Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Penyehatan

DISUSUN OLEH : YUNILDA MANGUKI’


NIM : 221 213 083
KELAS :E

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,


karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Rekayasa Penyehatan.
Untuk menyelesaikan makalah ini penyusun berusaha sepenuhnya demi
tersusunnya makalah ini sebaik-baiknya. Walaupun sebenarnya makalah ini masih
belum sempurna dan masih banyak kesalahan di sana sini. Oleh karena itu
penyusun berharap pembaca dapat memberi kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini lebih baik lagi.
Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat sebagai sumber informasi bagi pembaca.

Kakondongan, 18 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....... .............................................................................. ..


DAFTAR ISI.................. ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN... ................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................................
B. Rumusan Masalah... .....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...... ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN... .................................................................................


A. Berbagai Macam Pengrusakan Lingkungan .................................................................
B. Pencemaran Lingkungan..............................................................................................
C. Limbah dan Permasalahannya .....................................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................


A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencemaran lingkungan terjadi ketika siklus zat di lingkungan diubah sehingga


mengganggu keseimbangan struktur dan fungsi. Ketidakseimbangan struktural dan
fungsional dalam siklus material disebabkan oleh proses alam atau tindakan manusia. Di era
modern ini, banyak aktivitas atau perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan
kebutuhan teknologi, sehingga banyak menimbulkan pencemaran lingkungan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, manusia memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Semakin banyak penduduknya, semakin banyak sumber daya alam yang digali, diolah dan
dijadikan berbagai produk yang dapat dimanfaatkan (Luthfi, Achmad. 2004). Dalam proses
memperoleh, mengolah dan mengembangkan sumber daya alam, terdapat sisa-sisa yang
tidak terpakai. Sisanya dibuang karena tidak dibutuhkan, yang disebut sampah. Limbah
tersebut dibuang ke lingkungan sehingga masalah yang ditimbulkan tersebar secara merata
dan luas di lingkungan. Sampah yang sering menimbulkan masalah bagi lingkungan berasal
dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi (Dharmono,
2013).
Kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat dilihat dimana-mana, yang
mempengaruhi kebutuhan manusia dengan mengurangi kemampuan lingkungan untuk
memenuhinya. Bahkan pencemaran lingkungan dapat menimbulkan berbagai dampak
buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Oleh karena itu, masalah
pencemaran merupakan masalah yang sangat umum, b anyak dibicarakan oleh orang-
orang di muka bumi. Masalah polusi merupakan masalah yang sangat perlu hanya bisa
ditangani secara serius oleh semua pihak mengatasi akibat buruk dari polusi, bahkan
mencegah kontaminasi sedini mungkin pencemaran lingkungan (Luthfi, Achmad. 2004).
Masalah pencemaran lingkungan harus segera diatasi, antara lain pencemaran air tanah
dan sungai, pencemaran udara perkotaan, tanah tercemar sampah, hujan asam,
perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, pencemaran bahan radioaktif, dan
lainnya. Untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita lingkungan,
jenis dan akibat pencemaran lingkungan, limbah sebagai sumber pencemaran dan cara
penanggulangannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya bahas dalam makalah ini,adalah :
1. Apa pengertian dan faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan?
2. Apa saja macam-macam dan dampak dari pencemaran lingkungan?
3. Apa yang dimaksud dengan limbah?
4. Apa saja jenis-jenis limbah?
5. Bagaimana cara pembuangan limbah?
6. Bagaimana cara mendaur ulang limbah?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dan faktor penyebab terjadinya pencemaran
lingkungan
2. Untuk mengetahui macam-macam dan dampak dari pencemaran lingkungan
3. Untuk mengetahui definisi dari limbah
4. Untuk mengetahui jenis-jenis limbah
5. Untuk mengetahui cara pembuangan limbah
6. Untuk mengetahui cara mendaur ulang limbah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Berbagai Macam Pengrusakan Lingkungan


Berbagai masalah kerusakan lingkungan yang banyak terjadi antara
lain,kerusakan hutan, erosi tanah, kepunahan satwa liar, kepunahan tumbuh-tumbuhan,
dan lain-lain.
1. Kerusakan Lingkungan Hidup oleh Faktor Alam
Bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada
umumnyamerupakan bencana alam, seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin
puting beliung, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Letusan gunung berapi sering
terjadi di sepanjang jalur gunung berapi di seluruh dunia, seperti di Indonesia. Letusan
gunung berapi ada yang lemah dan ada yang kuat. Semakin hebat letusan gunung
berapi, semakin besar pula kerusakan lingkungan.
 Banjir sering disertai dengan tanah longsor yang merusak lingkungan. Banjir
menggenangi pemukiman dan pertanian, mematikan banyak tanaman,
merobohkan jalan, menghancurkan jembatan, dan banyak lagi.
• Kerusakan lingkungan hidup di tepi pantai disebabkan oleh adanya abrasi,yaitu
pengikisan pantai oleh air laut yang terjadi secara alami.
• Peristiwa gempa bumi merupakan kekuatan alam yang berasal dari dalam bumi
dan dapat menyebabkan getaran di permukaan bumi. Gempa bumi sering terjadi
di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia sehingga menimbulkan
kerusakan pada lingkungan.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Kegiatan Manusia


Proporsi kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia sebetulnya jauh
lebih besar dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam.
Bentuk kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia di antaranya pencemaran
sungai oleh limbah industri, penebangan hutan secara massal dan ilegal, dan
sebagainya.
• Penebangan-penebangan hutan kehidupan floradan fauna, dan kekeringan.
• Pencemaran lingkungan dapat terjadi terhadap air, tanah, dan udara. Pada
umumnya, pencemaran air dan tanah terjadi karena pembuangan limbah-limbah
industri dan biasanya terjadi di perkotaan. Adapun pencemaran terhadap udara
terjadi karena hasil pembakaran bahan bakar.
• Kasus-kasus pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan
limbah industri ke dalam tanah, sungai, danau, dan laut. Kebocoran-kebocoran
pada kapal-kapal tanker dan pipa-pipa minyak yang menyebabkan tumpahan
minyak ke dalam perairan menyebabkan kehidupan di tempat itu terganggu,
banyak ikan-ikan yang mati, tumbuh-tumbuhan yang terkena genangan minyak
pun akan musnah pula. Masyarakat yang mempunyai mata pencarian menangkap
ikan seperti nelayan terimbas pula dampak negatifnya, yaitu berkurangnya
jumlah tangkapan ikan yang mereka peroleh.
• Perladangan hutan secara liar oleh penduduk. Akibatnya keanekaan flora dan
fauna hutan menurun drastik, serta manfaat hutan bagi manusia pun terganggu
bahkan hilang sama sekali.

B. Pencemaran Lingkungan
a. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan Undang-undang Lingkungan Hidup No. 32 Tahun2009,
pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy, dana atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Sedangkan bila ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran
lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang
dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur
maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran
lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena
pencemaran lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan
kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia (Luthfi, Achmad. 2004).
Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil
sampingan perbuatan manusia meliputi (Luthfi, Achmad. 2004) :
1) Faktor Industrialisasi
a. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga
menghasilkan barang yang dapat digunakan.
b. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar
untuk menghasilkan energy
c. Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampinganselama proses-
proses di atas2)
2) Faktor Urbanisasi
1) Perkembangan/pertumbuhan penduduk yang pesat
a. Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.
b. Meningkatnyakebutuhanpangandankebutuhanenergi.
c. Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan- bahan
untuk hidup.

2) Faktor Cara Hidup


a. Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga terbuang
percuma.
b. Tuntutan akan kemewahan
c. Pemborosan energi

b. Macam-Macam Pencemaran Lingkungan


1. Pencemaran Udara
Zat pencemarnya berupa oksidakarbin (CO,CO2), oksida nitrogen (NO,
NO2), oksidasulfur (SO2,SO3), hidrokarbon, bahan organik, partikel padat (tanah,
karbon, asbes, timbal), partikel cair (asam sulfat, asam nitrat,minyak, pestisida),
dan CFC (freon). Oksida belerang dan oksida nitrogen larut dalam air hujan,
sehingga menyebabkan hujan asam. Hujan asam dapat melarutkan kapur dan
semen pada patung dan dinding bangunan, menghambat pertumbuhan dari
tumbuhan dan merusakkan daun dan akar tumbuhan, dan melarutkan garam-
garam alumunium. Akumulasi garam alumunium di sungai dan danau dapat
membunuh ikan. Dalam keadaan udara tidak tercemar, secara alami air hujan
bersifat asam lemah karena merupakan larutan asam karbonat (H2CO3) yang
terbentuk ketika air hujan malarutkan karbon dioksida diudara. Kabut asap di
kota-kota besar seperti Jakarta di sebabkan oleh asap kendaraan dan industri
sehingga dapat mengiritasi mata dan paru-paru dan merusak tumbuhan
(Dharmono, 2013).
Gasfreon(CFC) adalah gas yang mencair jika dimanfaatkan, sehingga dapat
digunakan sebagai pendingin pada lemari es dan AC, bahan pendorong dalam
kaleng aerosol seperti pada parfum, cat semprot, hair spray (aerosol propellant)
dan sebagai pembentuk gelembung pada plastik busa (foamingagents). Di lapisi
stratosfer, radiasi ultraviolet akan memecah CFC dan melepas kan radikalklorin
(Cl). Atomklorin akan mengikat satu atomoksigen dariozon membentuk
klorinmonoksida. Klorinmonoksida bersifat labil dan akan bereaksi dengan ozon
lain membentuk gas oksigen dan atom klorin. Ataomklorin secara berantai dan
terus menerus memecah molekul ozon, sedangkan ozon dilapisi strstosfer
berfungsi menyaring dan menyerap radiasi ultraviolet, sehingga makhlukhidup di
bumi dapat terlindungi karena radiasi ultraviolet dapat mengubah susunan basa
purindan pirimidan pada DNA (Dharmono, 2013).
Karbondioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca Jika kadarnya di
atmosfer meningkat dan meyebabkan peningkatan suhu bumi yang disebut
pemanasan global. Peningkatan kadar CO2 karena pembakaran bahan bakar fosil
(BBM, Batu bara) dan dehutanisasi Karbondioksida memiliki kemampuan
menyerap radiasi inframerah dan menghalangi pantulan panas dari permukaan
bumi untuk lepas keluar angkasa dan memantulkannya kembali ke bumi
(Dharmono, 2013)

2. Pencemaran Air
Sumber pencemaran air berasal dari limbah (efluen) industri, rumah
tangga, pasar, daerah pertanian, dan kebocoran tanker minyak. Zat pencemar
yang dapat masuk ke air, antara lain: bahan yang mengandung bibit penyakit,
bahan yang membutuhkan banyak tidak terlarut, endapan, bahan yang
mengandung radionaktif dan panas. Limbah-limbah tersebut dapat mencemari
air karena di dalam komposisi kimianya terdapat zat-zat berbahaya (logam berat
dan bakteri), suhu dan pH nya dapat mematikan organisme di dalamnya, dan
kemampuan untuk menyerap oksigen dari air sangat besar sehingga organisme di
perairan menjadi kekurangan. Dampak negatif pencemaran air antara lain:
berubah warna dan berbau busuk, biota air mati, penyakit kulit, muntaber,
penyakit minamata (kabyo), air tanah tercemar, dan terjadinya cutrofikasi. Air
tanah yang tercemar sangat sulit untuk dikembalikan menjadi air bersih karena
airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai acrob,
pengenccrandan penguraian polutan tidak dapat berjalan (Dharmono, 2013).
Eutrofikasi adalah meningkatkan nutrisi atau zat-zat makan diperairan
sehingga menjadi sangat subur dan menyebabkan pertumbuhan tanaman air
(eceng gondok) dan genggang sangat subur. Eutrofikasi disebabkan akumulasi ion
nitrat dan ion pospat yang berasal dari limbah pupuk pertanian . Karena jumlah
tanaman air sangat banyak , proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen.
Akibatnya perairan mengalami deoksigenasi (penurunan oksigen), sehingga
terjadi penguraian secara anacrob (pembusukan) yang menghasilkan gas
hydrogen sulfida. Untuk mengetahui perairan tercemar atau tidak digunakan
parameter limbah yaitu uji pengukuran jumlah bakteri, uji kandungan oksigen
dengan BOD,COD,dan DO, uji kandungan bahan organic dan bahan anorganic,
tingkat kekeruhan, kandungan logam berat, dan derajat keasaman (pH) limbah
cair. Semakin tinggi BOD dan COD suatu perairan, maka semakin tercemar
perairan tersebut , sedangkan bila semakin rendah nilai DO (Dissolved oxygen,
oksigen terlarut) maka semakin tercemar perairan tersebut (Dharmono , 2013).

3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tana atau daratan terjadi jika ada bahan-bahan asing, baik
organik maupun anorganik, yang menyebabkan daratan atau tanah rusak.
Akibatnya, daratan tidak dapat digunakan untuk mendukung kehidupan manusia
seperti untuk pertanian, peternakan, kehutanan, pemukiman, dan lain-lain
(Luthfi, Achmad 2004).

4. Pencemaran Suara (Kebisingan)


Polutannya berupa suara bising yang berasal dari pabrik, kendaraan
bermotor, konser musik, dan pesawat terbang. Dampak negatifnya dapat
menimbulkan gangguan fisiologis seperti peningkatantekanan darah dan denyut
nadi, bertambahnya metabolism basal, gangguan psikologis seperti rasa tidak
nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dangangguan emosi, gangguan
komunikasi, dan terjadinya ketulian. Tingkat kebisingan terjadi apabila intensitas
bunyi melampaui 50 desibel (dB)(Dharmono, 2013).

C. Limbah dan Permasalahannya


a. Pengertian Limbah
Pengertian limbah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999
Io.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu
usaha dan/atau kegiatan manusia. Pada dasarnya, orang akan tetapi jika
limbah terus ditumpuk maka akan menimbulkan penumpukan sampah.
Dan sejatinya, limbah tidak selamanya harus dibuang karena banyak juga
limbah yang masih diolah menjadi produk yang bermanfaat. Bahkan
beberapa macam limbah bisa menjadi sangat berguna dan juga
mempunyai nilai jual tinggi apabila diolah kembali secara baik dan benar.
Limbah yang tidak diolah kembali maka selanjutnya akan
menyebabkan berbagai polusi baik itu udara, air maupun tanah. Seperti
misalnya, pada lingkungan yang dipakai sebagai tempat pembuangan
sampah maka udara di sekitarnya tidak akan sehat dan baunya cenderung
tak sedap. Tak sampai di situ karena bisa saja sumber air di sekitar
lingkungan tersebut akan terkontaminasi dengan zat kimia limbah
sehingga menyebabkan tanahnya menjadi tandus.
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah
kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah
sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah dari
rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari
rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari
suatu kegiatan tertentu.
Berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
 Berdasarkan Wujudnya:
Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih
cenderung dilihat dari fisik limbah tersebut. Contohnya limbah
padat, sedangkan limbah cair dikarenakan fisiknya berbbentuk
cair, begitu pula dengan limbah gas.
a) Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas,
contoh limbah dalam bentuk gas antara lain: Karbon
Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO) SO2, HCL, NO2,
dan lain-lain.
b) Limbah Cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik
berupa zat cair misalnya : air hujan, rembesan,AC, air
sabun, minyak goreng buangan, dan lain-lain.
c) Limbah Padat, merupakan jenis limbah yang berupa
padat, contohnya: bungkus jajanan, plastik, ban bekas dan
lain-lain.
 Berdasarkan Sumbernya
a) Limbah Industri, limbah yang dihasilakn oleh pembuangan
kegiatan industri
b) Limbah Pertanian, limbah yang ditimbulkan karena
kegiatan pertanian
c) Limbah Domestik, yakni limbah yang berasal dari rumah
tangga, pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman
penduduk yang lain.
 Berdasarkan Senyawa
Berdasarkan senyawa limbah dibagi lagi menjadi dua jenis,
yakni limbah organik dan limbah anorganik.
a) Limbah Organik, merupakn limbah yang bisa dengan
mudah diuraikan (mudah membusuk), limbah organik
mengandung unsur karbon. Contoh limbah organik dapat
anda temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
kotoran hewan.
b) Limbah Anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit
atau bahkan tidak bisa untuk diuraikan (tidak bisa
membusuk), limbah anorganik tidak mengandung unsur
karbon. Contoh limbah anorganik adalah limbah plastik
dan baja.
c) Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)

b. Jenis-Jenis Limbah

 Limbah Domestik
Limbah domestik lebih kita kenal dengan istilah limbah rumah
tangga. Limbah domestik ini berasal dari pembuangan dalam
rumah tangga, seperti sampah dan sejenisnya. Limbah ini
dihasilkan dari sisa pembuangan makanan, sisa barang-barang
yang sudah tidak terpakai dan ingin segera dibuang, air bekas
mencuci atau mandi atau kotoran yang berasal dari tubuh
manusia (feses dan urin). Sejatinya limbah domestik tidak
berbahaya seperti limbah industri. Akan tetapi jika
pembuangannya tidak tepat bisa menjadi sumber penyakit bagi
masyarakat. Limbah domestik dapat berupa cairan, limbah cair
yang dihasilkan dari rumah tangga ini cenderung merupakan
kotoran umum (Sugiharto, 1987).
 Limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah
yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan lingkungan, kesehatan dan keberlangsungan hidup
manusia dan mahluk hidup lainnya. Definisi limbah B3 menurut
BAPEDAL (1995), limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability,
reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya tidak
langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatn manusia.
Sifat limbah B3 dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah, dikenal sampah spesifik, yaitu sampah yan
karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan
pengelolaan khusus. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini:
a) Mudah meledak (explosive)
b) Pengoksidasi (oxidizing)
c) Beracun (moderatelytoxic)
d) Berbahaya (harmful)
e) Korosif (corrosive)
f) Bersifat mengiritasi (irritant)
g) Dll
 Macam-macam Limbah B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dikelompokkan menjadi:
a) Primary sludge
b) Chemicial sludge
c) Excess actived
d) Digisted sludge

c. Cara Pembuangan Limbah


Penanganan limbah baik limbah cair, padat, gas dan limbah B3 memiliki
cara tersendiri dalam penanganan pembuangan. Limbah B3 tidak
disamakan pembuangannya dengan limbah cair maupun limbah padat
begitu pula sebaliknya. Untuk penanganan limbah cair sendiri masih
dibagi lagi menjadi beberapa bagian, untuk lebih jelasnya perhatikan
bagaimana cara penanganan di bawah ini.
1. Penanganan limbah cair sangatlah sulit , setiap bahan yang berbeda
harus ditangani dengan cara berbeda pula. Dalam penanganan limbah
cair terdapat beberapa cara yakni sebagai berikut ini:
a) Pengolahan primer
b) Pengolahan sekunder
c) Pengolahan sekunder
d) Desinfeksi
e) Pengolahan lumpur

2. Pengolahan limbah padat


Pada pemgolahan limbah padat berbeda dengan penanganan limbah
cair, dalam penanganan limbah padat dibagi dalam beberapa cara yakni:
a) Penimbunan terbuka
b) Sanitary landfill
c) Daur ulang
d) Insinerasi
e) Dijadikan kompos

3. Pengolahan limba gas


Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pda bagaimana
mencegah gas pencemar tersebut mencemari lingkungan, misalnya
dengan memasang filter (penyaring) pada knalpot kendaraan bermotor,
pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih banyak lagi.
4. Pengolahan limbah B3
Pengolahan limbah B3 memilki cara yang berbeda, berhubug jenis
limbah ini bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan
dengan benar haruslah diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3
haruslah diolah terlebih dahulu melalui pengolahan fisik, biologi dan
bahan kimia dengan tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya yang
terdapat di dalam limbah. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah
B3:
a) kolam penyimpanan ( surface impoundments)
b) sumur dalam/sumur injeksi
c) secure landfill/landfill untuk limbah B3

d. Daur Ulang Limbah


Manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari pasti menghasilkan
buangan atau sampah. Jumlah sampah yang kita hasilkan sebanding
dengan tingkat konsumsi kita terhadapa barang yang kia gunakan sehari-
hari. Demikian juga dengan jenis sampah sangat bergantung dengan
material yang kita konsumsi. Oleh karena itu, pengolahan sampah tidak
lepas dari pengolahan gaya hidup masyarakat (Dharmono, 2013).
Secara umum sampah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang
berasal dari mahluk hidup. Seperti daun-daunan, sampah dapur, serta
syur atau buah-buahan di pasar. Sedangkan sampah anorganik
merupakan sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara alami sehingga penghancurannya memerlukan penanganan lebih
lanjut. Misalnya plastik, kertas, kaleng dan styrofoam. Sampah dapat
diolah, salah sayu carany dengan daur ulang yaitu cara pengolahan
sampat padat terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,
penprosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk atau material
bekas pakai (Dharmono, 2013).
Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan
produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara
keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbah yang
aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip-prinsip produksi bersih yang
dapat diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip
4R yang meliputi : Reduce (kurangi sampah), Recyle (daur ulang sampah),
Reuse (gunakan sampah yang masih dapat dipakai) dan Replace (ganti
dengan barang yang ramah lingkungan) (Dharmono, 2013).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Undang-Undangg Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009,
pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup yang tela ditetapkan.
Adapun faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Faktor Industrialisasi seperti, pertambangan, transportasi, penyulingan
dan pengolahan bahan hingga menghasilkan barang yang dapat
digunakan.
2. Faktor Urbanisasi seperti, pembukaan hutan untuk perkampungan,
industri dan sistem transportasi, penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa
buangan/sampah.
3. Perkembangan/Pertumbuhan penduduk yang pesat, sehingga
meningkatnya kebutuhan.
4. Faktor Cara Hidup, seperti penggunaan barang kebutuhan secara
berlebihan sehingga terbuang percuma, tuntutan akan kemewahan, dan
pemborosan energi.
Pencemaran lingkungan ada bermacam-macam yaitu pencemaran udara,
pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran suara. Macam-
macam pencemaran lingkungan tersebut masing-masing memiliki dampak
bagi manusia terutama kesehatan. Pencemaran udara dapat
menyebabkan pusing, mual, serangan jantung, penglihatan kabur, iritasi
mata, iritasi saluran pernapasan, kejang, kelumpuhan, radang ginjal,
kanker paru-paru, kekurangan darah. Pencemaran air dapat menyebabkan
sakit pinggang dan tulang punggung, gagal ginjal, kekurangan hormon,
kelenjar gondok, tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Pencemaran
tanah dapat menyebabkan daratan tidak dapat memberikan daya dukung
bagi kehidupan manusia seperti untuk pertanian, peternakan, kehutanan,
pemukiman, dan lain-lain. Sedangkan pencemaran suara (kebisingan)
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, bertambahnya
metabolisme basal, kurang konsentrasi, susah tidur, gangguan emosi dan
ketulian.
Limbah didefinisikan sebagai sis atau buangan dari suatu usaha
dan/atau kegiatan manusia. Limbah berdasarkan wujudnya ada limbah
padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah berdasarkan wujudnya ada
limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Berdasarkan sumbernya ada
limbah industri, limbah pertanian, limbah pertambangan, dan limbah
domestik.
Jenis-jenis limbah yaitu limbah domestik dan limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun). Limbah domestik berasal dari pembuangan
dalam rumah tangga, seperti sampah dan sejenisnya. Limbah ini dihasilkan
dari sisa pembuangan makanan, sisa barang-barang yang sudah tidak
terpakai dan ingin segera dibuang, air bekas mencuci atau mandi dan
kotoran yang berasal dari tubuh manusia (feses dan urin). Limbah B3
adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun B3 karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya
tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
Cara pembuangan limbah diantaranya : dalam penanganan limbah cair
terdapat beberapa jenis cara yakni dengan : pengolahan primer,
pengolahan sekunder, pengolahan tersier, desinfeksi, dan pengolahan
lumpur. Dalam penanganan limbah padat dibagi dalam beberapa cara
yakni : penimbunan terbuka, sanitary landfill, daur ulang, insinerasi dan
dijadikan kompos. Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada
bagaimana mencegah gas pencemar tersebut mencemari lingkungan,
misalnya dengan memasang filter (penyaring) pada knalpot kendaraan
bermotor, pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih
banyak lagi. Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
memiliki cara yang berbeda, beberapa cara pengolahan limbah B3 yaitu
dengan : kolam penyimpanan (surface impoundments), sumur
dalam/sumur injeksi dan secure landfill/landfill untuk limbah B3.
Dalam mengelola limbah untuk daur ulang dapat digunaka prinsip-
prinsip produksi bersih yang dapat diterapkan dalam keseharian misalnya
dengan menerapkan prinsip 4R : Reduce (kurangi sampah), Recyle (daur
ulang sampah), Reuse (gunakan sampah yang masih dapat dipakai) dan
Replace (ganti dengan barang yang ramah lingkungan).
B. Saran
1. Masyarakat
Dengan penulisan makalah ini, masyarakat agar lebih sadar akan
pelestarian lingkungan dan sebaiknya masyarakat menambah wawasan
lingkungan yang lebih luas dalam menjaga kondisi lingkungan agar benar-
benar jauh dari pencemaran lingkungan.
2. Mahasiswa
3. Sebaiknya mahasiswa memperdalam wawasan lingkungan maupun ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mengarah pada pemeliharaan
dan pelestarian lingkungan agar dapat beretika atau bermoral lingkungan
yang tinggi sehingga jauh dari masalah lingkungan bahkan dapat
mencegah masalah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Dharmono, 2013. Bahan Ajar Ilmu Kealaman Dasar. Banjarmasin:


Universitas Lambung Mangkurat Press.

Luthfi, Achmad. 2004. Modul Kim 08. Pencemaran Lingkungan. Bagian


Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Sugiharto, 1987

Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Anda mungkin juga menyukai