Anda di halaman 1dari 3

1

PUASA RAMADHAN
Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Muslim yang sudah masyk alam kategori
wajib berpuasa.
Lanasannya syariat Kewajiabn berpuasa Ramadhan merujuk sejumlah dalil baik ari
Alquran, hadits konsensu ulmama (ijma).
Artinya secara dasar hukum sangat kuat sebab dilandasi oleh ketiga aspek krusial dalam
hukum Islam.Dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْ<م لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ۙن‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬

“Ya ayyuhalladzina amanu kutiba alaikumu-shiyam, kama kutiba ‘alaladzina min


qablikum la’allakum tattaqum.”
Yang artinya: “Wahai orang-oranag beriman,diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu . (Berpuasa) agar kamu
bertakwa.”

Tak hanya dalil Alquran,dalil hadits pun juga menegaskan posisi hukum puasa
Ramadhan. Dari Abdullah bin Uamr Rasululluah SAW bersabda:
------

Yang artinya: “Islam tegarkan di atas lima perkara,yaitu dua kalimat syahadat,
menirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi
mereka yang mampu.” Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Mauslim, Imam
At-Tirmidzi, dan Imam An-Nasai. Kadar hadis ini shahih (tak diragukan lagi
keabsahannya).

Di dalam kitab Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid karya Ibnu Rusyd


disebutkan bahwa dalil ijma tidak ada satu pun ulama yang menyangkal kewajiabn puasa
Ramadhan .

Adapun orang-orang yang wajib melaksanakan puasa Ramadhan antara lain orang yang
baligh,sehat jasmani-rohani, bukan musafir, dan bukan wanita yang haid.Semua ulama

Halaman . 1
2

sepakat akan hal ini berdasarkan firman Allah dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 185
berbunyi:

“Faman syahida minkuma syahro falyasumhu,”.Yang artinya: “Karena itu,barang siapa


di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu,”.

Dalam surat Al Baqarah ayat 184,dijelaskan kondisi-kondisi apa saja yang diperbolehkan
untuk tidak berpuasa Ramadhan. Tapi, puasa tetap harus diganti di hari lain setelah
Ramadhan.

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam
perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak
berpuasa itu) pada hari yang lain.Dan bagi orang yang berat menjalankannya,wajib
membayar fidyah,yaitu memberi makan orang miskin.Tetapi barangsiapa dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan,maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Ayat 184 dan pemulaan ayat 185, menerangkan bahwa puasa yang diwajibkan ada
beberapa hari yaitu pada bulan Ramadhan menurut jumlah hari bulan Ramadhan (29 atau
30 hari).

Sekalipun Allah telah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan kepada semua orang
yang beriman ,namun Allah yang Mahabijaksana memberikan keringanan kepada orang-
orang yang sakit dan musafir, untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadhan dan
menggantinya pada hari-hari lain di luar bulan tersebut.

Dan bagi orang yang berat menjalankannya karena sakit berat yang tidak ada harapan
sembuh atau karena sydah tua,wajib membayar fidyah atau pengganti yaitu memberi
makan kepada seorang miskin untuk satu hari yang tidak berpuasa itu.

Halaman . 2
3

Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kabajikan lalu memberi makan
kepada lebih dari seorang miskin untuk satu hari tidak berpuasa,maka itu lebi baik
baginya.

Halaman . 3

Anda mungkin juga menyukai