuk cawat atau dapat
menggunakan pampers.
12. Baki untuk menyimpan (Gunting kecil, cotton buds, sisir,
dll)
13. Tempat membaringkan jenazah
14. Ruang untuk memandikan jenazah
15. Menentukan jumlah orang atau tim yang akan
memandikan jenazah.

7/1/2020 20
C. Orang Yang Berhak Memandikan Jenazah

1. Keluarga terdekat , jika tdk ada boleh oleh orang lain


2. Memahami tata cara mengurus jenazah
3. Dapat dipercaya

7/1/2020 21
D. Tata Cara Memandikan Jenazah

1. Letakkan tempat memandikan membujur dari Utara ke Selatan (bagian kepala di sebelah
Utara dan kaki di sebelah selatan.
2. Baringkan jenazah pada tempat memandikan. Miringkan badannya dengan posisi kepala
di utara (wajah menghadap kiblat) kaki ke selatan. Atau Telentangkan badannya dg posisi
wajah menghadap kiblat ( Kepala di Timur sedangkan kaki di Barat )

3. Membuka dan melepaskan seluruh pakaian dan aksesoris yang melekat di tubuh jenazah, dan
tutup paha dan kemaluannya dengan handuk/kain batis. Berdasarkan hadis: “ Janganlah engkau
perlihatkan pahamu dan janganlah engkau melihat paha orang lain, baik yang masih hidup
ataupun yang sudah mati.” (HR. Abu Dawud)

22
Lanjutan

4. Mulailah memandikan dengan membaca


Bismillahirrahmaanirrahiim, sambil menyiram seluruh tubuh
jenazah mulai dari badan yang sebelah kanan kemudian yang kiri
dengan air sekali saja.
5. Mengelus/mengurut perutnya perlahan-lahan untuk
mengeluarkan kotoran yang mungkin masih ada dalam perutnya;
Membersihkan vagina dan dubur dengan menggunakan sarung
tangan karet dengan sabun dan air sampai bersih.

23
6. Dahulukan menyiram bagian/anggota badan yang biasa dipakai wudlu; Bersihkan
kedua lubang hidung, telinga dan giginya dengan cutton buds, serta bersihkan seluruh
lekukan-lekukan bagian yang lainnya (dahulukan yang kanan) begitu pun bersihkan
kuku-kukunya dan bersihkan rambutnya dengan sampho;

7. Bersihkan kedua kaki, mulai dari pangkal paha sampai ujung kaki dahulukan kaki
kanan kemudian kaki kiri.

8. Miringkan badannya yang sebelah kanan, gosok hingga beberapa kali bagian belakang
dengan air dan sabun mulai dari pundak sampai ke kaki. Kemudian miringkan badan
yang sebelah kiri, lakukan hal yang sama.

7/1/2020 24
9. Bersihkan seluruh tubuh bagian depan dan belakang dengan air bersih sampai terasa
kesat. Periksa jangan sampai ada yang terlewat atau ada bagian tubuh yang bersabun,
hingga yakin benar mayat telah bersih dimandikan dengan jumlah yang ganjil.

10. Untuk tuangan air yang terakhir, gunakan air kapur barus yang telah direndam tadi
(setelah disaring dengan kain) ke seluruh tubuh mayat, lalu tutuplah dengan handuk
besar.

11. Keringkan rambut mayat dengan handuk kecil. Jika mayatnya perempuan uraikan
rambutnya, kemudian sisir lalu kepang tiga (jika rambutnya panjang) letakan di belakang.
Hal ini berdasarkan hadis:
Ummu Athiyah berkata: “Kami sisir dan kepang tiga rambutnya lalu kami letakan di
belakangnya”. (HR. Bukhori dan Muslim)

7/1/2020 25
12. Kapas yang telah dilebarkan satukan dengan cawat lalu pakaikan di kamar mandi,
ikatkan talinya ke pinggang mayat (dapat juga menggunakan diaper). Tutup seluruh
tubuh mayat dengan handuk besar/sehelai kain batik

13. Setelah selesai dimandikan angkat dan gotong mayat oleh beberapa anggota
keluarga (anak, bapak, paman, atau anggota keluarga yang masih muhrim) ke tempat
yang telah disediakan

14. Baringkan mayat tersebut di atas kafan yang telah disediakan . Kepalanya sebelah
utara dan kakinya sebelah selatan. Letakan bantal kecil di bawah kepalanya. Kemudian
miringkan badan dan kepalanya ke kanan (menghadap kiblat).

26
2. Mengafani Jenazah
Mengafani jenazah dengan kain yang menutupinya, meskipun hanya satu lapis/ helai kain
kafan, adalah fardu kifayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang bagaimana
mengkafani jenazah:
a. Kain kafan jenazah:
1) Kain kafan jenazah laki-laki terdiri dari 3 lembar kain putih, tidak pakai baju, sarung, dan
penutup kepala, namun seandainya tidak ada boleh juga dengan hanya satu lembar saja.
2) Kain kafan untuk jenazah perempuan juga terdiri dari 2 lapis kain putih, dan 1 lapis (baju,
kerudung dan sarung), namun kalau tidak ada boleh juga dengan hanya satu lembar saja.
3) Kain kafan untuk anak-anak (baik laki-laki maupun perempuan) cukup dengan satu lembar,
namun apabila ada 3 lembar lebih baik.
4) Kain kafan hendaknya tidak mahal harganya. Meskipun demikian wanita boleh dikafani
dengan kain sutra.
5) Apabila mayat meninggalkan harta, maka biaya pengafanannya (kain kafan dan peralatan
serta keperluan lainnya) diambilkan dari hartanya.
b. Menata kain kafan:
1) Letakkan 2 tali di bagian ujung kepala dan ujung kaki jenazah
2) Letakkan tikar di atas 2 tali tersebut
3) Letakkan 5 tali di atas tikar (dengan posisi ujung kepala, bagian tangan
dan dada, bagian pinggul, bagian lutut, dan ujung kaki)
4) Untuk jenazah laki-laki letakkan 3 lapis kain kafan, ukuran panjang ± 2,5 m
dan lebar ± 1,8 m.
5) Untuk jenazah perempuan letakkan di atas 2 kain kafan ukuran seperti di
atas, ditambah kerudung, baju kurung hingga mata kaki, dan kain penutup
atau potongan kain untuk penutup aurat (sarung). Kerudung, baju kurung
dan sarung (dihitung 1 lapis/helai kain kafan).
6) Kapas 2 bungkus = 1 kg
7) Kapur barus/kamper 2 bungkus/150 gram yang telah dihaluskan.
8) Minyak wangi secukupnya
9) Peniti 1 lusin/secukupnya
LEMBAR 1

LEMBAR 2

LEMBAR 3

29 7/1/2020
LEMBAR 1
LEMBAR 3 LEMBAR 2

30 7/1/2020
KAIN KAFAN UNTUK LAKI-LAKI, TERDIRI ATAS TIGA LAPIS KAIN PUTIH DAN LAPIS YANG PALING
BAWAH LEBIH LEBAR. CARA MEMASANGNYA YAITU : SETELAH MAYAT DILETAKKAN DI ATAS
KAIN KAFAN, SATUKAN KEDUA UJUNG KAIN KIRI DAN KANAN

7/1/2020 hmz desain 31


LEMBAR 5
KERUDUNG LEMBAR 2

LEMBAR 1

Digunting
LEMBAR 4
Baju
(atasan)

LEMBAR 3
Kain Samping
(bawahan)
32 7/1/2020
KAIN KAFAN UNTUK JENAZAH PEREMPUAN, SEBANYAK LIMA POTONG KAIN PUTIH YANG TERDIRI ATAS : (01)
SELEMBAR YANG TERLEBAR UNTUK MEMBUNGKUS SELURUH BADAN SI MAYAT DILETAKKAN PALING BAWAH; (2)
SELEMBAR KAIN PENUTUP KEPALA; (03) SELEMBAR BAJU KURUNG, SETELAH DILIPAT DUA, GARIS TENGAHNYA
DILOBANGI SEUKURAN LEHER, LALU SEBELAH DEPAN DIKOYAKAN SEDIKIT AGAR MUDAH DAN DAPAT DIPASANGKAN
MELALUI KEPALA; (4) SELEMBAR KAIN PENUTUP DARI PINGGANG SAMPAI KAKI; (5) SELEMBAR KAIN KAIN PENUTUP
PINGGUL DAN PAHANYA.

7/1/2020 hmz desain 33


c. Tata cara mengafani jenazah:
Tata cara mengkafani jenazah antara laki-laki dan perempuan maupun anak-
anak adalah sama yaitu membungkuskan kain kafan diseluruh tubuh jenazah,
sehingga tidak ada bagian tubuh yang terbuka (tidak terbungkus). Tata cara
secara berurutan adalah sebagai berikut:
1) Jenazah perempuan:
a) Jenazah diletakkan di atas kain kafan yang telah disiapkan, dengan
posisi kepala di arah utara dan kaki di arah selatan.
b) Tutup kaki dan lututnya dengan kapas yang telah dilebarkan di tempat
yang biasanya bergesekan, juga diantara dua paha sampai daerah
dubur dan vagina dengan rapi, kemudian lilitkan kain sarungnya
sebelah kanan ke kiri dan sebelah kiri ke kanan sambil percikkan
minyak wangi, dan kencangkan supaya rapi.
c) Letakkan tangan kiri di atas dada bagian bawah, sisipkan kapas dilipatan
tangan, kemudian letakkan tangan kanan di atas tangan kiri seperti
sedakep dalam shalat, dan sisipkan kapas dilipatan antara kedua
tangan dan dada.
d) Letakkan kapas di kedua bahu, kedua ketiak, muka dan lehernya.
e) Kerudung untuk tutup kepala, baju ditutupkan ke dada ke bawah sambil
percikkan minyak wangi. Kerudung, baju dan sarung merupakan
lapisan pertama kain kafan jenazah.
f) Kain kafan lapis kedua tutupkan ke tubuh jenazah mulai dari ujung kaki
sampai ujung kepala, kencangkan kain kafan sebelah kanan ke kiri dan
sebelah kiri ke kanan dengan rapi.
g) Kain kafan lapis ketiga tutupkan ke tubuh jenazah sama seperti kain
kafan lapis kedua.
h) Tarik ujung kain kafan atas kepala dan ujung bawah kaki, putar dan
kerutkan serta ikatkan semua tali yang ada di bawah kain kafan.
Sebaiknya tali diujung kepala tidak diikatkan terlebih dahulu, termasuk
kapas tidak ditempelkan dahulu ke wajah, memberi kesempatan keluarga
melihat wajah jenazah.
i) Letakkan jenazah yang telah dikafani pada tempat yang aman dan
posisinya tetap, bahwa bagian kepala di sebelah utara dan kaki di
sebelah selatan, ditutup dengan kain batik atau yang sejenis.
2) Jenazah laki-laki:
a) Jenazah diletakkan di atas kain kafan yang telah disiapkan, dengan
posisi kepala di arah utara dan kaki di arah selatan.
b) Tutup kaki dan lututnya dengan kapas yang telah dilebarkan di tempat
yang biasanya bergesekan, juga diantara dua paha sampai daerah
dubur dan kemaluan dengan rapi.
c) Letakkan tangan kiri di atas dada bagian bawah, sisipkan kapas
dilipatan tangan, kemudian letakkan tangan kanan di atas tangan kiri
seperti sedakep dalam shalat, dan sisipkan kapas dilipatan antara kedua
tangan dan dada, di kedua bahu, kedua ketiak, muka dan lehernya.
d) Kain kafan lapis pertama tutupkan ke tubuh jenazah mulai dari ujung
kaki sampai ujung kepala, kencangkan kain kafan sebelah kanan ke
kiri dan sebelah kiri ke kanan, sambil percikkan minyak wangi.
e) Kain kafan lapis kedua tutupkan ke tubuh jenazah mulai dari ujung
kaki sampai ujung kepala, kencangkan kain kafan sebelah kanan ke
kiri dan sebelah kiri ke kanan dengan rapi.
f) Kain kafan lapis ketiga tutupkan ke tubuh jenazah sama seperti kain
kafan lapis kedua.
g) Tarik ujung kain kafan atas kepala dan ujung bawah kaki, putar dan
kerutkan serta ikatkan semua tali yang ada di bawah kain kafan.
Sebaiknya tali diujung kepala tidak diikatkan terlebih dahulu, termasuk
kapas tidak ditempelkan dahulu ke wajah, untuk memberi kesempatan
keluarga melihat wajah jenazah.
h) Letakkan jenazah yang telah dikafani pada tempat yang aman dan
posisinya tetap, bahwa bagian kepala di sebelah utara dan kaki di
sebelah selatan, ditutup dengan kain batik atau yang sejenis.
2. Menyalatkan Jenazah
Dalam hadis Nabi Saw terdapat keterangan bahwa menshalati jenazah hendaknya
dilakukan dengan ikhlas sebagaimana hadis yang bersumber dari Abu Hurairah
ra. bahwa Rasululah Saw. bersabda:
‫ا َذا َصل َّ ْي ُ ُْت ػَ ََل الْ َم ّي ِِت فَأَ ْخ ِل ُصوا َ َُل ُّادلػَ َاء‬
Nabi saw bersabda: "Bila kalian shalat atas mayit, maka ikhlaskan doa untuknya." ِ
HR. Abu Dawud dan dipandang sahih oleh Ibnu Hibban)
a. Syarat Shalat Jenazah
Syarat dalam shalat jenazah sebagaimana dalam shalat fardu dan sunat, yaitu:
1) Suci dari hadats besar dan kecil,
2) Menghadap kiblat, dan
3) Menutup aurat.
b. Rukun Shalat Jenazah
Rukun shalat jenazah adalah:
1) Niat, yang dimaksud adalah niat untuk shalat jenazah
2) Berdiri bagi orang yang mampu untuk berdiri
3) Takbir 4 (empat) kali (termasuk takbiratul ihram)
4) Membaca al-fatihah, shalawat atas Rasul saw,
5) Berdoa untuk mayat
6) Salam
c. Tata cara shalat jenazah
1) Shalat jenazah dapat dilakukan dengan cara munfarid (sendiri-sendiri) dan
dapat pula dilakukan secara berjamaah.
2) Jika dilakukan dengan berjamaah, tempat berdiri imam bagi jenazah laki-laki
berada didekat kepala jenazah, sedangkan untuk jenazah perempuan berdiri
imam berada didekat pusar/perut jenazah.
3) Saf makmum laki-laki berada di belakang imam, hendaklah dibuat 3 baris, namun
apabila lebih banyak disesuaikan dengan keadaan tempat shalat, karena banyak yang
menshalatkan itu lebih baik.
4) Perempuan diperbolehkan menshalatkan, dan dalam pengaturan safnya sama
dengan saf dalam shalat berjamaah shalat fardu.
5) Shalat jenazah dilaksanakan dengan 4 takbir (berikut takbiratul ihram) tanpa
rukuk dan sujud.
6) Jika jenazah lebih dari satu, yang terdiri atas jenazah laki-laki dan perempuan,
maka jenazah-jenazah itu dibariskan sejajar antara imam dan qiblat dan dishalati semua
dengan satu shalat.
7) Keluarga dekat lebih dianjurkan untuk ikut shalat jenazah.
c. Tata cara shalat jenazah
1) Shalat jenazah dapat dilakukan dengan cara munfarid (sendiri-sendiri) dan
dapat pula dilakukan secara berjamaah.
2) Jika dilakukan dengan berjamaah, tempat berdiri imam bagi jenazah laki-laki
berada didekat kepala jenazah, sedangkan untuk jenazah perempuan berdiri
imam berada didekat pusar/perut jenazah.
3) Saf makmum laki-laki berada di belakang imam, hendaklah dibuat 3 baris, namun
apabila lebih banyak disesuaikan dengan keadaan tempat shalat, karena banyak yang
menshalatkan itu lebih baik.
4) Perempuan diperbolehkan menshalatkan, dan dalam pengaturan safnya sama
dengan saf dalam shalat berjamaah shalat fardu.
5) Shalat jenazah dilaksanakan dengan 4 takbir (berikut takbiratul ihram) tanpa
rukuk dan sujud.
6) Jika jenazah lebih dari satu, yang terdiri atas jenazah laki-laki dan perempuan,
maka jenazah-jenazah itu dibariskan sejajar antara imam dan qiblat dan dishalati semua
dengan satu shalat.
7) Keluarga dekat lebih dianjurkan untuk ikut shalat jenazah.
POSISI IMAM PADA SHALAT JENAZAH LAKI-LAKI

7/1/2020 hmz desain 43


7/1/2020 hmz desain 44
d. Praktik shalat Jenazah
1) Niat shalat dalam hati untuk jenazah yang hadir/ada (lawannya adalah jenazah
gaib) sambil membaca takbir yang pertama/takbiratul ihram ”Allâhu Akbar”
sambil mengangkat kedua tangan.
2) Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri sebagaimana dalam shalat fardu
kemudian membaca Surah Al-Fatihah.
3) Mengangkat kedua tangan sambill takbir yang kedua ”Allâhu Akbar” kemudian membaca
salawat Rasulullah Saw. (sebagaimana membaca shalawat dalam tasyahud).
‫ َوَب ِركْ ػَ ََل‬.‫َاللّي َُّم َص ِ ّل ػَ ََل ُِ َح َّم ٍد َوػَ ََل ُ ِل ُِ َح َّم ٍد َ َمَك َصل َّ ْي َت ػَ ََل ا ْب َرا ِى ْ َْي و ػَل ال ابراىْي‬
ِ
‫ُِ َح َّم ٍد َوػَ ََل ُ ِل ُِ َح َّم ٍد َ َمَك ََب َر ْن َت ػَ ََل ابراىْي و ػَل ُ ِل ا ْب َرا ِى ْ َْي ىف الؼاملو ان ََّم َ َِح ْي ٌد َِ ِج ْي ٌد‬
ِ ِ
Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada keluarga Ibrahim. Bahwa sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung. Ya Tuhan, berilah karunia kepada Muhammad dan
kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi karunia kepada keluarga
Ibrahim. Bahwa sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung. (HR. Bukhari, Muslim,
Al-Nasa`i, dan Ahmad)
4) Mengangkat tangan sambil takbir yang ketiga ”Allâhu Akbar” kemudian membaca
doa untuk jenazah. Bacaan doa jenazah di antaranya adalah sebagai berikut:
‫اللَّي َُّم ا ْغ ِف ْر َ َُل َو ْار َ َْح ُو َوا ْغ ُف َغ ْن ُو َوػَا ِف ِو َو َُ ْن ِر ْم نُ ُ َ َُل َو َو ِّس ْع ُِ ْد َخ َ ُِل َوا ْغ ِس ْ ُِل ِب َما ٍء َوثَلْ ٍج‬
‫َوبَ َر ٍدي َون َ ِلّ ِو ِِ َح الْ َخ َط َاي َ َمَك وُنَلَّى الث َّْو ُب ْ َاِلبْ َي ُب ِِ َح ادلَّ ن َ ِسي َو َُبْ ِد ْ َُل َدارا َخ ْريا ِِ ْح َد ِار ِهي‬
‫َو َُىْو َخ ْريا ِِ ْح َُى ِ ِِْل َو َز ْوجا َخ ْريا ِِ ْح َز ْو ِج ِو َو ِك ِو ِف ْتنَ َة الْ َل ْ ِْب َوػَ َذ َاب النَّ ِار‬
“Wahai Tuhanku, ampunilah dia, rahmatilah dia, afiatkanlah dia, maafkanlah dia,
mulikanlah kedatangan dia, dan luaskanlah tempat masuknya. Basuhlah dia dengan
air, salju dan air batu daripada kotoran. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan
sebagaimana dibersihkan kain putih dari kotoran. Berikanlah ganti rumahnya yang
lebih baik dari rumahnya di dunia, berikanlah ahli yang lebih baik dari ahlinya di
dunia, berilah pasangan yang lebih baik dari pasangannya di dunia, masukanlah dia
ke dalam surga dan lindungilah dia dari adzab kubur dan adzab neraka”
5) Mengankat kedua tangan sambal takbir yang keempat ”Allâhu Akbar”
kemudaian membaca doa untuk kita semua. Doanya diantaranya:

‫اللَّيُ َّم َال َ َْت ِر ِْنَا َُ ُْ َر ُهي َو َال ثَ ْف ِتنَّا ب َ ْؼدَ ُه َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو َ َُل‬
Ya Allah, janganlah Engkau haramkan untuk kami
pahalanya, janganlah Engkau jadikan fitnah bagi kami
kematiannya. Ampunilah kami dan dia.
»
6) Membaca salam “Assalamu’alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh” sambil
memalingkan muka ke sebelah kanan dan baca salam sekali lagi sambil
memalingkan muka ke sebelah kiri sebagaimana dalam shalat fardu.

‫سـ مُع كمُوَحم ُلُوُ َابت‬


ّ ْ

Catatan :
Jika yang meninggal seorang anak yang belum baligh, maka setelah
Takbir yang ketiga do‟a yang dibaca, antara lain seperti di bawah ini:
4. Menguburkan jenazah
:‫يَ ْْنَ َان َُ ْن ن َُص ِ ّ َل ِف ِهي َّحي َُ ْو َُ ْن ن َ ْل ُ َْب ِف ِهي َّح َِ ْوَتَ َن‬ ‫للا‬ ِ ‫ول‬ ُ ‫ات ََك َن َر ُس‬ ٍ َ‫ثَ َو ُث َساػ‬
‫ائ ا َّلظي َِري ِة ََ َّّت ثَ ِمي َل‬ ُ ِ َ‫« ِح َو ثَ ْطلُ ُع ال َّش ْم ُس ََب ِزغَة ََ َّّت حَ ْرثَ ِف َعي َو ِح َو و َ ُلو ُم ك‬
»‫وب ََ َّّت ثَ ْغ ُر َب‬ ِ ‫ال َّش ْم ُسي َو ِح َو ثَضَ َّي ُف ال َّش ْم ُس ِللْغ ُُر‬
Rasulullah Saw melarang shalat dan menguburkan jenazah pada tiga waktu,
yaitu ketika matahari terbit sampai sepenggalah, ketika matahari tegak lurus
sampai tergelincir, dan ketika matahari hampir tenggelam sampai benar-benar
tenggelam (HR. Muslim).
Akan tetapi jika jenazah dikhawatirkan akan berubah (seperti membusuk), penguburan
pada waktu-waktu tersebut menjadi tidak terlarang (Ensiklopedi Islam 2, Jakarta
(PT. Karya Suskes Sejahtera, 2001: 312)
1) Bagi jenazah dewasa
 Panjang ±2 meter, lebar ± 1 meter, dan
kedalaman ± 1,2 meter (sekurang-kurangnya
hingga dada manusia berdiri)
 Disunatkan ada lubang lahat (±55 cm),
dengan posisi menempel di dinding sebelah
barat (lahat)
2) Bagi jenazah anak, maka galian kuburnya
disesuaikan
1) Bagi mereka yang mengantarkan jenazah hendaknya khusyu‟, serta
banyak-banyak untuk mengingat Allah dan berdoa untuk jenazah dalam
hati.
2) Para pengantar hendaknya tidak duduk sampai menjelang jenazah dimasukkan
dalam kubur.
3) Jenazah sebaiknya diusung, kecuali dalam keadaan darurat, misalnya karena
tempat penguburan jaraknya cukup jauh, sehingga menggunakan kendaraan/
mobil jenazah.
4) Memasukkan jenazah dalam kubur bisa kaki jenazah terlebih dahulu (dari
arah utara), atau arah barat dengan posisi kepala jenazah tetap di sebelah
utara.
5) Ketika menurunkan dan meletakkan jenazah hendaklah membaca:
ِ ‫للا َوػَ َل ِِ ّ ِل َر ُسول‬
‫للا‬ ِ ‫ب ِْس ِم‬
“Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.
Atau dengan membaca:

» ‫اَّلل‬
ِ َّ ‫اَّلل َوػَ ََل ُس نَّ ِة َر ُس ِول‬
ِ َّ ‫«ب ِْس ِم‬
“Dengan nama Allah dan atas sunnah Rasulullah Saw”
Atau dengan membaca:
ِ َّ ‫اَّللي َوػَ ََل ِِ َّ ِل َر ُس ِول‬
»‫اَّلل‬ ِ َّ ‫اَّللي َو ِِف َس ِب ِمل‬
ِ َّ ‫«ب ِْس ِم‬
“Dengan nama Allah, dan di jalan Allah, dan atas agama Rasulullah”
Hal tersebut sebagaimana riwayat hadis di bawah ini:
ِ َّ ‫ «ب ِْسو ِم‬:‫ ََك َن النَّ ِ ُّب ﷺ ا َذا جُ ْد ِخ َل الْ َم ّي ُِت الْ َل ْ َْبي كَا َل‬:‫َغ ِح ا ْب ِح ُ َُع َري كَا َل‬
‫اَّللي‬
:‫ِوت ِِف لَ ْدو ِد ِه كَوا َل‬ُ ‫ ا َذا ُو ِضو َع الْ َم ّي‬:‫وادل َِ َّورة‬ ِ
ٍ ِ ‫اَّلل» َوكَا َل َُبُوو َخ‬ ِ َّ ‫َوػَ ََل ِِ َّ ِل َر ُس ِول‬
ِ‫ «ب ِْسو ِم َّاَّللي‬:‫اَّلل»ي َوكَوا َل ِ ِى َشوا ٌم ِِف َح ِدو ِثو ِو‬ ِ َّ ‫وول‬
ِ ‫اَّللي َوػَ ََل ُسو نَّ ِة َر ُس‬
ِ َّ ‫«ب ِْس ِم‬
ِ َّ ‫اَّللي َوػَ ََل ِِ َّ ِل َر ُس ِول‬
»‫اَّلل‬ ِ َّ ‫َو ِِف َس ِب ِمل‬
Dari Ibnu Umar berkata, adalah Nabi Saw apabila memaukkan mayit ke
kuburnya berdoa, “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
Berkata Abu Khalid adalah Nabi Saw. apabila meletakkan mayit dalam
lahatnya berdoa: “Dengan nama Allah dan atas sunnah Rasulullah Saw”.
Dan berkata Hisyam dalam hadisnya: “Dengan nama Allah, dan di jalan
Allah, dan atas agama Rasulullah” (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, Hadis
Shahih munurut Al-Albany).
6) Letakkan jenazah di liang lahat dalam posisi miring ke
kanan (bagian tubuh sebelah kanan di bawah), wajah
menghadap qiblat dan rapatkan ke dinding, beri
bantalan bola tanah (5 sampai 7 biji) bagian
belakang jenazah agar tidak berubah posisi.
7) Lepaskan semua ikatan tali kain kafan pada tubuh
jenazah.
8) Buka kain kafan bagian wajah jenazah sehingga
pipinya menempel tanah.
9) Setelah jenazah berada di liang lahat, tutup terlebih
dahulu dengan papan (padung), selanjutnya ditimbun
dengan tanah galian kubur.
10) Tinggikan tanah kubur 20 cm. sebagai tanda kuburan,
dan atau kadang-kadang diberi papan nama jenazah
bersangkutan.
11)Selesai penguburan, adalah mendoakan jenazah,
sebagaimana sabda Rasulullah saw.
renungan 7/1/2020 56
renungan 7/1/2020 57
renungan 7/1/2020 58
renungan 7/1/2020 59
renungan 7/1/2020 60

Anda mungkin juga menyukai