Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : MUNAWAR GAILEA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041975361

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4116/Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 89 / TERNATE

Masa Ujian : 2020/21.2(2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1). Setiap manajer akan mengambil keputusan, mulai keputusan yang paling sederhana, misal
mengubah desain ruangan kerja atau tidak, sampai keputusan yang berat, misal membuka pabrik baru
atau tidak. Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan manajer yang sangat penting. Manajer
dengan demikian harus meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
untuk mendukung pengambilan keputusan.
Keputusan dimulai dari suatu masalah atau kesempatan. Beberapa penulis membedakan dengan
jelas antara masalah dengan kesempatan. Masalah atau problem dapat didefinisikan sebagai kondisi
yang menyimpang atau tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Kesempatan dan masalah sering kali sulit dibedakan. Apa yang tampaknya sebagai suatu
masalah, ketika diteliti lebih lanjut ternyata menghasilkan kesempatan, Sebaliknya, kesempatan yang
tidak dimanfaatkan akan menjadi masalah. Secara umum kesempatan lebih sulit dilihat dibanding
dengan masalah. Masalah biasanya lebih mudah dilihat dan sering kali menjadi titik awal
kesempatan.

 Definisi
Pengambilan keputusan pada dasarnya memilih satu alternatif dari beberapa alternatif keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan satu langkah dari langkah-langkah lebih panjang yang
membentuk proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi
masalah, analisis lingkungan yang relevan, mengembangkan alternatif-alternatif keputusan, memilih
alternatif yang paling baik, melakukan implementasi keputusan tersebut, dan memonitor keputusan
yang sudah diambil. Alternatif yang paling baik merupakan alternatif yang memberikan kontribusi
paling besar untuk pencapaian tujuan organisasi.

 Tipe Keputusan
Manajer harus mengambil berbagai keputusan. Secara umum keputusan yang diambil manajer
masuk dalam dua kategori:
(1) Keputusan yang terprogram (programmed decision), dan
(2) Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decisions).

a. Keputusan yang terprogram (programmed decision)


Keputusan yang terprogram merupakan keputusan yang terstruktur atau yang muncul berulang-
ulang atau keduanya. Karena keputusan tersebut muncul berulang-ulang, organisasi biasanya
mempunyai aturan, kebijakan, dan prosedur yang dipakai untuk memberi arahan bagaimana
keputusan tersebut dibuat.
Sebagai contoh, dalam masalah persediaan, keputusan kapan melakukan reorder barang terjadi
berulang-ulang. Perusahaan barangkali mempunyai pedoman pada saat persediaan barang tinggal
sekian unit. Manajer dalam hal ini tinggal mengambil keputusan sesuai dengan pedoman yang ada.
Kadang-kadang keputusan yang terprogram mencakup keputusan yang cukup rumit. Tetapi setelah
dianalisis keputusan tersebut dapat dianalisis menjadi keputusan yang terprogram.
Sebagai contoh menyediakan barang persediaan menjelang lebaran barangkali merupakan keputusan
yang rumit karena lebaran tidak terjadi setiap bulan. Tetapi setelah dianalisis lebih Ianjut keputusan
tersebut dapat digolongkan sebagai keputusan yang terprogram. Manajer dapat membuat forecast
lebih dahulu dengan menganalisis faktor-faktor yang relevan dan kemudian menentukan jumlah
persediaan untuk lebaran. Keputusan tersebut dapat diprogram menjadi beberapa keputusan dengan
menggunakan prosedur yang sudah ada.
Keputusan yang terprogram, sampai tingkat tertentu, membatasi kebebasan manajer. Prosedur
atau aturan yang menentukan reorder pada saat persediaan tinggal mencapai 100 unit, sebagai
contoh, mengharuskan manajer melakukan reorder pada saat persediaan mencapai 100 unit. Tetapi
keputusan terprogram mempunyai manfaat karena dapat membebaskan manajer dari tugas-tugas
rutin. Dengan demikian, manajer mempunyai waktu yang lebih banyak untuk menangani masalah
lain yang lebih penting. Tetapi, manajer tidak boleh melupakan situasi luar biasa. Sebagai contoh,
menghadapi situasi lebaran tentu saja tidak sama dengan menghadapi kejadian pada bulan-bulan
biasa. Misal, suatu organisasi mempunyai kebijakan menghabiskan anggaran tertentu untuk promosi.
Jika pada periode sekarang tiba-tiba pesaing menaikkan anggaran promosinya, tentu organisasi harus
melakukan antisipasi yang tepat, misal ikut menaikkan anggaran promosi. Kalau tidak ada langkah
antisipasi, organisasi dapat kehilangan pelanggannya.

b. Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decisions).


Keputusan yang tidak terprogram merupakan keputusan yang tidak terstruktur atau jarang
muncul atau keduanya. Keputusan tersebut berasal dari masalah yang luar biasa atau tidak biasa
muncul. Karena tidak terstruktur dan jarang muncul maka tidak ada pedoman yang cukup terinci
untuk menangani masalah tersebut. Contoh keputusan tersebut adalah keputusan meluncurkan produk
baru, memecahkan masalah penurunan penjualan produk tertentu, dan menangani gugatan hukum
terhadap perusahaan. Situasi semacam itu merupakan situasi “luar biasa” dan karena itu diperlakukan
secara khusus. Pengalaman dan intuisi manajer diperlukan untuk memecahkan masalah ini karena
belum ada pedoman yang secara khusus menangani masalah tersebut. Keterampilan memecahkan
masalah semacam itu menjadi semakin penting dengan semakin tingginya tingkatan manajemen.
Karena itu, promosi manajer biasanya melibatkan upaya peningkatan keterampilan memecahkan
masalah yang tidak terprogram. Manajer yang akan dipromosikan dapat dilatih lebih dahulu untuk
memecahkan masalah-masalah tersebut dengan mengajari pemecahan problem secara sistematis dan
membuat keputusan secara logis. (EKMA4116 |Modul, hal. 4.5-4.8)

2). Desain organisasi adalah proses memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi dan
lingkungan tertentu. Desain organisasi merupakan pola menyeluruh bagaimana suatu organisasi
distruktur. Desain organisasi merupakan alat untuk mencapai strategi organisasi. Desain organisasi
dapat menjadi faktor kunci yang menentukan kelangsungan hidup organisasi. Banyak contoh
organisasi yang tidak dapat bertahan karena tidak mempunyai desain organisasi yang tepat. Pada
dasarnya ada dua pandangan terhadap desain organisasi: klasik, yang berusaha mencari desain terbaik
untuk semua situasi (pendekatan universal), dan pandangan situasional atau lingkungan, yang
berusaha memahami kaitan antara desain organisasi dengan lingkungannya.

A. PANDANGAN KLASIK
Pandangan klasik yang berusaha mencari cara terbaik untuk desain organisasi percaya pada
organisasi dengan struktur hirarkis dan wewenang formal yang resmi. Struktur semacam itu
merupakan struktur yang paling efisien dan efektif. Henry Fayol, Frederick W. Taylor, dan Max
Weber merupakan penyumbang ide pandangan klasik. Max Weber, sosiolog Jerman yang terkenal
dengan buku etika Protestan, menyebutkan istilah desain organisasi birokrasi. Menurut Weber
birokrasi merupakan desain organisasi yang logis, rasional, dan efisien. Anggota organisasi diarahkan
oleh panggilan tugas (sense of duty) dan satu perangkat aturan yang jelas dan rasional. Organisasi
birokrasi mempunyai karakteristik seperti berikut.
1. Pembagian kerja yang jelas (spesialisasi), dan setiap posisi diisi oleh orang yang memang ahli di
bidang tersebut.
2. Seperangkat aturan yang konsisten dan jelas untuk menjamin keseragaman tugas.
3. Ada hirarki posisi yang menciptakan rantai komando dari manajemen puncak sampai karyawan
paling bawah.
4. Manajer menjalankan bisnis dengan cara impersonal, menjaga jarak secara sosial antara dirinya
dengan bawahannya.
5. Karir dalam organisasi didasarkan pada prestasi dan keahlian. Karyawan tidak boleh
diperlakukan secara tidak adil.

Dengan karakteristik semacam itu, birokrasi merupakan organisasi dengan ciri, Spesialisasi
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, evaluasi prestasi yang jelas, dan suasana kerja yang
impersonal. Pandangan klasik mempunyai Sisi positif karena dapat mendorong efisiensi, dan
mendorong studi organisasi lebih lanjut.
Sisi negatifnya antara lain:
(1) tidak memperhatikan sisi manusiawi,
(2) keyakinan pad universalitas model mereka, yang kadang-kadang tidak berhasil pada lingkungy
tertentu, dan
(3) kata birokrasi seringkali diasosiasikan dengan pengertian yang sebaliknya. Dalam pengertian
populer, birokrasi mempunyai kesan sebagai organisasi yang terlalu besar (banyak karyawan),
terpengaruh banyak kepentingan politik, lamban dan tidak responsif terhadap lingkungannya.

B. PANDANGAN NEO-KLASIK
Pandangan neo-klasik berusaha menonjolkan sisi manusiawi organisasi. Menurut mereka
organisasi mempunyai dua tujuan: ekonomi dan kepuasan karyawan. Karena itu pandangan tersebut
sering juga disebut sebagai pandangan perilaku. Kata klasik masih diatributkan ke pandangan
tersebut karena mereka tidak menolak aliran klasik, dan sama seperti aliran klasik sebelumnya,
pandangan neo-klasik berusaha mencari satu cara terbaik untuk semua situasi. Dorongan pandangan
ini bermula dari studi Hawthont). Dengan berdasar pada hasil penelitian tersebut aliran neo-klasik
berpendapat bahwa organisasi dapat diperbaiki dengan membuat organisasi menjadi tidak terlalu
formal dan mendorong partisipasi karyawan. (EKMA4116 |Modul 05, hal. 5.5-5.6)

Anda mungkin juga menyukai