Anda di halaman 1dari 34

PELAYANAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATAN MUTU PELAYARAN

TRANSPOR TASI LAUT


(Studi Pelabuhan Rakyat kijang-mantang, Kecamatan Bintan Timur,Kabupaten Bintan)

USULAN PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Seminar Usulan Penelitian Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Raja Haji

Oleh:

MUHAMAD FAZRUL KHALAK


NIM : 19102055

KONSENTRASI:PEMERINTAHAN DAN POLITIK LOKAL


PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI
TANJUNG PINANG
2023
PELAYANAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATAN MUTU PELAYARAN
TRANSPORTASI LAUT
(Studi Pelabuhan Rakyat kijang-mantang, Kecamatan Bintan Timur,Kabupaten Bintan)

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan menggunakan 2/tiga wilayahnya artinya wilayah

bahari/perairan, sebagai akibatnya transportasi bahari memegang peranan krusial dan

posisi strategis dalam memobilisasi insan dan barang maupun jasa ke seluruh pelosok

tanah air dengan permanen mempertimbangkan tingkat keselamatan dan keamanan

sinkron menggunakan ketentuan yg berlaku. Dan Sistem transportasi laut nasional

merupakan satu kesatuan sistem jaringan pelayanan dan jaringan prasaran yang tidak

terpisahkan oleh suatu wilayah, sehingga transportasi laut sangat diperlukan.

Banyak nya penggunaan jasa transportasi laut, tentunya ada sisi negatif dan

positifnya tersendiri, sisi positifnya adalah mempermudah penyeberangan bagi

pengguna jasa transportasi laut, dan sisi negatifnya adalah kesiapan dalam keselamatan

setiap pengguna jasa. Sesuai peraturan Menteri Perhubungan nomor 37 Tahun 2015

tentang standar pelayanan penumpang angkutan laut . Tujuan dari peraturan perundang-

undangan tersebut yaitu menyampaikan pelayanan yg berkualitas, cepat terjangkau serta

terukur serta menyampaikan proteksi serta keselamatan bagi kapal dan transportasi

bahari sejenisnya. pada peraturan perundang-undang tersebut jua diatur perihal

tanggung jawab pemerintah pada pengelolaan keselamatan serta keamanan perairan

pada Indonesia. tulisan ini ingin menyelidiki wewenang pemerintah atas keselamatan

serta keamanan perairan dari undang-undang dan faktor penghambat nya. Dari

1
peraturan diatas maka ditetapkan beberapa instansi atau perusahaan yang bergerak

dibidang jasa layanan dan keselamatan transportasi Namun yang paling berdepan

penting adalah, Dinas perhubungan (DISHUB), Bidang keselamatan laut dipimpin oleh

kepala dinas perhubungan dengan tugas dan fungsi yaitu, pengendalian serta supervisi

aktivitas kepelabuhanan pada pelabuhan lokal, penyeberangan serta Dermaga buat

Kepentingan Sendiri, pelabuhan khusus lokal, pemantauan standard teknis wahana serta

angkutan bahari, rekomendasi atau perizinan di bidangnya, rekomendasi dan atau

perizinan pada bidangnya, serta pengelolaan pelabuhan lokal penyeberangan. Bidang

perhubungan bahari terdiri dari seksi kepelabuhanan dan seksi wahana prasarana.

Dari instansi tersebut tentunya tidak lepas juga kebijakan serta wewenang dari

pemerintah terhadap sistem pelayanan dan keselamatan transportasi di setiap daerahnya,

karena pada dasarnya perairan indonesia sepenuhnya dikuasai sang negara, dimana

aplikasi pembinaan dilakukan oleh aparat pemerintah, pembinaan tersebut tentunya

tidak tanggal berasal prosedural yg meliputi penetapan kebijakan awam dan teknis,

antara lain, penentuan istiadat, standar, panduan, kriteria, perencanaan, serta prosedur

termasuk persyaratan keselamatan serta keamanan pelayaran dan perizinan. adapun

wewenang dan kebijakan pemerintah terhadap pelayanan keselamatan transportasi laut

yaitu dari dari segi kelayakan kapal namun pemerintah juga mengatur pelayaran dari

segi navigasi dimana buat menunjang keselamatan dan keamanan pelayaran pemerintah

sudah membangun wahana-wahana navigasi agar pelayaran bisa berjalan dengan baik

dan safety. Selain itu buat menjamin keselamatan dan keamanan pada pelayaran

pemerintah melakukan perencanaan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan, serta

2
pengawasan wahana bantu navigasi-pelayaran dan telekomunikasi-pelayaran sinkron

dengan ketentuan internasional, dan memutuskan alur pelayaran dan perairan pandu

serta menetapkan zona keamanan dan keselamatan, meskipun pemerintah telah

memberikan kebijakan tadi di kenyataannya tidak seluruh jasa transportasi bahari

mencicipi hal tadi banyak pelabuhan-pelabuhan penyeberangan kecil yang permanen

beroperasi tidak sesuai menggunakan ketentuan.

Pengelolaan dan tanggung jawab keselamatan yang terjadi di pelabuhan rakyat

Kijang-Mantang, Kabupaten Bintan, Kecamatan Bintan Timur, Kelurahan Kijang Kota,

Provinsi Kepulauan. merupakan tugas dari masyarakat (swasta) dengan berkerja sama

dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bintan. dalam hal ini masyarakat sebagai

pengurus Pelabuhan dan dinas perhubungan sebagai pengawasan dan pemberian sarana

pra-sarana dan pengecekan pelabuhan sementara itu KantorSakbandar dan Otoritas

Pelabuhan(KSOP).bertanggung jawab atas keselamatan pelayaran penumpang seperti

pemberian surat izin pelayaran, pengecekan kelayakan kapal serta pengawasan

keselamatan kapal yang berupa pemberian alat keselamatan.

Sesuai dengan tugas dan fungsi,pihak jasa keselamatan seharusnya tidak hanya

memberikan izin pada proses penyeberangan saja namun juga memperhatikan

keselamatan dan safety di dalam proses penyeberangan yang dilakukan, seperti halnya

yang terjadi pada penyeberangan kecil yang berada di Kecamatan Bintan Timur,

Kabupaten Bintan, kijang, kepulauan Riau, yang merupakan wilayah yang memiliki 3

pelabuhan penyeberangan kecil yang sering sekali digunakan oleh masyarakat umum

dan anak sekolah, salah satunya adalah pelabuhan kijang-mantang, pelabuhan ini adalah

3
pelabuhan yang padat penumpang namun kurang perhatian dari pemerintah sehingga

penyeberangan hanya memiliki izin saja tapi kurang memperhatikan keselamatan atau

safety yang baik. Hal ini di buktikan oleh kurangnya alat-alat keselamatan yang

seharusnya ada seperti contohnya, life jacket, pelampung, dan jenis-jenis barang

keselamatan lainnya. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pelabuhan tersebut

membuat ketertarikan pada penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap

mutu pelayanan transportasi laut.

Yang terjadi sekarang adalah proses penyeberangan tetap saja dilakukan dengan

barang-barang dan sistem keselamatan yang seadanya,hal tersebut terjadi karena

kebutuhan masyarakat juga adanya izin melakukan penyeberangan dari pihak KSOP.

Keterlibatan KSOP atau (kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan) bertujuan

untuk pemberian pelayanan terhadap angkutan laut,seperti pengeluaran surat izin

berlayar, melakukan pengawasan terhadap keselamatan dan tindakan hukum terhadap

segala aktivitas angkutan laut, namun yang dipergunakan hanyalah surat izin pelayaran

saja, segala bentuk keselamatan dan lainnya banyak terabaikan. banyak sekali keluhan

masyarakat umum maupun anak sekolah yang biasa menggunakan penyeberangan

merasa tidak aman, terlebih lagi jika angin sedang kencang, seharusnya segala jenis alat

keselamatan harus tersedia di dalam kapal untuk meminimalisir kemungkinan buruk

yang terjadi.

Fenomena yang terjadi dalam melakukan penyeberangan, Ketika musim angin

kencang atau bisa disebut angin utara. seringnya para pengemudi kapal atau tekong

berhenti sejenak dan mencari jalan yang memungkinkan gelombang tidak kuat akibat

4
hembusan angin yang sangat kencang. selain itu para pengemudi kapal atau tekong

membawah kapalnya dalam keadaan yang tidak stabil,yang awalnya jarak yang

ditempuh dalam melakukan penyeberangan biasa ditempuh dengan singkat akibat dari

gelombang yang sangat kuat maka jarak yang ditempuh menjadi sedikit lambat.

kurangnya perlengkapan keselamatan yang tersedia menyebabkan para pengemudi

kapal sangat berhati-hati dalam membawak kapalnya apa lagi di musim-musim angin

utara.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 06-oktober-2022 ada

beberapa jadwal keberangkatan yang terjadi rutin setiap harinya di pelabuhan rakyat

Kijang- mantang, dan ada beberapa kapal yang beroperasi dengan jumlah penumpang

dan alat keselamatan seadanya. adapun jadwal dan alat keselamatan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 1.1
Jadwal keberangkatan pelabuhan kijang-mantang

Nama Alat
Jumlah
No Kapal/ Ojek Jam /Pukul Keselamata
Penumpang
Laut n
1.
kapal pertama 06:30 s/d 08:00 15 orang 2 lift jaket
2.
kapal kedua 08:00 s/d10:00 14 orang 2 lift jaket
3. 10:00 s/d
kapal ketiga 15 orang 2 lift jaket
12:00
4. 12:00 s/d
kapal keempat 15 orang 2 lift jaket
14:00
5. 14:00 s/d
kapal kelima 15 orang 2 lift jaket
16:00
Sumber : observasi Pelabuhan rakyat kijang-mantang

5
Berdasarkan tabel diatas bahwa jadwal keberangkatan kapal yang terjadi terdiri dari

5 sesi kapal dengan jumlah jam kerja yang berurutan setiap harinya, namun yang

menjadi permasalahan adalah sistem pelayanan dan keselamatan sangat minim dan

sedikit, hal tersebut membuat banyak penumpang tidak menggunakan sistem

keselamatan yang baik.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan pemerintah

dalam peningkatan mutu pelayanan transportasi laut pada pelayaran rakyat terutama

pada kelayakan kapal serta stabilitas kekuatan dan keselamatan penumpang, penelitian

ini berfokus pada mutu pelayanan dan keselamatan pelayaran kapal penyeberangan

kijang-mantang yang berada di Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, kijang,

kepulauan Riau, yang merupakan salah satu transportasi laut yang paling banyak

digunakan oleh masyarakat umum dan anak sekolah.

Dengan latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul yang tepat untuk

penelitian yaitu: pelayanan Pemerintah Dalam Peningkatan Mutu Pelayaran

Transportasi Laut ( Studi Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan).

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Pelayanan pemerintah dalam peningkatan mutu pelayaran transportasi

laut ?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghamabat pelayanan pemerintah dalam

melakukan peningkatan mutu pelayaran transportasi laut

6
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui pelayanan pemerintah dalam peningkatan mutu pelayaran

transportasi laut !

b. Untuk mengetahui yang menjadi faktor penghamabat pelayanan pemerintah dalam

melakukan peningkatan mutu pelayaran transportasi laut !

2. Kegunaan Penelitian

a. Praktis
Diharapkan seluruh tahapan penelitian serta hasil yang diperoleh nantinya dapat

memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan tentang pelayanan

Pemerintah Dalam meningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut dan hasil penelitian

nantinya dapat di terima sebagai terlaksana dengan baiknya pelayanan pada keselamatan

transportasi laut.

b. Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

berfikir dan pengalaman peneliti tentang teori-teori dan konsep-konsep yang

diperoleh selama perkuliahan. Dapat Memberikan pengetahuan yang lebih tentang

Ilmu Pemerintahan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan Pemerintah Dalam

meningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut.

c. Bagi Peneliti
Penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi peneliti guna menambah wawasan

pengetahuan mengenai pelayanan Pemerintah Dalam meningkatan Mutu Pelayaran

Transportasi Laut.

7
D. Kerangka Teori

1. Ilmu pemerintahan.

Ilmu pemerintahan berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan pemerintahan. ilmu ialah suatu

yang dapat diuji kebenarannya. sementara pemerintahan adalah suatu organisasi atau

Lembaga yang memegang kekuasaan di suatu negara. Er maya Suradinata (Solihah,

2019) mendefinisikan pemerintahan secara lebih sederhana sebagai berikut: government

is the best defined as the organized agency of the state, expressing and exerting its

authority artinya pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah lembaga negara

terorganisasi yang menunjukkan dan menjalankan wewenang atau kekuasaannya.

Menurut C.F strong (Riadi, 2020).Mendefinisikan pemerintahan dalam arti luas

sebagai segala aktivitas badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif,

dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Sedangkan pemerintahan dalam arti

sempit ialah segala kegiatan badan-badan public yang hanya meliputi kekuasaan

eksekutif. Secara umum ilmu pemerintah mempelajari segala teori dan bentuk Lembaga

yang menjalankan kekuasan di suatu negara dalam bentuk suatu instansi. mulai dari

instansi yang terkecil sampai yang tertinggi.

2. Pelayanan

Pelayanan (customer service) secara umum adalah setiap kegiatan yang

diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan,

melalui pelayanan ini keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi.1Dalam

Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan adalah sebagai usaha

melayani kebutuhan orang lain, sedangkan melayani yaitu membantu menyiapkan

8
(membantu apa yang diperlukan seseorang).2 pada hakekatnya pelayanan adalah

serangkaian kegiatan yang merupakan proses. Sebagai proses pelayanan

berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang

dalam masyarakat, proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain.

Selanjutnya Munir juga mengatakan pelayanan umum adalah kegiatan yang oleh

seseorang (sekelompok orang) dengan landasan faktor material melalui sistem,

prosedur dan metode dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lainya

sesuai dengan haknya. Munir mengemukakan bahwa pelaksanaan pelayanan dapat

diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam waktu yang diperlukan

maupun hasilnya.

3. Bentuk-bentuk pelayanan

a. Pelayanan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas dibidang hubungan

masyarakat, layanan informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan

penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

b. Pelayanan tulisan

Layanan dengan tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam

pelaksanaan tugas. Tidak hanya dalam segi jumlah tetapi juga dalam segi

peranannya.

9
c. Layanan perbuatan

Dilakukan oleh sebagian besar kalangan menengah dan bawah. Karena itu faktor

keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan hasil perbuatan atau

pekerjaan.

4. Kualitas pelayanan

Sudah menjadi suatu keharusan yang dilakukan untuk memberikan layanan terbaik

kepada konsumen, sehingga terciptanya kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat

antara perusahaan dan pelanggan Kualitas pelayanan merupakan suatu usaha untuk

memenuhi suatu kebutuhan pelanggan serta memberikan harapan pelanggan .

Menurut UU No 25 Tahun 2009, Pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,

jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

Dalam KEPMENPAN 81/93, pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan

yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik di pusat, di daerah, BUMN, dan

BUMD dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan

masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Moenier

(Mustanir,2022) menyatakan bahwa agar layanan bisa memuaskan pada orang atau

sekelompok orang yg dilayani, maka si pelaku dalam hal ini petugas, wajib bisa

memenuhi empat persyaratan utama, yaitu: Empat (4) syarat utama petugas

berdasarkan Moenier:

10
a. tingkah laku kesopanan. menggunakan sopan santu orang merasa dihormati dan

dihargai menjadi layaknya dalam korelasi humanisme dengan demikian sudah

merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi yang bersangkutan.

b. cara menyampaikan. Penyampaian sesuatu yg berkaitan menggunakan apa yang

seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan hendaknya memperhatikan

di prinsip sinkron dengan ketentuan yg berlaku untuk menghindari penyampaian

yang menyimpang.

c. saat penyampaian. memberikan sesuatu akibat olahan yg sempurna sangat

didambakan setiap orang yang memiliki perseteruan.

d. Kerama tambahan. hanya ada di layanan lisan baik berhadapan juga tidak

berhadapan.

Pelayanan merupakan suatu Tindakan yang dilakukan oleh orang untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan. pelayanan bukan merupakan suatu barang atau

benda apapun itu melainkan Tindakan seseorang kepada seseorang yang

diberikan pelayanan, yang bersifat terwujud dan tidak terwujud. Pelayanan yang

terjadi pada transportasi laut menjadi hal yang harus dipenuhi oleh para

11
pengelolan transportasi laut, baik yang dikelola oleh pihak swasta maupun

pemerintah. pelayanan yang sering terjadi pada transportasi laut seperti

pemberian keamanan saat berlayar. Definisi kualitas pelayanan menurut beberapa

ahli.

Definisi kualitas layanan atau kualitas jasa berdasarkan Wyckoff (Lintang, 2018)

merupakan menjadi berikut: Kualitas layanan merupakan refleksi persepsi evaluate

konsumen terhadap pelayanan yang diterima di suatu ketika tertentu. kualitas pelayanan

dipengaruhi berdasarkan tingkat pentingnya padadimensi-dimensi pelayanan. Definisi

kualitas layanan atau kualitas jasa berdasarkan Parasurama (Lintang, 2018) Kualitas

layanan ialah refleksi persepsi evaluatif konsumén terhadap pelayanan yg diterima di

suatu ketika eksklusif. Kualitas pelayanan dipengaruhi berdasarkan tiingkat dimensi .

Menurut Kasmir (Andi Riyanto, 2018) kualitas Pelayanan di definisikan

sebagai tindakan atau perbuatan seorang atau organisasi bertujuan untuk

memberikan kepuasan kepada pelanggan ataupun karyawan Berdasarkan dari

12
beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan dan suatu

tolak ukur yang diperlukan untuk memberikan kenyamanan kepada setiap

konsumen atau pelanggan. kualitas pelayanan akan mejadi lebih efektif apa bila

respon dari konsumen baik dan tidak terjadi kendala apa pun yang diterima

oleh pelanggan atau konsumen.

5. Keamanan dan Keselamatan

Dalam UU Nomer 17 tahun 2008 tentang pelayaran dinyatakan bahwa:

a. Keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya

persyaratan keselamatan dan keamanan kapal yang menyangkut angkutan di

perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim.

13
b. Keliklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan

keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan,

garis muat, pemuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang,

status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari

kapal untuk berlayar di perairan tertentu.

c. Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan

material, konstruksi, bangunan permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata

susunan serta perlengkapan, alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang

dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian

14
keselamatan dan keamanan transportasi telah tertuang dalam peraturan

perundangan dari masing-masing sub sektor yaitu pada proses penyidikan dan

juga atas sangsi pidana pelanggaran. Hanya saja dalam pelaksanaannya tidak

demikian mudah karena kenyataan di lapangan siapa melakukan apa dalam

rangka penegakan hukum atas keselamatan dan keamanan transportasi menjadi

tidak jelas karena sifatnya jadi multi instansi yang melakukan penegakan

hukum. Penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan transportasi ini,

harus segera diselesaikan oleh pemerintah karena transportasi sangat terkait

sekali dengan konvensi internasional yang sangat berdampak besar terhadap

15
negara Indonesia, karena beberapa hal kasus sudah sering terjadi dalam

kesalahan melakukan proses penegakan hukum tersebut.

6.Transportasi laut.

Transportasi adalah pemindahan suatu barang atau manusia dari satu tempat

keempat lainnya dengan menggunakan alat yang dibuat dan dikendarai oleh

manusia. transportasi digunakan untuk mempermudah dan mendukung aktivitas

kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Miro (Fabiana Meijon Fadul, 2019)

secara umum transportasi adalah sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,

mengangkut, mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di

16
mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna

untuk tujuan – tujuan tertentu.

Menurut Salim (Janosik, 2005) transportasi adalah kegiatan pemindahan

barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam

transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan

dan secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditi) dan penumpang

ke tempat lain Transportasi laut adalah kegiatan pergerakan/pemindahan barang,

manusia dan jasa/informasi yang dilangsungkan di semua jenis laut. baik itu

laut territorial, perairan kepulauan dan laut pedalaman.(Nisa& Humaira, 2019).

17
Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan transportasi laut merupakan suatu

kegiatan angkut muat barang atau manusia dari satu tempat ke tempat yang

lain dengan suatu fasilitas yang memadai dan memenuhi standar operasional

yang berlaku.

E.Konsep Operasional

Konsep oprasional menggunakan teori Parasuraman(2016:9) dari pelayanan atau

kualitas pelayanan terdiri dari 5 unsur yaitu:

1.Tangibles ( Bukti Lansung) yaitu sejenis pelayanan yang dapat diukur melalui tingkat

kualitas sarana dan prasarana yang digunakan utuk memerikan pelayanan secara

lansung baik itu fasilitas maupun kualitas .

2.Reliability ( Kendala ) yaitu pelayanan pegawai yang dapat diukur melalui

kemampuan pegawai dalam memberikan pelayana, berupa berkas atau dokumen

penting

3.Responsiveness ( daya tanggap) kualitas pelayanan yang diujur melalui ketanggapan

dan kecepatan pegawai dalam memberikan pelayanan secara lansung

18
4.Assurance ( Jaminan ) pelayanan yang dilihat dari pengetahuan, kemampuan seorang

pegawai atau pekerja dalam melakukan pekerjaanya, pemeberian kepercayaan

kepada masyarakat atas kebutuhan mereka

5.Empati, yaitu pelayanan yang dapat diukur melalui kemampuan pegawai dalam

berkomunikasi dengan masyarakat, pemahaman pegawai terhadap apa yang

dibutuhkan masyarakat dalam transfortasi laut

F.Metode Penelitian

1.Jenis penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan

metode penelitian yang membahas status kelompok manusia atau objek

tertentu, dalam suatu kondisi dengan system pemikiran ataupun suatu peristiwa

yang terjadi dimasa sekarang, dengan tujuan mengambarkan permasalahan secara

nyata dan jelas.

2.Lokasi penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Pelabuhan kijang-Mantang,

Bintan Timur, Kelurahan Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau,

19
sebagai salah satu pelabuhan penyeberangan yang banyak digunakan masyarakat

umum maupun anak sekolah

3.Populasi dan Sampel

a.Populasi

Menurut Sugiyono (2007:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.” Oleh karena itu, yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah Seluruh Pegawai Dinas perhubungan yang berjumlah Kantor Sahbandar

dan Otoritas Pelabuhan KSOP yang berjumlah. Penumpang Transportasi Laut

20
yang berjumlah 15 Penumpang, Pengemudi Kapal (Tekong) yang berjumlah 5

pengemudi kapal.

b.Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bertujuan (purposive sampling), Alasan peneliti menggunakan

teknik ini dikarenakan dapat menguraikan permasalahan secara lebih jelas dan

memberikan nilai yang representatif. Dengan harapan, peneliti menggunakan

teknik ini supaya dapat mencapai tujuan yang lebih spesifik dan sesuai dengan

kebutuhan peneliti. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

Kepala Bidang Kelautan Dan Perikanan (KSOP),Kepala Bidang Kelautan Dinas

21
Perhubungan (DISHUB), Penumpang Kapal (Masyarakat Umum dan Anak

Sekolah ) dan Pengemudi Kapal

4.Sumber Data

a. Data primer

Menurut Sugiyono (2009:137) data primer merupakan sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data.Data primer juga

merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak- pihak yang berkaitan

langsung dengan mengadakan wawancara langsung kepada

b.Data sekunder

22
Menurut Sugiyono (2009:137) data sekunder merupakan sumber data yang

diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media

lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan,

Dokumen adalah setiap bahan yang tertulis atau film yang dipersiapkan untuk

penelitian.

Data-data sekunder ini diperoleh dari berbagai sumber yang terkait antara

lain dari Pelayanan Pemerintah Dalam Peningkatan Mutu Pelayaran Transportasi

Laut. Data Sekunder adalah data yang diperoleh guna mendukung dan

melengkapi data primer, seperti dokumen-dokumen atau laporan tertulis, atau

jenis data lainnya.

5.Teknik dan Alat Pengumpulan data

23
Untuk Mengumpulkan data dalam penelitian ini penelitian menggunakan

teknik sebagai berikut:

a.Observasi

Menurut Margono (2005:158) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, Observasi

merupakan suatu teknik yang di lakukan peneliti untuk mengamati secara

langsung maupun tidak langsung terhadap Pelayanan Pemerintah Dalam

Peningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut, observasi dilaksanakan dengan

melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian, dengan

maksud memperoleh gambaran empirik pada hasil temuan. Hasil dari observasi

24
ini dapat mempermudah dalam menjelaskan keterkaitan dari fenomena-fenomena

yang ada.

b.Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab diantara pewawancara dengan

narasumber yang diwawancarai guna memperoleh keterangan untuk tujuan

tertentu. Alat yang digunakan dalam proses wawancara ini adalah pedoman

wawancara.

c. Dokumentasi

Data sekunder (dokumentasi) adalah data yang diperoleh dari kantor, buku

(perpustakaan), Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, atau

25
pihak-pihak lainnya yang memberikan data yang erat kaitannya dengan objek

dan tujuan penelitian.

6. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian Pelayanan Pemerintah Dalam

Peningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut adalah analisis data kualitatif.

Analisis data kualitatif yatu dengan mendeskripsikan terlebih dahulu, kemudian

memverifikasi, dan menginterprestasikan terlebih dahulu, kemudian dapat

dianalisis dan memperoleh suatu kesimpulan. Adapun Analisis data yang

dilakukan adalah:

26
a. Reduksi data yaitu proses penyeleksian dan pemilihan semua data atau

informasi dari lapangan yang telah direncanakan terkait pelayanan Pemerintah

Dalam Peningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut. Reduksi data berfungsi

untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi dapat di tarik.

b. Penyajian data yaitu Menyusun data atau informasi yang di peroleh dari

survey dengan sistematika sesuai dengan pembahasan yang telah di

rencanakan. Penyajian data bertujuan untuk memudahkan dalam membaca dan

menarik kesimpulan.

27
c. Menarik Kesimpulan atau verifikasi yaitu melakukan interpretasi secukupnya

terhadap data yang telah disusun untuk menjawab rumusan masalah sebagai

hasil kesimpulan.

7. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah melihat fenomena yang ada maka penulis membuat

sistematika penulisan yaitu sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang Pelayanan Pemerintah Dalam

Peningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut, Perumusan masalah berisikan

tentang bagaimana pelayanan Pemerintah Dalam .meningkatan Mutu Pelayaran

Transportasi Laut, Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelayanan

28
Pemerintah Dalam meningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut dan kegunaan

penelitian ini secara Praktis, Akademis, dan bagi peneliti.

BAB II: Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Bab ini meliputi tentang gambaran umum lokasi penelitian Studi Kasus

Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan

BAB III: Pelayanan Pemerintah Dalam meningkatan Mutu Pelayaran

Transportasi Laut

Bab ini membahas mengenai data yang diperoleh dari pelayanan Pemerintah

Dalam meningkatan Mutu Pelayaran Transportasi Laut.Sehingga bisa

mendapatkan hasil analisis dari seluruh indikator menjadi kesimpulan.

BAB IV: Penutup

29
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang memuat tentang temuan-temuan

hasil penelitian dan kemudian diberikan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU :

Andi Riyanto. (2018). Kepuasan Pelanggan. Kepuasan Pelanggan, 10–27.

Hayani, N. (2014). Manajemen Pemasaran Bagi Pendidikan Ekonomi. Suska

Pers. Toward a Media History of Documents, 1.

Janosik, S. M. (2005). Pengertian Transportasi. NASPA Journal, 42(4), 1.

Lintang, R. (2018). Pengaruh Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Biro Perjalanan Pt. Pacto Tour Dan Travel Medan. 7–31.

30
Mustanir, A. (2022). Pelayanan Publik. Basya Media Utama & Penerbit

Qiara Media, 1(1), 1–132.

Solihah, R. (2019). Perihal Pemerintah dan Yang Diperintah. Pengantar

Ilmu Pemerintahan, 1–63. Syeron, I. V. (2019).

Fabiana Meijon Fadul. (2019). Transportasi Laut. 10–28.

Soebiyanto Slamet, Keamanan Nasional Ditinjau dari Prespektif Tugas TNI-

Angkatan Laut, Majalah Patriot, 2007

Umraky, Ekky wijaya. Sekolah Tinggi Teologia Jaffray,Analisis

datakualitatif,(Th 2020)

Dedyarianto.(2014)peningkatan kualitas pelayaran terminal penumpang

dipelabuhan ambon , 2014

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, cet- 14,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1997),

IKotler, Philip dan Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi

Kedua belas, PT. Indeks, Jakarta

Soebiyanto Slamet, Keamanan Nasional Ditinjau dari Prespektif Tugas TNI-

Angkatan Laut, Majalah Patriot, 2007

Sugiyono ,metode penelitian kualitatif dan kuantitatif .Alfabeta

DOKUMEN :

31
Perumusan Strategi Dengan Menerapkan Analisis Kanvas Strategi, Kerangka

Kerja Empat Langkah, Kerangka Kerja Enam Jalan, Dan Visualisasi

Strategi Pada Jasa Persewaan Alat Outdoor. Jurnal Manajemen Resort

Dan Leisure, 9–18.

Pramono Djoko. 2004. Sistem Transportasi Laut dan Kinerja yang

Diharapkan di Masa Depan. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Taun 2008 Tentang p e l a

y a r a n Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden

Republik Indonesia,

Nisaa, A., & Humaira, S. (2019). Penyelenggaraan Sistem Transportasi Air

Terpadu Untuk Mengakselerasi Dan Memantapkan Konektivitas

Nasional. Warta Penelitian Perhubungan, 27(1), 39.


https://doi.org/10.25104/warlit.v27i1.773

Riadi, M. (2020). Goldworthy dan Ashley (1996:98) mengusulkan beberapa

aturan dasar dalam merumuskan suatu strategi. Journal of Chemical

Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.


http://repository.uir.ac.id/356/2/bab2.pdf

rfan Tanwifi, metodologi penelitian , Cet-1( Surabaya UINSA press 2014)

Husein umar 2013, metode penelitian skripsi dan tesis,

(Jakarta rajawali ) hal 72

32
UU Republik indonesia nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran dalam

pasal

33

Anda mungkin juga menyukai