Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK PKWU

NAMA: 1.LUTVIANA ANGGRAENI


2.NAVISA WIVQI A’MALINA
KELAS: X-3

Keunikan Ragam Hias Daerah Jawa Tengah


1.Motif Ragam Hias Daerah Jawa Tengah
a. Batik Motif Sido Mukti

Sido Mukti adalah salah satu batik yang paling populer dari kota Solo. Motif Sido
Mukti sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu Sido yang artinya jadi dan Mukti yang
artinya makmur, sejahtera dan mulia. Motif yang satu ini sering kali digunakan untuk
bahan busana acara pernikahan adat Jawa.Penggunaan motif batik Sido Mukti pada
acara pernikahan membawa harapan agar pengantin yang melangsungkan
pernikahan bisa membangun kehidupan baru yang penuh dengan rezeki dan
kebahagiaan. Tak hanya itu saja, motif Sido Mukti ini juga menggambarkan harapan
agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan selalu mengingat Tuhan.

Sumber:motif batik sido mukti GOODNEWSFROMINDO


b. Batik Motif Parang Kusumo

Batik Parang Kusumo adalah salah satu batik tertua yang ada di Indonesia.
Keberadaan batik ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1600-an pada zaman
Keraton Mataram Kartasura di Kota Surakarta. Berdasarkan penelusuran sejarah
secara mendalam, batik ini berasal dari Solo, namun di beberapa sumber
mengatakan bahwa asalnya dari Yogyakarta. Batik Parang Kusumo adalah salah
satu batik tertua yang ada di Indonesia. Keberadaan batik ini diperkirakan sudah
ada sejak tahun 1600-an pada zaman Keraton Mataram Kartasura di Kota
Surakarta. Berdasarkan penelusuran sejarah secara mendalam, batik ini berasal dari
Solo, namun di beberapa sumber mengatakan bahwa asalnya dari Yogyakarta.
Sumber; sintesa konveksi

C.Batik Motif Truntum

Batik Truntum (aksara Jawa: ꦠꦿꦸꦤ꧀ꦠꦸꦩ꧀ truntum) merupakan salah satu motif batik Jawa


Tengah. Batik Truntum biasanya digunakan sebagai motif dasar pada kain batik dan dapat
dikombinasikan dengan ragam hias lainnya, seperti Truntum Babon Angrem, Truntum Pari, dan
Truntum Garuda.[1]
Motif batik ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Ingkang Sinuhun Sri
Susuhunan Pakubuwana III dari Surakarta). Motif batik ini bermakna cinta yang tumbuh
kembali. Ia menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan
semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya, kain
bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya
adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang
dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk
memasuki kehidupan baru.
Sumber;Wikipedia

d.Batik Motif Kawung

Pada motif batik Kawung memiliki pola berbentuk irisan buah kawung atau
kolang-kaling. Buah yang didapat dari pohon aren ini bermakna bahwa dalam
masyarakat Jawa sebaiknya melakukan kebaikan tidak perlu diketahui orang
lain.Selain itu,  bunga teratai  juga menjadi intrepretasi lain dalam menggambarkan
motif batik ini. Empat lembar kelopak bunga teratai ini mengisyaratkan kesucian
dan umur yang panjang.Lebih dari itu, motif Kawung ini juga bermakna supaya
manusia yang mengenakan motif Kawung ini bisa menjadi sosok manusia ideal
dan unggul. Dalam mitologi Jawa, tokoh yang kerap mengenakan kain batik ini
adalah Semar yang merupakan manusia titisan dewa yang berakhlak baik dan
bijaksana.Sumber:Jogja prov

e.Motif Batik Lasem


Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dan terkenal dengan
produksi batik. Daerah ini memiliki banyak penghasil batik terbaik di Jawa dengan ciri khas batik
pesisir yang indah melalui pewarnaan yang berani. Dalam buku Lasem Kota Tiongkok Kecil
karya M. Azis, Lasem disebut juga Tiongkok Kecil atau La Petite Chine dalam bahasa
Perancis. Sebab, Lasem adalah daerah pertama yang dikunjungi oleh Tiongkok di pantai utara
Jawa. Dalam sebuah artikel berjudul Aktualisasi Nilai Cina Dalam Batik Lasem oleh Rizali dan
Sudardi, pada masa Kerajaan Hindu Majapahit abad 13-14 M, batik digunakan sebagai benda
magis untuk sarana mistik. Pola hias batik digunakan untuk kepentingan keagamaan bersifat
simbolis dan bermakna sakral, seperti ragam hias Kawung, Bunga Padma Ceplok, Kalacakra
atau Nitik Ceplok, Sayap Garuda (Lar, Sidomukti), Gringsing (Urna) dan Parang yang hanya
digunakan oleh Raja dan anggota kerajaan.Sumber:Kata data

2.Ciri khas Ragam Hias Batik(sido mukti,parang


kusuma,truntum,kawung,lasem)

 Motif Batik Sido Mukti:Corak berbentuk lekuk-lekuk yang


simetris

 Motif Batik Parang Kusuma:memiliki motif seperti huruf S yang


memiliki bulatan dan memiliki pola permata pada ujungnya

 Motif Batik Truntum:batik yang dihias taburan bunga-bunga


tanjung yang dahulu kerap bermekaran

 Motif Batik Kawung:bentuknya berupa bulatan mirip buah kawung


(sejenis kelapa atau kadang juga diangap sebagai aren atau kolang
kaling)
 Motif Batik Lasem:warna merah yang menyerupai darah

3. KAMI MEMILIH MOTIF BATIK KAWUNG DENGAN ALASAN


MEMILIKI POLA ATAU MOTIF YANG MIRIP BUAH
KAWUNG ATAU IRISAN KOLANG-KALING DAN MOTIF INI
MUDAH UNTUK DI DESAIN MENJADI BEBERAPA BARANG
CONTOH:TAS,BAJU,SEPATU DLL.

Anda mungkin juga menyukai