Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pengertian dan Ruang Lingkup Metodologi Studi Islam

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam

…………………………………………………………..

Disusun Oleh :
…………………

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


………………………………………………………………………..
Tahun Akademik 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tabaroka Wataala atas segala limpahan rahmat,
taufik, serta inayah-Nya sehingga makalah kami dapat diselesaikan tepat waktu
dengan hasil yang insyaAllah semaksimal mungkin.
Salawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi
agung Muhammad SAW yang telah membawa ajaran kebenaran yang menerangi
hati kita dengan nur ilahi, dan semoga kita mendapatkan safaatnya di yaumul
kuyamah kelak amiin.
Saya mengangkat makalah ini dengan judul “Pengertian dan Ruang
Lingkup Metodologi Studi Islam” dalam rangka menyelesaikan tugas pada mata
kuliah metodologi studi islam.
Saya mengucapakan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah metodologi studi islam beliau Bapak ……………………… M.Ag yang
telah membimbing kami agar selalu berada pada jalan yang lurus. Terima kasih
kami sapaikan pula kepada orang tua kami yang selalu memberi dukungan dan
doa demi kelancaran studi kami. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih juga
kepada semua pihak yang telah bersusah payah bekerja sama dalam pembuatan
makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan lebih maksimal.
Kami menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk
makalah kami ini, untuk itu kami membutuhkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk kebaikan bersama yaitu
kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Sukabumi, September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 2

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Pengertian Secara Etimologi ............................................................................ 4
B. Pengertian Secara Terminologi ........................................................................ 5

BAB III : ANALISIS PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP METODOLOGI


STUDI ISLAM
A. Tinjauan Makna Metode dan Metodologi .................................................. 7
B. Ruang Lingkup Studi Islam ......................................................................... 8
C. Urgensi Mempelajari Metodologi Studi Islam ........................................... 9
D. Aspek-Aspek Metodologi Studi Islam ........................................................ 11

BAB IV : PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 13
C. Penutup .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metodologi Studi Islam merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya
mengkaji Islam dengan wilayah tentang materi ajaran agama dan fenomena yang
terjadi pada agama Islam. Studi-studi agama dewasa ini mengalami perubahan
orientasi yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan kajian-kajian agama
sebelum abad ke-19. Umumnya pengkajian agama sebelum abad ke-19 memiliki
beberapa karakteristik yang antara lain, sinkritisme, penemuan arca baru, dan
untuk kepentingan misionari dipicu oleh semangat dan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga orientasi dan metodologi studi Islam mengalami perubahan.
Adapun studi Islam sendiri merupakan ilmu keislaman mendasar. Dengan
studi ini, pemeluknya mengetahui dan menetapkan ukuran ilmu, iman dan amal
perbuatan kepada Allah SWT. Diketahui pula bahwa Islam sebagai agama yang
memiliki banyak dimensi yaitu mulai dari dimensi keimanan, akal fikiran, politik
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi lingkungan hidup, dan masih banyak
lagi yang lainnya. Untuk memahami berbagai dimensi ajaran Islam tersebut jelas
memerlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu. Selama
ini Islam banyak dipahami dari segi teologis dan normative.
Studi Islam (Islamic Studi) adalah salah satu studi yang mendapat
perhatian di kalangan ilmuan. Jika ditelusuri secara mendalam, nampak bahwa
studi Islam mulai banyak dikaji oleh para peminat studi agama dan studi-studi
lainnya. Dengan demikian, studi Islam layak untuk dijadikan sebagai salah satu
cabang ilmu favorit. Artinya, studi Islam telah mandapat tempat dalam percaturan
dunia ilmu pengetahuan.
Dalam studi tersebut, salah satu persoalan yang mendesak untuk segera
dipecahkan adalah masalah metodologi. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama,
kelemahan dikalangan umat Islam dalam mengkaji Islam secara komprehensif
adalah tidak menguasai metodologi.[1] Kelemahan ini semakin terasa manakala
umat Islam, khususnya di Indonesia, tidak menjadi produsen pemikiran akan

1
tetapi konsumen pemikiran.[2] Jadi kelemahan umat Islam bukan terletak pada
kurangnya penguasaan materi namun pada cara-cara penyajian terhadap materi
yang dikuasai. Kedua, ada anggapan bahwa studi Islam di kalangan ilmuan telah
merambat ke berbagai wilayah. Misalnya, studi Islam sudah masuk ke studi
kawasan, filologi dialog agama, antropologi, arkeologi, dan sebagainya.[3]
Karenanya, metode atau pendekatan yang layak adalah salah satu keharusan yang
mesti dikuasai oleh peneliti studi Islam. Sebab itulah metodologi studi Islam harus
dikuasai secara keseluruhan, bukan memahami dan menguasai secara setengah-
setengah terutama pada ruang lingkup yang ada pada kajian studi Islam itu sendiri.
Pada makalah ini kami akan memberikan sajian tentang maksud, ruang
lingkup, dan segala sesuatu yang ada relasinya dengan metodologi studi Islam
sebagai pengantar menuju kajian Islam secara komprehensif.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dan ruang lingkup metodologi studi Islam?
2. Bagaimanakah urgensi mempelajari metodologi studi Islam?
3. Apa saja aspek-aspek sasaran studi Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui arti dan lingkup studi Islam.
2. Untuk mengetahui urgensi mempelajari metodologi studi Islam.
3. Untuk mengetahui aspek-aspek sasaran studi Islam.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
a. Bagi penulis, berharap dengan makalah ini akan mampu menambah
wawasan, serta lebih mengerti dan memahami teori-teori tentang maksud
dan ruang lingkup metodologi studi Islam.
b. Bagi jurusan PAI, makalah ini dapat memberian sumbangan pemikiran
bagi studi Islam.
2. Manfaat secara praktis

2
a. Dengan mempelajari, memahami, mehayati, sampai kepada
pengimplementasian kandungan tentang pengertian metodologi studi
islam maka akan memberikan wawasan yang lebih longgar dan luas,
dengan piranti tersebut mendorong kepada kita agar selalu berada diatas
kebenaran islam.
b. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi
pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak yang
yang mempunyai permasalahan-permasalahan yang sama.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian secara Etimologi


Judul penulisan makalah ini adalah “pengertian dan ruang lingkup
metodologi studi Islam”. Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam memberikan
interprestasi terhadap judul tersebut, maka penulis akanmempertegas beberapa
istilah yang terkandung di dalamnya yaitu:
a. Pengertian
Secara etimologi Pengertian adalah derivasi kata arti; yang artinya makna,
maksud, mengerti, sudah tahu akan maknanya, menerangkan makna. Setelah kata
arti mendapat awalan pe- dan akhiran –an maka kata arti berubah menjadi
pengertian yang artinya pemahaman,maksud yang terkandung.[4]
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup secara etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu scope yang
artinya bidang, jangkauan, kesempatan, keluasan.[5]
c. Metodologi
Metodologi merupakan suatu gabungan dari kata method dan logos.
Method secara etimolgi berasal dari bahasa Yunani yaitu meta yang berarti
melalui, menuju, mengikuti dan hodos yang berarti jalan atau cara. Jadi method
adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu. Kemudian Logos secara
etimologi merupakan bentuk kata dari bahasa Yunani yang mengandung arti studi
tentang atau teori tentang.
Setelah metode dengan logos digabung menjadi satu kesatuan berubah
menjadi kata metodologi yang secara etimologi mengandung arti ilmu yang
digunakan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan dengan cara tertentu.
Studi
d. Studi
secara etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu study, yangmana dalam
mengambil kata serapannya ke dalam Indonesia melalui proses adopsi
(menyesuaikan ejaan unsur bahasa) yaitu study menjadi studi dan mengandung
arti mempelajari atau mengkaji.[6]

4
e. Islam
Islam secara etimologi berasal dari bahasa Arab aslama yang berarti
menyerahkan diri, tunduk, patuh.[7]

B. Pengertian secara Terminologi


1. Pengertian
Pengertian secara terminologi berarti gambaran atau pengetahuan tentang
sesuatu di dalam pikiran atau kesanggupan intelejensi untuk menangkap makna
suatu situasi atau perbuatan.[8]
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup secara terminologi adalah bagian variabel-variabel yang
diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitin. Penggambaran ruang
lingkup dapat kita nilai dari karakteristik responden perlu dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang komprehensif.
3. Metodologi
Metodologi secara terminologi adalah ilmu/ cara yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan cara tertentu dalam
menemukan kebenaran.
Menurut Ahmad Tafsir metodologi adalah cara yang paling cepat dan tepat dalam
melakukan sesuatu. Dalam hal ini ilmu tentang cara studi Islam, Abraham Kaflan
yang dikutip Abu Sodikin, menjelaskan bahwa metodologi adalah pengkajian
dengan penggambaran (deskripsi), penjelasan (eksolanasi), dan kebenaran
(justifikasi).
4. Studi
Studi secara terminologi adalah suatu aktivitas, dimana terdapat sebuah
proses dari yang tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti jadi mengerti, tidak bias
menjadi bias untuk mencapai hasil yang optimal.
5. Islam
Islam secara termonologi adalah mengandung tiga dimensi dasar yang
saling berkaitan yaitu iman, Islam, dan ikhsan, dengan pengertian bahwa seorang
menyerahkan diri sebagai seorang hamba dan dia harus mematuhi trilogy tersebut.
Menurut para ahli Islam memiliki beberapa pengertian yaitu:

5
Gorge Sarton mengatakan bahwa Islam adalah tataran agama yang paling
indah. Umar bin Khatab mengatakan Islam adalah agama yang diturunkan kepada
Muhammad SAW; agama ini meliputi : aqidah, syariah, dan akhlak.
Abu Said Al- Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa Islam adalah
kepasrahan hati anda kepada Allah, lalu setiap orang mslim merasa selamat dari
gangguan anda. Muhammad bin Ibrahim bin At-Tawairjiri lebih mempertegas lagi
bahwa Islam adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dengan
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-Nya denga penuh ketaatan atau
melepaskan dari kesyirikan.[9]
Dari berbagai pengertian-pengertian di atas, untuk itu penulis ingin
memberikan ilustrasi arti dari judul makalah yang belum singkron ini. Menurut
penulis bahwa “ pengertian dan ruang lingkup metodologi studi Islam” adalah
suatu bentuk gambaran dan variabel-variabel mengenai cara ataupun prosedur
yang harus ditempuh untuk memperoleh kebenaran yang hakiki secara ilmiah,
cepat, dan tepat dalam mempelajari Islam secara luas dalam berbagai aspeknya,
baik dari segi sumber ajaran, pemahaman terhadap sumber ajaran, pokok-pokok
ajaran maupun sejarahnya mulai awal sampai perkembangan kemudian.

6
BAB III

ANALISIS METODOLOGI STUDI ISLAM DAN RUANG LINGKUP STUDI


ISLAM

A. Tinjauan Makna Metode dan Metodologi


Menurut Rothwell dan Kazanas metode adalah cara, pendekatan, atau
proses untuk menyampaikan informasi. Menurut Wiradi metide adalah
seperangkat langkah (apa yang harus dikerakan) yang tersusun secara sistematis
(urutannya logis). Menurut Drs. Agus M.Hardjanametode adalah cara yang sudah
dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Jacques Waardenburg dalam bukunya yang berjudul Islamic
Studies dikatakan bahwa studi Islam adalah kajian tentang agama Islam dan
aspek-aspek dari kebudayaan dalam masyarakat muslim.
Menurut Sayyed Hossen Nasr mengatakan dalam bukunya yang berjudul
Islamic Studies: Essays on Law and Siciety, the Science, and Philosophy and
Sufism: “Islam bukan hanya sekedar sebuah agama dalampengertian yang biasa,
tetapi uga sebuah kerangka social polotik, pandangan hidup dan pandangan
keduniaan, yang mencakup semua aspek fisik, mental, dan spiritual manusia.
Islam lebih jauh lagi merupakan sebuah tradisi yang walaupun esensinya bersifat
tunggal, meliputi berbagai pengertian dan derajat pelaksanaan”.[10]
Berdasarkan paparan diatas sebenarnya pada dasarnya Islamic studies
adalah tradisi kajian Islam yang dikembangkan atas dasar kecenderungan ilmiah
modern ala barat, khususnya dalam lapangan ilmu social dan kemanusiaan.
Metode secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu yaitu meta dan
hodos,. Meta berarti menuju, melalui, dan mengikuti. Hodos berarti jalan atau
cara. Maka metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai
sesuatu. Secara terminologi Metode merupakan langkah-langkah praktis dan
sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah dipertanyakan lagi
karena sudah bersifat aplikatif. Metode dalam suatu ilmu dianggap sudah bisa
mengantarkan seseorang mencapai kebenaran dalam ilmu tersebut. Oleh karena

7
itu, ia sudah tidak diperdebatkan lagi karena sudah disepakati oleh komunitas
ilmuwan dalam bidang ilmu tersebut.
Ketika metode digabungkan dengan kata logos menjadi metodologi .
Logos berarti “studi tentang” atau “teori tentang”. Secara terminologi metodologi
berarti ilmu-ilmu/ cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan
kebenaran. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang
sudah diterima (well received) tetapi berupa kajian tentang metode. Dalam
metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata,
bila dalam metode tidak ada perdebatan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu
pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji,
mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu. Maka dari itu, metodologi
menjadi bagian dari sistematika filsafat, sedangkan metode tidak.[11]
Terkait dengan studi Islam kedua kata tersebut sama benarnya. Istilah
metodologi studi Islam digunakan ketika seseorang ingin membahas kajian-kajian
seputar ragam metode yang bisa digunakan dalam studi Islam. Sebut saja
misalnya kajian atas metode normative, historis, filosofis, sosiologis, komparatif
dan lain sebagainya. Metodologi studi Islam mengenalkan metode-metode itu
sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakannya
dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.
Berbeda dengan metodologi studi Islam, istilah metode studi Islam ketika
seseorang telah menetapkan sebuah metode dan akan menggunakannya secara
konsisten dalam kajian keIslamannya.

B. Ruang Lingkup Studi Islam


Dirosah Islamiyyah atau studi keIslaman (dibarat dikenal dengan istilah
Islamic studies), secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam.[12]
Dengan perkataan ini “usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-hal
yang berhubungan dengan agama Islam baik berhubungan dengan ajaran, sejarah,

8
maupun praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari
sepanjang sejarahnya.”
Term (istilah) studi Islam (Islamic studies: bahasa inggris; atau dirosah al
Islamiyyah: bahasa arab) dapat diartikan dengan kajian Islam.[13]
Kalimat ini mengandung arti memahami, mempelajari, atau meniliti Islam
sebagai obyek kajian. Dalam buku-buku dan jurnal-jurnal keIslaman biasanya
dipergunakan term studi Islam untuk mengungkap beberapa maksud.
Pertama, Studi Islam yang dikonotasikan dengan aktivitas-aktivitas dan
program-program pengkajian dan penelitian terhadap agama sebagai obyeknya,
seperti pengkajian tentang konsep zakat profesi. Kedua, studi Islam dikonotasikan
dengan materi, subyek, bidang, dan kurikulum suatu kajian atas Islam seperti
ilmu-ilmu agama Islam. Ketiga, studi Islam yang dikonotasikan dengan institusi-
instituisi pengkajian Islam baik formal seperti perguruan tinggi, maupun yang non
formal seperti forum-forum kajian dan halaqoh-halaqoh.
Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga sisi:[14]
a. Sebagai doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya
sudah final dalam arti absolute, dan diterima apa adanya.
b. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi
manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang
terhadap doktrin agamanya.
c. Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
Bila Islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi Islam dapat dibatasi
pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu kenyakinan atas
kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.

C. Urgensi Mempelajari Metodologi Studi Islam


Seiring berkembangnya zaman, mempelajari metodologi studi Islam
diharapkan dapat mengarahkan kita untuk untuk mengadakan usaha-usaha
pembaharuan dalam pemikiran aiaran-ajaran Islam yang merupakan warisan
doktriner yang dianggap sudah mapan dan sudah mandek serta ketinggalan zaman
tersebut, agar mampu beradaptasi serta menjawab tantangan serta tuntutan zaman
dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang terhadap sunber agama Islam yang

9
asli, yaitu al-qur’an dan as-sunnah. Mempelejari metodologi studi Islam juga
diharapkan mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat Islam
agar tetap menjadi muslim yang sejati yang mampu menjawab tantangan serta
tuntutan zaman modern maupun era-globalisasi sekarang ini.[15]
Disamping itu, metodologi studi islsm merupakan solusi agar Islam tidak
mudah disalah pahami oleh outsider (non muslim). salah satu penyebab seiringnya
Islam disalah pahami barat karena mereka tidak memiliki instrument secara ilmiah
bisa dibenarkan tidak hanya insider (muslim) tetapi juga oleh outsider. Bila
insider tidak merumuskan pemahaman yang bisa dimengerti oleh outsider akan
terus berlangsung seperti yang dialami oleh Salman Rushdie, Kurt Wester, Goard
dan Geertz Wilder yang menghebohkan itu.[16]
Urgensi studi islasm yang demikian dapat dipahami dan diuraikan sebagai
berikut:
1. Umat Islam saat ini pada kondisi yang problematis
Saat ini umat Islam masih berada dalam posisi pinggiran (marginal) dan
lemah dalam segala bidang kehidupan sosial budaya. Dalam kondisi ini,
umat Islam harus bisa melakukan gerakan pemikiran yang dapat
menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang dan oprasional untuk
mengantisipasi perkembangan dan kemajuan tersebut.
Dalam posisi problematis itui, jika mereka hanya berpegang pada ajaran
ajaran Islam hasil penafsirsn ulama terdahulu yang merupakan warisan
doktriner turun-temurun dan dianggapnya sebagai ajaran, maka berarti
mereka mengalami kemandegan intelektual yang pada gilirannya akan
menghadapi masa depan yang suram. Disisi lain, jika mereka melakukan
usaha pembaharuan dan pemikiran kembali secara kritis dan rasional
terhadap ajaran-ajaran Islam, maka akan dituduh sebagai umat yang
meninggalkan atau tidak setia lagi terhadap ajaran Islam yang dianggapnya
sudah matang dan sempurna.
Melalui pendekatan yang rasional-objektif, studi Islam diharapkan
memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi
yang problematis tersebut.
2. Umat manusia dan peradabannya berada dalam suasana problematis

10
Pesatnya perkembangan dan imu pengetahuan dan teknologi
modern telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan
peradaban umat manusia, yang dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini
ditandai dengan semakin dekatnya jarak hubungan komunikasi antar
bangsa dan budaya umat manusia. Pada suasana semacam ini tentuny
aumat manusia membutuhkan adanya aturan-aturan, nilai-nilai dan norma-
norma serta pedoman dan pandangan hidup yang universal dan diakui atau
diterima oleh semua bangsa. Masalahnya adalah “dari mana sumber aturan
ini dan norma serta pedoman hidup yang universal itu diperoleh?” umat
manusis dalam peradaaban dan kebudayaaan memang telah berhasil
menemukan aturan, nilai dan norma sebagai pedoman dan pegangan
hidup, yang berupa agama, filsafat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan demikian, manusia modern pun berada dalam kondisi yang serba
problematis. Harold, H. Titus dan beberapa filosofis dewasa ini, dalam
menjelaskan situasi problematis tersebut menyatakan bahwa “filosofis
sekarang telah mencapai kekuatan besar tetapi tanpa kebijaksanaan, kita
hidup dalam suatu periode yang mirip dengan tahap-tahap terakhir dari
kebudayaan Greeko-Romawi, renaissance, reformasi dan revolusi industri
dimana terjadi perubahan dalam cara manusia berfikir. Dalam hal ini
peraktik, atau terjadi perubahan-perubahan yang menyentuh kehidupan
manusia dan masyarakat.[17]

D. Aspek-Aspek Metodologi Studi Islam


Antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya hubungan
yang belum serasi. Dalam bidang agama terdapat sifat dogmatis, sedangkan dalam
bidanh ilmiah terdapat sikap rasional dan terbuka. Oleh karena itu, aspek sasaran
studi Islam meliputi 2 hal yaitu:
4. Aspek Sasaran Keagamaan
Kerangkka ajaran yang terdapat didalam al-qur’an dan hadits tetap
dijadikan sandaran sentral agar kajian keIslaman tidak keluar dan tercerai
dari teks dan konteks. Dari aspek sasaran tersebut, wacana keagamaan dapat
ditransformasikan secara baik dan menjadikan landasan kehidupan dalam

11
berprilaku tanpa melepaskan kerangka normatif. Elemen dasar keIslaman
yang harus dijadikan pegangan:pertama, Islam sebagai dogma juga
merupakan pengalaman universal dan kemanusiaan. Oleh karena itu sasaran
studi Islam diarahkan pada aspek-aspek praktik dan empirik yang memuat
nilai-nilai keagamaan agar dijadikan pijakan. Kedua, Islam tidak hanya
terbatas pada kehidupan setelah mati, tetapi orientasi utama adalah
sekarang. Dengan demikian sasaran studi Islam diarahkan pada pemahaman
terhadap sumber-sumber ajaran Islam, pokok-pokok ajaran Islam sejarah
Islam dan aplikasinya dalam kehidupan. Oleh karena itu studi Islam dapat
mempertegas dan memperjelas wilayah agama yang tidak bisa dianalisis
dengan kajian empiris yang kebenarannya relatif.
5. Aspek Sasaran Kelimuan
Studi keilmuan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metadologis,
empiris dan historis. Dengan demikian studi Islam sebagai aspek sasaran
keilmuan membutuhkan berbagai pendekatan. Selain itu, ilmu pengetahuan
tidak kenal dan tidak terikat kepada wahyu. Ilmu pengetahuan beranjak dan
terikat pada pemikiran rasional.

12
BAB IV
PENGAKHIRAN

A. Simpulan
Metode adalah langkah-langkah praktis dan sistematis yang ada dalam
ilmu tertentu yang sudah tidak dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif.
Sedangkan, metodologi adalah tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah
diterima (well received) tetapi berupa kajian tentang metode.
Arti dan lingkup studi Islam. Arti yaitu secara sederhana dapat dikatakan sebagai
usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam.
Sedangkan ruang lingkup studi Islam meliputi:
1) Sebagai doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah
final dalam arti absolute, dan diterima apa adanya.
2) Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.
3) Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat Islam.
Urgensi mempelajari metodologi studi Islam dapat dipahami dan diuraikan
sebagai berikut:
1) Umat Islam saat ini berada dalam kondisi yang problematic
2) Umat manusia dan peradabannya berada dalam suasana problematic
Aspek-aspek sasaran studi Islam meliputi: aspek sasaran keagamaan dan aspek
sasaran keilmuan.

B. Saran
Pada era modern seperti sekarang ini, kemajuan ilmu dan teknologi sangat pesat.
Seiring dengan itu, permasalahan kehidupan semakin rumit dan membutuhkan
pemecahan masalah yang cepat dan tepat; sementara islam hanya digunakan
sebagai simbol atau cap saja pada diri seorang muslim, tanpa mempelajari,
memahami, menguasai, serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-
hari sehingga terkadang seorang muslim merasa dibodohi oleh kemajuan
teknologi yang terjadi pada era sekarang ini, dan belum tahu ke mana jalan yang

13
harus dituju serta belum tahu metode yang benar dalam studi islam itu sendiri
sebagai mana telah dibahas.
Mengingat hal yang demikian itu, maka disarankan kepada semua pihak yang
kompeten dalam pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan islam, baik
pemerintah, maupun swasta, perguruan tinggi, organisasi islam, dan sebagainya
kiranya dapat:
1. memberikan pelajaran berupa materi-materi dasar tentang studi islam kepada
seluruh peserta didiknya, terutama para mahasiswa perguruan tinggi islam baik
negeri mupun swasta, mulai awal semester karena kajian materi ini sangat
penting, memerlukan pemahaman yang komprehensif, dan memerlukan waktu
yang lama untuk menguasaainya.
2. Para dosen yang mengajar metodologi studi islam diharapkan jangan Cuma
menyampaikan silabus atau menerangkan tentang kajian ini, tetapi lebih dari itu,
agar beliau menekankan kepada peserta didiknya supaya dapat mempergunakan
ilmu ini dengan baik dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Para dosen dituntut agar memiliki wawasan yang luas mengenai pemahaman
studi islam agar tidak menjerumuskan kepada mahasiswanya kepada jalan yang
melenceng dari ajaran agama Islam, serta kurikulum dan silabusnya tentu
disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan daya serap anak didik.

C. Penutup
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap pembaca yang budiman sudih memberikan kritik dan saran yang
membengun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi penulis juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.
Fanani, Muhyar. 2008. Metode Studi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
____________ .2008. Metode Studi Islam. Aplikasin Sosoilogi Pengetahuan
Sebagai Cara Pandang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Madjid,Nurcholis. 1997. Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan
Indinesia. Jakarta: Paramida.
Muhaimin, at.all. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana.
Nasution, Harun. 1994. Metodologi Barat Lebih Unggul. Jakarta: t.p.
Nurhakim,M. 2004. Metode Studi Islam. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Tajib, dkk. 1994. Dimensi-Dimensi Studi Islam. Surabaya: Karya Abditama.
Syauqi Nawawi, Rifaat dkk. 2000. Metodologi Psikologi Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

[1] Harun Nasution, “Metodologi Barat Lebih Unggul,” (Jakarta: t.p., 1994), hlm.
27.
[2] Nurcholis Madjid, “Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan
Indinesia, (Jakarta: Paramida, 1997), hlm3.
[3] Rifaat Syauqi Nawawi, dkk, “ Metodologi Psikologi Islam”, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 79.
[4] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), hlm. 66.
[5] Ibid, hlm.
[6] Ibid, hlm. 1092.
[7] ibid, hlm. 51.
[8] http://kamusbahasaindonesia.org/pengertian.
[9] http:// carapedia.com/

15
[10] http://carapedia.com/pengertian-definisi-metode-menurut-para-ahli-
info497.html.
[11] Muhyar Fanani, Metode Studi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm.9.
[12] Tajib, dkk, Dimensi-Dimensi Studi Islam, (Surabaya: Karya Abditama,
1994), hlm.
[13] M. Nurhakim, Metode Studi Islam, (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2004), hlm.13.
[14] M. Nurhakim, Ibid, hlm. 3-4.
[15] Muhaimin, at.all, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Kencana,
2005), hlm.1.
[16] Muhyar Fanani, Metode Studi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm.9.
[17] Muhaimin, op.cit, hlm 3-8

16

Anda mungkin juga menyukai