Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA IBU NIFAS NY (S) DENGAN PUTING SUSU LECET DI DESA
LABULIA KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN
LOMBOK TENGAH
TAHUN 2023

DIANA SARI
(NIM: 1540120001)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANA FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN
TAHUN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan Komunitas Dengan Judul “ASUHAN KEBIDANAN


KOMUNITAS PADA IBU NIFAS NY (F) DENGAN PUTING SUSU LECET
DI DESA LABULIA KABUPATEN LOMBOK TENGAH” telah diperiksa dan
disetujui oleh pembimbing lahan dan pembimbing akademik
Hari/Tanggal :

Jam :

Tempat : UPTD Puskesmas ubung

Mahasiswa

(DIANA SARI)

Mengesahkan,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Bq.Reni Pratiwi,S.ST.,M.Kes) (Bq.Sri Sulanti,S.Keb.,Bd)

Mengetahui

Universitas Qamarul HudaBagu Lombok Tengah


Ketua Program Studi D III Kebidanan

(EVALINA FAJRIANI, S.ST., M.Keb)


NIDS : 0803109001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas komunitas yang di laksanakan di wilayah kerja puskesmas Muncan,
Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS PADA IBU NIFAS NY (S) DENGAN PUTING
SUSU LECET KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2023” dapat di
selesaikan
Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. TGH.L.M.Turmuzi Badaruddin Selaku Pembina Yayasan Pondok Pesantren
Qamarul Huda Bagu.
2. Dr. H.Menap, SKp., M.Kes, Selaku rektor Universitas Qamarul Huda
Badaruddin Bagu.
3. Apt. Lalu Jupriadi,M.Si. Selaku dekan Universitas Qamarul Huda Badarudin
Bagu.
4. Bq. Reni Pratiwi.,S.ST.,M.Kes Selaku Ketua program studi D-III Kebidanan
Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu.
5. Fuji Khairani,S.ST.,M.Kes. Lia Arian Aprian,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb. Diah Ulfa
Hidayanti, S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb dan Ismiati, S.ST.,M.Keb. Selaku Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan saran serta motivasi selama
penyusunan laporan ini.
6. Baiq.Sri Sulanti,S.Keb,Bd Amd.selaku bidan koordinator dan pembimbing
lahan di UPTD puskesmas Ubung yang telah banyak memberikan saran serta
motivasi selama penyusunan laporan ini.
7. Institusi Pendidikan Universitas Qamarul Huda Badarudin Bagu selaku
penyelenggara pendidikan D-III Kebidanan.
8. Rekan-rekan mahasiswa DIII-Kebidanan terima kasih atas masukannya dalam
penyusunan laporan ini.

iii
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun memberikan
sumbangsih dalam penyelesaian laporan ini.
10. Kedua orang tuaku dan keluargaku tersayang yang telah memberikan Doa serta
semangat untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan
ini dapat berguna bagi kita semua, Aamiin.

Ubung, 20 Juli 2023

( Diana Sari)

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................... 2
C. Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 3
A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas ............................................ 3
B. Konsep Dasar Keluarga.................................................................. 8
C. Konsep Dasar Nifas........................................................................ 10
D. Landasan Hukum kewenangan Bidan ............................................ 21
E. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil .............. 34
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................ 47
A. Kunujungan 1 ....................................................................................... 28
B. Data Obyektif ....................................................................................... 47
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 54
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 56
DAFTAR FUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asi adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh
bayi.produksi asi dipengaruhiboleh beberapa faktor,baik yang lang langsung
misalnya,perilaku menyususui,psikologis ibu,ataupun yang tidak langsung
misalnya,sosial kultural dan bayi,yang akan berpengaruh terhadap psikologis
ibu (Yasni, 2020). Pengalaman dalam upaya meningkatkan pemberian ASI
menunjukkan bahwa hambatan utama dalam pemberian ASI kepada bayi adalah
kurangnya informasin yang benar tentang ASI. Adanya mitos yang
menyesatkan mengenai menyusui dan cara menyusui yang kurang tepat
merupakan hal yang sering menghambat pemberian ASI.
ASI adalah makanan ideal untuk bayi agar dapat tumbuh secara
optimal,baik di otak maupun di perkembangan. Sampai usia 6 bulan,bayi ,asih
tumbuh sesua standar .pada periode ini bayi bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi Air Susu Ibu. Untuk
bayi. ASI memiliki begitu banyak keunggulan yamg dianjurkan kepada bayi
sampai usia 2 tahun dan direkomendasi untuk bayi 6 bulan usia bayi esklusif
(istianu,rusilanti,wahyuti dkk 2020). Kandungan ASI antaralain
immunoglobulin,protein,vitamin,laktosa,dan lemak. Kandungan ini sangat
bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh bayi,pertumbuhan dan perkembangan
bayi. (Anonim, 2019)
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi asi,bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puimg susu
lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu. Bila bayi
jarang menyusu karena bayi ennggan menyusu akan berakibata kurang
baik,karena isapan sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Namun serimgkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang
manfaat asi dan tentang teknik menyusui dengan benar (Ramaita,2021)

1
2

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah pada kasus
ini adalah “Bagaiman Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Puting Susu
Lecet.
C. Tujuan
2 1. Tujuan Umum
3 Untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien
dengan Puting Susu Lecet secara optimal.
4 2. Tujuan Khusus
5 a. Dapat melakukan pengkajian data dengan tepat pada Ny. E di
6 Praktek Mandiri Giopani.
7 b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada Ny. E di Praktek
8 Mandiri Bidan Giopani.Dapat membuat diagnosa potensial dengan
9 tepat pada Ny. E di Praktek Mandiri Bidan Giopani
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas


1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku
(Kemenkes 2019). Kebidanan, istilah kebidanan mencakup segala
pengetahuan yang dimiliki bidan dan bentuk-bentuk kegiatan pelayanan
yang dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatka ibu dan bayi.
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti
kesamaan, publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan
sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota,
suku, atau bangsa. (Meilani dkk, 2019). Masyarakat adalah sekelompok
manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaaan, tradisi, sikap dan
perasaan persatuan yang sama (J.L. Gilin & J.P Gilin, 2018). Keluarga
mencakup sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus-
menerus menjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama.
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan
pada masyarakat baik individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat yang
terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa
secara paripurna (Meilani dkk, 2018). Pelayanan kebidanan komunitas
merupakan subsistem dari sistem pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan kesehatan primer, skunder dan tersier yang dilakukan secara
mandiri dengan kolaborasi dan/atau merujuk.
2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
Adalah untuk mewujudkan kesehatan Ibu, anak dan balita dalam
keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera dalam komunitas
tersebut.
4

3. Fokus / Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas


Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah komuditi dimana
terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarkat. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu, anak, keluarga
dan masyarakat.
4. Asuhan Kebidanan Komunitas
Asuhan yang diberikan merupakan asuhan primer mencakup :
a. Deteksi dini untuk dirujuk
b. Asuhan kegawat daruratan ibu dan anak
c. Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk kemudian di rujuk
d. Pengobatan ringan
e. Asuhan pada kondisi kronis
f. Pendidikan kesehatan
g. Menentukan kebutuhan kesehatan
h. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat
5. Manajemen Kebidanan Komunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan
menajemen yaitu suatu periode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta
melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan
kesehatan.
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data. Pengumpulan dilakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif)
kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah
pengumpulan data tentang keadaan desa dan pencatatan data keluarga
sebagai sasaran pemeriksaan.
a. Langkah-langkah kebidanan komunitas yaitu:
(1) Identifikasi Masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data. Pengumpulan dilakukan secara langsung
di masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data
5

obyektif). Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan


data ini adalah mengumpulkan data tentang keadaan desa dan
pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
(a) Data desa meliputi :
(1) Wilayah desa (luas, keadaan geografi, jarak desa, fasilitas
kesehatan, pemerintahan)
(2) Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga,
mata pencaharian,
(3) Status kesehatan (angka kematian, jenis angka kesakitan ibu,
anak dan balita).
(4) Kesehatan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah
jamban keluarga, pcmbuangan sampah dan kotoran,
pembuangan tinja dan kondisi rumah).
(5) Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita,
organisasi dan lembaga swadaya masyarakat yang ada media
komunikasi yang dimiliki oleh masyarakat).
(b) Data Keluarga
Untuk pengumpulan data obyektif keluarga perlu dibuat
lembar pengisian yang berisikan berbagai hal yang perlu
dilakukan olch bidan terhadap keluarga ialah:
(1) Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu Ayah, ibu dan
anak.
(2) Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan,
pembuangan sampah).
(2) Analisa dan perumusan masalah
(a) Analisis
Setelah data dikumpulkan yang relevan sebagai bahan
analisis. Tujuan analisis adalah menggunakan data yang
terkumpul dan mencari kaitan satu dengan yang lainnya
sehingga ditemukan berbagai masalah.
Melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang:
6

(1) Hubungan antar penyakit atau khusus kesehatan dengan


lingkungan, keadaan social budaya (perilaku), pelayanan
kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap
kesehatan.
(2) Masalah kesehatan ibu, bayi dan balita.
(3) Masalah utama kesehatan ibu dan anak serta penyebabnya.
(b) Perumusan masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil
analisis. Dalam perumusan masalah mencakup masalah utama
dan penyebabnya serta masalah potensial.
(3) Rencana dan Tindakan
(a) Rencana
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan
serta penyebabnya, maka disusun rencana dan tindakan yang
dilakukan. Rencana merupakan rancangan upaya yang disusun.
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak di
komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan
evaluasi.
Tujuan yang ditetapkan dalam menyusun rencana
mencakup keadaan yang diharapkan dapat mencapai bila
masalah telah terpecahkan. Untuk pencapaian tujuan tersebut
perlu ditetapkan sasaran maka disusun rencana pelaksanaan.
Didalam mencakup:
(1) Pemeliharaan kesehatan yang diberikan, perbaikan gizi yang
dilakukan.
(2) Penyuluhan yang disampaikan pada keluarga yang berkaitan
dengan perbaikan lingkungan
(3) Penyuluhan yang disampaikan kepada kelompok ibu, khusus
untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi-balita.
(4) Dukungan yang diharapkan dari sektor/instansi lain
termasuk pimpinan dan tokoh masyarakat serta organisasi
masyarakat.
7

(5) Dukungan dari kader kesehatan.


Untuk mengetahui hasil suatu upaya maka perlu
ditentukan kriteria keberhasilan. Kriteria ini ditetapkan
didalam rencana evaluasi yang mencakup :
a) Tingkat kesehatan ibu dan anak yang akan dicapai.
b) Adapan pelayanan.
c) Frekuensi pelayanan.
d) Partispasi masyarakat dalam bentuk dukungan lembaga
masyarakat, kader kesehatan.
(b) Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap ibu, anak
balita dan lingkungan. Dalam pelaksanaan dan tindakan tidak
jarang ditemukan masalah dan hambatan. Bila ada masalah,
segera lakukan pengkajian untuk mengambil langkah
mengatasinya. Kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat
bila hal ini terjadi maka perlu dilakukan modifikasi dan juga
menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan
evaluasi. Bidan melakukan observasi dan monitoring secara
berbeda, dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung
misalnya melalui laporan kader, kesehatan lain baik lisan
maupun tulisan.
(4) Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan
kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang
ditetapkan. Suatu kegiatan dikatakan berhasil bila hasil evaluasi
menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Bila tujuan tidak tercapai maka perlu dIkaji kembali penyebabnya.
Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan
dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang
timbul akibat keberhasilan tersebut.
8

B. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting
dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari
perhubungan laki–laki dan perempuan, perhubungan yang mana sedikit
banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak–anak.
Jadi keluarga dalam bentuk murni merupakan suatu kesatuan sosial yang
terdiri dari suami, isteri dan anak–anak (Ahmadi, 2019).
Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2019), keluarga adalah
dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
2. Bentuk Tipe Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Kelarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak keluarga misalnya : kakek, nenek, keponakan, sepupu, paman,
bibi, saudara, dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (Composit) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
e. Keluarga Kabisat (Cabitation) adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa perkawinan tetapi membentuk satu keluarga.
3. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a. Patrikal
Adalah kekuasaan yang dominan yang dipegang oleh pihak ayah.
b. Matriakal
Adalah kekuasaan yang dominan yang dipegang oleh pihak ibu.
9

c. Equalitarian
Adalah kekuasaan yang dipegang bersama/seimbang antara ayah dan
ibu.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemelih Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Gambaran Keluarga Sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan sejahtera, pelayanan kebidanan komunitas adalah
bagian upaya kesehatan keluarga.Keluarga sehat adalah kondisi yang
mendorong terwujudnya keluarga sejahtera (Syahlan, 2019).
Gambaran keluarga sehat dapat ditemukan sebagai berikut
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
10

b. Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan


kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota
keluarga. Dirurmah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk
P3K.
c. Tinggal di rumah dan lingkungan sehat.
d. Selalu mempertahankan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja dikomunitas harus mengetahui data
wilayah kerjanya. Data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan
social ekonomi, dapat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan
serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang
komuniti tergantung kepada peningkatan kesehatan ibu dan anak di wilayah
kerjanya. Sasaran umum pelayanan kebidanan komuniti adalah ibu dan anak
dalam keluarga. Menurut UU No. 32 tentang kesehatan, yang dimaksud
dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. Di
dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra
kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa diluar kehamilan (masa
interval) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui
peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa balita, dan masa pra
sekolah (Syahlan, 2019).
C. Konsep Dasar Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum
disebut juga puerperium yang berasal dari basaha latin dari kata “Puer” yang
artinya bayi dan“Porous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar
dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas
yaitun darah yang tertahan tidak bisa keluar daeri rahim dikarenakan hamil.
Maka ketika melahirkan, darah tersebut keluar sedikit demi sedikit. Darah
yang keluar sebelu melahirkan disertai tanda – tanda kelahiran, maka itu
termasuk darah nifas juga (Angraini, 2019).
11

Waktu masa nifas yang paling lama paling lama pada wanita
umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum
melahirkan ( yang disertai tanda – tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa
40 hari akan tetapi darah tidak berhenti – henti atau tetap keluar darah, maka
perhatikanlah bila keluarnya di saat ‘adah (kebiasaan) haidh, maka itu darah
haidh. Akan tetapi jika darah keluar terus dan tidak pada masa – masa
(haidh) haidhnya dan darah itu terus dan tidak berhenti mengalir, perlu
diperiksakan ke bidan atau dokter.
Beberapa konsep tentang pengertian masa nifas antara lain :
1) Menurut Depkes (2019), menuliskan bahwa peurperium adalah waktu
mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak
pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggung jawab dalam
keluarga.
2) Saifuddin (2019), mengatakan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil, berlangsung 6 minggu.
3) Pusdiknakes (2019), mengatakan bahwa masa nifas adalah masa dimulai
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
2) Melaksakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini,
nutrisi, kb, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan
bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan kb
5) Mendapatkan kesehatan emosi (Angraini, 2019)
c. Tahapan Dalam Masa Nifas
1) Peurperium dini ( immedilate peurperium ) : waktu 0- 24 jam post partum.
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan.
Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
12

2) Peurperium intermedial ( early peurperium ) : waktu 1-7 hari post


partum. Kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu
3) Remote peurperium ( later peurperium ) : waktu 1-6 minggu post partum.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama
hamil dan waktu persalinan mempunyai kompikasi. Waktu untuk bisa
berminggu- minggu, bulan atau tahun (Angraini, 2019). Menurut Yani (2019),
d. Kunjungan Pada Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencengah, mendeteksi dan menangani
masalah – masalah yang terjadi.
e. Adaptasi Psikogis Ibu Dalam Masa Nifas
Pada primipara, menjadi orangtua merupakan pengalaman tersendiri
dan dapat menimbulkan stress apabila tidak ditangani dengan segera.
Perubahan peran dari wanita biasa menjadi seorang ibu memerlukan
adaptasi sehingga ibu dapat melakukan perannya dengan baik perubahan
hormonal yang sangat cepat setelah proses melahirkan juga ikut
mempengaruhi keadaan emosi dan proses adaptasi ibu pada masa nifas.
Fase- fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain
adalah sebaagai berikut :
1) Fase talking in
Merupakan fase bketergantungan dan berlangsung dari hari pertama sampai
hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri sehingga
cenderung pasif terhadap lingkungannya.
2) Fase talking hold
Merupakan fase yang berlangsunf antara 3- 10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya.
13

3) Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya
sebagai seorang ibu. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu
sudah menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya dan siap menjadi
perlidungan bagi bayinya (Maritalia, 2019).
2.Proses Laktasi Dan Menyusui
a. Anatomi dan Fisiologi Payudara
1) Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya
kurang lebih 200 gram, sasat hamil 600 gram pada saat menyusui 800 gram.
Pada payudara dapat tiga bagian, yaitu:
2) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
3) Aeola, yaitu yang kehitaman ditengah
4) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara(Maritalia, 2019)
b. Proses laktasi
Laktasi adalah proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI. Proses laktasi
tidak terlepas dari pengaruh hormon, adapun hormonhormon yang berperan adalah:
1) Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran
alveoli
2) Estrogen,berfungsi untuk menstimulasi sistem saluran ASI agar
membesar sehingga dapat menampung ASI lebih banyak. Kadar estrogen
menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama
tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal
berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI
3) Follicle stimulating hormone (FSH)
4) Luteinizing hormone (LH)
5) Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan
6) Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalan orgasme. Selain itu,
pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar
14

alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam
proses turunnya susu let-down/ milk ejection reflex.
7) Human placental lactogen (HPL). Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan ke lima dan keenam
kehamilan, payudara siap nmemproduksi ASI (Maritalia, 2019).
c. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI
(proklatin) dan pengeluaran (oksitosin).
1. Produksi ASI (Proklatin)
Selama kehamilan hormon proklatin dari pasenta meningkat tetapi ASI belum
keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan
progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua refleks yang beperan,
yaitu refleks proklatin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting
susu dikarenakan hisapan bayi.
Kadar proklatin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai menyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan proklatin walau ada hisapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar proklatin akan menjadi
normal pada minggu ke 2- 3.
Faktor faktor yang meningkatkan let down adalah melihat bayi, mendengarkan
suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor- faktor yang
menghambat refleks let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran
kacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme dalam hisapan bayi yaitu refleks
menangkap (rooting refleks), refleks menghisap(sucking refleks), refleks menelan
(swallowing refleks).
15

a) Refleks menangkap (Rooting Refleks)


Refleks ini timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya dan bayi akan menoleh ke
arah sentuhan. Bila bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae atau jari, maka
bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
b) Refleks menghisap ( Sucking refleks)
Refleks ini timbul apabila langit- langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar
puting mencapai palatum, maka sebagian besar aerola masuk ke dalam mulut bayi.
Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah aerola, tertekan di gusi,
lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
c) Refleks menelan (Swallowing rekleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
2) Peneluaran ASl (Oksitosin)
Selama bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pda glandula pituitaria posterior
sehingga mensekresi hormone oksitosin.
Hal ini menyebabkan sel- sel mioepitel di sekitar alveoli akan berkontraksi
dan mendorong ASl masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain
dipengaruhi oleh hisapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila
duktus melebar, maka secara reflekstoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis
(Maritalia, 2019).
d. Manfaat Pemberian ASI
1) Bagi Bayi
a) Dapat membantuk memulai kehidupan dengan baik Bayi yang mendapatkan
ASl mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir. Pertumbuhan
setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
b) Mengandung antibodi
c) Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut:
Apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan
akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di payudara disebut
mammae associated immunocompetent lympoboid tissue (MALT).
d) ASl mengandung komposisi yang tepat
16

Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
untuk kehidupan 6 bulan pertama.
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
untuk kehidupan 6 bulan pertama.
e) Mengurangi kejadian karies dentis
insiden karies dentis pada bayi yang nendapat susu formula jauh lebih tinggi
disbanding yang mendapat ASl, karena biasa menyusui dengan botol dan dot
terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gizi lebih lama kontak dengan
susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
f) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan
bayi.
Hubungan fisik ibu dan bayi untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit
bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang labih
baik.
g) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system lgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan
merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASl tidak
menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6
bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
h) ASl meningkatkan kecerdasan bayi
Lemak pada ASl adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel- sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat asi eksklusif
akan timbuh optimal dan bebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan
anak lebih cerdas dan tehindar dari kerusakan sel- sel saraf otak(Maritalia, 2012).
2) Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi.
Hisapan mulut bayi pada puting susu meragsang ujung saraf sensorik
sehingga post aterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke
idung telur, menekan produksi estrogen akibatnnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 89% metode
17

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila


diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
b) aspek kesehatan ibu
Isapan bayi ada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencengah
teradinya pendarahan pasca persalinan, Penundaan haid dan berkurangnya
pendarahan pasca persalinan mengurangi prevaensi anemia defisiensi besi.
Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah
dibanding yang tidak menyusui. Mencengah kanker hanya dapat diperoleh
ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif.penelitian membuktikan ibu
yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker
payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak
menyusui secara eksklusif.
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang mmenyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat nadan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,
badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan
lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan
sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Nah, dengan menyusui
tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak
yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika
timbunan lemak menyusut berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan
seperti sebelum hamil.
d) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, terapi uga untuk
ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutukan oleh
semua manusia(Maritalia, 2019). Mencengah kanker hanya dapat diperoleh
ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif.penelitian membuktikan ibu
yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker
payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak
menyusui secara eksklusif.
e) Aspek penurunan berat badan
18

Ibu yang mmenyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat nadan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,
badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan
lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan
sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Nah, dengan menyusui
tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak
yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika
timbunan lemak menyusut berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan
seperti sebelum hamil.
f) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, terapi uga untuk
ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutukan oleh
semua manusia(Maritalia, 2019).
e. Cara Menyusui Yang Benar
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh
seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut.
Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui. Dudukan dengan posisi yang enak atau
santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan. Gunakan bantal
untuk menggajal bayi tidak telalu jauh dari payudara ibu.
1. Cara Memasukkan Puting Susu Ibu Ke Mulut Bayi
Bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan kepada bayi pada siku
dalam lengan kanan, badan bayi menghadap kebadan ibu. Lengan kiri bayi
diletakkan seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memengang pantat/ paha
kanan bayi, sangga patudara kanan ibu dengan empat jari tangan kiri, ibu jari
diatasnya tetapi tidak menutupi bagian yang berwana hitam (areola mamae),
sentulah mulut bayi dengan puting payudara ibu tunggu samapai bayi membuka
mulutnya lebar. Masukkan puting payudara secepatnya kedalam mulut bayi
sampai bagian yang berwarna hitam.
2. Teknik Melepaskan Hisapan Bayi
Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan bayi
dengan cara:
a) Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
19

b) Menekan dagu bayi ke bawah


c) Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
d) Janagan menarik puting susu untuk melepaskan
3. Cara Menyendawakan Bayi Setelah Minum ASI
Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawanya bayi sebelumnya menyusukan
dengan payudara yang lainnya dengan cara:
a) Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan
sampai bayi bersendawa.
b) Bayi di telungkupkan dipangkuan ibu sampai digosok
Punggungnya
4. Tanda- tanda Teknik Menyusui Sudah Baik dan Benar.
a) Bayi dalam keadaan tenang
b) Mulut bayi terbuka lebar
c) Bayi menempel perut pada ibu
d) Mulut dan dagu bayi menempel pada payudara
e) Sebagian besar areola mamae menutup oleh mulut bayi
f) Bayi nampak pelan- pelan menghisap dengan kuat
g) Kuping dan lengan bayi berada pada satu garis (Astutik, 2019).
f. Masalah dalam Pemberian ASl
1) Puting Susu Nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini
akan berkurang setelah ASl keluar. Bila posisi mulut
bayi dan puting ibu an benar, perasaan nyeri akan hilang(Maritalia, 2019)..
2) Puting Susu Lecet
Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet.
Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang- kadang mengeluarkan darah.
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula
disebabkan oleh trush (candidaters) atau dermatitis.
Putting susu lecet dapat disebabakan trauma pada putting susu saat menyusui, selain
itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah – celah. Retakan pada putting
susu sebenarnya biasa sembuh sendiri dalam
20

waktu 48 jam.a)
Penyebab :
(1) Teknik menyusui yang tidak benar.
(2) Putting susu terpapar oleh sabun, krim, alcohol ataupun zat
iritan lain saat ibu membersihkan putting susu.
(3) Moniliasis pada mulut bayi yang menularpada putting
susuibu.
(4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue).
(5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat
b) Penatalaksanaan
(1) Cari penyebab putting susu lecet
(2) Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atau
lecetnya sedikit
(3) Tidak menggunakan sabun, krim, alcohol ataupun zat iritasi
lain saat membersihkan payudara.
(4) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam).
(5) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusui sampai kekalang
payudara dan disusukan secara bergantian diantara kedua
payudara
(6) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet dan
biarkan kering.
(7) Gunakan BH/ bra yang dapat menyangga payudara dengan
baik.
(8) Bila terasa lebih sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit
(9) Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet
Nystatin (Maritalia, 2019).
3) Payudara Bengkak
Pada hari- hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri
disebabkan pertambahan aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai
diproduksi dalam jumlah banyak.
a) Penyebab bengkak:
(1) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
21

(2) Produksi ASl berlebihan


(3) Terlambat menyusui
(4) Waktu menyusui yang jarang(Maritalia, 2019).
4) Mastitis atau Abses Payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,
bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Didalam
terasa ada masa padat (Lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. kejadian ini
kejadian ini terjadi masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan disebabkan kurangnya
ASl diisap/ dikeluarkan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/
BH(Maritalia, 2019).
D. Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/MENKES/PER/X/2019 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan
yang meliputi :
1. Kewenangan Normal
a) Pelayanan kesehatan ibu
b) Pelayanan kesehatan anak, dan
c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang memiliki
dokter.
Kewenangan normal adalah kewenangan yang memiliki oleh seluruh bidan
Kewenangan ini meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
Ruang lingkup:
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu nifas normal
5) Pelayanan ibu menyusui
22

6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan


Kewenangan :
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3) Penanganan kegawatdaruratan yang dilanjutkan dengan perujukan
4) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
6) Fasilitas/bimbingan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan promosi Air
Susu Ibu (ASI) Ekskulif
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan
postpartum
8) Penyuluhan dan konseling
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10) Pemberian surat keterangan kematian, dan
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin
b. Pelayanan Kesehatan Anak
Ruang Lingkup:
1. Pelayanan bayi baru lahir
2. Pelayanan bayi
3. Pelayanan anak balita
4. Pelayanan anak pra sekolah
Kewenangan
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi Menyusui Dini (IMD), injkesi
vitamin K1.
2. Perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat.
3. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
4. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
pemberian imunisasi rutin sesuai dengan program pemerintah
pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.
23

c. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan


Kewenangan
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana di atas khusus yang menajalnkan Program
Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan
kesehatan yang meliputi:
a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi dibawah kulit.
b. Asuhan anastesi terintekrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu (dilakukan di bawah supervisis Dokter).
c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan.
d. Melakukan pembinanaan peran serta masyarakat. dibidang kesehatan
ibu dan anak, usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra sekolah dan
anak sekolah.
f. Melakukan pelayanan kebidanan komunitas.
g. Melakukan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyukuhan
terhadap infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom,
dan penyakit lainnya.
h. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi.
i. Pelayanan Kesehatan Lain yang Meruapakan Program Pemerintah
Khusus utnuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan
antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan balita sakit, dan
pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menuluar Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalah gunaan
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan
oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut selain itu,
khusus di daerah (Kecamatan atu Kelurahan/Desa) yang belum ada dokter, didan
24

juga diberikan kewenangan sementara untuk diberikan kewenangan untuk


memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaket/ Kota. Kewenangan bidan
untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut
dan berakhir dan tidak berlaku lagi jika didaerh tersebut sudah terdapat tenaga
dokter (Depkes, 2013).
E. Manajemen Kebidanan dan Dokumentasi
1. Manajemen Kebidanan Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan logis dan
menguntungkan, menguraikan perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang
berdasarkan teori ilmiah, penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Amellia, 2019).
Langkah-langkah manajemen kebidanan menurut Varney adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama, dilakukan pengkajian melalui pengumpulan semua data
dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, peninjauan catatan terbaru
atau cacatan sebelumnya dan data laboratorium, serta perbandingannya dengan
hasil studi. Semua informasi yang akurat dikumpulkan dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang
lengkap.jika klien memiliki komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter
dalam manajemen kolaborasi, bidan akan melakukan konsultasi. Pada keadaan
tertentu, dapat terjadi langkah pertama tumpang tindih dengan langkah V dan VI
(atau
menjadi bagian langkah tersebut) karena yang diperlukan didapat dari hasil
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain. Kadang bidan
perlu manajemen dari langkah IV untuk mendapat data dasar awal yang perlu
disampaikan kepada dokter.
b. Interpretasi Data
Interpretasi data dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap
diagnosa atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik
25

dapat ditemukan berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data dasar. Selain
itu, sudah terfikirkan perencanaan yang dibutuhkan terhadap masalah.
d. Identifikasi dan Penetapan Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera
Identifikasi dan penetapan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa
kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan kegiatan
bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.
e. Perencanaan
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan perencanaan secara menyeluruh
terhadap masalah dan diagnosis yang ada dalam proses perencanaan asuhan secara
menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar
pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil.
f. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya. Baik
terhadap masalah paseien ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan dapat
dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya.
2. Dokumentasi SOAP
SOAP merupakan urutan yang dapat membantu mengorganisasi fikiran dan
memberi asuhan yang menyeluruh. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana,
jelas, logis, dan tertulis. Seorang bidan hendak menggunakan SOAP setiap kali
mengkaji pasien. Selama masa antefartum bidan dapat menulis satu catatan SOAP
untuk setiap kali kunjungan, sementara dalama masa itrapartum bidan boleh
menulis lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Bidan juga harus
memiliki catatan SOAP terdahulu bila merawat seseorang klien untuk
mengevaluasi kondisinya yang sekarang. Sebagai peserta didik, bidan akan
mendapat lebih banyak pengalaman dan urutan SOAP akan terjadi secara alamiah
(Amellia, 2019).
Telah dibahas sebelumnya bahwa alur berfikir saat menghadapi pasien melipui 7
langkah. Agar orang lain dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh orang seorang
26

bidan melalui proses berfikir sistematis dan kritis, maka hasil asuhan di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu :
a. Subjektif
Subjek adalah pendokumentasian yang termasuk subjektif yaitu menggambarkan
hasil pengumpulan data klien melalu anmnesa sebagai langkah satu menurt varney.
b. Objektif
Pendokumentasian yang termasuk objektif yaitu menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium, juaga hasil
tes diagnostik lain yang di rumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
sebagai langkah satu varney.
c. Assesmen
Pendokumentasian yang termasuk assesmen yaitu menggambarkan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam
suatu identifikasi, baik itu diagnosis atau masalah, antisipasi diagnosis atau masalah
konvensial. Selain itu, juga memuat identifikasi mengenai perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi, atau rujukan sebagai langkah
II,III,IV menurut varney.
d. Pleaning
Pendokumentasian termasuk pleaning menggambarkan pendokumentasian dari
tindakan 1 dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesmen sebagai langkah 5,6,7
menurut varney. Beberapa alasan penggunaan metode SOAP dalam
pendokumentasian adalah karena pembuatan grafik metode SOAP merupakan
perkembangan sistematis yang mengorganisasi penemuan serta pendapat seorang
bidan menjadi suatu
rencana. Selain itu, metode ini juga merupakan intisari dari proses pelaksanaan
kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.
27

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA IBU NIFAS DENGAN


PUTTING SUSU LECET DI DUSUN OLOR AGUNG DESA LABULIA
KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN 2022

A. Kunjungan I
Hari : SELASA
Tanggal : 18-07-2023 jam 09,00 wita
Tempat : Rumah Tuan “M" di desa Labulia
I. Pengkajian
1) Data Umum
1. Kepala Keluarga : Tn “M”
2. Umur : 50 thn
3. Alamat : Olor agung
4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : Petani
6. Struktur Keluarga
Hubun
Pekerjaan
gan Pendi Keadaan
Nama Umur Sex
dengan dikan Utama Tambahan Sekarang
KK
Suparman KK 50 L SD Petani Tidak ada Hidup
Thn
Fitriani Istri 45 thn P SD` IRT Tidak ada Hidup
Aditya Anak 1 23 thn P SMA Tidak Tidak ada Hidup
ada
Nisa Anak 2 1 P - Tidak Tidak ada Hidup
Ming ada
gu
28

a. Masalah : Tentang kehamilan sungsang


47
b. Jarak rumah dari tempat pelayanan kesehatan
1. Posyandu : ± 500 meter
2. Puskesmas : ± 7 km
3. Polindes : ± 7 km
c. Kendaraan yang digunakan : Kendaraan pribadi (motor)

Gambar 1.1 Genogram keluarga Tn ”M"


Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sasaran ibu dengan kehamilan sunsang

: Garis Keturunan
: tinggal serumah
1) Tipe Keluarga
Keluarga Tn “M” termasuk keluarga inti (Mini Family) dimana
anggota keluarganya terdiri dari suami, istri dan anak. Pemegang
kekuasaan dalam keluarga Tn “M” sesuai dengan tipe partikal
dimana dominan dalam pengambil keputusan dipihak suami.
2) Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku sasak asli.
3) Agama
29

Semua anggota keluarga beragama Islam.


4) Status social Ekonomi
Tn “M” : Bekerja di sawah sendiri
Penghasilan perbulan : ± Rp1.000.000.
Ny “S” (Istri) : IRT
5) Aktifitas rekreasi keluarga
Kebanyakan waktu keluarga berada dirumah untuk
melakukan pekerjaan rumah sehari-hari. Bila ada waktu senggang
keluarga Tn “M" pergi rekreasi dan silaturrahim ketempat
keluarga yang lain.
6) Riwayat kesehatan keluarga 1 tahun terakhir :
a) Tn “M" (Suami/KK) : Tn “M” Megatakan dalam satu tahun
ini tidak pernah menderita penyakit seperti, Jantung, Anemia,
Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginjal, Asma,
Thipes, dll.
b) Ny “S” (Istri) : Ny “S” mengatakan dalam satu tahun ini tidak
pernah menderita penyakit seperti, Jantung, Anemia,
Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginja, Asma, Thipes,
dll
c) An “A” (Anak 1 ) : An “A” mengatakan dalam satu tahun ini
tidak pernah menderita penyakit seperti, Jantung, Anemia,
Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginja, Asma, Thipes,
dll
d) An “N” (Anak 2 ) : An “N” mengatakan dalam satu tahun ini
tidak pernah menderita penyakit seperti, Jantung, Anemia,
Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginjal, Asma,
Thipes,
2) Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Keluaraga Tn ”M” mempunyai istri yang sudah melahirkan dan
mempunyai 2 anak perempuan dan laki-laki berumur 23 tahun dan
1 minggu perkembangan dan pertumbuhan anaknya selalu
dipantau, jika sakit segera dibawa kepuskesmas.
30

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ada.


3. Keadaan Kesehatan Inti
a. Status Perkawinan
Tn “M” : Menikah 1 kali
Menikah Pada Usia : 27 tahun
Ny “S” : Menikah 1 kali
Menikah pada usia : 25 tahun.
An “A” : 23 tahun
An “N” : 1 minggu
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Ny ”S” mengatakan sudah melahirkan anak yang kedua Riwayat
penyakit keturunan.
Dari pihak keluarga tuan “M" dan Ny “S” tidak pernah
menderita penyakit yang mempengaruhi kesehatan seperti :
Jantung, DM, Hipertensi, Hepatitis , Anemia.
c. Penyakit yang diderita saat ini
Pada keluarga Tn “M” tidak ada yang menderita penyakit yang
mempengaruhi kesehatannya.
d. Keadaan gizi keluarga
Tn “A” Umur 50 tahun dengan tinggi badan 158 cm
BB 59 kg, dengan aktifitas sehari-hari bekerja
sebagai Petani, termasuk dalam status gizi
cukup.
Ny” S” Umur 45 tahun dengan TB 152 cm BB 60 kg
dengan aktifitas sebagai ibu rumah tangga
disamping itu ibu membantu suami
An “A” Umur 23 tahun dengan tinggi badan 160cm,
BB 49 kg, dengan aktifitas sehari-hari
bersekolah
An “N” Umur 1minggu dengan tinggi badan 52 cm, BB
4 kg,
31

e. Hubungan antar keluarga


Hubungan antar keluarga yaitu : Suami istri harmonis dan penuh
kasih sayang terlebih saat ini Ny “S" sudah melahirkan 2 anak
f. Pola hidup sehari-hari.
a) Kebiasaan tidur/istirahat.
Tn “M" Tidur siang 1 jam sedangkan tidur malam
mulai jam 22:00 wita — 04:30 wita..
Ny “S” Tidur siang kurang lebih 1-2 jam sedangkan
tidur malam mulai jam 21:00 wita — 04:30
wita.
An “A” Tidur siang kurang lebih 1-2 jam sedangkan
tidur malam mulai jam 21:00 wita — 05:00
wita
An “N” Tidur siang kurang lebih 1-2 jam sedangkan
tidur malam mulai jam 21:00 wita — 06:00
wita
b) Kebiasaan makan
Tn “M" Makan 2-3 kali sehari porsi 1 piring
rumah tangga, komposisi nasi, ikan,
tempt, tahu, ayam, daging , sayur yaitu
pagi, siang, malam. Minum 7-8 gelas
sehari (menu makan bervariasi)
Ny “S" Makan 2-3 kali sehari porsi 1 piring
rumah tangga komposisi yaitu, nasi, ikan
tempe, ayam, sayur yaitu, pagi, siang dan
malam. Minum 7-8 gelas sehari (menu
makan bervariasi)
An “A” Makan 2-3 kali sehari porsi 1 piring
rumah tangga komposisi yaitu, nasi, ikan
tempe, ayam, sayur yaitu, pagi, siang dan
malam. Minum 7-8 gelas sehari (menu
makan bervariasi)
32

An “N” Makan 2-3 kali sehari porsi Ondemend


asi

c) Cara pengolahan makanan


Memenuhi syarat kesehatan (sayur dicuci dan dipotong)
menu bervariasi dalam satu minggu
Keluarga Tn “M” mengkonsumsi garam beryodium.
d) Cara penyajian makanan keluarga
Makanan disajikan ketika beberapa saat setelah dimasak ,dan
keluarga Tn “M” selalu makan bersama Istri
e) Cara penyimpanan makanan atau mengamankan makanan
dari pencemaran, makanan diletakkan didalam lemari dan
ditutup dengan penutup nasi.
f) Kebiasaan mencuci tangan
Keluarga Tn “M” selalu mencuci tangan sebelum makan dan
mencuci tangan setelah BAB/BAK.
g) Makanan pantangan dalam keluarga : Tidak ada
h) Kebiasaan minum keluaraga : Air yang digunakan air sumur.
i) Kebersihan diri
Tn “M"(Suami) Umur 50 tahun Personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari
Gosok gigi 2 kali sehari
Ganti Pakaian 1 kali sehari
Keramas 2-3 kali seminggu
Potong kuku 1 kali seminggu

Ny. “S” ( istri) umur 45 tahun (istri) Personal Hygiene


Mandi 2 kali sehari
Gosok gigi 2 kali sehari
Ganti Pakaian 1 kali sehari
Keramas 2 -3 kali seminggu
33

Potong kuku 1 kali seminggu

An “A” (ADITYA) umur 23 tahun personal hygiene

Mandi 2 kali sehari


Gosok gigi 2 kali sehari
Ganti Pakaian 1 kali sehari
Keramas 2 -3 kali seminggu
Potong kuku 1 kali seminggu

An “N” (Nisa) umur minggu personal hygiene

Mandi 2 kali sehari


Gosok gigi 2 kali sehari
Ganti Pakaian 1 kali sehari
Potong kuku 1 kali seminggu

j) Pola Eliminasi
Tn “M” ( KK)
BAB
Frekuensi 1-2 kali sehari
Konsistensi Padat
Warna Kuning
Keluhan Tidak ada

BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada

ADITYA(Anak)
34

BAB
Frekuensi 1 kali sehari
Konsistensi Lembek
Warna Kuning
Keluhan Tidak ada

BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada

Nisa (Anak)
BAB
Frekuensi 1 kali sehari
Konsiste5TPnsi Lembek
Warna Kuning
Keluhan Tidak ada

BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada

k) Penggunaan waktu senggang


Tn “M” Digunakan untuk nonton TV dan
mengobrol dengan tetangga.
Ny “S” Digunakan untuk istirahat, ngobrol
dengan tetangga
An “A” Digunakan untuk istirahat, belajar,dan
bermain.
An “N” Digunakan untuk istirahat, minum asi
35

l) Kegiatan sosial di masyarakat


a. Kepala keluarga mempunyai kedudukan sebagai kepala
rumah tangga
b. Partisipasi anggota keluarga dalam kemasyarakataan,
suami aktif dalam kegiatan, seperti gotong royong dan
aktif dalam keagamaan
c. Hubungan anggota keluarga dan masyarakat baik
m) Kesehata jiwa, psikologi dan spiritual
a. Pemenuhan kebutuhan jiwa
(1) Pemenuhan rasa nyaman : Ya
(2) Perasaan bangga atau senang : Ada
(3) Semangat untuk maju : Ada
b. Pemenuhan status sosial
1) Perasaan di layani :Ada
2) Perasaan benci : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan mental dan keluarga
1) Tn “S” (KK), Ny “F” (Istri), An “A, N” tidak pernah
rawat inap di puskesmas atau rumah sakit ( opname.)
2) Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
gangguan mental
3) Tidak ada penampilan atau tingkah laku yang buruk
pada keluarga
d. Riwayat spiritual anggota keluarga
Suami istri beragama islam dan taat menjalankan ibadah.
e. Tanggapan keluarga tentang pelayanan kesehatan
1) Jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu
keluarga dan mengatasi masalah kesehatan adalah
perawat /bidan
2) Bentuk pelayanan yang dibutuhkan adalah fasilitas
kesehatan yang dekat dan berkualitas.
3) Tanggapan keluarga terhadaap petugas kesehatan,
baik.
36

4) Keluarga merasa perlu mendapatkan penyuluhan


kesehatan baik secara individu maupun kelompok.
5) Kunjungan petugas kesehatan kerumah pernah
dilakukan
f. Persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah
Keluarga mengetahui masalah kesehatan yang
dihadapi dan pernah memeriksakan diri
kebidan/perawat.
3) Data Lingkungan
Kesehatan Lingkungan Keluarga: halaman rumah bersih tidak
ada kandang hewan atau binatang peliharaan.
1. Denah Rumah
a d c
e f

Keterangan :
a. Kamar tidur
b. Kamar tidur
c. Ruang tidur
d. Ruang tamu
e. Dapur
f. Kamar mandi
2. Sumber air
a. Sumber air yang digunakan air sumur
b. Penggunaan air minum air sudah di masak
c. Tempat penyimpanan air ember/ gentong
d. Jarak sumber air dengan pembuangan jamban jauh
e. Kualitas air baik tidak berbau tidak berasa.
3. Tempat pembuangan sampah
37

a. Saluran pembuangan limbah : Ada


b. Jamban/WC : Ada
4. Karateristik tetangga dan komunitasnya
Hubungan Tn “M” dengan anggota keluarga dalam lingkungan
sekitar cukup baik . Bahasa yang di gunakan sehari-hari dalam
berkomunikasi yaitu : Bahasa sasak, sedangkan sarana yang dimiliki
Tn “M” adalah HP dan motor
Istri berada dirumah dan suami mencari nafkah atau bekerja
sebagai buruh disebuah mesin huller . Keluarga Tn ”M” sekali
setahun pergi rekreasi dan berkunjung kerumah keluarga.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Suami mengikuti perkumpulan bapak-bapak dimasjid dan ibu
dirumah, dan interaksi dengan masyarakat baik.
6. Sistem pendukung
Disekitar rumah tidak terdapat gardu listrik atau pemancar
telpon tetapi hanya ada saluran listrik.
Kesehatan Lingkungan Keluarga: halaman rumah bersih tidak
ada kandang hewan atau binatang peliharaan.
Hubungan Tn “M” dengan anggota keluarga dalam lingkungan
sekitar cukup baik . Bahasa yang di gunakan sehari-hari dalam
berkomunikasi yaitu : Bahasa sasak. Sedangkan sarana yang
dimiliki Tn “M” adalah HP dan motor
Istri berada dirumah dan suami mencari nafkah atau bekerja
sebagai buruh huller keliling Tn ”M" sekali setahun pergi rekreasi
dan berkunjung kerumah keluarga.
4) Sturktur Keluarga
1. Struktur peran (formal dan informal)
Tn “M” sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai
buruh keliling dan pengambil keputusan adalah suami, Ny ”M”
ibu rumah tangga, kadang —kadang membantu suami bekerja,
serta mengurus keluarga
2. Nilai atau norma keluarga
38

Keluarga Tn “M” memeluk agama islam dan setiap hari


menjalankan ibadah. Jenis pelayanan kesehatan yang paling
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan adalah
keperawat.
3. Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga Tn “M” pengambilan keputusan
dilakukan oleh suami dan dalam memecahkan suatu masalah
dilakukan secara musyawarah berdua dengan istri.
4. Stuktur kekuatan keluarga
Keluarga belum terlalu mengerti masalah kesehatan yang
dihadapi dan jarang memeriksakan diri ke bidan dan apabila
dalam keluarga ada yang sakit jarang keluarga membawa ke
bidan/ tenaga kesehatan.
5) Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn “M” kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh
suami yang bekerja sebagai buruh keliling, pemanfaatan
penghasilan adalah untuk membeli kebutuhan bahan pokok
rumah tangga. Fungsi mendapatkan status sosial yaitu:
a. Kepala keluarga tidak mempunyai kedudukan dalam
masyarakat
b. Partisipasi anggota keluarga dalam kemasyarakatan, suami
istri aktif dalam kegiatan kemasyarakatan
c. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat baik.
2. Fungsi pendidikan
Suami istri bertanggung jawab terhadap kerukunan
rumah tangga, dalam keluarga, Tn “M" berhak menyekolahkan
anak-anaknya hingga jenjang pendidikan lebih tinggi.
3. Fungsi sosialisasi
Hubungan dengan anggota keluarga dan masyarakat
sekitar terjalin baik. Apabila dalam anggota keluarga khususnya
istri melakukan kesalahan diberikan peneguran secara baik,
39

dengan cara Tn “M” mengajak istri mengobrol berdua, dan


disela waktu Tn “M" bersendaugurau agar suasana tidak terlalu
tegang.
4. Fungsi pemenuhan (perawat/ pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga Tn
“M” saat ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan sungsang
b. Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Apabila dalam keluarga ada yang mengalami sakit
maka Tn “M" pergi ke puskesmas muncan untuk berobat
c. Kemampuan merawat anggota keluarga
Tn“M” membawa anggota keluarga yang sakit
kepelayanan kesehatan atau perawat terdekat.
d. Kemampuan keluarga memelihara /modifikasi lingkungan
rumah yang sehat.
Yang mengurus rumah adalah Tn “M” dan Ny“S”
bertugas menjaga kesehatan keluarga dan memelihara
lingkungan sekitar yang mana dilakukan secara bersama-
sama, sehingga tercipta lingkungann yang bersih dan
nyaman.
5. Fungsi religious
Suami istri kadang-kadang melakukan solat berjamaah
bersama, dan mengaji alqur,an.
6. Fungsi rekreasi
Tn “M" dan Ny “S" satu kali setaun pergi rekreasi
bersama keluarga dan mengunjungi keluarga yang lain.
7. Fungsi efektif
Seluruh anggota keluarga saling melindungi, saling
menyayangi dan menjaga ketentraman dan keamanan dalam
keluarga.
6) Strees dan Koping Keluarga
40

Setiap permasalahan yaitu masalah ekonomi, dan masalah


yang terjadi dalam keluarga dapat diselesaikan dengan baik, dengan
cara musyawarah bersama dengan anggota keluarga.
7) Pemeriksaan Kesehatan tiap individu anggota keluarga.
a. Tn “M'” ( Suami) Umur 50 Thn
1. Data Subyektif
Tn “M” : Mengatakan tidak mengeluh apa-
apa.
2. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
Tanda-tanda vital.
TD : 120/80 mmhg.
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 20x/menit
3. Status Present
1) Kepala.
Inspeksi : Distribusi merata, warna hitam, rapi,
rambut bersih, tidak ada ketombe
Palpasi : Rambut tidak rontok. Tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
2) Wajah
Inspeksi : Bersih,tidak pucat
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
mandibularis, dan maksilaris.
3) Mata
Inspeksi : Seklera mata tidak icterus
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
Konjungtiva tidak pucat
41

4) Mulut
Inspeksi : Tidak pucat, bibir lembab,
pucat/berdarah, tidak ada caries/gigi
berlubang.
5) Telinga : Simetris. Tidak ada serumen, tidak
ada secret.
6) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan
limpe, tidak ada bendungan vena
jogularis
7) Dada : Simetris, pernafasan normal
8) Abdomen : Tidal ada bekas operesi
9) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
10) Ekstremitas : Oedema tidak ada pada meta karsal,
Atas kuku jari tidak pucat.
11)Oedema
Ekstremitas
tidak ada
: pada
Tidak
tibia,adameta
odema,tidak
karpal,ada kuku
nyeri
tidak
Bawah
pucat, gerakantekan
aktif dan tidak ada varises
b. Ny “A” (Anak) Umur 23 Thn
1. Data Subyektif
Ny “A” : Mengatakan tidak mengeluh apa-apa.
2. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
Tanda-tanda vital.
TD : 100/70 mmhg.
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 20x/menit
3. Status Present
a. Kepala.
42

Inspeksi : Distribusi merata, warna hitam, rapi,


rambut bersih, tidak ada ketombe
Palpasi : Rambut tidak rontok. Tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
b. Wajah
Inspeksi : Bersih, tidak pucat
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
mandibularis, dan maksilaris.

c. Mata
Inspeksi : Seklera mata tidak icterus
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
Konjungtiva tidak pucat
d. Mulut
Inspeksi : Tidak pucat, bibir lembab,
pucat/berdarah, tidak ada caries/gigi
berlubang.
5) Telinga : Simetris. Tidak ada serumen, tidak ada
secret.
6) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan
limpe, tidak ada bendungan vena
jogularis
7) Dada : Simetris, pernafasan normal
8)Abdomen : Tidal ada bekas operesi
9) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
10)Ekstremitas Oedema tidak ada pada meta karsal,
: Atas kuku jari tidak pucat.
Oedema
11)Ekstremitas
tidak ada pada
Oedema
tibia,tidak
metaada, kuku
karpal,
tidak pucat,
kuku
tidapucat,
: bawah
gerakan jari
aktiflengkap
c. Ny “N” (Anak) Umur 5 Thn
1. Data Subyektif
43

Ny “N” : Mengatakan tidak mengeluh apa-apa.


2. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
Tanda-tanda vital.
Nadi : 130x/menit
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 40x/menit
3. Status Present
a. Kepala.
Inspeksi : Distribusi merata, warna hitam,
keriting, rapi, rambut bersih, tidak ada
ketombe
Palpasi : Rambut tidak rontok. Tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
b. Wajah
Inspeksi : Bersih, tidak pucat
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
mandibularis, dan maksilaris.
c. Mata
Inspeksi : Seklera mata tidak icterus
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
Konjungtiva tidak pucat
d. Mulut
Inspeksi : Tidak pucat, bibir lembab,
pucat/berdarah, tidak ada caries/gigi
berlubang.
5) Telinga : Simetris. Tidak ada serumen, tidak ada
secret.
44

6) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan


limpe, tidak ada bendungan vena
jogularis
7) Dada : Simetris, pernafasan normal
8)Abdomen : Tidal ada bekas operesi
9) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
10)Ekstremitas Oedema tidak ada pada meta karsal,
: Atas kuku jari tidak pucat.
Oedema
11)Ekstremitas
tidak ada pada
Oedema
tibia,tidak
metaada, kuku
karpal,
tidak pucat,
kuku
tidapucat,
: bawah
gerakan jari
aktiflengkap

PENGKAJIAN INDIVIDU YANG DIBINA

1. Pengkajian Data Tanggal: 18-07-2023


A. Data Subyektif
Nama Ibu NY “S”
Umur 45 thn
Agama Islam
Suku/Bangsa Sasak/Indonesia
Pekerjaan IRT
Alamat Olor agung

1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Riwayat menstruasi
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lama : 7-8 hari
d) Teratur : Ya
e) Sifat darah : Merah segar
f) Keluhan : Tidak ada
a. .
45

3. Riwayat kebutuhan biologis


a. Respon suami dan keluarga terhadap persalinan :
Tn “M" (suami) : Tn“M" sangat senang dengan kehamilan
b. Dukungan suami/keluarga terhadap persalinan: Tn “M" (suami) dan
keluarga mendukung ibu dengan membantu mengerjakan pekerjaan
ibu sehari-hari dan mengantar ibu untuk kepolindes/posyandu
4. Riwayat KB: KB suntik 3 bulan
5. Pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Makan Sebelum hamil Saat hamil
Frekuaensi 3.x/hari 3-4 x/ hari

Porsi 1 piring 1 piring


Jenis Nasi, ikan, sayur, tahu, nasi,ikan, ayam,
tempe, tempe.kacang-
kacangan ,sayur
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada

Minum
Frekuensi 6-7 x/ hari 7-8 x/hari
Porsi 1 gelas 1 gelas
Jenis Air putih + the Air putih + teh

Pantangan Tidak ada Tidak ada

b) Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi 1-2 kali 1-2 x/hari
Warna Kuning Kuning
Konstitensi Padat Padat
Keluhan Tidak ada Tidak ada
46

BAK
Frekuensi 5-6 kali 6-7 x/ hari
Konstitensi Cair Cair
Warna Kuning jernih Kuning jernih

c) Pola Istirahat
Tidur siang
Lama 1-2 jam 1-2 jam.
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Tidur Malam
Lama 7 jam 6-7 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada

B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
BB sebelum hamil : 61 kg
BB setelah hamil : 69 kg (kenaikan BB 8 kg)
TB : 152 cm
Lila : 29 cm
2) Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmhg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu : 36,5ºC
3) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan wajah.
Rambut
Inspeksi : Distribusi merata, warna hitam, rapi, rambut
bersih, tidak ada ketombe
47

Palpasi : Rambut tidak rontok. Tidak ada ketombe,


tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
b. Wajah
Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada closma gravidarum
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
mandibularis, dan maksilaris.

c. Mata
Inspeksi : Sklera mata tidak icterus konjungtiva tidak
pucat
Palpasi : Tidak dilakukan

d. Mulut Tidak pucat, bibir lembab, gusi tidak


: pucat/berdarah, tidak ada caries/ berlubang..
e. Telinga : Simetris. Tidak ada serumen, tidak ada secret.
f. Leher
Inspeksi
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada bendungan
Palpasi
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar lymfe : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada bendungan
g) Payudara
Inspeksi : Bentuk ukuran simetris, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi pada areola mammae. Tidak
ada retraksi/dimpling
Palpasi : Tidak ada benjolan/massa. Tidak ada nyeri
tekan,
h) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas operasi,
48

i) Genetalia
Inspeksi : Tidak terkaji

j) Ekstremitas : Oedema tidak ada pada meta karsal kuku jari


atas tidak pucat.
k) Ekstremitas : Oedema tidak ada pada tibia, meta karpal,
bawah kuku tidak pucat, varises tidak ada, reflek
patella +/+
4) Pemeriksaan Penunjang
HB : 13,4 gr%
GOLDA : A
Protein urine : Negatif
Sivilis : Negatif
HIV : Negatif

2. Interpretasi Diagnosa Masalah Dan Kebutuhan


A. Diagnosa : P2A0H2 dengan post partum 1 minggu dengan puting susu
lecet
a) Dasar Subyektif
a) Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya
b) Ibu mengatakan bayinya perempuan
c) Ibu mengatakan putting susunya lecet
b) Obyektif
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
c. Tanda-tanda Vital :TD 110/70 mmhg, Nadi 80x/menit, Suhu
36,ºC R 20x/menit
B. Masalah .
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan putting susunya lecet
C. Kebutuhan
1. Beri motivasi tentang kecemasan ibu
2. Menjelaskan tenang tekhnik menyusui
49

3. Identifikasi Diagnosa Potensial


Pada ibu terjadi lecet putting susu
Pada bayi bisa kurang minum asi
4. Kebutuhan Tindakan Segera
a. Mandiri : pendidikan kesehatan tetang posisib dan tekhnik menyusui
b. Kolaborasi : tidak ada
c. Rujukan : Tidak ada
5. Prencanaan
Tanggal 18-07-2023 Jam 09:00 wita
a. Beritau ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Beri ibu motivasi agar tidak terlalu cemas dengan keadaanya
c. Anjurkan ibu untuk memahami tehknik menyusui
d. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
e. Beri KIE tentang gizi ibu nifas
Tanggal 18-03-2022 Jam 09:05 wita
a. Memberitau ibu hasil pemeriksaan
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD 110/70 mmhg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,ºC R
20x/menit
6. Evaluasi
Tanggal 18-03-2022 Jam 09:30 wita
a. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan
b. Ibu mengatakan masih merasakan cemas
c. Ibu sudah bisa dan bersedia melakukan tehknik menyusui yang benar
d. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
e. Ibu sudah mengerti tentang gizi ibu nifas
50

DATA PERKEMBANGAN I
(DOKUMENTASI SOAP)
Tanggal 18 juli 2023 Jam 16:00 wita
S: Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan cepat lelah saat beraktifitas
2. Ibu mengatakan sudah melakukan posisi menyusui yang benar
3. Ibu mengatakan sudah melakukan posisi menyusui yang benar
4. Ibu mengatakan merasakan sedikit pusing
5. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan sesuai petunjuk
O: Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Komposmetis
3. Vital Sign: TD: 110/70 mmhg, N: 80 x/menit, S: 36.5 ºC, R: 20 x/menit
A: Assesment
Ny “S” P2A0H2 umur 45 tahun dengan putting susu lecet
P: Planning dan Penatalaksanaan
Tanggal 18 juli 2023 Jam 16:05 wita
1. Beritau ibu hasil pemeriksaan.
Memberitau ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya baik
2. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan tehnik menyusui yang benar
3. Berikan ibu motivasi agar tidak terlalu cemas
Memotivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan putting susu yang lecet
4. Anjurkan ibu untuk tetap minum obat yang sudah di berikan
Menganjurkan ibu untuk tetap meminum obat yang sudah diberikan yaitu,
kalk 500 mg 10 tablet 1x1 sehari, tablet Fe 60 mg 10 tablet 1x1 sehari dan
Vit C 1000 mg 1x1 pada malam hari sebelum tidur
5. Beritau ibu bahwa akan dilakukan kunjangan ulang Memberitau ibu bahwa
akan dilakukan kunjungan ulang
Evaluasi
Tanggal 18 juli 2023 Jam 16:30 wita
1. Ibu mengatakan sudah mengerti dengan putting susu lecet
2. Ibu bersedia melakukan tehnik menyusui yang benar
51

3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi setelah mendapatkan penjelasan dari
bidan dan dokter
4. Ibu bersedia untuk tetap minum obat
5. Ibu sudah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan ulang
DATA PERKEMBANGAN II
(DOKUMENTASI SOAP)

Tanggal 21 juli 2023 Jam 09:00 wita


S: Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan cepat lelah saat beraktifitas
2. Ibu mengatakan sudah melakukan posisi menyusui yang benar
3. Ibu mengatakan merasakan sedikit pusing
4. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan sesuai petunjuk
O: Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Komposmetis
3. Vital Sign: TD: 110/70 mmhg, N: 80 x/menit, S: 36.5 ºC, R: 20 x/menit
A: Assesment
Ny “S” P2A0H2 umur 45 tahun, dengan post partum
P: Planning dan Penatalaksanaan
Tanggal 21 juli 2023 Jam 09:05 wita
1. Beritau ibu hasil pemeriksaan
Memberitau ibu hasil pemeriksaan
2. Beri informasi pada ibu posisi menyusui yang benar
3. Berikan ibu terapi obat
Memberikan ibu terapi obat yaitu, kalk 500 mg 10 tablet 1x1 sehari, tablet
Fe 60 mg 10 tablet 1x1 sehari dan Vit C 1000 mg 1x1 pada malam hari
sebelum tidur

Evaluasi
Tanggal 24 April 2022 Jam 09:30 wita
52

1. Ibu sudah mengetahui bahwa kehamilannya sudah kembali normal dimana


kepala sudah berada dibawah
2. Posisi menyusui yang benar sudah berhasil dilakukan
3. Ibu bersedia untuk tetap meminum obat
53

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas NY "S" umur
45 tahun dengan puting susu lecet. Pembahasaan ini disusun dengan pendekatan
manajment kebidanan menurut varney yang terdiri dari 7 langkah dan SOAP antara
lain:
1. IDENTIFIKASI DATA DASAR
Data yang diambil oleh mahasiswi DIII Kebidanan Universitas Qamarul
Huda Bagu dilakukan secara terfokus pada masalah yang dialami NY "S"
sehingga intervensi yang dilakukan dapat terfokus pada masalah yang diangkat
dimana NY "S" dan keluarga serta bidan yang ada di Desa Labulia Kabupaten
Lombok Tengah dapat memberikan informasi secara terbuka sehingga
mempermudah dalam pengambilan data
2. INTERPRETASI DATA DASAR
Berdasarkan konsep dasar bahwa dalam menegakkan diagnosa harus
berdasarkan anamnese, pemeriksaan fisik, dan dignostik penunjang
(Laboratorium). Diagnosa lebih sering di identifikasi oleh bidan dan di
fokuskan pada apa yang dialami oleh klien, sedangkan masalah lebih sering
dihubungkan dengan bagaimana klien menguraikan apa yang dia rasakan. Dari
hasil pengumpulan data NY "S" mahasiswi dapat mengidentifikasikan diagnosa
masalah yaitu P2A0H2 dengan puting susu lecet, yang dilakukan dari hasil
pemeriksaan subyektif dan objektif
Pada tahap ini mahasiswi tidak menemukan kesenjangan yang berarti
antara teori dengan kenyataan dilapangan, dimana dapat di lihat dari gejala dan
tanda yang didapatkan pada NY "" memiliki persamaan dengan gejala dan tanda
pada landasan teori.
3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Berdasarkan data yang diproleh dari pengkajian adalah tidak ditemukan
adanya kesenjangan/perbedaan antara masalah potensial yang terdapat
dilandasan teori dan masalah potensial yang ditemukan pada khasus. Adapun
masalah potensial yang dapat terjadi pada ibu dengan kehamilan letak sunsang
54

4. TINDAKAN SEGERA
Dalam masalah ini mahasiswi memberi KIE tentang tekhnik menyusui
yang benar.
5. RENCANA ASUHAN MENYELURUH
Pada tinjauan manajemen kebidanan, perencanaan adalah proses
penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang
didapat dan antisifasi diagnosa/masalah potensial yang mungkin terjadi,
perencanaan tindakan harus berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan kreteria
keberhasilan yang telah didapatkan. Rencana asuhan yang diberikan kepada NY
"S" adalah memberikan KIE tentang Teknik menyusui yang benar.
6. PELAKSANAAN TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Pada tinjauan manajemen kebidanan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana tindakan yang selalu berorientasi pada rencana tindakan dengan
mengadakan kerjasama antara petugas kesehatan lain dan atas persetujuan
klien.
Dalam tahap ini mahasiswi tidak menemukan hambatan atau masalah yang
berarti karna seleruh tindakan sudah berorientasi pada kebutuhan klien,
sehingga tujuan dapat tercapai. Hal ini ditunjang pula oleh klien yang
komperatif dalam menerima semua sasaran.
7. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
Dimana evalusi merupakan langkah terakhir dalam prores majemen
kebidanan dimana tahap ini untuk menilai adanya kemajuan dan keberhasilan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien. Evaluasi mahasiswa tidak
menemukan permasalahan atau kesenjangan. Evaluasi dari asuhan yang telah
diberikan menunjukkan adanya kemajuan yang dapat dilihat dari semula puting
susu lecet mwnjadi tidak.
55

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penerapan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn
”M” khususnya Ny ”S” tentang Kehamilan putting susu lecet, mahasiswa dapat
menjelaskan dengan jelas tentang penanganan putting susu lecet dengan posisi
yang benar dan tehnik menyususi yang benar.
1. Dengan menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn "M"
khususnya Ny ”S” merupakan cara efektif untuk meningkatkan
pemahaman terhadap permasalahan dan kebutuhan selama masa
menyusui.
2. Ny ”S”dapat mengurangi resiko terhadap putting susu lecet
B. Saran
1. Untuk instensi pendidikan
Untuk masa yang akan datang perlu di kaji ulang mengenai konsep
pelayanan yang akan diberikan oleh mahasiswa kepada masyarakat
sehingga dapat memberikan pelayanan dan identifikasi masalah lebih
sfesipik/khusus mengenai masalah kebidanan dan memberikan waktu yang
lebih panjang lagi utuk mahasiswa agar bisa melalukan asuhan.
2. Untuk lembaga kesehatan
Petugas kesehatan harus banyak lagi mengkaji dan mengidentifikasi
permasalahan yang di hadapi masalah khususnya bagi ibu dan remaja
sehingga penyuluhan dapat dilakukan sebagai salah satu prevetitif terdapat
masalah yang akan di hadapi masyarakat
3. Untuk mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan
kebidanan komunitas di masyarakat, menambah pelajaran yang lebih luas
lagi tentang asuhan kebidanan komunitas pada ibu dengan kehamilan
sungsang
56

Semoga laporan ini sebagai lahan rujukan bagi kita semua bahwa
pelayanan kebidanan komunitas sangat penting bagi kesehatan ibu dan
masyarakat.
57

DAFTAR FUSTAKA

Aslamiah, S., dkk. (2021). Pengaruh Pemijatan Payu Darah Terhadap


Peningkatan Produksi ASSI Pada Ibu Nifas. Jurna Ilmiah Ilmu
Kesehatan.

Manna, S. K., (2020). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Putting
Susu lecet Di PMB Giovani. Universitas AUFA Royhan.
Padangsidimpuan.
58

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Diagnosa kebidanan: Ny “S’’ umur 45 thn dengan Putting susu lecet


Topic utama : Kehamilan Letak Sungsang
Sasaran : Ny “S’’
Tanggal pelaksanaan: 21 jui 2023
Tempat : Dusun olor agung Desa Labulia Kecamatan Jonggat
Kabupaten Lombok Tengah
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah ibu diberikan penjelasan tentang tehnik menyusui ang benar ibu merasa
terbantu
2. TIK (Tujuan Instruksioal Khusus)
Setelah diberikan penjelasan ibu mengerti dengan putting susu lecet ibu lngsung
memeragakan tehnik menyusui yang benar
59

LAMPIRAN I
KEGIATAN PENYULUHAN

Uraian Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Mahasiswa Klien

1 Pembukaan 10 menit 1 Mengucapkan salam 1 Menjawab salam


2 Memperkenalkan diri 2 Mendengarkan dan
3 Menyampaikan topik-topik Memperhatikan
yang akan dijelaskan
2 Kegiatan inti 30 menit 1 Menjelaskan materi 1 Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan teratur : 2 Bertanya
1 Konsep dasar letak 3 Mendengarkan
sungsang
2 Posisi knee chest
2 Memberi kesempatan kepada
ibu untuk bertanya
3 Menjawab pertanyaan ibu
3 Penutup 10 5 Menit 1 Membuat kesimpulan 1 Mendengarkan
2 Mengadakan evaluasi secara 2 Memberikan
lisan pendapat
3 Mengucapkan salam 3 Menjawab salam

I. MEDIA
1. Lampiran
II. EVALUASI :
1. Ibu mengetahui tentang konsep tehnik menyusui yang benar
2. Ibu mengetahui tentang penatalaksanaan menyusui dengan tahnik atau
posisi menyusui yang benar.
60

LAMPIRAN II
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai