Anda di halaman 1dari 39

RETORIKA DAKWAH OKI SETIANA DEWI PADA AKUN

TIKTOK @okisetianadewi13 PRIODE JULI 2020 – JULI 2021


DALAM MENUMBUHKAN PEMAHAMAN HUKUM ISLAM

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh:

Wirdatun Nadiyah
1640210096

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM


PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUN

A. Latar Belakang
Dunia teknologi saat ini sedang berkembang dengan pesat, banyak
media yang dapat digunakan manusia untuk dijadikan alat dalam
berkomunikasi, begitu pula dengan media sosial yang dapat diakses
dengan mudah melalui jaringan internet. Media sosial merupakan media
yang mewadahi kerjasama diantara pengguna yang menghasilkan konten
(user-generatet content).1 Secara umum media sosial memiliki fungsi
untuk pengguna media sosial itu sendiri diantaranya untuk membagikan
pesan. Pesan yang dikirimkan dapat berisikan berita, gambar dan juga
dalam bentuk video. Jika dahulu media sosial diakses melalui komputer,
namun dengan kemajuan teknologi saat ini media sosial juga bisa dibuka
melalui handphone atau smartphone. Hal seperti ini akan mempermudah
masyarakat untuk bisa menggunakan media sosial dimanapun mereka
berada.2
Saat ini konten video sudah banyak tersebar di media sosial
diberbagai negara termasuk di Indonesia. Pertumbuhan konten video
sendiri dapat dengan mudah diunggah ke internet, hal ini didukung dengan
kemajuan kecepatan internet. Banyak platform maupun aplikasi yang
menyediakan dukungan pembuatan video dan dengan hal menarik pada
pengguna smartphone. Salah satunya terdapat pada aplikasi tiktok.
Aplikasi tiktok merupakan sebuah jaringan sosial dan platform video
musik Tiongkok. Tiktok diluncurkan pada September 2016. Aplikasi
tersebut membolehkan para pengguna untuk membuat video musik pendek
mereka sendiri. Aplikasi ini tak hanya digemari oleh anak-anak kecil dan

1
I Gusti Agung Ayu Kade, Media Sosial dan Demokrasi ( Yogyakarta: Penerbit PolGov,
2017), 15.
2
Susilowati, “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Personal Branding Di Instagram”
Jurnal Komunikasi. Volume 9 No. 2, September 2018, 176-177

1
remaja kekinian saja, namun juga orang dewasa yang memerlukan
hiburan.3
Pada 3 Juli 2018 aplikasi tiktok pernah diblokir di Indonesia oleh
Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kemenkominfo telah melakukan pemantauan mengenai aplikasi ini selama
sebulan dan mendapati akan banyak sekali masuknya laporan yang
mengeluh tentang aplikasi ini. Terhitung sampai 3 Juli tersebut, laporan
yang masuk mencapai 2.853 laporan. Menurut Menteri Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia Rudiantara, banyak sekali konten tidak
mendidik untuk anak-anak yang tentunya membawa pengaruh negatif.
Namun dengan berbagai pertimbangan dan regulasi baru maka pada
Agustus 2018 aplikasi tiktok ini dapat kembali diunduh. Salah satu
regulasi yang ditengarai adalah batas usia pengguna, yaitu usia 11 tahun.4
Tahun 2020 tiktok kembali popular namun sebaliknya, banyak
konten mengandung hal-hal yang bernilai positif. Salah satunya adalah
konten yang mengandung nilai dakwah. Dakwah berarti menyampaikan
ajaran mengenai Islam kepada orang lain, hal ini bisa disampaikan secara
personal ataupun kepada banyak orang. Hal yang disampaikan berupa
melakukan hal-hal yang baik dan mencegah dari segala sesuatu atau
tindakan yang tidak disenangi oleh Allah dan rasulnya (amr ma’ruf nahi
munkar).5
Diera saat ini, banyak pendakwah yang menggunakan tiktok
sebagai media untuk menyampaikan kebaikan salah satunya Oki Setiama
Dewi. Artis cantik berhijab ini dikenal masyarakat setelah membintangi
film Ketika Cinta Bertasbih pada 2008. Sukses, ia main kembali dalam
Ketika Cinta Bertasbih 2. Beberapa tahun terakhir Oki telah absen di dunia
seni peran, Oki memutuskan untuk fokus berdakwah dan mengembangkan
pondok pesantren tahfidz yang didirikan bersama kedua adiknya, Shindy

3
Hariansyah, Millenials Bukan Generasi Micin, (Bandung: Guepedia Publisher,2018), 17
4
Wisnu Nugroho Aji, Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, ISBN: 978-602-6779-21-2
5
Syamsuddin, Pengantar Sosiologi Dakwah, (Jakarta: Jl.Tambra Raya, 2016), 9.

2
Kurnia Putri dan Ria Ricis. Beberapa tahun terakhir ini Oki Setiana Dewi
lebih sering dikenal sebagai pendakwah, dikarenakan sering menjadi
narasumber di televisi Islma Itu Indah yang disiarkan oleh Trans TV dan
sering mengupload beberapa dakwahnya di media sosial seperti tiktok
dengan tema hukum Islam.
Pengertian dari hukum Islam, sumber dan tujuan, sebagai agama
universal dan menyeluruh, yang tidak hanya melulu mengatur masalah
ritual ibadah saja, akan tetapi juga memiliki aturan-aturan dan fondasi
keimanan bagi umat Muslim, mulai dari perkara kecil hingga besar, seperti
persoalan cinta, zakat, shalat fardhu, pembagian warisan, pernikahan dan
banyak lagi. Untuk itulah, fungsi utama 5 rukun Islam dan 6 rukun iman
yang senantiasa diamalkan oleh kaum Muslimin, sangatlah vital. Pada
dasarnya syariat Islam menurut Al-Quran mengatur hubungan manusia
dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia serta makhluk hidup
lainnya.6
Retorika dakwah terdapat istilah gaya (style), gaya tersebut
meliputi gaya bahasa, gaya suara, dan gaya gerak tubuh yang dimana
retorika merupakan kegiatan untuk menarik perhatian orang lewat
kepandaian berbicara, khususnya berbicara didepan umum, dengan
demikian peran retorika sangat besar dalam menyampaikan informasi dan
komunikasi. Demikian pula dalam menyampaikan pesan-pesan nilai
keagamaan (Dakwah) diperlukan kepandaian retorika yang handal.7
Asmuni Syukir disebutkan dalam bukunya Dasar-Dasar Strategi Dakwah
Islam gaya adalah ciri khas seorang penceramah. Dan gaya yang sudah
mendapatkan ciri khas tersebut dapat dipertahankan ataupun divariasi agar
audiens tidak merasa bosan. Gaya sendiri bisa meliputi gerak tangan,
gerak anggota tubuh, mengkerutkan kening dan sebagainya. Gaya
termasuk penunjang penting dalam membuat khalayak tertarik pada
pembicara karena gaya bisa mencuri perhatian khalayak saat pembicara
6
Eva Iryani, “Hukum Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia”, Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, Vol 7, No 2, 2017, 24
7
Samsul Sunir Amin, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Amza,2013 ), 171.

3
berbicara. Dan menarik perhatian dengan gaya di saat ceramah pengajian
di mana pembicara bertemu secara langsung dengan khalayak mungkin
sangat bisa dilakukan akan tetapi bagaimana ustadzah Oki Setiana Dewi
bisa menarik perhatian dengan berbicara didepan kamera saat produksi
siaran ceramah sehingga bisa menghasilkan sebuah konten yang menarik
khalayak walaupun tidak dengan secara bertemu langsung hal ini juga
menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti akun tiktok
@okisetianadewi13.8
Gaya dalam retorika menjadi salah satu kebutuhan dalam
menyampaikan pesan dakwah agar para jamaah, baik offline maupun
online dapat memahami materi-materi tentang hukum Islam. Maka peneliti
melakukan penelitian dengan judul “Retorika Dakwah Oki Setiana Dewi
Pada Akun Tiktok @okisetianadewi13 Priode Juli 2020 – Juli 2021
Dalam Menumbuhkan Pemahaman Hukum Islam”

B. Fokus Penelitian
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah, Retorika Dakwah Oki
Setiana Dewi Dalam Akun Tiktok @okisetianadewi13.

C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, adapun rumusan maslah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana retorika dakwah Oki
Setiana Dewi di dalam akun tiktok @okisetianadewi dalam aspek gaya
bahasa, gaya suara, dan gaya gerak tubuh?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah, Untuk mengetahui
bagaimana retorika dakwah Oki Setiana Dewi di dalam akun tiktok

8
Arifin Suryo Tri Anggoro, “Retorika Dakwah Ustadz Felix Siauw Didalam Siarah
Dakwah Melalui Instagram @Felixsiaw”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2018, 3-4

4
@okisetianadewi dalam aspek gaya bahasa, gaya suara, dan gaya gerak
tubuh?

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
a. Mampu digunakan sebagai referensi dalam kaitan pengembangan
keilmuan dakwah pada umumnya dan retorika dakwah pada
khususnya.
b. Memberikan kontribusi terkait dengan prnelitian pada Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Islam terlebih pada tema Retorika
Dakwah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini berguna untuk memperdalam teori-teori
terkait retorika dakwah dan aplikasinya di media tiktok.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
bahan kajian awal bagi akademisi guna memahami konstribusi
penguasaan retorika dakwah pada proses komunikasi
massa/publik berbasis muatan konten agama.
b. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan memahami implementasi retorika
dakwah bagi pengembangan keilmuan agama berbasis ceramah
atau pidato. Sumbangsih manfaat bagi peningkatan daya kritis
masyarakat dalam menanggapi berbagai penggunaan retorika
dakwah dari juru dakwah.

F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, supaya dapat dipahami serta
dimengerti pembahasannya, serta memperoleh hasil yang maksimal, perlu
adanya sebuah sistematika penulisan untuk meyusun suatu tulisan dalam

5
penelitian agar lebih tertapa dengan rapi. Sistematika penulisan hasil
penelitian ini pada dasarnya di bagi ke dalam beberapa bab dan beberapa
sub bab pembahasan. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
Bab I (Pendahuluan), dalam bab ini memuat tentang latar belakang
masalah, fokus penelitian yang akan diteliti, rumusan masalah yang akan
di bahas, tujuan penelitian, manfaat dari penelitian, serta sistematika
penulisan yang di sajikan dalam bentuk per sub bab dalam setiap itemnya.
Bab II (Kerangka Teori), di dalam bab ini penulis akan
memaparkan tentang dasar-dasar teoritis terkait dengan penelitian yang
kami lakukan. Adapun bab II ini kami bagi menjadi beberapa sub bab
yaitu: 1. Kerangka teori: berisi teori-teori yang terkaitan dengan judul
penelitian. 2. Penelitian terdahulu: berisi tentang penelitian-penelitian
yang sudah pernah dilakukan terkait dengan fokus penelitian yang diteliti.
3. Kerangka berfikir. Berisi tentang alur penelitian yang akan kami
terapkan dalam peelitian kami.
Bab III (metode penelitian), berisi tentang jenis penelitian,
pendekatan yang digunakan, sifat penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk
penelitian ini. Dalam bab ini juga pemebahasan-pembahasan tersebut juga
kami sajikan dalam beberapa sub bab agar memudahkan pembaca.
Bab IV (hasil penelitian dan pembahasan), bab ini merupakan bab
yang paling sentral karena dalam bab ini akan dipaparkan mengenai hasil
penelitian yang penulis lakukan. Pembahasan didalam bab ini juga penulis
sajikan ke dalam beberapa sub bab agar memudahkan pembaca.
Bab V (penutup), dalam bab terakhir ini, akan dipaparkan
kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan, yang merupakan
kesimpulan dari pembahasan yang ada di dalam bab I sampai bab V. selain
itu, pada bab ini juga tertera saran dan juga penutup dari penelitian
penulis.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, dokumen sumber primer
dan daftar riwayat hidup.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka
1. Retorika Dakwah
a. Retorika
Secara harfiah retorika berasal dari kata rethor dalam bahasa
Yunani yang berarti mahir berbicara.9 Dan dalam bahasa Indonesia
istilah retorika diartikan sebagai seni berbicara. Secara istilah
pengertian retorika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
kecakapan berbicara di depan massa. Menurut Corax pengertian
retorika lebih ditekankan pada kecakapan seseorang untuk
menyampaikan untaian kalimatnya di depan khalayak. Dengan
demikian maka kefasihan lidah dan kepandaian untuk mengucapkan
kata-kata dalam kalimat disaat seseorang melaksanakan retorika
adalah merupakan prinsip utama.
Menurut pendapat Plato, retorika adalah seni merebut jiwa
massa melalui kata-kata.10 Pengertian retorika semacam ini lebih
ditekankan pada unsur psikologi dalam penyampaiannya. Hal ini
dikarenakan upaya untuk merebut jiwa massa adalah unsur
terpenting dalam pengaplikasian retorika model ini. Pengertian
retorika dari plato ini agaknya selangkah lebih maju ketimbang
memandang retorika hanya sekedar kepandaian mengucapkan kata-
kata di depan massa.
Menurut Jalaluddin Rakhmat retorika ialah kecakapan
seseorang dalam mengatur komposisi kata-kata agar timbul kesan
yang dikehendaki pada diri khalayak. Definisi retorika yang
dikemukakan tampak selangkah lebih maju jika dibandingkan
dengan definisi retorika oleh Corax dan Plato. Karena pengertian

9
Djunaisi S. Sunarjo, Komunikasi Persuasi dan Pidato (Yogyakarta: Liberty, 1983), 51
10
Yuni Mulyani, Tanya jawab Dasar-Dasar Pidato (Bandung: Pioner Jaya, 1981), 10

7
retorika yang disampaikan oleh kedua tokoh itu hanyalah sebatas
pada kepandaian berbicara dan merebut jiwa massa.11
Dari beberapa pengertian di atas , maka retorika dalam arti
sempit adalah seni atau ilmu tentang prinsip-prinsip pidato yang
efektif. Sedangkan dalam arti luas adalah ilmu yang mengajarkan
kaidah-kaidah penyampaian tutur yang efektif melalui lisan atau
tulisan untuk mengafeksi dan mempengaruhi pihak lain.
b. Dakwah
Ahmad Ghalsawi mengungkapkan dakwah sebagai
pengetahuan yang dapat memberikan usaha yang bermacam-macam
yang mengacu pada upayai penyampaian ajaran Islam kepada
seluruh manusia yang mencakup akidah, syariah dan akhlak. 12
Menurut Abu Risman dakwah Islam adalah segala macam usaha
yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih untuk merangsang
orang lain untuk memahami, meyakini dan kemudian menghayati
ajaran Islam sebagai pedoman hidup dan kehidupannnya.
Menurut Jalaluddin Kafie dakwah adalah suatu sistem
kegiatan dari seorang kelompok atau segolongan umat Islam sebagai
aktualisasi Imaniyah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan
ajakan, panggilan, undangan, doa yang disampaikan dengan ikhlas
dengan menggunakan metode, sistem dan bentuk tertentu, agar
mampu menyentuh kalbu dan fitrah seseorang, sekeluarga,
sekelompok, massa dan masyarakat manusia, supaya dapat
memengaruhi tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
M. Arifin mengatakan dakwah adalah suatu kegiatan ajakan
dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha memengaruhi
orang lain secara individu atau kelompok agar supaya timbul dalam
dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta

11
Syahroni Ahmad Jaswadi, Retorika (Surabaya: UIN Sunan Ampel Perss, 2014), 11-12
12
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), 16

8
pengalaman terhadap ajaran agama, massage yang disampaikan
kepadanya tanpa ada unsur-unsur paksaan.13
Sedangkan dakwah menurut Syekh Ali Mahfud dalam Buku
Dakwah dalam Perspektif Al-Quran, karya Asep Muhiddin bahwa
dakwah adalah mendorong manusia pada kebaikan dan petunjuk,
memerintahkan perbuatan yang diketahui kebenarannya, melarang
perbuatan yang merusak individu dan orang banyak agar mereka
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.14

2. Pengertian Retorika Dakwah


Retorika dakwah adalah kepandaian menyampaikan ajaran islam
secara lisan guna terwujudnya situasi dan kondisi yang islami. Retorika
dakwah merupakan cabang dari ilmu komunikasi yang membahas
tentang bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni
berbicara agar pesan kita dapat diterima.15
Al-Qur’an telah menjelaskan dengan penuh makna. Seperti
landasan umum mengenai metode dakwah adalah Al-qur’an surah an-
Nahl ayat 125.

‫ْم ِة َوالْ َم ْو ِعظَ ِة احْلَ َس نَ ِة َو َج ِادهْلُ ْم بِ الَّيِت ْ ِه َي اَ ْح َس ُنۗ اِ َّن‬ ِ ِ َ ِّ‫اُْدع اِىٰل س بِي ِل رب‬
َ ‫ك باحْل ك‬ َ َْ ُ
‫ض َّل َع ْن َسبِْيلِهٖ َو ُه َو اَ ْعلَ ُم بِالْ ُم ْهتَ ِديْ َن‬
َ ‫ك ُه َو اَ ْعلَ ُم مِب َ ْن‬
َ َّ‫َرب‬
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
(Q.S .an-Nahl: 125).16
13
Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004), 14-15
14
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an (Bandung: CV Pustaka Setia,
2002), 32
15
8Asep Yulias, Rangkuman Materi Retorika Dakwah, http// bloqspot ,diakses
13/09/2021
16
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah , Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002 ), 774.

9
Dalam Al-qur‟an surat An-Nahl ayat 125 menjelaskan bahwah
ada metode dakwah yaitu :
a. Dakwah bil Hikmah
Menurut al-Qathany, hikmah dalam konteks metode dakwah
tidak dibatasi hanya dalam bentuk dakwah dengan ucapan yang
lembut, tablig (nasehat motivasi) kelembutan dan amnesty, seperti
yang selama ini dipahami oleh orang. Lebih dari itu hikmah sebagai
metode dakwah juga meliputi seluruh pendekatan dakwah dengan
kedalam rasio, pendidikan (ta’lim wa tarbiyyah), nasehat yang baik
(mau‟iza al-hasanah), dialog yang baik pada tempatnya, juga dialog
dengan para penentang yang zalim pada tempatnya, hingga meliputi
kecaman, ancaman, dan kekuatan senjata pada tempatnya.17
Kata “Hikmah” dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 20 kali
baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifah, bentuk masdarnya
”hukman“ yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah,
jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman, jika
dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang
kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.Dalam konteks
usul fiqh istilah hikmah dibahas ketika ulama' ushul membicarakan
sifat-sifat yang dijadikan ilat hukum. Dan pada kalangan tarekat
hikmah diartikan pengetahuan tentang rahasia Allah SWT. Kata
hikmah juga berati bekal seorang da’i menuju sukses. Karunia yang
diberikan kepada orang yang mendapatkan hikmah insyaallah akan
berimbas kepada mad’unya, sehingga mereka termotivasi untuk
mengubah diri dan mengamalkan apa yang disampaikan da’i kepada
mereka.18
Hikmah adalah meletakkan sesuatu sesuai pada tempatnya.
Kata hikmah ini sering kali diterjemahkan dalam pengertian
bijaksana, yaitu suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga akan
17
Ilyas Ismail , Prio Hutman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana Frenada Media Group, 2011), 202.
18
Fathul Bahri An-Nabary, Meniti Jalan Dakwah , ( Jakarta : Amza , 2008 ), 240.

10
menimbulkan kesadaran pada pihak mad’u untuk melaksanakan apa
yang didengarnya dari dakwah itu. Dengan demikian dakwah bil
hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang
dilakukan atas dasar persuasif.
b. Dakwah bil Mau’izatil Hasanah
Kalimat atau ucapan yang diucapkan oleh seorang da’i atau
mubaligh, disampikan dengan cara yang baik, berisikan petunjuk-
petunjuk kearah kebijakan, diterangkan dengan gaya bahasa yang
sederhana, supaya yang disampaikan itu, dapat dicerna, dihayati dan
pada tahapan selanjutnya dapat diamalkan. Bahasanya yang lembut
sangat enak didengar, berkenaan dihati, dan menyentuh sanubari,
dan ia menghindari segalah bentuk kekerasan dan caci-maki,
sehingga mad’u yang didakwahi tersebut memperoleh kebaikan dan
menerima dengan senang hati, sehingga merasakan kesungguhan
seorang Da'i dalam menyelamatkan mereka dari suatu
kemudharatan.
Diri seorang da‟i harus mampu menyesuaikan dan
mengarahkan message dakwahnya sesuai dengan tingkat berfikir dan
lingkup pengalamn si mad’u supaya tujuan dakwah sebagai ikhtiar
untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan ajaran islam kedalam
kehidupan pribadi atau masyarakat dapat terwujud dan mengarahkan
mereka sebagai Khairul Ummah.19
c. Dakwah bil mujadalah
Dari segi etimologi ( bahasa ) lafazh mujadalah terambil dari
kata “jadalah” yang bermaknah, meneliti, dan apabila ditambah
dengan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan fa’alah, “jaa dala “
dapat bermakna berdebat, dan “mujadalah perdebatan.
Kata “jadalah” dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya
guna menguatkan sesuatu, orang yang berdebat bagaikan menarik
dengan ucapan untuk meyakinkan lawan dengan menguatkan

19
Fathul Bahri An-Nabary, Meniti Jalan Dakwah, 241-243

11
pendapatnya melalui argumentasi yang dsampaikan. Metode ini
untuk mengajak manusia kepada Allah SWT, memang sangat
banyak dan beragam.
Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa,
al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua
pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan
tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.
Metode untuk mengajak manusia kepada Allah SWT
memang sangat banyak dan beragam. Yang paling umum digunakan
adalah komunikasi verbal, untuk menyampaikan pesan kepada akal,
perasaan, dan hati, baik dengan dengan ungkapan maupun tulisan.
Dan pada tahapan tertentu, suatu pembicaraan sering berlanjut
dengan berdiskusi bahkan berdebat.padahal tidak semua da'i
menguasai dan memahami dengan benar berbagai persoalan agama,
baik dalam penafsiran maupun aplikasinya.20
Terkadang dalam suatu perdebatan memang mengharuskan
adanya pihak yang kalah dan ada yang menang, namun janganlah
seseorang merasa bangga atas kemampuan dan kefasihannya dalam
bersilat lidah, karena sesungguhnya, masih ada yang lebih unggul
lebih hebat dari pada mereka dan kebenaran yang hakiki itu hanya
terdapat pada ayat-ayat Al-qur’an yang qath’i keteladanan yang
diperagakan dalam kehidupan Rasulullah SAW.
d. Dakwah bil Hal
Dakwah bil hal adalah yang diberikan oleh seseorang melalui
amal perbuatan yang nyata. Akan tetapi, sebagian umat Islam justru
kurang memperhatikan Efektivitas da’wah bil hal ini, sehingga
mereka lebih bisa berdakwah bil lisan. Padahal hasil yang dicapai
dengan metode bil Lisan tersebut bisa dikatakan kurang maksimal,
bahkan terkesan sangat lamban. Berbeda dengan da’wah bil hal yang

20
Fathul Bahri An-Nabary, Meniti Jalan Dakwah, 243-245

12
menghasilkan karya nyata yang mampu menjawab hajat hidup
manusia, contohnya da’wah bil hal ini dapat dilakukan semisal
dengan membayarkan SPP anak-anak kurang mampu, memberikan
pelayanan kesehatan ataupun pengobatan secara gratis, membagi-
bagikan sembako, membantu saudara-saudara kita yang tertimpa
musibah atau bencana alam, turut serta dalam pembangunan masjid,
mushalla, suraumadrasa dan berbagi amalan sholeh lainnya.21
e. Dakwah bil Qalb
Sesungguhnya dakwah itu tidak cukup dengan melakukan
metode sebagaimana telah diuraikan di atas, yaitu: dakwah bil
hikmah, bil mauizdatul hasanah, bil mujadalah, bil hal,ataupun
dakwah bil mal.akan tetapi adapula dakwah yang dinamakan dakwah
bil qolb (dakwah dengan hati) dan yang terakhir disebut inilah yang
sebenarnya memegang kunci keberhasilan.
Semua metode itu memang sangat penting untuk diterapkan,
namun yang lebih signifikan, adalah berdakwah dengan hati.
Pasalnya, hatilah yang mampu menggerakkan perubahan diri
seorang ketika lisan dan prilaku tidak mampu, maka dakwah dengan
pendekatan hati ini sangat diperlukan.22
Dari semua penjelasan dia atas, menurut penulis pada zaman
sekarang banyak manusia yang mudah berdakwah dengan metode
bil-hikmah, mujadalah yang dilakukan dengan lisan, namun hanya
sedikit yang melakukan dakwah bil-hal, karena metode dakwah bil-
hal ini sulit dan butuh tenaga, semngat rohani dan jasmani

3. Gaya Retorika Dakwah


Menurut Gorys Keraf, gaya adalah cara mengungkapkan diri
sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dan sebagainya.
Gaya adalah ciri khas penceramah ketika menyampaikan sesuatu pesan

21
Fathul Bahri An-Nabary, Meniti Jalan Dakwah, 250
22
Fathul Bahri An-Nabary, Meniti Jalan Dakwah, 253

13
kepada para pendengar (audiece), biasanya gaya (style) penceramah
relative tetap. Oleh karena itu gaya ceramah yang baik perlu
mendapatkan perhatian khusus. Dalam buku retorika karangan Dori
Wuwur Hendrikus seni berbicara atau biasa disebut retorika dituntut
penguasaan bahasa (res) dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa
(verbal).23
Sedangkan dalam bukunya Asmuni syukir, dijelaskan: Gaya
(Style) adalah ciri khas penceramah ketika menyampaikan sesuatu pesan
kepada para pendengar, biasanya gaya atau Style ini meliputi gerak
tangan, gerak anggota tubuh, mengkerutkan kening, arah pandang, irama
suara, pemilhan kata, melihat persiapan, membuka lembaran buku
persiapan dan sebagainya. Maka dari itu gaya retorika meliputi:
a. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara untuk menggunakan bahasa atau
yang biasa disebut Style yang dalam kata latin Stilus. Gaya bahasa
atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata
yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau
klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. Sebab itu,
persoalan gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan: pilihan
kata secara individual, frasa, kalusa dan kalimat, bahkan mencakup
pula sebuah wacana secara keseluruhan.24
Jenis gaya bahasa,
1) Gaya Bahasa Berdasarkan Kata
Dalam bahas standart bahasa bakundibedakan: gaya
bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi dan gaya bahsa
percakapan.25
a) Gaya bahasa resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya
yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-
23
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika (Yogyakarta: Kanisius, 1991), 15
24
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahsa ( Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1996), 112
25
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahsa.., 117

14
kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka
yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan
terpelihara. Amanat kepresidenan, berita Negara, khutbah-
khutbah mimbar, tajuk rencana, pidato-pidato yang penting,
semuanya dibawakan dengan bahasa resmi.
b) Gaya Bahasa tidak resmi
Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa
yang dipergunakan dalam bahasa standart, khususnya dalam
kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang
formal. Bentuknya tidak terlalu konservatif. Gaya ini
biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku
pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik,
dalam perkuliahan, editorial, kolumnis dan sebagainya.
Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang
umum dan normal bagi kaum pelajar.
c) Gaya bahasa percakapan
Sejalan dengan kata-kata percakapan, terdapat juga
gaya bahasa percakapan. Namun, disini harus ditambahkan
segi-segi morfologis dan sintaksis, yang secara bersama-
sama membentuk gaya bahasa percakapan ini. Biasanya
segi sintaksis tidak terlalu diperhatiakan, demikian pada
segi-segi morfologis yang biasa diabaikan dan sering
dihilangkan. Jika dibandingkan dengan bahasa resmi dan
gaya bahasa tidak resmi, maka dalam gaya bahsa
percakapan bahasanya masih lengkap untuk suatu
kesempatan dan masih dibentuk menurut kebiasaan-
kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila
dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan
tidak resmi.

15
2) Gaya Bahasa Berdasarkan Nada
Gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti
yang dipancarkan dan rangkaian kata-kata yang terdapat dalam
sebuah wacana. Seringkali sugesti ini akan lebih nyata kalau
diikuti dengan sugesti suara dan pembicara, bila sajian yang
dihadapi adalah bahasa lisan.26
a) Gaya sederhana
Gaya ini biasanya cocok digunakan untuk
memberikan intruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan dan
sejenisnya.
b) Gaya mulia dan bertenaga
Gaya ini penuh dengan vitalitas yang biasanya
dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu. Menggerakkan
sesuatu tidak saja dengan mempergunakan nada keagungan
dan kemuliaan. Tampaknya hal ini mengandung
kontradiksi, tetapi kenyataannya memang demikian. Nada
yang agung dan mulia akan sanggup pula menggerakkan
emosi setiap pendengar. Dalam keagungan, terselubung
sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif ia meyakinkan
bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Khutbah
tentang kemanusian dan keagamaan, kesusilaan dan
ketuhanan biasanya disampaikan dengan nada yang agung
dan mulia.
c) Gaya menengah
Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan kepada
usaha untuk menimbulkan suasana senang atau damai.
Karena tujuannya adalah menciptakan suasana senang dan
damai maka nadanya juga bersifat lemah-lembut, penuh
kasih sayang, dan mengandug humor yang sehat. Pada
kesempatan-kesempatan khusus seperti pesta, pertemuan

26
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahsa.., 117

16
dan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenangan dan
kedamaian. Akan ganjillah rasanya, atau akan timbul
disharmoni, kalau dalam suatu pesta pernikahan ada orang
yang member sambutan berapi-api, mengerahkan segala
emosi dan tenaga untuk menyampaikan sepatah kata. Para
hadirin yang kurang waspada akan turut terombang-ambing
dalam permainan emosi semacam itu.
3) Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat
Berdasarkan struktur kalimat sebagaimana yang
dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh gaya-gaya bahasa
sebagai berikut:
a) Klimaks
Gaya bahasa klimaks diturunkan dan kalimat yang
bersifat periodic. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang
mengandung uutasn-urutan pikiran yang setiap kali samakin
meningkat kepentingannya dan gagasan-gagasan sebelumnya.
Klimaks disebut juga gradasi.Istilah ini dipakai sebagai
istilah umum yang sebenarnya merujuk kepada tingkat atau
gagasan tertinggi. Bila klimaks itu terbentuk dan beberapa
gagasan yang berturut-turut semakin tinggi kepentingannya,
maka ia disebut anabasis.
b) Antiklimaks
Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur
mengendur. Antiklimaks sebagai bahasa merupakan suatu
acuan yang gagasan-gagasannya diurutkan dan yang
terpenting berurutan ke gagasan yang kurang penting.
Antiklimaks sering kurang efektif karena gagasan yang
penting ditempatkan pada awal kalimat, sehingga pembaca
atau pendengar tidak lagi memberi perhatian pada bagian-
bagian berikutnya dalam kalimat itu.

17
c) Paralelisme
Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha
mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa
yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk grametikal
yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula berbentuk anak
kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang
sama. Gaya ini lahir dan struktur kalimat yang berimbang.
d) Antitesis
Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung
gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan
kata-kata atau kelompok yang berlawanan. Gaya ini timbul
dan kalimat berimbang.
e) Repetisi
Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk member penekanan
dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam bagian ini hanya
akan dibicarakan repetisi yang berbentuk kata atau frasa atau
klausa. Karena nilainya dianggap tinggi, maka dalam oratori
timbullah bermacam-macam variasi repetisi.
 Epizeuksis: kata penting yang diulangulang dalam satu
kalimat.
 Tautotes: Sebuah kata diulang-ulang dalam bentuk lain
di satu kalimat.
 Anafora: Pengulangan kata pertama diawal baris/kalimat
berikutnya.
 Epistofa: Pengulangan kata akhir di akhir baris/kalimat
berikutnya.
 Simploke: Pengulangan awal dan akhir kata di beberapa
kalimat beruntut.
 Mesodiplosis: Pengulangan kata ditengah beberapa
kalimat beruntut.

18
 Anadiplosis: kata diakhir kalimat diulang diawal kalimat
berikutnya.27
4) Gaya Suara
Merupakan seni dalam berkomunikasi, untuk menikmati
perhatian dapat dikerjakan dengan jalan berbicara dengan irama
yang berubah-ubah sambil memberikan tekanan-tekanan tertentu
pada kata-kata yang memerlukan perhatian khusus.28
Ada beberapa hal yang mempengaruhi gaya suara.
a) Pitch
Pitch dalam suara selagi berbicara tidak boleh terlalu
tinggi maupun terlalu rendah, tetapi enak digunakan, dan
setiap pembicara harus mempelajari berbagai variasi dalam
Pitch untuk menghasilkan yang terbaik. Seseorang
menggunakan Pitch dalam suaranya untuk menekankan arti
dalam pesan atau menunjukkan bahwa sesuatu yang
bermakna yang umumnya terkait dengan kata tertentu harus
diabaikan atau diinterpretasikan sebagai ironi atau
sarkasme.29
b) Laudness
Loudness menyangkut keras atau tidaknya suara.
Dalam berceramah, ini perlu menjadi perhatian. Kita harus
mampu mengatur atau lunaknya suara yang kita keluarkan,
dan ini tergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi.
c) Rate dan Rhythm
Rate atau keceapatan merupakan cepat lambat dalam
irama suara. Biasanya cepat atau lambatnya suara
berhubungan erat dengan Rhythmdan irama. Para pembicara
mesti memperhatikan masalah ini dengan serius. Kita harus
27
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahsa.., 124-129
28
A.W. Widjaja, Komunikasi-Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta; Bumi
Aksara, 1993), 50
29
Ernest G. Bormann dan Nancy G. Bormann, Retorika Suatau Pendekatan Terpadu
(Jakarta: Erlangga. 1989), 65

19
mengatur kecepatan suara dan serasikan suara dengan irama.
Suara yang disampaikan terlalu cepat atau terlalu lambat,
akan menyulitkan pendengar dalam menangkap maksud
pembicara bahkan pendengar menjadi dingin dan lesu.30
d) Jeda dan Pause
Jeda dapat dikatakan sebagai bagian rate atau
kecepatan, yang berfungsi sebagai pungtuasi lisan. Umumnya
jeda yang singkat berguna untuk titik pemisah, sebagai
pemisah suatu kesatuan pikiran atau memodifikasi ide,
seperti fungsi koma, dalam penulisan. Jeda panjang biasanya
berguna untuk memisahkan pemikiran yang lengkap seperti
kalimat, tanda Tanya, tanda seru dalam sebuah kalimat dalam
tulisan.
Jeda ini dapat bersifat penuh dan dapat bersifat sementara.
Biasanya dibedakan antara sendi dalam internal juncture dan
sendi dalam atau internal juncture.
5) Gaya Gerak Tubuh
Apabila melihat gaya secara umum, gaya adalah cara
mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku,
berpakaian dan sebagainya. Gerak tubuh juga membantu
menguatkan bunyi vokal, memberi kerangka atau menguatkan
ucapan bagi seorang pembicara. Gerak tubuh dalam
berkomunikasi:
a) Sikap badan
Sikap badan selama berbicara (terutama pada awal
pembicaraan) baik duduk atau berdiri menentukan berhasil
atau tidaknya penampilan kita sebagai pembicara. Sikap
badan dapat menimbulkan berbagai penafsiran dari

30
Gentasri Anwar, Retorika Praktis Teknik dan Seni Berpidato (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), 87

20
pendengar yang menggambarkan gejala-gejala penampilan
kita.31
b) Penampilan dan Pakaian
Masalah pakaian juga perlu menjadi perhatian.
Pakaian bagian dari diri kita. Bila pakaian dinilai kurang
pantas, berarti diri kita belum tampil di depan umum
(mereka). Kata orang pakaian yang pantas pasti akan
menambah kewibawaan. Didalam praktek, cukup banyak
pembicara yang mengabaikan pakaian ini.
c) Air muka (ekspresi) dan gerakan tangan
Penyajian materi didukung dengan air muka (ekspresi
wajah) yang wajar dan tepat. Dengan kata lain, materi yang
dihayati harus tampak melalui air muka. Perlu diketahui, air
muka (ekspresi) bukan sekedar seni untuk mengikat
perhatian. Lebih jauh dari itu. Warna air muka yang tepat
akan menyentuh langsung jiwa dan pikiran pendengar.
Ekspresi wajah merupakan salah satu alat terpenting
yang digunakan pembicara dalam berkomunikasi non verbal
yang meliputi seyuman, ketawa, kerutan dahi, mimik yang
lucu, gerakan alis yang menunjukkan keraguan, rasa kaget
dan sebagainya.32
Demikian pula dengan gerakan tangan. Dalam
berceramah atau pidato menggunakan gerakan tangan dalam
menyajikan materi pasti menarik perhatian pendengar.
Gerakan tangan yang sempurna mampu membuat gambar
abstrak dari materi yang disampaikan. Sehingga tertangkap
dengan jelas oleh jiwa atau pikiran pendengar melalui mata.
Walaupun demikian perlu diingat, jangan salah melakukan

31
Gentasri Anwar, Retorika Praktis Teknik dan Seni Berpidato (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), 62
32
Ernest G. Bormann dan Nancy G. Bormann, Retorika Suatau Pendekatan Terpadu
(Jakarta: Erlangga. 1989), 172

21
gerakan tangan.33 Sebab bila salah justru yang terjadi adalah
sebaliknya. Bahkan bisa menjadi bahan tertawa bagi peserta
atau mad’u.
d) Pandangan mata
Menggunakan pandangan mata, juga merupakan gaya
untuk memikat perhatian peserta (komunikan). Kata orang,
mata adalah matahari pada diri manusia. Mata tidak saja
digunkaan untuk melihat, untuk kontak dengan orang lain
bahkan juga dapat digunakan sebagai alat atau cermin dari
kepribadian orang. Artinya diri kita bisa dinilai orang melalui
sorotan mata yang kita pancarkan Selama berbicara didepan
umu. Pandangan mata sangatlah menentukan. Mata dapat
mengeluarkan kekuatan magis yang cukup kuat untuk
mengarahkan dan mengendalikan perhatian peserta. Akhirnya
matalah yang menentukan terjadinya atau tidaknya kontak
antar pembicara dengan audience.34

4. Retorika Dalam Dakwah


Dakwah tidak lepas dari retorika.Dengan retorika Nabi
Muhammad SAW berhasil menjalakan dakwahnya.Dengan argumentasi
yang kuat melalui wahyu (Al-Qur’an).Menurut Kennent Burke bahwa
setiap bentuk komunikasi adalah sebuah drama.Karenanya seorang
pembicara hendaknya mampu mendramatisir atau membuat jamaah
merasa tertarik terhadap pembicara, sedangkan menurut Walter Fisher
bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita. Karenanya jika kita
mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah dan
untuk menjadi muballigh.35

33
Gentasri Anwar, Retorika Praktis Teknik dan Seni Berpidato (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), 74
34
Gentasri Anwar, Retorika Praktis Teknik dan Seni Berpidato.., 71-72
35
Tim Penulis, Wahyu Ilaihi, Lukman Hakim, Yusuf Amrozi, Tias Satrio Adhitama,
Komunikasi Dakwah (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), 142

22
Dalam dakwah dibutuhkan retorika yang dapat membuat dakwah
seseorang lebih mengena, efisien dan efektif, terutama dalam
menyosialisasikan ajaran-ajaran Islam, sehingga retorika yang baik harus
dikuasai oleh seseorang yang hendak berdakwah.36 Dari definisi di atas,
kita dapat menyimpulkan bahwa retorika dalam komunikasi dakwah
adalah ketrampilan menyampaikan ajarann isam secara lisan guna
memberikan pemahaman yang benar kepada kaum muslimin. Alasannya
agar mereka dapat dengan mudah menerima seruan dakwah islam untuk
kemudian diharapkan akan tumbuh pemahaman dan peilakunya dapat
berubah menjadi lebih islami.
Agar ceramah atau khutbah dapat berlangsung dengan baik,
memikat dan menyentuh akal dan hati para jamaah, maka pemahaman
tentang retorika menjadi perkara yang penting. Dengan demikian,
disamping penguasaan konsepsi Islam dan pengalamannya, keberhasilan
dakwah juga sangat ditentukan oleh kemampuan komunikasi sang
muballigh atau dai terhadap jamaah yang menjadi obyek dakwah.
Menurut syeh Muhammad Abduh, umat yang dihadapi seorang
muballigh dapat dibagi menjadi 3 golongan:
a. Ada golongan cerdik-cendekiawan yang cinta kebenaran, berpikir
kritis dan cepat tanggap. Mereka ini harus dihadapi dengan hikmah,
yakni dengan alasan-alasan, dalil dan hujjah yang dapat diterima
oleh kekuatan akal mereka.
b. Ada golongan awamm orang kebanyakan yang belum dapat berpikir
kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian tinggi-
tinggi. Mereka dipanggil dengan Mauidzul khasanah dengan ajaran
dan didikan yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah
dipahami.
c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua golongan
tersebut. Mereka ini dipnggil dengan mujadalah yakni dengan
bertukar pikiran, guna mendorong supaya berpikir secara sehat.

36
Yusuf Zainal Abidin, Pengntar Retorika (Bandung: CV Setia Pustaka, 2013), 132

23
Maka dari itu gaya atau penyampaiannya hendaknya yang
variatif, tekanan suara, turun nik nada, penggalan kalimat hingga bunyi
suara (tenor, baritone, dsb), merupakan bagian dari retorika yang amat
penting. Dalam ceramah seringkali ada kalimat-kalimat yang amat
penting untuk dipertegas kepada pendengar. Kalimat itu harus diberi
penekanan dengan cara mengulang-ulang. Karena dengan begitu jamaah
mendapat kejelasan yang memadai. Bahkan hal ini bisa membantu
dengan menggunakan gerakan tangan seperti menunjukkan atau
memperlihatkan jumlah jari sebagai isyarat dari jumlah masalah yang
menjadi pembahasan. Ini berarti diperlukan penggunaan bahasa tubuh
untuk memperjels, memudahkan pemahaman dan meningkatkan gaya
tarik ceramah agar lebih komunikatif.37

5. Media Sosial Tiktok


Berikut adalah definisi dari media sosial yang berasal dari
berbagai literatur penelitian:
a. Menurut Mandiberg, media sosial adalah media yang mewadahi
kerja sama diantara pengguna yang menghasilkan konten (user-
generated content).
b. Menurut Shirky, media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan
alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to
share), bekerja sama (to cooperate) diantara pengguna dan
melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar
kerangka institusional maupun organisasi.
c. Body menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak
yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul,
berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling
berkolaburasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada
user-generated content (UGC) dimana konten dihasilkan oleh
pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media sosial.

37
Yusuf Zainal Abidin, Pengntar Retorika.., 144-147

24
Dari berbagai definisi media social diatas yang dimaksud dengan
media sosial adalah alat perantara bagi setiap orang untuk
mengekspresikan dirinya dan berkomunikasi antar sesama. Media social
adalah alat komunikasi bagi setiap orang dekat maupun jauh. Media
social juga merupakan alat untuk berbagi segala informasi dan wawasan-
wawasan yang luas.38

Tik tok merupakan sebuah aplikasi yang memberikan efek spesial


yang unik dan menarik yang bisa digunakan oleh para pengguna aplikasi
ini dengan mudah untuk membuat vidio pendek yang keren dan bisa
menarik perhatian banyak orang yang melihatnya16.Aplikasi tik tok
adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik tiongkok yang
diluncurkan pada september 2016. Aplikasi ini adalah aplikasi
pembuatan video pendek dengan didukung musik, yang sangat digemari
oleh orang banyak termasuk orang dewasa dan anak-anak dibawah umur.

Aplikasi tik tok ini merupakan aplikasi yang juga bisa melihat
video-video pendek dengan berbagai ekspresi masing-masing
pembuatnya. Dan pengguna aplikasi ini bisa juga meniru dari video
pengguna lainnya, seperti pembuatan video dengan musik goyang dua
jari yang banyak juga dibuat oleh setiap orang. Dan video-video tersebut
dibuat juga oleh anak-anak dibawah umur yakni peserta didik yang
belum begitu memahami arti dari video-video tersebut.

Dalam aplikasi media sosial tik tok banyak berbagai konten video
yang ingin mereka buat dengan mudah. Tidak hanya melihat dan
menirukan, mereka juga dapat membuat video dengan cara mereka
sendiri. Mereka dapat menuangkan berbagai video-video yang kreatif
sesuai dengan ide-ide mereka. Tidak hanya mengenai video-video

38
Riska Marini, PENGARUH MEDIA SOSIAL TIK TOK TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMPN 1 GUNUNG SUGIH KAB. LAMPUNG TENGAH,
Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2019, 29-30

25
menarik, joget, lipsync, dakwah dll, mereka juga bisa ikut tantangan-
tantangan yang dibuat pengguna lain.39

6. Pemahaman Hukum Islam


a. Pengertian Hukum Islam
Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan
yang mengatur tingkah laku manusia, baik norma atau peraturan itu
berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarkat
maupun peraturana atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan
ditegakkan oleh penguasa. Bentuknya bisa berupa hukum yang tidak
tertulis, seperti hukum adat, bisa juga berupa hukum tertulis dalam
peraturan perundangan-undangan. Hukum sengaja dibuat oleh
manusia untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia lain
dan harta benda.
Sedangkan hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan
menjadi bagian dari agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan
kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak
hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda
dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan
hubungan manusia dengan benda alam sekitarnya.
b. Ruang Lingkup Hukum Islam
Hukum islam baik dalam pengertian syaariatr maupun fikih
di bagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1) Ibadah (mahdhah)
Ibadah adalah tata cara dan upacara yang wajib
dilakukan oleh seoraang muslim dalam menjalankan hubingan
kepada Allah, seperti shalat, membayar zakat, menjalankan
ibadah haji. Tata caara dan upacara ini tetap, tidak ditambah-
39
Riska Marini, PENGARUH MEDIA SOSIAL TIK TOK TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMPN 1 GUNUNG SUGIH KAB. LAMPUNG TENGAH.., 35-
36

26
tambah maupun dikurangi. Ketentuannya telah di atur dengan
pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh RasulNya. Dengan
demikian tidak mungkin ada proses yang membawa perubahan
dan perombakan secaara asasi mengenai hukum, susunan dan
tata cara beribadat. Yang mungkin berubah hanyalah
penggunaan aalat-alat modern dalam pelaksanaannya.
2) Muamalah (ghairu mahdhah)
Adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan
kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan tersebut terbatas
pada pokok-pokok saja. Karena itu sifatnya terbuka untuk
dikembangkan melalui ijtihad manusia yang memenuhi syarat
melakukan usaha itu.
c. Bagian-Bagian Hukum Islam
1) Munakahat
Hukum yang mengatur sesuatau yang berhubunngan dengan
perkawinan, perceraian dan akibat-akibatnya.
2) Wirasah
Hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan
dengan pewaris, ahli waris, harta warisan daan cara pembagian
waarisan.
3) Muamalat
Hukum yang mengatur masalah kebendaan daan hak-hak atas
benda, tata hubungan manusia dalam persoalan jual beli, sewa
menyewa, pinjam meminjam, perserikatan dan lain-lain.
4) Jinayat
Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang
diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud atau tindak
pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam
al quran daan sunah nabi maupun dalam jarimah ta’zir atau
perbuatan yang bentuk dan batas hukumnya ditentukan oleh
penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya.

27
5) Al-ahkam as-sulthaniyah
Hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan
kepala negara, pemerintahan pusat maupun daerah, tentara,
pajak daan sebagainya.
6) Siyar
Hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan
dengan pemeluk agama dan negara lain.
7) Mukhassamat
Hukum yang mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan
hukum acara.
Sistematika hukum islam daapat dikemukakan sebagai berikut:
 Al-ahkam asy-syakhsiyah (hukum perorangan)
 Al-ahkam al-maadaniyah (hukum kebendaan)
 Al-ahkam al-murafaat (hukum acara perdata, pidana, dan
peradilan tata usaha)
 Al ahkam al-dusturiyah (hukum tata negaraAl-ahkam ad-
dauliyah (hukum internasional)
 Al-ahkam al-iqtishadiyah wa-almaliyah (hukum ekonomi
dan keuangan).
7. Oki Setiana Dewi
Artis cantik berhijab ini dikenal masyarakat setelah membintangi
film Ketika Cinta Bertasbih pada 2008. Sukses, ia main kembali dalam
Ketika Cinta Bertasbih 2. Lewat perannya, wanita pemilik nama lengkap
Oki Setiana Dewi ini memperoleh 2 anugerah sekaligus dari Indonesian
Movie Awards 2010. Ia diganjar sebagai Aktris Pendatang Baru Terbaik
dan Aktris Pendatang Baru Terfavorit.
Wanita kelahiran Batam, 13 Januari 1989 ini pindah ke Depok
setelah 16 tahun menetap di tanah kelahirannya. Oki pun melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 1 Depok. Setelah lulus, ia kuliah di
Fakultas Ilmu Bahasa, Universitas Indonesia mengambil jurusan Bahasa
Belanda. Sebetulnya, sebelum terjun ke layar lebar, pada tahun 2005, Oki

28
sempat bermain FTV. Namun setelah itu, ia tak tampil lagi di layar kaca
selama beberapa tahun. Putri dari Sulyanto dan Yunifah Lismawati ini
pun memutuskan berhijab.
Pada 2008, kala usianya 19 tahun, Oki tampil sebagai pemeran
utama wanita bernama Anna Althafunnisa dalam film drama religi Ketika
Cinta Bertasbih. Film tersebut merupakan salah satu fim terlaris dengan
meraup 3 juta kursi penonton. Begitu pun dengan seri kedua film ini
sukses meraih 1.5 juta penonton di tahun berikutnya.
Selain film, Magister Pendidikan Anak Usia Dini di UNJ ini juga
merambah ke dunia sinetron. Ia pernah berperan dalam sinetron Ketika
Cinta Bertasbih Spesial Ramadhan, Ketika Cinta Bertasbih Meraih Ridho
Ilahi, Dari Sujud Ke Sujud, dan Anak-Anak Manusia. Pada 12 Januari
2014 setelah melalui proses taaruf, Oki menikah dengan seorang
pengusaha bernama Ory Vitrio De Janeiro. Mereka telah dikaruniai dua
orang anak bernama Maryam Nusaibah Abdullah dan Khadeejah
Faatimah Abdullah.
Oki memang dikenal sebagai orang yang mencintai Islam. Ia
mendalami agamanya hingga belajar di Universitas Ummul Quro.
Pengalamannya belajar di sana pun dituangkan dalam sebuah buku
bertajuk Cahaya di Atas Cahaya. Selain itu, Oki juga pernah menulis
beberapa buku lain di antaranya Hijab I'm In Love (2013) dan Dekapan
Kematian (2013).
Ibu dua anak ini pun dipercaya sebagai penceramah dan motivator
acara TV Islam Itu Indah dan Curahan Hati Perempuan. Ia benar-benar
melakoni dirinya dalam religi yang ia yakini.40

B. Penelitian Terdahulu

40
https://www.viva.co.id/amp/siapa/read/453-oki-setiana-dewi, diakses, 13 Juni 2022,
13:00.

29
Beberapa penelitian tentang retorika dalam program acara televisi,
pernah dilakukan, yang pertama penelitian yang dilakukan oleh Fitrotul
Muzayynah, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga yang berjudul Retorika Dakwah Dalam Tayangan Stand UP Comedi
Show Metro TV Edisi Maulid Nabi 23 Jauari 2013. Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya
berupa data-data deskriptif melalui fakta-fakta dari kondisi alami sebagai
sumber langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri. Sedangkan objek
penelitiannya adalah retorika dakwah dari da’i yang tampil di Stand Up
Comedy Show Metro TV Edisi Maulid Nabi 23 Jauari 2013. Metode
pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Hasil dari
penelitian yang pertama ini menunjukkan bahwa para da’i yang tampil dalam
acara tersebut terbukti menggunakan retorika dakwah yakni berupa langgam
dan humor.
Perbedaan penelitian yang pertama dengan penelitian ini adalah unsur
retorika yang diteliti serta subjek penelitian yang digunakan. Penelitian
pertama hanya meneliti unsur bentuk penggunaan bahasa saja sedangkan
dalam penelitian ini juga menganalisa tentang susunan pesan. Subjek pada
penelitian pertama adalah da’i yang tampil dalam acara tersebut sedangkan
dalam penelitian ini subyeknya adalah Oki Setiana Dewi dalam program
acara “Islam Itu Indah”. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang
retorika dalam media televisi dan sama-sama menggunakan metode
pengumpulan data dengan dokumentasi.
Penelitian kedua dilakukan oleh Puji Lestari, mahasiswi Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan tahun 2014. Subyek
penulisan dalam penelitian ini adalah Kak Adin dan obyek penelitian adalah
retorika dakwah melalui dongeng. sedangkan jenis penelitiannya adalah
penelitian kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu Kak Adin
memakai susunan pesan pidato yang sistemasis dan sederhana dengan

30
berbagai variasi alur cerita, langgam dan teknik berbicara yang menarik,
sehingga dakwah Kak Adin dengan mudah diterima dikalangan anak-anak.
Perbedaan penelitian kedua dengan penelitian ini adalah penelitian kedua
menganalisa unsur retorika susunan pesan, langgam dan teknik berbicara,
sedangkan dalam penelitian ini yang dikaji adalah bentuk penggunaan bahasa
dan susunan pesan saja. Persamaannya adalah kedua penelitian ini sama-sama
mengkaji tentang penggunaan langgam dan susunan pesan yang mana
nantinya langgam theater banyak ditemukan pada data penelitian keduanya.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Elis Tiana , mahasiswi Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan tahun 2012. Ia
membahas tentang “Retorika Dakwah Kak Bimo (studi dongeng dalam
dakwah)”. Penelitian yang dilakukan oleh Elis Tiana ini merupakan jenis
penelitian kualitatif dan metode analisa data yang digunakan adalah analisis
diskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang paling
dominan adalah data primer berupa video rekaman mendongeng Kak Bimo.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa retorika dakwah kak bimo (studi
dongeng dalam dakwah) cukup bervariasi. Penggunaan komposisi pesan,
organisasi pesan, penggunaan bahasa berdasarkan pengamatan pada
penggunaan bahasa dapat disimpulkan penggunaan langgam lebih variatif,
akan tetapi langgam teater didaktif dan langgam agama lebih dominan.
Perbedaan penelitian ketiga dengan penelitian ini adalah penelitian
ketiga mengkaji tentang susunan pesan, langgam dan bentuk persuasif
sedangkan pada penelitian ini yang dikaji adalah bentuk penggunaan bahasa
dan susunan pesan dengan tidak mengkaji bentuk persuasif. Persamaan
penlitian ketiga dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan data
utama berupa video yaitu dengan teknik dokumentasi.

C. Kerangka Berfikir

31
Retorika merupakan kegiatan untuk menarik perhatian orang lewat
kepandaian berbicara, khususnya berbicara didepan umum, dengan demikian
peran retorika sangat besar dalam menyampaikan informasi dan komunikasi.
Demikian pula dalam menyampaikan pesan-pesan nilai keagamaan (Dakwah)
diperlukan kepandaian retorika yang handal.
Oki Setiana Dewi yang dikenal sebagai aktris, beberapa tahun ini
merambah juga sebagai pendai. yang dimana sering muncul di beberpa
stasiun TV untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Akan tetapi beberpa
tahun ini Oki juga menyamapikan dakwahnya melalui akun sosial media tik
tok untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam agar bisa diakses
kapanpun dan dimanapun.
Dalam dakwah Oki Setiana Dewi berisi tentang penyampaian-
penyampain tentang pemahaman hukum Islam. Aspeknya lebih menekankan
dengan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah Swt.

32
BAB III
METODE PENELITIAN

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah


yang dilakukan secara bertahap sehingga dapat memperoleh suatu pemahaman
dan pengertian atas suatu topik, gejala, atau isu tertentu. Tahapan ini sangat
penting yang dilakukan secara sistematis, logis, dan rasional yang dilakukan untuk
menjamin adanya relevansi yang bertujuan untuk menyimpulkan hasil
penelitian.41 Kegiatan riset yang dilakukan ini merupakan tindakan ilmiah untuk
menyelidiki, mendeskripsikan dan memahami suatu isu atau fenomena agar
terbentuklah pengetahuan ilmiah.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisi konten atau bisa
disebut dengan (Content Analysis).42 Jenis Penelitian content analysis
yaitu penelitian yang difokuskan pada penelusuran dan telaah dari video
atau penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu
informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Kemudian penelitian
ini dibuktikan dengan cara memeriksa topik tersebut pada retorika
dakwah pada akun tiktok @okisetianadewi13 untuk memberikan
gambaran secara lebih jelas mengenai topik yang dibahas. Dilanjutkan
dengan mengumpulkan data, analisis data, pelaporan dan penafsiran.43
Content analysis dapat digunakan untuk menganalisis semua
bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun
semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu
sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik atau metode
penelitian. Dengan adanya pendekatan content analysis akan
41
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakterisitk dan Keunggulannya
Pengantar Conny R. Semiawan, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), 2-3
42
Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), 16 dikutip dalam Rahendra Maya, Karakter (Adab) Guru dan Murid
Perspektif Ibn Jama’ah Al Syafi’I, 30
43
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik, 18

33
diaplikasikan pada penelitian ini terkait dengan Retorika Dakwah Oki
Setiana Dewi Pada Akun Tiktok @okisetianadewi13 Priode Juli 2020 –
Juli 2021 Dalam Menumbuhkan Pemahaman Hukum Islam”
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif analitis
dengan menggunakan pendekatan teori dari Harold D. Lasswell
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat karena metode deskripsi
merupakan metode untuk membuat gambaran mengenai situasi atau
kegiatan, maka jenis pendekatan inilah yang paling tepat.44
Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini adalah karena peneliti
berusaha untuk memahami Retorika Dakwah Oki Setiana Dewi Pada
Akun Tiktok @okisetianadewi13 Priode Juli 2020 – Juli 2021 Dalam
Menumbuhkan Pemahaman Hukum Islam”
3. Sifat Penelitian
Sifat penelitian adalah deskriptif artinya berupa penggambaran
secara jelas serta fokus pada sasaran penelitian. Metode penelitian ini
memiliki beberapa sifat khusus yaitu induktif, fleksibel, pendalaman,
proses, pemahaman dan penafsiran.45 Penelitian ini mendeskripsikan dan
menjabarkan tentang Retorika Dakwah Oki Setiana Dewi Pada Akun
Tiktok @okisetianadewi13 Priode Juli 2020 – Juli 2021 Dalam
Menumbuhkan Pemahaman Hukum Islam” Selain bersifat deskriptif
penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh data yang bersifat
eksplanatif, yaitu memberikan penjelasan tentang hubungan peristiwa
dengan makna terutama menurut persepsi partisipan.46
Dengan demikian jenis, pendekatan, dan sifat penelitiannya maka
penulis akan berusaha secara maksimal untuk mengumpulkan data
berdasarkan Retorika Dakwah Oki Setiana Dewi Pada Akun Tiktok
@okisetianadewi13 Priode Juli 2020 – Juli 2021 Dalam Menumbuhkan
44
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), 84
45
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik, 56
46
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), 60 dikutip dalam Rahendra Maya, Karakter (Adab) Guru dan Murid Perspektif Ibn
Jama’ah Al Syafi’I, 31

34
Pemahaman Hukum Islam dengan cara membaca, menelaah, dan
mengkaji secara dalam serta menginterpretasikan video dan kandungan
komentar dalam akun tiktok @okisetianadewi13.

B. Sumber Data Penelitian


Denga adanya penelitian tentang Retorika Dakwah Oki Setiana Dewi
Pada Akun Tiktok @okisetianadewi13 Priode Juli 2020 – Juli 2021 Dalam
Menumbuhkan Pemahaman Hukum Islam. Maka data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa aspek.
Data yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian data pada
sumber informasi yang dicari. Sumber data yang digunakan pada penelitian
ini adalah tentang Retorika Dakwah Oki Setiana Dewi Pada Akun Tiktok
@okisetianadewi13 Priode Juli 2020 – Juli 2021 Dalam Menumbuhkan
Pemahaman Hukum Islam. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah buku-buku, karya ilmiah, dan tulisan karya-karya para tokoh.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ialah suatu kegiatan utama dalam sebuah
penelitian dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan sebuah
data. Sehingga nantinya peneliti akan fokus untuk mendapatkan data yang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data merupakan
bagian penting dari penelitian. Penelitian ini adalah studi pustaka di mana
pengumpulan data banyak berasal dari berbagai literatur. Karena ini adalah
studi literature, penelitian ini menggunakan data dengan cara menemukan isi
dan menemukan informasi tentang gambar yang dituju melalui penelitian-
penelitian perpustakaan.47
Pada saat pengumpulan data akan sangat berpengaruh ketika
menganalisis data dan membuat kesimpulan. Maka, saat proses pengumpulan
data dilakukan dianjurkan agar semaksimal mungkin dan tidak asal-asalan.
47
Hasan Bakti, Metodologi Studi Pemikiran Islam Kalam Filsafat Islam, Tasawuf,
Tareqat, (Medan: Perdana Publishing, 2006), 19 dikutip dalam Sri Wahyuni Hasibuan, KONSEP
ETIKA PESERTA DIDIK MENURUT KH HASYIM ASY’ARI, 33

35
Dalam pengumpulan data terdapat beberapa tahapan, yang harus dilalui
yakni:
1. Melakukan pencarian di explore instagram dengan kata kunci dakwah
Islami.
2. Setelah itu memilih akun tiktok yang sudah mempunyai folowers ribuan
dengan kriteria postingan-postingan vidio dakwah Islami dalam akun
tersebut.
3. Menetapkan masalah dan menjadikannya sebagai fokus pada kajian.
Adapun yang dikaji dalam masalah ini ialah retorika dakwah Oki Setiana
Dewi.
4. Pencatatan data dan penyeleksian, khususnya menganalisis retorika
dawkwah Oki Setiana Dewi.
5. Mengkaji data tersebut dengan mengumpulkan beberapa komentar
netizen pada akun tiktok @okisetianadewi13.
6. Menganalisis terhadap video dakwah Oki Setiana Dewi pada akun tiktok
@okisetianadewi13, kemudian melihat secara signifikan dengan
komentar yang diberikan oleh warganet.
7. Membuat kesimpulan dengan teliti berdasarkan kajian yang telah
dilakukan sebagai jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses kegiatan yang dilalui peneliti untuk
mencari, menyusun, memilih data mana yang penting dan dapat diambil
untuk dipelajari sehingga memperoleh kesimpulan yang dapat difahami
dalam menganalisis data.48 Data yang telah terkumpul berdasarkan teknik
pengumpulan data selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan metode
analisis isi (Content Analysis). Metode ini dilakukan karena berkaitan dengan
retorika dakwah yang dilakukan oleh Oki Setiana Dewi. Analisis isi

48
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: 2014), 169

36
merupakan teknik penelitian untuk menarik kesimpulan berdasarkan
pandangan yang telah dibuat sebelumnya atau pertimbangan umum.49
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa macam cara. Dalam
penelitian kepustakaan metode analisis isi (Content Analysis). dapat
digunakan pada teknik pengumpulan data. Terdapat 3 metode dalam analisis
isi yaitu:50
1. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)
Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda, indikasi
atau makna keputusan. Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang
adanya gejala kebudayaan dengan memahami tanda-tanda kehidupan.
Dalam kajian Islam, pendekatan ini pernah dilakukan oleh muhammad
arkoun. Dia melihat dalam kajiannya bahwa teks dalam konteksnya
masing-masing. Padahal dalam sebuah teks tidak bisa dilihat dari
individualitasnya dan teks terstruktur terus menerus, berada dalam
jaringan terbuka. Pada analisa semiotik peneliti memfokuskan pada aspek
Retorika Dakwah Oki Setiana Dewi Pada Akun Tiktok
@okisetianadewi13 Priode Juli 2020 – Juli 2021 Dalam Menumbuhkan
Pemahaman Hukum Islam.
2. Analisis Wacana (Discourse Analysis)
Analisis wacana adalah metode yang menganalisis tentang kajian
bahasa yang terkandung baik secara tekstual ataupun kontekstual dalam
pesan-pesan komunikasi. Pada pembahasan retorika dakwah Oki Setiana
Dewi pada akun Tiktok @okisetianadewi13 priode Juli 2020 – Juli 2021
dalam menumbuhkan pemahaman hukum Islam peneliti ingin
memberikan gambaran terkait cara bahasa dan cara Oki Setiana Dewi
dalam berdakwah di akun Tiktoknya.
Analisis wacana ini memiliki sifat kualitatif yang mana artinya dapat
digunakan untuk melengkapi kelemahan dari analisis isi kuantitatif.
49
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grasindo
Persada, 2003), 78 dikutip dalam Rahendra Maya, Karakter (Adab) Guru dan Murid Perspektif
Ibn Jama’ah Al Syafi’I, 32
50
Jumal Ahmad, Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis), (Pascasarjana UIN
Syari Hidayatullah, 2018), 9-13

37
3. Analisis Hermeneutika
Hermeneutika berasal dari kata kerja hermeneuin dan memiliki arti
memberi pemahaman dalam menafsirkan, menginterpretasikan ataupun
menterjemahkan. Pendekatan hermenutik disini digunakan penulis karena
metode ini merupakan metode penafsiran yang berangkat dari analisa
bahasa kemudian melangkah ke analisa konteks, dan selanjutnya
menyimpulkan makna ke dalam ruang dan waktu saat penafsiran
dilakukan. Jika kajian ini dipertemukan dengan teks dalam sebuah kitab,
maka tema pokok atau permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana
teks dalam kitab tersebut hadir di tengah masyarakat, kemudian
dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan dan didialogkan dengan realitas
historisnya. Pada retorika dakwah Oki Setiana Dewi peneliti ingin
mengetahui makna apa yang bisa diberikan ketika berdakwah di media
Tiktok.

38

Anda mungkin juga menyukai