Anda di halaman 1dari 4

PERSEMBAHAN ADALAH SIKAP HATI

YANG BERKENAN DI HADAPAN TUHAN


RHEMA HARI INI
Mazmur 54:8 Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu
baik, ya TUHAN.
Ketika Ayu masih seorang jiwa baru, ia kurang paham dengan yang namanya persepuluhan dan persembahan
bagi Tuhan. Ia setuju dengan prinsip menabur, tetapi menurut Ayu saat itu, taburan tidaklah harus diberikan
pada gereja. Apalagi ia melihat gedung gerejanya sudah begitu bagus dan megah, Ayu berpikir untuk apa ia
menabur di tempat yang sudah berkelimpahan. Sama-sama menabur, lebih baik ia langsung saja memberi pada
mereka yang jelas kelihatan membutuhkan bantuan. Lebih tepat guna dan terarah, demikian pemikiran Ayu.
Seiring waktu, rohani Ayu pun semakin bertumbuh. Ia belajar dari hari ke hari lewat khothbah yang
disampaikan, lewat firman yang ia baca dan dari kelompok sel dimana ia tergabung. Ayu jadi mengerti bahwa
bagi Tuhan, pemberian manusia itu tidaklah ada apa-apanya. Apapun dan seberapapun yang mampu kita
berikan, sebetulnya itu adalah milik Tuhan juga yang di percayakan-Nya pada kita. Yang Tuhan lihat dan
Tuhan perhitungkan adalah sikap hati kita, sebab ada perbedaan besar antara memberi dan mempersembahkan.
Memberi itu berarti terserah kita, mau yang bagus atau mau yang jelek, semua tergantung kerelaan hati kita.
Tetapi MEMPERSEMBAHKAN, berarti kita sungguh-sungguh menyiapkannya secara khusus bagi pribadi
yang kita hormati dan kita junjung tinggi. Tidak mungkin kita akan sembarangan atau asal-asalan, pasti kita
akan memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki.
Ayu kini menyadari perbedaan antara pemberian untuk Tuhan dan untuk sesama. Pada Tuhan, kita
memberikan PERSEMBAHAN, sebagai tanda kita mengakui kedaulatan-Nya atas hidup kita dan kita
menyembah Dia sebagai Raja di atas segala raja. Pada orang tua, kita memberikan penghormatan, sebab
merekalah yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Tak terhitung berapa besarnya biaya dan kesulitan
yang sudah mereka hadapi untuk menjadikan kita seperti sekarang ini. Dan pada orang miskin, kita
memberikan sumbangan agar mereka pun bisa merasakan kasih Allah melalui uluran tangan kita. Jadi
persembahan itu bukan sekedar harta yang kita bawa, tetapi sikap hati yang berkenan di hadapan Tuhan. Kita
tidak berdonasi atau menyumbang gereja, tetapi kita memberi persembahan dan penyembahan yang terbaik
untuk Tuhan, Allah kita. (PF)

RENUNGAN
PERSEMBAHAN itu bukan sekedar harta yang kita bawa, tetapi SIKAP HATI YANG BERKENAN di
hadapan Tuhan.

APLIKASI
1. Apa pendapat Anda tentang persembahan selama ini? Apakah sama dengan memberi?
2. Menurut Anda, apa perbedaan antara memberi dan mempersembahkan?
3. Sudahkah Anda memiliki sikap hati yang berkenan di hadapan Tuhan? Apa komitmen Anda tentangnya?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan Yesus, ampuni kami jika selama ini kami belum memiliki sikap hati yang benar dan berkenan di
hadapan-Mu. Kini kami mengerti bahwa persembahan kami adalah wujud dari rasa hormat, kasih dan rasa
syukur kami yang besar atas segala kasih karunia dan berkat-Mu atas hidup kami. Terimakasih Tuhan, di
dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
Ezra 8:24-27
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Hampir dalam setiap pertemuan ibadah atau kebaktian, kita
mengumpulkan persembahan mulai dari  anak-anak sekolah minggu dan remaja pemuda sampai Lansia 
sebagai  respon atau jawaban orang beriman terhadap hasil dan berkat Allah yang begitu besar
kepadanya. Persembahan bukanlah upeti yang dituntut Allah namun ucapan syukur manusia yang
menerima berkat Allah.

Alkitab (Netralnews.com)
Bacaan Firman Tuhan hari ini,  diingatkan kepada orang-orang yang ada dipembuangan di Babel dimana 
ruang gerak mereka selalu diawasi, namun mereka dengan sukacita memberi persembahan untuk
penyelenggaraan ibadah di bait Allah bersama Raja Persia dan stafnya.
Situasi dan kondisi mereka tidak menghalangi kerelaan mereka dalam memberi persembahan. Ezra
memilih dua belas imam untuk melakukan penimbangan: perak dengan enam ratus lima puluh tatenta,
emas seratus tatenta dan seribu dirham dan dua buah perlengkapan tembaga murni sebagai bentuk
persembahan khusus di rumah Tuhan.

Baca: UPDATE Terkait Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang, Polisi Akan Panggil Pemilik Truk
Baca: Penyelundup Narkoba Jaringan Malaysia Gunakan Sampan
Baca: Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat - “Rumah Sorgawi Bagi yang Setia”

Hal ini dimaksudkan supaya ada persediaan persembahan bagi Tuhan. Hal persembahan tidak ada yang
sama dengan bentuk persembahan yang kita berikan walaupun ada yang langsung diterapkan seperti
persembahan persepuluhan.
Sebagai keluarga Kristen kita memberi persembahan  karena Tuhan sudah lebih dulu memberi anugerah
keselamatan kepada kita (Yoh. 3:16). Persembahan kita merupakan pernyataan kasih dan syukur kita
secara pribadi kepada Tuhan,  melalui persembahan kita memuliakan nama Tuhan (Mzm. 50:23a),
dengan persembahan kita dapat menjadi penyalur kasih Tuhan kepada sesama manusia (Yoh. 3:17).
Jadi memberi persembahan adalah respons orang beriman sebagai tanda syukur atas  berkat Allah yang
begitu besar kepada kita. Berkat yang kita terima adalah pemberian Tuhan, karena itu sebagian kita
persembahkan dalam bentuk persembahan syukur HUT pribadi, naik  pangkat, sukses  dalam pendidikan
dan lain-lain sebagainya. Muliakan Tuhan dengan hartamu. Amin.
Doa: Tuhan tolonglah kami untuk memiliki hati yang tulus dan motivasi yang murni dalam memberikan
persembahan kepada Tuhan dan dipergunakan dalam pelayanan gereja-Mu. Amin.

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Renungan Harian Keluarga - Memberi
Persembahan dengan Rasa Syukur, https://manado.tribunnews.com/2019/09/05/renungan-harian-
keluarga-memberi-persembahan-dengan-rasa-syukur.
Memberi Persembahan
Sebagai Tanggung Jawab
Iman
Ulangan 26:1-11
BAPAK, ibu, saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan, salah satu
bentuk pengungkapan syukur kita kepada Tuhan Allah yang adalah sumber
segala berkat, yaitu memberi persembahan.
Ketika kita memberi persembahan, maka pemberian itu harus dilandasi dengan
ketulusan dan kejujuran.
Juga dengan memahami bahwa kita memberi persembahan, sebagai wujud
syukur dan sukacita kita atas kasih, anugerah dan berkat Tuhan, yang sudah Dia
berikan dalam hidup kita, dan ini menunjukkan bahwa kita tidak melupakan
Tuhan sebagai pemberi berkat.
Dalam kitab Ulangan 26:1-11, menyatakan tentang salah satu ketetapan Tuhan
Allah bagi kehidupan umatNya Israel, ketika mereka telah masuk dan tinggal di
negeri yang dijanjikan Allah yaitu Kanaan.
Melalui Musa, maka Allah mengingatkan umatNya, untuk mempersembahkan
hasil pertama dari segala usaha mereka.
Perintah atau ketetapan Allah ini, bukan untuk kepentingan Allah, tetapi lebih
dipahami sebagai bentuk pengucapan syukur kepada Allah atas kemurahanNya
yang besar, yang telah membebaskan, menuntun dan menyertai umatNya,
keluar dari tanah Mesir, dalam masa pengembaraan bahkan ketika
diperkenankan Tuhan untuk masuk di tanah Kanaan.
Umat juga hendak diarahkan untuk memahami bahwa Allah adalah pemberi
hidup, Dialah yang menganugerahkan segala yang diperlukan, sehingga ketika
umat mempersembahkan hasil pertama mereka di tanah yang diberikan Tuhan
Allah kepada mereka, itu merupakan milik Allah, juga sebagai tanda bahwa
hanya karena kemurahan dan kebaikan Allah, mereka ada di negeri yang telah
dijanjikan oleh Allah. Karena itu, Allah juga menetapkan bagaimana seharusnya
persembahan itu diberikan.
Persembahan itu harus ditaruh didalam bakul, kemudian bakul itu diserahkan
kepada Imam, menunjukkan bahwa (Israel telah memiliki negeri itu sesuai
dengan janji Allah).
Sesudah itu, ada ungkapan doa yang isinya hendak mengingatkan kembali
karya-karya agung Allah, yang berkenan membebaskan umatNya dari
perbudakan di Mesir, bahkan yang telah menunjukkan kasih setiaNya dan
rahmatNya yang besar, sehingga umat Israel memasuki negeri Kanaan yang
berlimpah susu dan madunya dengan penuh selamat.
Kebaikan-kebaikan Allah yang sungguh dahsyat ini, menjadi perenungan bagi
umat Israel, yang harus diwujudkan dalam bentuk pemberian persembahan
kepada Allah.
Bapak, ibu, saudara-saudara yang dikasihi dan diberkati Tuhan, Wujud dari
ketaatan dan kesetiaan kita kepada Tuhan Allah yang hidup, adalah ketika
dengan penuh ketulusan dan kejujuran, kita melakukan segala yang dikehendaki
oleh Allah.
Kita belajar dari kehidupan umat Israel dimasa lampau. Allah sendiri yang
memberikan aturan atau ketetapanNya kepada umat Israel untuk memberikan
persembahan dari hasil pertama usaha mereka di negeri yang diberikan oleh
Tuhan Allah.
Dengan terus mengingat karya selamat Allah dalam perjalanan dan perjuangan
hidup umat.
Demikianlah juga dengan kita sebagai gereja Tuhan, umat Allah yang ada
sekarang ini.
Dalam perjalanan dan perjuangan hidup kita, tidak sedikit kasih sayang Tuhan,
kebaikan Tuhan, kemurahanNya dan anugerahNya kita terima dan alami.
Sehingga sangatlah beralasan apabila kita terpanggil untuk memberikan yang
terbaik bagi Tuhan.
Melalui persembahan-persembahan yang kita berikan, apakah itu persembahan
syukur HUT, Persepuluhan atau persembahan-persembahan syukur lainnya.
Dan pemberian kita, tidak dilandaskan pada pemahaman, “kalu kaseh banyak,
pasti ley lebeh dari itu tu mo dapa”, akan tetapi karena “Tuhan Allah, Dialah
pemberi hidup, sukacita dan berkat.”
Bahkan ketika kita memberi dengan penuh sukacita, maka sesungguhnya tidak
ada yang hilang atau yang berkurang dalam hidup kita, justru kita semakin kaya
didalam iman kepada Allah sumber segala berkat.
Dengan demikian saudara-saudaraku, ketika kita memberi persembahan, itu
bukanlah beban, melainkan wujud tanggung jawab iman kita kepada Allah,
karena Dialah yang telah mencurahkan berkat lewat usaha, kerja bahkan
pelayanan kita.
Sehingga yang terbaiklah yang harus kita persembahkan.

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Memberi Persembahan Sebagai Tanggung
Jawab Iman, https://manado.tribunnews.com/2018/08/25/memberi-persembahan-sebagai-tanggung-
jawab-iman?page=all.
Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Alexander Pattyranie

Anda mungkin juga menyukai