Anda di halaman 1dari 6

HANDOUT

Spesifikasi dan Karakteristik


Beton

Disusun Oleh:

Aditya Irma Setya Putri

( 17050534039 )

Program Studi Pend. Teknik Bangunam


Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Surabaya
Kompetensi Keahlian : Desain Pemodelan dan Infromasi Bangunan
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik
Pengukuran Tanah
Kelas / Semester : X DPIB / Gasal
Tahun Pelajaran : 2020 / 2021

Kompetensi Dasar
3.4 Memahami spesifikasi dan karakteristik beton
4.4 Mempresentasikan spesifikasi dan karakteristik beton

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Pengetahuan
3.4.1 Menjelaskan macam-macam bahan penyusun beton
3.4.2 Membedakan faktor-faktor kualitas dan kekuatan pada beton
3.4.3 Menganalisis jenis-jenis komposisi material peyusun beton
Keterampilan
4.4.1 Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penggunaan beton
4.4.2 Mempresentasikan sifat dan karakteristik pada beton
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat :
a. Menjelaskan macam-macam bahan penyusun beton sesuai dengan
kunci LP KI 3
b. Membedakan faktor-faktor kualitas dan kekuatan pada beton secara
terperinci dan jelas sesuai dengan kunci LP KI 3
1
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
Spesifikasi dan Karakteristik
Beton

Beton merupakan bahan campuran yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan
pengisi, ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan
tambahan.

1. Air

Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen,
membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang
dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton.
Air yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar
garam, minyak, gula, atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran
beton akan menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton
yang dihasilkan.
Fungsi air di dalam adukan beton adalah untuk memicu proses kimiawi
semen sebagai bahan perekat dan melumasi agregat agar mudah
dikerjakan.
Jenis air yang digunakan untuk pengaduk beton:
a. Air Hujan
b. Air Tanah
c. Air Permukaan
d. Air Laut

2. Semen atau Portland Cement

Semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan


klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung
satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan, yang digiling
bersama-sama bahan utamanya. Bahan utama penyusun semen adalah kapur
(CaO), silica (SiO3), dan alumina (Al2O3).
Fungsi utama semen pada beton adalah mengikat butir-butir agregat sehingga
membentuk suatu massa padat. Selain itu juga untuk mengisi rongga-rongga
udara diantara butir-butir agregat.

3. Pasir

Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras dan tajam berukuran antara
0,075 – 5 mm, jika terdapat butiran berukuran lebih kecil dari 0,063 mm tidak
lebih dari 5% berat. Pasir beton sering digunakan untuk pekerjaan cor-coran
struktur seperti kolom, balok dan pelat lantai.
Untuk mendapatkan kekuatan beton yang optimal maka pasir harus dapat
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a)Pasir beton harus bersih, bila diuji dengan larutan pencuci khusus, tinggi
endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak
kurang dari 70%.
b) Kadar butiran yang lewat ayakan 0,063 mm (kadar lumpur) tidak boleh lebih
dari 5% berat.
c) Angka kehalusan butir (FM) terletak antara 2,2 – 3,2 bila diuji dengan
rangkaian ayakan 0,16 ; 0,315; 0,63; 1,25; 2,50; 0,5 dan 10 mm, fraksi yang lewat
ayakan 0,3 mm minimal 15% berat.
d) Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu
beton. Untuk memeriksanya pasir direndam pada cairan 3% NaOH, cairan di atas
endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding.
e) Kekekalan terhadap larutan Na4SO4; fraksi yang hancur tidak boleh lebih dari
12% berat. Kekekalan terhadap larutan MgSO4; fraksi yang hancur tidak boleh
lebih dari 10% berat.
f) Untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus
negatif.
4. Kerikil

Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm..
Ketentuan agregat kasar antara lain:
a) Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori.
Aggregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butir-
butir pipihnya tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya.
b) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat
keringnya. Bila melampaui harus dicuci.
c) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti
zat yang relatif alkali.
d) Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.
e) Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff
dengan beban uji 20 ton
f) Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga
maksimum 5%.
g) Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara 6–7,5.
Jenis agregat kasar yang umum adalah:
- Batu pecah alami: Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang
digali.
- Kerikil alami: Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi
maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
- Agregat kasar buatan: Terutama berupa slag atau shale yang biasa digunakan
untuk beton berbobot ringan.
- Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat: Agregat kasar yang
diklasifikasi disini misalnya baja pecah, barit, magnatit dan limonit.

5. Bahan Tambahan atau Zat Adiktif

Admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam campuran beton


pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah
untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan
tertentu, atau untuk menghemat biaya.
Pada dasarnya suatu bahan tambah harus mampu memperlihatkan komposisi dan
unjuk kerja yang sama ssepanjang waktu pekerjaan selama bahan tersebut
digunakan dalam racikan beton sesuai dengan pemilihan porporsinya.
Jenis-jenis bahan tambah :
- Tipe A, water reducing admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu
- Tipe B, Retarding Admixtures adalah yang berfungsi untuk menghambat waktu
pengikatan beton
- Tipe C, Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan awal beton.
- Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
dalam menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat waktu
pengikatan awal.
- Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah
yang berfungsi ganda untuk mengurangi jumlah air penccampur yang
diperlukan dalam menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu yang
mempercepat pengikatan awal beton.
- Tipe F, water reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih,

Anda mungkin juga menyukai