Anda di halaman 1dari 6

J. Akad. Kim.

5(2): 61-66, May 2016


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

PEMANFAATAN BIJI KELOR (Moringa oleifera L.)


SEBAGAI PASTA GIGI

Utilization of Moringa Seed (Moringa oleifera L.) as Toothpaste


*Ahmad Ma’ruf, Supriadi dan Siti Nuryanti
Pendidikan Kimia/FKIP - University of Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 03 March 2016, Revised 05 April 2016, Accepted 04 May2016

Abstract
Moringa seed (moringa oleifera L.) is a kind foodstuffs that contains calcium. Calcium is a mineral
that is needed by our bodies in all ages, for the infants to the elderly. Calcium is useful in the formation
and maintenance of bones and teeth. The aim of this study is to determine the concentration calcium
(Ca) in moringa seed (moringa oleifera L.) and its utilization as the fabrication of toothpaste. The
method used in this study is a laboratory experiment using a flame photometer. The results showed
that the concentration of calcium in moringa seeds with three repetitions is 131.67 ± 12.58 mg /
100g. The appropriate composition of materials to make toothpaste from moringa seeds including the
roughness tests of toothpaste and based on the fondness of panelists is 25:5 (morinanga seed:NaHCO3).
Furthermore, the test of freshness, aroma, and colour with comparison of glycerin, mint leaves, betel
leaves and food coloring 7.5: 5: 5: 2.
Keywords: Toothpaste, concentration of calcium (Ca), Moringa seeds (Moringa oleifera L.), and
Flame Photometer.
Pendahuluan
Tanaman kelor (moringa oleifera L) yang membuatnya menjadi suplemen makanan
merupakan tanaman khas daerah tropis yang hampir ideal (Fahey, 2005).
yang juga mudah tumbuh. Tanaman kelor di Pohon kelor memiliki daun yang
Indonesia sudah banyak dijumpai di Aceh, mengandung nutrisi paling lengkap dibanding
Kalimantan, Ujung Pandang dan Kupang dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin
(Fahey, 2005). Tanaman kelor juga sudah dan mineral, daun kelor juga mengandung
menyebar di luar negeri yakni di daerah Afrika semua asam amino esensial (asam amino yang
dan seluruh Asia yang sebagian besar memiliki tidak diproduksi sendiri oleh tubuh). Oleh
iklim tropis seperti di Indonesia. Pohon karena itu, daun kelordapat dimanfaatkan
kelor sudah dikenal luas di Indonesia sebagai sebagai makanan alternatif padakasus
tanaman obat khususnya di daerah pedesaan, malnutrisi. Penduduk Indonesia terutama
tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal dipedesaan, juga sering menggunakan daun
dalam kehidupan (Hariana, 2008). kelor sebagaiobat tradisional. Di India jus daun
Kelor menjadi sumber antioksidan alami kelor digunakanuntuk menstabilkan tekanan
yang baik karena kandungan dari berbagai darah. Selain itu, daun kelor dipercaya dapat
jenis senyawa antioksidan seperti vitamin C, mengontrolkadar glukosa pada penderita
flavonoid, phenolic dan karotenoid (Becker & Diabetes Mellitus. Di Indonesia daun kelor
Makkar, 1996). Tingginya konsentrasi vitamin digunakan juga sebagai obatmenurunkan
C, zat estrogen dan β-sitosterol, besi, kalsium, kolesterol, diare, disentri, colitis,
fosforus, tembaga, vitamin A, B, α-tokoferol, gonorhea,sakit kepala, anemia, iritasi, infeksi,
riboflavin, nikotinik, asam folat, piridoksin, antialergi,antikarsinogenik, antihelminthes dan
β-karoten, protein, dan khususnya asam amino anti inflamasi(Wihastuti, dkk., 2007).
esensial seperti metionin, sistin, triptofan dan Tumbuhan kelor ini berasa agak pahit,
lisin yang terdapat dalam daun dan polong bersifat netral dan tentu saja tidak beracun.
*Korespondensi: Kulit akarnya mengandung minyak atsiri
Ahmad Ma’ruf (yang mudah menguap). Biji tumbuhan kelor
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan mengandung alkaloid, vitamin A,B1,B2 dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
email: marufahmad93@gmail.com C pada sel-sel tertentu. Efek farmakologis
© 2016 - Universitas Tadulako yang dimiliki oleh kelor adalah sebagai anti-
61
Volume 5, No. 2, 2016: 61-66 Jurnal Akademika Kimia

inflamasi, anti-piretik dan antiskorbut (Kholis dewasa tetapi juga anak-anak. Fungsinya untuk
& Hadi, 2010). membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan atau
Kandungan kimia yang dimiliki tanaman minuman, menjaga kesehatan gigi dan gusi
kelor antara lain asam amino seperti asam dan menghilangkan bau yang disebabkan oleh
aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, aktivitas bakteri di dalam mulut (Maharani,
isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, dkk., 2009).
triftopan, sistein dan methionin. Selain itu Menurut Maharani dkk., (2009) Umumnya
daun kelor juga mengandung unsur makro pasta gigi yang beredar di pasaran saat ini adalah
seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium, kombinasi dari bahan abrasif, deterjen dan satu
dan fosfor, serta unsur mikro seperti mangan, atau lebih bahan terapeutik.
seng, dan besi. Daun kelor merupakan sumber a. Bahan abrasif (30-40%)
provitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta
terutama zat besi dan kalsium (Boukes, dkk., gigi berfungsi untuk membersihkan dan
2008).Masyarakat di beberapa daerah di memoles permukaan gigi tanpa merusak email,
Indonesia memanfaatkan daun kelor sebagai mempertahankan ketebalan pelikel, serta
sayuran, terutama untuk memperbanyak dan mencegah akumulasi stain. Bentuk dan jumlah
melancarkan ASI. Daun kelor juga mengandung bahan abrasif dalam pasta gigi membantu
Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk dan untuk menambah kekentalan pasta gigi.
kalsium empat kali lipat kalsium susu (Sutanto, Contoh bahan abrasif ini antara lain silica atau
dkk., 2007). silica hydrat, sodium bikarbonat, aluminium
Kalsium merupakan salah satu nutrient oxide, dikalsium fosfat dan kalsium karbonat.
esensial yang dibutuhkan untuk berbagai b. Air
fungsi tubuh diantaranya berperan dalam Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut
pembentukan tulang dan gigi. Kalsium bagi sebagian bahan dan mempertahankan
merupakan salah satu mineral yang terdapat di konsistensi.
dalam tubuh dan memegang peranan penting c. Pelembab atau Humectant (10-30%)
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat Humectant adalah bahan penyerap air dari
sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara udara dan menjaga kelembaban. Misalnya
keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam gliserin, alpha hydroxy acids (AHA) dan asam
tubuh diperlukan untuk pengaturan kerja laktat. Bahan ini digunakan untuk menjaga
enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pasta gigi tetap lembab.
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap d. Bahan perekat (1-5%)
rangsangan (Almaitser, 2004). Kalsium adalah Bahan perekat ini berfungsi mengikat
mineral yang paling banyak dibutuhkan oleh semua bahan dan membantu memberi tekstur
tubuh, terdapat dalam jumlah 1,5-2% dari pada pasta gigi. Contohnya Karboksimetil
keseluruhan berat tubuh. Lebih dari 99% sellulose, Hidroksimetil sellulose, Carragaenan,
kalsium terdapat dalam tulang. Kalsium dan Cellulose gum.
juga merupakan komponen penting dalam e. Surfectan atau Deterjen (1-2%)
pembentukkan gigi. Kalsium sangat penting Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam
untuk mengatur sejumlah besar aktivitas fungsi pasta gigi di pasaran adalah Sodium Lauryl
saraf dan otot, kerja hormon serta pembekuan Sulfat (SLS) yang berfungsi menurunkan
darah. Konsumsi kalsium sejak dini dapat tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan
mencegah terjadinya osteoporosis di masa tua debris dengan gigi yang akan membantu
(Afrianti & Harun, 2011). gerakan pembersihan sikat gigi.
Kandungan kalsium dari buah kelor sangat f. Bahan penambah rasa (1-5%)
tinggi sehingga sangat dimungkinkan untuk Fungsi penggunaan bahan penambah rasa
bahan dasar pasta gigi karena kalsium berperan pada pasta gigi adalah untuk menutup rasa
sebagai bahan abrasif yang terdapat dalam bahan-bahan lain yang kurang enak terutama
pasta gigi yang berfungsi untuk membersihkan SLS dan untuk memenuhi selera pengguna.
dan memoles permukaan gigi tanpa merusak Contoh bahan penambah rasa yang digunakan
email, mempertahankan ketebalan pelikel, serta adalah Pepermint/spearmint, Menthol,
mencegah akumulasi stain. Bentuk dan jumlah Eucalyptus, Anniseed, dan Sakharin.
bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk g. Bahan terapeutik
menambah kekentalan pasta gigi (Cahyadi, Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta
2006). gigi adalah sebagai berikut:
Pasta gigi adalah salah satu produk kosmetik 1. Fluoride
yang digunakan tidak hanya untuk orang Penambahan fluoride pada pasta gigi adalah

62
Ahmad Ma’ruf Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa oleifera L.) ................

sebagai bahan antikaries dimana fluoride dengan cara menimbang sebanyak 1 gram yang
ini dapat memperkuat enamel dengan cara telah diabukan. Kemudian menambahkan 5 mL
membuatnya resisten terhadap asam dan HNO3 p.a. dan biarkan 1 malam. Kemudian
menghambat bakteri untuk memproduksi sampel dipanaskan dengan suhu 100oC selama
asam. satu jam dan selanjutnya dinaikkan suhunya
2. Bahan desensitisasi hingga 150oC, selanjutnya ektrak diencerkan
Bahan desensitisasi yang digunakan dengan air hingga volume tepat 50 mL dan
dalam pasta gigi misalnya Strontium kloride, dikocok hingga homogen. Hasil pengenceran
Strontium asetat, Kalium Nitrat, dan Kalium tersebut dianalisis menggunakan flame
Sitrat. Bahan desensitasi ini berguna untuk photometer.
mengurangi atau menghilangkan sensitivitas Pasta gigi dari biji kelor ini dibuat dengan
dentin dengan cara efek desensitasi langsung menambahkan natrium bikarbonat (NaHCO3),
pada serabut saraf. diaduk dan ditambahkan dengan gliserin,
3. Bahan anti-kalkulus ekstrak daun mint, ekstrak daun sirih dan
Bahan ini digunakan untuk menghambat pewarna makanan. Kemudian dicampurkan
mineralisasi plak serta mengubah pH untuk hingga membentuk pasta.
mengurangi pembentukan kalkulus. Contoh
bahan anti-kalkulus ini adalah Pyrophosphatase, Analisis data
Ureat, dan Zinc Citrate. Berdasarkan hasil pengukuran yang
4. Bahan anti-plak diperolehmenggunakanalatFlame photometer,
Bahan ini merupakan bahan antibakteri maka data yang diperoleh dapat dihitung
dam dapat mengurangi pembentukan menggunakan persamaan:
plak. Contoh bahan ini adalah Trikolsan
(bakterisidal), Zinc citrate atau Zinc phosphate x
(bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal
yang ditambahkan sebagai anti mikroba dalam
Y= V × × fp
pasta gigi contohnya ekstrak daun sirih dan m
siwak. Dimana: Y = Kadar logam dalam sampel
5. Bikarbonat (mg/g); x = Konsentrasi sampel (mg/L); m =
Bikarbonat juga merupakan salah satu Berat sampel kering (g); V = Volume penetapan
komponen dalam pasta gigi yang ditambahkan sampel (mL); fp= Faktor pengenceran (Khop-
untuk mengurangi keasaman plak gigi. kar, 2010).
h. Bahan pengawet (≥ 1%)
Bahan pengawet berfungsi untuk mencegah
kontaminasi bakteri dan mempertahankan Hasil dan Pembahasan
keaslian produk. Umumya bahan pengawet Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
yang ditambahkan dalam pasta gigi adalah logam Kalsium (Ca) pada biji kelor (Moringa
Natrium benzoate, Formalin dan alcohol. oleifera L.), yang tumbuh di Kelurahan
Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu dan
Metode dianalisis menggunakan flame Photometer.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian Kadar Kalsium pada Sampel
ini adalah Flame photometer (BWB XP- Kandungan kadar pada suatu sampel dapat
2011), neraca analitik (AND GR-200), labu ditentukan dengan menggunakan persamaan:
takar, gelas kimia, Erlenmeyer, pipet ukur, Y = V . x/m. Hasil analisis kadar kalsium yang
batang pengaduk, cawan porselin dan oven.. diperoleh dapat diringkaskan pada Tabel 1.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian semua berkualitas proanalisis Tabel 1. Kadar kalsium dalam biji kelor
(p.a), kecuali yang disebut adalah seperti ini
adalah HNO3 (Merck), larutan standar Kalsium
(Merck), NaHCO3 (Merck), gliserin,aquades,
biji kelor, daun mint, daun sirih, dan pewarna
makanan.

Cara Kerja
Proses penentuan kadar mineral bahan
pangan, bahan harus didestruksi terlebih dulu

63
Volume 5, No. 2, 2016: 61-66 Jurnal Akademika Kimia

Analisis kandungan mineral dalam pangan dan kemudian dinaikkan suhunya hingga
dapat dilakukan dengan metode analisis 1500C. Pendiaman sampel semalaman ini
sederhana, seperti metode analisis gravimetri. berfungsi untuk melarutkan dan memutuskan
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan ikatan-ikatan organik. Sedangkan pemanasan
pengukuran berat suatu unsur atau suatu berfungsi untuk membantu mempercepat
senyawa tertentu. Berat unsur dihitung proses pelarutan atau pemutusan ikatan-ikatan
berdasarkan rumus senyawa dan berat atom organik. Setelah itu sampel diencerkan dan hasil
unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan pengenceran tersebut dianalisis menggunakan
unsur-unsur atau senyawa yang dikandung flame photometer (Day & Underwood, 2003).
dilakukan dengan beberapa cara seperti: Kalsium yang terdapat pada biji kelor
metode pengendapan, metode penguapan, atau merupakan mineral yang sangat dibutuhkan
berbagai metode lainnya. Metode gravimetri oleh tubuh di segala usia, mulai dari bayi
memakan waktu yang cukup lama, adanya sampai lanjut usia. Kalsium berguna dalam
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila pembentukan dan pemeliharaan tulang dan
perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan gigi(Almaitser, 2004).
(Hendayana, 1994). Beberapa faktor yang dapat menghalangi
Analisis kandungan mineral suatu makanan penyerapan kalsium pada tanaman adalah
dilakukan dengan cara didestruksi terlebih adanya zat organik yang dapat bergabung
dahulu. Destruksi merupakan suatu perlakuan dengan kalsium dan membentuk garam yang
untuk melarutkan atau mengubah sampel tidak larut. Contoh dari senyawa tersebut
menjadi bentuk materi yang dapat diukur adalah asam okslat dan asam fitrat. Asam
sehingga kandungan berupa unsur-unsur oksalat dan kalsium membentuk garam yang
didalamnya dapat dianalisis. Secara umum ada tidak larut, yaitu kalsium oksalat. Asam oksalat
dua jenis destruksi yang dikenal yaitu destruksi banyak ditemukan di dalam bibit yang masih
basah dan destruksi kering. Namun, dalam hijau, sedangkan asam fitrat terdapat dalam
penelitian ini menggunakan destruksi kering bekatul gandum (Winarno, 2004).
(Khopkar, 2010). Setelah perlakuan analisis kandungan
Destruksi kering adalah perombakan kalsium pada biji kelor. Maka selanjutnya
sampel dengan asam kuat baik tunggal adalah pemanfaatan biji kelor sebagai bahan
maupun campuran. Pelarut yang digunakan dasar pembuatan pasta gigi. Kalsium yang
untuk destruksi kering pada penelitian ini yaitu terkandung dalam biji kelor tersebut berfungsi
asam nitrat (HNO3). Kesempurnaan destruksi sebagai bahan penggosok (Polishing) untuk
ditandai dengan diperolehnya larutan jernih menghilangkan partikel-partikel sisa makanan
pada larutan destruksi, yang menunjukkan yang menempel pada gigi. Pasta gigi ini juga
bahwa semua konstituen yang ada telah larut menggunakan ekstrak daun mint yang berfungsi
sempurna atau perombakan senyawa-senyawa sebagai penyegar serta ekstrak daun sirih yang
organik telah berjalan dengan baik (Marzuki, berfungsi sebagai anti kuman. Selain itu juga
dkk., 2013). ditambahkan Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Penelitian dengan tahap destruksi ini, sebagai bahan abrasif yang berfungsi memoles
sampel biji kelor dikeringkan dengan cara dan menghilangkan stain dan plak gigi.
dikering anginkan yang berfungs untuk Uji organoleptik merupakan parameter
menghilangkan kadar air pada sampel yang yang penting untuk melihat kesukaan dan
akan dianalisis, kemudian sampel dihaluskan penerimaan konsumen terhadap produk. Uji
menggunakan blender. Sampel yang akan ini menggunakan panelis untuk mengetahui
dianalisis ditambahkan dengan larutan sifat sensorik tertentu. Pada penelitian ini
HNO3 yang berfungsi untuk melarutkan dilakukan uji organoleptik dengan panelis
atau menghancurkan logam-logam yang adalah mahasiswa yang berjumlah 15 orang.
terdapat dalam sampel karena asam nitrat Uji ini meliputi uji kekesatan, kesegaran,
dapat menstabilkan logam-logam yang akan aroma, dan warna dari pasta gigi biji kelor. Uji
dianalisis, lalu sampel didiamkan semalaman organoleptik pada pasta gigi ini mengacu pada
pada lemari asam dan keesokan harinya sampel Standar Nasional Indonesia 12 – 3524 – 1995
dipanaskan pada suhu 1000C selama satu jam (Putri, 2008).

64
Ahmad Ma’ruf Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa oleifera L.) ................

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik dari pasta gigi kalsium pada ikan kering air laut dan
ikan kering air tawar dengan metoda
spektrofotometri serapan atom. Jurnal
Farmasi dan Kesehatan, 1(2), 18-24.

Almaitser. (2004). Prinsip dasar ilmu gizi.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Becker, K.,& Makkar, H.P.S. (1996).


Nutritional value and antinutritional
component of whole and ethanol extracted
moringa oleifera leaves. Journal of Feed
Science and Tecnology, 63, 211-228.

Boukes, G.J., Venter, M.V.D., & Oosthuizen,


V. (2008). Quantitative and qualitative
analysis of sterols/sterolins and hypoxoside
contents of three hypoxis (African potato)
spp. African Journal of Biotechnology, 7(11),
1624-1629.

Cahyadi. (2006). Analisis dan aspek kesehatan


bahan tambahan pangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Komposisi bahan yang tepat untuk Day, R.A.,& Underwood, A.L. (2003). Analisis
membuat pasta gigi dari biji kelor meliputi uji kimia kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta:
kekesatan dari pasta gigi berdasarkan kesukaan Erlangga.
panelis yaitu dengan perbandingan biji kelor
dan NaHCO3 sebanyak 25 : 3. Sedangkan Fahey, J.W. (2005). Moringa oleifera: a review
untuk uji kesegaran, aroma dan warna dengan of the medical evidence for its nutritional,
therapeutik, and prophylactic properties. Part
perbandingan gliserin, daun mint, daun sirih 1.
dan pewarna makanan sebanyak 7,5 : 5 : 5 : 2.
Hariana. (2008). Tumbuhan obat dan
Kesimpulan khasiatnya. Jakarta: Niaga Swadaya.
Kandungan kalsium biji kelor menggunakan
flame photometer dengan tiga kali pengulangan Hendayana, S. (1994). Kimia analitik
adalah 120±13,91, 145±15,89, 130±2,00 instrumen. Edisi kesatu. Semarang: IKIP
mg/100g dan komposisi bahan yang tepat untuk Semarang Press.
membuat pasta gigi dari biji kelor meliputi uji
kekesatan dari pasta gigi berdasarkan kesukaan Kholis, N., & Hadi, F. (2010). Pengujian
panelis yaitu dengan perbandingan biji kelor bioassay biskuit balita yang disuplementasi
konsentrat protein daun kelor (moringa
dan NaHCO3 sebanyak 25 : 3. Sedangkan oleifera) pada model tikus malnutrisi. Jurnal
untuk uji kesegaran, aroma dan warna dengan Tekhnologi Pertanian, 11(3), 144-151.
perbandingan gliserin, daun mint, daun sirih
dan pewarna makanan sebanyak 7,5 : 5 : 5 : 2. Khopkar, S.M. (2010). Konsep dasar kimia
analitik. Jakarta: UI-Press.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih Maharani., Endang., & Harsoel, I. (2009).
kepada kepala laboran laboratorium Kimia Analisis kadar detergent anionik pada
FKIP UNTAD dan semua pihak yang telah sediaan pasta gigi anak-anak. Jurnal
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Kesehatan, 2(2).
Referensi Marzuki, A., Fujaya, Y., Muhammad, R.,
Afrianti& Harun. (2011). Penentuan kadar & Haslina. (2013). Analisis kandungan

65
Volume 5, No. 2, 2016: 61-66 Jurnal Akademika Kimia

kalsium (Ca) dan besi (Fe) pada kepiting mengurangi kadar ion logam dalam air.
bakau (scylla olivacea) cangkang keras dan Jurnal Gradien, 3(1), 219-221.
cangkang lunak dengan spektrofotometri
serapan atom. Majalah Farmasi dan Wihastuti., Titin, A., Sargowo, D., &
Farmakologi, 12(2). Rohman, M.S. (2007). The effect of
moringa oleifera leaf extractin inhibition
Putri. (2008). Pengujian mutu pasta gigi sesuai of NFκB activation,TNF-α and ICAM-
SNI (12 – 3524 – 1995). Bogor: Akademi 1 expressionin oxydized LDL treated
Kimia Analisis. HUVECS. Jurnal Kardiologi Indonesia, 28,
181-188.
Sutanto, T., Adfa, D., & Taringan, N. (2007).
Buah kelor (moringa oleifera lamk.) Winarno, F.G. (2004). Kimia pangan dan gizi.
tanaman ajaib yang dapat digunakan untuk Jakarta: PT. Gramedia.

66

Anda mungkin juga menyukai