Tugas Estetika Cindy
Tugas Estetika Cindy
TUGAS ESTETIKA
DISUSUN OLEH :
16.321.0050
JOMBANG
2020
Kata pengantar
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga penulis
ucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Ruliati, SST.,M.Kes. yang turut membimbing sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah di tentukan.
Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Makalah ini saya
buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang Perawatan Kaki
Diabetikum dengan harapan agar para pembaca bisa lebih memperdalam pengetahuan
tentang perawatan kaki diabetikum. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
estetika. Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis telah berusaha dengan segala daya dan
upaya guna menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Kesimpulan..............................................................................................................20
2. Saran.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus salah satu dari berbagai penyakit yang mengancam hidup banyak orang
dan mempunyai banyak komplikasi yang harus dihentikan, salah satunya neuropati sensori dan
ulkus diabetes (diabetic foot). Komplikasi Diabetes Mellitus bisa dicegah dengan melakukan
aktivitas sehari-hari dan untuk mengisi waktu luang seperti jalan kaki, bersepeda santai, joging
dan berenang, Umur dan status kesegaran jasmani dari klien yang mengalami Diabetes Mellitus
saat melakukan latihan jasmani harus diperhatikan. Diabetic foot atau Perawatan Kaki Diabetes
Mellitus sangat penting untuk menjaga vaskularisasi, memperkuat otot kaki, mencegah
terjadinya komplikasi Neuropati Sensori. Neuropati Sensori salah satu masalah kaki pada
penderita Diabetes Mellitus yang tidak diawasi dapat menyebabkan sirkulasi darah dari kaki
ketungkai menurun (gangguan pembuluh darah), berkurangnya perasaan pada kedua kaki
(gangguan syaraf), dan berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi (Barnes, 2012). Foot
Care atau Perawatan Kaki juga sangat penting untuk klien yang menderita diabetes mellitus
karena perawatan bisa mecegah komplikasih dari diabetes mellitus semakin parah.
berjumlah sekitar 199 juta penderita DM dan diperkirakan akan meningkat menjadi 313 juta jiwa
pada tahun 2040. Di Indonesia angka amputasi masih tinggi sebesar 25% dikarenakan tidak
Indonesia sebesar 9,1 juta jiwa dan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 sebesar 2,8 %
1
(PERKENI, 2015; RISKESDAS, 2018). Kejadian penderita DM di Kabupaten Jombang tahun
2016 memiliki pravelensi kasus sebesar 5,30% (16,490) dan tahun 2017 pravelensi penderita
Foot Care merupakan terapi tambahan (adjunct) yang memberikan pengaruh positif pada
diabetesi dan dapat menunjang pengendalian penyebab NPS melalui penurunan progresivitas
Diabetes Mellitus. Mempertahankan dan meningkatkan fungsi optimal seluruh sistem organ
tubuh (Potter & Perry, 2009). Pada kondisi Diabetes Mellitus, latihan fisik memperbaiki
sensitivitas insulin dan peningkatan penggunaan glukosa oleh otot (American Diabetic
Association [ADA], 2012). Salah satu latihan fisik yang dapat dilakukan adalah senam kaki
diabetes. Senam kaki diabetes terdiri dari gerakan-gerakan yang melibatkan sendi-sendi kaki
yang dimulai dari menggerakkan sendi jari-jari kaki kemudian pergelangan kaki dan lutut (RSI
1.3 Tujuan
3. Untuk memahami bagaimana cara perawatan kaki pada penderita Diabetes Melitus
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep DM
2.1.1 Definisi DM
hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya
(PERKENI, 2015).
Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) akibat adanya resistensi insulin dan atau
defisiensi insulin yang ditandai dengan adanya gangguan sekresi insulin (PERKENI, 2015).
DM termasuk dalam penyakit kronis progresif dimana terjadi akibat gangguan metabolise
2.1.2 Etiologi DM
1. DM tipe 1
1) Faktor genetic
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
2. DM tipe 2
didalamnya memiliki jumlah insulin yang diproduksi oleh pancreas hanya cukup untuk
3
mencegah ketoasidosis tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh total (Damayanti,
2015;07). Jumlah penderita mencapai 90-95% dari seluruh penderita DM, banyak penderita
DM merupakan orang dewasa tua dengan usia >40 tahun serta penderita dengan keadaan
obesitas (CDC, 2005 dalam Damayanti Santi, 2015). Kasus DM tipe 2 umunya memiliki
latar belakang kelainan awal dengan terjadinya resistensi insulin. Kemampuan kompensasi
dari sel beta pancreas masih dapat terjadi bahkan sampai over kompensasi, insulin yang
dengan maksud menormalkan kadar gluosa dalam darah. Terjadinya kompensasi yang terus
menerus terjadi dapat menyebabkan kelelahan sel beta pancreas yang disebut dekompensasi,
dimana mengakibatkan produksi insulin menurun secara absolut. Keadaan resistensi insulin
dapat diperberat oleh produksi insulin yang menurun mengakibatkan kadar glukosa dalam
Waspadji dalam Soegondo, 2007). Efek abnormalitas sel beta pancreas akan menyebabkan
meningkatnya kadar gula darah secara terus menerus, hal ini disebabkan karena gangguan
Damayanti Santi 2015). Menurut Dunning 2003, individu yang beresiko terkena DM tipe 2
yaitu:
lingkar pinggang > 1.0 inci pada pria dan > 0.7 inci pada wanita
4) Keturunan
4
5) Wanita dengan gestasional diabetes atau mempunyai bayi berukuran
besar
2.1.3 Klasifikasi DM
World Health Organization (WHO) dan Ammerican Diabetes Association (ADA) pada
1. DM tipe 1
Berikut beberapa tanda dan gejala yang memerlukan perhatian lebih bagi penderita DM
Banyak kencing yang dimaksud yaitu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah urine
dalam kurun waktu 24 jam yang lebih dari normal. Poliuria menjadi manifestasi dari DM
akibat kadar glukosa dalam darah relative tinggi. Poliuria akan sangat mengganggu
penderita DM dan gejala ini akan lebih sering terjadi pada saat malam hari dimana urin yang
2. Polidipsia
Terjadi diakibatkan oleh banyaknya urin yang dikeluarkan sehingga membuat penderita DM
merasakan haus.Keadaan ini ditafsirkan bahwa dimana dianggap rasa haus terjadi akibat
cuaca panas, gerah dan beban pekerjaan merupakan tafsiran yang salah.
5
3. Banyak makan (polifagia)
Penderita DM akan timbul rasa lapar yang diakibatkan oleh keadaan ketidakseimbangan
Kehilangan berat badan disebabkan oleh tidak dapat masuknya glukosa kedalam sel,
mengakibatkan sel sedikit memiliki bahan bakar untuk menciptakan tenaga dan regenerasi
sel. Kondisi ini membuat sel memenuhi kebutuhan tenaga melalui sel lemak dan otot dimana
menjadi cadangan untuk sel, dapat berakibat kehilangan berat badan pada penderita DM.
Gangguan saraf tepi pada penderita DM dirasakan dengan keluhan nyeri saraf perifer.
6. Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan yang sering terjadi pada penderita DM seperti pandangan yang kabur.
Rasa gatal yang sering dialami penderita DM biasa terdapat didaerah alat vital dan lipatan
Berupaperubahan fungsi ereksi, impoten dan kejadian keputihan yang disebabkan gangguan
2.1.5 Komplikasi DM
1. Metabolik akut
6
1) Hipoglikemia
2) Ketoasidosis diabetik
2. Metabolik kronik
Pada metabolik kronik terdapat 2 macam komplikasi seperti berikut (Price & Wilson, 2006):
1) Komplikasi mikrovaskuler
a. Kerusakan retinopati
d. Semua jenis saraf dapat diserang dan menjadi sekelompok penyakit (Subekti,
2009). Setiap penderita dengan DM perlu deteksi dini kelainan kaki dengan resiko
Abnormal bentuk, warna kuku, kuku menebal, mudah rapuh dan ingrowing
nail
bekas riwayat amputasi jari kakTerasa tebal, kesemutan, atau hilang rasa
nyeri
2) Komplikasi makrovaskuler
7
b) Penyakit serebrovaskuler
a. Pola aktivitas
d. Hipertensi
2.1.7 Penatalaksanaan
2. Terapi gizi
Pengaturan makan memiliki prinsip yaitu teratur sesuai waktu, porsi dan macam makanan
yang seimbang sesuai kebutuhan setiap individu. Komposisi yang diberikan karbohidrat
8
45-65%, lemak 20- 25%, protein 10-20%, natrium ≤ 3g dan diet cukup serat sekitar
3. Aktivitas fisik
Dilakukan teratur 3-5 kali seminggu selama ± 30 menit dengan keseluruhan 150
glukosa dalam darah akan meningkat dan dianjurkan melakukan pemeriksaan glukosa
4. Intervensi farmakologis
Jika dengan langkah-langkah terapi gizi dan aktivitas fisik sasaran pengendalian DM tidak
b. Insulin
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus tidak terkendali.
Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan
pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes yang
masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk
9
Keadaan hiperglikimia yang terus menerus akan mempunyai dampak pada kemampuan
pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan
sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain :
a. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, dan melakukan kegiatan fisik.
g. Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan. (Tjahjadi,2002)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi dalam tubuh.
Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke otak, sehingga menyadarkan
kita adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa sakit saat tertusuk paku atau rasa panas saat
terkena benda- benda panas. Kaki diabetes dengan gangguan neuropati akan mengalami
gangguan sensorik, motorik, dan otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan
pada baal atau kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama pada ujung kaki
terhadap rasa panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Neuropati mootorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil, mudah lelah,
kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit mengatur
keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik pada kaki ditandai dengan kulit menjadi
kering, pecah- pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar keringat di bawah kulit
berkurang. (Foster,2002)
10
3. Iskemia
(arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis. Gambaran
klinisnya adalah :
4. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses penyembuhan luka,
akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi. Peningkatan kadar gula darah
akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus gangrene dan
terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus
gangren luas sulit untuk diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi (Tjahjadi, 2002).
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pembuluh darah. Neuropati, baik sensorik
maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot,
yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan
menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang
kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetis (Waspadji,2006).
1. Gangren
11
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau
nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi.
Sedangkan gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan
berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah sedang. Gangren kaki
a. Derajat 0
Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk
b. Derajat 1
c. Derajat 2
d. Derajat 3
e. Derajat 4
Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
f. Derajat 5
2. Kapalan (callus)
Kapalan (callus) merupakan penebalan atau pengerasan kulit yang juga terjadi pada kaki
diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan siklus darah dan juga gesekan atau
tekanan ang berulang- ulang pada daerah tertentu kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui
12
dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaringan dibawahnya, yang
3. Kulit melepuh
Kejaadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu yang sempit,
jika hal ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang mengalami iritasi seringkali disertai
dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak dirasa akibat adanya neuropati, dan diketahui
setelah keluarnya cairan atau nanah, yang merupakan tanda awal dari masalah. Ulkus harus
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku yang sering
disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan oeleh perawatan
kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah (seperti terlalu pendek atau
miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Seperti kita ketahui kuki juga merupakan
sumber kuman, jadi bila ada luka mudah terinfeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada
jaringan sekitar kuku, merah dan bengkak dankeluar cairan nanah, yang harus segera
Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak (karena neuropati
diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang
kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat kuman masuk dan
13
menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat menyebabkan
kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon (jaringan yang menghubungkan
otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan
masalah dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan
7. Plantar warts
Kutil terlihat seperti kalus dengan titik hitam kecil di pusatnya. Dapat berkembang sendiri
atau berkelompok. Timbulnya kutil disebabkan oleh virus yang menginfeksi lapisan luar
Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya kulit. Pecahnya
kulit diantara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam kulit dan menimbulkan
infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku kaki sehingga membuatnya tebal, kekuningan,
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari- jari kaki,
kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain pada ibu jari kaki
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti martil (hammer toe).
Kejadian ini dapat juga disebabkan adanya kelainan anatomik yang dapat menimbulkan titik
14
tekan abnormal pada kaki. Kadang- kadang pembedahan diperlukan untuk mencegah
Suatu kondisi yang menggambarkan efek dari pelunakan tulang yang terjadi dalam kaki. Hal
ini terjadi sebagai akibat dari neuropati atau kerusakan saraf ekstrim. Tulang menjadi terlalu
lemah dan akhirnya menjadi mudah retak. Karena saraf telah menjadi terlalu rusak,
rangsangan tidak lagi sedang dikirim seperti perasaan sakit. Selain, gerakan otot juga
terhambat. Karena tidak ada yang dirasakan dalam wilayah karena kerusakan saraf, struktur
Perawatan kaki pada klien Diabetes Mellitus adalah salah satu pencegahan terjadinya kaki
diabetik. (waspandji, 2007) sedangkan menurut word diabetes foundation ( WDF), 2013; Huang
dan chin, 2013 perawatan kaki Diabetes Mellitus adalah tindakan untuk mencegah luka pada
kaki klien Diabetes Mellitus yang meliputi tindakan seperti pemeriksaan kaki, mencuci kaki
dengan air dengan benar, mengeringkan kaki, menggunakan pelembab, memakai alas kaki, dan
Menurut waspandji (2009) penatalaksaan ada tiga pada perawatan kaki diabetes mellitus yaitu:
A. Pencegahan primer (Sebelum terjadinya kaki diabetik atau ulkus pada kaki).
mengenai terjadinya komplikasi diabetes mellitus yaitu kaki diabetik. Penyuluhan atau
sosialisasi dapat dilakukan saat bertemu dengan klien. Penyuluhan dilakukan oleh pihak
15
yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus yaitu perawat, ahli gizi, ahli perawatan kaki dan
dokter. Periksalah kaki klien selanjutnya berikan penyuluhan bagaimana pencegahan dan
perawatan kaki sepatu atau alas kaki, dan latihan kaki untuk vaskularisasi.
a. Melihat dan perhatikan keadaan kaki setiap hari. Periksa adanya luka, lecet,
b. Menggunakan kaca untuk mengecek keadaan kaki, bila terdapat tanda-tanda tersebut
a. Bersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air hangat (bukan air
panas).
c. Keringkan kaki menggunakan kain atau handuk bersih yang lembut sampai ke sela
jari kaki.
d. Berikan pelembab pada kaki, tetapi tidak pada celah jari-jari kaki. Pemberian
bertujuan untuk mencegah kulit kering. Pemberian pelembab pada celah jari tidak
a. Memotong kuku lebih mudah dilakukan sesudah mandi, sewaktu kuku lembut.
c. Memotong kuku kaki secara lurus, tidak melengkung mengikuti bentuk kaki,
d. Bila terdapat kuku kaki yang menusuk jari kaki dan kapalan segera hubungi dokter.
16
4. Memilih dan memakai alas kaki.
a. Memakai sepatu atau alas kaki yang sesuai dan nyaman dipakai.
b. Gunakan kaos kaki saat memakai alas kaki. Hindari pemakaian kaos kaki yang salah,
kaos kaki ketat akan mengurangi atau mengganggu sirkulasi, jangan pula
menggunakan kaos kaki tebal karena dapat mengiritasi kulit ataupun kaos kaki yang
terlalu besar karena ukurannya tidak pas pada kaki. Sepatu harus terbuat dari bahan
5. Pencegahan cedera:
a. Selalu memakai alas kaki baik di dalam ruangan maupuan di luar ruangan
b. Selalu memeriksa bagian dalam sepatu atau alas kaki sebelum memakainya
c. Bila terdapat corns dan kalus di kaki gunakan batu pomice untuk menghilangkannya
g. Memeriksakan diri secara rutin ke dokter dan memeriksa kaki setiap kontrol
a. Jika ada luka/lecet, tutup luka/lecet tersebut dengan kasa kering setelah diberikan
b. Bila luka tidak sembuh, segera mencari tim kesehatan khusus yang ahli dalam
17
menyentuh laintai dan tidak menggunakan alas kaki
1. Latihan ke-1
Menggerakkan jari kedua kaki membentuk seperti cakar dan luruskan kembali
setelahnya.
2. Latihan ke-2
3. Latihan 3
18
b. Putar kaki dari pergelangan kaki ke arah samping
4. Latihan 4
5. Latihan 5
19
Gambar 2.6. gerakan latihan 5
6. Latihan 6
7. Latihan 7 : seperti latihan sebelumnya (latihan 6) tetapi kali ini dengan kedua kaki
secara bersamaan.
8. Latihan 8
20
Gambar 2.9. gerakan latihan 8
9. Latihan 9
10. Latihan 10
d. Kumpulkan sobekan kecil koran tadi di sobekan besar, lipat- lipat dan dibuang ke
tempat sampah.
21
(pressure control), wound control, microbilogical control (infection control), metabolic
control, and education control. Pencegahan ini dilakukan khusunya pada klien diabetes
mellitus yang sudan mengalami komplikasi pada kaki atau sensitivitasnya, iskemia dan
1. Debridemen
Tindakan debridemen merupakan salah satu terapi penting pada kasus ulkus
asing dan jaringan nekrotik pada luka. Luka tidak akan sembuh apabila masih
larutan garam fisiologis atau pembersih lain dan dilakukan dressing (kompres).
Tehnik dressing pada luka diabetes yang terkini menekankan metode moist wound
healing atau menjaga agar luka dalam keadaan lembab. Luka akan menjadi cepat
sembuh apabila eksudat dapat dikontrol, menjaga agar luka dalam keadaan lembab,
luka tidak lengket dengan bahan kompres, terhindar dari infeksi dan permeabel
terhadap gas. Tindakan dressing merupakan salah satu komponen penting dalam
suasana dalam keadaan lembab sehingga dapat meminimalisasi trauma dan risiko
operasi. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dressing
yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat, ada tidaknya
22
3. Pengendalian Infeksi
Pemberian antibitoka didasarkan pada hasil kultur kuman. Namun sebelum hasil
kultur dan sensitifitas kuman tersedia antibiotika harus segera diberikan secara
empiris pada kaki diabetik yang terinfeksi. Antibiotika yang disarankan pada kaki
fokuskan pada patogen gram positif. Sedangkan pada ulkus terinfeksi yang berat
bakteri gram positif berbentuk coccus, gram negatif berbentuk batang, dan bakteri
Pada saat seseorang berjalan maka kaki mendapatkan beban yang besar. Pada
mengalami luka atau luka menjadi sulit sembuh akibat tekanan beban tubuh
maupun iritasi kronis sepatu yang digunakan. Salah satu hal yang sangat penting
namun sampai kini tidak mendapatkan perhatian dalam perawatan kaki diabetik
adalah mengurangi atau menghilangkan beban pada kaki (off loading). Upaya off
Metode off loading yang sering digunakan adalah: mengurangi kecepatan saat
berjalan kaki, istirahat (bed rest), kursi roda, alas kaki, removable cast walker, total
C. Pencegahan tersier pencegahan agar tidak terjadi kecacatan lebih lanjut). Pencegahan
tersier dilakukan dalam pencegahan lebih lanjut terjadinya kececatan, penyulit sudah
23
medikametosa, debridement dan mengatasi infeksi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus tidak terkendali.
Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan
pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes yang
masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk
dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi. Perawatan kaki merupakan
sebagian dari upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk
3.2 Saran
Perawatan kaki merupakan suatu hal yang penting khususnya bagi para penderita Diabetes
Melitus guna untuk pencegahan terhadap komplikasi terjadinya ulkus diabetikum atau diabetes
foot.
24
DAFTAR PUSTAKA
RA, Nabyl. 2009. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus. Yogjakarta: Aulia
Publishing
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2005. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai
Tjahjadi, Vicynthia. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes. Semarang:
Pustaka Widyamara
Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat
Damayanti Santi, 2015. Diabetes Melitus dan Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Nuha Medika
25
PERKENI, 2011. Konsensus Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 di
PERKENI
26
27