Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ratih Putriningsih

Nim : 182161012

Mata Kuliah : Hukum Paten dan Merek

1. Karena hasil kreativitas manusia bersifat individu, oleh karenanya perlindungan diberikan
kepada yang bersangkutan. Namun hokum juga memberikan jaminan tetap terpeliharannya
kepetingan masyarakat. Oleh Karena itu untuk membatasi penonjolan hak individu, hokum
memberikan pembatasannya.
2. Konsekuensi yuridisnya, Indonesia harus melakukan langkah-langkah penyesuaian dalam
membangun sistem kekayaan intelektual, yaitu:
a. Merevisi atau mengubah peraturan yang telah ada,
b. Mempersiapkan peraturan baru bidang HaKI,
c. Memperluas ruang lingkup sistem HaKI dari hanya hak cipta, paten dan merek ; ditambah
dengan indiakasi geografis, desain industry rahasia dagang dan desain tata letak sirkuit
terpadu,
d. Mensosialisasikan HaKI,
e. Meningkatan kerjasama bidang HaKI dengan pihak luar,
f. Penegakan hokum di bidang HaKI.
Pentingnya perlindungan hak cipta karena adanya penghormatan atas hak manusia sebagai
mahluk berakal.
Perlindungan ini selain untuk kesejahteraan penciptanya, juga meningkatkan kesejahteraan
bangsa dan negara.
Permasalahan :

 Indonesia sbg suatu negara berkembang tdk dpt menghindar dari pengaruh
dunia luar. Hal ini dpt dilihat dalam penjelasan umum lahirnya UU hak cipta.
Dimana dengan meratifikasi perjanjian HaKi internasional, kita harus mengikuti
aturan yg ditetapkan dunia internasional. 🡪 Dilihat dari politik hukum, lahirnya UU
hak cipta didominasi kepentingan asing. Proses pembentukannya tidak lg bottom
up melainkan top down

 Indonesia merupakan negara agraris, masyarakatnya komunal. Lebih


mementingkan kebersamaan daripada individual. Melindungi kepentingan
komunal adalah cara utk mempertahankan kegotongroyongan dan keharmonisan
antar warga masyarakat.
Akibatnya :

UU dalam HaKI, khususnya Hak cipta dalam prakteknya ada kesulitan,


karena :
a. terbitnya UU hak cipta tidak sesuai dg pola pikir masyarakat (tidak sesuai
dengan the living law)
b. terbentuk akibat desakan asing
c. kurang pahamnya masyarakat akan konsep perlindungan HaKI.
Menyebabkan belum merasa membutuhkan
d. pembentukan melalui proses top down.
3. HaKI pada prinsipnya merupakan hak kebendaan yang memiliki nilai ekonomis. Memiliki nilai
ekonomis, dalam perspektif komersial berarti dapat dialihkan, diperjualbelikan maupun
disewakan.

Jawaban Kasus :
1. Tidak, karena ketika seseorang meninggal dunia, ada kekayan yang ditinggalkan yang biasanya
disebut dengan warisan. Begitu pula halnya dengan hak cipta, ketika pencipta meninggal dunia maka
ada ciptaan yang ditinggalkan. Ciptaan milik pencipta akan tetap dilindungi selama 70 tahun setelah
pencipta meninggal dunia dan Hak atas Ciptaannya ini akan beralih.
Berdasarkan Pasal 16 UU Hak Cipta dinyatakan bahwa Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh
maupun sebagian karena:

 pewarisan;
 hibah;
 wakaf;
 wasiat;
 perjanjian tertulis; atau
 sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Iya dapat beralih, Jika Rini adalah ahli warisnya secara keseluruhan sesuai peraturan perundang –
undangan tentang kewarisan di Indonesia atau kepada ahli waris berdasarkan wasiat (apabila ada
wasiat). Akantetapi yang beralih hanyalah Hak Ekonomi atas ciptaannya saja sedangkan hak moral
tetap melekat ke pencipta. Sehingga meskipun pencipta meninggal dunia dan hak ekonominya telah
beralih, akan tetapi nama pencipta sebagai pemilik hak moral tetap harus dicantumkan, dan para ahli
waris tidak memiliki hak untuk mengubah judul ciptaan atau memodifikasi ciptaan dan segala
perbuatan yang melekat pada hak moral pencipta.

Anda mungkin juga menyukai