Anda di halaman 1dari 31

E KO N O M I M I K R O

Meydy Fauziridwan S.M.B., MM.


TEORI
6 PERILAKU
KONSUMEN
Gambaran Umum
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang
perilaku konsumen dalam membelanjakan
pendapatan yang diperolehnya supaya
memperoleh manfaat / nilaiguna / utility
yang maksimum.
Alasan para pembeli/konsumen untuk
membeli lebih banyak barang atau jasa
pada harga yang lebih rendah dan
menguranginya pada saat harga tinggi.
Bagaimana seorang konsumen
menentukan jumlah dan komposisi dari
barang yang akan dibeli dari pendapatan
yang diperolehnya.
Teori tingkah laku konsumen dibedakan
Consumer ’s menjadi 2 pendekatan, yaitu :

Behaviour 1. Pendekatan Nilai Guna Kardinal 


kepuasan bisa diukur
Theory 2. Pendekatan Nilai Guna Ordinal 
kepuasan tidak bisa diukur
“ Nilai Guna Kardinal
Pendekatan Kardinal
• Ukuran dari kepuasan dapat berupa satuan utility ataupun secara nominal.
Keputusan untuk mengkonsumsi barang berdasarkan perbandingan antara
manfaat dengan biaya penggunaannya.
• Manfaat/kenikmatan yang diperoleh konsumen dpt dinyatakan secara
kuantitatif artinya kepuasan konsumsi dpt diukur dengan satuan.
• Kalau kepuasaan itu semakin tinggi maka makin tinggilah utilitinya/nilai
gunanya.
• Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya dapat dipahami secara logis.
• Konsumen bertujuan untuk memaksimumkan utilitasnya.
Teori Nilai Guna (Utiliti)

Total Utility = jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
TU barang tertentu.

TU = f(Q)

Marjinal Utility = penambahan (pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari MU


penambahan (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Dimana :
Q = Jumlah barang yang dikonsumsi (X,Y)
∆TU ∆TU = Perubahan total utilitas
MU =
∆𝐐 ∆Q = Perubahan jumlah barang yang dikonsumsi
Law of Diminishing Utility
• Hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang
menggambarkan kecenderungan perilaku manusia
yang lazim dan mendasar.
• Hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang
menyatakan bahwa: "Ketika konsumen
mengkonsumsi lebih banyak unit komoditas tertentu,
utilitas dari unit berturut-turut semakin berkurang".
• Menganut hokum Gossen I, seorang ekonom Jerman,
pertama kali menjelaskan undang-undang ini pada
tahun 1854.
• Contoh : Olahragawan (konsumen)
• Utilitas terus berkurang dengan konsumsi setiap gelas
air berturut-turut sampai turun ke nol. Ini adalah titik
kenyang. Ini adalah posisi keseimbangan konsumen
atau kepuasan maksimum. Jika konsumen dipaksa
lebih jauh untuk mengambil segelas air, itu
menyebabkan disutilitas menyebabkan total utilitas
menurun. Utilitas marginal akan menjadi negatif.
Total Utility (TU) & Marginal Utility (MU)

• Fungsi utilitas pada gambar dibawah ini dapat dijelaskan bahwa


semakin banyak barang X yang dibeli maka semakin tinggi tingkat
kepuasan, namun sampai mencapai titik maksimum, tambahan
barang Xyang dikonsumsi oleh konsumen justru akan menurunkan
kepuasan konsumen.

• Hal ini sesuai dengan hokum Gossen I, bahwa jika


kebutuhan seseorang itu dipenuhi secara terus menerus
maka kepuasannya akan semakin turun.

TUX MUX
Semakin banyaknya barang yang
dikonsumsi maka daya guna
marginal (tambahan kepuasan)
MU semakin berkurang, bahkan setelah
TU
mencapai titik tertentu menjadi
negatif.

X X
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
Units Utilitas Total
Utilitas Utilitas
of
Total Marjinal 40
Xiaomi

Utilitas total
30
20
10
0 0
0
1 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2 18
Kuantitas
3 24
4 28
5 30
6 30
7 28
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
Units Utilitas Total
Utilitas Utilitas
of
Total Marjinal 40
Xiaomi

Utilitas total
30
20

0 10
0
10 0
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2 18
Kuantitas
3 24
4 28
5 30
6 30
7 28
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
Units Utilitas Total
Utilitas Utilitas
of
Total Marjinal 40
Xiaomi

Utilitas total
30
20
10
0 0
10 0
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2 18
Kuantitas
3 24
4 28
5 30
6 30
7 28
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
Units Utilitas Total
Utilitas Utilitas
of
Total Marjinal 40
Xiaomi

Utilitas total
30
20
10
0 0
10 10 0
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2 18
Kuantitas
3 24
4 28 Utilitas Marjinal
5 30

Utilitas marjinal
6 30 15
10
7 28 5
0
-5 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Kuantitas
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
Units Utilitas Total
Utilitas Utilitas
of
Total Marjinal 40
Xiaomi

Utilitas total
30
20
10
0 0
10 10 0
1
8 0 1 2 3 4 5 6 7 8
2 18
Kuantitas
3 24
4 28 Utilitas Marjinal
5 30

Utilitas marjinal
6 30 15
10
7 28 5
0
-5 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Kuantitas
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
Units Utilitas Total
Utilitas Utilitas
of
Total Marjinal 40
Xiaomi

Utilitas total
30
20
10
0 0
10 10 0
1
8 0 1 2 3 4 5 6 7 8
2 18
TU max terjadi Kuantitas
3 24 6
Saat MU=0
4 28 4 Utilitas Marjinal
5 30 2

Utilitas marjinal
6 30 15
28 0 10
7 5
-2 0
-5 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Kuantitas
Hukum Memaksimalkan Utilitas
Pada umumnya, seorang konsumen yang memaksimalkan
utilitas menyebarkan pengeluarannya sampai tercapainya
keadaan berikut :

# Syarat Pemaksimuman Utilitas


Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan
dari berbagai jenis barang akan memberikan utilitas marjinal
yang sama besarnya.
Hukum Memaksimumkan Utilitas
Produk A p=$1 Produk B p=$2
Unit Utilitas
MUa/pa MU MUb/pb
Marjinal
1 10 10 24 12
2 8 8 20 10
3 7 7 18 9
4 6 6 16 8
5 5 5 12 6
6 4 4 6 3
7 3 3 4 2
Efek Pendapatan dan Efek Substitusi
• Efek Substitusi, ketika harga yang lebih tinggi menyebabkan

substitusi barang-barang lain untuk memenuhi kepuasan,

bilamana terjadi kenaikan harga barang X akan menyebabkan

naiknya permintaan barang Y.

• Efek Pendapatan, peningkatan harga menurunkan pendapatan riil

dan mengurangi konsumsi terhadap komoditas yang diinginkan,

naiknya harga barang X berakibat penurunan relatif pendapatan

konsumen.
Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara
kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang)
yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan barang
tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan
uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan
jumlah barang tersebut.

Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu kilo
mangga jika harganya Rp.15.000. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa
mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.10.000. Jadi, ia dapat memperoleh
mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.5.000 lebih murah daripada harga
yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.5.000 ini dinamakan Surplus Konsumen.
NILAI GUNA ORDINAL
Pendekatan Ordinal
• Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan
antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat
kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis
yang sama.
• Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinal yang menunjukkan
tingkat kepuasaan mengkonsumsi barang dalam model kurva kepuasaan
sama (indifference curve).
Asumsi…
1. Konsumen rasional, memaksimalkan utility dengan pendapatan pada harga
pasar tertentu. Dan konsumen dianggap mempunyai pengetahuan
sempurna mengenai informasi pasar.
2. Utility bersifat ordinal artinya konsumen cukup memberikan rangking
/peringkat kombinasi mana saja yang ia sukai .
3. Konsumen lbh menyukai yg lebih banyak dibandingkan lbh sedikit, artinya
semakin banyak barang yg dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya
tingkat kepuasaan yg dimilikinya.
Indifference Curve

Menganut hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution artinya bila


konsumen menaikkan konsumsi barang yg satu akan menyebabkan
penurunan konsumsi barang yg lain.
Total Utility yg diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang yg
dikonsumsikan.
Bersifat consistency dan trasivity of choice artinya bila, A>B, B>C maka
barang A lebih disukai dari B dan barang B lebih disukai dari C
kesimpulannya bahwa A>B>C maka A>C.
1. Berlereng/slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia
ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
2. Cembung ke titik origin (Convex)
Ciri-ciri Derajat penggantian antar barang konsumsi semakin
menurun. Hal ini masih berkaitan dgn hukum Gossen,
Indifference dimana apabila pada titik tertentu semakin banyak
mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan
atas barang Y tidak begitu berarti dan sebaliknya atas
Curve barang Y.
3. Tidak saling berpotongan, kurva Indiference
menggambarkan kombinasi dua macam input untuk
menghasilkan output yg sama (yaitu kepuasan).
4. Turun dari kiri atas ke kanan bawah untuk kombinasi
antara barang X dan Y artinya semakin ke kanan atas
(menjauhi titik origin ) semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Bentuk Kurva Indiferens
Qy

Y1 A Kurva Indiferens biasa juga


disebut Kurva kepuasan
sama

B
Y2 IC

0 Qx
X1 X2
Asumsi-asumsi model kurva indiferensi
• Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam
satuan apapun)
• Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, …)
• Keseimbangan kepuasan konsumen
Y MUx
MRSxy  
X MUy
• Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line)
• Adalah garis yang menunjukkan jumlah barang
yang dapat dibeli dengan sejumlah
pendapatan/anggaran tertentu, pada tingkat harga
tertentu.
• Konsumen hanya mampu membeli sejumlah
barang yg terletak pada atau sebelah kiri garis
anggaran (Budget Line).
• Merupakan batasan (constrain) kemampuan
konsumen, secara umum satuan uang (M)
Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M
Garis Anggaran
• Jika konsumen ingin menggunakan semua
anggaran yang tersedia
(Budget Line)
Px(Qx) + Py(Qy) = M

Y
M/Px

X
0 M/Py
Perubahan Anggaran

Pergeseran garis anggaran


(A1 ke A2), naiknya jumlah
Y dan Jumlah X,
disebabkan oleh Naiknya
Anggaran Konsumen

0 A1 A2 X
lanjutan…

Y
Pergeseran garis anggaran (A1 ke
A2), naiknya jumlah X, Y tetap,
disebabkan oleh Turunnya harga
barang X

0 A1 A2 X
Pemaksimuman Utilitas atau
Menentukan Keseimbangan
Konsumen
Y

Persinggungan Antara IC dan BL


D
B

Y* C IC3 • IC1 dengan titik A dan B menunjukkan


kepuasan Konsumen belum optimal,
IC2 • IC2 dengan titik C konsumen mencapai
A titik optimum
IC1 • IC3 dengan titik D anggaran konsumen
BL tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan barang X dan Y.
0 X* X
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai