Anda di halaman 1dari 21

EFEK EKSTRAK DAUN PARE (MAMORDICA CHARANTIA) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN 6 (IL-6) SERUM TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) WISTAR

MODEL DIABETES MELITUS DENGAN INJEKSI STREPTOZOTOCIN DAN DIET TINGGI LEMAK Adi*, Firani*, Jefry Pratama Susanto** ABSTRAK Susanto, Jefry Pratama, 2010. Efek Ekstrak Daun Pare (Mamordica charantia) Terhadap Kadar Interleukin 6 (IL-6) Serum Tikus(Rattus novergicus) Wistar Model Diabetes Melitus Dengan Injeksi Streptozotocin Dan Diet Tinggi Lemak. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing (1) dr Hidayat Sujuti. Ph.D. SpM. (2) DR. dr. Endang Sriwahyuni. MS

Interleukin 6 merupakan sitokin inflamasi yang diproduksi oleh bermacam-macam sel limfoid dan sel nonlimfoid seperti sel T, sel B, monosit, fibroblas, keratinosit, sel endotel, sel mesangium, beberapa sel tumor dan jaringan lemak. Kadar interleukin 6 meningkat pada binatang dan manusia dengan kadar glukosa darah yang tinggi sehingga meningkatkan resiko terjadinya diabetes melitus . Ekstrak daun pare mengandung charantin, polypeptide-P dan vicine yang memiliki efek seperti insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun pare (Mamordica charantia) terhadap kadar interleukin 6 (IL-6) serum tikus(Rattus novergicus) Wistar model diabetes melitus dengan injeksi streptozotocin dan diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan studi true experimental, dilakukan pada 25 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 adalah tikus diberi diet normal saja selama 10 minggu (kontrol negatif), kelompok 2 tikus diberi diet tinggi lemak saja dan injeksi streptozotocin (STZ) (kontrol positif), sedangkan kelompok 3 sampai dengan 5 (3 kelompok) diberi diet tinggi lemak selama 35 hari dan injeksi STZ, kemudian diberi asupan ekstrak daun pare dengan dosis berbeda (42, 75 dan 133mg/100grBB) secara per oral dengan sonde setiap hari sekali selama 14 hari. Selama pemberian ekstrak daun pare, diet ketiga kelompok (3 sampai dengan 5) tetap diberikan diet tinggi lemak. Parameter yang diukur adalah interleukin 6. Analisis data menggunakan metode One Way ANOVA dilanjutkan uji Post Hoc Tukey, uji regresi dan uji korelasi. Analisa data menunjukan bahwa pemberian ekstrak daun pare berpengaruh terhadap kadar interleukin 6 secara signifikan (p<0,05) dengan mode regresi Y= 1338,296 - 4,483X dan memiliki hubungan cukup kuat (r>0,5). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak daun pare (Mamordica charantia) mampu menurunkan kadar interleukin 6 serum tikus (Rattus novergicus) strain Wistar model diabetes melitus dengan injeksi STZ dan diet tinggi lemak.

Kata Kunci: ekstrak daun pare, interleukin 6, diet tinggi lemak, diabetes melitus

ABSTRACT

Susanto, Jefry Pratama. 2010. Effect of Mamordica charantia Leaves Extract on Serum Interlukin 6 (IL-6) Level of Wistar rats (Rattus novergicus) model Diabetes Mellitus injected by Streptozotocin (STZ) and High Fat Diet. Final Assignment, Medical faculty of Brawijaya University. Supervisors (1) dr. Hidayat Sujuti, Ph.D. SpM. (2) DR. dr. Endang Sriwahyuni. MS.

Interleukin 6 is an inflammatory cytokine produced by both lymphoid cells and non lymphoid cells such as, T cells, B cells, monocyte, fibroblast, keratinocyte, endothelial cells, mesangium cells, several tumor cells and adipose tissue. The level of interleukin 6 increases in animal and human with high blood glucose, resulting in an increase of the risk of diabetes mellitus. Bitter melon leaves extract contains charantin, polypeptide-P and vicine which have insulin-like activity. This aim of this experiment is to determine the effect of Mamordica charantia leaves extract on serum interlukin 6 (IL-6) Level of Wistar rats (Rattus novergicus) model diabetes mellitus injected by streptozotocin (STZ) and high fat diet. This experiment used true experimental, done on 25 male Wistar rats, that were randomly divided into five groups. Group 1 was rats fed by standard diet for 10 weeks (negative control), group 2 was rats fed high fat diet and injected by streptozotocin (STZ) (positive control), group 3 to 5 (3 groups) were rats fed by high fat diet for 35 days and injected by STZ, then were given different doses of bitter melon leaves extract (42, 75, and 133mg/100grBB) per oral per day for 14 days. During bitter melon leaves extract treatment, group 3 to 5 rats still fed by high fat diet. Parameter that was measured was interleukin 6 level. Data analysis which used the One-Way ANOVA method followed by Post Hoc Tukey Test, regression test and correlation test. Data analysis showed that bitter melon leaves extract had effect on interleukin 6 level of Wistar rats significantly (p<0,05), with regression mode Y= 1338,296 - 4,483X and had a strong enough correlation (r>0,5). The conclusion of this experiment is bitter melon leaves extract can decrease serum interleukin 6 level of Wistar rats model diabetes mellitus injected by STZ dan high fat diet.

Key Words: bitter melon leaves extract, interleukin 6, high fat diet, diabetes mellitus.

*Laboratorium Biokimia FKUB **Mahasiswa PSPD FKUB

PENDAHULUAN Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 2010 dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang diturunkan atau didapat akibat defisiensi produksi insulin oleh pankreas atau fungsi insulin yang tidak efektif. Defisiensi ini mengakibatkan peningkatan jumlah glukosa darah yang semakin lama akan memperburuk sistem tubuh terutama pembuluh darah dan saraf. DM merupakan penyakit yang sampai saat ini tidak bisa disembuhkan. Sampai saat ini, pengobatan yang dapat diberikan pada penyandang DM bersifat suportif normal dan dan preventif mencegah yakni terjadinya mempertahankan gula darah agar tetap komplikasi lebih lanjut yang menyebabkan kematian (ADA, 2005). Studi menunjukan epidemiologi kenaikan di dunia dan

di Indonesia juga mengalami kenaikan. Berdasarkan data Badan Data Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2003, jumlah penduduk berusia di atas 20 tahun sebesar 133 juta. Dengan prevalensi DM pada daerah kota sebesar 14,7% dan daerah desa 7,2% maka diperkirakan terdapat 8,2 juta penyandang DM di daerah kota dan 5,5 juta penyandang DM di daerah desa. Pada tahun 2030 dengan prevalensi yang sama diperkirakan jumlah penduduk di atas 20 tahun akan mencapai 194 juta maka jumlah penyandang DM menjadi 12 juta di daerah kota dan 8,1 juta di daerah desa. Jumlah ini sangatlah besar mengingat jumlah tenaga kesehatan seperti dokter umum dan dokter spesialis tidak sebanyak itu. Oleh karena itulah dibutuhkan upaya pencegahan dari berbagai elemen untuk menekan kenaikan penyandang DM (Konsensus DM 2003). Faktor lemak dan resiko lain lain timbulnya yang DM dapat

adalah genetik, stres, merokok, diet tinggi mengaktivasi innate immunity sehingga sitokin inflamasi seperi Tumor Necrosing Factor (TNF ) dan Interleukin 6 (IL-6) teraktivasi juga. IL-6 merupakan salah satu sitokin yang ditemukan pada proses inflamasi. Berdasarkan berbagai penelitian, proses inflamasi memegang peranan penting pada timbulnya DM. Kadar IL-6 sangat tinggi pada pasienpasien DM. Diduga IL-6 merupakan

insidens

prevalensi DM. World Health Organization (WHO) memprediksi ada sekitar 150 juta penyandang DM baik di negara berkembang maupun negara maju dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2025. Hal ini perlu diwaspadai karena DM sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Penyandang DM

pemicu munculnya DM

melalui proses

penelitian Control Group Post Test Design untuk melihat penurunan IL-6. Data yang diperoleh ANOVA. Sampel Penelitian menggunakan darah tikus percobaan yang diambil dari jantung Kelompok perlakuan adalah 420mg/kgBB, 75mg/kgBB dan 133mg/kgBB Perhitungan jumlah sampel {(np 1) (p 1)} 16, p merupakan jumlah perlakuan, n merupakan jumlah sampel. Metode Pelaksanaan 1. Persiapan 2. Pembuatan tikus wistar model dianalisis secara oneway

inflamasi (Kristiansen, 2005). Berdasarkan timbulnya DM, faktor resiko DM

penatalaksanaan

mulai mengacu pada inhibisi sitokin-sitokin inflamasi, tetapi penatalaksanaan yang saat ini sering dilakukan adalah dengan menurunkan kadar glukosa darah. Daun pare selain berguna tumor, luka, untuk rematik, menyembuhkan

malaria, keputihan, inflamasi, masalah menstruasi, demam juga dapat digunakan sebagai obat antihiperglikemik (Taylor, 2002). Bahan yang diisolasi dari pare diduga memiliki komponen aktif penurun kadar adanya gula darah. Mekanisme insulin yang pada sampai saat ini masih terkenal adalah aktifitas seperti charantin, polypeptide-P dan vicine yang terkandung dalam pare (Fernandes et al 2007; Krawinkel & Keding 2006; Raman 1996). Diharapkan dengan mengkonsumsi daun pare kadar gula dalam darah bisa turun sehingga memperkecil resiko

diabetes melitus 3. Pemberian ekstrak daun pare 4. Proses pembedahan tikus 5. Pemeriksaan kadar IL-6 6. Analisis data HASIL PENELITIAN Pengukuran kadar IL-6 dilakukan akhir minggu ke 2 setelah diberikan terapi ekstrak serum daun tikus pare dengan terhadap pada kelompok ELISA. perlakuan. Pengukuran ini menggunakan metode Pengukuran rata-rata kadar IL-6 serum dilakukan masing-masing kelompok perlakuan ditampilkan pada tabel 5.1. Rata-rata pada masing-masing perlakuan dihitung dengan cara

komplikasi DM seperti gagal ginjal stadium akhir dan nefropati diabetikum. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek daun pare terhadap DM dengan parameter IL-6. Diharapkan memberikan penelitian solusi ini dapat pasienterhadap

pasien DM di Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN Design Penelitian adalah eksperimental in vivo dengan menggunakan desain

menjumlahkan semua kadar IL-6 serum pada masing-masing kelompok perlakuan dibagi dengan jumlah sampel pada masing-masing kelompok perlakuan,

kelompok perlakuan. DTL: Diet Tinggi Lemak; STZ: Streptozotocin; DEDP: Dosis Ekstrak Daun Pare

kemudian dijumlahkan atau dikurangkan dengan standar deviasi.


Tabel 5.1 Karakteristik Kadar IL-6 Serum Tikus Percobaan
Kelomp ok Perlaku an 1 Kelomp ok Diet Normal 2 Kelomp ok High Fat Diet 3 Perlakuan 4 Terapi 5 Setelah

Grafik 5.1 menunjukkan rata-rata kadar IL-6 serum kelompok 5 terendah yaitu sebesar 729,37 89,93 pg/mL. Sedangkan rata-rata kadar IL-6 serum kelompok 2 merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 1275 305,29 pg/mL. . Perincian data hasil penelitian berupa kenaikan berat badan adalah sebagai berikut.
Tabel 5.2 Karakteristik Berat Badan Tikus

Minggu Perlakuan 420 750mg/kg mg/k g BB ekstr ak daun pare 4 BB ekstrak daun pare

1330mg/k gBB ekstrak daun pare

n (Jumla h) Ratarata kadar IL-6 (pg/mL)

Percobaan
Kelom pok Perlak uan 1 Kelom pok Diet Norma l 2 Kelom pok High Fat Diet 3 4 5 Perlakuan Terapi Setelah 5 Minggu Perlakuan 420mg/k gBB ekstrak daun n (Jumla h) Ratarata berat badan awal (gr) Ratarata berat badan akhir (gr) Ratarata kenaik an berat badan (gr) 18,25 2,23 12,23 3,28 9,75 3,91 14,33 2,13 8,03 3,00 293,5 17,69 245 31,23 209,25 24,81 240,75 26,75 215,75 21,76 126,75 12,92 137,5 10,47 120,75 10,63 123,75 3,30 138,5 11,56 4 4 pare 4 750mg/k gBB ekstrak daun pare 4 1330mg/k gBB ekstrak daun pare 4

973,12 136,34

1275 305,29

1272 ,5 180, 81

957,5 315,50

729,37 89,93

Grafik 5.1 Grafik hubungan antara kelompok perlakuan dengan kadar IL-6 (pg/mL) dari setiap

Didapatkan

data

bahwa

kelompok 1 (kontrol negatif) memiliki ratarata kenaikan berat badan yang paling tinggi yaitu 18,25 2,23. Sedangkan kelompok 5 (5 minggu diet tinggi lemak+Ekstrak Daun Pare 1330mg/kgBB) memiliki rata-rata kenaikan berat badan terendah dibanding kelompok percobaan yang lain yaitu 8,03 3,00 (Grafik 5.3). Perincian data hasil penelitian
Grafik 5.2 Grafik hubungan antara kelompok perlakuan dengan rata-rata kenaikan berat badan tikus (gr) per minggu DTL: Diet Tinggi Lemak; STZ: Streptozotocin; DEDP: Dosis Ekstrak Daun Pare Tabel 5.3 Karakteristik Kadar Glukosa Darah Tikus Percobaan

berupa

kadar

glukosa

darah

tikus

percobaan adalah sebagai berikut.

Jumlah sampel awal adalah 5 tikus untuk setiap kelompok perlakuan, tetapi pada tanggal 18 Juni 2010, ada 2 tikus yang mati dari kelompok 4b dan 5b. Sehingga di akhir penelitian didapatkan ada 4 sampel dari masing-masing

Kelom pok Perlak uan

1 Kelom pok Diet Norma l

2 Kelom pok High Fat Diet

3 4 5 Perlakuan Terapi Setelah 5 Minggu Perlakuan 420mg/k gBB ekstrak daun pare 4 750mg/k gBB ekstrak daun pare 4 1330mg/k gBB ekstrak daun pare 4

n (Jumla h) Ratarata kadar glukos a darah (gr/dL)

kelompok perlakuan yang sudah ada. Dapat dilihat pada grafik 5.2.

157,02 32,08

414,05 60,54

557,50 205,82

376,03 96,19

647,44 341,13

ANALISIS DATA Uji ANOVA dilakukan untuk

menguji apakah keempat sampel memiliki rata-rata (mean) yang sama. Hasil tes
Grafik 5.3 Grafik hubungan antara kelompok perlakuan dengan rata-rata kenaikan berat badan tikus (gr) dari setiap kelompok perlakuan. DTL: Diet Tinggi Lemak; STZ: Streptozotocin; DEDP: Dosis Ekstrak Daun Pare

tersebut menunjukkan nilai rata-rata kadar IL-6 kelima populasi memang berbeda (p=0,016). minimal signifikan. 2 Dengan demikian yang terdapat berbeda kelompok

Analisis dilanjutkan dengan Post hoc test (Least Significant Difference) yang bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan dari hasil tes ANOVA. Analisis ini menggunakan Tukey HSD test . Data yang didapat dari Tukey HSD test terdapat perbedaan kadar IL-6 serum tikus secara nyata antara kelompok 2 (kontrol (p=0,026). positif) dan kelompok hasil 5 Terdapat signifikan

berarti setiap peningkatan 10mg/kgBB dosis ekstrak daun pare akan menurunkan kadar IL-6 serum tikus wistar sebesar 4,483pg/mL. Analisis data dilanjutkan dengan koefisien determinasi atau R2 untuk mengetahui seberapa besar kadar IL-6 serum tikus wistar yang dipengaruhi oleh ekstrak daun pare. Nilai R2 yang didapat sebesar 0,492 artinya adalah 49,2% kadar IL-6 serum tikus wistar dipengaruhi oleh ekstrak daun pare, sedangkan 50,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya dosis korelasi. ekstrak kadar Nilai untuk mengetahui dengan uji didapat

kelompok perlakuan 3 dan kelompok perlakuan 5 (p=0,027). Homogenous Subsets digunakan untuk melengkapi hasil uji Tukey yang digunakan subset untuk mencari saja yang grup atau mana memiliki

kekuatan hubungan antara peningkatan daun IL-6 korelasi pare yang penurunan digunakan

perbedaan rata-rata (Mean Difference) yang tidak berbeda secara signifikan. Subset 1 menunjukkan ketiga kelompok, 1 (kontrol negatif), 4, 5 yang lain (p=0,557). tidak memiliki Subset 2 perbedaan yang signifikan satu dengan menunjukkan kelompok 1, 2, 3, 4 yang tidak signifikan (p=0,312). Sesuai hasil uji Tukey diketahui bahwa ada perbedaan signifikan antar subset. Uji regresi digunakan untuk

sebesar -,701. Nilai negatif menunjukan bahwa hubungan antara ekstrak daun pare dengan kadar Il-6 serum tikus wistar berkebalikan. Nilai korelasi >0,5 menunjukan kekuatan hubungan yang cukup kuat antara peningkatan dosis ekstrak daun pare dengan penurunan kadar IL-6 serum tikus wistar. Pada penelitian didapatkan korelasi sebesar -0,701. Penurunan kadar IL-6 serum dapat dilihat dari hasil tersebut pada kelompok perlakuan (kelompok 2, 3, dan 5) yang signifikan menurun. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak daun

mengetahui hubungan antara dosis pare dengan kadar IL-6 serum tikus wistar. Dari grafik dengan hubungan peningkatan linear dosis terdapat pare. kecenderungan penurunan IL-6 seiring Berdasarkan analisis regresi didapatkan mode regresi Y= 1338,296 - 4,483X. Ini

pare memiliki efek menurunkan kadar IL-6 serum. PEMBAHASAN Pada tabel 5.1 didapatkan kadar IL-6 serum tikus wistar kelompok 1 (kontrol (kontrol (Tukey), negatif) negatif) dan positif) tidak dengan sebesar untuk sebesar didapatkan kelompok 973,12 kelompok 1275 2 136,34pg/mL

(Thompson et al, 1991; Campos et al, 1992). Pada tabel 5.2 didapatkan ratarata kenaikan berat badan kelompok 1 (kontrol negatif) sebesar 18,25 2,23gr dan kelompok 2 (kontrol positif) sebesar 12,23 3,28gr. Hal ini disebabkan oleh terjadi minggu penurunan ke 6 berat badan injeksi tikus STZ. kelompok 2 (kontrol positif) pada awal setelah Penurunan berat badan ini kemungkinan disebabkan oleh injeksi STZ. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al pada tahun 2008 tetap didapatkan peningkatan berat badan tikus wistar kelompok perlakuan (DTL + STZ 30mg/kg 2 kali injeksi). Namun pada minggu ke 12 akhir penelitian Zhang et al didapatkan data bahwa berat badan akhir tikus kontrol negatif lebih tinggi dibandingkan berat badan tikus kelompok perlakuan (DTL + STZ 30mg/kg 2 kali injeksi). Penurunan berat badan ini kemungkinan juga bisa disebabkan oleh karena defisiensi insulin. Insulin berfungsi untuk menekan glukagon, lipolisis dan glukoneogenesis melalui inhibisi sintesis cAMP sehingga aktivitas enzim triasilgliserol lipase juga terhambat. Pada tikus kelompok 2 (kontrol positif) tidak diberi ekstrak daun pare, sehingga kadar glukosa darah tetap tinggi dan insulin tetap rendah sehingga ini mengakibatkan tubuh masuk ke fase starvasi. Reaksi tubuh dalam mengompensasi fase starvasi ini adalah dengan mengaktivasi

305,29pg/mL. Berdasarkan Post Hoc Test perbedaan 2 (kontrol signifikan antara kelompok 1 (kontrol positif) (p=0,358). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kadar IL-6 serum tikus wistar kelompok 1 (kontrol negatif) yang terlalu tinggi yaitu sebesar 973,12 136,34pg/mL. Berdasarkan penelitian Pimenta et al, didapatkan nilai normal kadar IL-6 serum pada tikus Wistar jantan sebesar 223,6197,9pg/mL. Peningkatan kadar IL-6 serum tikus wistar ini kemungkinan disebabkan oleh adanya inflamasi atau stres sebelum dilakukan tindakan pengambilan serum. Pada grafik 5.1 terlihat penurunan rata-rata kadar IL-6 serum dari kelompok 2 (kontrol positif) menuju kelompok 3 dan terus terjadi penurunan pada kelompok perlakuan 5. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pare (Momordica charantia L.) kemungkinan dapat menurunkan kadar IL-6 serum melalui produksi insulin yang dapat menekan sintesa protein fase akut yang meningkat pada defisiensi insulin

glukagon

sehingga

lipolisis

dan

konsentrasi

insulin

dalam

darah

glukoneogenesis terjadi. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka lemak di dalam tubuh akan berkurang sehingga terjadi penurunan berat badan. Hasil penelitian pada Post Hoc Tests (Tukey) diperoleh data bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok 2 (kontrol positif) dan kelompok 5 (p=0,026) serta kelompok 3 dan kelompok 5 (p=0,027). Dari data penelitian juga tidak didapatkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok 1 (kontrol negatif), 4, 5 tidak memiliki perbedaan yang signifikan satu dengan yang lain (p=0,557). Hasil tidak signifikan juga didapatkan pada kelompok 1( kontrol negatif) 2 (kontrol positif), 3 (5 minggu diet tinggi lemak + 2 minggu ekstrak daun pare 420mg/kgBB), 4 (5 minggu diet tinggi lemak + 2 minggu ekstrak daun pare 750mg/kgBB) (p=0,312). Diabetes disembuhkan. melitus Sampai merupakan saat ini,

(hiperinsulinemia). Keadaan ini sebagai respon kompensasi yang dilakukan sel beta pankreas untuk desensitisasi jaringan terhadap efek insulin. Kondisi ini disebut juga insulin resistensi ini insulin. Desensitisasi gangguan lebih menyebabkan

metabolisme karbohidrat, gula darah naik (hiperglikemia) dan merangsang lanjut sekresi insulin (Guyton, 2006). Resistensi insulin menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi. Beberapa studi cross-sectional menunjukan bahwa CRP dan IL-6 sangat berkorelasi dengan konsentrasi glukosa darah atau persentase (Rodriguez et hemoglobin al, 1999; terglikosilasi

Leinonen et al, 2003). Pada sample darah dari pasien non-DM, glukosa yang tinggi menstimulasi produksi IL-6 oleh monosit (Morohoshi et al, 1996). Sitokin inflamasi seperti TNF-, IL1 dan IL-6 menurunkan regulasi ekspresi PPAR- (Tanaka et al, 1999). Mekanisme sitokin dapat menyebabkan kinase, resistensi NH2insulin adalah dengan aktivasi prototype stress-induced c-Jun terminal kinase, sehingga menghambat sinyal insulin dan menstimulasi ekspresi protein SOCS, dimana protein ini berikatan dengan IRS-1 dan IRS-2 dan menghancurkannya (Morris, 2003). Pare sebagai diabetes mulai sering untuk menurut digunakan mengatasi penelitian

penyakit yang sampai saat ini tidak bisa pengobatan yang dapat diberikan pada penyandang DM bersifat suportif dan preventif. Menurut WHO 2010 dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang diturunkan atau didapat akibat defisiensi produksi insulin oleh pankreas atau fungsi insulin yang tidak efektif. DM tipe 2 dibedakan dengan DM tipe 1 dengan ada tidaknya peningkatan

suplemen karena

kandungan

di

pare

memiliki

efek

meningkatkan jumlah produksi sel beta pankreas, namun mekanismenya masih belum dijelaskan oleh studi ilmiah (Day et al,1990; Sarkar et al, 1996) meskipun beberapa kandungan pare seperti polipeptida-p dan campuran 2 glikosida steroid yang dinamakan charantin telah diketahui fungsinya sebagai antihiperglikemik (Khanna et al, 1981; Marles et al, 1997). Insulin merupakan inhibitor dari sintesa protein fase akut (Thompson et al, 1991; Campos et al, 1992) dan pada hewan coba, respon protein fase akut meningkat pada defisiensi insulin (Pickup et al, 1995). Hal ini menunjukan adanya umpan balik positif pada DM tipe 2 dimana resistensi insulin yang diakibatkan sitokin, semakin lama akan semakin memburuk dengan peningkatan respon protein fase akut. Melalui mekanisme ekstrak daun inilah pare kemungkinan

antihiperglikemik (Fernandes et al 2007; Krawinkel & Keding 2006; Virdi et al 2003). Berdasarkan et al, hasil pare penelitian mempunyai yaitu Fernandes cara

mekanisme kerja antihiperglikemik dengan mekanisme intrapankreas potensiasi sekresi insulin dari sel beta pankreas yang masih intak dan melalui mekanisme ektrapankreas yaitu dengan mengurangi glikogenolisis, merangsang glikogenesis meningkatkan penelitian perlakuan mengetahui ini oleh transpor terdapat ekstrak hepar glukosa 5 dan ke

jaringan perifer. Oleh karena itu dalam kelompok untuk pare daun yang efek dianalisis

terhadap kadar IL-6. Efek ekstrak daun pare terhadap kadar IL-6 pada tikus strain Wistar yang diberi diet tinggi lemak telah berhasil diteliti. Hasil penelitian menunjukan potensi daun pare sebagai substansi yang mencegah sekaligus menghambat dan mengatasi perkembangan DM menjadi lebih parah. Hal ini dimungkinkan karena efek dari daun pare yang dapat menurunkan kadar IL-6 pada serum tikus percobaan. Pare dapat menurunkan proses glukoneogenesis, meningkatkan sintesa glikogen dan menginduksi oksidasi glukosa di eritrosit dan adiposit (Shihib et al, 1993). Welihinda et al melaporkan bahwa pare meningkatkan sekresi insulin dengan dasar teori bahwa ekstrak pare

menurunkan kadar IL-6 dalam serum. Pada penelitian ini didapatkan dengan didapatkan

adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok 2 (kontrol positif) kelompok 5 dan tidak

perbedaan signifikan kelompok 1 (kontrol negatif) dengan kelompok 4 dan kelompok 5. KESIMPULAN Ekstrak daun pare (Momordica charantia L.) dapat menurunkan kadar IL-6 serum tikus (Rattus norvegius) wistar model

diabetes melitus dengan diet tinggi lemak dan injeksi STZ. DAFTAR PUSTAKA 1. Abbas, Abdul K, Lichtman, Andrew H. 2004. Basic Immunology Philadelphia: Functions and Disorders Of The Immune System Elsevier. pp. 276. 2. Ali M, Ketut M, 2004. Optimalisasi Diet Tinggi Lemak pada Tikus Model 21. 3. American Diabetes. American 1998. 4. Anonimus. Konsensus Diabetes Melitus 2003, (online), (http://www.scribd.com/doc/506027 2/Konsensus-Pengelolaaln-danPencegahan-Diabets-Melitus-Tipe2-di-Indonesia-2006 November 2009). 5. Arison RN and Feudal EL. 1967. Induction of renal tumour by Streptozotocin in rats. Nature 214: pp 1254-1255. 6. Arnalich F, Hernanz A, LopezMaderuelo D, Camacho J, Madero R, Vazquez JJ, Montiel C.2000. Enhanced acute-phase response and oxidative stress in older adults diakses 10 Diabetes ADA Association. Series. Medical Management of Type 2 Clinical Diabetes Association. Atherogenik. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 3(2): p15-

with type II diabetes. Horm Metab Res 32:407412. 7. Bennett RA and Pegg AE. 1981. Alkylation of DNA in rat tissues following 2786-2790. 8. Beppu H, Maruta K, Kurner T, and Kolb H. 1987. Diabetogenic action of streptozotocin; essential role of membrane permeability. Acta Endocrinol. 114: pp 90-95. 9. Berman LD, Hayes JA, and Sibay TM. 1973. Effect of Streptozotocin in the Chinese hamster. J. Natl. Cancer Inst. 51: pp 1287-1294. 10.Bolzan AD and Bianchi MS. 2002. Genotoxicity of Streptozotocin. Mutat Res. 512: pp 121-134. 11.Boudreau MD, Sohn KH, Rhee SH, Lee SW, Hunt JD, Hwang DH. 2001. Suppression of tumor cell growth both in nude mice and in culture by n-3 polyunsaturated fatty acids: mediation through cyclooxygenase-independent pathways. Cancer Res;61:1386 1391. 12.Brenna O, Qvigstad G, Brenna E, and Waldum HL. 2003. Cytotoxicity of streptozotocin on neuroendocrine cells of pancreas and the gut. Dig. Dis. and Sci. 48: pp 906-910. administration of streptozotocin. Cancer Res. 41: pp

13.Brentjens R, Saltz L. 2001. "Islet cell tumors of the pancreas: the medical oncologist's perspective". Surg Clin North Am 81 (3): 527-42. 14.Bruneton J. 1995. Pharmacognosy, PhytoChemistry, Medicinal Plants. Paris, France: Lavoisier. pp.192. Buettner R, Parhofer KG, Woenckhaus M et al. 2006. Defining high-fat-diet rat models: metabolic and molecular effects of different fat types. Journal of Molecular Endocrinology 36 485-501. Cai D, Yuan M, Frantz DF, Melendez PA, Hansen L, Lee J, Shoelson SE. 2005. Local and systemic insulin resistance resulting from hepatic activation of IKK-beta and NFkappaB. Nat Med;11:183190. doi: 10.1038/nm1166. 15.Campos SP, Baumann H. 1992. Insulin is a prominent modulator of the cytokinestimulated expression of acute-phase plasma protein genes. Mol Cell Biol 12: 1789 1797. 16.Ceriello A, Mercuri F, Fabbro D, Giacomello R, Stel G, Taboga C, Tonutti L, Motz E, Damante G. 1998. Effect of intensive glycaemic control on fibrinogen plasma concentrations with in patients with genotype.

17.Chan WY, Tam PP, Yeung HW. 1984. The termination of early pregnancy in the mouse by betamomorcharin. 29:91-100. 18.Cherewatenko, Vern. Diabetes-A Nutrition Update, (online), (http://www.douglaslabs.com/pdf/n utrinews/Diabetes%20II%20NN %20%28Winter-05%29.pdf, diakses 6 November 2009). 19.Chicco AJ, Sparagna GC, McCune SA et al. 2008. Linoleate-rich highfat diet decreases mortality in hypertensive heart failure rats compared to lard-rich and low-fat diets. Hypertension 52(3): 549 555. 20.Chin HF, Yap EEM. 1999. Contraception

Malaysian vegetables in colour : a complete guide. Kuala Lumpur, Malaysia: Tropical Press. 222 , [1] of plates pp. 21.Cronstein, Bruce N. 2007. Interleukin-6 A Key Mediator of Systemic and Local Symptoms in Rheumatoid Arthritis. Bulletin of the NYU Hospital for Joint Diseases 65(Suppl 1):S11-5. 22.Day C, Cartwright T, Provost J et al. 1990. Hypoglycemic effect of Momordica charantia extracts, Planta Med 56:426-9.

type II diabetes mellitus: relation _-fibrinogen Diabetologia 41:1270 1273.

23.DeFronzo,

Ralph

A.

2004.

29.Dutta

PK,

Chakravarty toxin

AK, from

Pathogenesis of type 2 diabetes mellitus. Med Clin N Am 88: 787 835. 24.DeLany JP, Windhauser MM,

Cjpwdjiry US, et al. 1981. Vicine, a favism-inducing Momordica charantia Linn. seeds. Indian J Chem 20:669-71. 30.Fernandes experimental antidiabetic properties BMC 7:29. 31.Fernandez-Real, J. M., Broch, M., Vendrell, J., Gutierrez, C.,Casamitjana, R., Pugeat, M., Richart, C., and Ricart, W. 2000. Interleukin-6 gene polymorphism and insulin sensitivity. Diabetes49, 517520. 32. Florez of NP, Lagishetty CV, evaluation and a of the Panda VS, Naik SR. 2007. An antilipidemic standardized Altern Med

Champagne CM, Bray GA. 2000. Differential oxidation of individual dietary fatty acids in humans. Am J Clin Nutr; 72:905911. 25.Diamond MP, Moley KH, Pellicer A, Vaughn WK, and Decherney AH. induced 1989. diabetes Effects and mellitus of on streptozotocinallozan-

Momordica charantia fruit extract. Complement

mouse follicular and early embryo development. J. Reprod Ferti 86: pp 1-10. 26.Dixit VP, Khanna P, Bhargava SK. 1978. Effects of Momordica charantia L. fruit extract on the testicular function of dog. Planta Med 34:280-6. 27.Dobbin RL, Szczepaniak LS, Myhill J et al. 2002. The Composition of Dietary Fat Directly Influences Insulin Glucose-Stimulated no. 6 1825-1833. 28.Dunn G, Bale T. 2009. Maternal High-Fat Length Mice. Diet Promotes and Body Insulin 150(11): Increases

H,

Castillo-Florez

S,

Mendez A, Casanova-Romero P, Larreal-Urdaneta C, et al. 2006. Creactive protein is elevated in obese patients with the metabolic syndrome. Diabetes Res Clin Pract 71:92100.
33.Gabay C. 2006. Interleukin-6 and chronic 2):S3. 34.Gajda, Angela.M. 2008. High Fat Diets for Diet-Induced Obesity (online), Models. inflammation. Arthritis Research and Therapy 8(Suppl

Secretion in Rats. Diabetes vol. 51

Insensitivity in Second-Generation Endocrinology; 49995009.

(http://www.researchdiets.com/OS

D/DIDM/obesity.htm, tanggal 21 Oktober 2010).

diakses

Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risk of Chemicals to Humans, Vol 17. Lyon, France: International Agency for Research on Cancer. 365. 41.IARC. Some 1982. Processes N-Nitroso Chemicals, and

35.Guyton, Arthur C, Hall, John E. 2006. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia: Elsevier. pp. 1010. 36. Heilbronn

LK,

Campbell

LV. and

Compounds. Industrial

2008. Adipose tissue macrophages, low grade inflammation in insulin 30.


37.Herklots GAC. 1972. Vegetables in South-East Asia. London: Allen and Unwin. xii, 525. 38.Hommelberg PP, Plat J, Langen RC, Schols AM, Mensink RP. 2009. kappaB Fatty acid-induced and NFinsulin activation

Industries Associated with Cancer in Humans. IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risk of Chemicals to Humans, Supplement 4. Lyon, France: International Agency for Research on Cancer. 292. Jacobson GR, Poy F, Lengeler JW. 1990. Inhibition of Streptococcus mutans by the antibiotic streptozotocin: mechanisms of uptake and the selection of carbohydrate-negative mutants. Infect Immun: 58(2): 543549. 42.Junod A, Lambert AE, Orci L, Pictet R, Gonet AE, and REnold AE. 1967. Studies action of the of diabetogenic

resistance

human

obesity. Curr Pharm Des 14:1225

resistance in skeletal muscle are chain length dependent. Am J Physiol Metab;296:E114E120. 10.1152/ajpendo.00436.2007. 39.Hui Hongxiang, Tang George, Go Vay Liang W. Hypoglycemic herbs and their action mechanisms, (online), (http://www.suntenglobal.com/new s/img/Hypoglycemic %20herbs_09212009.pdf, diakses 26 Desember 2009). 40.IARC. Compounds. Some 1978. N-Nitroso IARC Endocrinol doi:

streptozotocin. Proc Soc Exp Biol Med. 126: pp 201-205. 43.Kern, P. A., Ranganathan, S., Li, C., Wood, L., and Ranganathan,G. 2001 necrosis Adipose factor tissue tumor andinterleukin-6

expression in human obesity and insulin resistance.Am. J. Physiol. 280, E745E751.

44.Khanna P, Jain SC, Panagariya A, Dixit VP. 1981. Hypoglycemic activity of polypeptide-p from a plant source. J Nat Prod 44:64855. 45.Khumar, K.P Sampath, Bhowmik, Debjit. 2010. Tradtional Medicinal Uses And Therapeutic Benefits Of Momordica International Charantia Journal Linn. of

49.Krawinkel MB, Keding GB. 2006. Bitter gourd (Momordica Charantia): A dietary approach to hyperglycemia. Nutr Rev 64:331-7. 50.Kristiansen, Poulsen. indifferent?, OP, T, Mandrupand (online), Interleukin-6

diabetes: the good, the bad, or the (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm ed/16306329, diakses 1 November 2009). 51.Kumar, D.Satish et al. 2010. A Medicinal Potency Of Momordica Charantia. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. Volume 1, Issue 2; pp 95-100. 52.Lee, Sook Young, Eom, Sok Hyun, Kim, Yong Kyoung, Park, Nam II, Park, Sang Un. 2009. Cucurbitane-type triterpenoids in Momordica charantia Linn. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 3(13), pp. 1264-1269. 53.Leinonen E, Hurt-Camejo E, Wiklund O, Hulten LM, Hiukka A, Taskinen M-R. 2003. with acute-phase Insulin and resistance and adiposity correlate reaction soluble cell adhesion molecules in type 2 diabetes. Atherosclerosis 166:387394. 54.Leyton J, Drury PJ, Crawford MA. 1987. Differential oxidation of saturated and unsaturated fatty

Pharmaceutical Sciences Review and Research. Volume 4, Issue 3. pp 23-28. 46. Kintscher U, Hartge M, Hess K,

Foryst-Ludwig A, Clemenz M, et al. 2008. T-lymphocyte infiltration in visceral adipose tissue: a primary event in adipose tissue inflammation and the development of obesity-mediated Arterioscler insulin Thromb resistance.

Vasc Biol 28:130410.


47.Kishimoto T. 1989. The Biology of Interleukin 6. The Journal of The American Society of Hematology: vol 74 no 1. 48.Koppe S, Elias M, Moseley R, Green R. 2009. Trans fat feeding results in higher serum alanine aminotransferase and increased insulin resistance compared with a standard murine high-fat diet. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 297(2): G378G384.

acids in vivo in the rat. Br J Nutr ; 57:383393. 10.1079/BJN19870046. 55.Longhurst PA, Brotcke TP, Burrell CL, and Belis of and diabetes the JA. 1989. of on Comparison castration induced effects mellitus doi:

60.Moraes JC, Coope A, Morari J, Cintra DE, Roman EA, et al. 2009. High-Fat Diet Induces Apoptosis of Hypothalamic Neurons. PLoS ONE 4(4): e5045. doi:10.1371/journal.pone.0005045. 61.Morohoshi M, Fujisawa K,

streptozotocin

Uchimura I, Numano F. 1996. Glucose-dependent interleukin- 6 and tumor necrosis human factor productionby 45:954 959. 62.Morris MF. 2003. Insulin receptor signalling Pickup 14.17. 63.Nafisa PC Fernandes, Chakradhar V Lagishetty, Vandana S Panda and Suresh R Naik. 2007. An experimental antidiabetic properties BMC of evaluation and a of the antilipidemic standardized and JC, and regulation. G, In Eds. Textbook of Diabetes. 3rd ed. Williams Oxford, U.K., Blackwell , p. 14.1 peripheral

contractile responses of the rat vas deferens. Pharmacology 38: pp 253-62. 56. Lundman P, Boquist S, Samnegrd

blood monocytes in vitro. Diabetes

A, Bennermo M, Held C, et al. 2007. A high-fat meal is accompanied by increased plasma interleukin-6 concentrations. Nutr Metab Cardiovasc Dis 17:195202
57.Marles R, Farnsworth N. 1997 Antidiabetic plants and their active constituents; an update. Phytomedicine 2:137-89. 58.McCurdy Carrie E, Bishop Jaclyn M, William Sarah M, Grayson Bernadette E, Smith M Susan, Friedman Jacob E, Grove Kevin L. 2009. Maternal high-fat diet triggers lipotoxicity in the fetal livers of nonhuman primates. J Clin Invest. 2009;119(2):323335. 59.Motyl K, McCabe L. 2009.

Momordica charantia fruit extract Complementary Alternative Medicine 7(1):29. 64.National 2005. Toxicology Program. CAS No.

Streptozotocin Health

18883-66-4. National Institute of Environmental Sciences. 11th Ed Report on Carcin.

Streptozotocin, Type I Diabetes Severity and Bone. Biol Proced Online; 11(1): 296315.

65. Nishimura S, Manabe I, Nagasaki

71.Pickup JC, Day C, Bailey CJ, Samuel A, Chusney GD, Garland HO, Hamilton K, Balment RJ. 1995. Plasma sialic acid in animalmodels of diabetes mellitus: evidence for modulation of sialic acid concentrations by insulin deficiency. Life Sci 57:1383 1391. 72.Pickup, J. C., Mattock, M. B., Chusney, G. D., and Burt, D.1997. NIDDM as a disease of the innate immune system:association reactants with of and acute-phase interleukin-6 12861292. 73.Rakieten N, Gordon BS, Cooney DA, Davis RD, and Schein PS. 1968. Renal tumorigenic action of Streptozotocin in rats. Cancer Chemother. Rep 52: pp 563-567. 74.Rakieten N, Gordon BS, Beaty A, Cooney DA, Davis RD, and Schein PS. 1971. action of Pancreatic islet cell Streptozotocin and tumors produced by combined nicotinamide. Proc. Soc. Exp. Biol. Med. 137: pp 280-283. 75.Rakieten N, Gordon BS, Beaty A, Cooney DA, Davis RD, and Schein PS. 1976. tumorigenic Streptozotocin spontaneous by Modification of renal effect reversibility of of nicotinamide:

M, Eto K, Yamashita H, et al. 2009. CD8+ effector contribute to T cells macrophage

recruitment and adipose tissue inflammation in obesity. Nat Med 15:91420.


66.Pai T, Yeh YY. 1996. Stearic acid unlike shorter-chain saturated fatty acids is poorly in utilized cultured for rat triacylglycerol synthesis and betaoxidation hepatocytes. Lipids;31:159164.

doi: 10.1007/BF02522615. 67.Patel JC, Dhirawani MK, Doshi JC. 1968. Karella in the treatment of diabetes meliitus. Idian J. Med. Sci 22:30-2. 68.Pathak, Shalini, Dorfmueller, Helge.C, Borodkin, Vladimir.S, Van Aalten, Daan.M.F. 2008. Chemical Dissection of the Link between Streptozotocin, O-GlcNAc, and Pancreatic Cell Death. Chem Biol. 2008 August 25; 15(8): 799807. 69.Pick up, J.C. 2004. Inflammation and Activated Innate Immunity in the 823. 70.Pickup JC, Crook MA. 1998. Is type II diabetes mellitus a disease of the innate immune system? Diabetologia 41:12411248. Pathogenesis of Type 2 Diabetes. Diabetes Care 27:813

metabolic

syndrome X. Diabetologia 40, pp

Streptozotocin 361.

diabetes.

Proc.

82.Rose DP. 1997. Effects of dietary fatty acids on breast and prostate cancers: evidence from in vitro experiments and animal studies. Am J Clin Nutr;66:1513S1522S. 83.Rose DP, Connolly JM. 1997. Dietary fat and breast cancer metastasis by human tumor xenografts. Breast Cancer Res Treat;46:225237. 84.Rose DP, Connolly JM. 1999. Omega-3 fatty acids as cancer chemopreventive agents. Pharmacol Ther;83:217244. 85.Sarkar S, Pranava M, Marita R. 1996. Demonstration of the hypoglycemic action of Momordica charantia in a validated animal model of diabetes. Pharmacol Res. 33 (1): 1-4. 86.Sastroasmoro, Sudigdo. 1995.

Soc. Exp. Biol. Med. 151: pp 356-

76.Raman A, Lau C. 1996. Antidiabetic charantia properties of L. and phytochemistry Momordica

(Cucurbitaceae).

Phytomedicine 2:349-62. 77.Randerath K, Reddy RC, and Gupta RC. 1981.


32

P-labeling test

for DNA damage. Proc Natl. Acad. Sci. U.S.A. 78: pp 6126-6129. 78.Reddy A et al. 2007. Insulin Secretory and Insulin Resistance Defects Part 3. 79.Rivera chemical G. 1942. Preliminary in Type 2 Diabetes Mellitus. Endocrinology Volume 6,

and

pharmacological

studies on cundeamor Momordica charantia L. Part II. American Journal of Pathology 114:72-87. 80.Robbiano L, Mereto E, Corbu C, and Brambilla G. 1996. in DNA damage induced by seven Nnitroso compounds primary cultures of human and rat kidney cells. Mutat. Res. 368: pp 41-47. 81.Rodrguez-Moran M, GuerreroRomero F. 1999. Increased levels of C-reactive type protein II in noncontrolled 13:211 215. diabetic

Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta. Binarupa Aksara. 87.Schein PS and Wnokur SH. 1975. Immunosuppressive and cytotoxic chemotherapy: pp 84-95. 88.Serradas P, Giroix MH, and Portha B. after 1989. Evaluation of the to Npancreatic -cell function in rat prenatal exposure and streptozotocin long-term complications. Ann Intern Med. 82:

subjects. J Diabetes Complications

nitrosmethylurea. Diabete. Metab. 15: pp 30-37. 89.Sharma VN, Sogani RK, Arora RB. 1960. Some Observations Activity Ind. on of Jour. Hypoglycemic Momordica

95.Szkudelski, mechanism

T. of

2001. alloxan

The and

streptozotocin action in B cells of the rat pancreas. Physiol Res. 2001;50(6):537-46. 96.Shibib BA, Khan LA, Rahman R. 1993. Hypoglycaemic activity of in of diabetic the rats: hepatic enzymes and and Coccinia indica and Momordica charantia depression

charant.

Med. Res. 48:471-7. 90.Shi H, Kokoeva MV, Inouye K, Tzameli I, Yin H, Flier JS. 2006. TLR4 links innate immunity and fatty acid-induced J Clin insulin Invest; doi: 2003. resistance.

gluconeogenetic glucose-6-phosphatase

116:30153025. 10.1172/JCI28898. 91.Sicor Pharmaceuticals.

fructose-1,6-biphosphatase shunt phosphate enzyme

elevation of both liver and red cell glucose-6dehydrogenase.

Material Safety Data Sheet. Sicor Pharmaceuticals Inc. Irvine CA. 92.Strouch M, Ding Y, Salabat M, Grippo P. 2010. A high omega-3 fatty acid diet mitigates murine pancreatic precancer development. J Surg Res; doi: 10.1016/j.jss.2009.04.022. 93.Stumvoll, Michael et al. 2005. Type 2 diabetes: principles of pathogenesis and therapy. (online), Lancet 365: 1333-46. 94.Swindell William R, Johnston A, Gudjonsson Transcriptional Tool for JE. Profiles 2010. of Gene

Biochem J. 292(pt. 1):267-70. 97.Tanaka T, Itoh H, Doi K, Fukunaga K, Shintani M, Yamashita J, Chun T-H, Inoue M, Masatsugu K, Sawada N, Saito T, Nishimura H, Yoshimasa Y, Nakao K. 1999. Down regulation of peroxisome proliferator- activated receptor _ expressio cytokines by and its inflammatory reversal by Diabetologia

thiazolidinediones. 42:702710.

98.Thompson D, Harrison SP, Evans SW, Whicher JT. 1991. Insulin modulation of acute phase protein production in a human hepatoma cell line. Cytokine 3:619626. 99.Tjalve H. 1983. Streptozotocin: distribution, metabolism and

Leukocyte Populations Provide a Interpreting Expression Patterns Associated with High Fat Diet in Mice. PLoS One 5(7): e11861.

mechanisms of action. Uppsala J. Med. Sci. Suppl. 39: pp 145-157. 100. MM, extracts charantia. 88:107-11. 101. Walters W, Decker-Walters DS. 1988. Notes on Economic plants. Econ. Botan 42:286-92. 102. Weisburger JH, Griswold Virdi J, Sivakami MK. S,

plant Momordica charantia. Acta bol Med Ger. 41: 1229-40. 104. WHO. 2010. Defining (online), diakses

Shahani S, Suthar AC, Banavalikar Biyani from J 2003. Antihyperglycemic effects of three Momordica Ethnopharmacol

Diabetes. online/diabetes/en/, tanggal 21 Oktober 2010). 105.

(http://www.who.int/diabetesaction

Wilkinson JH. 1976. The and practice of

principles

diagnostic enzymology. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. pp 305-48. 106. Zhang QC. 1992.

DP, Prejean JD, Casey AE, Wood HB, and Weisburger EK. 1975. The carcinogenic properties of some of the principal drugs used in clinical 1-17. 103. Welihinda J, Arvidson G, cancer chemotherapy, Recent results. Cancer Res. 52: pp

Preliminary report on the use of Momordica charantia extract by HIV patients. J. Naturpath. Med 3 65-9. Zhang, Ming, Xiao-Yan Lv, Zhi-Gang Xu, and and Li Chen, Multiple Induced 2008. The Characterization of High-Fat Diet Low-Dose Type 2 Streptozotocin

gylfe E et al. 1982. The insulinreleasing activity of the tropical

Diabetes Rat Model. Experimental Diabetes Research. 1-9.

Disetujui, Pembimbing I

dr. HIDAYAT SUJUTI, Ph.D. SpM

NIP.19670123199601100

Anda mungkin juga menyukai