Arti Fire Safety Management (FSM) Mengapa diperlukan FSM Landasan FSM Lingkup FSM Manfaat penerapan FSM Ketentuan dan standar menyangkut FSM Kesimpulan dan saran PERCIKAN PENGAMATAN Kebakaran senantiasa berakibat fatal Sistem proteksi masih bertumpu pada sistem aktif maupun pasif FSM masih kurang diperhatikan Hanya 38% bangunan vital di Jakarta menerapkan FEP, 62% belum menerapkan Hanya 26% FEP yang ada memuat info tentang sistem proteksi terpasang, hanya 46% memuat petunjuk pencegahan dan 66% sering di-update Hanya 36% bangunan melaksanakan FSM secara lengkap Banyak terjadi kebakaran maupun peledakan (explosion) yang terjadi di bangunan industri yang membawa korban jiwa maupun luka, contoh : Pabrik PT. Petrowidada (Gresik, 2003), 2 orang meninggal, 50 orang luka-luka Pabrik Peleburan besi dan baja, PT. Ispat Indo, Sidoardjo, Jatim meledak (2003), 13 luka-luka Pabrik Acetylene, PT. Samator Gas (Gresik, 2004), beberapa orang luka-luka Pabrik Kimia, PT. Adil Makmur (Tangerang, 2004), 1 orang petugas pemadam luka-luka
Menurut laporan KLH, PT. Petrowidada tidak
menjalankan sistem tanggap darurat (emergency response plan). Ini memberikan indikasi belum di- terapkannya manajemen keselamatan terhadap kebakaran (fire safety management) DEFINISI FSM / MPK
Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK)
atau Fire Safety Management (FSM) adalah segala upaya memobilisasi personil, pemanfaatan biaya, penggunaan bahan, peralatan dan metoda termasuk informasi untuk pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran dan bahaya terkait lainnya yang sewaktu-waktu terjadi di bangunan / unit industri MENGAPA DIPERLUKAN FSM Menjamin aspek keselamatan terhadap kebakaran melalui kesiagaan SDM, sistem & peralatan yg ada Mewujudkan kepedulian dan tanggung-jawab manajemen terhadap antisipasi bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya Memahami bahwa kebakaran merupakan bencana yang memerlukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang sistematis, terencana dan berkesinambungan Memahami bahwa melalui pengaturan tindakan yang terencana dan sistematis tersebut maka dampak bencana dapat diminimasi bahkan di eliminasi 2. FIRE SAFETY MANAGEMENT (FSM) PADA BANGUNAN GEDUNG DAN INDUSTRI SUATU PENDEKATAN SISTEMATIK
1. FIRE PROTECTION TRIANGLE
Fire Safety Management
( FSM)
Sistem Sistem Proteksi Proteksi Aktif Pasif
Keamanan total mencakup
• Life Safety • Property Safety • Environmental safety PERATURAN DAN STANDAR KEPMEN PU 02/KPTS/1985 KEPMENEG PU no 10/KPTS/2000 KEPMENEG PU no 11/KPTS/2000 PERDA 03/1992 tentang Penanggulangan Kebakaran di Wilayah DKI Jakarta SNI tentang Rencana PenanggulanganKeadaan darurat SNI sistem Proteksi Pasif SNI tentang Sarana jalan Keluar Juknis Tatacara Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung • Setiap bangunan umum termasuk apartemen yang berpenghuni minimal 500 orang atau yang memiliki luas lantai minimal 5000 m2 atau memiliki ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai atau bangunan Rumah Sakit diwajibkan menerapkan FSM ) LINGKUP KEGIATAN FSM 1. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem dan peralatan proteksi kebakaran 2. Membentuk tim keadaan darurat yang dinamis 3. Membina dan mengembangkan pelatihan personil 4. Menyusun fire emergency & response plan (FEP) 5. Melaksanakan latihan kebakaran dan evakuasi 6. Melakukan audit keselamatan kebakaran secara berkala 7. Menyusun SOP-SOP menyangkut pelaksanaan kerja yang aman terhadap bahaya kebakaran 8. Menerapkan fire-safe housekeeping 9. Menyelengarakan sosialisasi, kampanye tentang aman kebakaran dan bencana lainnya PEMERIKSAAN BERKALA
1. Pemeriksaan keandalan peralatan
Sistem deteksi & alarm Sistem sprinkler otomatis Sistem hidran dan pipa tegak Alat pemadam api ringan Alat pemadam api khusus (total flooding & local application) Alat bantu lainnya (pompa kebakaran, sumber air, sumber darurat) 2. Pemeriksaan dikaitkan dengan standar yg berlaku 3. Pemeliharaan preventive 4. Pemeliharaan menyeluruh PEMBENTUKAN TIM EMERGENCY
Prinsip pembentukan tim
Persyaratan personil & kelengkapan-nya Tuntutan pelatihan & pembinaan Civil effect kepesertaan dalam tim Jaminan keselamatan personil Organisasi payung Perlu komitmen bersama diawali dari Pimpinan manajemen Tim emergency terdiri atas unsur pimpinan emergency (Direktur emergency, Koordinator emergency, Chief warden dan Komandan regu), unsur pelaksana (tim pemadam, tim komunikasi, tim sekuriti, teknisi / operator, tim medis) dan unsur pemantau / pendukung (evaluator, pengawas) Personil tim emergency perlu mendapat pelatihan profesional / ketrampilan Perlu ada panduan atau manual mengenai pelaksanaan emergency, antara lain lewat penyusunan FEP. PEMBINAAN & PELATIHAN Sasaran pelatihan Persyaratan peserta pelatihan Bentuk pelatihan (in-out house) Obyek yg dilatihkan (teknik pemadaman-rescue- investigasi-komunikasi emergency-dll) Kualifikasi instruktor Alat peraga untuk pelatihan Sertifikasi dan pembinaan lanjut Mengarah pada pembinaan knowledge – skill - attitude Kombinasi kelas dan praktek lapangan Objek atau mata ajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan kompetensi peserta Silabus pelajaran ditujukan untuk mencapai tingkat kompetensi tertentu dan mengacu kepada standar yang berlaku Seyogyanya ada civil effect dari keikutsertaan dalam pelatihan kaitan dengan karier dan keahlian atau ketrampilan MEMBINA PELATIHAN PERSONIL Penerapan Subject – Object – Methode (SOM) Mengarah pada pembinaan knowledge – skill - attitude Kombinasi kelas dan praktek lapangan Objek atau mata ajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan kompetensi peserta Silabus pelajaran ditujukan untuk mencapai tingkat kompetensi tertentu dan mengacu kepada standar yang berlaku Seyogyanya ada civil effect dari keikutsertaan dalam pelatihan kaitan dengan karier dan keahlian atau ketrampilan PENYUSUNAN F.E.P FEP harus didasarkan pada potensi bahaya FEP perlu memuat informasi sistem proteksi terpasang FEP perlu di –update secara periodik khususnya apabila terjadi perubahan fisik dan fungsi FEP perlu mengakomodasi kebutuhan orang-orang diffabled Mencakup penanganan keadaan darurat lainnya Mencakup persyaratan untuk pencegahan Diperlukan FEP yang didasarkan atas analisis potensi bahaya Substansi FEP mencakup sekurang-kurangnya pengertian emergency - identifikasi bahaya kebakaran – sarana proteksi tersedia – organisasi emergency – uraian tugas masing-masing personil - prosedur penanggulangan kebakaran dan kondisi emergency lainnya – uraian mengenai aspek pencegahan FEP harus di-update secara periodik LATIHAN KEBAKARAN Dilakukan min 1 kali / thn Perlu disusun skenario FEP sebagai acuan utama Pemberitahuan terbatas Integrasi dengan Dinas Pemadam kebakaran dan instansi terkait lainnya Perlu dilakukan evaluasi Latihan kebakaran dan evakuasi harus diadakan minimal sekali setahun Skenario latihan kebakaran mengacu kepada FEP Pelaksanakan latihan kebakaran & evakuasi harus berkoordinasi dengan Dinas Kebakaran dan instansi terkait (Polisi, Tim SAR, PLN, PU dsb) Perlu dilakukan evaluasi dan record hasil latihan MELAKSANAKAN AUDIT KESELAMATAN Mengetahui jenis audit (walk through – preliminary dan comprehensive audit) Kompetensi pelaksana audit sesuai jenis audit yang dilakukan Record dan tindak lanjut hasil audit PENYUSUNAN S.O.P
SOP sebagai pedoman kerja aman
kebakaran SOP yang disusun antara lain : a. Pekerjaan yg menimbulkan api (hot-works) b. Pelaksanaan inspeksi teknis c. Pemakaian peralatan pemadam kebakaran d. Penanganan benda berbahaya e. Penanganan & penyimpanan gas bertekanan FIRESAFE HOUSEKEEPING Setiap pekerjaan domestik harus memenuhi persyaratan aman kebakaran Setiap komponen sistem proteksi harus tidak dihalangi atau dihambat Perlu dilakukan pengawasan terhadap bahan dan proses yang berlangsung Pekerjaan hot-works harus dilakukan oleh orang berpengalaman dan diawasi Pekerjaan kerumah-tanggaan yang harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap bahaya kebakaran Pekerjaan yang mengikuti SOP Pelaksana pekerjaan yang telah memahami cara-cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran FIRE-SAFETY CAMPAIGN
Kampanye Seminggu aman kebakaran
(Campaign fire prevention week)
Pembuatan & pemasangan brosur, leaflet dan poster aman kebakaran Pekan penyuluhan aman kebakaran Pelatihan praktis cara-cara perlindungan terhadap bahaya kebakaran Penjelasan dan penyebar-luasan informasi tentang proteksi kebakaran Pelatihan praktis cara-cara perlindungan thd kebakaran MANFAAT FSM
membentuk total fire safety
meningkatkan keandalan sistem proteksi meningkatkan kinerja peralatan proteksi meningkatkan kesiagaan personil sistem proteksi lebih humanis dan lentur terhadap perubahan kondisi membentuk data base kinerja sistem & alat lebih meningkatkan usia kerja peralatan KESIMPULAN
FSM belum cukup diperhatikan dan dilaksanakan
Lingkup FSM mencakup pemeriksaan berkala, pembentukan tim emergency, pembinaan / pelatihan personil, penyusunan FEP, latihan kebakaran, firesafety audit, firesafe house-keeping, penyusunan SOP dan sosialisasi aman kebakaran / firesafety campaign FEP harus selalu didasari pada potensi bahaya Peraturan dan standar teknis meski masih terbatas jumlahnya namun ada (KEPMEN PU 10 – 11/2000, Perda, SNI dan Juknis Keandalan Bangunan Gedung)