Anda di halaman 1dari 2

TAENIASIS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

PUSKESMAS NAN Dr.USWATUN HASNAH


BALIMO NIP. 19860226 201101 2009

1. Pengertian No. ICPC-II : D96 Worms/other parasites


No. ICD-X : B68.9 Taeniasis

Tingkat Kemampuan 4A

Taeniasis adalah penyakit zoonosis parasiter yang disebabkan oleh cacing pita yang
tergolong dalam genus Tenia (Taenia saginata Taenia solium dan Taenia asiatica) pada
manusia.
Taenia saginata adalah cacing yang sering ditemukan di negara yang penduduknya
banyak makan daging sapi/kerbau. Taenia solium adalah cacing pita yang ditemukan di
daging babi. Penyakit ini lebih mudah terjadi bila cara memasak daging setengah
matang.
2. Tujuan Semua pasien taeniasis yang datang ke Puskesmas Nan Balimo mendapatkan pelayanan
yang sesuai dengan prosedur
3. Kebijakan SK Nomor : ……………. Tentang
4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS
BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Rasa tidak enak pada lambung
2. Mual
3. Nafsu makan dan berat badan turun
4. Sakit kepala
5. Konstipasi
6. Pruritus ani
7. Diare

Faktor Risiko
1. Mengkonsumsi daging yang dimasak setengah matang/mentah dan
mengandung larva sistiserkosis.
2. Higiene yang rendah dalam pengolahan makanan bersumber daging.
3. Ternak yang tidak dijaga kebersihan kandang dan makannya
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan tanda vital
2. Pemeriksaan generalis : nyeri ulu hati, ileus juga dapat terjadi jika cacing
membuat obstruksi usus
TAENIASIS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium mikroskopik dengan menemukan telur dalam
spesimen tinja segar.
2. Secara makroskopik dengan menemukan proglotid pada tinja
3. Pemeriksaan laboratorium darah tepi : dapat ditemukan eosinofilia,
leukositosis, LED meningkat.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

Diagnosis Banding : -
Komplikasi : Sistiserkosis

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan antara lain :
a. Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan hewan ternak
b. Menggunakan jamban keluarga
2. Farmakologi
a. Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat ini dengan dosis 400 mg
1 X sehari, selama 3 hari berturut-turut atau,
b. Mebendazol 100 mg 3 X sehari, selama 2 atau 4 minggu.

Konseling dan Edukasi


1. Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan hewan ternak.
2. Sebaiknya setiap keluarga memiliki jamban.

Kriteria Rujukan : bila ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada sisterkosis.

Peralatan
Peralatan laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah dan feses.
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam kecuali jika terdapat komplikasi berupa
sisterkosis
6. Diagram Alur -
7. Unit terkait Balai Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai