Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS PERUSAHAAN

PT. UNILEVER INDONESIA TBK

(untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Komunikasi Bisnis)

Oleh:
Kelompok 2

1. Panji Pratama A.S 130810301143


2. Atika Irdinda S 140810301243
3. Elok Dwi S 140810301248

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami ucapkan kehadirat Allah SWT.,karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Analisis Perusahaan
PT. Unilever Indonesia, Tbk”. Makalah ini dibuat sebagai bahan perkuliahan
Komunikasi Bisnis.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan


bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam
kami ucapkan kepada bu Andriana, SE, MSc. selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Komunikasi Bisnis. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-
teman dan penulis literatur sumber yang telah kami gunakan untuk membantu
kesempurnaan penulisan makalah ini.

Kami berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat
berguna bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Dalam
penulisan makalah ini, kami telah berusaha dengan segenap kemampuan. Tetapi
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan kami, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

Jember, 30 November 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Unilever merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi
produk-produk kebutuhan konsumen. Pada awalnya PT Unilever bermarkas
di Rotherrdam, Belanda. Pada tahun 1933 didirikan PT Unilever Indonesia
Tbk dan telah berhasil menjadi market leader untuk kategori produk-produk
perwatan rumah dan tubuh. Kamar mandi kita mungkin kini telah sesak
dengan aneka produk yang mereka ciptakan mereka. Juga baju kita mungkin
dicuci dengan deterjen produksi mereka dan setiap malam mereka terus hadir
berdendang dan menyapa kita melalui tayangan iklan ditelevisi.
PT Unilever Indonesia unggul dengan brand-brand andalanya dalam
katagori personal care product seperti; Sunslik, Lifebuoy, Dove untuk
perwatan rambut, produk perawatan wajah seperti; Pond’s, Citra dan
Vaseline. Produk perwatan tubuh dan gigi, seperti; Lux, Lifebouy, Pepsodent
serta parfum dan deodorant seperti Axe dan Rexona. Unilever juga unggul
untuk brand-brand home care product-nya seperti Rinso, Molto dan
Sunslight. Keseluruhan home and care product ini merupakan total penjualan
terbanyak dari PT. Unilever. Sedangkan penjualan lainnya didapat dari food
and ice cream product, seperti Sari Wangi, Blue Band, Royco, Buavita,
Bango dan Wall’s.
Kesusksesan PT Unilever menjadi market leader dan menguasai
penjualan consumer product di Indonesia tidak terlepas dari strategi-strategi
yang mereka terapakan dalam perusahan. Ada begitu banyak strategi yang
diterapkan PT unilever, berikut akan kita bahas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran umum PT. Unilever?
2. Bagaimana aspek manajemen pada PT. Unilever?
3. Bagaimana aspek teknis pada PT. Unilever?
4. Bagaimana aspek pasar dan pemasaran pada PT. Unilever?
5. Bagaimana aspek finansial pada PT. Unilever?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum PT. Unilever
2. Untuk mengetahui aspek manajemen pada PT. Unilever
3. Untuk mengetahui aspek teknis pada PT. Unilever
4. Untuk mengetahui aspek pasar dan pemasaran pada PT. Unilever
5. Untuk mengetahui aspek finansial PT. Unilever
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


2.1.1 Deskripsi Perusahaan
Unilever didirikan dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. menjelang
akhir tahun 1933 dan mulai beroperasi sebagai produsen sabun Sunlight (yang
terkenal dengan nama cap tangan) dibulan Oktober 1934, disebuah pabrik yang
terkenal di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat. Pembuatan lemak-lemak
makanan dan minyak goreng dimulai tahun 1936 ditempat yang sama. Untuk itu,
maka didirikan sebuah perusahaan tersendiri yang bernama Van den Bergh’s
Fabrieken N.V.
Berdirinya Unilever merupakan hasil dari penggabungan Margarine Union
dari Belanda dan Lever Brother dari Inggris. Nama Unilever diambil dari
penggalan nama-nama perusahaan tersebut. Nama Lever Brother dan kedua mitra
bisnisnya dari Belanda yaitu Anton Jurgens Vergnigde Fabrieken N.V. dan Van
der Bergh Fabrieken N.V. dapat dikatakan sebagai Bapak pendiri Unilever.
Dalam bulan November 1941 telah diputuskan untuk mengadakan
diversifikasi dibidang pasta gigi dan kosmetik lainnya, dengan jalan membeli
fasilitas produksi yang telah berjalan di Surabaya yaitu maatschappij ter
Expoitatitie der Colibri Fabrieken N.V. Selama perang dunia II, pengawasan
Unilever terhadap perusahaan untuk sementara dihentikan hingga bulan Maret
1946. Kemudian pabrik dan peralatannya diperbaiki dan diperbaharui dengan
bantuan induk perusahaan Unilever dan sejak itu fasilitas-fasilitas produksi
diperluas dan dipermodern.
Perkembangan usaha PT Unilever Indonesia, Tbk berjalan melalui
berbagai peristiwa yang mempengaruhi perusahaan dalam pengoperasiannya.
Peristiwa-peristiwa peperangan di Asia Tenggara, penduduk Jepang (1942-1945),
situasi-situasi yang tidak menentu setalah perang dunia II selama tahun 1945-
1946, penduduk G-30 S/PKI dan sebagainya turut mewarnai perjalanan
perusahaan. Namun setelah tahun 1967, keadaan berubah menjadi baik dan
merupakan awal dari perkembangan politik, sosial, dan ekonomi nasional.
Pemerintah mulai membenahi disegala sektor terutama sektor ekonomi.
Pada tahun 1948, dilakukan pembelian N.V. Oliefabriek Archa yang
menjalankan pabrik minyak kelapa di Jakarta untuk menjamin persediaan minyak
murni secara continue bagi pembuatan sabun, lemak-lemak makan dan minyak
goreng. Di tahun 1964, kegiatan Unilever di Jakarta dan Surabaya secara penuh
ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah Indonesia. Di tahun 1967,
perusahaan dikembalikan kepada Unilever berdasarkan keputusan presidium
kabinet Ampera dari perjanjian antara Unilever dan Departemen Perindustrian.
PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan salah satu dari perusahaan
Unilever Group, produsen konsumsi terbesar di dunia. Unilever Group ini adalah
perusahaan gabungan dari negara Inggris dan Belanda, berkantor pusat di London
dan Rotterdam. Perusahaan ini dikerjakan oleh 300.000 pegawai dan beroperasi di
75 negara di dunia.
Pemerintah mengajak pihak swasta untuk bekerja sama membangun
perekonomian negara dan ini diikuti dengan kebijaksanaan pemerintah yang
berkaitan dengan sektor swasta dan menawarkan berbagai gedung untuk dibangun
kepada para investor swasta baik dalam maupun negeri untuk menanamkan
modalnya.
PT Unilever Indonesia, Tbk adalah perusahaan multi nasional yang
bergerak di bidang industri penyediaan kebutuhan sehari-hari (consumer Goods).
Perusahaan yang berusia lebih dari 70 tahun ini berstatus PMA menghasilkan
ragam produk-produk yang diminati oleh banyak orang dimulai dari kebutuhan
rumah tangga sampai dengan perawatan dan kecantikan. Pada tahun 1981,
Unilever menjual sahamnya kepada masyarakat Indonesia sebasar 15%.
Sejalan dengan berdirinya perusahaan ini hingga tahun 1980, manajemen
Unilever di Indonesia ditangani oleh empat perusahaan berlainan, yaitu: Lever’s
Zeepfabrieken, Van den Bergh’s Fabrieken, colibri, dan Archa Oil Mill. Namun,
kemudian asset seluruh perusahaan tersebut ditransfer ke perusahaan Lever’s
Zeepfabrieken dan ketiga perusahaan lainnya dilikuidasi dan pada kantor pusat di
London mengumumkan bahwa mulai 1 September 1980 keempat perusahaan
tersebut telah direorganisasikan menjadi satu perusahaan dengan menggunakan
nama PT Unilever Indonesia, Tbk.
Keberhasilan jangka panjang Unilever menurut komitmen menyeluruh
terhadap standar kinerja dan produktivitas Unilever yang luar biasa, kerja sama
yang efektif dan kesediaan untuk menerima gagasan-gagasan baru serta belajar
terus menerus. Unilever percaya bahwa untuk meraih keberhasilan menurut
standar tertinggi perilaku perusahaan terhadap karyawan Unilever, konsumen dan
masyarakat.
Kehadiran Unilever yang berakar kokoh pada budaya serta pasar setempat
diseluruh dunia merupakan warisan yang tak tertandingi dan menjadi landasan
pertumbuhan Unilever serta kemahiran international sebagai jasa terhadap
konsumen-konsumen setempat.
Perluasan serta peningkatan jangkauan perdagangan tradisional dengan
memperluas kelompok penjualan para distributor telah meningkatkan kinerja
bisnis secara berarti pada jalur ini. Relasi dengan para distributor terus diperihara
melalui kemitraan yang partisipasif dan komunikatif. Visi jangka panjang
perseroan serta program mutakhir inovasi pelanggan dikomunikasikan dan
dibahas secara teratur, masukan dari para distributor disambut dengan baik dan
diterapkan. Strategi distributor jangka panjang menghadapi abad berikutnya
sedang disusun dengan memperhatikan pentingnya pelayanan pelanggan, yaitu
dari perseroan kepada para distributor dan atau kepada pengecer perdagangan
modern. Dengan cara ini Unilever dapat mencapai para konsumen dengan lebih
baik dan dengan demikian meningkatkan kinerja bisnis baik dari perseroan
maupun dari pelanggan.
Kekuatan Unilever dikembangkan atas dasar kemampuan para
karyawannya. Prioritas tinggi diberikan kepada pengemban keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang mencangkup seluruh organisasi melalui
perhatian formal dan pengembangan pengalaman dalam pekerjaan. Semua
manajer kini rata-rata meluangkan waktu delapan hari setiap tahunnya untuk
mengikuti kegiatan pelatihan.
Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV Angke,
Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman
modal asing
198 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
2010 Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit
2011 Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya sekaligus
memperluas pabrik es krim Wall’s dan Skin Care di Cikarang
2.1.2 Visi Perusahaan
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan
menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.
2.1.3 Misi Perusahaan
 Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
 Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan
orang lain.
 Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap
harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi
dunia.
 Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang
memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak
terhadap lingkungan.

2.1.4 Tujuan Perusahaan


a. Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang,
sentuhan bisnis kami pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi
pusat dari tanggung jawab corporate kami.
b. Dampak Positif
Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara:
melalui brand kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami,
melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami
berhubungan dengan masyarakat.
c. Komitmen yang berlanjut
Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam
menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka
panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.
d. Menjalankan aspirasi kami
Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk
mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-
prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua
karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan
ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung
jawab corporate.
e. Bekerja dengan yang lain
Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki
nilai dan standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan
tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan prinsip bisnis kami,
terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas bisnis dan tanggung
jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan.
2.2 Aspek Manajemen
2.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dengan hubungan antar bagian
dalam organisasi maka para karyawan dapat mengetahui dengan jelas tugas,
wewenang, dan tanggung jawab mereka sehingga dapat terjalin kerjasama yang
efektif dan efisien untuk mencapai tugas perusahaan.
Penjelasan struktur organisasi PT Unilever Indonesia, Tbk adalah sebagai
berikut:
1. Dewan Direksi
Dewan direksi ini adalah pusat kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Dewan ini memiliki wewenang dalam menentukan garis besar
arah dan langkah perusahaan, serta menetapkan tujuan perusahaan untuk
jangka waktu tertentu.
2. Direktur Administrasi
Direktur administrasi bertugas mengurus administrasi perusahaan
keseluruhan yang dilaksanakan dikantor pusat. Direktur ini bertanggung
jawab terhadap penglolaan perusahaan dengan system up to date.
3. Direktur Teknik
Direktur teknik bertugas merancang teknik pelaksanaan perusahaan secara
garis besar sesuai kebijaksanaan dewan direksi. Dengan kata lain, direktur
ini manerjemahkan secara teknik kebijakan dari pusat tentang kegiatan
operasional perusahaan.
4. Direktur Penjualan
Direktur penjualan bertugas merancang garis besar strategis penjualan dan
meningkatkan volume penjualan. Direktur penjualan ini bertanggung jawab
atas volume penjualan dan melaporkannya pada dewan direksi. Direktur
penjualan memiliki wewenang formal terhadap manajer penjualan dan
distribusi.
5. Direktur Personalia
Direktur ini secara umum tugasnya mengelola sumber daya manusia dan
parusahaan. Tugas lainnya adalah membina hubungan antar pegawai dalam
perusahaan, serta memelihara hubungan baik dengan masyarakat. Direktur
personalia membawahi dua departemen yaitu external relation dan internal
relation department. Tanggung jawab direktur ini adalah menjadi loyalitas
pegawai, memelihara performa kerja pegawai, dan kesejahteraan pegawai.
6. Manajer Umum Divisi
Manajer umum divisi terdiri dari manajer umum divisi sabun dan detergen,
manajer umum divisi pangan, dan manajer umum divisi perlengkapan
pribadi.
Manajemen Umum Divisi Bertugas:
a. Melaksanakan arah kebijakan perusahaan yang telah ditentukan dewan
direksi dengan persetujuan dewan komisaris yang ditetapkan dalam
pengelolaan divisinya.
b. Merumuskan rancangan kerja untuk departemen-departemen
dibawahnya.
c. Meningkatkan penjualan yang menghasilkan laba untuk masing-masing
divisinya.
7. Manajer Keuangan
Manajer keuangan secara umum bertugas mengatur dan mengawasi masalah
keuangan untuk ketiga divisi produk selain bertanggung jawab pada direktur
keuangan.
8. Manajer Riset dan Pengembangan
Manajer riset dan pengembangan adalah manajer lini yang bertugas
mengadakan penelitian dan pengembangan baik tentang produk maupun
pasar. Selain itu, departemen ini juga bertugas untuk menganalisa masalah
yang dihadapi manajer umum divisi menyangkut pengembangan produk,
penetapan harga, riset pasar, maupun pengikan produk.
9. Manajer Produksi
Manajer produksi bertugas mengatur dan mengawasi proses produksi serta
mengadakan produk untuk ketiga divisinya. Manajer ini bertanggung jawab
dalam pencatatan hasil produksi yang telah masuk dan siap dipasarkan,
maupun yang telah masuk dan siap dipasarkan, maupun yang telah terjual
dan melaporkannya kepada ketiga divisi produk. Manajer ini juga
bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi serta pengawasan
mutunya.
10. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran mengepalai departemen pemasaran yang membawahi
penjualan dan bagian promosi atau pengiklan produk.
Manajer ini bertugas:
a. Mencari daerah pemasaran yang baru bagi produk yang akan dipasarkan.
b. Mengumpul dan menganalisis data, guna pengambilan keputusan dalam
rangka pengembangan pasar.
c. Merencanakan pembuatan bahan-bahan materi iklan serta mengatur
jadwal promosi penjualan.
d. Membuat taksiran atau ramalan penjualan untuk jangka waktu tertentu.
e. Merencanakan pembuatan bahan-bahan materi iklan serta mengatur
jadwal promosi penjualan.
f. Memelihara hubungan baik dengan agen, distributor, serta pengecer.
Tanggung jawab manajer pemasaran serta meningkatkan permintaan
pasar terhadap produk.
11. Manajer penjualan
Manajer penjualan mengepalai bagian penjualan dan distribusi yang
bertanggung jawab dalam mengatur daerah penjualan untuk masing-
masing distributor, serta memonitor tingkat penjualan di setiap wilayah
pemasaran tersebut. Manajer ini harus dapat memelihara dan mengawasi
loyalitas distributor terhadap produk perusahaan. Selain bertanggung
jawab langsung pada manajer ini juga bertanggung jawab kepada direktur
penjualan wewenang formal ini ditunjukkan dengan garis terputus-putus
pada bagian gambar struktur organisasi.
12. Manajer Promosi dan Penjualan
Manajer promosi dan periklanan bertugas melaksanakan rancangan
pembuatan materi iklan produk dan mengurus produk kontrak
pemasangan iklan di media cetak maupun elektronik. Manajer ini
bertanggung jawab yang telah ditetapkan oleh departemen pemasaran.

2.2.2 Perekrutan Karyawan


Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan
kerja yang didukung oleh sikap saling percaya dan saling menghormati antar
karyawan selain itu semua karyawannya memiliki tanggung jawab atas kinerjanya
dan memperhatikan reputasi perseroan. Kami melakukan perekrutan atas dasar
kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan unilever. Kami memiliki komitmen
untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Divisi-divisi yang bekerja
dalam perusahaan unilever akan memperhatikan kinerja yang dihasilkan
karyawannya serta bekerjasama dengan karyawannya agar karyawan tersebut
dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki.

2.2.3 Pemberhentian Karyawan


Pemberhentian karyawan dapat terjadi apabila:
1. Karena keinginan perusahaan; perusahaan mempunyai beberapa alasan ketika
akan memberhentikan karyawan, seperti pegawai tidak cakap dalam masa
percobaan, pegawai menjadi tahanan negara, karena pegawai sering sakit,
karena perusahaan telah berusia lanjut, serta karena unit bisnis telah ditutup.
2. Karena keinginan pegawai; alasan pemberhentian berasal dari pegawai itu
sendiri, misalnya dalam masa percobaan kerja ada perjanjian antara karyawan
dan unit bisnis yang dapat memutuskan hubungan kerjanya.
3. Karena alasan lain; misalnya buruh meninggal dunia dan masa hubungan kerja
telah berakhir sesuai dengan perjanjian kerja.

2.2.4 Perijinan Perusahaan


PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

2.3 Aspek Teknis


2.3.1 Layout Perusahaan
PT Unilever Indonesia, Tbk berkantor di Graha Unilever, Jalan Jendral.
Gatot Subroto Kav 15, Jakarta Selatan. PT Unilever Indonesia, Tbk ini
mempunyai pabrik-pabrik yang berlokasi di:
1. Cikarang : Memproduksi es krim, detergen cair, detergen bubuk, dan bahan
makanan.
2. Rungkut : Memproduksi perawatan kecantikan dan kosmetik
3. Bogor : Memproduksi Teh Sariwangi
2.3.2 Teknologi Perusahaan
Setiap perusahaan belajar untuk mendesain produk dan layanan yang
sesuai dengan keinginan pasar dan strategi perusahaan itu sendiri. Hal tersebut
terimplementasi dalam teknologi yang digunakan dalam perusahaan. Sebagai
organsasi pembelajaran, Unilever memiliki tujuan yang jelas untuk mendorong
pertumbuhan merek berkelas dunia melalui inovasi yang cepat berskala besar dan
menantang. Hal ini tercermin dalam teknologi yang digunakan, baik dalam proses
produksi maupun dalam aspek manajemennya. Beberapa teknologi yang
diterapkan dalam perusahaan tersebut antara lain:
1. Laboratorium penelitian dan pengembangan
Kemampuan litbang terdiri dari enaam laboratorium penelitian dan
laboratorium utama; 2 di Inggris, 1 di Belanda, 1 di Amerika Serikat, 1 di
China, dan 1 di India.
2. Komunikasi pemasaran terpadu
Perusahaan menggunakan integrated marketing communication yang dapat
memadukan dan mengorganisasikan semua saluran komunikasi dan informasi
untuk menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat
tentang organisasi dan produk-produknya.
3. Penggunaan perangkat mobile
Dengan kemampuannya untuk menjual produk dan mereknya ke seluruh dunia
disertai dengan manajemen yang berkualitas tinggi, perusahaan unilever
Indonesia dapat melengkapi para eksekutif terbaik perusahaan dengan
handheld nirkabel.

2.3.3 AMDAL
1. Perubahan Iklim
 Mengurangi CO2 dari energi yang dihasilkan manufaktur kami sampai
25% pada tahun 2010 (diukur per ton produksi dibanding tahun 2004)
 Sekitar tahun 1995–2009, mencapai pengurangan sebesar 40% CO2
dari energi yang dihasilkan manufaktur. Sejalan untuk mencapai target
2012
2. Air
 Melanjutkan mengurangi penggunaan air pada operasional manufaktur
kami per ton produksi.
 Sekitar tahun 1995–2009, mencapai 65% pengurangan dalam
penggunaan air
3. Limbah manufaktur
 Mengurangi total limbah dari operasional manufaktur per ton
produksi.
 Sekitar tahun 1995–2009, mencapai 73% dalam mengurangi total
limbah
4. Pengemasan
 Menghapuskan penggunaan PVC untuk pengemasan kami, jika
memungkinkan, pada tahun 2010.
 Mengenali teknologi yang membolehkan penghapusan semua PVC
pada akhir tahun 2012.
 Bekerja dengan parasupplier untuk mengenali solusi teknologi yang
baru

2.4 Aspek Pasar dan Pemasaran


2.4.1 Pangsa Pasar
Pangsa pasar dari PT. Unilever adalah semua umur dalam masyarakat dan
semua kalangan ekonomi dari kalangan bawah, menengah dan kalanga atas
masyarakat.

2.4.2 Persaingan dengan Perusahaan Lain


Salah satu perusahaan yang dikenal dan produknya digunakan di
masyarakat adalah PT. Unilever dan PT. Indofood. PT. Indofood merupakan
produsen berbagai jenis makanan dan minuman, perusahaan ini juga
memproduksi mie instan terbesar didunia dangan 14 pabrik termasuk diindonesia
sendiri. PT. Indofood juga mengembangkan variasi produk ke ranah snack, kecap,
bumbu penyedap, makanan bayi, maupun soft drink. Sedangkan Unilever telah
tumbuh menjadi perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta
Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia
mencakup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux,
Lifeboy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls,
Blue Band, Royco, Bango, dll.

2.4.3 Kebutuhan Pelanggan


Perusahaan memperhatikan kebutuhan konsumen bedasarkan kemampuan
ekonomi mereka, perusahaan menyediakan kebutuhan pelanggan dari segi
makanan, kosmetik, perlengkapan mandi dan sebagainya.

2.4.4 Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukanoleh PT.Unilever yaitu:
1. Periklanan
Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang
dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
2. Promosi Penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra
perusahaan atau produk individualnya.
4. Penjualan Secara Pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
5. Pemasaran Langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal
lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkantanggapan
langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat,
berkembangnyaberbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen
maka Strategi Promosi dirumuskan menjadi:
 Advertising
 Consumer Sales Promotion
 Trade Promotion and Co-Marketing
 Packaging. Point Of Purchase
 Personal Selling
 Public relations
 Brand Publicity
 Corporate Advertising
 The Internet
 Direct Marketing
 Experiantial contact: Event, sponsorship
 Customer Service
 Word Of Mouth

2.4.5 Marketing Mix


Pemasaran dapat dilihat dari sudut penjual (4 P) diantaranya tempat yang
strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price)
dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan
(4 C) adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wants),
biaya pelanggan (cost to the customer), kenyamanan (convenience) dan
komunikasi (comunication). Perusahaan yang merasa belum menguasai
pasar ,perlu adanya tindakan untuk mencapai penguasaan pasar. Beberapa produk
yang mereka produksi terkadang belum sesuai dengan keinginan masyarakat.

2.4.6 Produk-Produk Perusahaan


1. Divisi Makanan (foods)
Dimulai dari tahun 1937, perusahaan mulai memproduksi
margarine dengan merek Blue Band dan memuaskan untuk
menjadikannya sebagai produks margarine nomor satu. Sejak itulah
merek tersebut merupakan awal usaha perusahaan memproduksi
makanan. Adapun jenis lain yang dihasilkan dari divisi ini, adalah:
a. Makanan Ringan : Taro
b. Minuman Ringan : Buavita
c. Margarine : Blue Band
d. Minyak Goreng : Minyak Samin (cap onta)
e. Teh : Sariwangi, Lipton
f. Es Krim : Wall’s
g. Penyedap Masakan : Royco, Kecap Bango
2. Divisi Sabun Cair dan Padat (Detergent)
Sampai sekarang detergan merupakan produk terbesar perusahaan
dan telah membuktikan volume penjualan yang meyakinkan. Pada tahun
1970-an, divisi detergan berhasil melipatgandakan penjualannya dan
hingga saat ini sabun cuci pertama di Indonesia yang menggunakan
bahan NSD (non soap detergent) berhasil menjadi nomor satu di pasaran,
yaitu Rinso. Adapun jenis lain yang dihasilkan dari divisi ini, adalah:
a. Sabun Cuci : Rinso, Superbusa, Omo, Sunlight, dan Surf
b. Sabun Cuci Piring: Sunlight, Vim Power
c. Sabun Mandi : Lux, Lifebuoy, Pure it, Dove
d. Pewangi Cucian : Comfort, Molto
e. Pembersih Lantai : Wipol
3. Divisi Kecantikan
Usaha divisi personal products mulai dengan pengakuisisian
pabrik. Draile di Surabaya, Colibri. Saat itu perusahaan hanya
memproduksi pasta gigi yang bermerek Pepsodent dan tidak berminat
untuk memperluas usahanya dengan memproduksi produk-produk
toiletries. Selain karena perusahaan tidak memiliki pengalaman cukup
untuk usaha itu, juga karena kesulitan bahan baku dan konsumen pada
saat itu lebih pada produk-produk impor dari Inggris.
Setelah tahun 1977, kemampuan daya beli masyarakat meningkat.
Perusahaan melihat bahwa produk-produk yang dikeluarkan seperti
kecantikan dan shampo dapat terjangkau oleh kemampuan masyarakat,
maka perusahaan meluncurkan produk-produk baru seperti minyak
goreng, deodorant, shampo, lotion, skin care, bedak, dan pasta gigi.
Secara menyeluruh tahun 1999, merupakan tahun yang sangat
berhasil bagi divisi personal care. Merek-merek personal care berhasil
tumbuh kuat, ini dapat tercapai berkat fokus terhadap inti mendasar,
pemahaman mendalam akan konsumen dan terjemahan tepat atas
pemahaman ini ke dalam kombinasi merek yang mampu memenuhi
kebutuhan konsumen dengan lebih baik.
Dibidang bisnis rambut, produk clear tergolong berhasil
memasuki pasar. Kategori produk skin mengalami pemulihan pada tahun
1999, inovasi dan komunikasi kuat produk Ponds, Vaseline, Citra, dan
Hazeline telah meluas kedudukannya di pasar. Adapun jenis produk yang
dihasilkan pada divisi ini, adalah:
a. Pasta Gigi : Pepsodent, Pepsodent Junior, dan Close Up
b. Shampo : Sunsilk, Clear, Bricks, dan Organics, Dove
c. Minyak Rambut : Bricks
d. Deodorant : Rexona, dan Axe
e. Lotion : Citra, Ponds, dan Hazeline, Vaseline
f. Baby Care : Cuddle
g. Face Care : Ponds dan Hazeline

2.4.7 Pengembangan Pasar


Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian
dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,
pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang
Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan
kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-
barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7
November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli
saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut
Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia
Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember
2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan
perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings
Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan
digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan
metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest).
Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah
penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah
menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan
transaksi pada bulan Januari 2008.

2.4.8 Analisis SWOT


A. Kekuatan (Strengths)
a) Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan
menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih,
berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami
sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.
b) PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan
konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan
dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah
pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu
perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing
(top Brand Survey, edisi khusus 2007)
c) Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
d) Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan
termotivasi di segenap jajaran.
e) Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti
face care, savoury, dan ice cream.
f) Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok,
konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari
pabrik ke tempat-rempat penjualan.
g) PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga
distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
h) PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no
compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya
dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
B. Kelemahan (Weaknesses)
a) PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa
tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya
koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan
jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa
menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik
antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-
lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi
komersial.
b) Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
c) Jumlah karyawan yang tambun.
d) Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang
menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan
sesuatu.
e) Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
f) Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
g) Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
h) Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
C. Kesempatan (Opportunities)
a) Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
b) Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
c) Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen.
d) Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi
kosmetik yang baik.
e) Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-
laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
f) Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk
consumer goods.
g) Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
h) Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk
consumer goods 83 %.
D. Ancaman (Threats)
a) Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar
petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan
kimia dan komoditas lainnya.
b) Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c) Melemahnya daya beli konsumen.
d) Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
e) Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang
menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
f) Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
g) Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
h) Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk
tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri
i) Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat
penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
j) Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
k) Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

2.5 Aspek Finansial


LAPORAN KEUANGAN PT.UNILEVER TAHUN 2014 DAN TAHUN 2015
PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak
Laporan Perubahan Ekuitas
31 Maret 2015 dan 2014
(Dalam jutaan rupiah, kevuali dinyatakan lian)
Laporan Arus Kas
PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim
31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 serta Untuk Periode
Tiga Bulan yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

PT Unilever Indonesia Tbk ("Perseroan") didirikan pada tanggal 5


Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23
oleh Tn. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur
Generaal van Nederlandsch-Indie dengan surat No. 14 tanggal 16 Desember 1933,
didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933, dan diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934,
Tambahan No. 3.
Nama Perseroan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia" dengan akta No.
171 tanggal 22 Juli 1980 dari notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H.. Selanjutnya
perubahan nama Perseroan menjadi "PT Unilever Indonesia Tbk", dilakukan
dengan akta notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H., No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-1.049HT.01.04
TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39
tanggal 15 Mei 1998, Tambahan No. 2620. Anggaran Dasar Perseroan telah
mengalami beberapa kali perubahan; terakhir dengan akta notaris No. 17 tanggal
17 Desember 2014 dari Haji Syarif Siangan Tanudjaja, S.H., notaris di Jakarta,
terkait dengan penambahan kegiatan usaha Perseroan dan penambahan jenis
produk.
Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-
13007.40.20.2014 tanggal 18 Desember 2014. Kegiatan usaha Perseroan meliputi
bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi
sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000, yang diaktakan
dengan akta No. 82 tanggal 14 Juni 2000 dari notaris Singgih Susilo, S.H.,
Perseroan juga bertindak sebagai distributor utama untuk produk-produk
Perseroan dan penyedia jasa penelitian pemasaran. Akta ini telah disetujui oleh
Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-18482 HT.01.04-TH.2000.

Ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan


Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan Grup yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) (sekarang menjadi Otoritas Jasa
Keuangan atau OJK) No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam Surat Keputusan
No. KEP-347/BL/2012.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasian disusun atas dasar akrual dengan
menggunakan konsep nilai historis, kecuali dimana standar akuntansi
mengharuskan pengukuran nilai wajar. Laporan arus kas disusun dengan metode
langsung (direct method), dan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas
dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang
digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah yang merupakan
mata uang fungsional Grup. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan
menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali bila dinyatakan
lain.

Prinsip-prinsip konsolidasi
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian ini telah diterapkan secara konsisten, kecuali dinyatakan lain.
Laporan Keuangan Konsolidasian menggabungkan laporan keuangan milik
Perseroan dan laporan keuangan milik entitas anak di mana Perseroan memiliki
kemampuan untuk mengendalikan entitas anak tersebut, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo yang material
antara entitas-entitas di dalam Grup telah dieliminasi dalam penyajian laporan
keuangan konsolidasian. Kepentingan nonpengendali atas hasil usaha dan ekuitas
perusahaan-perusahaan yang dikendalikan
Perseroan disajikan secara terpisah baik pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian maupun laporan posisi keuangan konsolidasian.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan
konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh entitas anak, kecuali bila
dinyatakan secara khusus.

Transaksi dengan pihak berelasi


Grup mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi
sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 7, "Pihak-pihak Berelasi". Seluruh
transaksi yang material dengan pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan konsolidasian.

Kas dan setara kas


Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi likuid jangka pendek
dengan jangka waktu jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang.

Aset keuangan
Klasifikasi aset keuangan tergantung tujuan perolehan aset keuangan yang
ditentukan pada saat awal pengakuan. Aset keuangan Grup terutama terdiri dari
kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain yang mana merupakan aset
keuangan nonderivatif dengan pembayaran yang tetap atau dapat ditentukan dan
tidak mempunyai kuotasi harga di pasar aktif. Karena hal tersebut, aset keuangan
diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan
piutang dimasukkan sebagai aset lancar, kecuali jika jatuh temponya melebihi 12
bulan setelah akhir periode pelaporan. Pinjaman yang diberikan dan piutang
dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat bukti
objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami
penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya
dan kerugian penurunan nilai terjadi hanya jika terdapat bukti objektif bahwa
penurunan nilai akibat satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan
awal aset (“peristiwa rugi”) dan (atau peristiwa) rugi tersebut memiliki dampak
pada arus kas masa depan diestimasi atas aset keuangan atau kelompok aset
keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Piutang usaha
Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur pada nilai wajarnya dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode bunga efektif apabila dampak pendiskontoan signifikan, dikurangi dengan
provisi atas penurunan nilai. Provisi atas penurunan nilai diestimasi berdasarkan
penelaahan manajemen atas kolektibilitas masingmasing saldo piutang pada akhir
tahun.
Piutang dihapuskan dalam tahun dimana piutang tersebutdipastikan tidak
akan tertagih. Piutang usaha dihentikan pengakuannya ketika hak kontraktual
Grup atas arus kas yang berasal dari piutang usaha tersebut kadaluarsa, yaitu
ketika aset ditransfer dan ketika seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan.

Persediaan
Persediaan dinilai dengan nilai yang terendah antara biaya perolehan dan
nilai realisasi bersih. Metode yang dipakai untuk menentukan biaya perolehan
adalah metode rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam
proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung serta alokasi biaya
overhead yang terkait dengan produksi. Provisi untuk persediaan usang dan
persediaan tidak terpakai/tidak laris ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan
atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
Aset tetap dan penyusutan
Tanah tidak disusutkan. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan
setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Biaya perolehan mencakup
semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap
tersebut. Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai
tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya apabila
kemungkinan besar Grup akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan
berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan
andal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya perbaikan dan
pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi konsolidasian selama periode
dimana biaya-biaya tersebut terjadi. Penyusutan diterapkan dengan metode garis
lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat dari aset-aset sebagai berikut:
Bangunan, Mesin dan peralatan, Kendaraan bermotor Setiap tahun nilai residu,
metode penyusutan dan masa manfaat setiap aset ditelaah, dan disesuaikan jika
perlu. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pelepasan aset ditentukan
sebesar perbedaan antara penerimaan hasil pelepasan dan jumlah tercatat aset
tersebut dan diakui dalam akun “(Beban)/penghasilan lain-lain, bersih” di laba
rugi konsolidasian.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik, serta pemasangan
peralatan,dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut
direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan
selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal aset tersebut dapat digunakan.

Sewa
Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak
untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati dan sebagai
imbalannya lessee melakukan pembayaran atau seSuatu kontrak sewa dengan
porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap di tangan
lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi
dibebankan ke laba rugi konsolidasian berdasarkan garis lurus selama masa
sewa.rangkaian pembayaran kepada lessor.
Goodwill
Goodwill merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan nilai wajar
aset bersih bisnis pada tanggal akuisisi. Goodwill diuji penurunan nilainya setiap
tahun dan dicatat sebesar biaya perolehandikurangi dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai.Kerugian penurunan nilai atas goodwill tidak dapat dipulihkan.
Keuntungan dan kerugian pelepasan entitas mencakup jumlah tercatat goodwill
yang terkait dengan bisnis yang dijual. Goodwill dialokasikan pada unit penghasil
kas dalam rangka menguji penurunan nilai. Alokasi dibuat untukunit penghasil
kas atau kelompok unit penghasil kasyang diharapkan mendapat manfaat dari
kombinasi bisnis dimana goodwill tersebut timbul.

Aset takberwujud
Perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak memiliki masa manfaat yang
terbatas dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk
mengalokasikan biaya perolehan sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai
berikut: Perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak
Merek yang diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis diakui sebesar
nilai wajar pada tanggal perolehannya. Grup menentukan apakah umur manfaat
merek terbatas atau tidak terbatas dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
relevan. Umur manfaat merek ditelaah pada setiap periode pelaporan untuk
menentukan apakah peristiwa dan kondisi terkini dapat terus mendukung
penilaian bahwa umur manfaat tetap tidak terbatas.

Beban dibayar dimuka


Beban dibayar dimuka dibebankan ke laba rugi konsolidasian sesuai
dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.
Pendapatan dan beban
Pendapatan terdiri dari nilai wajar imbalan yang diterima atau akan
diterima dari penjualan barang dalam kegiatan usaha normal Grup. Pendapatan
disajikan neto setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur,potongan harga dan
diskon. Grup mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara
andal, besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan mengalir kepada
entitas dan pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
telah berpindah kepada pelanggan.Penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan
barang di atas kapal di pelabuhan pengirim (f.o.b. shipping point). Penjualan lokal
ke pelanggan modern trade diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan
dan penjualan lokal ke pelanggan general trade diakui saat barang
diserahterimakan pada titik penyerahan yang disepakati dengan pelanggan. Beban
diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan metode akrual.

Pinjaman
Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi
dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada
biaya perolehan diamortisasi. Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek kecuali Grup memiliki hak tanpa syarat untuk menunda pembayaran
liabilitas selama lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Biaya pinjaman
yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi aset
kualifikasian (qualifying asset), dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai secara
substansial.

Utang usaha
Utang usaha pada awalnya diukur sebesar nilai wajar dan selanjutnya
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga
efektif.

Pajak penghasilan kini dan tangguhan


Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak
tersebut diakui dalam laba rugikonsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait
dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui dalam ekuitas atau dalam
pendapatan komprehensif lainnya. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing
diakui dalam ekuitas atau pendapatan komprehensif lainnya. Pajak penghasilan
kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang telah diberlakukan pada
tanggal posisi keuangan.
Pajak penghasilan tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer
antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya.
Pajak penghasilan tangguhan ditentukan menggunakan tarif pajak yang telah
berlaku atau secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan
akan diterapkan pada saat aset pajak tangguhan yang bersangkutan direalisasi atau
pada saat liabilitas pajak tangguhan diselesaikan.

Modal saham dan tambahan modal disetor


Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.Tambahan modal disetor
merupakan selisih antara kontribusi modal dan nilai nominal saham. Biaya yang
secara langsung terkait dengan penerbitan saham disajikan sebagai pengurang
tambahan modal disetor.

Informasi segmen
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan
internal yang diberikan kepada Direksi. Direksi bertanggung jawab untuk
mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat
keputusan strategis.
BAB III

KESIMPULAN

Pt. Unilever memiliki keberhasilan jangka panjang, mereka memiliki


komitmen menyeluruh terhadap standar kinerja dan produktivitas Unilever yang
luar biasa, kerja sama yang efektif dan kesediaan untuk menerima gagasan-
gagasan baru serta belajar terus menerus. Unilever percaya bahwa untuk meraih
keberhasilan menurut standar tertinggi perilaku perusahaan terhadap karyawan
Unilever, konsumen dan masyarakat. Beberapa teknologi yang diterapkan dalam
perusahaan tersebut antara lain: Laboratorium penelitian dan pengembangan,
Komunikasi pemasaran terpadu, dan Penggunaan perangkat mobile

Kekuatan Unilever dikembangkan atas dasar kemampuan para


karyawannya. Prioritas tinggi diberikan kepada pengemban keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang mencangkup seluruh organisasi melalui
perhatian formal dan pengembangan pengalaman dalam pekerjaan. Semua
manajer kini rata-rata meluangkan waktu delapan hari setiap tahunnya untuk
mengikuti kegiatan pelatihan. Pangsa pasar dari PT. Unilever adalah semua umur
dalam masyarakat dan semua kalangan ekonomi dari kalangan bawah, menengah
dan kalanga atas masyarakat. Pesaing perusahaan pt.unilever yaitu pt.indofoot,
dimana perusahaan ini adalah perusahaan yang menghasilkan produk yang
hampir semuanya sejenis atau sama dengan pt.unilever.

Pemasaran dapat dilihat dari sudut penjual (4 P) diantaranya tempat yang


strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price)
dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan
(4 C) adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wants),
biaya pelanggan (cost to the customer), kenyamanan (convenience) dan
komunikasi (comunication). Strategi Promosi yang dapat dilakukanoleh
PT.Unilever yaitu:

1. Periklanan: Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau
jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
2. Promosi Penjualan: Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas: Berbagai program untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
4. Penjualan Secara Pribadi: Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau
lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
5. Pemasaran Langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan
atau mendapatkantanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon
pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.unilever.co.id

http://vendriandinata.blogspot.co.id/2011/10/analisis-kasus-perusahaan-pt-
unilever.html

http://vendriandinata.blogspot.co.id/2013/10/strategi-pemasaran-semua-produk-
pt.html

http://gerisgerisgeris.blogspot.co.id/2013/11/perbandingan-antara-pt-unilever-dan-
pt.html

http://www.slideshare.net/naisynyno/is-planing-pt-unilever-indonesia

Anda mungkin juga menyukai