Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

PADA IBU BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


KAWEDANAN MAGETAN JAWA TIMUR

Fatimah Rachmawati1, Luluk Fajria Maulida1*, Angesti Nugraheni1,


Revi Gama Hatta Novika1, Ika Sumiyarsi Sukamto1
1
Midwifery Study Program, Applied Under Graduate Program, Faculty of Medicine,
Universitas Sebelas Maret (UNS), Indonesia
Correspondence Address: Luluk Fajria Maulida
Email:

ABSTRAK
Pendahuluan: Angka pemberian ASI Eksklusif di Jawa Timur tahun 2021 sejumlah 71,7%,
persentase tersebut juga mengalami penurunan sebanyak 7,3% dibandingkan tahun
sebelumnya. Di Kabupaten Magetan cakupan pemberian ASI eksklusif mengalami
peningkatan sebesar 3,6% dari 88,1% menjadi 91,7% pada tahun 2021. Sedangkan di wilayah
Puskesmas Kawedanan cakupan ASI eksklusif pada tahun 2021 sebesar 70,3%. Persentase
tersebut mengalami penurunan sebesar 6,6% dari tahun sebelumnya. Dukungan suami adalah
salah satu faktor penyebab keberhasilan ASI eksklusif. Peneliti telah melakukan survey pada
9 ibu di wilayah kerja Puskesmas Kawedanan Kabupaten Magetan Jawa Timur didapatkan
hasil bahwa 3 ibu mendapatkan dukungan suami dan 6 ibu tidak mendapatkan dukungan
suami. Selain dukungan dari suami, bidan juga berperan dalam memberikan informasi dan
edukasi tentang ASI kepada ibu dan keluarga. Metode: Metode penelitian ini observasional
analitik dengan menggunakam pendekatan cross sectional. Responden pada penelitoan ini
yaitu 90 dalam keadaan sehat yang masuk dalam daerah inklusi. Variabel utama yang diteliti
adalah dukungan suami dan keberhasilan ASI eksklusif yang diukur menggunakan kuesioner.
Hubungan antara dua variabel dianalisis menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Hasil uji Chi-
Sqaure membuktikan adanya hubungan antara dukungan suami dengan keberhasilan ASI
eksklusif dengan p-value (0,003) < alpha (0,05). Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan
antara dukungan suami dengan keberhasilan ASI eksklusif pada ibu bayi usia 6-12 bulan.
Kata Kunci: ASI eksklusif, Dukungan suami, Nutrisi, Ibu, Suami
ASI eksklusif terbukti dapat membantu
LATAR BELAKANG perekonomian karena keluarga tidak perlu
membeli susu formula. Namun
Menyusui merupakan salah satu kenyataannya, sampai saat ini pemberian
cara terbaik untuk meningkatkan kesehatan ASI eksklusif masih menjadi permasalahan
dan ekonomi individu. Kemenkes (2017) yang belum dapat diselesaikan. Hal
menyatakan bahwa memberikan ASI dapat tersebut disebabkan karena banyaknya
menurunkan angka kematian bayi (AKB) hambatan dan tantangan dalam pemberian
akibat infeksi. Menyusui juga ASI eksklusif, salah satu hambatan
berkontribusi terhadap penurunan risiko terbesar adalah kurangnya
stunting, penyakit kronis,dan obesitas di dukungan keluarga (Kemenkes, 2021).
masa depan. Bayi yang tidak diberikan ASI Menurut UNICEF & WHO (2019)
secara maksimal akan mudah terkena persentase bayi yang mendapat ASI
infeksi sehingga mengganggu tumbuh eksklusif hanyalah 41 padahal target
kembang bayi. Selain itu, pemberian ASI persentase ASI eksklusif menunut WHO
eksklusif merupakan salah satu upaya sebesar 80. Persentase cakupan ASI
memutus rantai kemiskinan. Pemberian eksklusif di Indonesia pada tahun 2021
sebesar 56,9, persentase ini mengalami
penurunan sebanyak 9,16 dari tahun 2020. penilaian, emosional, dan instrumental
Persentase ASI Eksklusif di Jawa Timur kepada ibu menyusui.
pada tahun 2021 sebesar 71,7, persentase Berdasarkan studi pendahuluan
tersebut juga mengalami penurunan yang dilakukan peneliti pada 9 ibu di
sebanyak 7,3 dibandingkan tahun wilayah kerja Puskesmas Kawedanan
sebelumnya. Di Kabupaten Magetan Kabupaten Magetan Jawa Timur
cakupan persentase ASI eksklusif didapatkan hasil 3 ibu mendapatkan
mengalami peningkatan sebesar 3,6 dari dukungan suami. 2 ibu memperoleh
88,1 menjadi 91,7 pada tahun 2021. dukungan fisik, dukungan informasional
Sedangkan di wilayah Puskesmas dan dukungan emosional. 1 ibu
Kawedanan persentase cakupan ASI mendapatkan dukungan fisik dan
eksklusif pada tahun 2021 sebesar 70,3. dukungan penilaian. Kemudian 6 ibu tidak
Persentase tersebut mengalami penurunan memperoleh dukungan dari suami yaitu
sebesar 6,6 dari tahun sebelumnya dukungan fisik, dukungan emosional,
( Kemenkes, 2021). dukungan informasional dan dukungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian. Suami menganggap apabila
keberhasilan ASI eksklusif diantaranya tugas mereka hanyalah bekerja, sedangkan
umur ibu, pengetahuan ibu, dukungan urusan anak dan rumah tangga diserahkan
keluarga, kebiasaan ibu, dan petugas kepada istri. Padahal suami sebagai
kesehatan. Suami sebagai keluarga yang partner utama, seharusnya memberikan
paling dekat dengan ibu berperan dalam dukungan kepada istri sehingga dapat
memberikan dukungan dan kepercayaan memperlancar proses menyusui.
ibu yang dapat menentukan reflek Selain dukungan dari suami, bidan
pengeluaran ASI (milk let down reflex), juga berperan dalam memberikan edukasi
meningkatkan persepsi, dan motivasi dan informasi tentang ASI kepada keluarga
dalam pemberian ASI. Namun khusunya ibu dan suami. Hal tersebut
kenyataannya, suami kurang mendukung sudah dijelaskan pada Peraturan Menteri
dalam proses menyusui. Hal tersebut Kesehatan Republik Indonesia no 15 tahun
disebabkan banyak yang menganggap 2014 dan diperkuat oleh UU Nomor 4
apabila suami hanya bertugas sebagai Tahun 2019 tentang kebidanan yang
pencari nafkah sedangkan urusan rumah menyebutkan bahwa bidan memiliki peran
tangga dan anak semuanya dilimpahkan dalam pelayanan kesehatan, khusunya
kepada istri (Bich et al., 2016; Rahmawati pelayanan kesehatan ibu dan anak.
et al., 2017; Saputra, 2020; Baldwin, Bick Penelitian terkait hubungan
dan Spiro, 2021; Purwaningsih et al., dukungan suami dengan keberhasilan ASI
2022). eksklusif belum pernah dilakukan di
Silaen et al (2021) mengatakan Kabupaten Magetan. Penelitian ini
bahwa dukungan suami berpengaruh diharapkan dapat mengetahui bagaimana
terhadap keberhasilan ASI eksklusif. hubungan dukungan suami dengan
Seorang ibu yang mendapat dukungan keberhasilan ASI eksklusif.
suami akan merasa lebih tenang dan Berdasarkan latar belakang diatas,
bahagia sehingga ibu lebih termotivasi maka peneliti tertarik untuk melakukan
untuk memberikan ASI. Hal tersebut penelitian terhadap “Hubungan Dukungan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suami dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
oleh (Helfiva et al., 2022) di wilayah kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Kawedanan
Puskesmas Banda Aceh didapatkan hasil Kabupaten Magetan Jawa Timur”.
bahwa adanya pengaruh peran suami
dalam keputusan ibu untuk menyusui
anakmua. Dukungan yang diberikan
meliputi dukungan informasional,
METODE memperoleh izin etik dari komisi etik
Fakultas Kedokteran Univeritas Sebelas
Penelirian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan metode
pendekatan cross sectional. Penelitian ini Karakteristik Frekuensi Presentase
dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Responden (f) (%)
Kawedanan Kabupaten Magetan Jawa
Timur. Berdasarkan jumlah anak di seluruh Usia Ibu
Wilayah Kerja Puskesmas, terdapat 115 19-25 32 35,6
ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan, 26-35 49 54,4
sehingga terdapat 115 responden dalam 36-45 9 10
penelitian ini. Sampel yang diambil 46-55 0 0
merupakan sebagian ibu yang masuk ke Pendidikan
dalam daerah inklusi. Responden yang Ibu
masuk dalam sampel penelitian ini adalah SD 1 1,1
ibu dengan kondisi sehat memiliki bayi
SMP 9 10
usia 6-12 bulan lahir pada bulan akhir
Maret-September 2022, ibu yang setiap SMA 60 66,7
hari tinggal bersama dengan suami dan ibu
yang bersedia menjadi responden. Teknik Perguruan 20 22,2
pengambilan sampel yang digunakan Tinggi
adalah proportionate stratified random Pekerjaan
sampling sehingga diperoleh 90 sampel. Ibu
Pengambilan data dilakukan pada 19 Maret Bekerja 15 16,7
– 14 April 2023 dengan cara melakukan
kunjungan rumah. Tidak 75 83,3
Alat ukur dalam penelitian ini Bekerja
menggunakan kuesioner dukungan suami Tipe
dan keberhasilan ASI eksklusif. Kuesioner Keluarga
keberhasilan ASI eksklusif terdapat 1 item Inti 17 18,9
pertanyaan dengan jawaban ASI eksklusif
dan tidak ASI eksklusif. Pertanyaan akan Besar 73 81.1
dihitung dengan menggunakan skala
Paritas
likert. Skala likert terdiri dari 5 jawaban
yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang Primipara 41 45,6
dan tidak pernah. Uji validitas dan
reliabilitas telah dilakukan pada bulan Multipara 49 54,4
februari sebelum digunakan untuk Jenis
penelitian. Hasil perhitungan uji validitas Persalinan
menunjukkan bahwa dari 36 pertanyaan Normal 77 85,6
terdapat 32 pertanyaan yang valid dengan r
hitung 0,387-0,901 > r tabel (0,361) dan Operasi 13 14,4
nilai Cronbach Alpha pada uji reliabilitas
Berat Lahir
sebesar 0,942, sehingga dapat disimpulkan
Bayi
bahwa kuesioner ini valid dan reliabel. <2500 1 1,1
Pengolahan data hasil korelasi antara
variabel dukungan suami dan ASI 2500-3999 88 97,8
eksklusid menggunakan uji Chi-Square
dengan nilai signifikansi α (0,05). ≥4000 1 1,1
Pengambilan data dilakukan setelah Jumlah Anak

1 40 44,4

2 31 34,4

>2 19 21,2
Maret Surakarta dengan Nomor
62/UN27.06.11/KEP/EC/2023. Berdasarkan tabel 2 mayoritas
suami berusia 26-35 sebanyak 49 (54,4%).
Mayoritas suami berpendidikan SMA
HASIL dengan jumlah 59 orang (65,6%) dan
semua suami memiliki pekerjaan.
Tabel 1. Karakteristik Responden (n=90) Penelitian ini menganalisis dua
variabel utama yaitu variabel terikat dan
Berdasarkan tabel 1 jumlah paling variabel bebas . Variabel terikat yaitu
banyak terdapat pada ibu dengan usia 26- keberhasilan ASI eksklusif dan variabel
35 tahun yaitu sebanyak 49 (54,4%) dan bebas yaitu dukungan suami. Hasil analisis
memiliki tingkat pendidikan SMA 60 pada tiap variabel dapat dilihat dibawah ini.
(66,7%). Sebagian besar ibu tidak bekerja
sebanyak 75 (83,3%). Pada tipe keluarga Tabel 3. Keberhasilan ASI eksklusif
mayoritas termasuk dalam tipe keluarga (n=90)
besar sebanyak 73 (81,1%) dan mayoritas Status Frekuensi Presentase
memiliki anak lebih dari satu yaitu Pemberian ASI (f) (%)
multipara sebanyak 49 (54,4%).
Jenis persalinan sebagian besar ibu ASI Eksklusif 64 71,1
melahirkan secara normal 77 (85,6%) dan Tidak ASI 26 28,9
rata-rata berat lahir bayinya diantara 2500- Eksklusif
3999 gram 88 (97,8%).
Total 90 100
Tabel 2. Karakteristik Suami (n=90)
Karakteristik Frekuensi Presentase
Suami (f) (%) Hasil analisis menjelaskan bahwa dari 90
responden sebanyak 26 ibu (28,9%) tidak
memberikan ASI selama 6 bulan dan 64
Usia Suami ibu (71,1%) berhasil memberikan ASI
19-25 19 21,1 selama 6 bulan.
26-35 49 54,4
Tabel 4. Dukungan Suami (n=90)
36-45 18 20 Dukungan Suami Frekuensi Presentase
(f) (%)
46-55 4 4,5
Baik 34 37,8

Pendidikan Cukup 47 54,4


Suami
SD 1 1,1 Kurang 7 7,8

SMP 8 8,9 Total 90 100

SMA 59 65,6
Tabel 4 menunjukkan bahwa 34 ibu
Perguruan 22 24,4 (37,8%) mendapat dukungan baik, 47 ibu
Tinggi (54,45%) mendapat dukungan cukup dan 7
ibu (7,8%) mendapatkan dukungan kurang
Pekerjaan dari suami.
Suami
Bekerja 90 100

Tidak 0 0
Bekerja
Tabel 5. Hubungan Dukungan Suami dengan Keberhasilan ASI Eksklusif (n=90)
Keberhasilan ASI Ekslusif
Dukungan Tidak ASI ASI Total Presentase Hasil Uji X
2

Suami Eksklusif Eksklusif n Statistik


n % n % P-value
Baik 4 4,4% 30 33,3% 34 37,8%
Cukup 17 18,9% 32 35,6% 49 54,4% 0,003 11,832
Kurang 5 5,6% 2 2,2% 7 7,8%
Total 26 28,9% 64 71,1% 90 100%

anaknya ASI eksklusif. Selain dukungan


Berdasarkan hasil analisis pada ibu suami, terdapat faktor lain yang
yang berhasil memberikan ASI eksklusif memberikan pengaruh pada keberhasilan
terdapat 30 ibu (33,3%) mendapatkan ASI eksklusif. Faktor ini diantaranya
dukungan baik, 32 ibu (35,6%) adalah tipe keluarga, usia, pendidikan,
mendapatkan dukungan cukup dan 2 ibu pekerjaan, jumlah kehamilan, jenis
(2,2%) mendapatkan dukungan kurang. persalinan, dan jumlah anak. Mayoritas ibu
Selanjutnya sebanyak 4 ibu (4,4%) berada pada usia produktif yaitu usia 26-35
memperoleh dukungan yang baik tetapi tahun. Ibu yang berusia produktif lebih
tidak berhasil dalam memberikan ASI berpeluang berhasil dalam pemberian ASI
selama 6 bulan atau ASI eksklusif. Selain eksklusif dibandingkan dengan ibu non
itu, ditemukan sebanyak 17 ibu (18,9%) berusia produktif karena pada usia
memperoleh dukungan cukup dan 5 ibu produktif ibu dianggap lebih siap secara
(5,6%) memperoleh dukungan suami fisik dan psikologis pada saat hamil, dan
kurang juga tidak memberikan ASI merawat bayinya, terutama dalam
eksklusif. Hasil Perhitungan Chi-Square memberikan ASI eksklusif. Menurut
menunjukkan p-value = 0,003 (p- Pujiani dan Mega (2015) pada keberhasilan
value<0,05) sehingga H 0ditolak dan H a ASI eksklusif ibu dengan usia produktif
diterima. Hasil X 2 hitung (11,832) lebih memiliki kesempatan 3,188 kali lebih
besar dari X 2 tabel (5,991). Hal ini banyak dibandingkan dengan ibu yang
membuktikan bahwa terdapat korelasi tidak berusia produktif. Hal ini
antara dukungan suami dengan menjelaskan bahwa ibu yang berusia
keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah produktif lebih banyak memberikan ASI
Kerja Puskesmas Kawedanan Kabupaten selama 6 bulan dibandingkan dengan ibu
Magetan Jawa Timur. tidak berusia produktif .
Mayoritas ibu memiliki tingkat
PEMBAHASAN pendidikan SMA (66,7%). Pendidikan
berkaitan erat dengan pengetahuan
Keberhasilan ASI Eksklusif seseorang. Tingkat pendidikan ibu
berpengaruh dalam proses pemberian asi
Hasil analisis membuktikan bahwa eksklusif, karena pendidikan yang dimiliki
mayorias ibu berhasil memberikan seseorang mempengaruhi tingkat
pengetahuan sehingga ibu lebih paham ASI eksklusif pada anaknya. (Feryani &
manfaat AS bagi bayinya. Menurut Nursaidah, 2018). Mayoritas bayi lahir
Soekanto (2017) pendidikan seseorang dengan berat badan normal yaitu >2500
berpengaruh pada pengetahuan, dimana gram. Namun, tidak ada teori dan
seseorang yang berpendidikan cenderung penelitian yang menyebutkan bahwa berat
memiliki pengetahuan luas dan bersikap lahir bayi mempengaruhi keberhasilan ASI
positif. Diperkuat oleh Novianita et al eksklusif.
(2022) yang menyatakan bahwa ibu Berdasarkan jenis persalinan,
dengan pengetahuan rendah atau kurang mayoritas ibu melahirkan normal 77
akan berpotensi tidak menyusui anaknya. (85,6%). Persalinan normal lebih
Sebaliknya, ibu yang memiki pengetahuan memudahkan ibu untuk langsung
baik mampu menyusui bayinya karena berinteraksi dan memberikan ASI langsung
mereka mengetahui manfaat dan cara kepada bayi. Sebaliknya ibu yang dengan
menyusui. Pengetahuan kurang persalinan operasi (section cesarea)
menyebabkan ibu tidak mengerti peran mengalami kesakitan dan kecemasan
utama dan pentingnya ASI bagi bayi. setelah operasi. Menurut Sarwono (2016)
Sebagian besar ibu tidak bekerja sebanyak terdapat banyak jenis persalinan
75 orang (83,3%). Hal tersebut membuat diantaranya per sectio caesaria, forceps,
ibu lebih banyak memiliki waktu untuk persalinan normal dan vakum. Ibu dengan
merawat dan menyusui banyinya sehingga persalinan sectio cesarea biasanya
ibu lebih banyak memiliki wakru untuk mengalami kelelahan, letih, nyeri dan
menyusui bayinya. Ibu yang berada di cemas. Ketika ibu cemas hormon kortisol
rumah tentunya lebih fokus dalam merawat akan naik. Produksi ASI dipengaruhi oleh
bayi. Sebaliknya, ibu yang bekerja hormon kortisol, karena hormon kortisol
memiliki peran ganda yaitu membantu tinggi akan memghambat produksi hormon
mencari nafkah dan merawat bayi sehingga oksitosin yang berdampak pada refleks let-
perhatian ibu tidak sepenuhnya kepada down yang tidak sempurna sehingga
bayi. Selain itu, pada ibu yang bekerja mempengaruhi produsksi ASI. Diperkuat
diluar rumah dan tidak memiliki waktu oleh Indrayati et al (2019) yang
untuk memerah ASI atau tidak bisa menyatakan bahwa ibu dengan persalinan
memerah ASI akan berpikir memberikan sectio cesarea dan persalinan normal
susu formula kepada anaknya. Menurut memiliki perbedaan prosuksi ASI. Ibu
Feryani dan Nusaidah (2018) pekerjaan dengan persalinan normal memproduksi
mempengaruhi keputusan ibu dalam ASI lebih banyak daripada ibu dengan
pemberian ASI eksklusif karena ibu yang persalian operasi (section cesarea).
bekerja harus meninggalkan bayinya
sehingga kurang memiliki waktu dalam Dukungan Suami
merawat bayinya.
Sebagian besar ibu memiliki anak Pada penelitian ini sebagian besar
lebih dari satu. Paritas dan jumlah anak ibu memperoleh dukungan suami yang
berkaitan dengan pengalaman ibu dalam cukup. Faktor yang mempengaruhi suami
merawat bayinya termasuk dalam dalam memberikan dukungan diantaranya
memberikan ASI eksklusif. Ibu yang faktor presdiposisi yaitu faktor yang
melahirkan lebih dari satu kali lebih berkaitan dengan pengetahuan suami,
berpengalaman dalam menyusui bayinya faktor pendukung yang mencakup sumber
dibandingkan dengan ibu yang bari daya yang dimiliki, dan faktor pendorong
pertama melahirkan atau memiliki anak. yaitu faktor yang memperkuat dukungan
Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin seperti dukungan dari tenaga kesehatan.
tinggi tingkat paritas ibu akan berpengaruh Pendidikan berkaitan dengan
terhadap keputusan ibu dalam memberikan pengetahuan yang dimiliki seseorang .
Hasil analisis menjelaskan bahwa dari 90 cukup dapat dipengaruhi oleh tipe keluarga
responden, mayoritas suami memiliki yang dimiliki. Pada keluarga besar, suami
tingkat pendidikan SMA. Dukungan suami tidak memiliki kebebasan dalam
yang cukup dapat dipengaruhi oleh tingkat melakukan tindakan sehingga suami
pendidikan suami, dimana persentase kurang maksimal dalam memberikan
suami yang memiliki memiliki tingkat dukungan. Pada keluarga besar,
pendidikan Perguruan Tinggi lebih sedikit kesempatan suami dalam mengambil
dibandingkan suami dengan lulusan SMA. keputusan jauh lebih kecil karena terdapat
Menurut Fitriani et al (2023) seseorang orang yang lebih tua sehingga peran suami
dengan pendidikan tinggi sangat lebih sedikit dibandingkan dengan
mempengaruhi pembentukan perilaku. keluarga inti yang hanya tinggal bersama
Dalam mengambil keputusan, semakin istri dan anak. Pada tipe keluarga besar,
tinggi pendididikan seseorang akan lebih tidak hanya suami yang berperan dalam
paham dan bijak ketika mengambil memberikan dukungan tetapi terdapat
keputusan. anggota keluarga lain seperti orang tua
Faktor pendukung mencakup atau mertua yang memberikan informasi
sumber daya yang dimiliki, dimana sumber mengenai ASI eksklusif serta memberikan
daya memberikan pengaruh besar terhadap bantuan dalam merawat bayi. Hal ini
perubahan perilaku yang diberikan suami. menyebabkan peran suami kurang
Dalam hal ini faktor pendukung juga maksimal dalam memberikan dukungan.
berkaitan dengan komponen dukungan Menurut Silaen et al (2021) dalam tipe
instrumental yang diberikan suami kepada keluarga besar, ada kerabat lain yang
istri. Hasil analisis karakteristik suami, menjadi kepala keluarga dan mengambil
didapatkan hasil bahwa seluruh suami keputusan lebih besar dari suami. Dengan
bekerja dan mayoritas suami berusia demikian, peran suami lebih rendah dalam
produktif. Suami berkewajiban mendukung ibu karena lebih didominasi
memberikan nafkah keluarga, namun peran oleh keluarga lain seperti orang tua laki-
suami tidak hanya memberikan nafkah laki atau perempuan.
tetapi juga membantu ibu dalam merawat Keikutsertaan suami dalam kelas
bayi. Dukungan suami yang baik dapat ibu hamil juga menyebabkan suami kurang
diberikan ketika suami bijak dalam maksimal dalam memberikan dukungan,
mengurus keluarga dan pekerjaan. karena ketika suami ikut serta dalam
Sebaliknya, dukungan cukup dapat program kelas ibu hamil akan
disebabkan karena suami lebih fokus mendapatkan informasi mengenai manfaat
bekerja dibandingkan mengurus keluarga. ASI bagi anaknya . Di Wilayah Kerja
Apalagi pada usia produktif, seseorang Puskesmas Kawedanan kelas ibu hamil dan
lebih bersemangat mencari nafkah. Padahal program promosi kesehatan hanya diikuti
pada penelitian ini tidak ada suami yang oleh ibu tanpa melibatkan suami. Padahal
bekerja di luar kota sehingga suami dapat suami sebagai partner utama ibu berperan
bertemu ibu setiap hari tetapi suami kurang dalam memberikan dukungan
maksimal dalam memberikan dukungan. informasional, dimana informasi tersebut
Peneliti Kumbadewi et al (2021) salah satunya bisa didapatkan melalui kelas
menjelaskan bahwa diusia produktif ibu hamil atau ikut serta dalam program
seseorang akan berusaha maksimal dalam promosi kesehatan. Selain itu, pasangan
bekerja serta memiliki semangat kerja yang adalah seseorang yang dianggap paling
tinggi. Hal tersebut dikarenakan fisik dekat dengan ibu. Keikutsertaan suami
mereka yang masih baik dan kuat. dalam kelas ibu hamil diharapkan mampu
Berdasarkan hasil analisis, menambah pengetahuan serta informasi
sebanyak 73 (81,1%) memiliki tipe mengenai pentingnya ASI eksklusif dan
keluarga besar. Dukungan suami yang pentingnya memberikan dukungan kepada
istri sehingga membuat ibu lebih terdorong Hasil analisis menunjukkan bahwa
menyusui bayinyam Menurut Fadmiyanor tedapat 4 ibu (4,4%) yang memperoleh
et al (2022) pengetahuan pasangan (suami) dukungan baik tetapi tidak berhasil dalam
mengalami peningkatan setelah mengikuti pemberian ASI eksklusif dan 2 ibu (2,2%)
kelas ibu hami. Ketika mengikuti program mendapatkan dukungan kurang tetapi
kelas ibu hamil, suami merasakan manfaat berhasil memberikan ASI eksklusif.
yang sangat luar biasa. Partisipasi suami Mayoritas ibu yang memperoleh dukungan
program tersebut sangat diperlukan untuk baik tetapi tidak berhasil memberikan ASI
menjaga stabilitas psikologis ibu selama eksklusif memiliki paritas primipara.
menghadapi proses persalinan dan Sebaliknya, hasil analisis menjelaskan
perawatan bayi. bahwa ibu dengan paritas multipara
mampu memberikan ASI selama 6 bulan
Hubungan Dukungan Suami Dengan meskipun suami kurang dalam
Keberhasilan ASI Eksklusif memberikan dukungan. Hal ini disebabkan
karena selain faktor dukungan suami,
Pada penelitian ini, mayoritas suami paritas juga memberikan pengaruh dalam
memberikan dukungan cukup kepada istri. keberhasilan ASI eksklusif. Ibu dengan
Berdasarkan perhitungan uji Chi-Square paritas primipara belum memiliki
didapatkan hasil nilai p-value 0,003 (p- pengalaman dalam merawat bayinya
value<0,05) sehingga membuktikan bahwa terutama pemberian ASI eksklusif.
terdapat korelasi antara dukungan suami Sebaliknya, ibu yang memiliki anak lebih
dengan keberhasilan ASI eksklusif pada dari satu dianggap lebih berpengalaman
ibu bayi usia 6-12 bulan. Kemudian hasil dalam mengurus bayinya sehingga mampu
X 2 hitung (11,832) lebih besar dari X 2 memberikan ASI eksklusif. Menurut Wiji
tabel (5,991) yang artinya ¿) diterima ( H 0) (2013) ibu dengan paritas multipara lebih
ditolak , sehingga membuktikan adanya mampu memberikan ASI eksklusif karena
korelasi antara dukungan suami dengan memikiki pengalaman lebih banyak dalam
keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah merawat anaknya dibandingkan dengan ibu
Kerja Puskesmas Kawedanan Kabupaten yang baru pertama memiliki anak Hal ini
Magetan Jawa Timur. dikarenakan faktor pengalaman yang
Sebanyak 32 ibu (35,6%) berhasil dimiliki ibu juga mempengaruhi
memberikan ASI eksklusif meskipun kemampuan ibu dalam menyusui anaknya.
memperoleh dukungan suami yang cukup. Penelitian ini didukung oleh Sitopu
Hal tersebut dapat disebabkan karena (2017) yang menjelaskan adanya hubungan
selain peran dari suami, ibu juga dukungan suami dengan pemberian ASI
mendapatkan bantuan serta dukungan dari pada bayi. Didukung oleh Purwaningsih et
anggota keluarga lain. Mayoritas al (2022) yang membuktikan bahwa ada
responden memiliki tipe keluarga besar, hubungan antara dukungan suami dengan
dimana pada keluarga besar tidak hanya keberhasilan ASI eksklusif. Sebaliknya,
suami yang berperan dalam memberikan tidak sesuai dengan penelitian Bakri et al
dukungan tetapi terdapat anggota keluarga (2019) yang menjelaskan bahwa tidak ada
lain yang ikut serta dalam memberikan korelasi antara dukungan suami dengan
dukungan sehingga meskipun suami tidak keberhasilan ASI eksklusif, tetapi ibu yang
maksimal dalam memberikan dukungan memperoleh dukungan suami lebih
tetapi ibu berhasil dalam memberikan ASI berpotensi mampu memberikan ASI
eksklusif. Menurut Rosita (2016) eksklusif dibandingkan ibu yang tidak
dukungan yang diberikan orang tua lebih mendapatkan support dari suami. Hal ini
besar memberikan pengaruh dalam disebabkan karena keberhasilan ASI
keberhasilan ASI eksklusif dibandingkan eksklusif tidak hanya dipengaruhi oleh
dukungan yang diberikan suami. dukungan positif dari suami, tetapi juga
karena preferensi ibu yang kuat untuk Instansi kesehatan diharapkan
menyusui secara eksklusif. mampu meningkatkan program promosi
Dukungan yang diberikan ibu kesehatan mengenai ASI eksklusif dengan
memberikan pengaruh pada keputusan ibu mengikutsertakan suami dalam kegiatan
untuk menyusui, karena dukungan yang promosi kesehatan dan kelas ibu hamil.
diberikan memberikan pengaruh pada Suami perlu memberikan dukungan ketika
psikologis ibu sehingga ibu lebih ibu menyusui sehingga dapat menunjang
bersemangat untuk menyusui anaknya. Ibu keberhasilan ASI eksklusif . Diharapkan
yang memperoleh dukungan baik akan masyarakat, khususnya pasangan suami
merasa lebih percaya diri bahwa dirinya dan istri dapat lebih sadar dan bersikap
mampu memberikan ASI selama 6 bulan. baik kepada pasangan sehingga mampu
Dukungan yang diberikan suami dapat memberikan dukungan yang baik.
berupa selalu memberikan pujian ketika
ibu sedang menyusi, mengingatkan ibu
jadwal menyusui, memberikan informasi DAFTAR PUSTAKA
mengemai pentingnya ASI untuk bayi,
meyakinkan ibu bahwa dirinya mampu Bakri, I., Sari, M. M. dan Pertiwi, F. D.
memberikan yang terbaik untuk anaknya, (2019) ‘Hubungan Dukungan
dan membantu merawat bayi sehingga ibu Suami Dengan Pemberian Asi
merasa bahwa tidak semua urusan rumah Eksklusif Di Wilayah Kerja
tangga dilimpahkan kepada ibu. Menurut Puskesmas Sempur Kota Bogor
Ratnaningsih (2020) Ibu yang memperoleh Tahun 2018’, Promotor, 2(1), p.
dukungan baik dari suami lebih cenderung 27. doi: 10.32832/pro.v2i1.1786.
berkomitmen untuk menyusui bayinya
dibandingkan dengan ibu yang Baldwin, S., Bick, D. and Spiro, A. (2021)
mendapatkan perlakukan dan dukungan ‘Translating fathers’ support for
yang kurang dari suami. Diperkuat oleh breastfeeding into practice’,
Kusumayanti dan Nindya (2018) yang Primary Health Care Research and
menyebutkan bahwa suami yang Development, 22(3). doi:
memberikan dukungan baik kepada ibu 10.1017/S1463423621000682.
akan memberikan peluang lebih besar
dalam keberhasilan ASI eksklusif. Hal ini Bich, T., Hoa, D., Ha, N., Vui, L., Nghia,
karena dukungan suami mempengaruhi T. and Malvist, M. (2016) ‘Father’s
reflek pengeluaran ASI. involvement and its effect on early
breastfeeding practices in Viet
Nam’, Maternal and Child
KESIMPULAN Nutrition, 12(4), pp. 768–777. doi:
Berdasarkan hasil analisis dapat 10.1111/mcn.12207.
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
Ester Ratnaningsih (2020) ‘Dukungan
signifikan antara dukungan suami dengan
Suami Kepada Istri Dalam Upaya
keberhasilan ASI eksklusif. Sebagian besar
Pemberian Asi Di Rumah Sakit
ibu mampu memberikan ASI eksklusif
Panti Wilasa Citarum Semarang’,
meskipun mendapatkan dukungan yang
Jurnal Ilmu Kebidanan dan
cukuo dari suami. Hal ini dapat
Kesehatan (Journal of Midwifery
disimpulkan bahwa keberhasilan ASI
Science and Health), 11(1), pp. 9–
eksklusif tidak hanya dipengaruhi oleh
19. doi: 10.52299/jks.v11i1.59.
dukungan yang diberkkan suami, tetapi
terdapat faktor lain yang berperan, Fadmiyanor, I., Aryani, Y. dan Vitriani, O.
diantarnya tipe keluarga, umur, paritas, (2022) ‘Partisipasi Suami Dalam
pendidikan, dan jumlah anak yang dimiliki. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil’,
EBIMA : Jurnal Edukasi Bidan Di Indonesia, 12(2), p. 98. doi:
Masyarakat, 3(1), pp. 29–32. doi: 10.20473/mgi.v12i2.98-106.
10.36929/ebima.v3i1.514.
Neng Ayu Rosita (2014) ‘Peran Dukungan
Feryani, N. (2018) ‘FAKTOR-FAKTOR Orang Rua Faktor Yang Paling
YANG BERHUBUNGAN Berpengaruh Terhadap Pemberian
DENGAN PEMBERIAN ASI ASI Ekslusif’, Unnes Journal of
EKSKLUSIF DI WILAYAH Public Health, 3(1), pp. 1–10.
KERJA PUSKESMAS POASIA
KOTA KENDARI PROVINSI Novi Indrayati, Andriyani Mustika
SULAWESI TENGGARA’, Nurwijayanti, E. M. L. (2019)
MAKARA Sains, 12(2), pp. 108– ‘PERBEDAAN PRODUKSI ASI
112. doi: 10.36990/HIJP.V10I1.57. PADA IBU DENGAN
PERSALINAN NORMAL DAN
Fitriani., Masrah, H., Fatmawati., Lisna. SECTIO CAESAREA’,
dan Unitra, S. (2023) ‘Hubungan Community of Publishing in
Dukungan Suami Terhadap Nursing (COPING), 6(2), pp. 95–
Kelancaran Pemberian Air Susu 104. doi: 10.14710/jai.v11i3.25387.
Ibu (ASI) Pada Bayi Usia 0-2
Tahun di Wilayah Kerja UPTD Pujiani, M. rahmawati (2015) ‘Analisis
Puskesmas Paccing Kecamatan Faktor Pemberian Asi Eksklusif’,
Awangpone Kabupaten Bone’, 5, Jurnal Edu Health, 5(2).
pp. 21–29.
Purwaningsih, H., Azizah, N., Rosalina.
Helfiva, S., Fitri, A. dan Halifah, E. (2022) dan Mintarsih, S. (2022) ‘How Can
‘Husband’s Support In Exclusive Support From Fathers Increase
Breastfeeding Practice’, JIM FKep, Breastfeeding in Children?’, KnE
V, pp. 159–164. Life Sciences, 2022, pp. 427–434.
doi: 10.18502/kls.v7i2.10337.
Kemenkes (2021) ‘Angka Kematian Anak
dan Ibu Dapat Dicegah Dengan Rahmawati, A. dan Susilowati, B. (2017)
Pemberian ASI’. Available at: ‘Dukungan Suami Terhadap
https://kesmas.kemkes.go.id/konten Pemberian ASI Eksklusif Pada
/133/0/angka-kematian-anak-dan- Husband Support With Exclusive
ibu-dapat-dicegah-dengan- Breastfeeding’, Jurnal promkes,
pemberian-asi. 5(1), pp. 25–35.

Kumbadewi, L. S., Suwendra, I. W. and Saputra (2020) ‘Hubungan Dukungan


Susila, G. P. A. J. (2021) ‘Pengaruh Suami Dengan Keberhasilan
umur, pengalaman kerja, upah, Pemberian Asi Eksklusif Di
teknologi dan lingkungan kerja Wilayah Kerja Puskesmas Pusat
terhadap perilaku caring perawat’, Damai Kabupaten Sanggau’,
e-Journal Universitas Pendidikan Tanjungpura Journal of Nursing
Ganesha, 9, pp. 1–9. Available at: Practice and Education, 2(1). doi:
https://ejournal.undiksha.ac.id/inde 10.26418/tjnpe.v2i1.39840.
x.php/JMI/article/view/6729.
Silaen, R. S., Novayelinda, R. dan Zukhra,
Kusumayanti, N. dan Nindya, T. S. (2018) R. M. (2021) ‘Hubungan Dukungan
‘Hubungan Dukungan Suami Suami dengan Pemberian ASI
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Eksklusif’, Prosiding Seminar
Di Daerah Perdesaan’, Media Gizi Nasional Kesehatan, 1(1), pp.
1984–1995. doi: UNICEF & WHO (2019) ‘Global
10.48144/prosiding.v1i.960. Breastfeeding Scorecard, 2019’,
Global Breastfeeding Collective,
Sitopu, S. D. (2017) ‘Hubungan Dukungan (3), pp. 1–4. Available at:
Suami Dengan Pemberian ASI Di https://apps.who.int/iris/bitstream/h
Kelurahan Lalang Wilayah Kerja andle/10665/326049/WHO-NMH-
Puskesmas Kecematan Medan NHD-19.22-eng.pdf?
Sunggal’, Media Gizi Indonesia, sequence=1&isAllowed=y.
12(2), p. 98.
Wiji, R. N. (2013) ASI dan Panduan Ibu
Soekanto, S. (2017) Sosiologi Suatu Menyusui. 1st edn. Yogyakarta.
Pengantar. 48th edn. Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai