Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KRITIS ARTIKEL METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Tri Destarina Putri (109341417212/Off. B)

A. Bibliografi Fitriah, Laili. 2009. Rarak : Pengganti Sabun Cuci Ramah Lingkungan. Artikel Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, (Online), No. 0800279, (http://artikelkimia. wordpress.com/2009/06/04/laila-fitriah-0800279-rarak-pengganti-sabun-cuciramah-lingkungan/, diakses tanggal 9 November 2010).

B. Tujuan Penulis Tujuan dari penulisan artikel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dampak pencemaran lingkungan dari penggunaan bahan kimia yaitu detergen yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengetahui cara efektif yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. 3. Mengetahui kandungan dalam deterjen yang dapat merusak kelestarian lingkungan. 4. Mengetahui kandungan dalam rarak (Sapindus rarak) sehingga mengetahui mengapa sejak zaman dahulu rarak digunakan sebagai bahan pencuci pengganti sabun. 5. Mengetahui dampak positif dalam penggunaan bahan pencuci alami yaitu buah rarak (Sapindus rarak).

C. Fakta-fakta Unik Terdapat fakta-fakta unik dalam artikel tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sekarang ini semakin banyak produk sabun maupun deterjen yang dijual di pasaran, yang mungkin mengandung bahan kimia berbahaya. Dengan digunakannya sabun dan deterjen setiap hari, tanpa disadari ternyata kita telah membuat lingkungan kita menjadi tercemar. 2. Beribu liter air sabun yang dibuang setiap harinya dapat menimbulkan pemandangan yang tidak sedap bila dipandang mata, diantaranya di sungai-sungai kecil buih

sabun akan melimpah, di danau-danau kecil pertumbuhan enceng gondok bertambah, sehingga populasi ikan pun lambat laun berkurang. 3. LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate) merupakan bahan yang paling dominan yang digunakan sebagai bahan aktif pembuatan detergen yang banyak kita pakai saat ini. Berdasarkan penelitian, kandungan LAS dalam air sungai yang melewati kawasan perkotaan yang padat penduduk Indonesia sudah melampaui ambang batas 0,5 mg/L. 4. Akumulasi konsentrasi LAS yang melampaui ambang batas ternyata dapat membunuh organisme akuatik, karena bersifat toksik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab punahnya dan turunnya keragaman dari organisme di ekosistem sungai adalah akibat pencemaran air. Selain itu ketersediaan air bersih juga semakin berkurang akibat tercemarnya air. 5. Air sisa cucian dapat digunakan untuk menyiram tanaman sebagai usaha untuk mengurangi pencemaran dan kurangnya air besih. 6. Ternyata penggunaan bahan pencuci alami yaitu buah rarak/lerak merupakan cara yang lebih efektif untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan. 7. Ternyata buah lerak mengandung saponin atau busa alami, yang bekerja sebagai surfaktan, yang membuat air cucian lebih basah. Dengan demikian saponin dapat dengan mudah masuk ke dalam serat-serat kain yang sedang dicuci, mengikat kotoran yang melekat pada cucian dan kemudian melepas kotoran tersebut dari kain cucian. 8. Memang bila dibandingkan dengan harga detergen , harga per kilo dari buah lerak sedikit lebih mahal bila kita membelinya di kota besar, yaitu sekitar 14 ribu per 200 gram. Namun lerak tersebut dapat digunakan sebanyak 6-10 kali mencuci, dan setiap kali mencuci dapat mencuci sebanyak 3-6 kilogram cucian. Bila disbandingkan dengan dampak yang ditimbulkan, tentunya perbedaan sedikit harga tersebut tidak ada artinya.

D. Pertanyaan yang Muncul Pertanyaan yang muncul adalah sebagai berikut: 1. Bagiamana cara memilih bahan yang tepat untu digunakan dalam kehidupan seharihari yang tidak mengandung bahan berbahaya? 2. Bagaimana cara mengetahui kandungan bahan kimia berbahaya dalam produk yang kita gunakan sehari-hari?

3. Bagaimana cara menarik perhatian masyarakat agar mau menggunakan bahan alami sebagai jalan untuk mencegah pencemaran lingkungan? 4. Apakah dalam biji lerak yang digunakan sebagai bahan pencuci tidak memilki kekurangan/efek samping terhadap lingkungan? 5. Apakah hanya lerak yang dapat dijadikan sebagai bahan pencuci alami, bagaimana dengan tanaman lain yang juga mengandung senyawa saponin?

E. Konsep Utama Semakin banyak jenis produk detergen yang beredar di pasaran mengndung bahan kimia yang dapat merusak kelestarian lingkungan. Air sabun yang dibuang dapat mencemari air sungai. Berdasarkan penelitian, Kandungan surfaktan anionik Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) dalam air sungai yang melewati kawasan perkota-an yang padat penduduk Indonesia sudah melampaui ambang batas 0,5 mg/L, sehingga dapat merusak kehidupan dalam sungai tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut perlu solusi untuk mengurangi dampak pencemaran akibat bahan kimia yang terkandung dalam detergen dengan menggantinya menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan yaitu lerak atau rarak (Sapindus rarak).

F. Refleksi Diri Setelah membaca artikel tersebut saya semakin yakin untuk melakukan penelitian saya tentang pengaruh bahan pencuci alami salah satunya adalah rarak (Sapindus rarak) terhadap kemamuannya membersihkan noda pada pakaian. Selain itu, saya juga ingin menguji apakah tanaman lain yang juga mengandung saponin dapat digunakan sebagai bahan pencuci alami seperti uah rarak. Dengan tersedianya sumber yang mendukung penelitian saya, semoga penelitian saya dapat segera terlaksana dan mudahmudahan bisa berjalan lancar. Amin.

Anda mungkin juga menyukai