Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEKANISME EVOLUSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi


Dosen pengampu : Nuryunita Dewantari, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 10

Agus Wahyudi (17103030xx)


Rofiqoh Aulia Zahrah (17103030xx)
Adinda Permatasari Putri Effendi (1710303064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2020

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses mekanisme terjadinya evolusi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses terjadinya mekanisme evolusi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam satu
spesies. Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki individu berperan
sebagai pembeda antara individu yang satu dengan yang lain. Sifat-sifat yang
berbeda yang terdapat pada individu-individu dalam satu spesies disebut variasi.
Individu yang mengalami variasi disebut varian. Jika satu spesies hidup pada
suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya, keturunan-keturunan berikutnya
akan mengalami perubahan sehingga spesies tersebut tidak sama dengan spesies
dari asalusulnya, dengan demikian muncul varian.

Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh gen.
Perubahan yang terjadi pada gen menyebabkan terjadinya perubahan sifat pada
individu.Mutasi gen adalah perubahan susunan kimia dari suatu gen. Mutasi gen
merupakan mekanisme evolusi yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke
generasi berikutnya terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu menyebabkan
setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan beribu-
ribu gamet, sehingga jumlah generasi yang terjadi sedemikian banyak selama
masih adanya spesies tersebut.

Jadi, Evolusi pada makhluk hidup terjadi antara lain karena adanya :

1. Variasi Genetik
Variasi genetik terjadi oleh sebab utama, yaitu:
A. Adanya mutasi gen
Mutasi gen menyebabkan terjadinya penyimpangan sifat-sifat
individu dari sifat yang normal. Terjadinya mutasi ini ada yang
dipengaruhi oleh faktor luar, dan ada juga yang dipengaruhi oleh faktor
dalam (rekombinasi gen-gen). Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh
faktor luar mempunyai 2 sifat, yaitu:
1) Jarang terjadi, sebab tidak setiap rekombinasi gen menyebabkan mutasi
2) Kebanyakan tidak menguntungkan
Sekalipun demikian, mutasi ini tetap merupakan salah satu
mekanisme evolusi yang sangat penting, termasuk dalam hal

2
pembentukkan species baru dengan sifat-sifat yang lebih baik.Jadi jika
mutasi kita tinjau selama periode evolusi dari suatu species, maka tetap
akan mendapatkan angka mutasi yang besar.Hal ini terjadi karena:
1) Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen
2) Setiap individu mampu menghasilkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta
gamet dalam satu generasi
3) Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu species selama kurun waktu
spesies itu ada banyak sekali.

Berdasarkan hal tersebut maka angka laju mutasi pada setiap


species dapat diketahui. Angka laju mutasi adalah angka yang
menunjukkan berapakah jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet
yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu species.
Sebagai contoh data sebagai berikut:
~ Angka laju mutasi per gen = 1 : 100.000
~ Jumlah gen dalam satu individu yang mampu bermutasi = 1000
~ Perbandingan mutasi yang menguntungkan dengan mutasi yang
merugikan = 1 : 1000
~ Jumlah populasi setiap generasi = 200 juta
~ Jumlah generasi selama species itu ada = 5000

Pertanyaan yang muncul adalah berapakah kemungkinan terjadinya mutasi


yang menguntungkan selama species itu ada?
Jawab:
Jumlah mutasi gen yang menguntungkan yang mungkin terjadi adalah:
~ Pada satu individu:
= 1/100.000 x 1000 x 1/1000 = 1/100.000
~ Pada tiap generasi:
1/100.000 x 200.000.000 = 2000
~ Selama species itu ada (5000 generasi)
2000 x 5000 = 10.000.000
Jadi terbukti, sekalipun mutasi tersebut jarang terjadi dan mutasi yang
menguntungkan sangat kecil kemungkinannya, tetapi jika ditinjau selama

3
periode evolusi suatu species maka kemungkinan terjadinya mutasi yang
adaptif akan tetap besar.
Ada tiga fakta penting yang muncul pada peristiwa mutasi, yaitu:
1) Mutasi muncul secara spontan dan tidak di arahkan oleh alam
2) Mutasi dapat terjadi lagi pada mutan
3) Mutasi pada umumnya merugikan organisme yang mengalaminya.
B. Frekuensi Gen dalam Populasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara gen yang satu dengan
gen lainnya di dalam suatu populsi. Misal suatu populasi mempunyai gen
dominan A dan gen resesif a. Kedua gen tersebut sama-sama adaptif.
Maka generasi yang bergenotif AA, Aa maupun aa mempunyai daya
fertilitas dan viabelitas yang sama.
Misalnya populasi tersebut dimulai dengan 50% AA jantan dan
50% aa betina, maka dalam generasi (F1) semua populasi bergenotif Aa.
Apabila dilakukan perkawinan F1 dengan F1 maka frekuensi genotif F2
adalah =
25 AA : 50 Aa : 25 aa atau ¼ AA : ½ Aa : ¼ aa
Berdasarkan perhitungan tersebut maka frekuensi keseimbangan genotif F2
adalah hasil kali frekuensi gen dari masing-masing induknya, yaitu :
(A + a)(A + a) = AA + 2 Aa + aa
A2 + 2 Aa + a2
Demikian pula pada generasi F3 tetap seperti pada F2 yaitu 1:2:1. Jadi
apabila setiap individu dari berbagai kesempatan melakukan perkawinan
yang sama dan berlangsung secara acak, serta setiap genotif mempunyai
variabilitas yang sama maka perbandingan antara genotif yang satu dengan
yang lainnya dari generasi ke generasi adalah tetap sama.

Hukum Hardy-Weinberg
Hardy nama lengkapnya Godfrey Harold Hardy adalah seorang ahli
matematka Inggris dan Weinberg yang nama lengkapnya Wilhhelm
Weinberg adalah seorang dokter dari jerman. Mereka secara terpisah
menemukan hubungan matematika dari frekuensi gen dalam populasi,

4
yang kemudian dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg. Frekuensi gen
dalam populasi adalah perbandingan alela gen tersebut dalam populasi.
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dan genotip
dalam suatu populasi akan berada pada keadaan yang tetap atau konstan
(sama) dari generasi ke generasi apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Ukuran populasi sangat besar.
Dalam populasi yang besar, hanjutan/pergeseran genetik (genetic
drift) yang merupakan fluktuasi acak dalam kumpulan gen tidak
akan mengubah frekuensi alel.
2) Terisolasi dari populasi lain.
Pada populasi yang terisolasi tidak akan ada aliran gen
(perpindahan alel antar populasi akibat perpindahan individu atau
gamet) yang dapat mengubah kumpulan gen.
3) Tidak ada mutasi
Pengubahan satu alel menjadi alel lain akibat mutasi akan
mengubah frekuensi alel dan genotip suatu populasi.
4) Perkawinan acak
Dengan perkawinan acak frekuensi alel dan genotip akan
mengikuti hukum pewarisan sifat Mendel, sehingga frekwensi alel
dan genotip dapat dipertahankan tetap.
5) Tidak ada seleksi alam
Jika potensi kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi pada
semua individu sama, maka frekuensi alel dan genotip akan tetap
dari generasi ke generasi.
Kelima syarat yang diperlukan untuk mempertahankan
kesetimbangan Hardy-Weinberg memberikan suatu framework untuk
memahami mekanisme evolusi.
Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan symbol p dan
alelnya dengan symbol q, maka secara matematika hukum tersebut
dinyatakan sebagai berikut:
p + q = 1 atau sama dengan 100%
(p + q)2 = 1 atau sama dengan 100%

5
P2 + pq + q2 = 1 atau sama dengan 100%
Pp + 2pq + qq = 1 atau sama dengan 100%
Dimana:
pp = alela yang homozigot
pq = alela heterozigot
qq = alela homozigot resesif

C. Perubahan Perbandngan Frekuensi Gen


Hukum hardy-weinber tidak selalu menghasilkan angka
perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi. Ini berarti dalam
populasi frekuensi gen dapat mengalami perubahan.
Faktor yang menyebabkan perubahan frekuensi gen adalah :
1) Perkawinan acak
Akibat dari perkawinan acak ini, alel yang membawa sifat yang
lebih disukai akan menjadi lebih mudah dijumpai dalam populasi. Alel
dengan sifat yang tidak disukai akan menjadi berkurang dan mungkin
akan hilang dari populasi.Terjadinya mutasi pada satu atau beberapa
gen akan mengakibatkan adanya perubahan kesetimbangan gen-gen
2) Migrasi (emigrasi dan Imigrasi)
Migrasi menyebabkan frekuensi gen akan berubah. Individu yang
meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel keluar.
Sebaliknya individu yang masuk ke dalam populasi (imigrasi), akan
membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru. Pergerakan alel antar
populasi ini disebut arus gen.
Migrasi menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu
populasi. Tidak adanya migrasi dapat menyebabkan perbedaan
frekuensi gen antar populasi. Spesies pada kedua populasi yang terpisah
saling terisolir. Melalui proses evolusi, maka akan terjadi perubahan
frekuensi gen pada kedua gen tersebut. Perubahan yang terjadi dapat
sama atau berbeda, tergantung pada keadaan lingkungan masing-
masing. Jika lingkungan berbeda, perubahan dapat mengarah pada
terbentuknya dua spesies yang berbeda.

6
Contoh:
Xylopa nobilis (kumbang) antara daerah manado dengan kepulauan
sangihe. Kumbang-kumbang di dua daerah tersebut menunjukkan
perbedaan genetika. Karena sesuatu hal, kumbang kayu di pulau
sangihe bermigrasi ke manado. Pada kumbang tersebut terjadi
interhibridisasi sehingga terjadi perubahan frekuensi gen pada generasi
selanjutnya.
3) Hanyutan genetik
Perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang
memisah dari populasi besar ini disebut hanyutan genetik. Salah satu
sebab dari hanyutan genetik adalah founder effect. Founder, yang dalam
bahasa Inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada sekelompok
individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni
tersendiri. Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang bereda
dengan populasi induknya karena mereka menikah dengan sesama
anggota koloninya.
Frekuensi gen akibat hanyutan genetik amat sulit diprediksi karena
bersifat acak. Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya hanyutan genetik. Hal ini terjadi jika banyak anggota
populasi yang mati dan sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya
kembali seperti semula. Hanyutan genetik dapat berakibat buruk jika
terjadi penurunan variasi gen. Penurunan variasi gen menyebabkan
suatu populasi menjadi rentan terhadap kepunahan apabila terjadi
perubahan lingkungan atau gaya hidup.
4) Rekombinasi
Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menyebabkan
perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya. Melalui perkawinan
silang, akan dihasilkan varietas baru. Varietas baru ini terjadi akibat
pembuahan atau penyerbukan dari individu lain sehingga terjadi
rekombinasi gen. Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh
perkawinan silang merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui
rekombinasi memungkinkan adanya variasi baru. Apabila varietas-

7
varietas baru yang terbentuk menempati daerah yang sangat berbeda
dan tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi, dua varietas baru
tersebut akan mengalami perubahan-perubahan yang pada akhirnya
akan menjadi dua spesies yang berbeda.
5) Perubahan alam sekitar
Perubahan alam sekitar dan adanya mekanisme isolasi dapat
menyebabkan populasi dari species terpisah, akhirnya berkembang
menjadi species-species baru.
Contoh:
~ Xylopa nobilis pulau sangihe dengan Xylocopa nobilis di menado
~ Burung finch di kepulauan Galapagos dengan burung Finch di daratan
Amerika Selatan
2. Seleksi Alam
Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa,
mengakibatkan individu-individu yang hidup pada masamasa tersebut
mengalami perubahan pula. Alam mengadakan seleksi terhadap makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat beradaptasi
yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak, sedangkan yang tidak
mampu beradaptasi akan punah dan gagal melangsungkan kehidupannya.
Darwin menyadari hubungan penting antara seleksi alam dan kemampuan
organisme untuk ‘menghasilkan keturunan secara berlebih’. Darwin
menyadari bahwa kapasitas untuk menghasilkan keturunan secara berlebih
(over produksi) merupakan karakteristik semua spesies. Dari banyak telur
yang dihasilkan, anak yang dilahirkan, dan biji yang disebarkan, hanya sekian
persen yang menuntaskan perkembangan mereka dan menghasilkan
keturunan sendiri. Sisanya dimakan, mati kelaparan, mati sakit, tidak kawin,
atau tidak mampu bertoleransi terhadap kondisi fisik lingkungan seperti kadar
garam atau suhu.
Sifat-sifat suatu organisme dapat memengaruhi tidak hanya kinerjanya,
namun juga sebaik apa keturunannya menghadapi tantangan lingkungan.
Misalnya suatu organisme mungkin memiliki satu sifat warisan yang
memberi keuntungan bagi keturunannya untuk meloloskan diri dari predator,

8
memperoleh makanan, atau bertoleransi terhadap kondisi fisik. Oleh karena
itu, seiring waktu, seleksi alam yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
predator, kekurangan makanan, atau kondisi fisik yang tak bersahabat dan
meningkatkan presentase sifat-sifat yang menguntungkan di dalam populasi.
Seleksi alam berlangsung melalui interaksi antara orgaisme individual dan
lingkungannya, namun individu tidak berevolusi. Sebenarnya, populasilah
yang berevolusi seiring waktu. Seleksi alam dapat memperbanyak atau
mengurangi sifat-sifat warisan saja-sifat yang diwariskan dari organisme pada
keturunannya. Walaupun suatu organisme mungkin termodifikasi semasa
hidupnya, dan karakteristik yng diperoleh dapat membantu organisme
tersebut di lingkungannya, hanya ada sedikit bukti bahwa sifat yang diperoleh
semacam itu diwariskan pada keturunan. Faktor lingkungan variasi menurut
tempat dan waktu. Sifat yang menguntungkan disuatu tempat atau waktu
mungkin tak berguna-atau bahkan mematikan-ditempat atau waktu lain.
Seleksi alam selalu bekerja, namun sifat mana yang menguntungkan
bergantung pada konteks alam.
Mata rantai terlemah dalam teori Darwin mengenai seleksi alam adalah
pengabaiannya akan mekanisme pewarisan. Tanpa adanya cukup pemahaman
mengenai hukum-hukum genetika. Darwin tak dapat menjelaskan variasi-
variasi yang muncul sebagai erkecualian dari kecenderungan “yang mirip
menghasilkan yang mirip”, walaupun variasi-variasi tersebut yang penting
sekali artinya bagi teorinya. Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip
utama.
a) Yang pertama, pada setiap generasi dihasikan anak-anak yang luar biasa
berlebih jumlahnya-lebih banyak daripada yang dapat didukung oleh
sumber-sumber yang terbatas (makanan, air, tempat berteduh, pasangan
kawin) di lingkungan.
b) Yang kedua, terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi anak
yang terlalu besar itu.
c) Yang ketiga, terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-
varian yang teradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentu-lah

9
yang akan berhasil dan menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat
adaptif tersebut.
Seiring berlalunya waktu, sifat-sifat yang memberikan keadaptifan, atau
kelestarian (fitness) tersebut. Menjadi terakumulasi dalam populasi,
sedangkan sifat-sifat yang mengurangi pelestarian cenderung semakin sedikit
atau menghilang sama sekali. Aspek terakhir inilah-keberhasilan reproduktif
dari bentuk-bentuk yang lebih teradaptasi-yang diberi istilah tepat seleksi
alam (natural selection)

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai