SPI
SPI
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya
sistem politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena
masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang
demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriter pun masih mengaku dirinya sebagai negara
demokrasi. Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara dan
pemerintahan. Sejak merdeka, perjalanan kehidupan demokrasi di Indonesia telah mengalami
pasang surut. Dari Demokrasi Parlementer/Liberal (1950–1959), Demokrasi Terpimpin
(1959–1966) dan Demokrasi Pancasila (1967–1998). Tiga model demokrasi ini telah
memberi kekayaan pengalaman bangsa Indonesia dalam menerapkan kehidupan demokrasi.
Setelah reformasi demokrasi yang diterapkan di Indonesia semakin diakui oleh dunia luar.
Reformasi telah melahirkan empat orang presiden. Mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman
Wahid, Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden Soeharto
dikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi
(1965) pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa
Indonesia.“Apakah demokrasi itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Masyarakat
bebas berpendapat dan berorganisasi dan rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri
pemimpinnya. Komisi negara dibentuk oleh negara. Diperbolehkannya jalur independen atau
calon perseorangan di luar jalur politik mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah
(pilkada) turut meramaikan kehidupan demokrasi di Indonesia. Perkembangan demokrasi
turut meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Masyarakat boleh mengorganisasikan diri
untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat atau rakyat kembali
merasakan kebebasan sipil dan politiknya. Rakyat menikmati kebebasan berpendapat serta
rakyat menikmati kebebasan berorganisasi. Kebebasan sipil bisa dinikmati meskipun di sisi
lain hak sekelompok masyarakat bisa dihilangkan oleh kelompok masyarakat lain. Dalam
kondisi seperti ini, beberapa kalangan menilai penerapan demokrasi di Indonesia harus
dijiwai dengan ideologi atau dasar negara RI yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar atau
ideologi negara harus diterapkan dalam kehidupan berdemokrasi.
Pancasila sebagai konsep diungkapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 saat
menyampaikan pidatonya yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafah negara yang
diberi nama dengan Pancasila. Konsepsi usul ini berisi:
Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1945, sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mencapai konsensus nasional dan gentlemen agreement
tentang dasar negara Republik Indonesia. Konsensus nasional yang mendasari dan menjiwai
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu dituangkan dalam suatu naskah yang oleh Mr
Muhammad Yamin disebut Piagam Jakarta. Piagam Jakarta merupakan hasil kompromi
tentang dasar negara Indonesia yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan, panitia kecil yang
dibentuk oleh BPUPKI, antara umat Islam dan kaum kebangsaan (nasionalis). Di dalam
Piagam Jakarta terdapat lima butir yang kelak menjadi Pancasila dari lima butir, sebagai
berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik dan ditandatangani
oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdulkahar
Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin. Pada saat
penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah
(preambule). Selanjutnya, saat pengesahan UUD ‘45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah
Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD setelah butir pertama diganti menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa. Perubahan butir pertama dilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul
A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman
Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo. Membaca sejarah pergerakan nasional di
Indonesia, perubahan ini nampak bukan suatu proses dari saat disahkannya Piagam Jakarta
hingga menjadi Pembukaan UUD 1945.
Para wakil rakyat Indonesia ketika itu terbagi atas dua kelompok aliran pemikiran. Di satu
pihak mereka yang mengajukan agar negara itu berdasarkan kebangsaan tanpa kaitan khas
pada ideologi keagamaan. Di pihak lain, mereka yang mengajukan Islam sebagai dasar
negara. Mengingat Indonesia adalah bangsa yang majemuk , maka kata – kata “menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya“ di ganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha
Esa“. Hal ini terjadi karena setelah ada protes dari perwakilan Indonesia bagian timur yang
mayoritas adalah non muslim. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang memiliki rasa tenggang rasa yang besar dan saling menghormati satu sama lain dan
mengutamakan kepentingan bersama/umum daripada kepentingan pribadi/golongan. Maka
itulah yang dinamakan Demokrasi Pancasila.
PEMBAHASAN
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-
5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan
dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi
wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara. Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam
taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta
pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari
demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain
dari itu Undang-Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai
naskah itu dan yang dicantumkan dalam penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara,
yaitu:
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka
(Machstaat).
2. Sistem Konstitusionil
Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat Absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa demokrasi yang
menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi konstitusionil. Di samping
itu corak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan
demikian demokrasi Indonesia mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai
khusus seperti nilai-nilai yang memberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, tanah air dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan krida manusia dalam
mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain dari demokrasi Indonesia adalah kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan
Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi
suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan
rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Kenyataannya, baik
dari segi konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan
untuk rakyat keseluruhan, tetapi populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau
kesepakatan formal memiliki hak preogratif forarytif dalam proses pengambilan/pembuatan
keputusan menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga tidak
mampu mewakili aspirasi yang memilihnya. (Idris Israil, 2005:51)
Istilah “Ideologi” berasal dari kata “ideo” (cita-cita) dan “logy” (pengetahuan, ilmu faham).
“The sum of political ideas of doctrines of distinguishable class of group of people” (ideologi
ialah soal cita-cita politik atau dotrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakatatau sekelompok
manusia yang dapat dibeda-bedakan). Sedangkan menurut pendapat Harold H Titus definisi
ideologi ialah sebagai berikut : “A term used for any group of ideas concerning various
politicaland economic issues and social philosophies often appliedto a systematic schema of
ideas held by group classes” (suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita
mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosial yang sering
dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematik tentang cita-cita yang dijalanakan oleh
sekelompok atau lapisan masyarakat). (Drs Ismaun, pancasila sebagai dasar filsafat atau
ideologi negara republik Indonesia dalam Heri Anwari Ais, Bunga Rampai filsafat pancasila,
1985 : 37). “The term “isme” something used for these system of thought” (istilah
isme/aliran kadang-kadang dipakai untuk system pemikiran ini. Dalam pengertian ideologi
negara itu termasuk dalam golongan ilmu pengetahuan sosial, dan tepatnya pada digolongkan
kedalam ilmu politik (political sciences) sebagai anak cabangnya. Untuk memahami tentang
ideologi ini, maka kita menjamin disiplin ilmu politik.
Suatu ideology digolongkan pada tipe pragmatis, ketika ajaran – ajaran yag terkandung dalam
ideology tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan
secara umum (prinsup-prinsipnya saja). Dalam hal ini, ideology itu tidak diindoktrinasikan,
tetapi disosisalisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan,
sistem ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Individualisme (liberalisme)
merupakan salah satu contoh ideology pragmatis.
Untuk memahami lebih dalam lagi contoh-contoh ideology, maka berikut ini kita mencoba
mengenal pijakan pemahaman terhadap empat ideology yang kita kenal dalam wacana
politik, yaitu :
Pertama,liberalisme
Kedua,konservatisme
Ketiga,sosialismedankomunisme
Keempat, fasisme
2.1. Liberalisme
Liberalisme tumbuh dari konstek masyarakat Eropa pada abad pertengahan feudal, dimana
sistem sosial ekonomi dikuasai oleh kaum aristrokasi feodal dan menindas hak-hak individu.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh
golongan intelektual yang digerakan oleh keresahan ilmiah (rasa ingin tahu da keinginan
untuk mencari pengetahuan yang baru) dan artistic umum pada zaman itu.
Ciri-ciri ideology libertalisme sebagai berikut :
Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang
dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk
diri sendiri.
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh
karena itu pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan
dapat dicegah.
Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar
individu berbahagia, kalau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagiaan sebagian
besar individu belum tentu maksimal.
2.2 Konservatisme
Ketika liberalisme menggoncang struktur masyarakat feudal yang mapan, golongan feudal
berusaha mencari ideology tandingan untuk menghadapi kekuasaan persuasive liberalisme.
Dari sinilah muncul ideology konservatisme sebagai reaksi atas paham liberalisme.
Pertama, masyarakat yang terbaik adalah masyarakat yang tertata. Masyarakat harus
memiliki struktur (tata) yang stabil sehingga setiap orang mengetahui bagaimana ia harus
berhubungan dengan orang lain.seseorang akan lebih memperoleh kebahagiaansebagai
anggota suatu keluarga anggota gereja daan anggota masyarakat daripada yang dapat
diperoleh secara individual.
Kedua, untuk menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil diperlukan suatu pemerintah
yang memiliki kekuasaan yang mengikat tetapi bertanggung jawab. Paam konservatif
berpandangan pengatura yang tepat atas kekuasaan akan menjamin perlakuan yang
samaterhadap setiap orang.
Ketiga, paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat
untuk membantu pihak yang lemah. Posisi ini bertentangan dengan pahamliberal yang
berpandangan pihak yang lemah harus bertanggung jawab atas urusan dan hidupnya. Sisi
konservatif inilah yang menimbulkan untuk pertama kali negara keseahteraan (welfare state)
dengan program-program jaminan sosial bagi yang berpenghasilan rendah.
Ciri lain yang membedakan antara liberalisme dan konservatisme adalah menyangkut
hubungan ekonomi dengan negara lain. Paham konservatif tidak menghendaki pengaturan
ekonomi (proteksi), melainkan menganut paham ekonomi internasional yang bebas
(persaingan bebas), sedangkan paham liberal cenderung mendukung pengaturan ekonomi
internasional sepanjang hal itu membantu buruh, konsumen dan golongan menengah
domestik.
Perbedaan sosialisme dan komunisme terletak pada sarana yang digunakan untuk mengubah
kapitalisme menjadi sosialisme. Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan
seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis.
2.4 Fasisme
Fasisme merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan
symbol-simbol yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran negara. Hal itu akan dapat
dicapai apabila terdapat seorang pemimpin kharismatis sebagai symbol kebesaran negara
yang didukung oleh massa rakyat.. dukungan massa yang fanatik ini tercipta berkat
indoktrinasi, slogan-slogan dan symbol-simbol yang ditanamkan sang pemimpin besar dan
aparatnya. Fasisme ini pernah diterapkan di Jerman (Hitler), Jepang, Italia (Mossolini), dan
Spanyol. Dewasa ini pemikiran fasisme cenderung muncul sebagai kekuatan reaksioner (right
wing) dinegara-negara maju, seperti skin ilead dan kluk-kluk klan di Amerika Serikat yang
berusaha mencapai dan mempertahankan supremasi kulit putih.
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau
milik suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa
negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku
pengurusa rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh
rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayanan rakyat, yaitu tidak boleh/bisa bertindak
zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45 serta
Ketetapan-ketetapan MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut
prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi
pokok, yaitu sebagai berikut:
MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan dalam pasal
1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga
negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan
negara yang tertinggi, MPR mempunyai:
Tugas pokok, yaitu:
1. Menetapkan UUD
2. Menetapkan GBHN
3. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
1. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain,
seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
2. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN
3. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
4. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945
5. Mengubah undang-undang.
4. Presiden
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
(kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama
dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang,
presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah hak
inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
6. Menteri Negara
Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.
Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal
tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil. Kedudukan
Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi
biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah
koordinasi presiden.
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.
Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan, ikut duduk dalam
badan perwakilan/permusyawaratan, dll.
Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawab kepada
MPR.
KESIMPULAN
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke
waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan
oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang
aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif,
Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip
pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat
merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya bisa
dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia sendiri demokrasi
pancasila sudah mendarah daging disetiap warga nya, karena demokrasi itu mencerminkan
kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi / pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk
diterapkan di indonesia karena adat dan budaya negara indonesia bertolak belakang dengan
negara barat, NKRI harga mati, demokrasi pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu
kita.
System demokrasi secara ideal adalah system politik yang memelihara keseimbangan antara
konflik dan konsensus. Artinya, demokrasi memungkinkan adanya perbedaan pendapat,
persaingan, dan pertentangan antar individu. Namun demokrasi hanya akan mentolelir
konflik yang tidak merusak dan menghancurkan system.
Dalam system politik demokrasi pancasila, setiap hak-hak dan kewajiban warga Negara
pelaksanaan hak asasinya bersifat horizontal maupun vertical. Bagi lembaga-lembaga yang
bersifat infrastruktur dan suprastruktur diakui keberadaanya dan kegiatannya berdasarkan
prinsip-prinsip keterbukaan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
System politik Indonesia berdasar pada ketentuan dalam UUD 1945. UUD 1945 merupakan
konstitusi Negara Indonesia yang mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara
Negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga Negara dan juga
mengatur hak dan kewajiban waega Negara. System politik Indonesia telah mengalami
banyak perubahan setelah adanya amandemen terhadap UUD1945, berikut perbandingan
system politik Indonesia sebelum amandeman dan setelah amandemen.
– Lembaga legislatif terdiri atas MPR sebagai lembaga tertinggi dan DPR
– Lembaga eksekutif terdiri atas presiden yang dibantu oleh wakil presiden dan cabinet.
– Fungsi MPR selaku lembaga tertinggi Negara adalah menyusun konstitusi Negara,
mengangkat dan memberhentikan presiden/wakil presiden dan menyusun Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN). Anggota MPR adalah 700 orang yaitu 500 anggota DPR dan 200
Utusan Golongan dan Utusan Daerah. Fungsi DPR adalah mengawasi jalannya
pemerintahaan dan bersama-sama dangan pemerintah menyusun undang-undang. Anggota
DPR adalah 500 orang yang diplih melalui pemilu setiap 5 tahun sekali.
– Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang berkedudukan sama
dengan lembaga tinggi negara lainnya. Presiden juga berkedudukan sebagai mandataris MPR
yang berkewajiban menjalankan GBHN yang ditetapkan MPR. Presiden mengangkat menteri
dan kepala nondepartemen setingkat menteri. Menurut UUD 1945 presiden dan wakil
presiden dipilh oleh MPR dengan suara terbanyak, menjabat selama 5 tahun dan dapat diplih
kembali.
Pancasila merupakan dasar falsafah bangsa dan negara yang mendasari segenap aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, UUD 1945 sebagai dasar konstitusional
negara Republik Indonesia juga berdasarkan pada Pancasila.
Berarti memberi kebebasan untuk menganut agama lain dan menghargai keyakinan orang
lain.
Mengajak orang untuk memperlakukan semua orang sama berdasar harkat dan martabatnya.
1) kebebasan yang harus disertai tanggung jawab, baik kepada masyarakat maupun
bangsa secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa
4) Pengakuan perbedaan atas idividu, kelompok, ras, suku, budaya, agama karena
perbedaan bawaan kodrat manusia
5) Pengakuan adanya hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras dan suku.
6) Perbedaan dalam suatu kerja sama ke arah kemanusiaan yang adil dan beradab.
Menurut Ahmad Sanusi, prinsip-prinsip yang berdasar Pancasila adalah sebagai berikut :
Negara Indonesia menganut hukum dalam arti materiil (luas) untuk mencapai tujuan nasional
Bertanggung jawab dalam artian kepada rakyat dan ke atas yaitu pertanggungjawaban moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Bentuk organisasi negara yang memperjuangkan kepentingan umum dibakukan dalam bentuk
republik.
Presiden adalah penyelenggaraan negara tertinggi dan juga sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan
Oposisi adalah istilah teknis dalam sistem pemerintahan parlementer dan merupakan
golongan yang tidak ikut dalam penyelenggaraan pemerintahan.
a. Berdasar atas makna dari sila keempat pada pancasila, yaitu:
Pancasila merupakan kekhasan pandangan hidup atau falsafah yang menjadi dasar demokrasi
di Indonesia. Demokrasi Indonesia tentu berbeda dengan demokrasi lain berdasar pada
falsafah Negara yang mendasarinya. Berikut adalah perbedaan demokrasi Indonesia dan
demokrasi liberal :
b. Demokrasi Pancasila bersifat social atau komunal, sedangkan demokrasi liberal bersifat
individual
c. Negara dalam demokrasi Pancasila adalah sosialis religus (tidak semata-mata
didasarkan pada suara rakyat banyak, tapi harus dapat dipertanggungjawabkan menurut nilai-
nilai ketuhanan), sedangkan negara dalam demokrasi liberal adalah negara sekuler.
d. Demokrasi Pancasila meliputi demokrasi politik, ekonomi dan social, sedangkan
demokrasi liberal menekankan pada demokrasi politik.
Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan
filsafat bangsa Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.
Dasar dari demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat. Hal ini terdapat dalam Pasal 1 Ayat
(2) yang berbunyi, “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar. Dalam demokrasi Pancasila, rakyat adalah subjek demokrasi.