Anda di halaman 1dari 8

Pulau Ternate, Kota

Dagang & Titik Temu


Pedagang Nusantara
dan Asing
Kelompok 1
1
Anggota
Kelompok :

AISYAH TAHIRA ALIFKA BAGAS

AL FATAH AHMAD ALYA DWI


RAFLY
2
3

Kota ini pernah tercatat sebagai kota dagang termasyur di


dunia sekitar abad ke-13. Pada masa lalu, kota ini lekat pula
dengan sejarah Kesultanan Ternate. Selain menjadi pusat
Sejarah Kota peradaban Islam, Kota Ternate juga menjadi pusat
Ternate yang perdagangan di Maluku Utara. Pulau Ternate merupakan
Kaya Rempah salah satu sentra produsen rempah yang berhasil memikat
para penjelajah Barat untuk bertandang. Termasuk ke
dalam bagian wilayah Maluku, kekhasan Pulau Ternate
ditandai dengan adanya gunung berapi dengan ketinggian
sekitar 1000 meter di atas permukaan laut.
Titik Temu
Perdagangan
Pada masa pimpinan Kolano Sida Arif Malano
pada tahun 1317 sampai tahun 1331, sebelum
masuknya pengaruh Islam. Di masa inilah,
Ternate mulai membuka diri sebagai bandar
4 utama perdagangan di wilayah Maluku. Para
pedagang dari mancanegara dan kawasan lain di
Nusantara kemudian mulai berdatangan ke
tanah Ternate, seperti pedagang-pedagang Cina,
Arab, dan Gujarat, hingga Jawa, Maluku, dan
Makassar.
Perjalanan Ternate
di bawah Pimpinan : 5
Kolano Sida Arif Malano
Di masa inilah akhirnya para pedagang dari
mancanegara dan kawasan lain di Nusantara kemudian
mulai berdatangan ke tanah Ternate untuk berdagang

Para pedagang akhirnya mulai menetap dan membuka


pos-pos niaga. Situasi yang menguntungkan bagi Ternate
ini lalu direspons cepat oleh Kolano Sida Arif Malamo
dengan mendirikan pasar untuk mempertemukan para
pedagang asing dan Nusantara. Bahkan, dalam
perkembangannya, Ternate sempat menjadi kota dagang
dengan fasilitas menarik
Abad 13-14
Perjalanan Ternate
di bawah Pimpinan : 6
Sultan Bayunnulah
Setelah pengaruh Islam masuk di bawah kepemimpinan
Sultan Bayunnulah, sultan Ternate kedua, eksistensi
Ternate sebagai pulau penghasil rempah juga ditandai
dengan kedatangan bangsa Portugis, dengan tujuan
utamanya, yaitu untuk mencari rempah cengkeh.

Untuk mendapatkan cengkeh di Ternate, para pedagang


dari Banda acapkali bersaing dengan orang-orang
Portugis, meski persaingan sering kali dimenangkan oleh
pedagang Banda. Portugis kemudian berhenti mencari
cengkeh dari Ternate dan mengalihkan pembeliannya ke
Abad 15 Tidore yang awalnya berada di bawah pengaruh Spanyol.
Kota
Rempah Maluku Utara merupakan penghasil cengkih
utama di Indonesia. Wilayah-wilayah yang
merupakan penghasil cengkih terbesar di
Maluku Utara adalah Ternate. Karena itulah
Maluku Utara dijuluki sebagai Kota Rempah
(The Spicy Island).

Melalui rempah cengkeh, Ternate menjadi


jalur perdagangan rempah terpenting di
Nusantara bagian timur kala itu. Hingga kini,
jejak-jejak perdagangan di masa lampau
masih bisa ditemui melalui situs-situs
pertahanan, seperti Benteng Oranje, Masjid
7 Sultan Ternate, dan Benteng Kalamata.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai