Anda di halaman 1dari 3

Ejaan Bahasa Indonesia

1. Secara garis besar, PUEBI memuat pedoman yang harus ditaati berkaitan dengan
penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Uraikan dengan bahasa Anda
sendiri, hal-hal yang diatur oleh ketiga hal di atas!
a. Penulisan huruf
-Huruf kapital dipakai sebagai huruf awal setiap kata di dalam judul buku, artikel, dan
makalah serta nama majalah dan surat kabar, namun tidak untuk kata tugas.
-Huruf tebal bisa dipakai untuk menegaskan/menekankan bagian karangan seperti judul
buku, bab, atau subbab.
-Tanda titik tidak digunakan di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret
digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

b. Penulisan kata
-Kata Ganti dalam PUEBI yaitu ‘-ku’, ‘-mu’, ‘kau-‘, ‘ku-‘, dan ‘-nya’. Kata ganti tersebut ditulis
serangkai dan tidak dipisah dengan kata yang mengikuti, atau mendahuluinya.
-Partikel dalam PUEBI terbagi tiga, partikel -lah, -kah dan -tah. Partikel-partikel ini ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
-Kata depan adalah kata yang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, jika kata
tersebut menunjukan arah atau tempat. Kata depan terdiri dari tiga yaitu ‘di’, ‘dari’, dan ‘ke’.

c. Penggunaan tanda baca


-Tanda koma bisa digunakan di antara bagian-bagian pada catatan kaki atau catatan akhir.
-Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf pada suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
-Tanda titik tidak digunakan pada akhir penomoran digital yang melebih dari satu angka.
-Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam
suatu perincian.
-Bentuk kata ulang ditulis menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya dan
ditulis serangkai tanpa spasi.

2. Berikan masing-masing dua contoh, selain yang tertulis pada PUEBI, terkait dengan hal
hal berikut!
a. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung
1. “Kapan kita ganti presiden?” tanyaku kepada Doni yang sedang menikmati
makanannya.
2. Dosen selalu berpesan, “Tugas kalo bisa langsung dikerjakan biar tidak lupa”.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
1. Indonesia adalah salah satu negara berkembang di Asia Tenggara.
2. Selain bahasa Jepang, Ibnu juga ahli dalam menggunakan bahasa Jerman.

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi


1. Negara Indonesia terletak pada Asia Tenggara.
2. Terdapat banyak monyet di pulau Kalimantan.

d. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan
huruf kapital
1. badak sumatera.
2. harimau sumatera.
e. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat
1. Sebutkan jenis alat bangunan yang bukan terbuat dari logam?
2. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara.

f. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku,
bab, atau subbab
1. Pendahuluan
2. Penutup

g. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya


1. Anti-komunisme.
2. Pascasarjana

h. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai
1. Menggarisbawahi.
2. Dilipatgandakan

i. Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
1. Korban itu ditembak dengan pistol.
2. Joshua berasal dari medan.

j. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya


1. Bukan hanya pengguna mobil, tukang ojek pun merasakan dampak kenaikan BBM.
2. Apa pun masalahnya, tidur adalah solusinya.

k. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf


1. Lima puluh siswa SMA mengalami kerasukan minggu lalu.
2. Tiga pemenang lomba coding itu diundang ke Jakarta.

l. Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu
perincian
1. 1) bahasa nasional
2. a) identitas nasional

m. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret
digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar
1. Gambar 3 Alat Berat
2. Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)

n. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara)
1. Saya ingin membeli laptop, tetapi uang saya belum cukup.
2. Ini bukan milik saya, melainkan milik teman saya.

o. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya
1. Kalau diundang, saya akan datang.
2. Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.

3. Tandailah ejaan yang salah pada paragraf di bawah ini dan betulkanlah!

Ketika berada di puncak gunung, keinginan yang timbul biasanya adalah keinginan untuk
melihat matahari terbit. hal itu sudah sangat lazim dilakukan oleh pendaki. Nah, begitu pula
ketika berada di bukit sikunir, dieng, wonosobo, jawa tengah. Matahari terbit dan tenggelam
dengan sangat indah. Bentuk dari bukti yang kecil, mudah didaki. Semua itu membuatnya
mudah didaki dan memungkinkan orang yang belum pernah naik gunung sekalipun bisa
mendaki ke bukit sikunir untuk menikmati matahari terbit. Pemandangan pagi dari bukti
sikunir begitu indah dan memesona. Ditambah dengan adanya sebuah gardu pandang,
menjadikannya mirip dengan sebuah daerah di pulau bali. Hanya saja, bali
pemandangannya adalah laut sedangkan di sikunir hamparan awan di langit. Sementara tak
jauh darinya adalah telaga cebong yang indah dan memikat. Sepanjang perjalanan pulang
ada banyak petani kentang yang bertani secara tradisional. Mereka memakai jaket tebal,
mengingatkan kepada eropa di musim dingin. Sebuah hal yang lazim dilakukan oleh pendaki
adalah mengabadikan foto kemunculan matahari pagi. Mereka umumnya bergaya dengan
latar belakang kemunculan sang surya dengan warna emasnya. Bukan hanya foto, banyak
yang mengabadikan dalam bentuk video. Kemunculan matahari pagi di bukit sikunir adalah
sebuah mahakarya tuhan yang tidak ada duanya di atas alam raya ini.

Sumber: https://www.quipper.com

Versi di betulkan
Ketika berada di puncak gunung, keinginan yang timbul biasanya adalah keinginan untuk
melihat matahari terbit. Hal itu sudah sangat lazim dilakukan oleh pendaki. Nah, begitu pula
ketika berada di bukit Sikunir, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Matahari terbit dan
tenggelam dengan sangat indah. Bentuk dari bukti yang kecil, mudah didaki. Semua itu
membuatnya mudah didaki dan memungkinkan orang yang belum pernah naik gunung
sekalipun bisa mendaki ke bukit Sikunir untuk menikmati matahari terbit. Pemandangan pagi
dari bukit Sikunir begitu indah dan memesona. Ditambah dengan adanya sebuah gardu
pandang, menjadikannya mirip dengan sebuah daerah di pulau Bali. Hanya saja, Bali
pemandangannya adalah laut sedangkan di Sikunir hamparan awan di langit. Sementara tak
jauh darinya adalah telaga cebong yang indah dan memikat. Sepanjang perjalanan pulang
ada banyak petani kentang yang bertani secara tradisional. Mereka memakai jaket tebal,
mengingatkan kepada Eropa di musim dingin. Sebuah hal yang lazim dilakukan oleh
pendaki adalah mengabadikan foto kemunculan matahari pagi. Mereka umumnya bergaya
dengan latar belakang kemunculan sang surya dengan warna emasnya. Bukan hanya foto,
banyak yang mengabadikan dalam bentuk video. Kemunculan matahari pagi di bukit Sikunir
adalah sebuah mahakarya Tuhan yang tidak ada duanya di atas alam raya ini.

Anda mungkin juga menyukai