Anda di halaman 1dari 3

IGRA

Interferon gamma-release assay

 Marker indirek, bila ada paapran M.Tb dan mengindikasikan adanya respon imun selular
terhadap M.Tb (respon terhadap sel T memori)
 TST dan IGRA sensitivitas nya rendah pada imunokompromis dan memiliki nilai prediktif
rendah untuk progresi menjadi Tb aktif
 Prinsip : menghitung pelepasan T-cell IFN-gamma krn adanya stimulus dari Ag spesifik
MTb (dengen terkecuali Ag substrain BCG)
Antigen (ESAT-6 dan CFP-10) ini dikodekan oleh gen yang terletak di dalam lokus (RD1)
pada genom M.Tb. Antigen-antigen ini lebih spesifik dibandingkan antigen pada PPD
karena mereka tidak dikodekan dalam genom BCG atau spesies NTM
 IGRA test yang beredar di berbagai negara : QFT dan T-SPOT.TB
 QFT test : quantification of IFN-γ in international units (IU) per milliliter. Individu dengan
hasil positif, dipertimbangkan adanya infeksi M.Tb bila respon IFN-gamma berrespon
terhadap TB antigen dengan nilai test diatas nilai cutoff
 IGRA memiliki spesifitas utk diagnosis ILTB >95% dengan setting insidensi TB rendah dan
spesifitas tidak dipengaruhi vaksin BCG
 Sensitivitas IGRA berkurang pada individu dengan infeksi HIV dan anak
 IGRA memiliki suboptimal sensitivitas terhadap TB aktif, terutama pada infeksi HIV, hasil
negative tidak dapat menyingkirkan TB aktif.
 IGRA tidak dapat membedakan antara ILTB dan TB aktif
 Dari hasil penelitian, didapatkan sensitivitas yang rendah pada individu dengan
confirmed atau suspek TB aktif.
 Masih sedikit studi tentang nilai IGRA terhadap diagnosis TB ekstrapulmo, namun
ditemukan antara IGRA dan TST memiliki spesifitas rendah untuk membedakan TB
ekstrapulmo dari ILTB.
 Berdasarkan data sistemik review, TST dan IGRA memiliki tingkat akurasi sama untuk
deteksi infeksi TB atau mendiagnosis penyakit pada anak. Namun sensitivitas nya akan
rendah pada usia <5 tahun dan HIV anak
 Meskipun begitu, hasil dari TST atau IGRA tidak dapat menyingkirkan adanya TB aktif.
Pada anak dengan suspek TB aktif, dapat dipertimbangkan pemeriksaan TST atau IGRA
untuk menunjang diagnosis. IGRA harus digunakan bersamaan dengan data klinis lain
(seperti TST, chest x-ray, dan riwayat kontak) untuk mendiagnosis TB aktif
 Data terbaru menyebutkan IGRA memiliki kesamaan performa dengan TST untuk
mengidentifikasi infeksi HIV dengan kecurigaan ILTB
 Dapat digunakan secara serial seperti pada Nakes. Pada saat didapatkan hasil
positif/negative cutoff pada pemeriksaan serial, masalah muncul bila terdapat konversi
dan reverse. Maka dari itu, CDC merekomendasikan perubahan hasil IGRA negative
menjadi positif menggunakan cutoff > 0.35 IU/ml (tanda adanya konversi). Studi ini
membuktikan rating tinggi fenomena konversi dan reversi
 Beberapa studi mendapatkan adanya korelasi perubahan respon IFN gamma pada IGRA
terhadap pengobatan. Pada penelitian besar, ditemukan penurunan signifikan respon
IFN gamma namun tidak ada hubungan signifikan dengan konversi kultur reverse ke
hasil negative.

TST

 Respon sel T memori terhadap paparan M.Tb


 Pada orang dengan cell-mediated immunity terhadap antigen tuberculin ini, reaksi tipe
delayed-type hipersensitivitas akan muncul dalam 48-72 jam
 Cell-mediated immunity terhadap Ag tuberculin kadang akan menunjukan hasil terhadap
paparan dengan Ag yang sama, seprti BCG vaksin atau infeksi sebelumnya.
 Penyebab False positif :
- infeksi NTM (perlu dipertimbangkan klo populasi dengan prevalensi tinggi NTM)
- vaksin BCG (tergantung waktu pemberian dan jumlah dosis yang diberikan), jika
pemberian BCG saat lahir (atau selama infant) dan tidak diulang maka spesifitas TST
minimal dan dapat diabaikan selama interpretasi hasil

 Penyebab false negative :


- Pada kondisi medis (malnutrisi atau HIV) atau yang mendapat pengobatan
imunosupresan
- Error pada prosedur
- Anergy induced by active TB itself can cause false negative TST result
 Nilai cutoff untuk konversi TST dan diagnosis ILTB berbeda
 Spesifitaas TST (97%) sama tinggi nya dengan IGRA pada populasi yang tidak mendapat
vaksin BCG.
 Spesifitas TST (60%) diantara populasi dengan pemberian vaksin BCG
 Spesifitas tinggi pada TST atau IGRA bergantung pada populasi apakah adanya
pemberian vaksinasi BCG atau booster BCG

Conclusion
 Tidak ada biomarker yang dapat digunakan untuk monitoring kalau pengobatan ILTB
berhasil
 IGRA dan TST tidak dapat membedakan proses reaktivasi dari reinfeksi
 Untuk memaksimalkan hasil prediktif positif tes ILTB, skrining harus dilakukan pada
individu yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami progresivitas

Tabel Perbedaan TST dan IGRA

Kriteria TST IGRA


Sensitivitas 68 – 71,5% 80 – 84,5 %
Spesifisitas 86 – 88,7% 99 – 99,4%
Pengaruh vaksinasi Ada Tidak ada
BCG terhadap hasil
Pembacaan hasil 48-72 jam Sekitar 24-48 jam
Tempat pemeriksaan Pemeriksaan bisa Pemeriksaan dilakukan di
dilakukan di poli, laboratorium/RS Rujukan
puskesmas dll dgn fasilitas hematologi,
centrifuge dan CO2
Incubator
Laboratorium Tidak perlu Perlu untuk sentrifuge
Simple-teknologi

E-Katalog Sudah ada Masih proses


pendaftaran
Izin edar Ada Ada
Biaya Relatif lebih murah Relatif lebih mahal

M., Denkinger, C. M., Kik, S. V., Rangaka, M. X., Zwerling, A., Oxlade, O., Metcalfe, J. Z., Cattamanchi,
A., Dowdy, D. W., Dheda, K., & Banaei, N. (2014). Gamma interferon release assays for detection of
Mycobacterium tuberculosis infection. Clinical microbiology reviews, 27(1), 3–20.
https://doi.org/10.1128/CMR.00034-13

Anda mungkin juga menyukai