Praktikum EBP Acara 6
Praktikum EBP Acara 6
DISUSUN OLEH
Motor bakar merupakan sebuah mesin yang mengubah energi panas hasil
dari gas-gas panas pembakaran bahan bakar (energi kimia) menjadi tenaga mekanik
(Fathun,2020). Kinerja dan efisiensi motor bakar dinilai baik jika proses
pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar berlangsung dengan baik pula, karena
proses pembakaran mempengaruhi kinerja dan efisiensi dari suatu motor bakar
(Sinaga,2010). Berdasarkan bahan bakar yang digunakan, motor bakar terbagi
menjadi dua, yaitu motor bakar bensin dan motor bakar diesel. Motor bakar bensin
menggunakan bahan bakar bensin sebagai sumber energi, sedangkan motor bakar
diesel menggunakan bahan bakar solar (diesel). Pada praktikum ini, penjelasan
akan difokuskan pada motor diesel.
Mesin diesel dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan gerakan
pistonnya, yaitu mesin diesel dua langkah dan mesin diesel empat langkah.
Muchlisinalahuddin (2018) menyatakan bahwa mesin diesel dengan dua langkah
memiliki prinsip kerja dua kali langkah piston (satu putaran poros engkol)
menghasilkan sekali proses usaha, sedangkan mesin diesel dengan empat langkah
memiliki prinsip kerja empat kali langkah piston (dua putaran poros engkol)
menghasilkan sekali proses usaha.
Proses pembakaran pada motor bakar diesel terjadi dengan bantuan dari
bagian nozzle. Pada saat piston bergerak menuju titik mati bawah (TMB), udara
masuk melalui katup. Kemudian piston bergerak mendekati titik mati atas (TMA)
dan melakukan pengkompresian. Melalui nozzle, bahan bakar diinjeksikan dengan
tekanan yang sangat tinggi masuk ke ruang bakar, sehingga udara yang terkompresi
bercampur dengan bahan bakar dan terjadi pembakaran (Paryono, 2013).
Adapun governor dalam proses pembakaran berperan dalam menggerakkan
control rack agar banyaknya bahan bakar yang akan disemprotkan oleh nozzle
dapar diatur. Namun, pada dasarnya governor merupakan alat yang berfungsi
mengendalikan kecepatan rata-rata mesin dari kecepatan yang berlebihan serta
menstabilkan kecepatan putaran mesin yang diinginkan (Bambang, 2019).
Governor memiliki prinsip kerja, yaitu governor akan mengatur kecepatan rata-rata
mesin ketika terdapat variasi kecepatan frekuensi beban. Dalam hal ini, apabila
beban motor tetap maka kecepatan motor juga akan konstan dari satu siklus ke
siklus lainnya. Apabila beban meningkat, maka kecepatan motor akan menurun dan
sudut governor akan bertambah seiring dengan terjadinya perubahan. Hal tersebut
menyebabkan katup terbuka dan fluida kerja akan bertambah untuk meningkatkan
beban.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4.1 Hasil
1) Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan pada RPM 2500
N (RPM) Air Flow (mm) Fuel Flow (mm)
Torsi (kg.m)
1 2 Rerata 1 2 Rerata 1 2 Rerata
0 2500 2600 2550 11 8.5 9.75 4.2 5.2 4.7
0.1 2500 2500 2500 10 9 9.5 4.7 5.3 5
0.2 2500 2500 2500 9.5 9.5 9.5 5.1 5.5 5.3
0.3 2500 2500 2500 9.5 9.5 9.5 5.4 5.4 5.4
0.4 2450 2400 2425 10.5 10 10.25 7 8 7.5
0.5 2400 2300 2350 11 10 10.5 5 6 5.5
0.6 2300 2300 2300 10.5 9.5 10 5.5 6.3 5.9
0.7 2200 2200 2200 9 8 8.5 6 6.4 6.2
8
6
4
2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Torsi Terhadap AFc RPM 2500 dan RPM 3000
3) Perhitungan Koreksi Fuel Flow (FF)
Tabel 4.5 Koreksi Fuel Flow (FF) pada RPM 2500
Fuel Flow (FF)
Torsi (kg.m)
mm lbs/jam kg/jam
0 4.7 1.8 0.8164663
0.1 5 2 0.9071847
0.2 5.3 2.15 0.9752236
0.3 5.4 2.2 0.9979032
0.4 7.5 3.45 1.5648937
0.5 5.5 2.25 1.0205828
0.6 5.9 2.59 1.1748042
0.7 6.2 2.7 1.2246994
0 3000 0 0.8949024 0
0.1 2950 0.4118961 0.8949024 0.3686068
0.2 2900 0.8098297 0.8949024 0.7247185
0.3 2950 1.2356884 0.8949024 1.1058205
0.4 2900 1.6196593 0.8949024 1.449437
0.5 2900 2.0245741 0.8949024 1.8117963
0.6 2825 2.3666574 0.8949024 2.1179273
0.7 2800 2.7366657 0.8949024 2.4490487
3
2500 RPM 3000 RPM
2,5
2
BHPc
1,5
0,5
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Torsi Terhadap BHP RPM 2500 dan RPM 3000
5) Perhitungan Perbandingan Udara Bahan Bakar (AFR)
Tabel 4.9 Perbandingan Udara Bahan Bakar (AFR) pada RPM 2500
Tabel 4.10 Perbandingan Udara Bahan Bakar (AFR) pada RPM 3000
18
2500 RPM 3000 RPM
16
14
12
10
AFR
8
6
4
2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Torsi Terhadap AFR RPM 2500 dan RPM 3000
6) Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)
Tabel 4.11 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) pada RPM 2500
Tabel 4.12 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC) pada RPM 3000
0 0.703068174 0 0
0.1 0.884505122 0.411896118 2.147398538
0.2 1.020582833 0.809829657 1.260243835
0.3 1.315417873 1.235688355 1.064522351
0.4 1.456031508 1.619659313 0.898973936
0.5 1.51953444 2.024574141 0.750545218
0.6 1.746330625 2.366657358 0.737889082
0.7 1.723651006 2.736665736 0.629836148
3
2500 RPM 3000 RPM
2,5
2
SFC
1,5
0,5
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Torsi Terhadap SFC RPM 2500 dan RPM 3000
7) Perhitungan Tekanan Efektif Rata-Rata (BMEP)
Tabel 4.13 Tekanan Efektif Rata-Rata pada RPM (BMEP) 2500
BMEP
Torsi (kg.m) N (RPM) BHP Vd (cc)
2 Tak 4 Tak
0 2550 0 218.89 0 0
0.1 2500 0.349064507 218.89 2.87047E-05 5.74093E-05
0.2 2500 0.698129014 218.89 5.74093E-05 0.000114819
0.3 2500 1.047193521 218.89 8.6114E-05 0.000172228
0.4 2425 1.354370288 218.89 0.000114819 0.000229637
0.5 2350 1.640603183 218.89 0.000143523 0.000287047
0.6 2300 1.926836079 218.89 0.000172228 0.000344456
0.7 2200 2.150237364 218.89 0.000200933 0.000401865
BMEP
Torsi (kg.m) N (RPM) BHP Vd (cc)
2 Tak 4 Tak
0 3000 0 218.89 0 0
0.1 2950 0.411896118 218.89 2.87047E-05 5.74093E-05
0.2 2900 0.809829657 218.89 5.74093E-05 0.000114819
0.3 2950 1.235688355 218.89 8.6114E-05 0.000172228
0.4 2900 1.619659313 218.89 0.000114819 0.000229637
0.5 2900 2.024574141 218.89 0.000143523 0.000287047
0.6 2825 2.366657358 218.89 0.000172228 0.000344456
0.7 2800 2.736665736 218.89 0.000200933 0.000401865
0,00025
2500 RPM 3000 RPM
0,0002
BMEP (2 Tak)
0,00015
0,0001
0,00005
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Torsi Terhadap BMEP Mesin 2 Tak RPM 2500 dan
RPM 3000
2500 RPM 3000 RPM
0,00045
0,0004
0,00035
0,0003
BMEP (4 Tak)
0,00025
0,0002
0,00015
0,0001
0,00005
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Torsi Terhadap BMEP Mesin 4 Tak RPM 2500 dan
RPM 3000
8) Perhitungan Efisiensi Volumetris
Tabel 4.15 Efisiensi Volumetris pada RPM 2500
Efisiensi Volumetris (%)
Torsi (kg.m) N (RPM) AF (lt/jam) Vd (cc)
2 Tak 4 Tak
0 2550 11264.21052 218.89 33.63437845 67.2687569
0.1 2500 11226.41116 218.89 34.19194164 68.38388327
0.2 2500 11226.41116 218.89 34.19194164 68.38388327
0.3 2500 11226.41116 218.89 34.19194164 68.38388327
0.4 2425 11339.80925 218.89 35.60547916 71.21095832
0.5 2350 11377.60861 218.89 36.86429699 73.72859397
0.6 2300 11302.00989 218.89 37.41542435 74.8308487
0.7 2200 10281.42705 218.89 35.58390008 71.16780016
30
25
EV (2 Tak)
20
15
10
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Torsi Terhadap Efisinesi Volumetris Mesin 2 Tak
RPM 2500 dan RPM 3000
80
2500 RPM 3000 RPM
70
60
50
EV (4 Tak)
40
30
20
10
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Torsi Terhadap Efisinesi Volumetris Mesin 4 Tak
RPM 2500 dan RPM 3000
9) Perhitungan Efisiensi Termal
Tabel 4.17 Efisiensi Termal pada RPM 2500
0 0 0.703068174 10674.199 0
0.1 0.4118961 0.884505122 10674.199 0.281664289
0.2 0.8098297 1.020582833 10674.199 0.479943218
0.3 1.2356884 1.315417873 10674.199 0.568184858
0.4 1.6196593 1.456031508 10674.199 0.672817595
0.5 2.0245741 1.51953444 10674.199 0.805874806
0.6 2.3666574 1.746330625 10674.199 0.81969702
0.7 2.7366657 1.723651006 10674.199 0.960321955
1
Efisiensi termal (%)
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
Torsi (kg.m)
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Torsi Terhadap Efisinesi Termal RPM 2500 dan
RPM 3000
Scanned with CamScanner
Scanned with CamScanner
BAB V
KESIMPULAN
Abstract
The function of governor is to regulate the speed of an engine when there are variation in the load.
When the load on an engine increases, its speed decreases, therefore it is necessary to increase the
supply of working fluid & vice-versa. Thus, Governor automatically controls the speed under varying
load. The centrifugal governors are based on the balancing of centrifugal force on the rotating balls
for an equal and opposite radial force, known as the controlling force. It consist of sum balls of equal
mass, which are attached to the arms as shown in fig. when the load on the engine increases, the
engine and the governor speed decreases. This results in the decrease of centrifugal force on the
balls. Hence the ball moves inward & sleeve moves downwards. The downward movement of sleeve
operates a throttle valve at the other end of the bell rank lever to increase the supply of working fluid
and thus the speed of engine is increased. In this case the extra power output is provided to balance
the increased load.When the load on the engine decreases, the engine and governor speed increased,
which results in the increase of centrifugal force on the balls. Thus the ball move outwards and sleeve
rises upwards. This upward movement of sleeve reduces the supply of the working fluid and hence the
speed is decreased. In this case power output is reduced.
Keywords: Governor
1. PENDAHULUAN
Governor merupakan komponen motor engsel (Pivotless Governor) dimana sistem
bakar untuk mengatur kecepatan mesin secara sederhana dengan enam buah bola bandul yang
otomatis dengan mengendalikan jumlah bahan menggelinding pada permukaan mangkok
bakar yang dialirkan sehingga kecepatan dapat dorong yang berputar disekitar sumbu poros
dipertahankan tetap walaupun beban yang penggerak hingga mencapai titik setimbang,
diberikan berubah-ubah. Pengunaan Governor saat pengelasan berlangsung pada kenyataanya
bayak sekali ditemukan dalam kehidupan masih terjadi penurunan daya putar mesin
sehari-hari salah satunya ada pada mesin diesel sehingga perlu pengkajian lebih lanjut.
generator las satu silinder jenis governor tanpa
198
Gambar 1. Sentrifugal Governor
Berdasarkan cara kerjanya governor dibedakan bekerja berdasarkan momen inersia yang
menjadi dua yaitu timbul karena terjadinya percepatan sudut.
- Pengaturan sentrifugal Karana rumitnya jenis yang kedua tidak bayak
- Pengaturan inersia digunakan walaupun reaksinya lebih cepat,
Pengaturan sentrifugal bekerja berdasarkan pada penelitian ini hanya akan dibahas
gaya sentrifugal sedangkan pengaturan inersia pengatur sentrifugal saja.
Pada makalah ini akan dibandingkan Governor) dengan massa dari enem buah
kinerja governor tanpa engsel (Pivotless bandul dan massa dari tiga buah bandul.
199
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilakukan untuk
mengetahui parameter penurunan daya
sentrifugal yang dipengaruhi oleh penurunan
daya putar mesin yang disebabkan
pembebanan pada generator las. Untuk
mencapai sistem pengaturan dapat
mempertakankan daya putaran mesin
walaupun beban yang diberikan berubah-ubah
pada generator las di Lab Fakultas Teknik
Universitas Galuh. Parameter optimum yang
didapat akan menjadi acuan untuk Gambar 4. Governor pada posisi tanpa
200
y
Fc
N2
N2
N2
r
m X
r
N2
N2
N2
fc
m
y
Fc
N2
N2
N2
r
m X
r
N2
N2
N2
fc m
201
Dari persamaan diatas hanya diambil sentrifugal pada posisi penurunan daya putar
salah satu persamaan untuk mencari dari posisi (a) ke posisi (b).
penurunana daya putar poros terhadap gaya
m = massa 6 buah bola 0,100 Kg, massa untuk
Persamaan untuk mencari gaya sentrifugal: 3 buah bola 0,050 Kg.
=m. . r.................................(1) r = 68,5 mm, r1 =37 mm.
S = Tarikan pegas = 20mm = 0,02 m
Persamaan untuk mencari percepatan sudut Fc = Gaya Sentrifugal
2.1 Penurunan daya putar pada 6 bandul 2.2 Penurunan daya putar pada posisi tiga
bandul
a. Posisi Setimbang
Posisi setimbang........................... (a) a. Posisi Setimbang
Fc = ( m . 6 ) . . r .............................(3) Posisi setimbang........................... (a)
Fc = ( m . 3 ) . . r1 .............................(3)
b. Posisi Minimal
Posisi minimum ...........................(b) b. Posisi Minimal
Fc = ( m . 6 ) . . r ............................(4) Posisi minimum ...........................(b)
Fc = ( m . 3 ) . . r1 ............................(4)
202
Tabel 1. Pengujian Governor
Sudut Jari-jari
no rad r.p.m waktu Sudut( 2) Massa (Kg) ( 2) (r) Gaya (fc)
1 6,28 3440 60 360 0,016 360 0,068 0,39168
2 6,28 3865 60 404 0,016 404 0,068 0,439552
3 6,28 4060 60 424 0,016 424 0,068 0,461312
4 6,28 4400 60 460 0,016 460 0,068 0,50048
5 6,28 4720 60 494 0,016 494 0,068 0,537472
6 6,28 5028 60 526 0,016 526 0,068 0,572288
7 6,28 5340 60 558 0,016 558 0,068 0,607104
8 6,28 5648 60 591 0,016 591 0,068 0,643008
203
Tabel 2. Pengujian 6 Bandul putaran tanpa beban terhadap beban (n1) dan (n2)
6000
5000
4000
kekuatan pegas (Kg)
3000 n (r.p.m)
n 1 (r.p.m)
2000 n 2(r.p.m)
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pada grapik akan terlihat putaran Garis pegas (s) seirama dengan garis kenaikan
mesin tampa beban (n) dengan penurunana putaran menandakan ada keseimbanagan
daya putar (n1) dan (n2) berada pada jarak yang antara
berdekatan dan dapat dipertahankan seirama.
pengaturan dengan daya putar yang dihasilkan.
204
Tabel 3. Pengujian 3 Bandul Putaran Tanpa Beban Terhadap Beban (n1) dan (n2)
kekuatan pegas n (r.p.m) n 1 (r.p.m) n 2(r.p.m)
0,75 3495 2045 1800
1 3565 2045 2050
1,25 4110 3000 2500
1,5 4340 3318 2816
1,75 4645 3795 3166
2 4950 4273 3516
2,25 5262 4750 3866
2,5 5571 5228 4216
6000
5000
4000
kekuatan pegas (Kg)
3000 n (r.p.m)
n 1 (r.p.m)
2000 n 2 (rpm)
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Pada grapik akan terlihat putaran mesin putaran. Garis pegas (s) tidak seirama dengan
tampa beban (n) dengan penurunana daya garis kenaikan putaran menandakan tidak ada
putar (n1) dan (n2) berada pada putaran 2000 – keseimbanagan antara pengaturan dengan daya
5000 (r.p.m) tidak dapat mempertahankan putar yang dihasilkan.
4. kesimpulan
a. governor dengan massa enam bola memiliki kesetabilan dalam mempertahankan kecepatan
walaupun beban yang diberikan berubah-ubah.
b. Massa bandul mempengaruhi besarnya perubahan pengaturan mempertahankan petaran
mesin.
205
5. REFERENSI
A. Buku
[1] V. L. MALEEV. M. E. DR. A. M. Alih [2] Hery Sonawan, Perancangan Elemen
bahasa Ir. Bambang Priambodo. Intitut Elemen Mesin, Teknik Mesin, Universitas
Teknologi Indonesia. Operasi dan Pasundan, Penerbit Alfabeta, CV. Maret
Pemeliharaan Mesin Diesel. Penerbit 2014.
Erlangga 1954
B. Artikel Jurnal
206