Anda di halaman 1dari 86

PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI

HARGA, DAN GAYA HIDUP TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK TAS
LAPTOP EIGER DI KOTA PONTIANAK

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

M. FAZRIL HANIF AZHAR


B1023151090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. FAZRIL HANIF AZHAR

NIM : B1023151090

Jurusan : Manajemen

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga, dan Gaya


Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk
Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul tersebut di atas,
secara keseluruhan adalah murni karya penulis sendiri dan bukan plagiat dari karya
orang lain, kecuali bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai
dengan panduan penulisan yang berlaku (lembar hasil pemeriksaan plagiat
terlampir).

Apabila di dalamnya terbukti penulis melakukan plagiat, maka sepenuhnya menjadi


tanggung jawab penulis yang dapat berakibat pada pembatalan Skripsi dengan
judul tersebut di atas.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Pontianak, 15 Juli 2023

M. FAZRIL HANIF AZHAR


NIM. B1023151090
PERTANGGUNGJAWABAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. FAZRIL HANIF AZHAR

NIM : B1023151090

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Tanggal Ujian :

Judul Skripsi

“PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN GAYA


HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK TAS
LAPTOP EIGER DI KOTA PONTIANAK”

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua
sumberbaik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.

Pontianak, 15 Juli 2023

M. FAZRIL HANIF AZHAR


B1023151090
LEMBAR YURIDIS

“PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN GAYA


HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK TAS
LAPTOP EIGER DI KOTA PONTIANAK”
Penanggung Jawab Yuridis

M. FAZRIL HANIF AZHAR


B1023151090

Jurusan : Manajemen
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Tanggal Ujian Skripsi Dan Komprehensif :


Majelis Penguji
No Majelis Penguji Nama/ NIP Tgl/bln/ Tanda Tangan
Thn
1 Pembimbing 1 Dr. Susilowati SE, M.Si
NIP. 197904072002122003
2 Pembimbing 2 Dr. Wenny Pebrianti, S.E., M.Sc
NIP. 198502072006042001
3 Penguji 1 Heriyadi, S.E., M.E, Ph.D
NIP.
4 Penguji 2 Harry Setiawan, S.E., M.M.
NIP.

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat dan Lulus Dalam Ujian Skripsi dan
Komprehensif

Pontianak,
Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Erna Listiana, S.E, M.Si


NIP. 197407251998022001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih karunia, rahmat penyertaannya dan anugerah yang berlimpah.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh
Kualitas Produk, Persepsi Harga, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian
pada Produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak”. Skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Strata-1 pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materi, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.Prof. Dr. H. Garuda Wiko, S.H., M.Si., selaku Rektor Universitas Tanjungpura
Pontianak.
2.Ibu Dr. Barkah S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tanjungpura Pontianak.
3. Ibu Dr. Titik Rosnani, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak.
4. Bapak Dr. Heriyadi, S.E., M.E, Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak.
5. Dr. Erna Listiana, S.E., M.Si. selaku Ketua Prodi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak sekaligus Dosen Penguji
yang telah membantu dalam kelancaran sidang proposal hingga sidang skripsi.
6. Ibu Dr. Wenny Pebrianti, S.E., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
pembimbing Skripsi yang sudah memberikan ilmu, bimbingan akademik dan
nasehat selama menempuh masa perkuliahan di Jurusan Manajemen Program
Studi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak.
7. Bapak Dr. Susilowati SE, selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu dan banyak memberikan saran dari awal hingga akhir
penulisan skripsi ini.
8. Bapak Heriyadi, S.E., M.E, Ph.D. selaku Dosen Penguji kedua yang telah
membantu dalam kelancaran seminar proposal hingga sidang skripsi.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
10.Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan nasehat, motivasi, dan
semangat selama penulis menjalani Pendidikan dari awal hingga akhir penulisan
skripsi ini.
11.Kakak, adik, serta abang yang selalu mendukung dan memberikan semangat
dalam penulisan skripsi ini.
12.Teman-teman dan semua pihak yang banyak membantu dari awal perkuliahan
hingga akhir penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua
yang membacanya. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang berkaitan dan membangun dari semua pihak

Pontianak, 15 Mei 2023

M. FAZRIL HANIF AZHAR


B1023151090
“PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN GAYA HIDUP
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK TAS LAPTOP EIGER DI
KOTA PONTIANAK”

ABSTRAK

Oleh :

M. FAZRIL HANIF AZHAR


B1023151090

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas


produk, persepsi harga, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian pada Tas
Laptop Eiger. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah
membeli tas laptop Eiger di kota Pontianak. Sampel dalam penelitian ini adalah 100
responden dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Model analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda.

Berdasarkan pengujian hipotesis disimpulkan bahwa kualitas produk, persepsi


harga, dan gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian brand
tas laptop Eiger, berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian brand tas
laptop Eiger, dan persepsi harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian
brand tas laptop Eiger.

Kata Kunci:,kualitas produk, persepsi harga, gaya hidup, keputusan


pembelian
"THE INFLUENCE OF PRODUCT QUALITY, PRICE PERCEPTION, AND
LIFESTYLE ON PURCHASE DECISIONS ON EIGER LAPTOP BAG
PRODUCTS IN PONTIANAK CITY"

ABSTRACT
by :

M. FAZRIL HANIF AZHAR


B1023151090

This study aims to determine and analyze the effect of product quality, price
perceptions, and lifestyle on purchasing decisions on Eiger Laptop Bags brand.
The population in this study are people who have bought an Eiger laptop bag in the
city of Pontianak. The sample in this study was 100 respondents and the sample
was taken using a purposive sampling technique. Data collection was carried out
by distributing questionnaires. The data analysis model used in this study is a
multiple linear regression test.

Based on the hypothesis testing, it was concluded that the product quality,
price perception, and lifestyle has a significant effect on the decision to purchase
the Eiger laptop bag brand, influencer marketing has a significant effect on the
purchase decision for the Eiger laptop bag brand, and perceived price has no effect
on the purchase decision for the Eiger laptop bag brand.

Keywords:, product quality, price perception, and lifestyle, purchase decision


RINGKASAN SKRIPSI

“Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Gaya Hidup terhadap


Keputusan Pembelian pada Produk Tas Laptop Eiger di kota Pontianak”

1. Latar Belakang
Eiger menjual produk dengan kualitas yang terbaik, sehingga Eiger tidak akan
menjual produk reject. Meskipun begitu, produk yang unggul tidak hanya terlihat bagus
dari model luarnya saja. Esensi konsep produk-produk Eiger adalah functional, durability,
comfortable. Fungsional agar produk yang diproduksi bisa berguna sesuai dengan
kebutuhannya. Durable untuk keamanan pada barang yang dibawa, kekuatan jahitan pada
produk tidak boleh secara asal kuat saja dan tentunya Comfortable merupakan kenyaman
bagi pemakai produk Eiger. Bertujuan memberikan kualitas produk yang terhindar dari
pemalsuan kepada konsumen. Lihat saja produknya, sangat fashionable yang berjiwa
outdoor lifestyle, bukan hanya untuk berpetualang saja.
2. Permasalahan
1. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak ?
2. Apakah persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak ?
3. Apakah gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk
tas Laptop Eiger di Kota Pontianak ?

3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan


pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak..

4. Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah masyarakat yang pernah membeli produk lokal sepatu
Compass di kota Pontianak. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Sumber data primer
dalam penelitian ini didapatkan dengan penyebaran Kuesioner, sedangkan data
sekunder didapatkan melalui kajian literatur.

5. Hasil dan Pembahasan


1. Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.21 diperoleh nilai koefisien beta untuk
variabel shoes attribute sebesar 0,195 dengan nilai signifikansi sebesar 0,045,
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 dan t hitung 2,03 lebih dari t tabel
1,98 sehingga hipotesis 1 diterima yang artinya variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tas laptop Eiger di
Kota Pontianak.

2. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.21 diperoleh nilai koefisien beta untuk
variabel influencer marketing sebesar 0,404 dengan nilai signifikasi sebesar
0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 dan t hitung 4,04 lebih dari t
tabel 1,98 sehingga hipotesis 2 diterima yang artinya variabel Persepsi Harga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tas laptop Eiger di
Kota Pontianak.

3. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.21 diperoleh nilai koefisien beta untuk
variabel persepsi harga sebesar 0,076 dengan nilai signifikasi sebesar 0,433,
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 dan t hitung 0,788 lebih dari kecil
dari t tabel 1,98 sehingga hipotesis H3 ditolak yang artinya variabel gaya
hidup tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian tas laptop
Eiger di Kota Pontianak.
6. Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa Kualitas harga dan Prespektif harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk lokal
tas laptop Eiger di Kota Pontianak. Persepsi Harga tidak berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk lokal tas laptop
Eiger di Kota Pontianak. Saran yang dapat penulis berikan yaitu agar dapat
memperoleh gambaran yang lebih mendalam serta komprehensif, maka penulis
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

Hasil penelitian ini menemukan bahwa nilai rata-rata terendah dari item
pernyataan kuesioner yang terdapat pada variable Kualitas produk dengan
pernyataan bahwa “tas laptop Eiger memiliki banyak pilihan”. Untuk itu
disarankan kepada tas laptop Eiger untuk menambah variasi warna dari produk
tas laptop Eiger untuk semakin menarik konsumen.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa nilai rata-rata terendah dari item
pernyataan kuesioner yang terdapat pada variable Persepsi harga dengan
pernyataan bahwa “saya tertarik saat melihat influencer Boy Pablo melakukan
promosi Eiger melalui media social”. Untuk itu tas laptop Eiger perlu
mempertahankan dan mengembangkan cara mereka dalam melakukan campaign
untuk promosi mereka agar konsumen lebih tertarik.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa nilai rata-rata terendah dari item
pernyataan kuesioner yang terdapat pada variabel persepsi harga dengan
pernyataan bahwa “harga yang ditawarkan tas laptop Eiger sesuai dengan
kualitas produk yang diberikan”. Untuk itu tas laptop Eiger diharapkan
menambah atribut produk mereka seperti bonus atau free merchandise agar
konsumen merasa puas dan diuntungkan dengan harga yang telah dibayarkan
konsumen.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa persepsi harga tidak signifikan


atau pada keputusan pembelian tas laptop Eiger. Pihak perusahan
tas laptop Eiger perlu melihat lagi harga yang ditawarkan tas laptop Eiger,
karena harga yang ditawarkan memang sedikit lebih tinggi dari tas lokal lainnya.
Adanya selisih harga yang memberatkan konsumen dengan membeli produk tas
laptop Eiger, jika harga yang ditetapkan tas laptop Eiger lebih rendah
kemungkinan sepatu ini lebih laris atau menduduki posisi teratas untuk sepatu
lokal terlaris di pasaran.
DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT i


PERTANGGUNGJAWABAN SKRIPSI ii
LEMBAR YURIDIS iii
MAJELIS PENGUJI iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
RINGKASAN SKRIPSI viii
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 13
1.2.1 Pernyataan Masalah 13
1.2.2 Pertanyaan Penelitian 14
1.3. Tujuan Penelitian 14
1.4. Kontribusi Penelitian 14
1.4.1 Kontribusi Teoritis 14
1.4.2 Kontribusi Praktis 14
1.5 Gambaran Kontekstual Penelitian 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 17


2.1. Landasan Teori 17
2.1.1 Influencer Marketing 17
2.1.2 Shoes Attribute 19
2.1.3 Persepsi Harga 22
2.1.4 Keputusan Pembelian 23
2.2. Kajian Empiris 24
2.3. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian 49
2.3.1 Kerangka Konseptual 49
2.3.2 Hipotesis Penelitian 50

BAB 3 METODE PENELITIAN 52


3.1. Bentuk Penelitian 52
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian 52
3.3. Data Penelitian 52
3.4 Teknik Pengumpulan 53
3.5. Populasi dan Sampel 53
3.5.1. Populasi 53
3.5.2. Sampel 54
3.6. Variabel Penelitian 55
3.7. Metode Analisis 61
3.7.1 Analisis Deskriptif 61
3.7.2 Analisis Regri Linear Berganda 62
3.8. Pengujian Instrumen Penelitian 63
3.8.1. Uji Validitas Dan Reliabilitas 63
3.9. Uji Asumsi Klasik 64
3.9.1 Uji Normalitas 65
3.9.2 Uji Linearitas 65
3.9.3 Uji Multikolinieritas 65
2.9.4 Uji Heteroskedastisitas 66
3.10 Uji Hipotesis 66
3.10.1 Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐) 66
3.10.2 Uji F 67
3.10.3 Uji t 67

BAB 4 HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 69


4.1. Hasil Penelitian 69
4.1.1. Karakteristik Responden 69
4.1.2. Perilaku Konsumsi Konsumen 72
4.2. Uji Instrumen Penelitian 75
4.2.1 Uji Validitas 75
4.2.2 Uji Reliabilitas 76
4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel 77
4.3 Uji Asumsi Klasik 86
4.3.1 Uji Normalitas 86
4.3.2 Uji Linearitas 87
4.3.3 Uji Multikolinieritas 89
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas 90
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda 91
4.5 Uji Hipotesis 92
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi R2 92
4.5.2 Uji F 93
4.5.3 Uji t 94
4.6 Pembahasan 96
BAB 5 PENUTUP 99
5.1. Kesimpulan 99
5.2. Rekomendasi 99

DAFTAR PUSTAKA i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Penjualan Sepatu Lokal dari Official Store di Tokopedia 5


Tabel 1. 2 Jumlah Influencer yang Pernah Bekerjasama dengan Sepatu Compass 9 Tabel
2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu 24
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian 55
Tabel 4. 1 Distribusi Responden Menurut Usia 69
Tabel 4. 2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin 70
Tabel 4. 3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan 71
Tabel 4. 4 Distribusi Pendapatan Responden Per Bulan 72
Tabel 4. 5 Sumber Mengenal Sepatu Compass 72
Tabel 4. 6 Pembelian Produk Lokal sepatu Compass 73
Tabel 4. 7 Platform pembelian produk lokal sepatu Compass 73
Tabel 4. 8 Jenis sepatu Compass yang diminati 74
Tabel 4. 9 Alasan Utama Membeli Produk Lokal Sepatu Compass 75
Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas 75
Tabel 4. 11 Hasil Uji Reliabilitas 77
Tabel 4. 12 Kategori Skor berdasarkan Kategori Jawaban Responden 78
Tabel 4. 13 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Shoes Attribute 78
Tabel 4. 14 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Influencer Marketing 82
Tabel 4. 15 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Persepsi Harga 84
Tabel 4. 16 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian 85
Tabel 4. 17 Hasil Uji Normalitas 86
Tabel 4. 18 Hasil Uji Linearitas Shoes Attribute (X1) 87
Tabel 4. 19 Hasil Uji Linearitas Influencer marketing (X2) 87
Tabel 4. 20 Hasil Uji Linearitas Persepsi Harga (X3) 88
Tabel 4. 21 Hasil Uji Multikolinearitas 89
Tabel 4. 22 Hasil Uji Heteroskedastisitas 90
Tabel 4. 23 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda 91
Tabel 4. 24 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 93
Tabel 4. 25 Hasil Uji F 93
Tabel 4. 26 Hasil Uji t 94
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Contoh Hasil Kolaborasi Sepatu Compass 4


Gambar 1. 2 Trend Pencarian Terkait Sepatu Lokal Pada Tahun 2022 4
Gambar 1. 3 Beberapa Contoh Limited Series Sepatu Compass 5
Gambar 1. 4 Varian sepatu compass 7
Gambar 1. 5 Pra survei pengguna Instagram mengenai Sepatu Compass 8
Gambar 1. 6 Jumlah pengikut Instagram Sepatu compass 10
Gambar 1. 7 Perbandingan Harga Sepatu Compass dengan Brand Local Lain 11
Gambar 1. 8 List Harga Sepatu Compass 12
Gambar 1. 9 Boy Pablo Mempromosikan Sepatu Compass 16
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN

vii
LAMPIRAN 2: TABULASI KUESIONER
xii
LAMPIRAN 3: UJI VALIDITAS
xix
LAMPIRAN 4 : UJI RELIABILITAS
xxv
LAMPIRAN 5 : UJI ASUMSI KLASIK
xxvii
LAMPIRAN 6 : ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

xxxi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ekonomi semakin membuat persaingan bisnis semakin ketat
(Mandagi, 2018). Dengan adanya fenomena tersebut mengakibatkan perusahaan
harus selalu mengikuti perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan
budaya supaya mampu dalam bersaing. Perusahaan pasti berusaha untuk
memenangkan persaingan, oleh karena itu produk harus memiliki keunikan dari
yang lain supaya dapat merebut pangsa pasar.
Persaingan bisnis juga merambat luas ke industri fashion khususnya di
sektor tas. Hal tersebut membuat industri tas kini semakin berkembang dan maju
seiring meningkatnya keinginan dan kebutuhan tas oleh konsumen. Tas kini telah
berkembang menjadi fashion, lifestyle hingga investasi bagi seseorang. Hampir
semua orang membutuhkan dan memiliki tas sebagai kebutuhannya. Persaingan
perusahaan dalam pemasaran tidak terbatas hanya pada atribut fungsional produk
saja, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra
khusus bagi penggunanya. Contohnya pada merek tas eiger, di saat persaingan
pasar semakin ketat banyak muncul pesaing dengan produk yang sama seperti
Rei, Polo, Bodypack, Navy, Consina, Classic dan Alto.

1
2

Fenomena persaingan yang semakin ketat yang terjadi antara produsen


menjadikan setiap produsen harus memikirkan perbedaan produk yang
dipasarkan.perbedaan produk yang Nampak jelas baik secara fisik maupun non
fisik akan membantu konsumen dalam membedakan jenis produk yang
ditawarkan oleh berbagai perusahaan. Perbedaan antara produk ini akan menjadi
salah satu alasan bagi konsumen untuk melakukan proses proses keputusan
pembelian. (Swastha & Handoko, 2012). Ferrinadewi (2008:2) mengungkapkan
bahwa konsumen sekarang semakin tidak mudah diprediksi bahkan mereka
menjadi semakin kritis. Semakin menuntut dan tidak mudah puas menjadi ciri
konsumen di era global. Konsumen yang dinamis dan interaksinya dengan aspek
lain dalam proses pengambilan proses keputusan pembelian begitu unik dan
menarik. Dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat
memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan
dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah
(Kotler, 2012).
Perusahaan juga harus meningkatkan mutu produknya sebagai salah satu
memprioritas dengan memperhatikan kualitas produk. Konsumen sangat
mempertimbangkan kualitas produk yang akan mereka beli. Konsumen
mengharapkan adanya kesesuaian antara harga dengan kualitas produk yang
mereka terima. Tugas dari segala jenis bisnis adalah menyerahkan nilai pelanggan
(konsumen) untuk mendapatkan keuntungan (laba) (Kotler & Keller, 2012).
Faktor kualitas adalah hal yang fundamental karena kualitas produk juga sebagai
faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen setelah melakukan
pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Kualitas merupakan perpaduan
antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat
memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan. Faktor-faktor tersebut untuk
mendapatkan informasi tentang kualitas produk yang akan dibeli, dengan cara
meningkatkan kualitas produk maka kepuasan konsumen juga akan meningkat.
Hasil penelitian yang dilakukan Saputra, et al (2017) menyatakan bahwa variabel
kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
3

Dalam pikiran konsumen, persepsi harga merupakan sebuah bahan


pertimbangan yang penting dalam membeli sebuah produk karena harga
merupakan salah satu faktor penentu baik dalam memunculkan minat beli maupun
keputusan membeli konsumen. Menurut Peter & Olson (2014) menyatakan bahwa
persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga di pahamu seluruhnya
oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Sedangkan
menurut Kotler dan Keller (2009) persepsi harga adalah proses yang digunakan
individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi
guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Salah satu sektor yang
berpengaruh terhadap persepsi pelanggan adalah suatu harga yang berhubungan
dengan manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa menurut
Kotler dan Amstrong (2008). Menurut Ferdinand dalam Dinawan (2010), harga
merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk.
Gaya hidup merupakan salah satu penentu untuk membeli suatu produk/jasa
oleh konsumen. Fakta ini dapat dijadikan peluang oleh perusahaan dengan
menentukan segmen yang tepat untuk memasarkan produk/jasa. Penentuan
segmen-segmen pasar yang akan dimasuki akan menentukan pencapaian target
dari perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan harus memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti gaya hidup yang
mempengaruhi perilaku keputusan pembelian (Mahanani, 2018). Gaya hidup
masyarakat yang semakin tinggi juga merupakan salah satu pengaruh bagi
masyarakat untuk mempertimbangkan keputusan pembelian terhadap suatu
produk. Gaya hidup masyarakat sekarang banyak dipengaruhi oleh adanya
modernisasi dalam berbagai bidang sehingga mendorong masyarakat untuk
melakukan penyesuaian dengan mengikuti perkembangan yang terjadi.
Produk tas digunakan oleh semua kalangan, baik kalangan atas maupun
kalangan bawah, pria maupun wanita di segala usia. Salah satu produk terkenal di
Indonesia yakni tas merek Eiger. Tas tersebut merupakan tas ekspor yang asli
buatan negeri sendiri. Eiger adalah produk industri atau yang dikenal sebagai
4

produk manufaktur dan retail peralatan petualangan alam terbuka yang terbesar di
Indonesia. Produk Eiger mulai di pasarkan di Indonesia pada tahun 1993 oleh
Ronny Lukito di Bandung. Pada awalnya nama Eiger, terinspirasi dari gunung
Eiger, yakni gunung yang terletak di Bernese Alps, Swiss, berketinggian 3.970 m
di atas permukaan laut. Perkembangan luar biasa khususnya dialami oleh Eiger,
dengan merek yang kuat, bentuk desain logo yang sangat mudah dikenali oleh
masyarakat, kini tersebar hampir diseluruh Indonesia.
Persaingan antar pasar industri dari berbagai macam kategori khususnya tas
semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis tas dengan berbagai
macam model beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri.
Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan (need), melainkan
karena keinginan (want). Hasil survey rating produk tas yang masuk ke dalam top
brand index (merek-merek yang tergolong sebagai merek yang top) pada tahun
2019-2022 seperti dalam Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Data Top Brand Index Tas Laptop
Tahun 2019-2022
Tahun
No Merek
2019 2020 2021 2022
1 Eiger 19,10% 20,1% 23,10% 23,80%
2 Polo Classic 18,60% 17,10% 17,40% 17,50%
3 Palazzo 16,80% 14,00% 14,00% 14,90%
4 Samsonite 4,90% 7,00% 11,90% 11,50%
5 Targus 5,90% 5,40% 4,90% 4,50%
Sumber : www.topbrand-award.com, 2023
Tabel diatas menunjukkan bahwa tas Eiger di mata konsumen terbilang
sudah sangat baik di bidang Tas Laptop. Eiger tetap pada posisi pertama dalam
Top Brand Index setiap tahunnya sebesar 23,80% di tahun 2022, sedangkan posisi
kedua adalah tas Polo Classic dengan sebesar 17,50%, sedangkan peringkat ketiga
diduduki oleh tas Palazzo dengan sebesar 14,90% dan peringkat di bawah
diduduki oleh Samsonite dan Targus dengan sebesar 11,50% dan 4,50%. Hal ini
membuktikan bahwa gaya hidup dikalangan remaja telah banyak yang beralih
dengan menggunakan produk outdoor dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
5

Penjualan Eiger dari tahun ke tahun mengalami naik turun, terutama pada
tahun 2020 yang omzet cenderung lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya
karena pandemi covid-19. Dari segi pengunjung, beberapa tahun mengalami
kenaikan, namun diduga hanya sekedar window shopping atau hanya sekedar
melihat-lihat. Penurunan omzet juga diduga dipengaruhi oleh faktor perilaku
konsumen secara psikologis ketika datang dan melihat produk Eiger. Dengan
berbagai macam produk yang ditawarkan, tentunya perusahaan ingin menjadikan
Eiger sebagai merek yang terkenal di jajaran merk outdoor lainnya. Oleh karena
itu, penting bagi perusahaan Eiger mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian. Dimana informasi tersebut menjelaskan bagaimana
sebenarnya yang diinginkan konsumen sehingga apabila perusahaan Eiger mampu
menganalisa dan memenuhi keinginan konsumen, maka profit perusahaan akan
tercapai.
Eiger menjual produk dengan kualitas yang terbaik, sehingga Eiger tidak
akan menjual produk reject. Meskipun begitu, produk yang unggul tidak hanya
terlihat bagus dari model luarnya saja. Menurut Mamay Salim (2012) esensi
konsep produk-produk Eiger adalah functional, durability, comfortable.
Fungsional agar produk yang diproduksi bisa berguna sesuai dengan
kebutuhannya. Durable untuk keamanan pada barang yang dibawa, kekuatan
jahitan pada produk tidak boleh secara asal kuat saja dan tentunya Comfortable
merupakan kenyaman bagi pemakai produk Eiger. Bertujuan memberikan kualitas
produk yang terhindar dari pemalsuan kepada konsumen. Lihat saja produknya,
sangat fashionable yang berjiwa outdoor lifestyle, bukan hanya untuk
berpetualang saja.
Harga yang ditawarkan oleh Eiger relatif bervariasi. Harga produk Eiger
sendiri terjangkau oleh masyarakat dengan kualitas produk yang sangat kuat dan
tidak kalah saing dengan produk luar negeri seperti Deuter, The North Face,
Gregory, Osprey dan masih banyak produk luar negeri yang kualitasnya sangat
baik. Persepsi harga yang dibuat Eiger akan menjadi pertimbangan yang cukup
penting bagi konsumen untuk memutuskan pembeliannya, konsumen akan
membandingkan harga dari produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi
6

apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk yang ditawarkan.
Harga menimbulkan berbagai interpretasi dimata konsumen. Konsumen
mempunyai beberapa penilaian yang berbeda tentang harga suatu produk.
Sementara harga yang ditetapkan dibawah harga produk pesaing akan dipandang
sebagai produk yang murah atau dipandang sebagai produk yang berkualitas
rendah. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda maka banyak
penilaian tentang harga yang ditawarkan oleh pihak Eiger sehingga menimbulkan
keputusan pembelian di benak konsumen. Berikut daftar list jenis dan harga tas
laptop Eiger sebagai berikut :
Tabel 1.2
Daftar List Jenis dan Harga Tas Laptop Eiger
No Nama Jenis Tas Harga
1 EIGER RECKON 25 ECO 1.0 LAPTOP BACKPACK Rp 669.000
2 EIGER RIVULET BACKPACK 25L BLACK Rp 499.000
3 EIGER X-TAS SIAGA BENCANA ORANGE Rp 449.100
4 EIGER X-ASTER CANVAS 22L BACKPACK Rp 449.000
5 EIGER TRIPWALK BACKPACK 20L Rp 449.000
6 EIGER COOPER 17 BACKPACK Rp 449.000
7 EIGER MUFFLER 20L BACKPACK Rp 449.000
8 EIGER TRAVERSE 23 1.0 BACKPACK Rp 449.000
9 EIGER STARTER DAYPACK 21L Rp 439.000
10 EIGER CITY ROLLING 20L BACKPACK Rp 439.000
11 EIGER CLASSHALL PACK 20L BACKPACK Rp 429.000
12 EIGER SHORESIDE 2.0 15L BACKPACK Rp 429.000
13 EIGER X-JOURNAL PACK 20L Rp 419.000
14 EIGER CHRONO 18 DAYPACK Rp 379.000
15 EIGER CARAVEL BASE 2.0 15L BACKPACK Rp 379.000
16 EIGER DIARIO LITE 19 BACKPACK Rp 379.000
17 EIGER GANTRY 22L 2.0 BACKPACK Rp 367.000
7

No Nama Jenis Tas Harga


18 EIGER WHEELS 20L BACKPACK Rp 359.000
Sumber : Eiger Adventure Official Store Lazada, 2023
Tas laptop Eiger merupakan brand tas yang sudah dari dulu muncul dan
bersaing dengan polo, rei, dan alto, tas eiger di desain sebagai tas berpetualang
yang cenderung ditujukan kepada anak muda atau pelajar yang memiliki jiwa
bebas, selain awet dan kuat dalam kondisi apapun tas laptop Eiger juga
memberikan kesan kuat pada penggunaannya yang menurut survey membuat tas
laptop Eiger sangat digemari kalangan mahasiswa dan pegawai kantoran. Melihat
fenomena di lapangan, banyak terlihat para mahasiswa dan pegawai kantoran
yang mempunyai atau menggunakan tas laptop yang bermerek Eiger. Ciri khas
logo Eiger yang mudah dihafal sehingga memudahkan dalam survei lapangan.
Karena merek Eiger mempunyai rating yang sangat baik di top brand index dan
memiliki ketahanan dan kualitas yang baik di mata konsumen. Oleh karena itu, tas
laptop Eiger menjadi keputusan pembelian bagi kalangan konsumen yang
membutuhkannya.
Dalam penulisan ini penulis mengkaji mengenai kualitas produk, persepsi
harga dan gaya hidup pada produk Eiger yang kesemuanya itu baik langsung
ataupun tidak langsung akan mengacu pada citra perusahaan itu sendiri dalam hal
ini adalah PT. Eigerindo Multi Produk Industri. Berdasarkan uraian diatas maka
penelitian ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi
Harga dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Tas
Laptop Eiger di Kota Pontianak”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pernyataan Masalah
Penjualan Eiger dari tahun ke tahun mengalami naik turun, terutama pada
tahun 2020 yang omzet cenderung lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya
karena pandemi covid-19. Dari segi pengunjung, beberapa tahun mengalami
kenaikan, namun diduga hanya sekedar window shopping atau hanya sekedar
melihat-lihat. Penurunan omzet juga diduga dipengaruhi oleh faktor perilaku
8

konsumen secara psikologis ketika datang dan melihat produk Eiger. Dengan
berbagai macam produk yang ditawarkan, tentunya perusahaan ingin menjadikan
Eiger sebagai merek yang terkenal di jajaran merk outdoor lainnya. Oleh karena
itu, penting bagi perusahaan Eiger mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian. Dimana informasi tersebut menjelaskan bagaimana
sebenarnya yang diinginkan konsumen sehingga apabila perusahaan Eiger mampu
menganalisa dan memenuhi keinginan konsumen, maka profit perusahaan akan
tercapai.
Tas laptop Eiger merupakan brand tas yang sudah dari dulu muncul dan
bersaing dengan polo, rei, dan alto, tas laptop Eiger di desain sebagai tas
berpetualang yang cenderung ditujukan kepada anak muda atau pelajar yang
memiliki jiwa bebas, selain awet dan kuat dalam kondisi apapun tas laptop Eiger
juga memberikan kesan kuat pada penggunaannya yang menurut survey membuat
tas laptop Eiger sangat digemari kalangan mahasiswa dan pegawai kantoran.
Melihat fenomena di lapangan, banyak terlihat para mahasiswa dan pegawai
kantoran yang mempunyai atau menggunakan tas laptop yang bermerek Eiger.
Ciri khas logo Eiger yang mudah dihafal sehingga memudahkan dalam survei
lapangan. Karena merek Eiger mempunyai rating yang sangat baik di top brand
index dan memiliki ketahanan dan kualitas yang baik di mata konsumen. Oleh
karena itu, tas laptop Eiger menjadi keputusan pembelian bagi kalangan
konsumen yang membutuhkannya. Dalam penulisan ini penulis mengkaji
mengenai kualitas produk, persepsi harga, dan gaya hidup pada produk tas laptop
Eiger yang kesemuanya itu baik langsung maupun tidak langsung akan mengacu
pada citra perusahaan itu sendiri dalam hal ini adalah PT. Eigerindo Multi Produk
Industri.
1.2.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak ?
9

2. Apakah persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian


produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak ?
3. Apakah gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan positif penelitian ini adalah sebagai berikut:
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.

1.4 Kontribusi Penelitian


Adapun kontribusi penelitian ini adalah :
1. Kontribusi Praktis
Sebagai bahan informasi guna memberikan gambaran kualitas produk,
persepsi harga dan gaya hidup yang terbaik, menyediakan dan
mengembangkan produk tas Eiger sesuai dengan yang dibutuhkan dan
diinginkan konsumen.

2. Kontribusi Teoritis
Penelitian ini berkontribusi bagi pengembangan ilmu pemasaran
khususnya yang berkaitan dengan kualitas produk, persepsi harga dan gaya
hidup terhadap keputusan pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota
Pontianak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai
berikut :
10

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan referensi tentang keputusan


pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Bagi Universitas, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan koleksi
perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan masalah yang ada.
3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
dasar pemikiran dalam menentukan strategi pemasaran di PT. Eigerindo
Multi Produk Industri baik saat ini dan dimasa yang akan datang.

1.5 Gambaran Kontekstual Penelitian


PT Eigerindo Multi Produk Industri atau yang dikenal sebagai Eiger
merupakan perusahaan manufaktur dan retail peralatan petualangan alam terbuka
yang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993 oleh Ronny
Lukito di Bandung. Nama perusahaannya, Eiger, terinspirasi dari gunung Eiger,
yakni gunung yang terletak di Bernese Alps, Swiss, berketinggian 3.970 m di atas
permukaan laut. Berawal dari fasilitas yang sangat terbatas, Eiger meluncurkan
produk tas dengan hanya dua mesin jahit. Jalan Cihampelas no. 22 Bandung
adalah saksi bisu dirintisnya usaha tersebut, yang kemudian dibuka pula sebuah
mini-toko tas di tempat yang sama.
Perusahaan ini memproduksi tas dan peralatan petualangan, yang mana
terbagi dalam tiga brand utama, yakni Eiger dengan positioning gaya hidup
berpetualang (lifestyle adventure), Bodypack dengan positioning e-lifestyle, dan
Nordwand dengan positioning kehidupan alam terbuka (outdoor living). Brand
kami dikenal luas sebagai brand lokal yang sangat terkemuka di Indonesia. Pada
tahun 2009, kami terdaftar sebagai Top 250 Indonesian Original Brands oleh
sebuah majalah bisnis terkenal, Swa. Hal tersebut membuktikan kerja keras, tekad
kuat, dan komitmen kami dari waktu ke waktu dalam rangka meraih kualitas
unggul dan nama baik.
Awal mula sebagai toko dan produksi kecil dengan hanya dua mesin jahit di
jalan Cihampelas 22, enam belas tahun yang lalu, telah berkembang menjadi
market leader dalam bisnis tas dan peralatan petualangan di Indonesia. Sampai
11

saat ini, kami telah mempunyai 3 Flagship Stores, 34 showroom, dan 81 counter
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk outlet yang ada di Kota Pontianak,
ada beberapa yang disediakan oleh PT Eiger untuk menjual beberapa jenis
produknya. Lokasi outlet atau toko Eiger yang ada di Kota Pontianak adalah
sebagai berikut
Tabel 1.3
Lokasi Toko Eiger di Kota Pontianak
No Nama Outlet/Toko Alamat
1 Eiger Store Pontianak Jl Pangeran Natakusuma No. 168
Eiger Store Sumatera
2 Jl. M. Sohor No. 17
Pontianak
EIGER Adventure Store Jl. Jenderal Ahmad Yani, Lantai 1 Unit B1
3
(Ayani Mega Mall) 05-06
Sumber : www.google.co.id
Banyaknya kompetitor atau pesaing peralatan outdoor dan tas laptop di Kota
Pontianak yang menjual produk sejenis membuat Eiger harus mampu bersaing
dengan para pelaku bisnis peralatan outdoor dan tas laptop di sekitar Kota
Pontianak. Berikut ini adalah sebagian toko peralatan outdoor dan tas laptop yang
ada di sekitar Kota Pontianak.
Tabel 1.4
Pesaing Toko Eiger di Kota Pontianak
No Nama Outlet/Toko Alamat
1 Consina Adventure Store JL. H. Rais Abdul Rahman
2 D2 Adventure Jl. Urai Bawadi No.72 C
3 Rei Jl. Putri Candramidi No.77
Sumber : www.google.co.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Kualitas Produk
Produk menurut Kotler & Armstrong (2012) adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kualitas produk
(Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan
fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan
perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.
Produk merupakan salah satu dari empat variabel bauran pemasaran di
samping harga, distribusi dan promosi yang keberadaannya sangat penting karena
produk merupakan sesuatu atau objek yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak akan ada harga yang dapat ditawarkan,
distribusi sebagai perantara dan promosi sebagai media komunikasi tanpa adanya
suatu produk.
Secara luas produk sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
ditawarkan oleh pemasar kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan, termasuk pula barang fisik, jasa, pengalaman, acara, tempat, orang,
properti, organisasi, informasi, maupun ide (Kotler & Keller, 2012). Sedangkan
kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil yang
sesuai atau bahkan melebihi yang diinginkan konsumen.
Kualitas Produk adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas
atau keunggulan produk atau jasa (Listiana, 2012). Dimensi kualitas produk terdiri
dari delapan macam dimensi (Tjiptono, 2014) diantaranya :
1. Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi produk inti (core product) yang dibeli. Berkaitan
dengan aspek fungsional dari produk tersebut dan merupakan karakteristik
pokok yang dipertimbangkan konsumen ketika membeli sesuatu.

12
13

2. Fitur (features)
Karakteristik pelengkap yang dapat menambah fungsi dasar produk. Berkaitan
dengan pilihan pengembangan.
3. Keandalan (reliability)
Adalah kecilnya kemungkinan produk akan mengalami kerusakan atau gagal
saat digunakan. Berkaitan dengan probabilitas suatu produk dalam
melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu di bawah kondisi
tertentu.
4. Konformasi (conformance)
Yaitu tingkat dimana unit setiap unit produk identik dan memenuhi spesifikasi
yang dijanjikan. Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan.
5. Daya tahan (durability)
Merupakan umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh
tekanan sebelum produk yang bersangkutan harus diganti. Berkaitan dengan
ukuran masa pakai suatu produk.
6. Kemudahan perbaikan (serviceability)
Merupakan ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk tersebut tidak
berfungsi. Berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah
direparasi, serta penanggulangan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika (aesthetics)
Menyangkut penampilan produk yang dapat dirasakan oleh panca indra
(bentuk, rasa, aroma, suara, dan lainnya).
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality)
Yaitu kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual, bersifat subjektif.
Berkaitan dengan perasaan konsumen dalam mengkonsumsi produk yang
bersangkutan.
2.1.2 Persepsi Harga
Dalam arti sempit, harga (price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu
produk baik barang maupun jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai
14

yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau
menggunakan suatu produk baik barang maupun jasa (Kotler, 2012). Engel (2004)
mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya. Menurut Stanton (1994) harga adalah sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk
atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau penjual (melalui tawar
menawar) atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap
semua pembeli. Paul Peter dan Jerry Olson (2000:228) menyatakan: “Persepsi
harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh
konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka.” Pada saat konsumen
melakukan evaluasi dan penelitian terhadap harga dari suatu produk sangat
dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri.
Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal,
murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung
dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan
kondisi individu. Dalam pengambilan keputusan, harga memiliki dua peranan
utama, yaitu (Tjiptono, 2012:152).
1) Peranan alokasi, yaitu membantu para pembeli untuk memutuskan cara terbaik
dalam memperoleh manfaat yang diharapkan sesuai dengan kemampuan daya
belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu pembeli untuk
memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang
atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,
kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2) Peranan informasi, yaitu mendidik produk yang dijual, misalnya kualitas. Hal
ini terutama bermanfaat dalam situasi pembeli mengalami kesulitan untuk
menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering
berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
Simamora (2002:102) mendefinisikan persepsi adalah “bagaimana kita
melihat dunia sekitar kita” atau secara formal, merupakan suatu proses dimana
seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasi stimulus ke
15

dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Menurut Mowen
dalam Ujang Sumarwan (2003:70) bahwa, “perception is the process through
which individuals are exposed to information, attend to that information, and
comprehend to it”. Selanjutnya Monroe (1990) “perception basically involves the
process of categorization. That is,we tend to place new experiences into existing
classifications of familiar experiences” yang berarti, persepsi pada dasarnya
melibatkan proses kategorisasi, yaitu kita cenderung untuk untuk menempatkan
pengalaman yang baru ke dalam klasifikasi yang ada dalam pengalaman yang
sudah familiar.
Menurut Solomon (2007:49) persepsi adalah proses dimana orang memilih,
mengatur dan menafsirkan manfaat, kemudian, berfokus pada apa yang kita
perbuat dalam menambahkan sesuatu yang mentah untuk memberi mereka makna.
Adapun Neal, Quester, dan Hawkins (2004:229) menyatakan “perception the
critical activity that links individual consumers to group, situation and marketer
influences”. Dari penjelasan di atas persepsi yang dipikirkan oleh seseorang dapat
menjadi nilai tentang apa yang dipikirkannya. Untuk itu di dalam pemasaran
persepsi sangat bernilai untuk ditanamkan kepada masyarakat bahwa produk atau
pelayanan tersebut bernilai dan dibutuhkan.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:160), “how a consumer perceives a
price (as high, as low, as fair) has a strong influence on both purchase intentions
and purchase satisfaction”, yang berarti persepsi harga adalah pandangan atau
persepsi mengenai harga bagaimana pelanggan memandang harga tertentu (tinggi,
rendah, wajar) mempengaruhi pengaruh yang kuat terhadap maksud membeli dan
kepuasan membeli. Menurut Malik dan Yaqoob (2012:487) persepsi harga adalah
“the process by which consumers interpret price and attribute value to a good or
service proses”, yang berarti sebuah proses dimana pelanggan menafsirkan nilai
harga dan atribut ke barang atau pelayanan yang diinginkan. Adapun definisi lain
persepsi harga menurut Campbell dalam Cockril dan Goode (2010:368) bahwa
persepsi harga merupakan faktor psikologis dari berbagai segi yang mempunyai
pengaruh yang penting dalam reaksi pelanggan kepada harga. Xia et al dalam Lee
dan Lawson-Body (2011:532) mengemukakan bahwa persepsi harga merupakan
16

penilaian pelanggan dan bentuk emosional yang terasosiasi mengenai apakah


harga yang ditawarkan oleh penjual dan harga yang dibandingkan dengan pihak
lain masuk diakal, dapat diterima atau dapat dijustifikasi.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan persepsi harga adalah
pandangan pelanggan dalam melihat harga dilihat dari tinggi dan rendahnya harga
yang mempengaruhi keputusan pembelian. Persepsi harga sering diidentikan
dengan persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
produk (Monroe,1990). Persepsi harga dibentuk oleh 2 (dua) dimensi utama yaitu:
1) Quality Perception (Persepsi Kualitas);
Pelanggan cenderung lebih menyukai produk yang harganya mahal ketika
informasi yang didapat hanya harga produknya. Persepsi pelanggan terhadap
kualitas suatu produk dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap nama merek,
nama toko, garansi yang diberikan (after sale services) dan negara yang
menghasilkan produk tersebut.
2) Monetary Sacrifice Perception (Persepsi Biaya yang Dikeluarkan);
Secara umum pelanggan menganggap bahwa harga merupakan biaya yang
dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan produk. Akan tetapi
pelanggan mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap biaya yang
dikeluarkan meskipun untuk produk yang sama.
Kotler dan Amstrong (2008:278) menyatakan indikator harga antara lain :
Keterjangkauan harga produk, Kesesuaian harga dengan kualitas produk,
Kesesuaian harga dengan manfaat. Berdasarkan bahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa persepsi akan kualitas dan biaya yang dikeluarkan pelanggan
memiliki peranan yang penting dalam memilih suatu produk/pelayanan,
disamping itu harga yang ditetapkan sebaiknya terjangkau, mengandung
kesesuaian antara manfaat dengan kualitasnya, dan perbandingan harga dengan
produk/pelayanan lain yang sejenis.
2.1.3 Gaya Hidup
Setiadi (2012:148) mendefinisikan gaya hidup secara luas sebagai cara
hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (keterkaitan)
17

dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya.
Menurut Sunarto (2000:103), gaya hidup atau lifestyle adalah pola kehidupan
seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus mengukur dimensi
activity, interest dan opinion (AIO). Dimensi activity (aktivitas) dilihat dari
pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, dan kegiatan sosial. Sedangkan dimensi
interest (minat) terdiri dari makanan, mode, keluarga, rekreasi. Dimensi opinion
(pendapat) terdiri dari mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial,
bisnis, dan produk. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas
sosial ataupun kepribadian seseorang.
Berdasarkan keterangan diatas gaya hidup dalam penelitian ini merupakan
pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan
waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa dan kesukaannya akan
sebuah brand. Gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan
variabel-variabel yaitu aktivitas, interest (minat), dan pendapat/pandangan (opini)
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup
terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan
Bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan
konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik
pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu. Gaya hidup yang
diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam
dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup
individu tersebut. Simamora (2000:114-115) mengkategorikan gaya hidup
menjadi dua bagian:
1. Gaya hidup normatif (normative life style) menggambarkan pengharapan kultur
tersebut dibebankan kepada individu oleh masyarakat mereka dan merujuk
pada sistem nilai ekonomi dan konsumen sebuah masyarakat. Sistem nilai ini
terdiri atas pengaruh sistem gabungan dari agama suatu masyarakat dan
sikapnya terhadap pembangunan ekonomi, hukum dan sebagainya.
2. Gaya hidup pribadi (personal life style) merajuk kepada keyakinan individu
tentang aktivitas konsumen individu di dalam kultur atau subkultur mereka.
Hal-hal seperti perilaku berbelanja, kesadaran harga dan keterlibatan keluarga
18

dan proses pembelian terwujud akibat dari gaya hidup pribadi, sikap psikologis
pengalaman situasi sosial dan ekonomi yang spesifik, lingkungan fisik dan
yang lainnya.
Menurut Kasali (2001:226-227), mengemukakan bahwa para peneliti pasar
menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen
berdasarkan variabel-variabel yaitu aktivitas, interest (minat), dan pendapat
(pandangan-pandangan). Menurut Simamora (2000:114-115), gaya hidup
mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam hal :
a. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
b. Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya.
c. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain.
d. Karakter-karakter pasar seperti yang telah mereka lalui dalam kehidupan,
penghasilan, pendidikan dan dimana mereka tinggal.
Menurut Kasali (2001:226-227), Komponen-komponen segmentasi gaya hidup
dalam bentuk aktivitas, interest, dan opini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Dimensi Gaya Hidup
Aktivitas Interest Opini
Setelah bekerja Keluarga Diri Mereka Sendiri
Hobi Rumah Masalah Sosial
Kegiatan-kegiatan Sosial Pekerjaan Politik
Liburan Komunitas Bisnis
Hiburan Rekreasi Ekonomi
Keanggotaan Club Pakaian Pendidikan
Komunitas Makanan Produk
Belanja Media Masa Depan
Olahraga Prestasi Budaya
Sumber : Kasali (2007)
Kotler dan Keller (2012) mengungkapkan bahwa terdapat dua keluarga
dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga orientasi (family of orientation)
yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Dari orangtua seseorang orientasi
19

terhadap agama, politik, dan ekonomi serta rasa ambisi pribadi, harga diri, dan
cinta. Bahkan jika konsumen tidak lagi banyak berinteraksi dengan orang tua
mereka, pengaruh orang tua terhadap perilaku mereka sangat besar. Kedua,
keluarga prokreasi (family of procreation) yang terdiri dari pasangan dan anak-
anak. Keluarga proreaksi adalah keluarga yang memiliki pengaruh lebih langsung
terhadap perilaku pembelian setiap hari. Kotler dan Keller (2012:173) mengatakan
bahwa faktor pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pilihan produk dan
jasa sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan pekerjaan. Dalam hal ini,
perusahaan harus memilih kelompok pasar berdasarkan pekerjaan sebagai target
pasarnya.
2.1.4 Keputusan Pembelian
Menurut Handoko (2012), perilaku konsumen adalah perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka. Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau
jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan
seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan
(how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-
barang dan jasa-jasa dibeli. Menurut Schiffman dan Kanuk (2012) menyatakan
bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang
memaksa mereka untuk melakukan tindakan.
Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan oleh produsen (Kotler
& Keller, 2012). Menurut Kotler dan Keller (2012) ada lima tahap dalam proses
keputusan pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Lima tahapan ini
mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari pengenalan
produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah petunjuk untuk
mempelajari bagaimana konsumen membuat suatu keputusan.
20

1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan
rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang diantaranya
rasa lapar, haus dan seksnaik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan, atau
kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.
2. Pencarian Informasi
Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok
yaitu :
- Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.
- Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
- Publik. Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.
- Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber ini bervariasi dengan kategori
produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen menerima
informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial yaitu sumber yang
didominasi pasar. Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda
dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya
melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan
fungsi legitimasi atau evaluasi.
3. Evaluasi Alternatif
Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari
produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu
keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan di dalam
ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk
membangun suatu kriteria tertentu.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam
kumpulan pilihan. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat
membentuk lima sub keputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2),
21

kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran


(kartu kredit).
5. Perilaku pasca pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan
melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan
tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung
keputusannya. Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan
kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen
kecewa. Jika memenuhi harapan konsumen puas, dan jika melebihi harapan,
maka konsumen sangat puas. Tindakan pasca pembelian jika konsumen puas,
mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga
cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.

2.2 Penelitian Terdahulu


Untuk menguatkan penelitian ini, maka dipaparkan beberapa penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, khususnya yang berkaitan dengan citra merek,
fitur, dan persepsi harga, dan keputusan pembelian sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anam, et al (2022) yang Pengaruh Gaya Hidup
Konsumen, Kualitas Produk, Ekuitas Merek Dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Eiger Mojokerto. Variabel independen yang
digunakan adalah gaya hidup, kualitas produk, ekuitas merek, dan brand image,
sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian. Populasi dari
penelitian adalah seluruh member Eiger di Mojokerto. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan uji t menunjukkan
bahwa variabel gaya hidup konsumen (X 1) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian (y), variabel kualitas produk (X2) berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (y) dan variabel ekuitas merek (X 3) berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian (y).variabel brand image (X4)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (y). Untuk hasil uji F
menunjukkan bahwa variabel independen (gaya hidup konsumen, kualitas
22

produk, ekuitas merek, brand image) secara bersama-sama mempengaruhi


variabel dependen (keputusan pembelian) secara signifikan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) yang Pengaruh Pengaruh Harga,
Citra Merek, Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Variabel independen yang digunakan adalah harga, citra merek, dan word of
mouth, sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian. Populasi
dari penelitian adalah konsumen yang berdomisili di Sidoarjo dan sekitarnya
yang membeli Pizza di Panties Pizza Jalan Untung Suropati No. 06 Sidoarjo.
dengan sampel berjumlah 100 orang. Teknik analisis data menggunakan regresi
linier berganda dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel harga, citra merek, dan word of mouth berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Saputra, et al (2017) yang berjudul Pengaruh
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap
Kepuasan Konsumen Pengguna Iphone (Survei pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang). Variabel independen yang
digunakan adalah kualitas produk, sedangkan variabel dependen adalah
keputusan pembelian dan kepuasan konsumen. Populasi dari penelitian adalah
seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
yang menggunakan produk iPhone dengan sampel berjumlah 104 orang.
Teknik analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan
bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan
kepuasan konsumen, dan variabel keputusan pembelian berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dianah (2017) yang berjudul Pengaruh Kualitas
Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi
Serta Dampaknya Pada Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa). Variabel
independen yang digunakan adalah kualitas produk dan citra merek, sedangkan
variabel dependen adalah keputusan pembelian. Populasi dari penelitian adalah
23

mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa


Yogyakarta yang menggunakan dan pernah menggunakan smartphone xiaomi
dengan sampel berjumlah 100 orang. Teknik analisis data menggunakan
analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 17.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu kualitas produk tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemantapan keputusan pembelian
dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemantapan
keputusan pembelian.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, et al (2020) yang berjudul
Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Gaya Hidup terhadap Keputusan
Pembelian Produk Merek Consina di Surabaya (Studi Kasus Pada Consina
Store Dharmahusada Surabaya). Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen yang telah membeli produk merk Consina di Toko Dharmahusada
Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk
menentukan responden sebanyak 100 orang. Data metode pengumpulan
menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk, citra
merek, dan gaya hidup berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian.
Kualitas produk, citra merek dan gaya hidup secara parsial mempengaruhi
keputusan pembelian.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiatama (2020) yang berjudul Pengaruh
Gaya Hidup, Kualitas Produk, Promosi, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Eiger. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu konsumen
yang pernah melakukan pembelian dan menggunakan produk Eiger. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer,
teknik pengambilan anggota sampel menggunakan metode accidental
sampling, dengan anggota sampel sebanyak 100 responden. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi linier berganda dengan menggunakan alat bantu program SPSS.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian, kualitas produk berpengaruh signifikan
24

terhadap keputusan pembelian, promosi berpengaruh signifikan terhadap


keputusan pembelian, dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, et al (2020) yang berjudul Pengaruh
Citra Merek, Persepsi Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Olahraga Merek Adidas (Studi di Kota Semarang). Hasil
olahan SPSS adalah sbb.: Uji instrumen penelitian menunjukkan, bahwa semua
indikator valid dan semua variabel reliabel. Uji Koefisien Determinasi (R2)
sebanyak 42,8 persen yang berarti, bahwa ketiga variabel bebas mampu
mempengaruhi keputusan pembelian sepatu olahraga Adidas hanya 42,8
persen, sedangkan 57,2 persen dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian ini.
Walaupun demikian, namun hasil Uji Model F menunjukkan, bahwa model
regresi layak digunakan sebagai model penelitian. Berdasarkan Uji t dan
koefisien regresi menunjukkan, bahwa citra merek berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Adapun persepsi harga dan
kualitas produk masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian sepatu olahraga merek Adidas di Semarang.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Dzulqarnain (2019) yang berjudul Pengaruh
Persepsi Harga, Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian. Responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dan
pengambilan sampel menggunakan teknik sampel Insidental. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik pengujian
instrumen yang digunakan adalah pengujian validitas, reliabilitas,dan uji
asumsi klasik. Kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda, Uji t, Uji f dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa secara parsial/sendiri persepsi harga, citra merek dan
kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian produk tas sophie martin di Kabupaten Sidoarjo, secara
simultan/bersama-sama persepsi harga, citra merek dan kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk tas
sophie martin di Kabupaten Sidoarjo, dan Persepsi harga berpengaruh paling
25

besar terhadap keputusan pembelian produk tas sophie martin di Kabupaten


Sidoarjo.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2023) yang berjudul Pengaruh
Pengaruh Media Sosial, Citra Merek, dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Produk Eiger Adventure. Populasi penelitian terdiri dari
konsumen Eiger Adventure. Besar sampel yang diteliti adalah 100 responden
yang dipilih dengan menggunakan accidental sampling. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
karena terdapat lebih dari satu variabel independen yang dievaluasi. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa media sosial, citra merek, dan persepsi
harga berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan
pembelian produk Eiger Adventure
10. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat & Sudarwanto (2022) yang berjudul
Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian. Pengambilan sampel dari penelitian ini dengan
menerapkan teknik non probability sampling dan menggunakan metode
purposive sampling yang berjumlah 100 responden. Penelitian ini
memanfaatkan angket online Google Form dengan menggunakan pengukuran
skala likert dan diolah menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
alat bantu SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup
memiliki pengaruh pada keputusan pembelian, Citra merek memiliki
pengaruh pada keputusan pembelian, Kualitas produk memiliki pengaruh
pada keputusan pembelian. Sedangkan secara simultan gaya hidup, citra
merek, kualitas produk memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian.

2.3 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan dari variabel independen,
dalam hal ini adalah kualitas produk (X1), persepsi harga (X2), dan gaya hidup
(X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan
oleh konsumen. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka
26

dapat disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis seperti yang tersaji dalam
gambar berikut :

Kualitas Produk
(X1)
H1

Persepsi Harga H2
(X2) Keputusan
Pembelian (Y)

Gaya Hidup (X3) H3

Gambar 2.1
Kerangka Model Penelitian
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan gambar kerangka konseptual model penelitian diatas dapat
dikemukakan rumusan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
H2 : Persepsi harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian
produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
H3 : Gaya hidup berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian
produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan kausal dalam bentuk
metode survei dengan analisis data secara kuantitatif dan menggunakan kuesioner
sebagai alat untuk pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2014:12) metode survei
digunakan untuk memperoleh data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), peneliti hanya melakukan perlakuan dalam pengumpulan data dengan
melakukan penyebaran kuesioner dan sebagainya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana menurut Sugiyono
(2014:53) metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri baik satu atau lebih (independen) tanpa bermaksud
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain. Termasuk
dalam penelitian deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram lingkaran, dan lain-lain.
Penelitian ini juga merupakan penelitian kausal, dimana hubungan kausal
menurut Sugiyono (2014:56) berupa hubungan sebab akibat, antara variabel
independen (mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi). Penelitian ini
lebih diarahkan untuk menjelaskan adanya hubungan sebab akibat yang
digambarkan dalam suatu variabel kemudian ditarik kesimpulan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil lokasi di
Kota Pontianak dengan pengamatan pada konsumen yang menggunakan Tas
Laptop Eiger. Waktu dalam penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 4 Bulan.
Mulai dari pengajuan proposal penelitian hingga laporan akhir penelitian.

3.3 Data
3.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

27
28

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli (tanpa perantara). Data
primer yang ada dalam penelitian ini merupakan hasil penyebaran kuesioner
pada sampel yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini kuesioner berisi daftar
pertanyaan yang terstruktur dan materinya berhubungan dengan kualitas
produk, persepsi harga, dan gaya hidup yang berpengaruh keputusan
pembelian.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung (ada perantara)
baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian ini. Dalam penelitian ini data diperoleh dari berbagai sumber
bacaaan diantaranya adalah buku, jurnal dan media informasi lain. Data
sekunder berupa kutipan yang diambil dari sumber-sumber yang diperoleh.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.3.2.1 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
jawabnya (Sugiyono, 2014). Kuesioner pada penelitian ini dilakukan guna
memperoleh tanggapan konsumen mengenai kualitas produk, persepsi harga, dan
gaya hidup terhadap keputusan pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota
Pontianak. Penyebaran kuesioner dilakukan secara objektif dan online dalam
penelitian ini.
3.3.2.2 Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu pencarian data yang
dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, skripsi maupun thesis sebagai acuan penelitian terdahulu
dan dengan cara browsing di internet untuk mencari artikel-artikel serta jurnal-
jurnal atau data-data yang dapat membantu hasil dari penelitian.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2014), definisi populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
29

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan
atau yang pernah membeli produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak. Dalam
penelitian ini, anggota populasi tidak diketahui dengan pasti jumlahnya. Oleh
karena itu, teknik penarikan sampel yang digunakan berupa non probability
sampling.
3.4.2 Sampel
Menurut Sujarweni (2015:81): “Sampel merupakan bagian dari sejumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian”. Bila
populasi besar, penelitian tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian
misalnya karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari oleh
sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Menurut Purba (dalam Sujarweni, 2015:155), rumus untuk menentukan
sampel dari jumlah populasi yang tidak diketahui atau tidak terhingga adalah
sebagai berikut :
2
Z
n= 2
4+ ( Moe )
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Z = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai
a = 5% = 1,96
Moe = Margin of error 10%
Berdasarkan rumus, maka :
1,96 2
n=
4+ ( 0,10 )2
n=96,04
Hasil perhitungan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel sebanyak 96,04
atau dibulatkan menjadi 100 orang responden. Dalam penelitian ini, jumlah
sampel ditentukan sebanyak 100 responden dimana jumlah ini memenuhi jumlah
sampel minimal penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
30

penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak
memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan
sampel, sedangkan untuk cara penarikan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling, yaitu penulis menggunakan pertimbangan sendiri dengan
cara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dianggap dapat memberikan
informasi yang diperlukan oleh penulis (Sugiyono, 2008:86). Adapun kriteria
sampel adalah sebagai berikut : berusia minimal 18 tahun, menggunakan produk
tas Laptop Eiger, dan berdomisili di Pontianak.

3.5 Variabel Penelitian


Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2014:2).
Pada umumnya variabel penelitian dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Berdasarkan telaah pustaka dan
perumusan hipotesis, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini
yang merupakan variabel bebasnya adalah Kualitas Produk (X1), Persepsi
Harga (X2), dan Gaya Hidup (X3).
b. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah Keputusan Pembelian
(Y).
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan,
maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Secara lebih
rinci, operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut :
31
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi
Variabel Definisi Teori No
No Operasional Indikator Item Pernyataan
Penelitian Variabel Penelitian Item
Variabel Penelitian

1 Kualitas Kualitas produk Kualitas produk 1. Daya tahan 1. Menurut saya produk Tas Laptop Eiger memiliki 1
Produk adalah kemampuan merupakan persepsi kualitas bahan yang baik
suatu produk untuk konsumen terhadap 2. Tas Laptop Eiger memiliki kualitas jahitan yang kuat
melaksanakan kemampuan produk 3. Tas Laptop Eiger memiliki resleting dengan kualitas 2
fungsinya meliputi tas Laptop Eiger yang baik
daya tahan yang meliputi daya 3
keandalan, tahan, keandalan, 4. Kualitas Tas Laptop Eiger memiliki konsistensi yang
ketepatan, desain produk, dll tinggi dari waktu ke waktu
kemudahan operasi, 5. Produk Tas Laptop Eiger selalu memperhatikan
dan perbaikan serta standar kualitas pada setiap produk tas yang
2. Keandalan 4
atribut bernilai dihasilkannya
lainnya. (Kotler dan 6. Tas Laptop Eiger dapat digunakan dalam kondisi
Amstrong, 2011) yang fleksibel di berbagai tempat dan cuaca
5
7. Kualitas nyata Tas Laptop Eiger sesuai dengan yang
dijanjikan

6
8. Tas Laptop Eiger dapat digunakan dengan mudah dan
simpel

3. Ketepatan
Definisi
Variabel Definisi Teori No
No Operasional Indikator Item Pernyataan
Penelitian Variabel Penelitian Item
Variabel Penelitian

9. Menurut saya Tas Laptop Eiger memiliki varian 7


desain yang menarik
4. Kemudahan
operasi

8
5. Estetika

2 Persepsi Harga adalah Sejumlah uang yang 1. Keterjangkauan 1. Menurut saya harga Tas Laptop Eiger sangat 1
Harga sejumlah uang yang dibebankan atas harga terjangkau
dibebankan atas suatu produk atau
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari 2. Kesesuaian
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar harga dengan
nilai yang ditukar konsumen atas kualitas produk
konsumen atas manfaat-manfaat dari 2. Menurut saya harga yang ditawarkan Tas Laptop
2
manfaat-manfaat produk Tas Laptop Eiger sesuai dengan kualitas produk
karena memiliki atau Eiger 3. Daya saing
menggunakan harga
produk atau jasa
tersebut. (Kotler &
3. Menurut saya dengan harga Tas Laptop Eiger mampu
Amstrong, 2012) 4. Kesesuaian bersaing dengan produk tas laptop merek lainnya
Definisi
Variabel Definisi Teori No
No Operasional Indikator Item Pernyataan
Penelitian Variabel Penelitian Item
Variabel Penelitian

harga dengan 3
manfaat
4. Menurut saya dengan harganya yang ditawarkan Tas
Laptop Eiger sudah sesuai dengan manfaat dari
masing-masing jenis/tipe Tas Laptop Eiger
4

4 Gaya Gaya hidup adalah Gaya hidup 1. Aktivitas 1. Menggunakan Tas Laptop Eiger memberikan manfaat 1
Hidup pola hidup seseorang merupakan pola baik bagi saya dalam menjalankan aktivitas sehari-
didunia yang perilaku konsumen hari
diekspresikan dalam yang diekspresikan 2. Saya merasa Tas Laptop Eiger dapat menjadi bagian
aktivitas, minat dan dalam aktivitas, penting dalam menunjang penampilan
pendapat. minat, dan 2
pendapat/opini dalam 3. Saya senang melihat dan mengikuti perkembangan
(Kotler & Keller,
memutuskan tentang Tas Laptop Eiger terbaru melalui akun sosial
2013:192),
membeli produk tas medianya
Laptop Eiger 4. Saya tertarik membeli Tas Laptop Eiger karena
2. Minat 3
memiliki model yang mengikuti perkembangan
zaman

5. Menurut saya perkembangan Tas Laptop Eiger


semakin meningkat dan menunjukkan kualitas bahan 4
yang baik

6. Menurut saya menggunakan Tas Laptop Eiger yang


memiliki kualitas yang baik dapat menunjang sebuah
Definisi
Variabel Definisi Teori No
No Operasional Indikator Item Pernyataan
Penelitian Variabel Penelitian Item
Variabel Penelitian

kebutuhan dalam memenuhi gaya hidup

3. Opini 5

5 Keputusan Keputusan Keputusan 1. Keyakinan 1. Saya merasa yakin ketika memutuskan membeli 1
Pembelian pembelian adalah pembelian ketika produk Tas Laptop Eiger
tahap dalam proses merupakan aktivitas memutuskan
pengambilan dalam melakukan melakukan
keputusan pembeli pengambilan pembelian
dimana konsumen keputusan pembelian
benar-benar pada produk tas 2. Pengambilan
membeli. (Kotler & Laptop Eiger keputusan
Armstrong, 2001) dengan cermat
2. Keputusan saya membeli Tas Laptop Eiger sudah
2
melalui pertimbangan yang cermat
Definisi
Variabel Definisi Teori No
No Operasional Indikator Item Pernyataan
Penelitian Variabel Penelitian Item
Variabel Penelitian

3. Mantap dalam
pengambilan
keputusan
pembelian 3. Saya merasa keputusan saya Tas Laptop Eiger
merupakan pilihan yang tepat
3
4. Keputusan saya membeli Tas Laptop Eiger lebih
didasarkan pada keputusan saya sendiri
37

3.6 Skala Pengukuran Variabel


Data dalam penelitian ini didasarkan pada alat ukur yang digunakan melalui
kuesioner dengan metode skala sikap dari Likert. Menurut Sugiyono (2014:135),
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian
terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan
skor (Sugiyono, 2014:135). Responden diharuskan memberikan pendapat atau
pandangan terhadap pertanyaan yang diajukan. Jawaban untuk tiap pertanyaan
tersebut terdiri dari lima kategori dengan skor sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tingkat Indikator dengan Skala Likert
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju ( SS ) 5
2 Setuju ( S ) 4
3 Netral ( N ) 3
4 Tidak Setuju ( TS ) 2
5 Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1
Sumber : Sugiyono (2014:135)
Semakin besar jumlah nilai yang diberikan responden untuk tiap faktor,
menunjukan bahwa faktor tersebut semakin berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.

3.7 Teknik Analisa Data


3.7.1 Uji Instrumen Penelitian
3.7.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara skor
butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Sedangkan untuk
mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka
ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut :
- Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.
- Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
38

- Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap ditolak dan
H1 diterima.
Menurut Priyatno (2012:90) validitas adalah ketepatan atau kecermatan
suatu instrumen dalam menganalisis, mengukur apa yang ingin diukur. Uji
validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner
atau skala, apakah item-item pada kuesioner sudah tepat dalam mengukur apa
yang ingin diukur. Dalam penentuan valid atau tidaknya suatu item dapat
digunakan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 yang
artinya suatu item dinyatakan valid, jika berkorelasi signifikan terhadap skor total
atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi. Menurut
Anwar (1999) dalam Priyatno (2012:90) semua item yang mencapai koefisien
korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.
3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dinyatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Sugiyono (2014) untuk mengukur
reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan metode reliabilitas
dengan uji Statistic Cronbach Alpha. Kuesioner bisa dikatakan reliabel apabila
menunjukkan hasil jawaban dari seseorang terhadap pertanyaan yang stabil dari
waktu ke waktu. Variabel dikatakan reliabel atau tidak reliabel jika memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Hasil Cronbach Alpha >0,60, maka dikatakan reliabel
b. Hasil Cronbach Alpha <0,60, maka dikatakan tidak reliabel
3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung
jumlah frekuensi dan rata-rata jawaban responden. Analisis deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
39

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran dan lain-lain.
Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan
mengenai tanggapan responden terhadap kuesioner yang telah disebar dalam
bentuk tabel ringkas, sehingga hasil tanggapan responden tersebut dapat
menggambarkan variabel yang diteliti berdasarkan temuan yang diperoleh guna
mengetahui lebih mudah pengaruh kualitas produk, persepsi harga, dan gaya
hidup terhadap keputusan pembelian produk tas Eiger di Kota Pontianak.
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam mengumpulkan data.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan
skor tertinggi di tiap pertanyaan adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Adapun
jumlah responden sebanyak 100 orang. Maka untuk memudahkan dalam
menggambarkan tanggapan responden terhadap variabel yang diteliti dalam
penelitian ini, dibuatlah range skor sebagai berikut :
Skor tertinggi : 5
Skor terendah : 1
Range : Skor tertinggi – Skor terendah
Jumlah klasifikasi
Dari rumus tersebut didapat nilai range sebesar 0,8. Dengan demikian,
klasifikasi skor adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Klasifikasi Skor
Rentang Skor Kategori
4,20 - 5,00 Sangat Tinggi
3,40 - 4,10 Tinggi
2,60 - 3,30 Sedang
1,80 - 2,50 Rendah
1,00 - 1,70 Sangat Rendah
(Sumber : Sugiyono, 2014)
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
3.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik
40

pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2014:160-163).


Dengan ketentuan apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan untuk menunjang
normalitas probability plot dapat menggunakan alat analisis Uji normalitas
Kolmogorov Smirnov yang membandingkan nilai Sig. Jika nilai Sig. lebih besar
dari 0.05 maka data berdistribusi normal dan jika nilai sig. di bawah 0.05 maka
data tidak normal yang dapat dilihat sebagai berikut :
- Jika p < 0,05 maka distribusi data tidak normal
- Jika p > 0,05 maka distribusi data normal
3.7.3.2 Uji Linieritas
Menurut Priyatno (2014:79), uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi
atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 21 dengan menggunakan Test of
Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2014:83), heteroskedastisitas adalah keadaan dimana
terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji glejser
dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak nilai
residualnya dengan membandingkan nilai sig. nya jika nilai sig. berada diilai 0,05
maka data terbebas dari heteroskedastisitas sebaliknya jika nilai sig. di atas 0.05
maka data tersebut mengalami gejala heteroskedastisitas.
3.7.3.4 Uji Multikolinearitas
Menurut Priyatno (2014:81), multikolinearitas adalah keadaan dimana
terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel
independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk
41

mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam
model regresi. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan
melihat nilai inflation faktor (VIF) pada model regresi. Menurut Santoso (2012),
pada umumnya jika nilai VIF > 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan
multikolinearitas dan jika VIF < 5 maka pada variabel tersebut tidak terjadi
multikolinearitas.
3.7.4 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi yang mampu
menjelaskan hubungan antara variabel terikat (dependen) dengan variabel bebas
(independen) yang lebih dari satu (Sugiyono, 2014: 92). Teknik analisis data yang
digunakan untuk pengujian hipotesis asosiatif berupa regresi linear berganda,
dimana variabel bebas yang dianalisis lebih dari satu. Analisis regresi linear
berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana perubahan variabel dependen,
bila dua atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainya. Persamaan
analisis regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y = Variabel Keputusan Pembelian
β = Koefisien Regresi
X1 = Variabel Kualitas Produk
X2 = Variabel Persepsi Harga
X3 = Variabel Gaya Hidup
e = Standart error
3.7.5 Uji Hipotesis
3.7.5.1 Uji Koefisien Determinasi ( R2 )
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen (X) secara serentak terhadap variabel dependen (Y)
(Priyatno, 2014:66). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi
variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi
variabel dependen. Jika nilai R2=0 atau mendekati (0) maka tidak ada sedikitpun
atau semakin lemah persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
42

independen (X) terhadap variabel dependen (Y), sebaliknya jika R 2 = 1 atau


mendekati (1) maka persentase sumbangan variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) sempurna atau semakin kuat.
3.7.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan utnuk
mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh
signifikan variabel dependen (Ghozali, 2014). Dasar pengambilan keputusan
untuk uji F (Uji Simultan) sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok
H0 = berarti secara simultan atau bersama-sama tidak ada pengaruh yang
signifikan antara X1, X2, X3, dengan Y
H1 = berarti simultan atau bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara
X1, X2, X3 dengan Y.
2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05).
3. Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat signifikan F yang
diketahui secara langsung dengan menggunakan program SPSS dengan
kriteria:
a. Nilai signifikan F < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
b. Nilai signifikan F > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan tidak
mempengaruhi variabel dependen.
3.7.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui
apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau
tidak terhadap variabel dependen (Ghozali, 2014). Dasar pengambilan keputusan
untuk uji t parsial berdasarkan berikut :
1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok
H0 = berarti secara parsial atau individu tidak ada pengaruh yang signifikan
antara X1, X2, X3 dengan Y
43

H1 = berarti secara parsial atau individu ada pengaruh yang signifikan antara
X1, X2, X3 dengan Y.
2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05).
3. Membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat signifikan t yang
diketahui secara langsung dengan menggunakan program SPSS dengan
kriteria:
a. Nilai signifikan t < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara individu dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
b. Nilai signifikan t > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara individu dan signifikan tidak
mempengaruhi variabel dependen.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang
menggunakan data yang berbentuk angka pada analisis statistik. Berdasarkan
tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya, maka penelitian ini bersifat kausal
yaitu penelitian yang mencari hubungan atau pengaruh sebab akibat antara
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Penelitian ini dilakukan
di Kota Pontianak dengan jumlah responden sebanyak 100 responden. Teknik
pengambilan sampel dengan purposive sampling atau pengambilan sampel
berdasarkan karakteristik tertentu.
4.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden adalah ciri atau identitas para responden yang
diperoleh dari hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen
yang menggunakan atau yang pernah membeli produk tas Laptop Eiger di Kota
Pontianak. Jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode purposive sampling.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner, maka dapat
diketahui karakteristik responden dalam penelitian ini sebagai berikut:
4.1.1.1 Responden Menurut Usia
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, diperoleh profil responden
menurut usia yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Responden Menurut Usia
No Usia Frekuensi Persentase
1 17 tahun hingga 25 tahun 44 44%
2 26 tahun hingga 35 tahun 42 42%
3 36 tahun hingga 45 tahun 14 14%
4 46 tahun hingga 55 tahun - -
5 Lebih dari 55 tahun - -
Jumlah 100 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023

45
46

Berdasarkan data yang diperoleh dalam Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa,
responden menurut usia pada penelitian ini didominasi oleh responden dengan
usia 17 Tahun sampai 35 Tahun. Responden pada usia tersebut merupakan
kelompok usia remaja & dewasa yang cenderung berkeinginan mempunyai
kualitas tas laptop dengan daya tahan yang lama dalam menjalani aktivitas sehari-
hari.
4.1.1.2 Responden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, diperoleh profil responden
menurut jenis kelamin yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 73 73%
2 Perempuan 27 27%
Jumlah 100 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
responden yang menggunakan tas laptop Eiger didominasi oleh responden laki-
laki yaitu sebanyak 73 orang, dikarenakan responden berjenis kelamin laki-laki
menyatakan lebih memilih Tas laptop Eiger karena mempunyai desain yang
minimalis dan motif yang menarik.
4.1.1.3 Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, diperoleh profil responden
menurut pendidikan terakhir dapat dilihat di Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Responden Menurut Pendidikan Terakhir
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SMP / SMA Sederajat 38 38%
2 Diploma 14 14%
3 Strata 1 (S1) 48 48%
4 Strata 2/3 (S2/S3) - -
Jumlah 100 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang menggunakan
tas Laptop Eiger di Kota Pontianak di dominasi oleh responden yang memiliki
47

tingkat pendidikan terakhir Sarjana (S1) sebanyak 48 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa responden menggunakan tas Laptop Eiger dalam penelitian ini berasal dari
tingkat pendidikan yang tinggi. Responden dengan latar belakang tingkat
pendidikan Sarjana (S1) cenderung berpikir secara rasional dan lebih selektif
dalam membeli tas laptop.
4.1.1.4 Responden Menurut Pekerjaan
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, diperoleh profil responden
menurut pekerjaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Responden Menurut Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 PNS 20 20%
2 Pegawai Swasta 14 14%
3 BUMN / BUMD 9 9%
4 Wirausaha 11 11%
5 TNI / POLRI - -
6 Pelajar / Mahasiswa 46 46%
Jumlah 100 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden menurut
pekerjaannya pada penelitian ini didominasi oleh Pelajar/Mahasiswa sebanyak 46
orang. Umumnya responden menggunakan tas Laptop Eiger dengan alasan desain
tas multifungsi yang dapat memudahkan penggunaannya dalam melakukan
aktivitasnya sehari-hari.
4.1.1.5 Responden Menurut Pendapatan dan Uang Saku
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan, diperoleh profil responden
menurut pendapatan dan uang saku yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Responden Menurut Pendapatan dan Uang Saku
No Pendapatan Frekuensi Persentase
1 Kurang dari atau sama dengan Rp 2.000.000 9 9%
2 Lebih dari Rp 2.000.000-Rp 4.000.000 39 39%
3 Lebih dari Rp 4.000.000-Rp 6.000.000 17 27%
4 Lebih dari Rp 6.000.000-Rp 8.000.000 6 6%
5 Lebih dari Rp 8.000.000 - -
Jumlah 71
No Uang Saku
48

No Pendapatan Frekuensi Persentase


6 Kurang dari atau sama dengan Rp 1.000.000 3 3%
7 Lebih dari Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 22 22%
8 Lebih dari Rp 1.500.000-Rp 2.500.000 4 4%
9 Lebih dari Rp 2.500.000-Rp 3.000.000 - -
10 Lebih dari Rp 3.000.000 - -
Jumlah 29
Total 100 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden pada penelitian ini
banyak didominasi oleh responden yang memiliki tingkat pendapatan lebih dari
Rp 1.500.000 hingga Rp 3.000.000 dan di dominasi dengan responden yang
memiliki uang saku per bulannya Rp 1.500.000 hingga Rp 3.000.000. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden pengguna tas Eiger di Kota
Pontianak memiliki tingkat pendapatan menengah.

4.1.2 Uji Instrumen Penelitian


4.1.2.1 Hasil Uji Validitas
Menurut Priyatno (2012:90) validitas adalah ketepatan atau kecermatan
suatu instrumen dalam menganalisis, mengukur apa yang ingin diukur. Uji
validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner
atau skala, apakah item-item pada kuesioner sudah tepat dalam mengukur apa
yang ingin diukur. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-k, jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah n = 100, jumlah variabel bebas dalam penelitian ini adalah 3,
dan besarnya df dapat dihitung 100-3 = 97 dengan df = 97 dan alpha =0,05
didapat r tabel = 0,198. Syarat tersebut memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
Adapun hasil uji validitas yang diolah dengan menggunakan program SPSS dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
49

Variabel Penelitian Indikator r hitung r tabel Keterangan


Kualitas Produk X1.1 0,703 0,198 Valid
(X1) X1.2 0,758 0,198 Valid
X1.3 0,710 0,198 Valid
X1.4 0,662 0,198 Valid
X1.5 0,788 0,198 Valid
X1.6 0,708 0,198 Valid
X1.7 0,733 0,198 Valid
X1.8 0,634 0,198 Valid
X1.9 0,712 0,198 Valid
Persepsi Harga X2.1 0,798 0,198 Valid
(X2) X2.2 0,804 0,198 Valid
X2.3 0,806 0,198 Valid
X2.4 0,825 0,198 Valid
Gaya Hidup X3.1 0,734 0,198 Valid
(X3) X3.2 0,727 0,198 Valid
X3.3 0,771 0,198 Valid
X3.4 0,826 0,198 Valid
X3.5 0,774 0,198 Valid
X3.6 0,802 0,198 Valid
Keputusan Pembelian Y1.1 0,861 0,198 Valid
(Y) Y1.2 0,839 0,198 Valid
Y1.3 0,790 0,198 Valid
Y1.4 0,810 0,198 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan data pada Tabel 4.6, terlihat bahwa nilai r hitung semua
pertanyaan dalam variabel kualitas produk, persepsi harga, gaya hidup, dan
keputusan pembelian lebih besar dari r tabel 0,198. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua item pertanyaan dari setiap variabel dinyatakan valid
4.1.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dinyatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Sugiyono (2014) untuk mengukur
reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan metode reliabilitas
dengan uji Statistic Cronbach Alpha. Untuk pengujian biasanya menggunakan
batasan tertentu yaitu 0,60. Suatu konstruk atau variabel yang dikatakan reliabel
apabila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60. Jika instrumen pertanyaan < 0,60,
50

maka instrumen pertanyaan tersebut tidak baik. Hasil uji reliabilitas yang diolah
menggunakan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach Cronbach Alpha > Nilai
Variabel Penelitian
Alpha Alpha Alpha maka reliabel
Kualitas Produk (X1) 0,60 0,879 Reliabel
Persepsi Harga (X2) 0,60 0,823 Reliabel
Gaya Hidup (X3) 0,60 0,865 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,60 0,842 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan data pada Tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa setiap item
dalam variabel memiliki nilai Cronbach Alpha diatas 0,60, hal ini berarti setiap
variabel yang diukur kuesioner reliabel.

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian


4.1.3.1 Deskripsi Variabel Kualitas Produk
Definisi operasional variabel kualitas produk dalam penelitian ini adalah
persepsi konsumen terhadap kemampuan produk tas Laptop Eiger yang meliputi
daya tahan, keandalan, desain produk, dll. Variabel penelitian ini diukur melalui 5
indikator yaitu daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi, dan estetika
yang tercermin dalam 9 item kuesioner. Tanggapan responden terhadap variabel
kualitas produk dapat dijelaskan dalam Tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kualitas Produk
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total
No Item Pernyataan Mean Kategori
(5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
Menurut saya produk Tas
1 Laptop Eiger memiliki 20 63 15 2 0 401 4,01 Tinggi
kualitas bahan yang baik
Tas Laptop Eiger memiliki
2 kualitas jahitan yang kuat 23 56 19 2 0 400 4,00 Tinggi
Tas Laptop Eiger memiliki
3 resleting dengan kualitas 18 59 22 1 0 394 3,94 Tinggi
yang baik
Kualitas Tas Laptop Eiger
4 memiliki konsistensi yang 20 59 20 1 0 398 3,98 Tinggi
tinggi dari waktu ke waktu
5 Produk Tas Laptop Eiger 20 56 22 1 1 393 3,93 Tinggi
selalu memperhatikan
standar kualitas pada setiap
produk tas yang
51

Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total
No Item Pernyataan Mean Kategori
(5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
dihasilkannya
Tas Laptop Eiger dapat
digunakan dalam kondisi
6 yang fleksibel di berbagai 23 58 17 2 0 402 4,02 Tinggi
tempat dan cuaca
Kualitas nyata Tas Laptop
7 Eiger sesuai dengan yang 26 53 21 0 0 405 4,05 Tinggi
dijanjikan
Tas Laptop Eiger dapat
8 digunakan dengan mudah 26 53 21 0 0 405 4,05 Tinggi
dan simpel
Menurut saya Tas Laptop
9 Eiger memiliki varian 29 51 19 1 0 408 4,08 Tinggi
desain yang menarik
Total Skor Nilai Variabel Kualitas Produk 36,06
Total Rata-Rata Variabel Kualitas Produk 4,01 Tinggi
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 9 yang menyatakan bahwa Menurut saya Tas Laptop
Eiger memiliki varian desain yang menarik dengan nilai rata-rata sebesar 4,08
yang berarti dalam kategori tinggi, sedangkan tanggapan responden terendah
terdapat pada item 5 yang menyatakan bahwa Produk Tas Laptop Eiger selalu
memperhatikan standar kualitas pada setiap produk tas yang dihasilkannya dengan
nilai rata-rata sebesar 3,93 yang berarti kategori tinggi. Nilai rata-rata tanggapan
responden terhadap variabel kualitas produk secara keseluruhan sebesar 4,01 yang
bernilai kategori tinggi.
4.1.3.2 Deskripsi Variabel Persepsi Harga
Definisi operasional variabel persepsi harga dalam penelitian ini adalah
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat dari produk Tas Laptop Eiger.
Variabel penelitian ini diukur melalui 4 indikator yaitu keterjangkauan harga,
kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, dan kesesuaian harga
dengan manfaat yang tercermin dalam 4 item kuesioner. Tanggapan responden
terhadap variabel persepsi harga dapat dijelaskan dalam Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Persepsi Harga
52

Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total
No Item Pernyataan Mean Kategori
(5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
Menurut saya harga Tas
1 Laptop Eiger sangat 28 53 18 1 0 408 4,08 Tinggi
terjangkau
Menurut saya harga yang
ditawarkan Tas Laptop
2 Eiger sesuai dengan kualitas 25 60 14 1 0 409 4,09 Tinggi
produk
Menurut saya dengan harga
Tas Laptop Eiger mampu
3 bersaing dengan produk tas 25 54 21 0 0 404 4,04 Tinggi
laptop merek lainnya
Menurut saya dengan
harganya yang ditawarkan
Tas Laptop Eiger sudah
4 sesuai dengan manfaat dari 36 49 14 0 0 418 4,18 Tinggi
masing-masing jenis/tipe
Tas Laptop Eiger
Total Skor Nilai Variabel Persepsi Harga 16,39
Total Rata-Rata Variabel Persepsi Harga 4,10 Tinggi
Sumber : Data Primer yang diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 4 yang menyatakan bahwa Menurut saya dengan
harganya yang ditawarkan Tas Laptop Eiger sudah sesuai dengan manfaat dari
masing-masing jenis/tipe Tas Laptop Eiger dengan nilai rata-rata sebesar 4,18
yang berarti dalam kategori tinggi, sedangkan tanggapan responden terendah
terdapat pada item 3 yang menyatakan bahwa Menurut saya dengan harga Tas
Laptop Eiger mampu bersaing dengan produk tas laptop merek lainnya dengan
nilai rata-rata sebesar 4,04 yang berarti kategori tinggi. Nilai rata-rata tanggapan
responden terhadap variabel persepsi harga secara keseluruhan sebesar 4,10 yang
bernilai kategori tinggi.
4.1.3.3 Deskripsi Variabel Gaya Hidup
Definisi operasional variabel gaya hidup dalam penelitian ini adalah pola
perilaku konsumen yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan pendapat/opini
dalam memutuskan membeli produk tas Laptop Eiger. Variabel penelitian ini
diukur melalui 3 indikator yaitu aktivitas, minat, dan opini yang tercermin dalam
6 item kuesioner. Tanggapan responden terhadap variabel gaya hidup dapat
dijelaskan dalam Tabel 4.10 sebagai berikut :
53

Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Gaya Hidup
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total
No Item Pernyataan Mean Kategori
(5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
Menggunakan Tas Laptop
Eiger memberikan manfaat
1 baik bagi saya dalam 20 61 19 0 0 401 4,01 Tinggi
menjalankan aktivitas
sehari-hari
Saya merasa Tas Laptop
Eiger dapat menjadi bagian
2 penting dalam menunjang 24 58 18 0 0 406 4,06 Tinggi
penampilan
Saya senang melihat dan
mengikuti perkembangan
3 tentang Tas Laptop Eiger 30 52 18 0 0 412 4,12 Tinggi
terbaru melalui akun sosial
medianya
Saya tertarik membeli Tas
Laptop Eiger karena
4 memiliki model yang 24 55 19 2 0 401 4,01 Tinggi
mengikuti perkembangan
zaman
Menurut saya
perkembangan Tas Laptop
5 Eiger semakin meningkat 32 52 16 0 0 416 4,16 Tinggi
dan menunjukkan kualitas
bahan yang baik
Menurut saya menggunakan
Tas Laptop Eiger yang
memiliki kualitas yang baik
6 dapat menunjang sebuah 23 52 23 1 1 395 3,95 Tinggi
kebetuhan dalam memenuhi
gaya hidup
Total Skor Nilai Variabel Gaya Hidup 24,31
Total Rata-Rata Variabel Gaya Hidup 4,05 Tinggi
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 5 yang menyatakan bahwa Menurut saya
perkembangan Tas Laptop Eiger semakin meningkat dan menunjukkan kualitas
bahan yang baik dengan nilai rata-rata sebesar 4,16 yang berarti dalam kategori
tinggi, sedangkan tanggapan responden terendah terdapat pada item 6 yang
menyatakan bahwa Menurut saya menggunakan Tas Laptop Eiger yang memiliki
kualitas yang baik dapat menunjang sebuah kebutuhan dalam memenuhi gaya
hidup dengan nilai rata-rata sebesar 3,95 yang berarti dalam kategori tinggi. Nilai
54

rata-rata tanggapan responden terhadap variabel gaya hidup secara keseluruhan


sebesar 4,05 yang berarti dalam kategori tinggi.

4.1.3.4 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian


Definisi operasional variabel keputusan pembelian dalam penelitian ini
adalah aktivitas dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian pada produk
tas Laptop Eiger. Variabel penelitian ini diukur melalui 3 indikator yaitu
keyakinan saat mengambil keputusan pembelian, pertimbangan yang cermat, dan
mantap dalam pengambilan keputusan pembelian yang tercermin dalam 4 item
kuesioner. Tanggapan responden terhadap variabel keputusan pembelian dapat
dijelaskan dalam Tabel 4.11 sebagai berikut :
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian
Tanggapan Responden
SS S N TS STS Total
No Item Pernyataan Mean Kategori
(5) (4) (3) (2) (1) Skor
F F F F F
Saya merasa yakin ketika
1 memutuskan membeli 21 56 21 2 0 396 3,96 Tinggi
produk Tas Laptop Eiger
Keputusan saya membeli
Tas Laptop Eiger sudah
2 melalui pertimbangan yang 31 56 12 1 0 417 4,17 Tinggi
cermat
Saya merasa keputusan saya
Tas Laptop Eiger
3 merupakan pilihan yang 38 41 21 0 0 417 4,17 Tinggi
tepat
Keputusan saya membeli
Tas Laptop Eiger lebih di
4 dasarkan pada keputusan 27 57 16 0 0 411 4,11 Tinggi
saya sendiri
Total Skor Nilai Variabel Keputusan Pembelian 16,41
Total Rata-Rata Variabel Keputusan Pembelian 4,10 Tinggi
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.11, dapat diketahui bahwa tanggapan responden
tertinggi terdapat pada item 2 yang menyatakan Saya merasa keputusan saya Tas
Laptop Eiger merupakan pilihan yang tepat dengan nilai rata-rata 4,17 yang
berarti dalam kategori tinggi, sedangkan tanggapan responden terendah terdapat
pada item 1 yang menyatakan bahwa Saya merasa yakin ketika memutuskan
membeli produk Tas Laptop Eiger dengan nilai rata-rata sebesar 3,96 yang berarti
55

kategori tinggi. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel keputusan


pembelian secara keseluruhan sebesar 4,10 yang berarti kategori tinggi.

4.1.4 Uji Asumsi Klasik


4.1.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik
pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2014:160-163).
Normalitas dapat diketahui dengan melihat angka probabilitas kolmogorov-
smirnov. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal, dan jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi
normal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan
Kolmogorov Smirnov pada Tabel 4.12 sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Secara Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Mean .0000000
Normal Parameters a,b
Std. Deviation .30389169
Absolute .089
Most Extreme Differences Positive .043
Negative -.089
Kolmogorov-Smirnov Z .891
Asymp. Sig. (2-tailed) .405
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) bernilai lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,405. Hal ini berarti data residual
pada penelitian ini terdistribusi dengan normal.
4.1.4.2 Uji Linieritas
Menurut Priyatno (2014:79), uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi
56

atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 21 dengan menggunakan Test of


Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05. Hasil uji
linieritas disajikan dalam Tabel 4.13 sebagai berikut ini:
Tabel 4.13
Hasil Uji Linieritas
Sig. Taraf
Variabel Penelitian Keterangan
Linearity Signifikansi
Kualitas Produk (X1) 0,000 <0,05 Linear
Persepsi Harga (X2) 0,000 <0,05 Linear
Gaya Hidup (X3) 0,000 <0,05 Linear
Keputusan Pembelian (Y) 0,000 <0,05 Linear
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Dari hasil uji pada Tabel 4.13, dapat disimpulkan bahwa masing-masing
variabel dengan hasil nilai Sig.Linearity kurang dari 0,05 atau < 0,05. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualtias produk (X 1), persepsi
harga (X2), dan gaya hidup (X3) bersifat linier.
4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2014:83), heteroskedastisitas adalah keadaan dimana
terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji glejser
dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak nilai
residualnya dengan membandingkan nilai sig. nya jika nilai sig. berada di nilai
0,05 maka data terbebas dari heteroskedastisitas sebaliknya jika nilai sig. di atas
0.05 maka data tersebut mengalami gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil
uji heteroskedastisitas yang diolah menggunakan program SPSS 16.0 didapati
hasil seperti pada Tabel 4.14 berikut ini :
Tabel 4.14
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Error Beta
57

(Constant) .322 .171 1.878 .063


Kualitas Produk -.030 .095 -.074 -.320 .750
(X1)
1
Persepsi Harga -.035 .070 -.095 -.500 .618
(X2)
Gaya Hidup (X3) .042 .095 .110 .439 .661
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.14, diperoleh hasil uji heteroskedastisitas sebagai
berikut :
a. Nilai signifikansi variabel kualitas produk (X 1) sebesar 0,750 lebih besar dari
0,05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel kualitas produk
(X1).
b. Nilai signifikansi variabel persepsi harga (X2) sebesar 0,618 lebih besar dari
0,05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel persepsi harga (X2).
c. Nilai signifikansi variabel gaya hidup (X3) sebesar 0,661 lebih besar dari 0,05,
artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel gaya hidup (X3).
4.1.4.4 Uji Multikolinearitas
Menurut Priyatno (2014:81), multikolinearitas adalah keadaan dimana
terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel
independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam
model regresi. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan
melihat nilai inflation faktor (VIF) pada model regresi. Menurut Santoso (2003),
pada umumnya jika nilai VIF > 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan
multikolinearitas dan jika VIF < 5 maka pada variabel tersebut tidak terjadi
multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas yang diolah menggunakan program
SPSS didapati hasil seperti pada Tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Kualitas Produk (X1) .191 5.224
1
Persepsi Harga (X2) .286 3.502
Gaya Hidup (X3) .166 6.033
58

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber : Data Primer yang diolah, 2023


Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa tidak terdapat
variabel yang mempunyai nilai VIF > 10, semua variabel memiliki nilai VIF < 5
yaitu variabel kualitas produk (5,224), variabel persepsi harga (3,502), dan
variabel gaya hidup (6,033). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada terdapat
multikolinearitas, sedangkan untuk nilai tolerance didapati hasil > 0,1 yaitu
variabel kualitas produk (0,191), variabel persepsi harga (0,286), dan variabel
gaya hidup (0,166), yang mana ini berarti tidak ada terdapat multikolinearitas.

4.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi yang mampu
menjelaskan hubungan antara variabel terikat (dependen) dengan variabel bebas
(independen) yang lebih dari satu (Sugiyono, 2014:92). Dalam penelitian ini
analisis regresi linier berganda berperan sebagai teknik statistik yang digunakan
untuk menguji ada tidaknya pengaruh kualitas produk, persepsi harga, dan gaya
hidup terhadap keputusan pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda sebagai
berikut :
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian X3 = Gaya Hidup
X1 = Kualitas Produk b1, b2, b3, = Koefisien Regresi
X2 = Persepsi Harga e = Standar Error
Tabel 4.16
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .136 .258 .528 .599
Kualitas Produk .386 .143 .333 2.689 .008
(X1)
Persepsi Harga .249 .105 .240 2.373 .020
(X2)
59

Gaya Hidup (X3) .345 .143 .320 2.411 .018


a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Model persamaan regresi yang dapat ditulis dari hasil tersebut dalam bentuk
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,333X1 + 0,240X2 + 0,320X3 + e
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Nilai koefisien regresi kualitas produk (X 1) sebesar 0,333 dengan nilai
signifikansi 0,008, artinya semakin tinggi penilaian terhadap kualitas produk
maka akan berdampak pada meningkatnya keputusan pembelian produk tas
Laptop Eiger di Kota Pontianak.
b. Nilai koefisien regresi persepsi harga (X2) sebesar 0,240 dengan nilai
signifikansi 0,020, artinya semakin tinggi penilaian terhadap persepsi harga
maka akan berdampak pada meningkatnya pembelian produk tas Laptop Eiger
di Kota Pontianak.
c. Nilai koefisien regresi gaya hidup (X3) sebesar 0,320 dengan nilai signifikansi
0,048, artinya semakin tinggi penilaian terhadap gaya hidup maka akan
berdampak pada meningkatnya keputusan pembelian produk tas Laptop Eiger
di Kota Pontianak.

4.1.6 Pengujian Hipotesis


4.1.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen (X) secara serentak terhadap variabel dependen (Y)
(Priyatno, 2014:66). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi
variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi
variabel dependen. Jika nilai R2=0 atau mendekati (0) maka tidak ada sedikitpun
atau semakin lemah persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y), sebaliknya jika R 2 = 1 atau
mendekati (1) maka persentase sumbangan variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) sempurna atau semakin kuat. Hasil analisis koefisien
determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut :
60

Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .848a .719 .710 .30860
a. Predictors: (Constant), Gaya Hidup (X3), Persepsi Harga (X2), Kualitas
Produk (X1)
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.17, diperoleh hasil analisis SPSS model summary
menunjukan bahwa besarnya R square adalah 0,719 atau 71,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel kualitas produk,
persepsi harga, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian sebesar 71,9%.
Sementara sisanya sebesar 28,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
4.1.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan utnuk
mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh
signifikan variabel dependen (Ghozali, 2014). Dasar pengambilan keputusan
adalah membandingkan tingkat signifikan (α= 0,05) dengan tingkat signifikan F
yang diketahui secara langsung dengan menggunakan program SPSS dengan
kriteria:
a. Nilai signifikan F < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
b. Nilai signifikan F > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini artinya
bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Hasil perhitungan uji signifikansi simultan (Uji F) dengan menggunakan
program SPSS 21 dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut ini :
Tabel 4.18
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 23.369 3 7.790 81.794 .000b
61

Residual 9.143 96 .095


Total 32.512 99
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Gaya Hidup (X3), Persepsi Harga (X2), Kualitas Produk (X1)
Sumber : Data Primer yang diolah, 2021
Berdasarkan data pada Tabel 4.18, maka dapat dijelaskan bahwa hasil uji
koefisien regresi secara simultan (Uji F), berdasarkan uji ANOVA atau F test,
diperoleh F hitung sebesar 81,794 dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena
probabilitas jauh lebih kecil dari pada 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat dinyatakan
bahwa variabel kualitas produk, persepsi harga, dan gaya hidup berpengaruh
secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian.

4.1.6.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent
(Ghozali, 2014). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Diterima atau ditolaknya hipotesis dilakukan dengan dasar analisa
sebagai berikut:
a. Apabila nilai signifikansi t < 0,05 maka hal tersebut menandakan bahwa H 0
ditolak, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan pada satu variabel
independent yang diuji terhadap variabel dependent.
b. Apabila nilai signifikansi t > 0,05 maka hal tersebut menandakan bahwa H 0
diterima, yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada suatu
variabel independent yang diuji terhadap variabel dependent.
Hasil analisis statistik uji signifikansi parisal (uji t) dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.19
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .136 .258 .528 .599
Kualitas Produk .386 .143 .333 2.689 .008
(X1)
62

Persepsi Harga .249 .105 .240 2.373 .020


(X2)
Gaya Hidup (X3) .345 .143 .320 2.411 .018
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan hasil uji t (uji parsial) pada Tabel 4.19, maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Pengujian Hipotesis Pertama : Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti nilai
signifikansi variabel kualitas produk lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,008.
b. Pengujian Hipotesis Kedua : Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa persepsi harga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti nilai
signifikansi variabel persepsi harga yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
0,020.
c. Pengujian Hipotesis Ketiga : Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa gaya hidup berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti nilai signifikasi
variabel gaya hidup yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,018.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil analisis tanggapan responden terhadap variabel yang
diteliti dan dilakukannya uji regresi linear berganda serta uji hipotesis, maka dapat
disimpulkan yaitu :
4.2.1 Kualitas Produk Berpengaruh Signifikan Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis pertama (H1), dapat diketahui
bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak. Pada nilai koefisien regresi
dapat dilihat bahwa kualitas produk terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar
0,333 dengan tingkat signifikan 0,008. Berdasarkan dari hasil tersebut maka
63

tingkat signifikan 0,008 < 0,05, artinya pada hipotesis pertama (H1) yaitu kualitas
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk
tas Laptop Eiger di Kota Pontianak dapat diterima.
Perusahaan yang memiliki kualitas produk yang baik akan dapat membuat
konsumen menjadi percaya terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pada saat konsumen telah mengetahui keberadaan perusahaan, akan memudahkan
perusahaan untuk mengeksplore produk apa saja yang dihasilkan dengan kualitas
produk yang baik sehingga dapat meningkatkan keputusan pembelian pada suatu
produk. Konsumen mengharapkan adanya kesesuaian antara harga dengan
kualitas produk yang mereka terima. Tugas dari segala jenis bisnis adalah
menyerahkan nilai pelanggan (konsumen) untuk mendapatkan keuntungan (laba)
(Kotler & Keller, 2012). Faktor kualitas adalah hal yang fundamental karena
kualitas produk juga sebagai faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh
konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk.
Kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan
sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan. Produk
yang berkualitas, akan menjadikan nilai lebih sehingga berbeda dari produk
pesaing. Kotler dan Armstrong (2013) beranggapan bahwa kemampuan sebuah
produk memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas,
reliabilitas, ketetapan, kemudahan pengoperasian dan reprasi barang juga atribut
barang lainnya. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Ardiatama (2020) dan Prabowo, et al (2020) yang menyatakan bahwa kualitas
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
4.2.2 Persepsi Harga Berpengaruh Signifikan Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis kedua (H2), dapat diketahui
bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak. Pada nilai koefisien regresi
dapat dilihat bahwa persepsi harga terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar
0,240 dengan tingkat signifikan 0,020. Berdasarkan dari hasil tersebut maka
tingkat signifikan 0,020 < 0,05, artinya pada hipotesis kedua (H 2) yaitu persepsi
64

harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk


tas Laptop Eiger di Kota Pontianak dapat diterima.
Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi keputusan
dalam membeli maupun menggunakan sebuah produk sehingga suatu perusahaan
harus mampu memberikan kualitas yang baik di produk dan jasa yang mereka
jual. Jiang (2015) berpendapat persepsi ialah suatu proses seorang individu dalam
menilai, mengorganisasikan maupun menterjemahkan stimulus-stimulus informasi
yang didapat menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi mempunyai
pengaruh yang sangat kuat bagi konsumen. Salah satunya faktor yang
berpengaruh terhadap konsumen ialah persepsi soal harga. Kotler & Keller
(2012:439) berpendapat bahwa harga adalah sejumblah uang yang dibebankan
atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-
manfaat karena memliki menggunakan produk maupun jasa tersebut. Handoko
(2011:241) menjelaskan harga ialah jumlah uang (ditambah beberapa produk
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumblah perpaduan dari
produk dan pelayanan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Dzulkharnain (2019), Prabowo, et al (2020), dan Prakoso (2023) yang
menyatakan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
4.2.3 Gaya Hidup Berpengaruh Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis ketiga (H3), dapat diketahui
bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian produk tas Laptop Eiger di Kota Pontianak. Pada nilai koefisien regresi
dapat dilihat bahwa gaya hidup terhadap keputusan pembelian yaitu sebesar 0,320
dengan tingkat signifikan 0,018. Berdasarkan dari hasil tersebut maka tingkat
signifikan 0,018 < 0,05, artinya pada hipotesis ketiga (H 3) yaitu gaya hidup
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk tas
Laptop Eiger di Kota Pontianak dapat diterima.
Gaya hidup merupakan pola seseorang yang menggambarkan kegiatan
aktivitas, minat dan opininya Sumarwan (2017:45). Gaya hidup adalah
65

menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang dapat membantu berinteraksi


dengan lingkungannya dan menjadi salah satu penentu bagi konsumen dalam
membeli suatu produk. Gaya hidup menjadi salah satu faktor utama dalam status
sosial dimana masyarakat khususnya kalangan anak muda bahkan seluruh
masyarakat agar dapat menampilkan atau menonjolkan gaya hidup masyarakat itu
sendiri. Gaya hidup masyarakat sekarang banyak dipengaruhi oleh adanya
modernisasi dalam berbagai bidang sehingga mendorong masyarakat untuk
melakukan penyesuian dengan mengikuti perkembangan yang terjadi. Hal ini
konsumen mempertimbangkan beberapa tahap dimana merek juga membantu
menggambarkan diri seseorang. Gaya hidup masyarakat yang semakin tinggi juga
merupakan salah satu pengaruh bagi masyarakat untuk mempertimbangkan
keputusan pembelian terhadap suatu produk. Gaya hidup masyarakat sekarang
banyak dipengaruhi oleh adanya modernisasi dalam berbagai bidang sehingga
mendorong masyarakat untuk melakukan penyesuaian dengan mengikuti
perkembangan yang terjadi. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Anam, et al (2022) dan Hidayat & Sudarwanto (2022) yang menyatakan
bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan hasil analisis yang telah dilakukan pada
peneltian ini, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan data empiris menunjukkan
bahwa kualitas produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
2. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan data empiris menunjukkan
bahwa persepsi harga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
3. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan data empiris menunjukkan
bahwa gaya hidup memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak.
4. Untuk menentukan besarnya pengaruh kualitas produk, persepsi harga, dan
gaya hidup terhadap keputusan pembelian dapat dilihat nilai koefisien
determinasi (R2). Besarnya R Square sebesar 0,719, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas produk, persepsi harga, dan gaya hidup dapat
memberikan kontribusi sebesar 71,9% terhadap keputusan pembelian.
Sementara sisanya sebesar 28,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
dikemukakan rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan (Eiger Pontianak)
a. Mengingat temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan
pembelian produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak secara signifikan
dipengaruhi oleh kualitas produk, maka disarankan kepada pihak
manajemen perusahaan untuk memperhatikan desain dan kualitas produk

66
67

yang terdapat banyak kantong tas ransel, terbuat dari bahan waterproof,
menambahkan pilihan warna, terdapat raincover, terdapat kantong sisi
untuk botol minuman dan bahan tas terbuat dari bahan yang ringan. Selain
itu, memberikan desain tas ransel yang multifungsi seperti memudahkan
pengguna tas ransel yang membawa isi barang banyak agar dapat
mengambil barang dengan mudah dan tidak harus mengeluarkan semua isi
barang.
b. Mengingat temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan
keputusan pembelian produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak secara
signifikan dipengaruhi oleh persepsi harga, maka disarankan kepada pihak
manajemen perusahaan untuk memberikan variasi harga sesuai dengan
segmentasi pasar yang dituju mulai dari kelas atas, menengah maupun kelas
bawah.
c. Mengingat temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan
keputusan pembelian produk Tas Laptop Eiger di Kota Pontianak secara
signifikan dipengaruhi oleh gaya hidup, maka disarankan kepada pihak
manajemen perusahaan untuk mengikuti kesesuaian gaya hidup dengan
kebutuhan dan model yang diminati pada saat ini oleh konsumen, agar dapat
meningkatkan keputusan pembelian.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, penulis merekomendasikan untuk menambahkan
lagi variabel-variabel lain yang diduga juga dapat mempengaruhi keputusan
pembelian selain dari variabel kualitas produk, persepsi harga, dan gaya hidup
seperti kepuasan, minat beli ulang, pengalaman konsumen, media sosial, citra
merek, promosi, dan visual merchandising.
DAFTAR PUSTAKA

Arbaniah, Siti. (2010). Studi Customer Loyalty (WOM) Positif Pada Bisnis Ritel
Pasar Modern. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit


Universitas Diponegoro, Semarang.

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2014. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.


Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hariyanti, T. N & Wirapraja, A. 2018. Pengaruh Influence marketing Sebagai


Strategi Pemasaran Digital Modern (Sebuah Studi Literatur). Jurnal
Eksekutif . 5(1)

Hennessy, B. (2018). Influence: Building your personal brand in the age of social
media.Citadel Press.

Kotler, Philip. 2012. Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan,


Implementasi dan Pengendalian. Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:


Erlangga.

Kotler, Philip. 2012. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua
belas. PT Indeks.

Monica dan Sabrina O. Sihombing. 2007. Pengaruh Pemasaran Keterhubungan


Terhadap Penggunaan Ulang dan Komunikasi Dari Mulut Ke Mulut :
Kualitas Hubungan dan Komitmen Sebagai Variabel Mediasi. Vol.2, Mei
2007.

Priyatno, Duwi. 20112. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. PT. Buku
Seru, Jakarta.

68
69

Ruslim, Archi C. 2015. “Pengaruh Iklan, Persepsi Harga dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Telepon Genggam
Asus”. Jurnal EMBA. Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal.393-401
Setiadi, Nugroho J. 2012. Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk
Strategi Dan Penelitian Pemasaran. Kencana, Jakarta.

Schiffman, Kanuk, Leslie Lazar. 2012. Consumer Behavior Tenth Edition.


Pearson Education, New Jersey.

Swasta, Basu dan Hani Handoko. 2012. Manajemen Permasaran Analisis


Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Liberty.

Santoso, Singgih. 2012. SPSS Statistik Multivariat. PT.Elex Media Komputindo,


Jakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung,


Alfabeta

Sudha, M & Sheena K. 2017. Impact Of Influences In Consumer Decision


Process: The Fashion Industry. Jurnal A Quartely (14-30). SCMS Of
Indian Management.

Tjiptono, Fandy. 2012. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi Ofset,Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Strategik. Edisi 2.


Penerbit Andi. Yogyakarta.

Waluyo, Minto. 2013. Panduan Dan Aplikasi Structural Equation Modelling


( Untuk Aplikasi Model Dalam Penelitian Teknik Industri, Psikologi,
Sosial & Manajemen). Penerbit PT.Indeks, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai