Anda di halaman 1dari 2

PENEMUAN KASUS KONTAK TB PARU

No. Dokumen :SOP/ /2023


No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS BANG LADESH, SKM


BEDUAI NIP.19730415 199303 1 002

1. Pengertian Kegiatan penanggulangan tuberkulosis yang bertujuan untuk menemukan


penderita melalui serangkaian kegiatan sehingga dapat menurunkan kesakitan
dan kematian akibat tuberkulosis serta mencegah penularannya.
2. Tujuan Menemukan kasus TBC secara dini dengan melakukan skrining gejala dan
faktor resiko TBC terhadap seluruh kontak dari pasien TBC
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Beduai Nomor 06 Tahun 2023 tentang
Pemberlakuan Standar Operasional Prosedur.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan TBC
5. Langkah- A. Penemuan Kasus Kontak TB dapat dilakukan terhadap :
langkah 1. Kelompok khusus yang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti
 pasien dengan HIV, DM
2. Kelompok yang rentan tertular TB daerah kumuh, rumah tahanan,
keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA
positif.
3. Pemeriksaan anak <1 tahun pada keluarga penderita TB untuk
menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / TPT
4. Kelompok yang kontak dengan pasien TB RO.

B. Tahap awal kegiatan penemuan kasus kontak dilakukan dengan menjaring


mereka yang memiliki gejala utama batuk berdahak  selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, sesak nafas,badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
meriang lebih dari satu bulan.
1. Pengelola program melakukan anamnese dan mencatat mengenai :
 Berapa lama batuk : ?
 Berdahak/ tidak : ?
 Batuk bercampur darah/ tidak : ?
 Sesak Nafas/ tidak : ?
 Nyeri dada/ tidak : ?
 Kurang nafsu makan/ tidak : ?
 BB menurun/ tidak : ?
 Riwayat kontak dengan penderita TB/ tidak : ?
 Apakah pernah minum obat TB selama kurang dari 1 bulan/ lebih
dari 1 bulan
2. Mengisi buku daftar suspek form. TB 06.
Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak
dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan
purulen.
3. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama. pengambilan
dilakukan di booth sputum Puskesmas.
4. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk
pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan /mukopurulen
( kental dan lengket ) volume 3ml. Bila volumennya kurang, pengelola
harus meminta agar penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi.

1
jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi
kuman TBC.
5. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas
sediaan dahak sesuai dengan TB 06.
6. Mengisi form. TB 05. Mengirim sediaan ke laboratorium untuk diperiksa
7. Memasukkan hasil hasil pemeriksaan ke TB 06.
8. Bila hasil pemeriksaan BTA Positif, berikan pengobatan sesuai SOP
pengobatan TB.
9. Bila hasil pemeriksaan negatif, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila
hasilnya tetap negative, diberikan pengobatan dengan antibiotik selama
dua minggu.
10. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rontgen thorak, Bila
hasil positif diobati sesuai dengan SOP Pengobatan TB.

6. Diagram
Alir
7. Unit terkait 1. Loket
2. Poli Umum
3. Laboratorium
4. Poli DOTS
8. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait 2. Form TB 05
3. Form TB 06
9. Hal- hal Terduga TB Paru tidak boleh diberikan antibiotik golongan obat Quinolon
yang perlu karena dapat menimbulkan hasil negatif palsu
diperhatikan
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.mulai
Historis
diberlakukan
Perubahan
1.

2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai