Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.

php/jipf/index
ISSN (print) : 2549-9955 Vol 4 No 3 2020
ISSN (online): 2549-9963 Hal 151-160

Pengembangan Bahan Ajar Suhu dan Kalor Menggunakan Pembelajaran


Generatif

Ahmad Hidayat, Zainuddin, dan Misbah


Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia
hidayatahmad232@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar suhu dan kalor menggunakan
pembelajaran generatif yang layak digunakan dalam proses pembelajaran. Tujuan
penelitian secara khusus yaitu untuk mendeskripsikan: 1) validitas bahan ajar, 2)
kepraktisan bahan ajar, dan 3) efektivitas bahan ajar. Penelitian ini merupakan
pengembangan bahan ajar menggunakan model ADDIE, dengan subjek uji coba 23 siswa
kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 12 Banjarmasin. Data penelitian diperoleh dari lembar
validasi, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, dan tes hasil belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) validitas bahan ajar berkategori tinggi, 2) kepraktisan bahan ajar
berkategori sangat praktis, dan 3) efektivitas bahan ajar berkategori sedang. Disimpulkan
bahwa bahan ajar suhu dan kalor menggunakan pembelajaran generatif layak digunakan
dalam proses pembelajaran pada materi suhu dan kalor di tingkat SMA. Hasil penelitian
ini digunakan sebagai rekomendasi bagi guru dan calon guru dalam memilih bahan ajar
yakni dengan menggunakan pembelajaran generatif.

Kata Kunci: bahan ajar; panas; suhu

Abstract
The research aims to produce heat and temperature teaching materials using generative
learning suitable for the learning process. The purpose of the research is to describe: 1)
the validity of teaching materials, 2) the practicality of teaching materials, 3) the
effectiveness of teaching materials, and 4) reduction of students' misconceptions. This
research uses the ADDIE model, with the test subjects 23 students of class XI MIPA 2 high
school 12 Banjarmasin. The research data were obtained from validation sheets,
observation sheets of the lesson plans' implementation, and learning achievement tests.
The results showed that: 1) the validity of teaching materials is high category, 2) the
practicality of very practical categorical teaching materials, and 3) the effectiveness of
medium categorized teaching materials. It was concluded that the temperature and heat
teaching material using generative learning was feasible to be used in the learning
process on the temperature and heat material at the high school level.

Keywords: heat; teaching materials; temperature

Received : 10 May 2020


Accepted : 9 January 2021
Published : 9 January 2021
DOI : https://doi.org/10.20527/jipf.v4i3.2054
© 2020 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika

How to cite: Hidayat, A., Zainuddin, Z., & Misbah, M. (2020). Pengembangan
bahan ajar suhu dan kalor menggunakan pembelajaran generatif. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika, 4(3), 151-160.

151
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

PENDAHULUAN sebelumnya yang telah diperoleh peserta


Pembelajaran fisika pada umumnya didik dengan pengetahuan baru yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam diperoleh melalui kegitan belajar
di sekitar kita. Proses pembelajaran mengajar untuk memahami suatu konsep
harus mengikutsertakan peserta didik fisika. Pada pelaksanaan model
untuk berinteraksi dengan konsep fisika, pembelajaran generatif, fokus kegiatan
seperti yang tertulis dalam kurikulum belajar mengajar berpusat pada peserta
dan mempelajari konsep yang didik dan guru pada kegiatan
terkandung dalam suatu peristiwa pembelajaran ini hanya berperan sebagai
(Mustofa, 2016). Konsep-konsep dalam fasilitator bagi peserta didik. Hal ini
pembelajaran fisika, merupakan suatu sejalan dengan kurikulum 2013 yang
landasan bagi peserta didik dalam menganut pandangan dasar bahwa
berpikir dan menemukan suatu pengetahuan tidak dapat serta merta
pemecahan masalah dari suatu persoalan dipindahkan begitu saja dari guru ke
fisika (Sugiana, Harjono, Sahidu, & peserta didik. Peserta didik adalah subjek
Gunawan, 2017). Dalam pembelajaran yang memiliki kemampuan untuk secara
fisika diinginkan terbentuk pemahaman aktif mencari, mengolah,
konsep peserta didik yang utuh (Hono, mengkonstruksi, dan menggunakan
Yuanita, & Suyono, 2017). Dengan pengetahuan. Oleh karena itu
demikian peserta didik akan mampu pembelajaran harus berkenaan dengan
memahami apa yang ada di sekitar. kesempatan yang diberikan keapada
Hasil wawancara dengan guru di peserta didik untuk mengkonstruksi
SMA Negeri 12 Banjarmasin untuk mata sendiri pengetahuan proses kognitifnya
pelajaran fisika, diperoleh bahwa dalam (Saputra, Annur, & Mastuang, 2017).
pelajaran fisika metode yang digunakan Banyak penelitian telah dilakukan
guru didominasi ceramah dan diselingi mengenai penggunaan model
diskusi kelompok. Pembelajaran di pembelajaran generatif dalam rangka
SMAN 12 Banjarmasin masih meningkatkan hasil belajar peserta didik
didominasi dengan metode ceramah dan diantarannya Herdiansyah, Zainuddin, &
kurangnya variasi dalam pembelajaran Mastuang (2018) menemukan bahwa
yang akan berpengaruh pada rendahnya penerapan model pembelajaran generatif
hasil belajar peserta didik. pada mata pelajaran fisika dapat
Menurut teori konstruktivisme, meningkatkan hasil belajar peserta didik.
belajar fisika meliputi konstruksi Ariani, Zainuddin, & Wati (2016)
pengalaman individu melalui hubungan menyatakan bahwa penerapan model
individual dengan lingkungannya berupa generative learning efektif dalam
kajadian yang di dalamnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
mengikutsertakan proses-proses sosial Nurkhayani, Zainuddin, & Annur (2013)
(Dahar, 2011). Proses pembelajaran menyatakan bahwa penerapan model
dimana peserta didik mendapat pembelajaran generatif efektif untuk
pengalaman secara langsung akan lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik.
efektif membuat peserta didik mampu Berdasarkan uraian di atas, peneliti
mengembangkan konsep dibandingkan bermaksud mengembangkan bahan ajar
dengan belajar hafalan, sehingga suhu dan kalor dengan menggunakan
kegiatan belajar mengajar tidak lagi pembelajaran generatif. Tujuan
berpusat pada guru (teacher centered). penelitian ini adalah mendeskripsikan
Pada penelitian ini digunakan model kelayakan bahan ajar menggunakan
pembelajaran generatif, model ini pembelajaran generatif pada suhu dan
mampu menyelaraskan pengetahuan kalor.

152
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

METODE yang optimal. Hasil perbaikan dari tahap


Pada penelitian ini model ini akan digunakan untuk uji lapangan
pengembangan yang digunakan adalah dalam rangka mengumpulkan data
model ADDIE (Analysis, Design, penelitian.
Development, Implementation, dan Fase implementasi ini adalah fase
Evaluation). Pada fase analysis, peneliti menerapkan bahan ajar yang telah dibuat
mengidentifikasi penyebab dari masalah untuk menentukan kelayakan dari bahan
pembelajaran. Dalam fase ini, peneliti ajar. Penerapan dari bahan ajar yang
harus memeriksa kompetensi inti dan dikembangkan akan dilaksanakan pada
kompetensi dasar untuk membangun saat uji coba lapangan, yang dilakukan
dasar dalam menentukan kebutuhan langsung dengan peserta didik kelas XI
peserta didik untuk menyelesaikan MIPA 2 SMA Negeri 12 Banjarmasin
pembelajaran. Analisis yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan
dapat berupa identifikasi tujuan alokasi waktu masing-masing 2×45
pembelajaran, analisis karakteristik menit untuk setiap pertemuan. Desain uji
peserta didik, dan analisis karakteristik coba yang digunakan dalam penelitian
materi ajar. ini adalah dengan membandingkan
Fase desain ini menggunakan hasil keadaan sebelum dan sesudah
keluaran dari fase analisis untuk menggunakan bahan ajar yang
merancang strategi dalam dikembangkan. Pada fase evaluasi,
mengembangkan bahan ajar. peneliti akan menentukan kelayakan dari
Berdasarkan identifikasi kompetensi bahan ajar yang dikembangkan
dasar, karakteristik peserta didik, dan berdasarkan validitas, kepraktisan, dan
karakteristik materi ajar, bahan suhu dan efektivitas, kemudian akan dilakukan
kalor dalam penelitian untuk mendukung perbaikan kembali jika diperlukan.
proses pembelajaran dan Bahan ajar yang dikembangkan
mengakomodasi tercapainya tujuan yaitu RPP, LKPD, materi ajar, dan THB
pembelajaran. yang diujicoba pada 23 peserta didik
Fase pengembangan ini bertujuan kelas XI MIPA 2 SMAN 12
untuk menghasilkan bahan ajar yang Banjarmasin. Instrumen penelitian yang
diperlukan dalam pembelajaran. Rencana digunakan yaitu lembar pengamatan
pengembangan yang dilakukan yaitu: keterlaksanaan RPP, lembar validasi
menyusun Rencana Pelaksanaan bahan ajar, dan instrumen penilaian
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja THB.
Peserta Didik (LKPD), Materi Ajar, dan Validasi bahan ajar yang
Tes Hasil Belajar (THB) yang dikembangkan dalam penelitian ini
mendukung pembelajaran pada materi dilakukan oleh 3 orang validator ahli
suhu dan kalor melalui pembelajaran terhadap RPP, LKPD, Materi Ajar, dan
generatif untuk meningkatkan hasil THB yang dikembangkan. Validitas
belajar peserta didik. Bahan ajar yang akan dinyatakan dalam kategori validitas
dihasilkan selanjutnya divalidasi oleh sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan
validator yaitu para ahli dan akan tidak valid. Pengamatan dilakukan untuk
dilakukan perbaikan atau revisi sesuai mengamati keterlaksanaan RPP sebagai
saran validator tersebut jika diperlukan. acuan kepraktisan bahan ajar yang
Selanjutnya, penggunaan bahan ajar akan dikembangkan. Pengamatan dilakukan
disimulasikan oleh peneliti dengan oleh dua orang pengamat dan dilakukan
rekan-rekan mahasiswa untuk setiap pertemuan selama penelitian
memperoleh saran agar bahan ajar dapat berlangsung menggunakan lembar
diperbaiki jika diperlukan sehingga pengamatan. Tes yang akan dilakukan
memperoleh hasil perbaikan bahan ajar adalah tes hasil belajar berupa

153
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

kemampuan kognitif peserta didik yang melalui proses validasi oleh validator
dilakukan sebelum menggunakan bahan ahli yaitu akademisi dan praktisi,
ajar yang dikembangkan (pretest) dan simulasi, dan uji coba kelas. Bahan ajar
setelah menggunakan bahan ajar yang dapat dikatakan baik atau layak jika
dikembangkan (post test). Hasil dari tes dapat memenuhi tiga komponen yaitu
tersebut akan menjadi acuan efektivitas validitas, kepraktisan, dan efektivitas
bahan ajar yang dikembangkan, apakah (Akker, 1999). Berikut ini adalah
bahan ajar tersebut sudah efektif atau deskripsi dari hasil pengembangan bahan
tidak efektif dengan cara dianalisis ajar, hasil uji coba bahan ajar tersebut,
melalui N-gain (Hake, 1998). Bahan ajar serta pembahasannya.
dikatakan efektif jika minimal hasil N-
gain berkategori sedang. Validitas Bahan Ajar
Uji validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terdiri dari beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN aspek penilaian yaitu aspek perumusan
Penelitian ini mengembangkan tujuan pembelajaran, bahasa, isi yang
bahan ajar suhu dan kalor menggunakan disajikan, serta waktu. Hasil perhitungan
pembelajaran generatif untuk uji validitas terhadap RPP secara ringkas
meningkatkan hasil belajar peserta didik. dimuat dalam Tabel 1.
Bahan ajar ini telah dikembangkan

Tabel 1 Hasil validitas RPP


Aspek Rata-Rata Kategori
Tujuan 3,07 Validitas Tinggi
Bahasa 3,33 Validitas Tinggi
Isi 3,00 Validitas Tinggi
Waktu 3,00 Validitas Tinggi
Validitas 3,10 Validitas Tinggi
Reliabilitas 0,74 Validitas Tinggi

Pada Tabel 1 hasil rata-rata validitas Tabel 2 Hasil validitas LKPD


rpp seluruh aspek mendapatkan kategori Aspek Rata-Rata Kategori
valid sehingga dapat disimpulkan RPP
hasil pengembangan berkategori valid Format 3,24 Valid
dengan derajat reliabilitas berkategori Bahasa 3,00 Valid
tinggi. Hasil ini mengindikasikan bahwa Isi 3,00 Valid
RPP hasil pengembangan dapat Validitas 3,08 Valid
dikatakan telah memenuhi komponen Reliabilitas 0,75 Tinggi
RPP yang baik. RPP yang dikembangkan Pada Tabel 2 menunjukkan validitas
memiliki tujuan pembelajaran yang jelas, materi ajar berkategori valid, untuk
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia setiap aspek penilaian seperti format
yang baik dan benar, dan alokasi waktu LKPD telah disusun dengan format yang
yang sesuai (Daryanto & Dwicahyono, sesuai (Prastowo, 2015), menjabarkan isi
2014). LKPD dengan jelas (Maharani, Wati, &
Uji validitas Lembar Kerja Peserta Hartini, 2017), dan bahasa yang
Didik (LKPD) meliputi beberapa aspek digunakan telah sesaui dengan kaidah
penilaian yaitu aspek format LKPD, bahasa indonesia yang baik dan benar
bahasa, serta isi LKPD. Hasil (Prastowo, 2015). LKPD ini memiliki
perhitungan uji validitas terhadap LKPD tingkat derajat reliabilitas yang tinggi,
secara ringkas dimuat dalam Tabel 2. hal ini menunjukkan penilaian dari

154
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

validator terhadap LKPD tidak jauh LKPD tersebut ditambahan fase dari
berbeda artinya terdapat banyak model pembelajaran generatif yaitu
kesamaan di dalam setiap aspek aplikasi dan pemantapan konsep. Hal ini
penilaiannya dan dapat dikatakan bahwa ditujukan agar peserta didik mampu
LKPD ini reliabel. menjawab persoalan yang berkenaan
Pada Gambar 1 dapat dilihat LKPD dengan konsep fisika yang dipelajari
hasil pengembangan bahan ajar, pada pada materi suhu dan kalor.

Gambar 1 Aplikasi dan pemantapan konsep pada LKPD

Gambar 2 Tantangan dan konfrontasi pada materi ajar

155
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

Pada Gambar 2 dapat dilihat materi Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa


ajar hasil pengembangan bahan ajar, pada materi ajar telah memenuhi empat unsur
materi ajar tersebut ditambahan fase dari kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan
model pembelajaran generatif yaitu penyajian, kelayakan kebahasaan, dan
tantangan dan konfrontasi. Hal ini kelayakan kegrafikan (Ramdani, 2015).
ditujukan agar menimbulkan pertentangan Uji validitas Tes Hasil Belajar (THB)
jawaban diantara peserta didik mengenai terdiri dari beberapa aspek penilaian yaitu
konsep fiska yang diutarakan dalam konstruksi umum dan bahasa untuk setiap
gambar tersebut, dengan pertentangan butir soal. Hasil perhitungan uji validitas
jawaban diantara peserta didik diharapkan terhadap THB secara ringkas dimuat dalam
makin manarik minat peserta didik dalam Tabel 4.
mengikuti pembelajaran. Pada Tabel 4 hasil validitas THB
Uji validitas Materi Ajar terdiri dari secara keseluruhan berkategori valid
beberapa aspek penilaian yaitu kriteria dengan derajat reliabilitas sangat tinggi.
kelayakan isi, kelayakan penyajian, Hasil validitas yang berkategori valid ini
kelayakan bahasa, serta kelayakan menggambarkan bahwa seluruh butir soal
kegrafikan. Hasil perhitungan uji validitas dalam THB telah sesuai dengan tujuan
terhadap Materi Ajar secara ringkas dimuat pembelajaran, dan disusun dengan kaidah
dalam Tabel 3. bahasa Indonesia yang baik dan benar,
Tabel 3 Hasil validitas materi ajar (Daryanto & Dwicahyono, 2014). Hasil
Aspek Rata- reliabilitas yang memiliki derajat
Kategori
Kelayakan Rata reliabilitas sangat tinggi menunjukkan
Isi 3,03 Valid bahwa hasil penilaian dari ketiga validator
Penyajian 3,06 Valid memberikan skor dengan banyak
Bahasa 3,03 Valid kesamaan sehingga hasil validasi THB
Kegrafikan 3,00 Valid dapat dipercaya dan akan menghasilkan
Validitas 3,03 Valid data yang konsisten
Reliabilitas 0,80 Tinggi

Tabel 4 Hasil validitas THB


Aspek Penilaian Rata-Rata Kategori
Butir Soal 1 3,00 Valid
Butir Soal 2 2,95 Valid
Butir Soal 3 2,90 Valid
Butir Soal 4 2,90 Valid
Butir Soal 5 2,90 Valid
Butir Soal 6 2,90 Valid
Butir Soal 7 2,90 Valid
Butir Soal 8 2,90 Valid
Butir Soal 9 3,00 Valid
Butir Soal 10 3,00 Valid
Butir Soal 11 3,10 Valid
Butir Soal 12 3,10 Valid
Konstruksi Umum 2,95 Valid
Bahasa 3,00 Valid
Validitas 2,96 Valid
Reliabilitas 0,86 Sangat Tinggi

156
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

Kepraktisan Bahan Ajar diamati oleh dua orang pengamat selama


Batoq, Susila, & Rijanto (2015) pembelajaran berlangsung. Dalam
menyatakan bahwa kepraktisan bahan penelitian ini, model yang digunakan
ajar yang dihasilkan dapat ditinjau dari yaitu model pembelajaran generatif yang
keterlaksanaan bahan ajar, dalam hal ini diterapkan untuk meningkatkan hasil
RPP saat diterapkan di kelas. belajar peserta didik. Hasil pengamatan
Keterlaksanaan RPP merupakan bentuk keterlaksanaan Rencana Keterlaksanaan
gambaran kuantitatif atas Pembelajaran (RPP) untuk seluruh
berlangsungnya proses penerapan suatu pertemuan secara ringkas dimuat pada
model di dalam sebuah kegiatan Tabel 5.
pembelajaran. Keterlaksanaan RPP

Tabel 5 Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP


Pertemuan
Kegiatan
1 2 3 4
Fase 1 3,07 3,50 3,57 3,79
Fase 2 2,88 3,00 3,38 3,75
Fase 3 3,00 3,10 3,60 3,80
Fase 4 3,00 3,00 3,75 4,00
Fase 5 3,33 3,67 3,33 3,83
Penutup 3,50 3,17 3,50 4,00
Rata-Rata Kepraktisan 3,10 3,27 3,52 3,83
Sangat Sangat
Kategori Kepraktisan Praktis Sangat Praktis
Praktis Praktis
Reliabilitas 0,54 0,71 0,54 0,75
Derajat Reliabilitas Cukup Tinggi Cukup Tinggi

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa mengetahui sejauh mana pemahaman


keterlaksanaan RPP untuk seluruh konsep peserta didik. Fase 3 peserta
pertemuan rata-rata dalam kategori didik diarahkan untuk memperoleh
praktis dan sangat praktis, hasil ini pengetahuan secara langsung yaitu dalam
menunjukkan bahwa langkah-langkah proses pembelajaran dengan melakukan
pembelajaran di dalam RPP sangat percobaan.
mungkin untuk dilaksanakan dalam Fase 4 peserta didik diberikan
proses belajar mengajar di kelas oleh penjelasan konsep fisika dan
guru. Pada fase 1 peserta didik diarahkan mengaplikasikan konsep-konsep yang
untuk mengingat kembali pelajaran telah didapat peserta didik selama proses
terdahulu mengenai topik pembelajaran pembelajaran dengan mengerjakan soal-
yang akan dipelajari, hal ini soal, untuk lebih memantapkan
dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman konsep peserta didik. Pada
peserta didik dalam memahami pelajaran fase 5 peserta didik diarahkan untuk
karena sudah memiliki pengetahuan awal mempresentasikan hasil yang didapat
dari pembelajaran sebelumnya (Amanah, selama proses belajar mengajar
Harjono, & Gunada, 2017). berlangsung dan meluruskan kembali
Pada fase 2 peserta didik diberikan pemahaman konsep peserta didik.
suatu permasalahan yang dapat
menimbulkan perbedaan pendapat pada Efektivitas Bahan Ajar
beberapa peserta didik, hal ini Efektivitas bahan ajar dapat
dimaksudkan untuk menggali diketahui menggunakan hasil belajar
pengetahuan awal peserta didik dan peserta didik yang ditinjau dari

157
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

perolehan N-gain (Salam, Miriam, Hasil penelitian ini digunakan sebagai


Arifuddin, & Ihsan, 2016). Hasil pretest rekomendasi bagi guru dan calon guru
dan posttest peserta didik digunakan dalam memilih bahan ajar yakni dengan
bersama untuk menentukan N-gain menggunakan pembelajaran generatif.
tersebut (Selvia, Arifuddin, & Perlu dilakukan penelitian sejenis lebih
Mahardika, 2017). Hasil belajar ini lanjut yang berkenaan dengan
diukur menggunakan THB yang pengembangan bahan ajar suhu dan kalor
diberikan sebelum materi diajarkan menggunakan pembelajaran generatif,
menggunakan bahan ajar (pretest) dan dan fokus penelitian pada reduksi
setelah materi diajarkan (post test). Hasil miskonsepsi peserta didik.
pretest dan post test tersebut kemudian
digunakan untuk menghitung N-gain.
Hasil perhitungan N-gain yang diperoleh DAFTAR PUSTAKA
dimuat dalam Tabel 6. Akker, S. V. D. (1999). Design
Tabel 6 Hasil perhitungan N-gain approachs and tools in education
Efektivitas and training. Dordrecht: Kluwer
Rata-Rata Academic Publisher.
N-gain Kategori
Amanah, P. D., Harjono, A., & Gunada,
Pretest 15,77 I. W. (2017). Kemampuan
0,44 Sedang
Post test 52,45 pemecahan masalah dalam fisika
Perolehan N-gain dapat dilihat pada dengan pembelajaran generatif
Tabel 6 yang hasilnya termasuk dalam berbantuan scaffolding dan advance
kategori sedang yang berarti bahwa organizer. Jurnal Pendidikan Fisika
bahan ajar suhu dan kalor menggunakan Dan Teknologi, 3(1).
pembelajaran generatif yang https://doi.org/10.29303/jpft.v3i1.3
dikembangkan, efektif dalam 34.
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ariani, W., Zainuddin, Z., & Wati, M.
Hasil ini sejalan dengan penelitian (2016). Meningkatkan hasil belajar
Firmansyah & Wulandari (2016); siswa melalui penerapan model
Primayoga, Zainuddin, & Suyidno generatif learning (gl) pada materi
(2013); Puspita, Siliton, & Oktavianty, ajar wujud zat dan perubahannya.
(2018) yang menyebutkan bahwa Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika,
pembelajaran generatif efektif dalam 3(2), 158–171.
meningkatkan hasil belajar peserta Batoq, I., Susila, I. wayan, & Rijanto, T.
didik. Dengan demikian, hasil penelitian (2015). pengembangan perangkat
ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi pembelajaran model kooperatif
bagi guru dan calon guru dalam memilih Tipe Jigsaw Berbasis Kurikulum
bahan ajar yakni dengan menggunakan 2013 Pada Mata Pelajaran Sistem
pembelajaran generatif. Pendinginan Bahan Bakar dan
Pelumas di SMKN 3 Sendawar.
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori
SIMPULAN Dan Peraktek, 3(2), 117–126.
Diperoleh simpulan bahwa bahan Daryanto, D., & Dwicahyono, A.
ajar suhu dan kalor menggunakan (2014). Pengembangan perangkat
pembelajaran generatif pada peserta pembelajaran. Yogyakarta: Gava
didik SMA Negeri 12 Banjarmasin layak Media.
digunakan dalam proses pembelajaran. Firmansyah, J., & Wulandari, S. (2016).
Hal ini dikarenakan bahan ajar yag Penerapan model pembelajaran
dikembangkan memenuhi kategori untuk generatif untuk mengurangi
dinyatakan valid, praktis, dan efektif. miskonsepsi pada materi gerak

158
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

melingkar. Serambi Akademica, Suyidno, S. (2013). Implementasi


4(1), 18–27. model generative learning untuk
Hake, R. R. (1998). Interactive- mereduksi miskonsepsi fisika pada
engagement versus traditional materi ajar dinamika partikel.
methods: A six-thousand-student Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika,
survey of mechanics test data for 1(3), 271–277.
introductcory physics courses. Puspita, R., Siliton, H. T. M., &
American Journal of Physics, Oktavianty, E. (2018). Remediasi
66(1), 64–74. miskonsepsi peserta didik model
Herdiansyah, I., Zainuddin, Z., & generatif berbantuan lkpd pada
Mastuang, M. (2018). Penerapan tekanan untuk smp. Jurnal
model generatif dalam Pendidikan Dan Pembelajaran,
pembelajaran fisika untuk 7(7).
mengatasi hasil belajar dan Ramdani, S. (2015). Analisis materi
miskonsepsi siswa. Berkala Ilmiah penyajian kebahasan dan
Pendidikan Fisika, 6(3), 336–344. kegarifikan dalam buku “pintar
Hono, A. S., Yuanita, L., & Suyono, S. membaca arab gundul dengan
(2017). Penerapan model learning metode hikari” karya agus
cycle 7e untuk memprevensi purwanto. Skripsi Universitas Islam
terjadinya miskonsepsi siswa pada Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
konsep reaksi redoks. JPPS (Jurnal Tidak Dipublikasikan.
Penelitian Pendidikan Sains), 3(2), Salam, A., Miriam, S., Arifuddin, M., &
354–360. Ihsan, I. N. (2016). Pengembangan
Maharani, M., Wati, M., & Hartini, S. bahan ajar berbasis lingkungan
(2017). Pengembangan alat peraga bantaran sungai barito untuk
pada materi usaha dan energi untuk melatihkan keterampilan proses
melatihkan keterampilan proses sains siswa. In Prosiding Seminar
sains melalui model Inquiry Nasional Lahan Basah Tahun 2016
Discovery Learning (IDL Universitas Lambung Mangkurat,
terbimbing). Berkala Ilmiah Hlm (pp. 684–688).
Pendidikan Fisika, 5(3). Saputra, B., Annur, S., & Mastuang, M.
Mustofa, A. W. (2016). Penerapan (2017). Perbedaan hasil belajar
model pembelajaran ctl (contextual dengan menggunakan model
teaching and learning) untuk pembelajaran 5e dan generative
meningkatkan aktifitas belajar learning di kelas xi mipa sma
peserta didik kelas x-mia ei 2 sman negeri 7 banjarmasin. Berkala
6 yogyakarta. Jurnal Penelitian Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(2),
Pendidikan Fisika. 135–147.
Nurkhayani, S., Zainuddin, Z., & Annur, Selvia, M., Arifuddin, M., & Mahardika,
S. (2013). Meningkatkan Hasil A. I. (2017). Pengembangan bahan
Belajar Siswa Kelas VIII C SMP ajar fisika sma topik fluida
Negeri 31 Banjarmasin Pada Pokok berorientasi masalah lahan basah
Bahasan Getaran Dan Gelombang melalui pendekatan contextual
Melalui Penerapan Pembelajaran teaching and learning (ctl). Berkala
Generatif. Berkala Ilmiah Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(2),
Pendidikan Fisika, 1(2), 137–151. 213–222.
Prastowo. (2015). Panduan Kreatif Sugiana, I. N., Harjono, A., Sahidu, H.,
Membuat Bahan Ajar Inovatif. & Gunawan, G. (2017). Pengaruh
Banjarmasin: Diva Press. model pembelajaran generatif
Primayoga, G., Zainuddin, Z., & berbantuan media laboratorium

159
Hidayat dkk/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (3) 2020 151-160

virtual terhadap penguasaan konsep Fisika Dan Teknologi, 2(2), 61–65.


fisika siswa pada materi momentum
dan impuls. Jurnal Pendidikan

160

Anda mungkin juga menyukai