Kurikulum KOSN TSM Ok
Kurikulum KOSN TSM Ok
BAB I
a. Strength (Kekuatan) SMK Negeri Kartoharjo merupakan salah satu sekolah yang merupakan
perbatasan dari Kabupaten Magetan – Ngawi – Madiun sehingga Dari tahun ke tahun animo
masyarakat untuk sekolah di SMK Negeri Kartoharjo, Magetan sangat besar dan terus IKAN
bertambah, meskipun banyak juga tumbuh SMK-SMK Negeri di setiap kecamatan di wilayah
b. Weakness (Kelemahan) Latar belakang sosial peserta didik SMKN Negeri Kartoharjo rata-rata
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
dari menengah kebawah, dengan jumlah siswa yang besar maka pembelajaran berdeferiansi
belum dilaksanakan secara maksimal. Setelah pandemi berakhir ada pembelajaran yang hilang
motivasi belajar rendah. Kurangnya prestasi peserta didik yang membawa nama sekolah IKAN
dalam berbagai kompetesi yang diadakan dari luar sekolah terutama bidang akademik seperti
c. Opportunity (Peluang) Hasil asesmen diagnostik yang dilakukan guru Bimbingan Konseling
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
adalah 180 siswa memiliki kreatifitas yang tinggi, 10 siswa memiliki kecerdasan supervior,
tingkat kesiapan belajar rata-rata baik, perasaan siswa dalam belajar juga menunjukkan sikap
positif. IKAN
d. Threat (Ancaman) Motivasi belajar setelah pandemi menyebabkan motivasi siswa menurun,
merasa nyaman di zona aman, kepedulian terhadap lingkungan, rasa empati juga menurun
yang disebabkan kecanggihan teknologi. Latar belakang sosial orang tua. Dengan latar
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
belakang orang tua yang sebagian besar dari kalangan ekonomi bawah, kurangnya perhatian
terhadap kebutuhan fasilitas pendidikan kepada anak- anaknya dan sekolah masih rendah.
Dampak negatif kecanggihan teknologi salah satunya adalah pergaulan peserta didik dan IKAN
penyalahangunaan IT
a. Strength (Kekuatan) Guru SMKN Negeri Kartoharjo tenaga pendidik sebanyak 50 orang,
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
dengan rincian 38 orang guru PNS dan 12 orang guru GTT. Tenaga Administrasi sebanyak 14
orang, 4 orang berstatus PNS dan 10 orang berstatus PTT dan 2 guru lolos dalam Guru
Penggerak. IKAN
pembelajaran dengan baik, sepeti mengadakan bimtek setiap semester. Supervisi akademik
dan penilaian kinerja guru dilakukan secara tersistem untuk menjamin terlaksananya
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
b. Weakness (Kelemahan) Berdasarkan hasil supervisi ada beberapa guru yang belum
menerapkan pembelajaran aktif, pembelajaran masih teoritis dan ada beberapa guru yangIKAN
meninggalkan kelas tanpa memberikan tugas. Beberapa Guru dan Tenaga TU masih ada yang
kurang disiplin dan kurang berdedikasi dalam melaksanakan tugas- tugasnya. Pelayanan
administrasi kepada guru dan siswa dari petugas Tata Usaha masih perlu ditingkatkan.
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
Kurangnya sikap tanggap akan tugas pada kewajiban dan tanggung jawab pekerjaan..
IKAN
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
c. Opportunity (Peluang) Guru yang berada di SMKN Negeri Kartoharjo ada 33 sudah
bersertifikasi, sehingga peluang untuk meningkatkan mutu sekolah lebih tinggi.. Memiliki
perencanaan untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang matang, seperti program tahunan, IKAN
jangka menengah dan jangka panjang, sehingga dalam pencapaian tujuannya mempunyai
d. Threat (Ancaman) Beberapa guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
a. Strength (Kekuatan) SMK Negeri Kartoharjo memiliki Sumber daya sarana dan prasaranaIKAN
yang dimiliki oleh SMK N Kartoharjo, Magetan cukup lengkap yang meliputi ruang belajar
teori dan ruang praktik peserta didik dengan peralatan praktik yang sesuai dengan kebutuhan
industri, dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti ruang Kepala Sekolah, ruang Wakil
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
Kepala Sekolah, ruang Guru, ruang TU, ruang BK, Ruang BKK, ruang Lab Komputer, ruang
Ibadah, Kamar Mandi/Toilet, Ruang Seni, Lapangan Olah Raga, lahan Parkir, dan lain-lain.
b. Weakness (Kelemahan) Ruang perpustakaan masih kurang luas, Ruang Praktik Sekolah belum IKAN
semua konsentrasi Keahlian tercukupi, sarana olahraga juga belum memadai. Tempat parkir
c. Threat (Ancaman) Kurangnya lahan hijau yang menyebabkan oksigen dengan jumlah warga
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
a. Strength (Kekuatan) Posisi dan letak sekolah yang strategis, berada di perbatasan kabupaten IKAN
Magetan- Ngawi- Madiun. Eksistensi Komite Sekolah yang proaktif dalam menggagas
perubahan inovasi pendidikan persekolahan serta mengoptimalkan sumber daya komite untuk
b. Weakness (Kelemahan) Masih ada bagian dan unit kerja di SMKN Negeri Kartoharjo yang
c. Opportunity (Peluang) Selain destinasi wisata, Magetan memiliki beberapa sentra kerajinan IKAN
kulit, anyaman bambu dan batik, industri tersebut sebagai asset daerah untuk meningkatkan
pembelajaran.
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
a. Strength (Kekuatan) Salah satu ciri khusus dari SMK adalah menjalin kemitraan dengan Dunia
Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA) mulai dari kerjasama sinkronisasi kurikulum, guru tamu, IKAN
tempat Praktik Kerja Lapangan. SMKN Kartoharjo telah menjalin kerjasama dengan beberapa
b. Weakness (Kelemahan) Ada beberapa tempat Praktik Kerja Lapangan peserta didik belum
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
c. Opportunity (Peluang) Ada beberapa tempat PKL yang sesuai dengan standar di luar kota
Magetan IKAN
a. Strength (Kekuatan) SMK Negeri Kartoharjo memiliki pembiyaan yang tetap dari pemerintah
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
dari dana BOS dan BPOPP. Pengelolaan dana sekolah menggunakan aplikasi, Sipol dan
Arkas.
b. Weakness (Kelemahan) Dana BPOPP terkadang diberikan tidak utuh 12 bulan IKAN
c. Opportunity (Peluang) SMK Negeri Kartoharjo memiliki beberapa unit usaha yang bisa
d. Threat (Ancaman) Dana cair tiga bulan sekali namun kegiatan berjalan setiap bulan
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
Kendaraan Ringan ,Teknik sepeda Motor , Desain Komunikasi Digital, dan Kuliner
Kurikulum Operasional SMK N Kartoharjo, Magetan ini memuat seluruh rencana proses IKAN
sesuai dengan konteks dankebutuhan peserta didik, guru dan dunia kerja. Kurikulum ini juga
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
menganut: (1) Pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang
keterampilan di ruangan praktik dan seluruhnya berbasis teaching factory agar peserta didik IKAN
memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja; dan (2) Praktik Kerja Lapangan
(PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di duniakerja untuk membangun kebiasan kerja dan
budaya kerja sehingga nantinya akan menjadi suatu kebiasaan dari peserta didik.
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
belakang,karakteristik, kompetensi dan kemampuan awal peserta didik. Sumber daya yang
dimiliki juga ikut mewarnai penyusunan kurikulum ini, karena tidak dapat dipungkiri bahwa IKAN
keragaman penguasaan keilmuan yang dimiliki oleh para guru, sumber dana yang dimiliki,
jumlah peserta didik yang mewakili minat dan kepercayaan masyarakat terhadap program
operasional sekolah.
Saat ini SMK Negeri Kartoharjo, Magetan menjadi SMK kelompok Pariwisata
/Hospitality,Tehnologi, Seni dan Industri Kreatif yang mempunyai program keahlian yang IKAN
komplit.
hasil raport Pendidikan terakhir yaitu tahun 2021. Untuk tahun 2021 hasil raport Pendidikan
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
terlihat bahwa SMKN Kartoharjo, Magetan telah menuju dan sesuai dengan SNP ( Standar
Nasional Pendidikan). Rata-rata pencapaian hasil dari rapor mutu SMK N Kartoharjo,
Dari data diatas, Bidang Kurikulum menyusun evaluasi diri (EDS) baik internal maupun
eksternal untuk selanjutnya dilakukan analisis dan pemetaan mutu, menetukan rencana
selanjutnya menentukan penetapan standart mutu baru. Hal in idilakukan agar kurikulum
sekolah ini semakin terasa kebermanfaatannya ketika dilaksanakan oleh seluruh warga
sekolah. IKAN
kompetensi yang adadi Dunia Kerja dan SKKNI, Naskah kerjasama yang meliputi
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
penyusunan bersama program PKL, pengawasan, evaluasi, penyempurnaan proses dan hasil
PKL, penyusunan bersama program sikronisasi kurikulum PKL, pembinaan sumber daya
manusia dan pendampingan pengembangan proses inovasi teknologi industri untuk teachingIKAN
factory, PKL bagi siswa dan pemagangan industry bagi guru, penyelarasan kurikulum
penyediaan guru tamu dari industry serta memberikan peluang kerja bagi alumni sudah
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
yang menggambarkan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik dari berbagai
meningkat,
3. Dukungan penuh dari sekolah dan pemerintah kepada peserta didik dan alumni
dukungan modal.
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
perkembangan teknologi terkini. Hal ini di karenakan Kurikulum Operasional Satuan IKAN
Pendidikan (KOS) akan menjadi pedoman bagi internal sekolah dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran.
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan utuh IKAN
yang tidak terpisahkan. Pendekatan pembelajaran ini menganut pembelajaran tuntas (mastery
keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya dan yang tidak kalah pentingnya
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
adalah penguasaan Soft skill untuk mendukung Hard Skill yang sudah dimiliki. Untuk
mendukung agar peserta didik dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip
masalah, pembelajaran berbasis kerja, dan lain-lain yang sesuai diterapkan di SMK;
IKAN
2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap
secara tim dengan penguatan kompetensi diri bertanggungjawab dengan tugas-tugas dan
memahami posisi dan fungsinya dalam tim. Pembelajaran kejuruan tidak cukup belajar
menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu belajar dalam kelompok. IKAN
1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
pembelajaran;
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
4. Penguatan kerja sama dengan Dunia Kerja melalui sharing sumber daya;
5. Pengelolaan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki
IKAN
pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
7. Pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari
IKAN
8. Pembelajar an aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
10. Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline) agar peserta didik luwes dalam
SMKN Kartoharjo, Magetan selalu terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak
sejauh itu menguntungkan dalam meningkatkan kualitas lulusan di semua program keahlian.
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
IKAN
Keterserapan Alumni di Dunia Kerja dari tahun ke tahun juga sangat membanggakan
untuk semua program keahlian. Hal ini dibuktikan semakin banyak Dunia Kerja yang
percaya dan merekrut alumni SMK Negeri Kartoharjo, Magetan. Bahkan sebelum proses
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
kelulusan pun sudah beberapa Industri yang melakukan perekrutan dengan cara mereka
datang ke sekolah melakukan berbagai tes, Demikian pula untuk yang berwirausaha sesuai
program keahlian yang dipilihnya semasa sekolah juga semakin banyak dan berkembang. IKAN
Hal ini tentu membuat kami merasa sangat bersyukur dan semakin memberi tantangan untuk
memberi pelayanan terbaik pada peserta didik kami. Impact dari SMK Negeri Kartoharjo,
masyarakat pada sekolah cukup tinggi, lulusan yang keluar professional, dibuktikan dengan
memiliki daya juang dan berkarakter serta citra sekolah juga meningkat. Sementara untuk
siswa yang melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi juga semakin IKAN
bertambah, semakin banyak alumni yang menempuh pendidikan di Unesa, Universitas PGRI
Madiun, Poltek Madiun ,dan masih banyak pendidikan tinggi yang dipilih oleh peserta didik.
Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari standar proses yang sudah dijalankan dan
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
dikembangkan di sekolah. Tidak kurang dari enam bulan sekolah dalam hal ini BKK dan
Humas sudah harus mampu telusur kemana saja alumni yang baru diserahkan kembali
kepada orangt uanya itu berada. Didata berapa alumni yang bekerja, berapa yang IKAN
berwirausaha, berapa yang kuliah, dan berapa yang belum terdeteksi harus sudah dapat
atas Peraturan Pemerintah Nomo r74 Tahun 2008 tentang Guru; IKAN
f. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan IKAN
Menengah; IKAN
Menengah
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
n. Instruksi Presiden Republik Indonesia No.9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK;IKAN
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 79 Tahun 2014 tentang IKAN
r. Peraturan Menter iPendidikan dan Kebudayan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 34 Tahun 2018 tentang IKAN
Kejuruan;
pusat keunggulan;
v. Keputusan Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Dan Perbukuan Nomor IKAN
a. Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan masyarakat tak pernah tak terbatas dan beraneka ragam. Oleh karena IKAN
Masayarakat adalah suatu lembaga yang hidup, selalu berkembang dan berubah.
perkembangan masyarakat sesuai dengan IPTEK, agar apa yang diberikan kepada IKAN
peserta didik relevan dan dapat berguna bagi kehidupan peserta didik tersebut di
3. Landasan Pedagogis
IKAN
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
Oleh karena itu pendidikan di SMK yang selama ini masih menekankan
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
pada aspek kognitif, maka ke depan perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang
aspek kognitif, psikomotorik dan juga pembentukan karakter yang kuat. Selain hal
tersebut muatan kurikulum diarahkan untuk dapat membentuk peserta didik dalam
3. Esensial: semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di IKAN
satuan pendidikan.
di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang
kewenangannya. IKAN
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
Menjadikan lembaga pendidikan yang unggul berwawasan IPTEK, IMTAQ, Profesional dan
2. Menjadikan siswa yang bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas,
b. Meningkatkan kompetensi guru dan peserta didik yang profesional sesuai dengan
kebutuhan IDUKA
c. Mempersuapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
berakhlak mulia
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknilogi agar terserap di dunia
IKAN (KOSP)
Industri, Usaha dan Kerja
pencemaran lingkungan
Membekali peserta didik dengan ketra,pilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten:
IKAN (KOSP)
1. Mendidik peserta didik dengan kehalian dan ketrampilan dalam program keahlian
Kuliner, agar dapat bekerja baik serta mamdiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang
2. Mendidik peserta didik agar dapat mampu memiliki karir, berkompetensi dalam
3. Membekali peserta didik agar mampu memiliki karier yang tepat dengan ketrampila
IKAN (KOSP)
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Struktur Kurikulum
ALOKASI
MATA PELAJARAN IKAN (KOSP)
WAKTU
A. UMUM
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. 90*)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
Jumlah B 918
IKAN (KOSP)
Jumlah A dan B 1442
C.Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar Pancasila 504
8. Bimbingan Konseling 36 0 72 0 72 0
IKAN (KOSP)
Jumlah 288 72 576 144 720 20
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
Matematika Kejuruan 54 18 108 36 144 4
Bahasa Inggris dan /atau 54 18 108 36 144 4
Bahasa Asing Lainnya
Kejuruan
Logika dan Teknologi 54 18 108 36 144 4
Digital
Ilmu Pengetahuan Alam dan 81 27 162 54 216 6
KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDKAN
Salah satu tantangan pendidikan saat ini adalah menciptakan peserta didik yang
berkarakter Pancasila dan berwawasan global, dan untuk menjawab tantangan tersebut
diberi nama profil pelajara Pancasila. Profil pelajar Pancasila adalah pelajar Indonesia
merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila. Dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam individu
b) Kepedulian
5 Bernalar kritis a)
Memperoleh dan memproses
orisial
a. Menjadikan peserta didik lebih sadar dan peka terhadap lingkungan dan keadaan sekitar
c. Memotivasi peserta didik untuk mulai masuk kepada projek yang ditawarkan
PROJEK ini akan dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya
Profil Pelajar Pancasila terdiri atas (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak
Mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3) Gotong royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar kritis,
(6) Kreatif. Profil Pelajar Pancasila berbentuk softskill dan harus diterapkan dalam proses
SMK Negeri Kartoharjo Magetan pada Program Keahlian Kuliner melaksanakan penguatan
1 Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Memiliki akhlak pribadi yang sopan dan
dalam diri
kegiatan operasional
masing-masing
pandemic.
mengimplementasikan perencanaan
suatu masalah
onlile/medsos masing-
home care.
3. Kegiatan Ekstrakulikuler
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Pembinaan minat dan bakat adalah kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran biasa
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
9 bidang yakni Bidang Seni dan Kreasi, Bidang Wawasan Kebangsaan (PHBN), dan
didik, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler
dapat memfasilitasi bakat, minat, dan kreativitas peserta didik yang berbeda- beda.
Ekstra kurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran dan setiap peserta didik
hanya boleh mengikuti maksimal 2 kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan
ekstrakurikuler yang difasilitasi oleh sekolah dan disajikan dalam bentuk tabel,
d. Karawitan Pilihan
3. Rohis Pilihan
4. PKS Pilihan
5 UKS/PMR Pilihan
6 Jurnalistik/ Pilihan
8 Olah Raga
b. Futzal Pilihan
1. Pengertian Literasi
Tujuan Khusus :
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
2) Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembiasaan.
Sekolah mengagendakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut :
a) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku
pengayaan secara lisan dan tulisan dalam diskusi
b) membangun interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dalam
agenda khusus presentasi buku.
c) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif,
dan inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kritik buku.
d) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku
dalam kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
e) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
Pendidikan mengemban peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang
kompetitif dan mampu bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu untuk menyambut
MEA, pendidikan harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
terampil, peka dan kritis dalam menghadapi tantangan maupun perubahan-perubahan yang
akan terjadi di dunia pendidikan. Tantangan MEA dalam dunia pendidikan yang akan
dihadapi antara lain, menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar dan orientasi
pendidikan yang makin pro pasar, serta pasar tenaga kerja yang dibanjiri tenaga kerja asing.
Untuk membekali siswa dalam memasuki dunia kerja baik sebagai entrepreneur
ii). TEFA
Teaching Factory (TEFA) adalah pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis.
Pembelajaran melalui TEFA adalah proses penguasaan keahlian atau keterampilan
yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk
menghasilkan produk atau jasa yang dipesan oleh konsumen.
Pelaksanaan Tefa ini bertujuan :
(1) mempersiapkan individu untuk terus belajar ke level yang lebih tinggi;
(2) membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai kemampuannya;
(3) menunjukkan bahwa ‘learning by doing’ sangat penting bagi efektivitas
pendidikan dan menumbuhkan kreatifitas;
(4) mendefinisikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja;
(5) memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi siswa;
(6) membantu siswa dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, bagaimana
menjalin kerjasama dalam dunia kerja yang aktual, dll;
(7) memberi kesempatan kepada guru memperluas wawasan instruksional;
(8) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya sehingga dapat
Mendekatkan peserta didik dengan industri merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk membawa peserta didik belajar dunia nyata, tuntutan industri dan
kompetensi yang dituntut dari angkatan kerja.Kegiatan mengundang guru tamu industri
adalah sebagai bentuk inovasi pembelajaran, bahwa belajar dan mendapatkan ilmu tidak
semata dari guru di sekolah tetapi mendatangkan guru dari industri adalah sebagai upaya
pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri. Pada kegiatan guru
tamu ini, teori akan diberikan secara presentasi, sedangkan demo dan praktik secara
langsung. Sehingga siswa termotivasi dalam mempersiapkan dan menguasai
kompetensinya karena mereka dapat secara langsung berinteraksi dengan industri.
Perpaduan dari pembelajaran berbasis produksi dan pembelajaran kompetensi juga
didapat melalui TEFA. Dalam pembelajaran berbasis produksi, siswa terlibat langsung
dalam proses produksi, sehingga kompetensinya dibangun berdasar kebutuhan produksi.
Kapasitas produksi dan jenis produk menjadi kunci utama keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran. Dalam teaching factory, sekolah melaksanakan kegiatan produksi atau
layanan jasa yang merupakan bagian dari PBM, dengan demikian sekolah diharuskan
memiliki sebuah pabrik, workshop atau unit usaha lain untuk kegiatan pembelajaran.
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, aspek Al-Qur`an dan hadist, peserta didik mampu memahami
kandungan ayat Al-Qur`an dan hadist tentang perintah untuk berkompetisi dalam 20 kebaikan
dan etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina. Selain itu, peserta didik dapat
melafalkan Al-Qur`an dengan tartil dan fasih serta menghafal ayat Al-Qur`an dan hadist
terkait. Pada aspek akidah, peserta didik memahami dan menyakini makna syu’abul īmān
(cabang-cabang iman), pengertian, dalil, macam, dan manfaatnya. Pada aspek akhlak, peserta
membiasakan diri untuk menghindari akhlak maẑmūmah, dan menampilkan akhlak mahmūdah
dalam kehidupan sehari- hari. Pada aspek fikih, peserta didik mampu menerapkan dan
menyakini ajaran Islam tentang fikih muamalah dan al-kulliyât al-khamsah (lima prinsip dasar
hukum Islam) serta mampu menumbuhkan jiwa kemandirian, kewirausahaan, kepedulian, dan
kepekaan sosial. Pada aspek sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu mengenal dan
menyakini sejarah perkembangan dan perjuangan dakwah Islam periode Makkah dan Madinah
sebagai sunnatullah; dan meneladani keagungan akhlak Nabi Muhammad SAW.dan para
mencakup elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-Qur‘an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4)
Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Qur‘andanHadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja
dan etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina; dapat
kehidupan.
kehidupan sehari-hari.
sosial.
Sejarah Peserta didik mampu menganalisis sejarah dan peran tokoh ulama
Peradaban penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan time line
Pada akhir Fase F dalam elemen Al-Qur‘an dan Hadis, peserta didik dapat menganalisis
Al-Qur‘an dan Hadis tentang berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi,
memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama;
pentingnya berfikir kritis (critical thinking), ilmu pengetahuan dan teknologi, toleransi,
memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama;
membiasakan membaca Al- Qur‘an dengan meyakini bahwa berfikir kritis, ilmu pengetahuan dan
teknologi, toleransi, memelihara kehidupan manusia, musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi
beragama adalah ajaran agama; membiasakan sikap rasa ingin tahu, berfikir kritis, kreatif, dan
adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi, toleransi, peduli sosial, cinta
damai, semangat kebangsaan, dan tanggung jawab, sabar, tabah, pantang menyerah, tawakal, dan
selalu berprasangka baik kepada Allah Swt. dalam menghadapi ujian dan musibah, cinta tanah
Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis cabang-cabang iman, keterkaitan antara
iman, Islam dan ihsan, serta dasar- dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam; mempresentasikan
tentang cabang-cabang iman, dasar- dasar, tujuan dan manfaat ilmu kalam; meyakini bahwa
cabang-cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-dasar, tujuan dan
manfaat ilmu kalam adalah ajaran agama; membiasakan sikap tanggung jawab, memenuhi janji,
menyukuri nikmat, memelihara lisan, menutup aib orang lain, jujur, peduli sosial, ramah,
peserta didik dapat memecahkan masalah perkelahian antarpelajar, minuman keras (miras), dan
narkoba dalam Islam; menganalisis adab menggunakan media sosial dalam Islam, menganalisis
dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras kepala dalam kehidupan sehari hari, sikap
antarpelajar dan dampak pengiringnya, minuman keras (miras), dan narkoba; menganalisisadab
menggunakan media sosial dalam Islam, dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras
kepala dalam kehidupan sehari hari; meyakini bahwa agama melarang melakukan perkelahian
antarpelajar, minuman keras, dan narkoba, munafik, keras hati, dan keras kepala, meyakini bahwa
adab menggunakan media sosial dalam Islam dapat memberi keselamatan bagi individu dan
masyarakat dan meyakini bahwa sikap inovatif dan etika berorganisasi merupakan perintah
agama; membiasakan sikap taat pada aturan, peduli sosial, tanggung jawab, cinta damai, santun,
saling menghormati, semangat kebangsaan, jujur, inovatif, dan rendah hati Dalam elemen fikih,
peserta didik mampu menganalisis ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan
pernikahan dalam Islam, mawaris, dan konsep ijtihad; mempresentasikan tentang ketentuan
pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam Islam, mawaris, dan
konsep ijtihad; menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah, ketentuan pernikahan dalam
Islam, mawaris, dan meyakini bahwa ijtihad merupakan salah satu sumber hukum Islam;
menepati janji, adil, amanah, terbuka terhadap ilmu pengetahuan, dan menghargai perbedaan
pendapat.
Dalam elemen sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu menganalisis peran
dan keteladanan tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia, perkembangan peradaban Islam
di dunia, dan peran organisasi- organisasi Islam di Indonesia; mempresentasikan peran dan
dunia, dan peran ormas (organisasi masyarakat) Islam di Indonesia; mengakui keteladanan tokoh
ulama Islam di Indonesia, meyakini kebenaran perkembangan peradaban Islam pada masa
Islam berdasarkan ajaran agama; membiasakan sikap gemar membaca, menulis, berprestasi, dan
kerja keras, tanggung jawab, bernalar kritis, semangat kebangsaan, berkebinekaan global,
musibah, ujian, cinta tanah air dan moderasi beragama adalah ajaran
agama; membiasakan sikap rasa ingin tahu, berfikir kritis, kreatif, dan
keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar- dasar, tujuan dan
cabang iman, keterkaitan antara iman, Islam dan ihsan, serta dasar-
nikmat, memelihara lisan, menutup aib orang lain, jujur, peduli sosial,
hayat.
dalam Islam, dampak negatif sikap munafik, keras hati, dan keras
bagi individu dan masyarakat dan meyakini bahwa sikap inovatif dan
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar
sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami,
mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang
beragam. Peserta didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta
didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai
teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi
Gelar wicara.
dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta
penghargaan secara
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu
memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik yang
beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta
didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak orang. Peserta
didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya
dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban
bangsa.
(nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara;
Memirsa berdasarkan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe teks
Berbicara dan Peserta didik mampu menyajikan gagasan,pikiran, dan kreativitas dalam
Mempresentasikan berbahasa dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis,
KEWARGANEGARAAN
Fase E (Usia Mental ± 10 Tahun, Umumnya Kelas X) Pada fase ini, peserta didik mampu: a)
mengenal cara pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara; b) mengenal
fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan identitas nasional; c) mengenali
dan menggunakan produk dalam negeri sekaligus mempromosikan budaya lokal dan nasional; d) mengenal
hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; e) mendemonstrasikan praktik kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan
informasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; 30 f) melaksanakan kegiatan bersama atau gotong royong
dalam praktik hidup sehari-hari untuk membangun masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia
berdasarkan nilai-nilai Pancasila; g) memberi contoh dan memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga sekolah, warga masyarakat dan warga -80- negara; memahami peran dan kedudukannya
Elemen Capaian
Pembelajaran
Pancasila Peserta didik dapat membandingkan cara pandangpara pendiri bangsa
Undang-Undang Peserta didik dapat menganalisis norma dan aturan, hak dan
Dasar Negara kewajiban sebagai warga negara yang diatur dalam konstitusi dan
yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta. Peserta didik juga dapat
1945
mengkaji ide-idepara pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila
di dunia.
Pada fase ini, peserta didik mampu: a) mengenal kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka
serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global; b) menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; mengenal salah satu produk perundang-undangan; 31 c)
mempraktikkan sikap dan perilaku sebagai warga negara dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia; d) berperan aktif dalam mempromosikan Bhinneka Tunggal Ika; memahami sistem
pertahanan dan keamanan nasional; mengenal peran Indonesia dalam hubungan antar bangsa dan
Dasar Negara norma dan aturan dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam
memberikan solusinya.
NegaraKesatuan Peserta didik dapat mengkaji secara kritis kasus wilayah yang
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifatsifat operasi bilangan
berpangkat (eksponen), serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam
bunga tunggal dan bunga majemuk. Mereka dapat menggunakan sistem persamaan linear tiga
variabel, sistem pertidaksamaan linear dua variabel, persamaan dan fungsi kuadrat dan
persamaan dan fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Mereka dapat menentukan
Mereka juga dapat menginterpretasi dan membandingkan himpunan data berdasarkan distribusi
data, menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki hubungan data numerik, dan
mengevaluasi laporan berbasis statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang dan menentukan
frekuensi harapan dari kejadian majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan berpangkat
(eksponen) dan logaritma, serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri). Peserta
didik dapat menginterpretasi ekspresi eksponensial. Menggunakan sistem persamaan linear tiga
variabel, sistem pertidaksaman linear dua variabel, fungsi kuadrat dan fungsi eksponensial dalam
menyelesaikan masalah.
Peserta didik juga dapat melakukan operasi Vektor. Peserta didik dapat menentukan perbandingan
trigonometri dan memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-siku. Peserta juga didik
dapat memilih tampilan data yang sesuai dan menginterpretasi data menurut bentuk
distribusi data menggunakan nilai tengah (median, mean) dan sebaran (jangkauan interkuartil,
standar deviasi).
and Fungsi
eksponensial. Menggunakan sistem persamaan linear tiga variabel, sistem
Fungsi -
Pengukuran -
Bidang Keahlian : Teknik Otomotif
Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor 109
Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat menentukan
Analisis Data Di akhir fase E, peserta didik dapat menampilkan dan menginterpretasi data
Pada akhir fase F, peserta didik dapat menentukan fungsi Invers, komposisi fungsi dan
transformasi fungsi untuk memodelkan situasi dunia nyata berdasarkan fungsi yang sesuai
(linier, kuadrat, eksponensial). peserta didik menerapkan teorema tentang lingkaran, dan
menentukan panjang busur dan luas juring lingkaran. Peserta didik juga dapat mengevaluasi
dan Fungsi
komposisi fungsidan transformasi fungsi untuk memodelkan situasi dunia
Pengukuran -
Data dan
mengumpulkan informasi, menyajikan, menganalisis, hingga menarik
Peluang
kesimpulan dari suatu data dengan membuat rangkuman statistik
data.
Fungsi -
Kalkulus -
Pada akhir fase F+, peserta didik dapat menyatakan bilangan kompleks dan operasinya
pada bidang koordinat kompleks, menyatakan data dalam bentuk matriks dan melakukan
penyelesaian sistem persamaan. Peserta didik melakukan operasi aritmatika pada polinomial.
Peserta didik dapat menyatakan sifat-sifat geometri dengan persamaan (titik, garis, lingkaran,
elips, parabola, dsb.). Peserta didik dapat dapat memodelkan fenomena dengan fungsi
trigonometri dan fungsi logaritma. Mereka dapat menggunakan sistem koordinat untuk
menyatakan bentuk geometris dalam bentuk aljabar. Psereta didik dapat mengevaluasi hasil
diharapkan. Peserta didik juga dapat menerapkan konsep dasar kalkulus di dalam konteks
Aljabar dan Di akhir fase F, peserta didik melakukan operasi aritmetika pada
Pengukuran -
dan Peluang distribusi data secara statistik (seragam, binomial dan normal). menghitung
penyelesaian masalah
Fungsi -
Fase E (Usia Mental ± 10 Tahun dan Umumnya Kelas X) Pada akhir Fase E, peserta didik
menggunakan teks lisan, tulisan, dan visual dalam bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan
situasi, tujuan, dan pemirsa/pembacanya. Jenis teks berupa deskripsi menjadi rujukan utama dalam
mempelajari bahasa Inggris. Peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan
keinginan/perasaan dan berdiskusi mengenai topik yang dekat dengan keseharian. Mereka membaca
Fase F, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan, dan visual dalam bahasa Inggris untuk
berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan pemirsa/pembacanya. Berbagai jenis teks
deskripsi, prosedur, dan narasi menjadi rujukan dalam mempelajari bahasa Inggris pada fase
ini. Peserta didik menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berdiskusi dan
Inggris untuk mengeksplorasi berbagai teks dalam berbagai macam topik kontekstual. Mereka
inferensi tersirat ketika memahami informasi dan kemampuan evaluasi berbagai jenis teks
dalam bahasa Inggris sudah berkembang. Mereka memproduksi teks lisan dan tulisan serta
visual dalam bahasa Inggris yang terstruktur dengan kosakata yang lebih beragam. Peserta
write a word.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
(PJOK)
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai penerapan
keterampilan gerak sebagai hasil evaluasi pengetahuan yang benar, mengevaluasi dan
related health) dan kebugaran jaSMKni terkait keterampilan (physical fittness related skills),
pola perilaku hidup sehat, serta menunjukkan perilaku dalam menumbuh kembangkan nilai-
Keterampilan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan
Pengetahuan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengevaluasi
Pemanfaatan Gerak Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengevaluasi
fakta,konsep, prinsip, dan prosedur dan
mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jaSMKni
terkait kesehatan (physicsl fittness related health) dan
kebugaran jas SMKn terkaitketerampilan (physical
fittness related skills) berdasarkan prinsip latihan
(Frequency, Intensity, Time
Type/FITT) untuk mendapatkan kebugaran dengan status baik
Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dalam
mengembangkan pola perilaku hidup sehat
berupa penerapan konsep dan prinsip pergaulan
sehat antara remaja dan orang lain di sekitarnya
Pengembangan Karakter dan Pada akhir fase ini peserta didik mengembangkan tanggung
Internalisasi Nilai- nilai Gerak jawab sosialnya dalam kelompok kecil untuk melakukan
Pada akhir fase F, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan merancang dan
kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness related health) dan kebugaran
jasmani terkait keterampilan (physicsl fittness related skills) dan pengukurannya, pola
kelompok yang lebih besar dengan tetap menjunjung tinggi moral dan etika, selain itu
peserta didik juga dapat memengaruhi kelompoknya dalam menerapkan nilai-nilai aktivitas
jasmani.
Keterampilan Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
Pengetahuan Pada akhir fase ini peserta didik dapat merancang prosedur, strategi,
Pemanfaatan Pada akhir fase ini peserta didik dapat merancang dan mempraktikkan
dengan status baik. Peserta didik juga dapat menganalisis bahaya, cara
Pengembangan Karakter Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengambil peran sebagai
dan Internalisasi Nilai- pemimpin kelompok yang lebih besar dalam aktivitas jaSMKni dan
nilai Gerak olahraga dengan tetap menjunjung tinggi moral dan etika. Selain
agar orang lain menjalankan etika yang baik, saling menghormati, dan
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar manusia, ruang,
waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian
sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, dan penelitian berbasis proyek
kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di
Indonesia meliputi konsep asal- usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer dan sekunder untuk
melakukan penelitian sejarah sejarah lokal secara diakronis atau sinkronis kemudian
mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga
Konsep
konsep dasar ilmu sejarah yang dapat digunakan untuk menjelaskan
Sejarah peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai pisau
masa lalu, masa kini, dan masa depan; memahami sejarah dari aspek
Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul nenek moyang
dan jalur rempah; menganalisis manusia dalam asal usu nenek moyang dan
jalur rempah; menganalisis asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam
ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa
depan; menganalisis asal usu nenek moyang dan jalur rempah dari pola
maupun sinkronis.
menganalisis kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan
Keterampilan Proses Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya,
jalur rempah dan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, kerajaan
Pada Fase F, peserta didik di Kelas XI dan XII mampu mengembangkan konsep- konsep
dasar sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah dalam lintasan lokal, nasional, dan global.
Melalui literasi, diskusi, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu
menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia dan dunia meliputi
Pemerintahan Orde Baru, Pemerintahan Reformasi, serta Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I
dan II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21.
Peserta didik di Kelas XI mampu menggunakan sumber primer dan sekunder untuk
melakukan penelitian sejarah nasional dan/atau sejarah lokal yang berkaitan dengan sejarah
nasional secara diakronis atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah
untuk menjelaskan, menganalisis dan mengevaluasi peristiwa sejarah, serta memaknai nilai-
Peserta didik di Kelas XII mampu menggunakan sumber sekunder dan sumber primer
untuk melakukan penelitian sejarah nasional, sejarah dunia, dan/atau sejarah tematis, secara
sinkronis atau diakronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau
media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk
mengaktualisasikan minat bakatnya dalam bidang sejarah melalui studi lanjutan atau kegiatan
Konsep Sejarah konsep sejarah yang dapat digunakan untuk mengkaji peristiwa sejarah;
peristiwa sejarah.
peristiwa sejarah.
Keterampilan Pada akhir fase Kelas XI dan XII ini, peserta didik mampu melakukan:
lalu, masa kini, dan masa depan; penjelasan peristiwa sejarah dari
bahkan global.
Kesadaran Pada akhir fase kelas XI dan XII ini, peserta didik
Pada akhir fase kelas XII ini, peserta didik mampu melakukan penelitian
Keterampilan Pada akhir fase kelas XI ini diharapkan peserta didik mampu membaca
Praktisboard, buku teks, buku referensi, dan internet; menuliskan dan menuturkan
infografis, sejarah nasional dan/atau sejarah lokal yang berkaitan dengan sejarah
videografis, nasional; mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital
komik, poster, dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter,
Practice Skills)
Pada akhir fase, peserta didik mampu mengevaluasi hasil penciptaan karya tari dalam
menggali tari tradisi berdasarkan makna dan simbol sebagai inspirasi saat membuat gerak
tari kreasi secara individu ataupun kelompok sebagai wujud aktualisasi diri. Peserta didik
mengekspresikan diri dengan menciptakan karya tari yang berpijak dari tradisi.
pertunjukkan.
dalam karyanya.
tari.
Pada akhir fase, peserta didik mampu mengevaluasi hasil penciptaan karya tari dengan
membandingkan berbagai macam pertunjukkan tari tradisi dan kreasi berdasarkan makna,
simbol, nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni yang dapat dijadikan inspirasi untuk
menciptakan karya tari secara individu ataupun kelompok sebagai bentuk aktualisasi diri dalam
mempengaruhi orang lain. Peserta didik mampu mencipta karya seni dengan menggunakan
Berpikir dan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukan
(Reflecting)
hasil penciptaan karya tari dengan mengapresiasi nilai
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menyimak dengan baik dan cermat, melibatkan diri
secara aktif dalam pengalaman atas bunyi-musik. Peserta didik dapat mengkaji, memberi kesan,
dan merekam beragam praktik bermusik baik sendiri maupun bersama- sama baik sebagai
dokumentasi maupun alat komunikasi secara umum serta menyadari hubungannya dengan
konteks dan praktik- praktik lain (di luar musik) yang lebih luas untuk perbaikan hidup baik diri
sendiri, sesama, lingkungan dan alam semesta. Peserta didik mampu menjalani kebiasaan praktik
musik yang baik dan rutin dalam melakukan praktik musik mulai persiapan, penyajian, maupun
setelah melakukan praktik musik dengan kesadaran untuk perkembangan, perbaikan, kelancaran
serta keluwesan dalam melakukan praktik musik. Peserta didik mampu memilih, memainkan,
menghasilkan, menganalisa, merefleksi karya-karya musik secara aktif, kreatif, artistik, dan
musikal secara bebas dan bertanggung jawab, serta sensitif terhadap fenomena kehidupan
manusia serta terus mengusahakan mendapatkan pengalaman dan kesan baik dan berharga bagi
perbaikan dan kemajuan diri sendiri secara utuh dan bagi kemajuan bersama.
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak, melibatkan
(Experiencing diri secara aktif dalam pengalaman atas kesan terhadap bunyi-
Berpikir dan Bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani kebiasaan
Secara Artistik baik dan rutin dalam berpraktik musik sejak dari persiapan,
(Thinking and Working saat, maupun usai berpraktik musik dengan kesadaran
manusia.
(Creating) gagasan dan karya musik yang otentik dalam sebuah sajian
semesta.
bagi diri sendiri dan orang baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam
dan bersama
Pada akhir Fase F, peserta didik mampu menyimak dengan baik dan cermat, melibatkan
diri secara aktif dan kreatif dalam pengalaman atas bunyi-musik. Peserta didik menunjukkan
penambahan wawasan atas beragam konteks dari sajian musik seperti: lirik lagu, kegunaan
musik yang dimainkan, era, style, kondisi sosial-budaya, ekologis, dan sebagainya. Peserta didik
menghasilkan gagasan dan karya musik yang otentik dengan menunjukkan kepekaan terhadap
konteks. Peserta didik mampu melibatkan praktik- praktik selain musik (bentuk seni lain,
pelibatan dan penggunaan teknologi yang sesuai) baik secara terencana maupun
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak dengan baik
(Experiencing dan cermat, melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas
secara luas.
Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak dengan baik
(Reflecting) dan cermat, melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas
secara luas.
Berpikir dan Bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak dan menjalani
Secara Artistik kebiasaan bermusik secara baik dan cermat, serta menuntukkan
(Thinking and tingkat kepekaan yang tinggi akan unsur- unsur bunyi-musik,
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menghasilkan gagasan
(Creating) dan karya musik yang otentik dalam sebuah sajian dengan
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani kebiasaan
(Impacting) bagi baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-
diri sendiri dan kegiatan bermusik lewat bernyanyi, memainkan media bunyi-
orang lain musik dan memperluas wilayah praktik musiknya dengan praktik-
(IPAS)
Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan dapat memahami dan membuat teks
mengevaluasi data, memberikan penjelasan, dan menyajikan opini atau klaim sesuai dengan
lingkup bidang keahliannya. Mereka juga dapat memahami serta membuat teks multimedia
seperti bagan, grafik, diagram, gambar, peta, animasi, dan media visual. Peserta didik
menggunakan struktur bahasa untuk menghubungkan informasi dan ide, memberikan deskripsi
dan penjelasan, merumuskan hipotesis, dan 50 mengkonstruksi argumen yang didasarkan pada
bukti-bukti sehingga dapat mengekspresikan posisinya. Peserta didik memahami ketujuh aspek
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang terdiri dari makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan
perubahannya; energi dan perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar
ruang dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta
Menjelaskan fenomena Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan
Mendesain dan Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat
Menerjemahkan data dan Peserta didik dapat menerjemahkan data dan bukti dari berbagai
dari tabel hasil, grafik, atau sumber data lain. Peserta didik
Pada akhir fase E, peserta didik: a) mampu mendeskripsikan fungsi dan cara kerja sistem
internet dan jaringan lokal serta mengkoneksikan perangkat ke jaringan lokal dan internet, enkripsi
data, mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber baik secara manual atau
format dari berbagai aplikasi untuk disajikan dalam berbagai representasi yang memudahkan
analisis dan interpretasi, dan menggunakan fitur lanjut dan otomasi dari aplikasi perkantoran; b)
tekstual sebagai solusi atas persoalan berbagai bidang yang mengandung data diskrit bervolume
tidak kecil, bergotong royong untuk menyelesaikan suatu persoalan kompleks dengan
yang bersentuhan dengan bidang lain sesuai kaidah proses rekayasa, serta mengomunikasikan
secara lisan dan tertulis rancangan produk, produk, dan prosesnya; dan c) mampu mengenal
sejarah perkembangan komputer dan tokoh-tokohnya, memahami aspek teknis, hukum, ekonomi,
lingkungan, dan sosial dari produk TIK,hak kekayaan intelektual, dan lisensi. mengenal berbagai
bidang studi dan profesi terkait informatika serta peran informatika pada bidang lain.
bervolume
TIK Pada akhir fase E, peserta didik mampu memanfaatkan berbagai aplikasi
SK Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan cara kerja komputer dan
dan mekanisme internal yang terjadi pada interaksi antara perangkat keras,
perangkat
JKI Pada akhir fase E, peserta didik menjelaskan Internet dan jaringan lokal,
komunikasi data via ponsel, konektivitas internet melalui jaringan kabel dan
AD Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan aspek privasi dan
AP Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan praktik baik konsep
notasi algoritma atau notasi lain, berdasarkan strategi algoritmik yang tepat.
ekonomi, lingkungan dan sosial dari produk TIK, , serta mampu menjelaskan
berbagai bidang studi dan profesi bidang informatika serta peran informatika
PLB Pada akhir fase E, peserta didik mampu bergotong royong dalam tim inklusif
bagi masyarakat.
Pada akhir fase F, peserta didik: a) mampu mengkaji berbagai strategi algoritmik
yang menghasilkan lebih dari satu solusi persoalan, menganalisis setiap solusi,
serta menentukan solusi yang paling efisien dan optimal untuk dikembangkan menjadi
bahasa yang sudah dikenalnya ke bahasa lain berdasarkan kaidah translasi yang
diberikan, memahami jaringan komputer dari sisi teknis, termasuk cyber security, dan
tata kelola untuk mengontrol akses data ke sistem, mampu melakukan konfigurasi dan
setting komputer ke jaringan komputer dan internet untuk menjamin keamanan dirinya
dan b) mampu bergotong royong dengan menggunakan berbagai perkakas TIK untuk
perangkat lunak yang berinteraksi dengan single board computer/controller atau kit
elektronika untuk edukasi yang bisa diprogram atau mengembangkan program untuk
mengolah data bervolume besar serta mampu mengkomunikasikan produk dan proses
aplikasi
algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu
JKI Pada akhir fase F, peserta didik memahami konsep lanjutan jaringan komputer
jaringan komputer dan mekanisme pertukaran data, konsep cyber security, tata
kelola kontrol akses data, serta faktor- faktor dan konfigurasi keamanan
jaringan.
( aspek statik) dan eksekusi (aspek dinamik) suatu program sumber (source
DSI Pada akhir fase F, peserta didik mampu mengkaji secara kritis kasus- kasus
sosial terkini terkait produk TIK dan sistem komputasi, menganalisis kasus,
PLB Pada akhir fase F, peserta didik mampu bergotong royong dalam tim inklusif
Pada akhir fase E (kelas X SMK) peserta didik akan mendapatkan gambaran
menyeluruh mengenai program keahlian Pekerjaan Sosial, dalam rangka menumbuhkan
renjana (passion), visi (vision), imajinasi, dan kreativitas untuk merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar. Capaian pembelajaran pada elemen-elemen mata pelajaran
Dasar-dasar Otomotif dapat diuraikan sebagai berikut:
Teknik dasar pemeliharaan dan Pada akhir fase E, peserta didik peserta didik mampu
perbaikan yang terkait dengan memahami teknik dasar bidang otomotif melalui
seluruh proses bidang otomotif. pengenalan dan praktik singkat penggunaan alat ukur,
pemeliharaan, perbaikan, pembentukan body kendaraan,
perakitan, serta pengenalan alat berat, dump-truck, dan
sejenisnya.
Gambar teknik Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggambar teknik
dasar, termasuk pengenalan macam-macam peralatan
gambar, standarisasi dalam pembuatan gambar, serta
praktik menggambar dan membaca gambar teknik, dan
menentukan letak dan posisi komponen otomotif
berdasarkan gambar buku manual.
Dasar sistem hidrolik dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu
Pneumatik memahami prinsip dasar sistem hidrolik danpneumatik,
termasuk komponen sistem hidrolik dan pneumatik.
2. Asas Pelayanan
Asas Dalam Bimbingan Dan Konseling
a. Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan
dan konseling merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta
didik/konseli, sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling.
b. Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli
mengikuti layanan yang diperlukannya.
c. Keterbukaan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan
menerima informasi.
d. Keaktifan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
kepada peserta didik/konseli memerlukan keaktifan dari kedua belah pihak.
e. Kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/ konseli mampu mengambil
keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.
f. Kekinian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi masyarakat di tingkat
lokal, nasional dan global yang berpengaruh kuat terhadap kehidupan peserta
didik/konseli.
g. Kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat
manusia, kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta proses dan teknik
bimbingan dan konseling sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan
konseling.
h. Keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling
yang terpadu antara tunjuan bimbingan dan konseling dengan tujuan
pendidikan dan nilai – nilai luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh
masyarakat.
b. Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif adalah layanan bimbingan dan konseling bagi peserta
didik yangmemiliki kebutuhan dan menghadapi masalah yang
memerlukan penanganan dengansegera, sebab jika tidak segera dibantu
dapat menilmbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Dalam hal ini konseling mungkin berinisiatif mendatangi
konselor untuk memanfaatkan bantuan profesional yang diperlukannya dari
c. Perencanaan Individual
Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada peserta
didik sebagai upaya merencanakan, memonitor dan mengelola aktivitas yang
berkaitan dengan kemajuan dan kesuksesan masa depannya berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
d. Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan
secara menyeluruh. Layanan dukungan sistem sangat banyak dan bervariasi,
antara lain dapat berupa kegiatan pengembangan profesional konselor;
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas; peningkatan mutu manajemen program;
peningkatan anggaran dan fasilitas, pelatihan BK bagi para Pengawas dan
Kepala Sekolah/Madrasah.
b. Di Luar Kelas
1) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi
konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok,
bimbingan kelas besar atau lintas kelas, konsultasi, konferensi kasus,
kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus, pengelolaan
media informasi yang meliputi website dan/atau leaflet dan/atau papan
bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak masalah.
2) Kegiatan lain yang mendukung kualitas layanan bimbingan dan konseling
yang meliputi panajemen program berbasis kompetensi, penelitian dan
pengembangan,pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
3) Kegiatan tambahan yang relevan dengan profesi bimbingan dan konseling
atau tugas kependidikan atau lainnya yang berkaitan dengan tugas profesi
bimbingan dan konseling yang didasarkan atas tugas dari pimpinan satuan
pendidikan atau pemerintah.
5. Pola Analisis Hasil Kerja Guru BK
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik/konseli didasarkan pada
rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan yang dilakukan. Di samping itu,
dilakukan evaluasi keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai bentuk
akuntabilitas layanan bimbingan dan konseling. Hasil eveluasi dilaporkan dan
diakhiri dengan rekomendasi tentang tindak lanjut pengembangan program
selanjutnya.
2. Pengembangan sikap
Sebagai pendidikan nilai dan karakter, pendidikan antikorupsi memberi perhatian yang
besar pada pengembangan aspek sikap siswa. Sikap adalah disposisi penilaian yang
diberikan terhadap suatu objek yang didasarkan atas pengetahuan, reaksi afektif, kemauan
dan perilaku sebelumnya akan objek tersebut (Fishbean, & Ajzen 1973).). Kesemua
elemen diatas saling berhubungan dan saling bertukar tempat misalnya reaksi afektif
dibayangi oleh perilaku yang biasa dilakukan. Karena itu sikap yang pro pada korupsi
bukanlah sebuah kategori saja melainkan juga mengandung hal lainnya . Perubahan pada
satu elemen akan merubah pula elemen yang lainnya. Misalnya menghilangkan intensi
dan perilaku mungkin akan merubah kognisi, sikap dan reaksi afektif. Oleh karena itu
ketika memberikan informasi tentang korupsi, guru berusaha mengembangkan sikap
berdasarkan kognisi. Untuk itu siswa harus memiliki kognisi atau pengetahuan yang
benar dan dipahami secara baik, sehingga pengetahuan itu bisa bertahan lama dalam
memorinya dan dapat dipergunakan setiap kali mereka akan membuat pertimbangan
tertentu. 296 Disamping itu keterlibatan yang intens dalam aktifitas yang mengandung
nilai-nilai antikorupsi juga akan mengembangkan sikap yang sesuai dengan nilai tersebut.
3. Perubahan sikap
Merubah sikap yang telah dimiliki sebelumnya merupakan pekerjaan dan tugas yang
tidak gampang dan terkadang menimbulkan rasa frustasi. Apalagi jika sikap yang telah
E. Beban Mengajar
F. Kenaikan Kelas
1. Kenaikan Kelas
G. KALENDER PENDIDIKAN
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari
libur khusus.
7. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
10. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/pemerintah daerah.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel
dibawah ini:
Maksimum 2
3. Jeda antar semester Antara semester I dan II
minggu
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
SMK Negeri Kartoharjo memiliki alokasi waktu pembelajaran / Beban belajar SMK
meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah, dan kegiatan kerja praktik di
dunia usaha/industri dengan jumlah 50 jam pelajaran per minggu @ 45 menit.
Penyelenggaraan pendidikan SMK maksimum 40 minggu efektif dalam satu tahun pelajaran.
Dalam satu tahun pelajaran dibagi menjadi semester gasal (bulan Juli - Desember) dan
semester genap (bulan Januari – Juni).
Kegiatan pembelajaran teori praktek dilaksanakan selama 5 hari dengan alokasi waktu
sebagai berikut :
WAKTU BELAJAR HARI
SENIN-KAMIS
JAM KETERANGAN
SEMESTER GASAL DAN
GENAP
1 07.00 - 07.45 UPACARA + GLS
2 07.45 - 08.30
3 08.30 - 09.15
4 09.15 - 10.00
ISTIRAHAT
5 10.15 - 11.00
6 11.00 - 11.45
7 11.45 - 12.30
ISTIRAHAT
8 13.00 - 13.45
9 13.45 – 14.30
10 14.30 – 15.15
C. Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan Kalender Pendidikan Tahun 2022 – 2023 yang ditetapkan SMK Negeri
Kartoharjo dan mengacu pada Kalender Pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur bahwa kegiatan awal tahun pelajaran sebagai berikut :
Kegiatan kelas X
MINGGU ALOKASI
NO KEGIATAN BULAN
KE WAKTU
1 Penerimaan siswa baru Juni - Juli 4–2 10 hari
2 Masa Orientasi Siswa Baru Juli 3 3 hari
Juli –
3 Pembelajaran efektif semester gasal 111 hari
Desember
4 Ujian Tengah Semester Oktober 2 5 hari
Nopember 4
5 Penilaian Akhir semester 10 hari
Desember 1
6 Penerimaan Rapor semester gasal Desember 3 1 hari
7 Libur semester Gasal Desember 3-4 11 hari
Pembelajaran efektif semester Januari –
8 100 hari
genap Juni
9 Ujian Kompetensi Keahlian Pebruari 3-4 10 hari
10 Ujian Satuan Pendidikan (USP) Maret 2-3 10 hari
11 Ujian Tengah Semester Maret 1 5 hari
12 Penilaian Akhir semester Juni 1-2 10 hari
13 Penerimaan Rapor semester genap Juni 3 1 hari
Pada Kalender Pendidikan Tahun 2022 – 2023 yang ditetapkan SMK Negeri Kartoharjo
terdapat kegiatan pendukung pembelajaran yang diprogramkan setiap semester / tahun
pelajaran bejalan sebagai berikut :
Rapat bersama guru / tenaga kependidikan
MINGGU ALOKASI
NO KEGIATAN RAPAT BULAN
KE WAKTU
1 Awal tahun pelajaran Juli 1 1 hari
2 Penyusunan evaluasi awal semester Agustus 1 1 hari
Penyusunan evaluasi tengah
3 Oktober 1 1 hari
semester
Penyusunan evaluasi akhir
4 Nopember 4 1 hari
semester
5 Akhir semester gasal Desember 3 1 hari
6 Penyusunan evaluasi awal semester Pebruari 1 1 hari
Penyusunan evaluasi tengah
7 April 1 1 hari
semester
Penyusunan evaluasi akhir
8 Mei 1 1 hari
semester
9 Verifikasi hasil ujian Nasional Juni 1 1 hari
Akhir semester genap / kenaikan
10 Juni 2 1 hari
kelas
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan. Aspek-aspek yang dibutuhkan serta konsep dari alur tujuan pembelajaran akan
diuraikan di bawah ini. Sejumlah aspek dan konsep alur tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Kompetensi, yaitu kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh siswa. Hasil dari
kompetensi berupa aktualisasi diri siswa yang tercermin dalam bentuk produk, kinerja, atau
performa siswa (abstrak maupun konkret). Kemampuan yang ditampilkan siswa menunjukkan
sejauh mana keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Contoh kompetensi
adalah siswa dapat menjelaskan kembali materi yang dijelaskan guru, siswa dapat menyajikan
hasil observasi sesuai dengan yang diharapkan, siswa dapat mengutarakan pendapat, dan lain-
lain.
Konten, yaitu konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran.
Aspek ini berupa ilmu pengetahuan inti yang telah dimengerti oleh siswa usai guru
menjelaskan materi. Konten berkaitan dengan pertanyaan yang bisa dijawab siswa. Contoh
Variasi, yaitu keterampilan berpikir yang perlu dikuasai oleh siswa untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Tidak hanya berupa produk atau kinerja yang ditunjukkan
siswa dalam bentuk abstrak maupun konkret. Tujuan pembelajaran juga membantu siswa
dalam mengasah kemampuannya agar terampil dalam berpikir. Keterampilan berpikir pada
siswa meliputi kreativitas, bernalar kritis, komputasional, maupun kemampuan berpikir tingkat
permasalahan yang ada di lingkungan sekitar → menggali sebab dan pengaruh, hingga mencari
solusi terbaik.
Berdasarkan konsep alur tujuan pembelajaran (ATP), guru bisa menuliskan terlebih dulu
capaian pembelajaran (CP) sesuai pilihan fase dan kelas yang diajar. Kemudian, guru dapat
menuliskan tujuan pembelajaran yang dijabarkan dari capaian pembelajaran seperti berikut ini.
menjadi acuan.
9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar sesuai dengan kesiapan, minat,
10. Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar observasi yang
dibutuhkan.
C. Asesmen
1. Prinsip Asesmen
ii. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
iv. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
v. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Mekanisme Asesmen
Asesmen formatif
Yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta
didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang
direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena
ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk
keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu rencana pelaksanaan
pembelajaran atau modul ajar, tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran.
Pendidik adalah sosok yang paling memahami kemajuan belajar peserta didik
sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan keleluasaan untuk melakukan
asesmen agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik masingmasing.
Termasuk dalam keleluasaan ini adalah keputusan tentang penilaian tengah semester.
Pendidik dan satuan pendidikan berwenang untuk memutuskan perlu atau tidaknya
melakukan penilaian tersebut.
3. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu
tujuan pembelajaran.
mutlak (misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik
Menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan
contoh pendekatan yang dimaksud. Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa
• Akademik
• Memperoleh Capaian Pembelajaran minimal pada tahap baik atau berkembang baik.
• Non akademik:
• Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran selama satu tahun
baik terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta nilai-nilai
melawan tenaga pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik dantidak
Kriteria Kelulusan
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Negeri Kartoharjo Magetan ditetapkan
berdasarkan:
pendidikan
• Jadwal rapat penentuan kelulusan dan pengumuman kelulusan peserta didik akan
disampaikan kemudian
1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang
(kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan pada gilirannya akan berkontribusi untuk
melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa menerima layanan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat
program pengembangan profesionalisme guru. Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan
akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua guru tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus
fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada
guru. Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan berdampak pada
disekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang ditetapkan. Kegiatan pengawasan
ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar,
percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.
pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru profesional
dapat dibentuk melalui supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk kerja guru dapat
diketahui, dan program tindak lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat
disusun. Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian dari proses pengembangan
keberlanjutan profesionalitas guru agar semakin mampu menyediakan layanan belajar yang
2. Supervisi Klinis
tatap muka antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan
guru. Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan
bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara teliti dan mendetail.
Hubungan antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai
supervisor dan guru sebagai hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi
klinis dilakukan secara bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis atas dasar permintaan guru yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior
Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
yang akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan CP dan ATP, dan kepala
dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan
menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir
pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan guru.
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran secara
digariskan dalam ATP. Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil
Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah
sudah dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama
membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh sekolah. Inti
pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan analisis
perilaku aktual guru dan peserta didik, serta membuat keputusan tentang apa dan
B. Evaluasi
Evaluasi di SMK Negeri Kartoharjo Magetan dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu evaluasi
1. Evaluasi Pembelajaran
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan
agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan hasil belajar,
keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan dari program
dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program belajar yang perlu
diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di
sekolah;dan (6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar guru, yang
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur
pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan
disasar; (3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan
Dunia Kerja dalam melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6) persepsi orang
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain sebagai berikut.
b. Reflektif, dengan melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek,
c. Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang ditelaah secara seksama.
Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif dan
mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara lain: guru mata pelajaran umum dan
kejuruan, wakasek bidang kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik,
Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan pemberian umpan
balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar. Guru
diwajibkan untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah
yang dapat digunakan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain data apa
Faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan program/pembelajaran?; Faktor apa saja
pendidikan dapat mendukung pengembangan profesional guru?; Apa saja yang sudah
dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran?; Faktor apa saja yang
2. Evaluasi Kurikulum
untuk mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap
hari membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar
berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses
kegiatan belajar, bagaimana persepsi Dunia Kerja. Setelah melakukan asesmen formatif,
secara individual maupun tim, guru dan/atau instruktur industri mereview proses belajar dan
tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar
untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir semester, dan/atau instruktur industri dan tim
melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran, dan/atau instruktur
industri dan tim melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu tahun dan bagaimana hal
tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta visi dan misi sekolah. Sumber-sumber
informasi yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi kurikulum antara lain data
asesmen: hasil asesmen peserta didik per unit; projek peserta didik; survey lulusan; refleksi
proses belajar oleh dan/atau instruktur industri; observasi Kepala Sekolah; karya yang
dihasilkan peserta didik; portofolio peserta didik, dan pameran karya hasil belajar peserta
dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri; melakukan asesmen berupa refleksi
mandiri secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar,
capaian pembelajaran, ATP, profil pelajar pancasila); focus group discussion dan dialog
data per level ajar; melakukan diskusi secara berkelompok untuk melihat hubungan antar
data yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil belajar peserta didik, serta refleksi dalam
self-study, untuk menganalisa masalah dan menarik kesimpulan, persepsi Dunia Kerja, serta
persepsi peserta didik terhadap proses, materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik
memaknai hasil belajarnya; kuesioner orang tua untuk mengumpulkan persepsi orang tua
C. Pengembangan Profesional
SMK Negeri Kartoharjo Magetan dalam meningkat profesional guru dilakukan dengan
1. Sertifikasi guru
SMK Negeri Kartoharjo Magetan memiliki 38 orang guru ASN PNS dan GTT 12, 87
persen PNS sudah mendapatkan sertifikasi demikian pula sebagian dari GTT. Pengajuan
guru, sehingga diharapkan guru yang telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja yang
tinggi.
magang industri. Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi PTK. Selain itu
setiap PTK juga diberi kesempatan untuk melaksanakan magang secara mandiri. Magang
Beberapa Dunia Kerja mitra sekolah memiliki program magang secara periodik bagi
gurukejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan dalam dua
strategi, yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari Dunia Kerja; dan (2) magang dengan
seperti Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis
4. Studi Tiru
SMK Negeri Kartoharjo Magetan secara berkala memberi kesempatan kepada PTK
untuk studi di industri dan dunia usaha terkait sebagai penambahan wawasan, khususnya
untuk melihat tren karya kecantikan masa kini dan yang akan datang, profesi dan jabatan
5. Kewirausahaan
bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang telah dilakukan secara
individu atau mendorong guru untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan Dunia
Kerja.
Tujuan utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan dan menjadi
sosok inspiratif bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat membimbing peserta didik
secara optimaldalam berwirausaha. Jika guru telah memiliki kemampuan nyata dalam
berwirausaha niscaya tidak akan lagi dianggap hanya memiliki kemampuan teoritis semata.
SMK Negeri Kartoharjo Magetan juga memberi kesempatan kepada guru kejuruan
secara periodik di sekolah atau di luar sekolah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka
lokakarya, kegiatan di MGMP, uji kompetensi, dan lain-lain secara periodik di sekolah atau
di luar sekolah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan pada guru
meningkatkan kemampuannya.
Sekolah memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara individu, sekolah hanya
memberikan regulasi untuk memermudah proses studinya. Sekolah juga berupaya untuk
mencarikan peluang beasiswa dari pemerintah, lembaga-lembaga swasta, dan Dunia Kerja.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMKN KARTOHARJO MAGETAN
A. Rasional
Mata Pelajaran Dasar-dasar Otomotif merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang dasar-
dasar dari alat transportasi, alat angkut dan alat angkat serta alat berat yang menggunakan mesin.
Mata Pelajaran Dasar- dasar Otomotif merupakan mata pelajaran pengantar keilmuan otomotif yang
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana
dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan eksperimen ilmiah (penerapan saintifik), dengan
demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan
nilai-nilai baru secara mandiri.
Mata Pelajaran Dasar-dasar Otomotif berisi kompetensi-kompetensi yang mendasari penguasaan
keahlian teknik otomotif yang nantinya menentukan pemilihan konsentrasi pada kompetensi tingkat
selanjutnya, antara lain Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Bisnis Sepeda Motor, Teknik
Alat Berat, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Ototronik, Teknik dan Manajemen Perawatan Otomotif
dan lain-lain. Mata Pelajaran Dasar-dasar teknik otomotif merupakan fondasi dalam perancangan,
pengoperasian, dan pemeliharaan teknik otomotif. Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan
dengan perkembangan teknologi otomotif pada saat ini dan yang akan datang, budaya kerja, dunia
kerja, jabatan kerja setelah lulus dari program keahlian di satuan Pendidikan, dan konsentrasi yang
dapat dipelajari pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan passion (renjana), vision (visi),
imajinasi, dan kreativitas.
Pada era digitalisasi dan otomatisasi di dunia industri seperti saat ini peserta didik menerapkan Profil
Pelajar Pancasila dengan sifat gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif sehingga peserta
didik dapat memecahkan masalah dan menemukan solusi dalam mempelajari Dasar- dasar Otomotif.
Mata pelajaran Dasar-dasar Otomotif tidak hanya membekali peserta didik pada dasar keahlian
191
teknik otomotif tetapi juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan akhlak pribadi seperti
disiplin, menghargai dan menghormati budaya sehingga peserta didik menjadi masyarakat yang
senantiasa beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bernalar kritis,
mandiri, kreatif, bergotong royong dan peduli terhadap lingkungan.
B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar-dasar Otomotif bertujuan membekali peserta didik dengan dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skills dan soft skills) meliputi:
1. Memahami manajemen atau proses bisnis bidang otomotif secara menyeluruh pada berbagai
jenis dan merk kendaraan;
2. Memahami perkembangan teknologi otomotif dan dunia kerja serta isu-isu global terkait
dunia otomotif;
3. Memahami profesi dan kewirausahaan (job-profile dan
technopreneurship), dan peluang usaha di bidang otomotif;
4. Memahami kegiatan praktik yang terkait dengan seluruh teknologi yang diaplikasikan dalam
industri otomotif.
5. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) di tempat
kerja;
6. Menggambar teknik dasar sesuai standar yang digunakan;
7. Menggunakan peralatan dan perlengkapan di tempat kerja;
8. Melakukan pemeriksaan komponen dengan alat sesuai dengan manual perbaikan;
9. Melakukan perakitan komponen-komponen elektronika dasar dan pematrian sesuai Prosedur
Operasional Standar (POS);
10. Memahami dasar-dasar sistem hidrolik dan pneumatik.
C. Karakteristik
Pada pembelajaran Dasar-dasar Otomotif peserta didik harus mempunyai keterampilan personal dan
sosial berupa critical thinking (berpikir kritis), creativity (berpikir kreatif), collaboration (bekerja
sama), communication (keterampilan berkomunikasi) dan budaya kerja dalam mempelajari aspek
hard skills.
Pada awal pembelajaran siswa dikenalkan kepada lapangan pekerjaan, jabatan kerja yang dapat
dimasuki, dan konsentrasi yang dapat dipelajari pada kelas XI dan XII. Untuk menumbuhkan passion
(renjana), vision (visi), imajinasi, dan kreativitas dapat dilakukan melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di bengkel kerja/laboratorium;
3. Kegiatan berbasis projek sederhana;
192
4. Berinteraksi dengan alumni atau praktisi industri di bidang otomotif;
5. Kunjungan lapangan ke projek/industri yang relevan;
6. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahap ini membutuhkan porsi dominan (sekitar 75%) untuk pengembangan soft skills pada
pembelajaran sebelum mempelajari aspek hard skills sebagaimana tercantum pada elemen mata
pelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan pembelajaran dapat menggunakan model
pembelajaran berbasis projek (project-based learning), discovery learning, pembelajaran berbasis
masalah (problem-based learning), atau inquiry learning serta metode antara lain ceramah, tanya
jawab, diskusi, observasi, peragaan atau demonstrasi yang dipilih berdasarkan karakteristik materi
dan tujuan pembelajaran. Penilaian meliputi aspek pengetahuan melalui tes dan non- tes, aspek sikap
melalui observasi, catatan kejadian menonjol (anecdotal record), penilaian antar-teman, dan
penilaian diri serta aspek keterampilan melalui penilaian proses, produk, dan portofolio.
Pembelajaran Dasar-dasar Otomotif dapat dilakukan secara sistem blok disesuaikan dengan
karakteristik elemen materi yang dipelajari.
Karakteristik Mata Pelajaran Dasar-dasar Otomotif terdiri dari elemen beserta deskripsinya sebagai
berikut:
Elemen Deskripsi
Proses bisnis bidang otomotif secara Meliputi proses bisnis bidang otomotif secara
menyeluruh menyeluruh pada berbagai jenis dan merk kendaraan,
serta pengelolaan sumber daya manusia dengan
memperhatikan potensi dan kearifan lokal.
Perkembangan teknologi Meliputi perkembangan teknologi otomotif dan dunia
otomotif dan dunia kerja serta kerja serta isu-isu global terkait dunia otomotif.
isu-isu global
Profesi dan kewirausahaan (job- Meliputi profesi dan kewirausahaan (job-profile dan
profile dan technopreneurship)), technopreneurship) serta peluang usaha di bidang
serta otomotif.
peluang usaha di bidang
otomotif.
Teknik dasar pemeliharaan dan Meliputi praktik dasar yang terkait dengan seluruh
perbaikan yang terkait dengan proses bidang otomotif, antara lain penggunaan alat
seluruh proses bidang otomotif. ukur, pemeliharaan, perbaikan, pembentukan bodi
kendaraan, perakitan, serta pengenalan alat berat, dump-
truck, dan sejenisnya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Meliputi penerapan K3LH dan budaya kerja industri, antara
serta Lingkungan Hidup (K3LH) lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di
dan budaya kerja industri tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat,
193
dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin).
Gambar teknik Meliputi menggambar teknik dasar, termasuk pengenalan
macam-macam peralatan gambar, standarisasi dalam
pembuatan gambar, serta praktik menggambar dan
membaca gambar teknik, dan menentukan letak dan posisi
komponen otomotif berdasarkan gambar buku manual.
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK) peserta didik akan mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai
program keahlian Pekerjaan Sosial, dalam rangka menumbuhkan renjana (passion), visi (vision),
imajinasi, dan kreativitas untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Capaian
pembelajaran pada elemen-elemen mata pelajaran Dasar-dasar Otomotif dapat diuraikan sebagai
berikut:
194
Profesi dan kewirausahaan Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami
(job-profile dan profesi dan kewirausahaan di bidang otomotif (job-
technopreneurship)), serta profile dan technopreneurship), serta peluang usaha di
peluang usaha di bidang bidang otomotif, untuk membangun vision dan
otomotif. passion, dengan melaksanakan pembelajaran berbasis
proyek nyata sebagai simulasi proyek kewirausahaan.
Teknik dasar pemeliharaan dan Pada akhir fase E, peserta didik peserta didik mampu
perbaikan yang terkait dengan memahami teknik dasar bidang otomotif melalui
seluruh proses bidang otomotif. pengenalan dan praktik singkat penggunaan alat ukur,
pemeliharaan, perbaikan, pembentukan body
kendaraan, perakitan, serta pengenalan alat berat,
dump-truck, dan sejenisnya.
Keselamatan dan Kesehatan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan
Kerja serta Lingkungan Hidup K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-
(K3LH) dan budaya kerja praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat
industri kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat, dan
penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin).
Pekerjaan elektronika dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami
pematrian dasar komponen elektronika dasar, termasuk fungsi dan cara
kerja komponen- komponen elektronika dasar,
perakitan, diagnosa gangguan, perawatan komponen-
komponen elektronika, serta pematrian komponen
sesuai prosedur manual perbaikan, pemeriksaan hasil
pematrian secara visual, dan pengujian fungsi
komponen hasil pematrian.
195
Dasar sistem hidrolik dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu
Pneumatik memahami prinsip dasar sistem hidrolik danpneumatik,
termasuk komponen sistem hidrolik dan pneumatik.
E. Referensi
Kepmenaker Nomor 97 Tahun 2018 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda Motor Golongan Pokok Perdagangan, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Bidang Otomotif
196