1 SM
1 SM
ABSTRACT
In radiation utilization, the regulation should be applied to minimize radiation dose received by the officer
in order not to exceed the provision of Dose Limit Value based on BAPETEN Regulation No. 4 of 2013 that
the average of equivalent dose is ≤50 mSv/year and ≤20 mSv for five-year period. The purpose of this study
was to analyze the external radiation dose received by each officer at Radiotherapy Installation RSUP
dr.Hasan Sadikin Bandung based on the NBD that has been determined. The equivalent dose values were
obtained from the Thermoluminisence Dosemeter (TLD) of each officer over a five-year period from 2012
to 2016 that had been read by using a TLD reader. Then the radiation exposure measured by using a
surveymeter with a distance of 3 meters from each teleterapi aircraft with radioactive sources to predict
the distance factor between officers and radiation sources. The results showed that teleterapi operators
received the highest equivalent dose in a five-year period with a dose value of 0.206 mSv/year, then in 2013
the external radiation dose received by officers and medical physicists reached the highest value when
compared to another officers, with the average value of equivalent dose was 0.085 mSv/year and 0.55
μSv/hour. If observed from the distance factor, in 2013 each officer tends to come near to the source of
radiation at every working hour. All radiotherapy officers at RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung from 2012
to 2016 received a safe radiation dose and not exceed the NBD determined by BAPETEN.
Keywords: Dose Limit Value, External Radiation Dose, Equivalent Dose, Distance
ABSTRAK
Dalam pemanfaatan radiasi, peraturan harus diterapkan untuk meminimalisir dosis radiasi yang diterima
oleh petugas agar tidak melebihi ketentuan Nilai Batas Dosis (NBD) berdasarkan Peraturan Kepala
BAPETEN Nomor 4 Tahun 2013 yakni dosis ekuivalen rata-rata ≤50 mSv/tahun dan ≤ 20 mSv untuk
periode lima tahun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dosis radiasi eksternal yang
diterima oleh setiap petugas di Instalasi Radioterapi RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung berdasarkan NBD
yang telah ditentukan. Nilai dosis ekuivalen diperoleh dari Thermoluminisence Dosemeter (TLD) masing-
masing petugas selama periode lima tahun yakni dari tahun 2012 hingga 2016 yang telah dibaca dengan
menggunakan TLD reader. Kemudian dilakukan pengukuran paparan radiasi menggunakan surveymeter
dengan jarak 3 meter dari masing-masing pesawat teleterapi bersumber radioaktif untuk memprediksi
faktor jarak antara petugas dengan sumber radiasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa petugas operator
teleterapi menerima dosis ekuivalen paling tinggi dalam periode lima tahun dengan nilai dosis sebesar
0,206 mSv/tahun, kemudian pada tahun 2013 dosis radiasi eksternal yang diterima oleh petugas dan
fisikawan medik mencapai angka tertinggi jika dibandingkan dengan petugas lainnya dengan nilai dosis
ekuivalen rata-rata sebesar 0,085 mSv/tahun dan 0,55 µSv/jam. Jika diamati dari faktor jarak, pada tahun
2013 setiap petugas cenderung mendekati sumber radiasi di setiap jam kerjanya. Seluruh petugas
radioterapi di RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung dari tahun 2012 hingga 2016 menerima dosis radiasi yang
aman dan tidak melebihi NBD yang telah ditentukan oleh BAPETEN.
Kata Kunci: Nilai Batas Dosis, Dosis Radiasi Eksternal, Dosis Ekuivalen, Jarak
108
Budi Muhamad, Eko Hidayanto, Very Richardina Analisis Pengaruh Radiasi....
109
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 07, No. 2, April 2018, Hal. 108- 116
dipindahkan dari suatu sumber ke 1 kg dosis radiasi. Dosis efektif diperoleh dari
massa udara[4]. penjumlahan dosis ekuivalen jaringan tubuh
dQ (H) yang dikalikan dengan Weighting Factor
X = dm (2.1)
Tissue (WT) tiap jaringan dilihat pada
b. Dosis Serap
persamaan (2.3). Satuan dosis efektif adalah
Dosis Serap (D) adalah energi rata-
Rem atau Sievert (Sv)[4].
rata yang diberikan oleh radiasi pengion
HE = Σ(WT H) (2.3)
sebesar dE kepada bahan yang dilaluinya
e. Kerma
dengan massa dt. Dengan kata lain, dosis
Kerma adalah besar energi kinetik
serap merupakan energi rata-rata yang
awal yang dapat menyebabkan ionisasi yang
diserap per satuan massa. Satuan dosis serap
diberikan pada suatu materi dengan massa
berdasarkan satuan Internasional (SI) adalah
tertentu. Satuan kerma sama seperti satuan
Gray (Gy), satuan yang digunakan
dosis serap yaitu Joule/kg atau Gy/kg.
sebelumnya adalah rad, dimana 1 Gy = 100
Kerma menurun secara kontinyu bersama
Rad atau 1 Gy = 1 J/kg[4].
dengan bertambahnya kedalaman dalam
c. Dosis Ekuivalen
medium penyerap. Dosis maksimum yang
Dosis Ekuivalen (H) adalah dosis
terjadi pada kedalaman hampir sama dengan
serap yang sama, tetapi berasal dari jenis
jangkauan maksimum partikel penyebab
radiasi yang berbeda yang memberikan efek
ionisasi utama[4].
berbeda pada sistem tubuh. Dosis ekuivalen
biasa disebut dosis Hp (10). Besar dosis
Pengaruh Radiasi Terhadap Manusia
ekuivalen lebih banyak digunakan untuk
menghitung perbedaan efek biologis
Radiasi yang berarti pancaran dapat
terhadap berbagai jenis paparan radiasi.
digunakan untuk menyatakan radiasi
Faktor bobot radiasi atau Weighting Factor
matahari yang menggambarkan adanya
(WR) digunakan untuk menentukan dosis
pancaran sinar matahari. Begitu pula untuk
ekuivalen sebagai pengali terhadap dosis
radiasi sinar infrared, radiasi ultraviolet dan
serap (D). WR merupakan besar kuantitas
radiasi panas tungku api yang kesemuanya
radiasi untuk menimbulkan kerusakan pada
itu berarti adanya suatu pancaran. Tetapi
jaringan organ tubuh. Berikut adalah
radiasi yang dimaksud kali ini adalah
hubungan antara Weighting Factor dengan
pancaran dari suatu zat radioaktif.
dosis serap[4].
Kerusakan sel manusia dapat
H = Σ(D × WR ) (2.2)
disebabkan oleh terpapar atau terkena
d. Dosis Efektif
senyawa kimia tertentu, terpapar oleh panas,
Pada penyinaran seluruh tubuh,
terpapar oleh sinar tertentu, terpapar oleh
setiap organ atau jaringan tubuh dapat
radiasi nuklir, dan lain sebagainya. Akan
menerima dosis ekuivalen yang sama, tetapi
tetapi kerusakan sel manusia karena radiasi
menimbulkan efek biologi yang berbeda
nuklir akan berbeda dengan kerusakan yang
pada organ atau jaringan tubuh. Hal ini
diakibatkan oleh sebab yang lain. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan sensitivitas
dikarenakan radiasi nuklir dapat
pada organ atau jaringan tubuh terhadap
menimbulkan proses ionisasi di dalam sel.
radiasi. Oleh karena itu dibutuhkan besaran
Jadi pengaruh radisi terhadap manusia
dosis efektif (HE) guna memperhitungkan
adalah melalui kerusakan sel manusia dan
efek stokastik. Dosis efektif merupakan
kerusakan ini melalui 4 tahap.
pengukuran dosis yang digunakan untuk
a. Kerusakan Proses Ionsiasi
mempertimbangkan jumlah kerusakan yang
Tubuh manusia apabila terpapar oleh
kemungkinan dapat dihasilkan dari suatu
radiasi akan menyerap energi radiasi dan
110
Budi Muhamad, Eko Hidayanto, Very Richardina Analisis Pengaruh Radiasi....
penyerapan ini dilakukan oleh sel. Proses Batas Dosis yang Diterima Tubuh
penyerapan energi radiasi berlangsung amat
sangat singkat, kira-kira dalam waktu 10-16 Bagi Indonesia, ketentuan NBD
detik. Ion-ion sekunder akan menyerang tersebut sudah ditetapkan oleh Badan
molekul air dan akan terjadi ionisasi tersier. Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Ionisasi yang terjadi baru merupakan awal seperti contoh berikut ini dikutip sebagian
kerusakan molekul air di dalam sel, dari Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 4
kemudian dari sel akan merusak ke sistem Tahun 2013 Tentang Proteksi dan
jaringan secara lambat[3]. Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan
b. Kerusakan Proses Kimiafisika Tenaga Nuklir dapat dilihat pada Tabel 1[2].
Akibat terjadinya proses ionisasi
primer, sekunder, tersier maupun ionisasi Tabel 1 Nilai Batas Dosis (NBD)
tersier maka kerusakan molekul air di dalam Keterangan Dosis Nilai Batas
sel akan berlanjut dari dalam waktu yang Dosis (mSv)
sangat singkat, kira-kira dalam orde 6–10 Dosis Ekuivalen rata-rata ≤ 20
detik, ion-ion yang terbentuk akan bereaksi periode 5 Tahun
dengan molekul-molekul air yang belum Dosis Ekuivalen ≤ 100
terionisasikan[3]. terakumulasi dalam 5 tahun
c. Kerusakan Proses Biokimia
Dalam proses biokimia ini reaksinya Dosis Ekuivalen dalam 1 ≤ 50
berlangsung singkat yakni sekitar beberapa tahun
detik dimana radikal bebas dan peroksida Dosis Efektif lensa mata ≤ 50
akan menyerang molekul organik sel. Selain rata-rata 1 tahun
juga akan menyerang inti sel yang terdiri Dosis Efektif kulit per tahun ≤ 500
dari kromosom-kromosom. Molekul penting Dosis Efektif tangan dan ≤ 500
yang diserang oleh radikal bebas dan kaki per tahun
peroksida antara lain molekul protein,
molekul enzim, molekul lemak, molekul Faktor-Faktor Proteksi Radiasi
karbohidrat, molekul DNA dan
[3]
Kromosom . Untuk lebih meningkatkan
d. Kerusakan Proses Biologi keamanan dan keselamatan radiasi, maka
Kerusakan karena proses biologis diperlukan suatu pemahaman pengendalian
merupakan proses kerusakan terakhir setelah radiasi secara teknik terhadap paparan
proses ionisasi, proses kimia fisika dan radiasi.
proses biokimia. Kerusakan karena proses a. Faktor Pembatasan Waktu
biologis yang terjadi dapat bermacam- Laju dosis radiasi yang berasal dari
macam, dari yang berorde beberapa puluh sumber radioaktif tergantung pada energi
menit sampai yang berorde beberapa puluh dari radionuklida serta massanya. Jika waktu
tahun. Hal ini tergantung pada tingkat paparan dikurangi, maka total paparan akan
kerusakan sel akibat proses-proses berkurang secara langsung, hal tersebut
sebelumnya. Kerusakan sel dapat berbanding linier dengan besarnya dosis
mengakibatkan kematian sel secara radiasi yang diterima, sehingga semakin
langsung karena radiasi yang sangat kuat, banyak waktu yang dibutuhkan untuk
pembelahan sel jadi terhambat atau tertunda bekerja di sekitar paparan radiasi, maka
dan terjadinya perubahan permanen pada sel semakin banyak dosis yang akan diterima.
anak setelah terjadi pembelahan pada sel Beberapa prinsip keselamatan yang
induk[3]. dilakukan melalui pembatasan waktu
111
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 07, No. 2, April 2018, Hal. 108- 116
112
Budi Muhamad, Eko Hidayanto, Very Richardina Analisis Pengaruh Radiasi....
sehingga laju dosis maksimal yang diterima PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
pekerja radiasi adalah 10µSv/jam.
Dosis Ekuivalen Rerata Petugas Radiasi
Analisis Faktor Jarak
Dari beberapa petugas radiasi yang
Faktor jarak merupakan prediksi ada di Instalasi Radioterapi RSUP dr.Hasan
hasil analisis dari perolehan data dosis Sadikin Bandung terdapat sub bidang
ekuivalen dan laju dosis, karena jarak profesi yang berpotensi terpapar radiasi
petugas dengan sumber radiasi akan yang tinggi.
meningkatkan dosis ekuivalen dan laju dosis
yang diterima oleh petugas tersebut. Jarak Tabel 2. Nilai DEST pada Setiap
tersebut dihitung dari tiga sumber radioaktif Bidang Kerja
pesawat radioterapi yaitu jangkauan dari
pesawat teleterapi cobalt, jangkauan dari
pesawat brakhiterapi High Dose Rate (HDR)
dan jangkauan pesawat brakhiterapi
Medium Dose Rate (MDR). Untuk
menentukan laju dosis awal pada
perhitungan jarak digunakan data hasil
pengukuran surveymeter.
113
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 07, No. 2, April 2018, Hal. 108- 116
petugas tersebut bekerja maksimal selama menyebabkan peningkatan laju dosis yang
satu bulan penuh, maka jam kerja petugas diterima oleh petugas.
yaitu sekitar 154 jam dalam satu bulan. di tahun 2013 yang diperoleh oleh
Untuk mengetahui besar laju dosis setiap fisika medik dengan nilai Hp (10) sebesar
jamnya maka besarnya nilai dosis ekuivalen 0,085 mSv/tahun dimana hal tersebut
rerata Hp (10) yang diterima setiap petugas diakibatkan oleh laju dosis yang diterima
selama triwulan (yang diperoleh nilai dari petugas tersebut yaitu sebesar 0,55 µSv/jam.
TLD Reader) dibagi dengan jam kerja Sebaliknya, jika dilihat dari tabel di atas
maksimal petugas selama satu bulan maka laju dosis terendah yang diterima oleh
kemudian hasil pembagian dosis tersebut petugas terjadi di tahun 2014 dan 2015.
akan menjadi data laju dosis yang diterima Kecenderungan penurunan nilai laju dosis
(satuan µSv/Jam). tersebut diakibatkan oleh berkurangnya
Pengukuran lain untuk menentukan aktivitas radiasi dari pergantian sumber
laju dosis (Dt) adalah dengan uji paparan radioaktif Co-60 setelah tahun 2013,
radiasi setiap bulannya (Monthly) yang rutin sehingga laju dosis pada tahun 2014 dan
dilakukan oleh fisika medik terhadap 2015 menjadi menurun. Selain itu,
pesawat teleterapi yang bersumber dari penurunan jumlah pasien pada tahun 2014
radioaktif dengan menggunakan alat dan 2015 menyebabkana kegiatan kerja
detektor Surveymeter. Alat tersebut akan petugas radiasi menjadi berkurang dan
mendeteksi secara langsung dosis radiasi interaksi antara petugas dengan pesawat
yang terpapar di sekitar ruang penyinaran teleterapi tidak terlalu signifikan yang
radiasi sehingga dengan metode perhitungan kemudian menyebabkan terjadinya
kedua tersebut akan diperoleh besar laju penurunan dosis yang diterima oleh petugas.
dosis rata-rata dalam triwulan. Satuan untuk
laju dosis adalah µSv/jam. Analisis Jarak Rerata Petugas dengan
Sumber Radiasi
Tabel 3. Laju Dosis (Dt) Petugas
Radiasi Jarak rerata (R) tersebut merupakan
probabilitas dari perhitungan antara laju
dosis awal pengukuran dengan laju dosis
yang diterima petugas radiasi. Hal tersebut
dilakukan untuk menganalisis jangkauan
dosis radiasi yang diterima oleh petugas
berdasarkan sub bidangnya. Berdasarkan
paparan radiasi dari sumber radioaktifnya,
dihasilkanlah pengukuran laju dosis yang
berbeda. Ketiga sumber radioaktif tersebut
adalah Cobalt-60, Iridium-192 dan Cesium-
137 yang akan memancarkan radiasi partikel
β- ketika terjadi proses peluruhan pada
Maka dapat diketahui bahwa laju
sumber radioaktif dan akan terus menerus
dosis tertinggi yang diterima oleh masing-
memancarkan radiasi sinar γ sebelum
masing petugas terjadi pada tahun 2013.
menjelang waktu paruhnya.
Tingginya aktivitas radiasi pada salah satu
Cobalt-60 merupakan sumber
pesawat te leterapi serta penggunaan
paparan radiasi dari pesawat teleterapi
pesawat teleterapi yang terlalu sering akan
Cobalt-60 (sesuai namanya) sementara
Iridium-192 dan Cesium-137 merupakan
114
Budi Muhamad, Eko Hidayanto, Very Richardina Analisis Pengaruh Radiasi....
sumber paparan radiasi dari Brakhiterapi, Ir- sementara radiografer di tahun yang sama
192 biasanya digunakan untuk terapi kanker cenderung lebih mendekati sumber Cesium-
dan tumor pada dosis yang tinggi atau High 137 dengan jarak 0,66 meter dan Iridium-
Dose Rate (HDR) karena Ir-192 memiliki 192 0,8 meter. Hal tersebut menjadi relevan
beberapa nilai spektrum radiasi tertentu dan jika melihat besarnya dosis ekuivalen rata-
Cs-137 digunakan untuk kebutuhan terapi rata dan laju dosis rata-rata yang diterima
kanker dan tumor pada dosis yang rendah fisika medik dan perawat di tahun 2013
Low Dose Rate (LDR) dan sedang Medium dimana dosis ekuivalen rata-rata fisika
Dose Rate (MDR). medik di tahun tersebut adalah sebesar 0,08
mSv/tahun dan laju dosis rata-rata sebesar
Tabel 4. Analisis Jarak Sumber Cobalt 0,55 µSv/jam, penyebabnya yaitu karena
fisika medik dan perawat lebih dekat dengan
sumber radioaktif Cobalt-60.
Radiografer memiliki jarak paling
dekat dengan sumber Cesium-137 dan
Iridium-192, hal tersebut dapat disebabkan
karena kedua sumber radioaktif tersebut
berasal dari pesawat penyinaran brakhiterapi
dimana pasien dengan terapi brakhiterapi
memang cenderung yang paling banyak
Tabel 5. Analisis Jarak Sumber Cesium membutuhkan citra rontgen guna untuk
melakukan Treatment Planing System
(TPS).
KESIMPULAN
115
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 - 7371
Vol. 07, No. 2, April 2018, Hal. 108- 116
DAFTAR PUSTAKA
116