Anda di halaman 1dari 45

MATRIK RESIKO

POLSEK RAMBANG
TAHUN 2023
POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR MUARA ENIM
POLSEK RAMBANG

MATRIK RISIKO

INSTANSI PEMERINTAH : POLRI


UNIT KERJA : POLSEK RAMBANG POLRES MUARA ENIM
SUB UNIT KERJA : UNIT PROVOST POLSEK RAMBANG

NO IDENTIFIKASI RISIKO MITIGASI RISIKO HASIL PENERAPAN MITIGASI RISKO


01. Giat pelayanan pengaduan dari 1. Transparansi dan akuntabilitas: • Peningkatan kepercayaan masyarakat: Dengan
masyarakat tentang peyimpangan memberikan pelayanan pengaduan yang efektif dan
perilaku dan tindakan pegawai • Pastikan adanya transparansi dalam proses responsif, serta menangani penyimpangan perilaku
negeri pada Polri khususnya di penanganan pengaduan masyarakat terhadap dan tindakan pegawai dengan serius, akan
Polsek Rambang perilaku atau tindakan pegawai negeri pada Polsek meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
Rambang. Informasikan dengan jelas tentang Polri dan Polsek Rambang. Masyarakat akan
mekanisme pengaduan yang tersedia, langkah- merasa bahwa pengaduan mereka diperhatikan
langkah yang akan diambil, dan waktu dan diambil tindakan yang sesuai.
penyelesaian yang diharapkan. • Identifikasi masalah internal: Melalui penerimaan
• Pastikan adanya akuntabilitas di dalam sistem dan penanganan pengaduan masyarakat, Polsek
pengaduan. Pegawai yang terlibat dalam Rambang dapat mengidentifikasi masalah internal
penanganan pengaduan harus bertanggung jawab yang perlu diperbaiki. Dengan adanya pengaduan
dan akuntabel atas tindakan dan keputusan yang yang diajukan, pihak berwenang dapat mengetahui
diambil. dan mengatasi penyimpangan perilaku dan
tindakan pegawai secara efektif, sehingga
2. Perlindungan terhadap pelapor: meningkatkan kualitas layanan dan reputasi Polsek.
• Pengawasan dan akuntabilitas: Giat pelayanan
• Sediakan perlindungan yang memadai bagi pelapor pengaduan yang baik memungkinkan Polsek
agar mereka merasa aman dan nyaman dalam Rambang untuk melakukan pengawasan dan
melaporkan permasalahan. Pastikan adanya pemantauan terhadap perilaku dan tindakan
kebijakan yang melindungi pelapor dari tindakan pegawai. Dengan adanya mekanisme pengaduan
represif atau pembalasan dari pihak yang yang efektif, pegawai yang melakukan
dilaporkan. penyimpangan dapat diidentifikasi dan dikenakan
• Jaga kerahasiaan identitas pelapor jika diminta, tindakan disiplin yang sesuai, sehingga
kecuali jika ada kebutuhan hukum untuk meningkatkan akuntabilitas di dalam organisasi.
mengungkapkannya. • Perbaikan proses dan kebijakan: Pengaduan yang
diterima dan ditangani dengan baik juga dapat
3. Penanganan pengaduan yang objektif dan adil: memberikan masukan berharga untuk perbaikan
proses dan kebijakan di Polsek Rambang. Dengan
• Pastikan bahwa setiap pengaduan yang diterima menganalisis pengaduan yang masuk, Polsek
ditangani dengan objektifitas dan keadilan. dapat mengidentifikasi pola atau tren tertentu yang
Melakukan penyelidikan yang obyektif dan menunjukkan kelemahan dalam sistem atau
menyeluruh terhadap setiap pengaduan yang kebijakan yang perlu diperbaiki.
masuk. • Hubungan yang lebih baik dengan masyarakat:
• Libatkan pihak independen atau lembaga eksternal Melalui pelayanan pengaduan yang efektif, Polsek
yang dapat memberikan pengawasan dan Rambang dapat membangun hubungan yang lebih
menghindari potensi konflik kepentingan. baik dengan masyarakat. Masyarakat akan merasa
didengar dan dihargai, sehingga meningkatkan
4. Pelatihan dan pemahaman yang lebih baik: kepuasan mereka terhadap pelayanan yang
diberikan oleh Polsek.
• Berikan pelatihan dan pemahaman yang lebih baik
kepada pegawai Polsek Rambang mengenai kode
etik, integritas, dan standar perilaku yang
diharapkan. Pastikan mereka memahami
pentingnya pelayanan yang baik dan konsekuensi
dari perilaku atau tindakan yang tidak etis.

5. Mekanisme pengawasan dan audit:

• Bentuk mekanisme pengawasan dan audit internal


yang ketat untuk memantau tindakan dan perilaku
pegawai. Pastikan adanya inspeksi dan audit
berkala terhadap Polsek Rambang untuk
memastikan kepatuhan terhadap prosedur dan
etika yang telah ditetapkan.

6. Melibatkan masyarakat:
• Aktif melibatkan masyarakat dalam pengawasan
terhadap perilaku dan tindakan pegawai negeri
pada Polsek Rambang. Membangun hubungan
yang kuat antara Polsek dan masyarakat sehingga
masyarakat merasa memiliki peran aktif dalam
pengawasan dan pelaporan perilaku yang tidak
pantas.
02. Penegakkan disiplin dan ketertiban 1. Penegakan aturan dan kebijakan: 1. Peningkatan ketaatan aturan: Dengan penerapan langkah-
pegawai negeri pada Polri di langkah mitigasi risiko, diharapkan akan terjadi peningkatan
lingkungan Polsek • Tetapkan aturan dan kebijakan yang jelas terkait dengan ketaatan aturan dan kepatuhan terhadap disiplin dan ketertiban
disiplin dan ketertiban di lingkungan Polsek Rambang. di lingkungan Polsek. Pegawai akan lebih menyadari
Pastikan semua pegawai mengetahui aturan dan pentingnya mematuhi aturan dan menghormati tata tertib yang
kebijakan tersebut melalui pelatihan dan sosialisasi yang telah ditetapkan.
efektif. 2. Pengurangan pelanggaran: Melalui langkah-langkah mitigasi
risiko yang efektif, diharapkan dapat mengurangi frekuensi
2. Konsistensi penegakan: pelanggaran disiplin dan ketertiban. Konsistensi dalam
penegakan aturan, pengawasan internal yang efektif, serta
• Terapkan penegakan aturan dan kebijakan dengan pelatihan yang tepat dapat menjadi pencegahan dan
konsisten dan adil. Pastikan bahwa tindakan disiplin penindakan terhadap pelanggaran yang terjadi.
diberlakukan secara proporsional terhadap setiap 3. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas: Dengan terciptanya
pelanggaran dan tidak ada pilih kasih. disiplin dan ketertiban yang baik, diharapkan akan terjadi
peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja di lingkungan
3. Sistem pengawasan internal: Polsek. Pegawai akan lebih fokus dan terarah dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga kinerja dan pelayanan
• Bentuk sistem pengawasan internal yang efektif untuk kepada masyarakat dapat ditingkatkan.
memantau perilaku dan tindakan pegawai negeri di 4. Peningkatan citra dan kepercayaan masyarakat: Penegakan
Polsek Rambang. Sistem ini dapat meliputi pemeriksaan disiplin dan ketertiban yang efektif di lingkungan Polsek akan
rutin, inspeksi, dan audit yang dilakukan oleh tim berdampak positif pada citra institusi Polri dan Polsek
internal untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan Rambang di mata masyarakat. Masyarakat akan memiliki
dan kebijakan yang berlaku. kepercayaan yang lebih besar terhadap integritas dan
profesionalisme pegawai, serta merasa aman dan nyaman
4. Pelatihan dan pembinaan: dalam berinteraksi dengan mereka.
5. Pengurangan konflik internal: Dengan penerapan langkah-
• Lakukan pelatihan secara rutin untuk meningkatkan langkah mitigasi risiko yang tepat, diharapkan dapat
pemahaman pegawai tentang pentingnya disiplin dan mengurangi terjadinya konflik internal di lingkungan Polsek.
ketertiban. Selain itu, lakukan pembinaan secara kontinu Proses penegakan disiplin yang adil dan objektif, serta
untuk membantu pegawai dalam mengembangkan sikap komunikasi yang transparan, dapat membantu mengatasi
profesional dan bertanggung jawab. permasalahan dan meminimalkan konflik antarpegawai.
6. Meningkatnya kepuasan pegawai: Dengan adanya penegakan
5. Keadilan dalam proses: disiplin dan ketertiban yang baik, pegawai dapat merasakan
lingkungan kerja yang lebih tertata dan aman. Hal ini dapat
• Pastikan bahwa proses penegakan disiplin dan ketertiban meningkatkan kepuasan pegawai, motivasi kerja, serta
dilakukan secara adil dan objektif. Pegawai yang terlibat memperkuat loyalitas dan dedikasi mereka terhadap tugas dan
dalam pelanggaran harus mendapatkan kesempatan untuk institusi Polri.
memberikan pembelaan dan klarifikasi sebelum tindakan
disiplin diambil.

6. Transparansi dan komunikasi:

• Berikan informasi yang jelas dan transparan kepada


pegawai tentang konsekuensi dari pelanggaran disiplin
dan ketertiban. Jelaskan prosedur penegakan disiplin
secara terperinci dan komunikasikan dengan baik kepada
seluruh pegawai.

7. Penghargaan dan insentif:

• Berikan penghargaan dan insentif bagi pegawai yang


menunjukkan tingkat disiplin dan ketertiban yang baik.
Ini dapat menjadi stimulus positif untuk mendorong
pegawai untuk mematuhi aturan dan menjaga tindakan
yang profesional.

03. Pengamanan internal dalam rangka 1. Penetapan kebijakan dan pedoman: Tentukan kebijakan yang 1. Peningkatan kepatuhan terhadap aturan dan kode etik:
penegakkan disiplin dan kode etik jelas dan pedoman yang merinci standar disiplin dan kode Dengan adanya pengamanan internal yang efektif,
profesi Polri etik yang harus diikuti oleh pegawai Polri. Pastikan semua diharapkan akan terjadi peningkatan kepatuhan pegawai
pegawai mengetahui dan memahami kebijakan dan pedoman terhadap aturan dan kode etik profesi Polri. Pegawai akan
tersebut melalui pelatihan dan sosialisasi yang efektif. lebih memahami pentingnya mematuhi aturan dan menjaga
2. Sistem pengawasan internal: Bentuk mekanisme pengawasan integritas dalam melaksanakan tugas mereka.
internal yang efektif untuk memantau perilaku dan tindakan 2. Pengurangan pelanggaran disiplin: Melalui langkah-langkah
pegawai. Hal ini dapat melibatkan pemeriksaan rutin, mitigasi risiko yang tepat, diharapkan dapat mengurangi
inspeksi, dan audit yang dilakukan oleh tim pengawas frekuensi pelanggaran disiplin di lingkungan Polri.
internal untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan Pengawasan internal yang ketat, sistem pelaporan yang
pedoman yang berlaku. aman, dan penanganan yang adil terhadap pelanggaran akan
3. Pelaporan pelanggaran: Buat sistem pelaporan yang aman menjadi pencegahan yang efektif.
dan rahasia yang memungkinkan pegawai untuk melaporkan 3. Meningkatnya integritas dan profesionalisme: Dengan
pelanggaran disiplin dan kode etik. Pastikan ada jaminan pengamanan internal yang kuat, diharapkan akan terjadi
kerahasiaan dan perlindungan bagi pelapor, serta adopsi peningkatan integritas dan profesionalisme pegawai Polri.
mekanisme whistleblowing yang efektif. Pegawai akan lebih berkomitmen untuk menjalankan tugas
4. Penanganan pelanggaran secara adil: Pastikan bahwa setiap dengan integritas, menjaga reputasi institusi, dan
pelanggaran disiplin dan kode etik ditangani dengan adil dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
proporsional. Proses penegakan disiplin harus transparan, 4. Peningkatan kepercayaan publik: Dengan penerapan
didasarkan pada fakta dan bukti yang jelas, dan dilakukan pengamanan internal yang efektif, diharapkan akan terjadi
tanpa adanya diskriminasi atau pilih kasih. peningkatan kepercayaan publik terhadap Polri. Masyarakat
5. Pelatihan dan pembinaan: Lakukan pelatihan dan pembinaan akan merasa yakin bahwa pelanggaran disiplin dan kode
secara berkala untuk meningkatkan pemahaman dan etik ditangani dengan serius dan adil, yang akan membantu
kesadaran pegawai tentang disiplin dan kode etik profesi membangun citra positif institusi Polri.
Polri. Dukungan dan pembinaan yang terus-menerus akan 5. Identifikasi dan penanganan dini terhadap pelanggaran:
membantu meningkatkan integritas dan profesionalisme Dengan sistem pengawasan internal yang baik, pelanggaran
pegawai. disiplin dan kode etik dapat diidentifikasi lebih cepat. Hal
6. Komunikasi yang efektif: Sampaikan secara jelas dan ini memungkinkan tindakan penanganan yang tepat waktu
terbuka mengenai harapan terkait disiplin dan kode etik dan efektif untuk mencegah agar pelanggaran tersebut tidak
kepada semua pegawai. Komunikasikan kebijakan, pedoman, berkembang menjadi masalah yang lebih besar.
dan perubahan yang relevan secara teratur agar semua 6. Peningkatan kualitas kerja dan pelayanan: Dengan disiplin
pegawai memahami dan dapat mematuhi standar yang dan kode etik yang ditegakkan secara efektif, diharapkan
ditetapkan. akan terjadi peningkatan kualitas kerja dan pelayanan
7. Evaluasi dan perbaikan: Lakukan evaluasi terhadap pegawai Polri. Pegawai akan bekerja dengan lebih fokus,
efektivitas kebijakan dan prosedur yang diterapkan. Tinjau bertanggung jawab, dan memberikan pelayanan yang lebih
secara berkala untuk mengidentifikasi kelemahan atau celah baik kepada masyarakat.
dalam pengamanan internal dan lakukan perbaikan yang 7. Perbaikan konteks organisasi: Penerapan pengamanan
diperlukan. internal yang baik juga dapat membantu mengidentifikasi
8. Keadilan dan akuntabilitas: Pastikan bahwa seluruh proses kelemahan dalam sistem, prosedur, atau budaya organisasi
penegakan disiplin dan kode etik dilakukan dengan prinsip yang dapat mempengaruhi disiplin dan etika pegawai.
keadilan dan akuntabilitas. Tindakan yang diambil harus Dengan demikian, langkah-langkah perbaikan yang tepat
didasarkan pada bukti yang kuat, dan pegawai yang dapat diambil untuk memperbaiki konteks organisasi secara
melanggar harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. keseluruhan.

04. Pelaksanaan pengawasan dan 1. Pengawasan intensif: Lakukan pengawasan intensif terhadap 1. Peningkatan kepatuhan dan ketaatan: Dengan adanya
penilaian terhadap pegawai negeri pegawai yang telah menjalani hukuman disiplin dan kode etik. pengawasan yang intensif dan evaluasi kinerja yang jelas,
pada Polri di lingkungan Polsek Hal ini dapat dilakukan melalui pemantauan kinerja, diharapkan akan terjadi peningkatan kepatuhan dan ketaatan
yang sedang dan telah pemeriksaan rutin, dan penilaian berkala terhadap perilaku pegawai terhadap aturan dan etika profesi Polri. Pegawai
menjalankan hukuman disiplin dan dan tindakan pegawai. akan lebih berhati-hati dalam melaksanakan tugas mereka
kode etik profesi Polri 2. Rekam jejak dan catatan: Buat catatan yang akurat mengenai dan mematuhi standar yang ditetapkan.
hukuman disiplin yang telah dijatuhkan terhadap pegawai, 2. Identifikasi dini terhadap potensi pelanggaran: Melalui
termasuk informasi mengenai pelanggaran, tindakan yang pengawasan yang ketat, dapat diidentifikasi dini potensi
diambil, dan masa hukuman. Rekam jejak ini akan membantu pelanggaran atau penyimpangan perilaku dari pegawai yang
dalam pemantauan dan evaluasi kembali perilaku dan kinerja telah menjalani hukuman disiplin. Hal ini memungkinkan
pegawai yang bersangkutan. tindakan pencegahan yang tepat untuk mencegah
3. Pembinaan dan rehabilitasi: Sediakan program pembinaan dan pelanggaran kembali terjadi.
rehabilitasi bagi pegawai yang telah menjalani hukuman 3. Peningkatan kualitas kerja: Dengan adanya evaluasi kinerja
disiplin. Program ini dapat membantu mereka untuk yang jelas, pembinaan berkelanjutan, dan pelatihan yang
memperbaiki perilaku, memperkuat kompetensi, dan kembali sesuai, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas kerja
berkontribusi secara positif dalam tugas mereka. pegawai. Mereka akan lebih fokus pada pencapaian tujuan
4. Peningkatan pengawasan dan pengawas: Tingkatkan kerja, memperbaiki kompetensi, dan meningkatkan
pengawasan dan peran pengawas terhadap pegawai yang telah pelayanan kepada masyarakat.
menjalani hukuman disiplin. Pastikan adanya pengawasan 4. Perbaikan perilaku dan pembinaan profesionalisme: Melalui
yang ketat terhadap kegiatan mereka dan berikan penilaian program pembinaan dan rehabilitasi yang tepat, pegawai
yang obyektif untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap yang telah menjalani hukuman disiplin dapat memperbaiki
aturan dan etika profesi Polri. perilaku dan mengembangkan profesionalisme dalam
5. Evaluasi kinerja yang jelas: Tentukan kriteria evaluasi kinerja melaksanakan tugas mereka. Ini akan membantu mereka
yang jelas dan transparan untuk pegawai yang telah menjalani untuk kembali berkontribusi secara positif dan membangun
hukuman disiplin. Evaluasi ini harus melibatkan pencapaian citra positif Polri.
tujuan kerja, kualitas pelayanan, serta kepatuhan terhadap 5. Penegakan disiplin yang lebih kuat: Dengan adanya evaluasi
aturan dan kode etik profesi Polri. kinerja yang jelas dan pengawasan yang intensif, pegawai
6. Pelatihan dan pembinaan berkelanjutan: Terus berikan yang melanggar kembali setelah menjalani hukuman dapat
pelatihan dan pembinaan kepada pegawai yang telah diberikan sanksi tambahan yang sesuai. Hal ini akan
menjalani hukuman disiplin untuk memperkuat pengetahuan, memberikan sinyal yang kuat tentang pentingnya disiplin
keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan disiplin dan kode dan penegakan aturan di lingkungan Polsek.
etik profesi Polri. Pembinaan yang berkelanjutan akan 6. Peningkatan kepercayaan publik: Dengan adanya
membantu mereka dalam memperbaiki diri dan menghindari pengawasan yang ketat dan penilaian kinerja yang obyektif,
pelanggaran di masa depan. diharapkan akan terjadi peningkatan kepercayaan publik
7. Komunikasi terbuka: Lakukan komunikasi terbuka dengan terhadap Polri. Masyarakat akan melihat bahwa institusi ini
pegawai yang telah menjalani hukuman disiplin. Berikan serius dalam menegakkan disiplin dan kode etik, yang dapat
umpan balik secara jelas mengenai perilaku dan kinerja membangun kepercayaan dan citra positif.
mereka, serta berikan arahan dan dorongan untuk terus 7. Pengurangan risiko dan pelanggaran berulang: Dengan
memperbaiki diri. menerapkan pengawasan yang intensif dan evaluasi yang
8. Penerapan sanksi tambahan: Jika diperlukan, pertimbangkan jelas, risiko terjadinya pelanggaran disiplin dan kode etik
penerapan sanksi tambahan untuk pegawai yang kembali secara berulang dapat dikurangi. Pegawai yang telah
melanggar disiplin dan kode etik setelah menjalani hukuman menjalani hukuman akan lebih waspada dan memahami
sebelumnya. Sanksi tambahan ini dapat menjadi langkah konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan.
pencegahan dan penegakan yang lebih kuat terhadap
pelanggaran.

05. Pengusulan rehabilitas pegawai 1. Evaluasi yang komprehensif: Lakukan evaluasi yang 1. Pemulihan profesionalisme: Melalui program rehabilitasi
negeri pada Polri di lingkungan komprehensif terhadap pegawai yang telah menjalani yang tepat, pegawai yang telah menjalani hukuman dapat
Polsek yang telah melaksanakan hukuman, termasuk analisis perilaku, kinerja, dan perubahan memulihkan profesionalisme mereka. Mereka akan diberikan
hukuman berdasarkan hasil yang terjadi selama masa hukuman. Evaluasi ini akan kesempatan untuk mengembangkan kembali keterampilan dan
pengawasan dan penilaian yang memberikan gambaran yang akurat mengenai kesiapan dan pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas
dilakukan potensi rehabilitasi pegawai tersebut. mereka dengan baik.
2. Pembinaan dan pendampingan: Sediakan program pembinaan 2. Perbaikan perilaku dan integritas: Dengan adanya pendekatan
dan pendampingan yang intensif bagi pegawai yang diusulkan pembinaan dan pendampingan, pegawai yang direhabilitasi
untuk rehabilitasi. Program ini dapat mencakup pelatihan dapat memperbaiki perilaku mereka. Program ini akan
keterampilan, pengembangan sikap profesional, serta membantu mereka untuk menghindari pelanggaran di masa
dukungan dalam mengatasi masalah pribadi yang mungkin depan dan memperkuat integritas mereka sebagai anggota
berkontribusi pada pelanggaran sebelumnya. Polri.
3. Pemantauan dan pengawasan berkelanjutan: Tetap lakukan 3. Pengurangan risiko pelanggaran berulang: Dengan melakukan
pemantauan dan pengawasan berkelanjutan terhadap pegawai pemantauan dan pengawasan yang berkelanjutan, risiko
yang direhabilitasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan terjadinya pelanggaran berulang oleh pegawai yang
ketaatan mereka terhadap aturan dan etika profesi, serta untuk direhabilitasi dapat dikurangi. Hal ini penting untuk
mengidentifikasi potensi kambuhnya perilaku yang tidak memastikan bahwa mereka tetap mematuhi aturan dan etika
diinginkan. profesi Polri.
4. Sanksi tambahan dan tindakan korektif: Tetap siapkan sanksi 4. Peningkatan kualitas kerja: Melalui evaluasi berkala dan
tambahan dan tindakan korektif yang sesuai apabila pegawai pengawasan yang ketat, pegawai yang menjalani rehabilitasi
yang direhabilitasi kembali melakukan pelanggaran atau tidak dapat mengalami peningkatan kualitas kerja mereka. Mereka
mematuhi peraturan. Hal ini penting untuk menjaga akan lebih berfokus pada pencapaian tujuan kerja dan
keberlanjutan dan efektivitas program rehabilitasi serta untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
memberikan sinyal yang jelas tentang konsekuensi dari 5. Pemulihan reputasi: Melalui proses rehabilitasi yang berhasil,
pelanggaran yang dilakukan. pegawai yang telah menjalani hukuman dapat memulihkan
5. Evaluasi secara berkala: Lakukan evaluasi secara berkala reputasi mereka. Ini akan membantu membangun kembali
terhadap pegawai yang sedang menjalani rehabilitasi. kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri dan
Evaluasi ini dapat melibatkan tim terkait yang kompeten dan menciptakan citra yang positif.
objektif untuk memastikan kemajuan yang telah dicapai dan 6. Kontribusi positif terhadap organisasi: Dengan memberikan
memberikan rekomendasi terkait lanjutan atau perubahan kesempatan kedua kepada pegawai yang direhabilitasi,
yang diperlukan dalam proses rehabilitasi. mereka dapat kembali berkontribusi secara positif dalam
6. Peningkatan komunikasi dan transparansi: Jaga komunikasi organisasi. Mereka dapat membagikan pengalaman mereka
yang terbuka dan transparan antara pegawai yang untuk mencegah pelanggaran di masa depan dan menjadi
direhabilitasi, pengawas, dan pimpinan terkait. Hal ini akan contoh bagi pegawai lainnya.
membantu membangun kepercayaan, memberikan umpan 7. Pengembangan sistem pengawasan yang lebih efektif: Melalui
balik yang konstruktif, dan memastikan pemahaman yang proses rehabilitasi, pengawasan dan penilaian terhadap
jelas mengenai proses rehabilitasi yang dilakukan. pegawai yang direhabilitasi dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
7. Pemberian kesempatan dan pemulihan reputasi: Berikan Ini akan membantu membangun sistem pengawasan yang
kesempatan yang adil dan setara kepada pegawai yang lebih efektif dalam mengidentifikasi dini dan mencegah
direhabilitasi untuk memulihkan reputasi dan karir mereka. pelanggaran di lingkungan Polsek.
Dukung mereka dalam mengembangkan kemampuan,
mengikuti pelatihan lanjutan, dan berpartisipasi dalam tugas
dan tanggung jawab yang dapat membantu mereka
membuktikan perubahan positif dalam perilaku dan kinerja.

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAMBANG

JUNARDI, S.H.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77120142
POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR MUARA ENIM
POLSEK RAMBANG

MATRIK RISIKO

INSTANSI PEMERINTAH : POLRI


UNIT KERJA : POLSEK RAMBANG POLRES MUARA ENIM
SUB UNIT KERJA : UNIT SIUM POLSEK RAMBANG

NO IDENTIFIKASI RISIKO MITIGASI RISIKO HASIL PENERAPAN MITIGASI RISKO


01. Melakukan perencanaan kegiatan 1. Identifikasi risiko: Lakukan identifikasi risiko yang terkait 1. Efisiensi perencanaan: Dengan adanya mitigasi risiko, proses
dan administrasi pegawai negeri dengan perencanaan kegiatan dan administrasi pegawai perencanaan kegiatan dan administrasi pegawai negeri pada
pada Polri serta sarana prasarana negeri pada Polri serta sarana prasarana. Identifikasi ini harus Polri serta sarana prasarana dapat dilakukan dengan lebih
mencakup risiko operasional, risiko keuangan, risiko hukum, efisien. Identifikasi risiko dan pengaturan tindakan mitigasi
dan risiko lainnya yang mungkin timbul dalam pelaksanaan yang tepat membantu menghindari gangguan atau hambatan
tugas tersebut. yang dapat menghambat perencanaan.
2. Evaluasi risiko: Evaluasi setiap risiko yang diidentifikasi 2. Keamanan data dan informasi: Melalui mitigasi risiko yang
berdasarkan tingkat keparahan, frekuensi kemunculan, dan dilakukan, perlindungan terhadap data dan informasi
dampaknya terhadap tugas perencanaan kegiatan dan administrasi pegawai negeri serta sarana prasarana dapat
administrasi pegawai negeri serta sarana prasarana. Hal ini ditingkatkan. Langkah-langkah keamanan seperti enkripsi
akan membantu dalam menentukan prioritas mitigasi risiko data, pengaturan hak akses, dan penggunaan sistem
yang perlu dilakukan. keamanan yang terkini membantu melindungi kerahasiaan
3. Perencanaan mitigasi: Rencanakan tindakan mitigasi risiko dan integritas informasi.
yang spesifik untuk setiap risiko yang telah diidentifikasi. 3. Pengurangan risiko operasional: Mitigasi risiko membantu
Tindakan ini haruslah realistis, relevan, dan dapat mengurangi risiko operasional yang terkait dengan
dilaksanakan. Misalnya, mengimplementasikan prosedur perencanaan kegiatan dan administrasi. Hal ini mencakup
keamanan yang ketat untuk melindungi data administrasi, risiko kesalahan prosedur, risiko terlambatnya pengiriman
melakukan perawatan preventif terhadap sarana prasarana, dokumen, risiko kehilangan data, dan risiko lainnya yang
dan mengatur prosedur perencanaan yang efisien. dapat mengganggu kelancaran operasional.
4. Implementasi tindakan mitigasi: Lakukan implementasi 4. Peningkatan kepatuhan: Melalui langkah-langkah mitigasi
tindakan mitigasi risiko sesuai dengan rencana yang telah risiko yang diterapkan, kepatuhan terhadap aturan dan
disusun. Pastikan bahwa semua pihak terlibat memahami peraturan dalam perencanaan kegiatan dan administrasi dapat
tindakan mitigasi yang harus diambil dan melaksanakannya ditingkatkan. Hal ini meliputi kepatuhan terhadap kebijakan
dengan konsisten. internal, pedoman administrasi, serta peraturan yang berlaku
5. Pemantauan dan evaluasi: Lakukan pemantauan secara untuk sarana prasarana.
berkala terhadap efektivitas tindakan mitigasi risiko yang 5. Pengoptimalan sumber daya: Dengan mengidentifikasi dan
telah diimplementasikan. Evaluasi apakah tindakan mitigasi mengelola risiko yang ada, sumber daya dapat dioptimalkan
telah berhasil mengurangi risiko atau meminimalisir dampak dengan lebih efektif. Mitigasi risiko membantu dalam
negatif yang mungkin terjadi. Jika diperlukan, lakukan pengalokasian waktu, tenaga, dan anggaran yang tepat untuk
perbaikan atau perubahan pada tindakan mitigasi yang ada. setiap kegiatan perencanaan dan administrasi.
6. Pelibatan pegawai: Libatkan pegawai dalam proses mitigasi 6. Peningkatan kualitas layanan: Dengan mengurangi risiko dan
risiko dengan memberikan pelatihan dan pemahaman yang meningkatkan efisiensi dalam tugas perencanaan dan
cukup mengenai risiko yang mungkin terjadi, serta tindakan administrasi, kualitas layanan yang diberikan oleh pegawai
mitigasi yang harus dilakukan. Pastikan pegawai memiliki negeri pada Polri dapat ditingkatkan. Hal ini mencakup
kesadaran dan keterampilan yang cukup untuk mengatasi pelayanan yang lebih cepat, akurat, dan responsif terhadap
risiko dalam tugas mereka. kebutuhan masyarakat dan anggota Polri.
7. Peningkatan kesadaran risiko: Tingkatkan kesadaran risiko 7. Peningkatan kepercayaan masyarakat: Melalui mitigasi
di antara pegawai melalui penyuluhan dan komunikasi yang risiko yang efektif, dapat diharapkan bahwa kepercayaan
efektif. Sampaikan informasi mengenai risiko yang mungkin masyarakat terhadap institusi Polri dalam hal perencanaan
timbul dalam perencanaan kegiatan dan administrasi pegawai kegiatan dan administrasi akan meningkat. Langkah-langkah
negeri serta sarana prasarana, serta pentingnya melaksanakan yang transparan, akuntabel, dan keamanan yang terjamin
tindakan mitigasi risiko yang telah ditetapkan. akan memberikan keyakinan bahwa tugas ini dilaksanakan
dengan baik dan bertanggung jawab.

02. Melakukan pelayanan administrasi 1. Identifikasi risiko: Identifikasi risiko terkait dengan 1. Peningkatan akurasi dan keandalan data: Melalui tindakan
umum, ketatausahaan dan urusan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan, urusan dalam, mitigasi risiko yang telah dilakukan, kesalahan dalam
dalam, kearsipan di Polsek dan kearsipan di Polsek Rambang. Risiko dapat mencakup pengolahan data administrasi dapat diminimalisir. Hal ini
Rambang kesalahan data, kehilangan dokumen, kerusakan arsip, akan menghasilkan data yang lebih akurat dan dapat
pelanggaran privasi, dan lain sebagainya. diandalkan dalam kegiatan operasional Polsek.
2. Evaluasi risiko: Evaluasi setiap risiko yang telah 2. Keamanan dan kerahasiaan informasi: Dengan menerapkan
diidentifikasi berdasarkan tingkat keparahan, frekuensi pengendalian akses dan keamanan yang tepat, informasi
kemunculan, dan dampaknya terhadap tugas administrasi. administrasi yang sensitif dapat dilindungi dengan baik. Ini
Hal ini akan membantu dalam menentukan prioritas mitigasi mencakup perlindungan privasi data pribadi, penghindaran
risiko yang perlu dilakukan. kebocoran informasi, dan pengamanan terhadap akses yang
3. Implementasi kebijakan dan prosedur: Sediakan kebijakan tidak sah.
dan prosedur yang jelas dan terdokumentasi untuk 3. Efisiensi dan efektivitas tugas administrasi: Dengan
melaksanakan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan, mengatur kebijakan, prosedur, dan sistem yang baik, tugas
urusan dalam, dan kearsipan. Pastikan prosedur tersebut administrasi seperti pengolahan dokumen, pengarsipan, dan
sesuai dengan aturan dan peraturan yang berlaku. pelaksanaan urusan dalam dapat dilakukan dengan lebih
4. Pelatihan dan pemahaman pegawai: Berikan pelatihan yang efisien dan efektif. Hal ini mengurangi risiko kesalahan,
memadai kepada pegawai yang bertanggung jawab atas kehilangan data, dan penundaan dalam proses administrasi.
pelayanan administrasi. Pastikan mereka memahami tugas 4. Pengurangan risiko hukum: Melalui mitigasi risiko yang
dan tanggung jawab mereka, serta memiliki pengetahuan tepat, risiko hukum terkait dengan administrasi,
tentang praktik terbaik dalam administrasi, ketatausahaan, ketatausahaan, urusan dalam, dan kearsipan dapat dikurangi.
urusan dalam, dan kearsipan. Hal ini mencakup memastikan kepatuhan terhadap regulasi,
5. Pengendalian akses dan keamanan: Terapkan pengendalian menjaga integritas dokumen, dan mengikuti prosedur hukum
akses fisik dan digital yang memadai untuk melindungi yang berlaku.
dokumen, data, dan arsip yang berhubungan dengan 5. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas: Dengan
pelayanan administrasi. Ini meliputi penggunaan kata sandi mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi risiko,
yang kuat, izin akses yang terbatas, pengamanan ruangan dan Polsek Rambang dapat meningkatkan transparansi dan
peralatan, serta enkripsi data yang sensitif. akuntabilitas dalam pelayanan administrasi. Ini mencakup
6. Pengaturan tata kelola dokumen dan arsip: Tetapkan pencatatan yang lengkap, audit internal yang teratur, dan
kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pengaturan pelaporan yang jelas terkait dengan kegiatan administrasi
dokumen dan arsip. Pastikan adanya klasifikasi yang tepat, yang dilakukan.
metode penyimpanan yang aman, pemeliharaan rutin, dan 6. Peningkatan kepuasan masyarakat: Melalui penerapan
pemindahan arsip yang sesuai dengan ketentuan yang mitigasi risiko, kualitas pelayanan administrasi umum,
berlaku. ketatausahaan, urusan dalam, dan kearsipan dapat
7. Pemantauan dan evaluasi: Lakukan pemantauan secara ditingkatkan. Ini akan memberikan dampak positif pada
berkala terhadap pelaksanaan pelayanan administrasi, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan
ketatausahaan, urusan dalam, dan kearsipan di Polsek oleh Polsek Rambang.
Rambang. Evaluasi apakah tindakan mitigasi risiko yang 7. Peningkatan reputasi dan kepercayaan publik: Dengan
telah dilakukan telah berhasil mengurangi risiko atau menjalankan mitigasi risiko secara efektif, Polsek Rambang
meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi. Jika dapat membangun reputasi yang baik dan meningkatkan
diperlukan, lakukan perbaikan atau perubahan pada tindakan kepercayaan publik terhadap profesionalisme dan kualitas
mitigasi yang ada. pelayanan administrasi yang diberikan.
8. Penyuluhan kepada masyarakat: Lakukan penyuluhan
kepada masyarakat tentang pentingnya pelayanan
administrasi yang berkualitas, kearsipan yang baik, dan
kepatuhan terhadap aturan dan prosedur. Jelaskan cara
pengaduan jika terjadi masalah atau pelanggaran dalam
pelayanan administrasi.

03. Melakukan pelayanan 1. Identifikasi risiko: Identifikasi risiko yang mungkin terjadi 1. Keamanan fisik yang ditingkatkan: Dengan menerapkan
markas dalam pelayanan markas di Polsek Rambang. Risiko yang langkah-langkah pengamanan fisik yang tepat, seperti
dapat diidentifikasi meliputi risiko keamanan fisik, risiko pengunci pintu dan jendela yang baik, instalasi CCTV, dan
kehilangan atau pencurian barang, risiko gangguan teknis, penempatan petugas keamanan, risiko keamanan fisik dapat
dan lain sebagainya. dikurangi. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman bagi
2. Pengamanan fisik: Pastikan ada langkah-langkah pegawai dan pengunjung markas.
pengamanan fisik yang memadai di markas Polsek Rambang. 2. Perlindungan data dan informasi: Dengan menggunakan
Hal ini dapat mencakup penggunaan sistem pengunci pintu langkah-langkah keamanan yang tepat, seperti enkripsi data,
dan jendela yang baik, instalasi CCTV, penempatan petugas pengaturan akses terbatas, dan penggunaan kata sandi yang
keamanan, dan pengaturan akses yang terbatas ke area kuat, data dan informasi yang sensitif di markas dapat
tertentu. terlindungi dengan baik. Ini membantu mencegah akses yang
3. Keamanan data dan informasi: Terapkan langkah-langkah tidak sah dan kebocoran informasi.
keamanan untuk melindungi data dan informasi yang sensitif 3. Kelancaran operasional: Dengan melakukan pemeliharaan
di markas. Ini melibatkan penggunaan perangkat lunak rutin terhadap peralatan yang digunakan dalam pelayanan
keamanan, enkripsi data, pengaturan kata sandi yang kuat, markas, seperti sistem komunikasi dan perangkat teknologi
dan akses terbatas kepada orang yang berwenang. lainnya, risiko gangguan teknis dapat dikurangi. Hal ini
4. Pengendalian akses: Atur sistem pengendalian akses yang membantu menjaga kelancaran operasional markas dan
efektif di markas. Ini mencakup pengaturan izin akses ke memastikan pelayanan yang efektif.
area tertentu, penggunaan kartu akses atau identifikasi 4. Kesadaran pegawai: Dengan memberikan pelatihan dan
khusus, dan pemantauan aktivitas masuk dan keluar markas. meningkatkan kesadaran pegawai tentang keamanan dan
5. Pemeliharaan peralatan: Lakukan pemeliharaan rutin mitigasi risiko dalam pelayanan markas, pegawai menjadi
terhadap peralatan yang digunakan dalam pelayanan markas, lebih siap dan mampu mengenali potensi risiko serta
seperti sistem komunikasi, komputer, dan peralatan lainnya. mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan atau Ini membantu menciptakan budaya keamanan yang kuat di
kerusakan yang dapat mengganggu kelancaran pelayanan. lingkungan markas.
6. Pelatihan dan kesadaran pegawai: Berikan pelatihan kepada 5. Peningkatan kualitas pelayanan: Dengan mengurangi risiko
pegawai mengenai pentingnya keamanan dan mitigasi risiko dan memastikan kelancaran operasional, hasilnya adalah
dalam pelayanan markas. Tingkatkan kesadaran akan risiko peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan di markas.
yang mungkin terjadi dan bagaimana mengatasi atau Pegawai dapat memberikan pelayanan yang lebih efisien,
melaporkannya kepada pihak yang berwenang. responsif, dan akurat kepada pengunjung atau pihak yang
7. Pengaturan kebersihan dan sanitasi: Jaga kebersihan dan membutuhkan.
sanitasi di markas Polsek Rambang agar lingkungan tetap 6. Kepercayaan publik yang meningkat: Dengan menjalankan
sehat dan aman. Pastikan ada pengaturan rutin untuk mitigasi risiko yang efektif, Polsek Rambang dapat
membersihkan area markas, membuang sampah dengan membangun reputasi yang baik dan meningkatkan
benar, dan menjaga kebersihan fasilitas umum. kepercayaan publik terhadap pelayanan yang diberikan di
8. Pemantauan dan evaluasi: Lakukan pemantauan secara markas. Hal ini penting dalam menjalin hubungan yang
berkala terhadap penerapan mitigasi risiko yang telah positif dengan masyarakat.
dilakukan di markas. Evaluasi apakah langkah-langkah
mitigasi risiko tersebut efektif atau perlu diperbaiki. Jika
ditemukan risiko baru atau kelemahan, segera lakukan
tindakan perbaikan yang diperlukan.

04. Melakukan perawatan tahanan 1. Pengamanan Fisik: Pastikan ada pengamanan fisik yang 1. Keamanan dan keandalan: Dengan menerapkan langkah-
dan pengelolaan barang bukti. memadai di area perawatan tahanan dan penyimpanan barang langkah pengamanan fisik yang memadai, seperti pengunci
bukti. Hal ini mencakup penggunaan sistem pengunci yang yang kuat, CCTV, dan penempatan petugas keamanan, risiko
kuat pada ruang tahanan dan gudang penyimpanan, instalasi pelarian tahanan dapat dikurangi. Selain itu, pengelolaan
CCTV untuk pemantauan, pengaturan akses terbatas, dan barang bukti yang baik juga mencegah hilangnya atau
penempatan petugas keamanan yang memadai. rusaknya barang bukti yang menjadi bukti penting dalam
2. Proses Penerimaan Tahanan dan Barang Bukti: Terapkan proses hukum.
prosedur yang jelas dan terstandarisasi dalam proses 2. Ketertiban dan ketelitian: Dengan adanya prosedur
penerimaan tahanan dan barang bukti. Ini meliputi penerimaan tahanan yang jelas dan terstandarisasi, serta
pemeriksaan yang cermat terhadap tahanan dan barang bukti pencatatan yang akurat, tercipta ketertiban dalam
yang masuk, pencatatan yang akurat, dan penanganan yang pengelolaan tahanan. Hal ini membantu memastikan bahwa
hati-hati untuk menghindari kehilangan atau kerusakan. tahanan yang masuk dan keluar telah terdokumentasi dengan
3. Penyimpanan dan Pemeliharaan: Tetapkan area penyimpanan baik, meminimalkan risiko kesalahan atau kelalaian dalam
yang sesuai untuk tahanan dan barang bukti. Pastikan ruang proses administrasi.
tahanan memiliki kondisi yang aman dan nyaman, seperti 3. Perlindungan hak asasi manusia: Dengan menjaga kondisi
ventilasi yang baik, penerangan yang memadai, dan sanitasi ruang tahanan yang aman dan nyaman, termasuk ventilasi,
yang terjaga. Selain itu, lakukan pemeliharaan rutin terhadap penerangan, dan sanitasi yang memadai, hak asasi manusia
barang bukti untuk mencegah kerusakan atau perubahan tahanan tetap terjaga. Mitigasi risiko yang efektif membantu
yang tidak disengaja. mencegah penyalahgunaan atau perlakuan yang tidak
4. Pengendalian Akses: Atur sistem pengendalian akses yang manusiawi terhadap tahanan.
ketat untuk mencegah akses yang tidak sah ke area 4. Keamanan informasi: Dengan menerapkan sistem pencatatan
perawatan tahanan dan penyimpanan barang bukti. Pastikan dan manajemen yang baik, serta pengendalian akses yang
hanya petugas yang berwenang yang memiliki akses ke area ketat, risiko kebocoran informasi atau akses yang tidak sah
tersebut. Penggunaan kartu akses atau identifikasi khusus, terhadap data tahanan atau barang bukti dapat diminimalisir.
serta pemantauan aktivitas masuk dan keluar, dapat Hal ini penting untuk menjaga kerahasiaan dan integritas
membantu mengendalikan akses dengan lebih baik. informasi yang terkait dengan proses hukum.
5. Sistem Pencatatan dan Manajemen: Terapkan sistem 5. Peningkatan efisiensi: Dengan adanya sistem pencatatan,
pencatatan dan manajemen yang baik untuk tahanan dan manajemen, dan pemantauan yang baik, proses perawatan
barang bukti. Hal ini mencakup pembuatan inventaris yang tahanan dan pengelolaan barang bukti menjadi lebih efisien.
lengkap dan akurat, pencatatan perubahan status tahanan atau Ini dapat mengurangi risiko kesalahan atau keterlambatan
barang bukti, serta pelaporan yang rutin. Dengan adanya dalam penanganan tahanan dan barang bukti, sehingga
sistem yang teratur, risiko kehilangan atau kelalaian dalam mempercepat proses hukum yang berlangsung.
pengelolaan dapat diminimalisir. 6. Peningkatan kepercayaan publik: Dengan menjalankan
6. Pelatihan Pegawai: Berikan pelatihan kepada petugas yang mitigasi risiko yang efektif dalam perawatan tahanan dan
bertanggung jawab atas perawatan tahanan dan pengelolaan pengelolaan barang bukti, Polsek Rambang dapat
barang bukti. Pelatihan tersebut mencakup prosedur yang membangun kepercayaan publik yang lebih baik. Masyarakat
benar dalam penanganan tahanan, pengemasan dan akan merasa yakin bahwa proses hukum dilaksanakan
penandaan barang bukti, serta prinsip-prinsip keamanan dengan baik dan adil, serta tahanan dan barang bukti dikelola
dalam pengelolaan. Hal ini akan membantu meningkatkan dengan profesionalisme.
keterampilan dan kesadaran petugas terhadap risiko yang
mungkin terjadi.
7. Audit dan Pemantauan Rutin: Lakukan audit dan pemantauan
rutin terhadap proses perawatan tahanan dan pengelolaan
barang bukti. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi
kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan,
mengidentifikasi risiko potensial, serta melihat keberhasilan
mitigasi risiko yang telah dilakukan.

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAMBANG

JUNARDI, S.H.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77120142
POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR MUARA ENIM
POLSEK RAMBANG

MATRIK RISIKO

INSTANSI PEMERINTAH : POLRI


UNIT KERJA : POLSEK RAMBANG POLRES MUARA ENIM
SUB UNIT KERJA : UNIT SPKT POLSEK RAMBANG

NO IDENTIFIKASI RISIKO MITIGASI RISIKO HASIL PENERAPAN MITIGASI RISKO


01. Giat pelayanan kepolisian 1. Standardisasi Prosedur: Tetapkan prosedur yang jelas dan 1. Keterjaminan dan keamanan dokumen: Dengan menerapkan
kepada masyarakat secara terstandarisasi dalam penerbitan laporan Polisi, surat tanda langkah-langkah keamanan yang memadai, seperti sistem
terpadu, antara lain dalam terima laporan Polisi, surat pemberitahuan perkembangan pengendalian dokumen, tanda tangan digital, dan kebijakan
bentuk laporan Polisi, surat hasil penyidikan, surat keterangan tanda lapor kehilangan, penggunaan data yang tepat, risiko kehilangan atau
tanda terima laporan Polisi surat keterangan catatan kepolisian, surat tanda terima pemalsuan dokumen dapat dikurangi. Ini membantu
,surat pemberitahuan pemberitahuan, dan surat izin keramaian. Hal ini membantu memastikan bahwa dokumen yang dikeluarkan oleh
perkembangan hasil penyidikan, memastikan konsistensi dalam pelayanan kepolisian kepada kepolisian adalah valid dan dapat dipercaya.
surat keterangan tanda lapor masyarakat. 2. Standar pelayanan yang konsisten: Dengan memiliki
kehilangan, surat keterangan 2. Sistem Informasi Terpadu: Implementasikan sistem prosedur yang jelas dan terstandarisasi dalam penerbitan
catatan kepolisian, surat tanda informasi terintegrasi yang memungkinkan pelaporan, laporan Polisi, surat tanda terima laporan Polisi, dan surat-
terima pemberitahuan, dan surat pengolahan, dan pemantauan yang efisien terkait laporan surat resmi lainnya, pelayanan kepolisian dapat memberikan
izin keramaian Polisi dan surat-surat resmi lainnya. Sistem ini dapat konsistensi dalam pengelolaan dan penyampaian dokumen
membantu mengurangi kesalahan administrasi, kepada masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga keadilan
meningkatkan akurasi data, dan mempercepat proses dan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.
pelayanan. 3. Transparansi dan komunikasi yang baik: Dengan
3. Pelatihan Pegawai: Berikan pelatihan kepada petugas memberikan surat pemberitahuan perkembangan hasil
kepolisian dalam hal penggunaan sistem informasi, prosedur penyidikan kepada pelapor, masyarakat dapat memperoleh
administrasi, keterampilan komunikasi, dan penanganan informasi tentang perkembangan kasus yang mereka
kasus secara efektif. Pelatihan ini membantu meningkatkan laporkan. Hal ini membantu membangun kepercayaan dan
kualitas pelayanan, pemahaman hukum, dan kesadaran akan transparansi antara kepolisian dan masyarakat.
pentingnya etika profesi dalam pelayanan kepolisian. 4. Kemudahan akses dan pelayanan yang cepat: Dengan
4. Pengendalian Dokumen dan Keamanan Data: Terapkan menerapkan sistem informasi terpadu dan prosedur yang
pengendalian yang ketat terhadap dokumen dan data yang efisien, kepolisian dapat memberikan akses yang mudah dan
terkait dengan pelayanan kepolisian, seperti pengaturan akses pelayanan yang cepat terkait laporan Polisi, surat keterangan
yang sesuai, perlindungan terhadap kebocoran informasi, dan tanda lapor kehilangan, surat keterangan catatan kepolisian,
kebijakan keamanan data. Hal ini penting untuk menjaga surat tanda terima pemberitahuan, dan surat izin keramaian.
kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data yang sensitif. Hal ini membantu meminimalkan birokrasi dan
5. Audit dan Evaluasi Internal: Lakukan audit internal secara meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur dan kepolisian.
kebijakan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini dapat 5. Pengawasan dan evaluasi: Dengan melakukan pengawasan
membantu mengidentifikasi kelemahan dalam sistem, dan evaluasi rutin terhadap proses pelayanan, termasuk
memperbaiki proses pelayanan, dan mengurangi risiko penerbitan surat-surat resmi, kepolisian dapat
penyalahgunaan atau kesalahan. mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko atau
6. Peningkatan Komunikasi dengan Masyarakat: Tingkatkan kekurangan dalam pelayanan tersebut. Pengawasan dan
komunikasi antara kepolisian dan masyarakat dengan evaluasi juga membantu meningkatkan kualitas dan
menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses efektivitas pelayanan kepolisian secara keseluruhan.
tentang prosedur, persyaratan, dan waktu yang diperlukan 6. Pelatihan dan peningkatan keterampilan: Melalui pelatihan
dalam mendapatkan layanan kepolisian. Komunikasi yang yang terus-menerus, petugas kepolisian dapat meningkatkan
baik membantu mengurangi ketidakjelasan dan keterampilan mereka dalam melakukan pelayanan yang
meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang terpadu. Pelatihan tersebut dapat meliputi pemahaman
diberikan. tentang prosedur, komunikasi efektif, manajemen waktu, dan
7. Monitoring dan Umpan Balik: Lakukan monitoring secara penanganan situasi yang beragam. Dengan peningkatan
rutin terhadap pelaksanaan pelayanan kepolisian dan minta keterampilan, petugas kepolisian dapat memberikan
umpan balik dari masyarakat untuk mengetahui kepuasan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
mereka terhadap pelayanan yang diberikan. Hal ini
membantu mendeteksi masalah atau kekurangan yang perlu
diperbaiki serta memberikan kesempatan untuk mengambil
langkah perbaikan yang diperlukan.

02. Pengoordinasian dan pemberian 1. Pelatihan dan Pengetahuan: Memberikan pelatihan yang 1. Pelatihan dan Keterampilan: Petugas kepolisian diberikan
bantuan serta pertolongan, antara memadai kepada petugas kepolisian terkait dengan tindakan pelatihan yang memadai dalam tindakan pertama di tempat
lain tindakan pertama di tempat pertama di tempat kejadian perkara, pengaturan, penjagaan, kejadian perkara, pengaturan, penjagaan, pengawalan,
kejadian perkara, pengaturan, pengawalan, patroli, dan pengamanan kegiatan. Pelatihan ini patroli, dan pengamanan kegiatan. Pelatihan ini meliputi
penjagaan, pengawalan, patroli, mencakup teknik penanganan keadaan darurat, komunikasi pengetahuan tentang prosedur standar, teknik penanganan
dan pengamanan kegiatan efektif, manajemen lalu lintas, penanganan massa, dan taktik keadaan darurat, pengendalian kerumunan, pengaturan lalu
masyarakat dan instansi pemerintah keamanan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang lintas, dan taktik keamanan. Petugas dilatih untuk merespons
memadai, petugas dapat mengurangi risiko dan memberikan dengan cepat dan efektif dalam situasi yang berbeda.
bantuan yang lebih efektif. 2. Perencanaan dan Koordinasi: Dilakukan perencanaan yang
2. Perencanaan dan Koordinasi: Menerapkan perencanaan yang matang sebelum melaksanakan tugas pengoordinasian dan
baik sebelum pelaksanaan tugas kepolisian yang melibatkan pemberian bantuan serta pertolongan. Hal ini meliputi
pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli, dan identifikasi risiko potensial, alokasi sumber daya yang tepat,
pengamanan. Hal ini mencakup identifikasi risiko potensial, dan koordinasi dengan pihak terkait seperti instansi
alokasi sumber daya yang memadai, dan koordinasi dengan pemerintah dan masyarakat setempat. Perencanaan yang baik
pihak terkait, termasuk instansi pemerintah dan masyarakat membantu mengurangi risiko dan memastikan efisiensi
setempat. Dengan perencanaan yang matang, risiko dapat dalam pelaksanaan tugas.
dikelola dengan lebih baik. 3. Pemantauan dan Evaluasi: Dilakukan pemantauan aktif
3. Penggunaan Teknologi dan Peralatan: Memanfaatkan terhadap pelaksanaan tugas pengoordinasian dan pemberian
teknologi dan peralatan yang tepat untuk mendukung bantuan serta pertolongan. Petugas dan manajemen
pelaksanaan tugas kepolisian, seperti CCTV, sistem melakukan evaluasi secara berkala untuk mengidentifikasi
komunikasi yang handal, kendaraan patroli yang dilengkapi kelemahan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas.
dengan peralatan keamanan, dan perlengkapan medis Evaluasi ini dapat digunakan untuk mengambil langkah-
darurat. Penggunaan teknologi dan peralatan yang tepat langkah perbaikan dan peningkatan yang diperlukan.
dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan keamanan 4. Penggunaan Teknologi dan Peralatan: Pemanfaatan teknologi
dalam pelaksanaan tugas. dan peralatan yang memadai juga menjadi faktor penting
4. Pengawasan dan Evaluasi: Melakukan pengawasan dan dalam mitigasi risiko. Contohnya, penggunaan sistem
evaluasi terhadap pelaksanaan tugas kepolisian untuk komunikasi yang handal, CCTV, kendaraan patroli yang
memastikan kepatuhan terhadap prosedur, kebijakan, dan dilengkapi dengan peralatan keamanan, dan perlengkapan
standar operasional yang ditetapkan. Pengawasan yang medis darurat. Teknologi dan peralatan yang baik membantu
efektif dapat membantu mendeteksi dan mengatasi risiko petugas dalam melakukan tugas dengan lebih efektif dan
potensial serta memastikan kualitas pelayanan yang tinggi. memberikan perlindungan yang lebih baik.
5. Komunikasi dan Koordinasi dengan Masyarakat: 5. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Kerja sama dan kolaborasi
Membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat dan dengan instansi pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait
instansi pemerintah, termasuk melalui kegiatan penyuluhan, lainnya menjadi kunci dalam mitigasi risiko. Keterlibatan
pertemuan dengan komunitas, dan forum dialog. Dengan aktif dalam forum diskusi, rapat koordinasi, dan kerja sama
membangun hubungan yang kuat, kepolisian dapat lebih lintas sektor membantu dalam memperkuat sinergi dan
memahami kebutuhan masyarakat dan mengkoordinasikan respon yang terpadu dalam memberikan bantuan dan
upaya pemberian bantuan serta pertolongan dengan lebih pertolongan.
efektif. 6. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Dilakukan upaya untuk
6. Respons Cepat dan Tanggap: Menyediakan sistem respons meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tindakan
cepat dan tanggap terhadap situasi darurat atau kejadian yang pertama di tempat kejadian perkara, pentingnya pengaturan,
memerlukan bantuan kepolisian. Hal ini melibatkan penjagaan, dan pengawalan kegiatan, serta tata cara
pengembangan prosedur yang jelas, pemantauan aktif pengamanan. Pemberian edukasi dan informasi kepada
terhadap situasi, dan siaga 24 jam untuk memberikan masyarakat membantu dalam menciptakan lingkungan yang
bantuan dengan cepat. lebih aman dan mendukung tugas kepolisian.

03. Pelayanan masyarakat melalui 1. Penggunaan Sistem Informasi: Memanfaatkan teknologi 1. Efisiensi dan Kecepatan: Dengan adopsi sistem informasi
surat dan alat komunikasi informasi dalam proses pelayanan surat dan komunikasi. yang baik, proses pengarsipan, pengelolaan, dan pengiriman
Misalnya, menggunakan sistem komputerisasi untuk surat menjadi lebih efisien. Surat-surat dapat dikelola dengan
pengarsipan dan pengelolaan surat, serta penggunaan email, lebih mudah dan cepat, mengurangi risiko terjadinya
aplikasi pesan instan, atau platform komunikasi online untuk keterlambatan atau kesalahan dalam pengiriman.
berinteraksi dengan masyarakat. 2. Keamanan dan Privasi: Dengan penerapan langkah
2. Pelatihan dan Keterampilan: Melakukan pelatihan kepada keamanan informasi yang memadai, seperti enkripsi data dan
petugas terkait mengenai tata cara dan etika dalam pelayanan pengendalian akses yang ketat, risiko kebocoran informasi
melalui surat dan komunikasi. Hal ini meliputi pengetahuan pribadi masyarakat dapat diminimalkan. Ini membantu
tentang prosedur administrasi, kebijakan penggunaan surat, menjaga kerahasiaan dan privasi data yang dikirim melalui
penggunaan bahasa yang jelas dan sopan dalam komunikasi, surat atau alat komunikasi.
serta keamanan dan privasi data. 3. Kepuasan Masyarakat: Dengan memberikan pelatihan
3. Verifikasi Identitas: Mengadopsi mekanisme verifikasi kepada petugas terkait tentang etika komunikasi dan tata cara
identitas yang ketat dalam proses pengajuan surat atau pelayanan yang baik, masyarakat akan merasa dihargai dan
komunikasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa mendapatkan pengalaman pelayanan yang lebih baik.
pelayanan diberikan kepada pihak yang berwenang dan Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai prosedur dan
mencegah penyalahgunaan informasi. tata cara pelayanan juga dapat meningkatkan kepuasan
4. Keamanan Informasi: Menerapkan langkah-langkah mereka.
keamanan informasi dalam pengelolaan dan penyimpanan 4. Akurasi dan Kejelasan: Penerapan mekanisme verifikasi
data surat serta komunikasi. Misalnya, mengenkripsi data, identitas membantu memastikan bahwa surat-surat diterima
melindungi akses terhadap sistem komputer, dan menjaga dari pihak yang berwenang. Ini membantu meningkatkan
kerahasiaan informasi pribadi masyarakat. akurasi dan kejelasan komunikasi antara kepolisian dan
5. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat.
masyarakat mengenai prosedur dan tata cara dalam 5. Responsif dan Tanggap: Dengan menggunakan alat
pelayanan melalui surat dan komunikasi. Ini dapat dilakukan komunikasi yang efektif, seperti email, pesan instan, atau
melalui kampanye sosialisasi, penyediaan panduan platform komunikasi online, kepolisian dapat memberikan
penggunaan surat, atau penyediaan informasi di situs web respons yang lebih cepat dan tanggap terhadap permintaan,
resmi kepolisian. pertanyaan, atau laporan masyarakat. Ini membantu
6. Evaluasi dan Umpan Balik: Melakukan evaluasi secara meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat
berkala terhadap pelayanan surat dan komunikasi yang terhadap pelayanan yang diberikan.
diberikan. Mengumpulkan umpan balik dari masyarakat 6. Evaluasi dan Perbaikan: Melalui evaluasi berkala dan
untuk mengetahui kepuasan mereka, mengidentifikasi pengumpulan umpan balik dari masyarakat, kepolisian dapat
masalah atau kekurangan dalam proses pelayanan, dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dalam pelayanan
melalui surat dan komunikasi. Tindakan perbaikan yang
melakukan perbaikan yang diperlukan. diambil berdasarkan umpan balik masyarakat membantu
meningkatkan kualitas dan efektivitas pelayanan yang
diberikan.

04. Pelayanan informasi yang 1. Pengetahuan Hukum: Petugas yang bertugas dalam 1. Kepatuhan Hukum: Penerapan mitigasi risiko memastikan
berkaitan dengan kepentingan memberikan pelayanan informasi harus memiliki bahwa pelayanan informasi yang diberikan oleh kepolisian
masyarakat sesuai dengan pemahaman yang baik tentang ketentuan hukum terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
ketentuan peraturan perundang- pemberian informasi kepada masyarakat. Mereka perlu berlaku. Hal ini membantu menjaga kepatuhan terhadap
undangan dilengkapi dengan pengetahuan tentang undang-undang, hukum dan menghindari potensi pelanggaran yang dapat
regulasi, dan kebijakan terkait pemberian informasi kepada merugikan masyarakat.
publik. 2. Akurasi dan Kredibilitas: Dengan adanya mitigasi risiko,
2. Proses Verifikasi dan Validasi: Sebelum memberikan informasi yang diberikan kepada masyarakat menjadi lebih
informasi kepada masyarakat, penting untuk melakukan akurat dan dapat dipercaya. Petugas yang bertugas dalam
proses verifikasi dan validasi terhadap informasi yang akan pemberian informasi dilengkapi dengan pengetahuan yang
disampaikan. Hal ini meliputi memastikan keabsahan memadai tentang peraturan perundang-undangan sehingga
informasi, menjaga kerahasiaan data sensitif, dan dapat memberikan informasi yang benar dan sahih.
memastikan bahwa informasi yang diberikan sesuai dengan 3. Perlindungan Data Pribadi: Penerapan mitigasi risiko
ketentuan hukum yang berlaku. membantu menjaga kerahasiaan dan privasi data pribadi
3. Pengendalian Akses Informasi: Mengatur akses terhadap masyarakat yang terkait dengan pelayanan informasi. Hal ini
informasi dengan cermat sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan dengan memastikan bahwa akses terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hanya pihak informasi pribadi hanya diberikan kepada pihak yang
yang berwenang dan memiliki kebutuhan yang jelas yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
diberikan akses terhadap informasi yang sensitif atau undangan yang berlaku.
terbatas. 4. Pelayanan yang Responsif: Dengan mengikuti ketentuan
4. Penggunaan Saluran Komunikasi Resmi: Mengarahkan peraturan perundang-undangan, kepolisian dapat
masyarakat untuk mendapatkan informasi melalui saluran memberikan pelayanan informasi yang responsif terhadap
komunikasi resmi yang telah ditetapkan. Ini dapat meliputi kebutuhan masyarakat. Masyarakat akan mendapatkan akses
website resmi, pusat informasi, call center, atau aplikasi yang cepat dan efisien terhadap informasi yang mereka
resmi yang telah disediakan oleh kepolisian. Hal ini perlukan, sehingga meningkatkan kepuasan mereka terhadap
membantu memastikan bahwa informasi yang diberikan pelayanan yang diberikan.
adalah akurat dan sah. 5. Transparansi dan Akuntabilitas: Dengan menerapkan
5. Pelatihan dan Kesadaran: Mengadakan pelatihan kepada mitigasi risiko, kepolisian dapat memastikan transparansi
petugas terkait mengenai pemberian informasi yang sesuai dalam pemberian informasi kepada masyarakat. Petugas
dengan ketentuan hukum. Meningkatkan kesadaran akan yang bertugas dalam pelayanan informasi harus berpegang
pentingnya kepatuhan terhadap peraturan perundang- pada prinsip-prinsip akuntabilitas dan memberikan informasi
undangan dalam memberikan informasi kepada masyarakat. yang jelas, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Audit dan Evaluasi: Melakukan audit dan evaluasi secara 6. Evaluasi dan Perbaikan: Melalui evaluasi berkala terhadap
berkala terhadap pelayanan informasi yang diberikan. pelayanan informasi yang diberikan, kepolisian dapat
Mengidentifikasi kelemahan atau pelanggaran terhadap mengidentifikasi kelemahan atau potensi pelanggaran
peraturan perundang-undangan dan mengambil tindakan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Tindakan
perbaikan yang diperlukan. perbaikan dapat diambil untuk meningkatkan kualitas dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

05. Penyiapan registrasi pelaporan, 1. Sistem Registrasi Pelaporan: Menerapkan sistem registrasi 1. Pencatatan yang Tertib: Penerapan mitigasi risiko
penyusunan dan penyampaian pelaporan yang terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. memastikan bahwa registrasi pelaporan dilakukan secara
laporan harian kepada Kapolsek Hal ini dapat meliputi penggunaan formulir pelaporan teratur dan tertib. Hal ini membantu memudahkan
standar dan pendaftaran yang jelas untuk memudahkan identifikasi dan pencarian laporan yang dibutuhkan dengan
proses pencatatan dan identifikasi laporan yang masuk. cepat dan efisien.
2. Standar Pelaporan Harian: Mengembangkan standar 2. Kelengkapan Informasi: Dengan adanya mitigasi risiko,
pelaporan harian yang jelas dan terperinci. Hal ini meliputi penyusunan laporan harian dilakukan dengan memastikan
informasi yang harus disertakan dalam laporan, format yang kelengkapan informasi yang diperlukan. Petugas
harus digunakan, dan tenggat waktu penyampaian laporan. bertanggung jawab untuk memastikan bahwa laporan
Standar ini membantu memastikan konsistensi dan mencakup semua data yang relevan dan penting, sehingga
kelengkapan laporan harian yang disampaikan kepada memberikan gambaran yang komprehensif kepada
Kapolsek. Kapolsek.
3. Pelatihan dan Kesadaran: Memberikan pelatihan kepada 3. Kepatuhan Waktu: Melalui mitigasi risiko, tenggat waktu
petugas terkait tentang prosedur penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan harian dapat dipatuhi secara konsisten.
penyampaian laporan harian. Petugas harus diberikan Petugas yang bertugas menyusun laporan harus memahami
pemahaman yang baik tentang pentingnya kepatuhan dan mematuhi jadwal yang ditetapkan, sehingga laporan
terhadap ketentuan dan jadwal pelaporan yang telah dapat disampaikan tepat waktu kepada Kapolsek.
ditetapkan. 4. Kualitas dan Akurasi: Dengan menerapkan mitigasi risiko,
4. Pengawasan dan Verifikasi: Melakukan pengawasan dan kualitas dan akurasi laporan harian dapat ditingkatkan.
verifikasi terhadap laporan harian yang disampaikan. Hal ini Petugas harus memastikan bahwa data yang tercantum
dilakukan untuk memastikan keakuratan, kebenaran, dan dalam laporan valid dan akurat, serta menghindari kesalahan
ketepatan waktu laporan yang diberikan. Jika ditemukan atau kekurangan informasi yang dapat mempengaruhi
kesalahan atau kekurangan, tindakan perbaikan dan tindak keputusan Kapolsek.
lanjut harus diambil segera. 5. Pengawasan dan Verifikasi: Melalui mitigasi risiko,
5. Komunikasi yang Efektif: Menjalin komunikasi yang efektif dilakukan pengawasan dan verifikasi terhadap laporan
antara petugas yang bertugas menyusun laporan harian harian yang disampaikan. Hal ini bertujuan untuk
dengan atasan atau Kapolsek. Hal ini penting untuk memastikan konsistensi, kebenaran, dan ketepatan waktu
memastikan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan laporan. Jika ditemukan kesalahan atau kekurangan,
laporan, pertukaran informasi yang relevan, dan tindakan perbaikan segera diambil untuk meningkatkan
kemungkinan perubahan atau penyesuaian yang diperlukan kualitas laporan.
dalam proses pelaporan. 6. Pengembangan Sistem: Dalam penerapan mitigasi risiko,
6. Evaluasi dan Perbaikan: Melakukan evaluasi berkala dapat dilakukan pengembangan sistem atau penggunaan
terhadap proses penyiapan, penyusunan, dan penyampaian teknologi yang memudahkan proses penyiapan, penyusunan,
laporan harian. Identifikasi kelemahan atau hambatan yang dan penyampaian laporan harian. Sistem yang efisien dan
mungkin timbul dan mengambil tindakan perbaikan yang terintegrasi membantu meminimalkan kesalahan dan
diperlukan. Memperbarui prosedur dan kebijakan yang ada mempercepat alur kerja, meningkatkan efektivitas dan
sesuai dengan kebutuhan dan perubahan yang terjadi. efisiensi dalam memberikan informasi kepada Kapolsek.

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAMBANG

JUNARDI, S.H.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77120142
POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR MUARA ENIM
POLSEK RAMBANG

MATRIK RISIKO

INSTANSI PEMERINTAH : POLRI


UNIT KERJA : POLSEK RAMBANG POLRES MUARA ENIM
SUB UNIT KERJA : UNIT INTELKAM POLSEK RAMBANG

NO IDENTIFIKASI RISIKO MITIGASI RISIKO HASIL PENERAPAN MITIGASI RISKO


01. Pembinaan kegiatan intelijen 1. Kebijakan dan Prosedur: Menerapkan kebijakan dan 1. Standar Operasional: Dengan menerapkan mitigasi risiko,
keamanan dan produk intelijen prosedur yang jelas untuk kegiatan intelijen keamanan dan dapat dibangun standar operasional yang jelas dan terstruktur
pembuatan produk intelijen. Kebijakan ini harus mencakup untuk kegiatan intelijen keamanan. Hal ini membantu dalam
panduan tentang pengumpulan, analisis, dan penggunaan menjaga konsistensi, efisiensi, dan keberlanjutan kegiatan
informasi intelijen, serta tindakan yang harus diambil dalam intelijen di Polsek.
menjaga kerahasiaan dan keamanan data intelijen. 2. Kualitas dan Akurasi Informasi: Dengan adanya mitigasi
2. Pelatihan dan Sertifikasi: Melakukan pelatihan reguler risiko, pembinaan kegiatan intelijen dapat berfokus pada
kepada personel yang terlibat dalam kegiatan intelijen pengumpulan, analisis, dan penggunaan informasi yang
keamanan. Pelatihan ini meliputi metode pengumpulan dan berkualitas dan akurat. Langkah-langkah pengamanan data
analisis intelijen, etika dalam penggunaan informasi intelijen, dan validasi informasi akan membantu mengurangi risiko
dan keamanan data. Memberikan sertifikasi kepada personel kesalahan atau manipulasi data dalam produk intelijen.
yang telah menguasai keterampilan dan pengetahuan yang 3. Pelatihan dan Pengembangan Personel: Melalui mitigasi
diperlukan juga penting. risiko, dapat dilakukan pelatihan dan pengembangan
3. Pengawasan Internal: Melakukan pengawasan internal yang personel terkait kegiatan intelijen keamanan. Hal ini
ketat terhadap kegiatan intelijen keamanan dan produk membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan
intelijen. Hal ini melibatkan peninjauan rutin terhadap personel dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi
proses, metodologi, dan kualitas produk intelijen yang intelijen, serta memahami aspek hukum, etika, dan kebijakan
dihasilkan. Pengawasan yang efektif akan membantu terkait.
mencegah penyalahgunaan informasi intelijen atau 4. Kerjasama dan Kolaborasi: Mitigasi risiko juga dapat
pelanggaran etika. meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antara unit intelijen
4. Kerahasiaan dan Keamanan Data: Menerapkan langkah- di Polsek dengan instansi lain, baik di tingkat internal
langkah untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data maupun eksternal. Kolaborasi yang baik membantu dalam
intelijen. Ini termasuk penggunaan sistem keamanan yang pertukaran informasi, analisis bersama, dan tindakan
kuat, akses terbatas terhadap informasi intelijen, enkripsi koordinatif untuk menghadapi ancaman keamanan.
data yang sensitif, dan penghapusan data yang tidak lagi 5. Keamanan Data dan Informasi: Mitigasi risiko mengarah
diperlukan. Penggunaan protokol keamanan yang tepat akan pada peningkatan keamanan data dan informasi intelijen.
membantu melindungi integritas dan kerahasiaan informasi Langkah-langkah pengamanan termasuk penggunaan sistem
intelijen. keamanan yang canggih, akses terbatas, enkripsi data, dan
5. Koordinasi dan Kolaborasi: Membangun kerja sama dan pemantauan penggunaan data yang dilakukan dengan ketat.
kolaborasi dengan instansi lain, baik di tingkat internal 6. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Melalui mitigasi
maupun eksternal. Hal ini penting untuk menukar informasi risiko, dilakukan evaluasi terhadap efektivitas kegiatan
intelijen, mengidentifikasi ancaman potensial, dan pembinaan intelijen. Evaluasi tersebut melibatkan
mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau identifikasi kelemahan, peluang perbaikan, dan tindakan
mengatasi risiko keamanan. Koordinasi yang baik akan perbaikan yang diperlukan. Proses evaluasi yang
memperkuat efektivitas kegiatan intelijen. berkelanjutan memastikan adanya peningkatan yang
6. Evaluasi dan Perbaikan: Melakukan evaluasi rutin terhadap berkelanjutan dalam pelaksanaan pembinaan intelijen
kegiatan intelijen keamanan dan produk intelijen. Identifikasi keamanan dan produk intelijen.
kelemahan, hambatan, atau potensi risiko baru yang mungkin
timbul. Tindakan perbaikan dan pembaruan kebijakan dan
prosedur harus dilakukan sesuai dengan hasil evaluasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan intelijen.

02. Pelaksanaan kegiatan 1. Deteksi Dini dan Peringatan Dini: Melalui mitigasi risiko, 1. Deteksi Dini dan Peringatan Dini: Mitigasi risiko
operasional intelijen keamanan kegiatan operasional intelijen keamanan dapat difokuskan memungkinkan pelaksanaan kegiatan operasional intelijen
guna terselenggaranya deteksi pada deteksi dini dan peringatan dini terhadap potensi keamanan yang efektif dalam mendeteksi dini dan
dini dan peringatan dini, ancaman keamanan. Langkah-langkah pengumpulan memberikan peringatan dini terhadap potensi ancaman
pengembanga njaringan informasi yang efektif, analisis yang akurat, dan evaluasi keamanan. Dengan penggunaan metode dan teknik yang
informasi melalui risiko yang tepat dapat membantu mengidentifikasi tanda- tepat, serta pemberdayaan personel pengemban fungsi
pemberdayaan personel tanda awal ancaman dan memberikan peringatan dini intelijen, informasi penting dapat diidentifikasi lebih awal
pengemban fungsi intelijen kepada pihak terkait. sehingga tindakan pencegahan atau respons yang cepat dapat
2. Pengembangan Jaringan Informasi: Mitigasi risiko juga dilakukan.
memungkinkan pengembangan jaringan informasi yang 2. Pengembangan Jaringan Informasi: Melalui mitigasi risiko,
kuat melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi pengembangan jaringan informasi dapat ditingkatkan.
intelijen. Ini melibatkan pelatihan dan pengembangan Pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen
keterampilan intelijen, kerja sama dengan instansi terkait, melibatkan kerjasama dengan pihak eksternal dan internal
dan pemanfaatan sumber daya internal dan eksternal untuk dalam pertukaran informasi yang relevan. Dengan jaringan
mendapatkan informasi yang relevan dan terbaru. informasi yang kuat, intelijen keamanan dapat lebih
3. Analisis dan Evaluasi Risiko: Mitigasi risiko membantu komprehensif dan mendalam, sehingga memperkuat
meningkatkan kemampuan analisis dan evaluasi risiko kemampuan deteksi dan peringatan dini.
dalam kegiatan operasional intelijen keamanan. Hal ini 3. Pemberdayaan Personel Intelijen: Mitigasi risiko juga
melibatkan identifikasi potensi ancaman, penilaian tingkat melibatkan pemberdayaan personel pengemban fungsi
risiko, dan pengembangan strategi untuk mengurangi atau intelijen. Ini mencakup pelatihan, pengembangan
mengatasi risiko tersebut. Dengan adanya analisis dan keterampilan, dan pemahaman yang lebih baik tentang teknik
evaluasi risiko yang baik, upaya deteksi dini dan peringatan intelijen, analisis informasi, serta penggunaan alat-alat dan
dini dapat dilakukan dengan lebih efektif. teknologi terkini. Dengan pemberdayaan ini, personel
4. Pemantauan dan Pengawasan: Mitigasi risiko melibatkan intelijen akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk
pemantauan dan pengawasan yang ketat terhadap kegiatan melaksanakan tugas mereka secara efektif dan memberikan
operasional intelijen keamanan. Ini termasuk pengawasan kontribusi yang signifikan dalam deteksi dini dan peringatan
terhadap pengumpulan dan penggunaan informasi, dini.
penggunaan teknologi dan alat-alat intelijen, serta 4. Penggunaan Metode dan Teknik yang Tepat: Mitigasi risiko
pemantauan terhadap pelaksanaan tugas oleh personel memastikan penggunaan metode dan teknik yang tepat dalam
pengemban fungsi intelijen. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan. Ini
yang efektif membantu mencegah penyalahgunaan melibatkan penggunaan pendekatan yang sistematis,
wewenang dan memastikan kegiatan operasional berjalan pengumpulan dan analisis data yang akurat, serta evaluasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. terhadap informasi yang diperoleh. Dengan metode dan
5. Pelatihan dan Peningkatan Kapabilitas: Melalui mitigasi teknik yang tepat, kemampuan deteksi dini dan peringatan
risiko, dapat dilakukan pelatihan dan peningkatan dini dapat ditingkatkan.
kapabilitas personel pengemban fungsi intelijen. Ini 5. Evaluasi dan Peningkatan Kinerja: Mitigasi risiko juga
termasuk peningkatan pemahaman terhadap ancaman mencakup evaluasi dan peningkatan kinerja dalam
keamanan, teknik pengumpulan informasi, analisis risiko, pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan.
dan kecakapan dalam mengelola jaringan informasi. Evaluasi yang teratur dapat membantu mengidentifikasi
Peningkatan kapabilitas ini membantu meningkatkan kelemahan, kesalahan, atau kekurangan dalam proses
efektivitas dan profesionalisme dalam pelaksanaan kegiatan intelijen, sehingga langkah-langkah perbaikan dapat diambil.
operasional intelijen keamanan. Peningkatan kinerja melalui pelatihan, pemantauan, dan
pengembangan kemampuan juga penting untuk memastikan
kelancaran operasional intelijen keamanan.

03. Pengumpulan, penyimpanan, dan 1. Kebijakan Privasi dan Kepatuhan: Implementasikan 1. Perlindungan Privasi yang Lebih Baik: Melalui mitigasi
pemutakhiran biodata tokoh formal kebijakan privasi yang jelas dan patuhi ketentuan peraturan risiko, langkah-langkah perlindungan privasi yang lebih baik
atau informal organisasi sosial, perundang-undangan terkait perlindungan data pribadi. dapat diterapkan dalam pengumpulan, penyimpanan, dan
masyarakat, politik, dan Pastikan bahwa pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh. Ini membantu menjaga
pemerintah tingkat pemutakhiran biodata tokoh dilakukan dengan kerahasiaan informasi pribadi dan menghindari
kecamatan/kelurahan memperhatikan prinsip-prinsip privasi dan mematuhi aturan penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak berwenang.
yang berlaku. 2. Kepatuhan Terhadap Peraturan: Dengan penerapan mitigasi
2. Pemberdayaan Personel: Sediakan pelatihan dan risiko, organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah
pemahaman yang memadai kepada personel yang terlibat tingkat kecamatan/kelurahan dapat memastikan kepatuhan
dalam pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran terhadap peraturan dan regulasi yang berkaitan dengan
biodata tokoh. Pastikan mereka memahami pentingnya perlindungan data pribadi. Hal ini membantu menghindari
perlindungan data pribadi dan kebijakan privasi yang harus risiko hukum dan sanksi yang mungkin timbul akibat
diikuti. pelanggaran privasi.
3. Pengumpulan Data yang Relevan dan Terbatas: Lakukan 3. Akurasi dan Keandalan Data: Dalam penerapan mitigasi
pengumpulan data dengan memperhatikan prinsip risiko, pemutakhiran data secara berkala memastikan bahwa
keberagaman, keadilan, dan keterbukaan. Hanya kumpulkan biodata tokoh tetap akurat dan relevan. Hal ini membantu
data yang relevan dan diperlukan untuk tujuan yang jelas, meningkatkan keandalan data yang digunakan dalam
seperti kepentingan masyarakat atau kegiatan administrasi kegiatan organisasi sosial, masyarakat, politik, dan
pemerintah. pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan.
4. Penyimpanan yang Aman: Pastikan data biodata tokoh 4. Kepercayaan dan Kerjasama: Dengan penerapan langkah-
disimpan dengan aman. Terapkan langkah-langkah langkah perlindungan data yang tepat, organisasi sosial,
keamanan teknis, seperti enkripsi data, akses terbatas, dan masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat
perlindungan dari ancaman keamanan siber. Jaga kecamatan/kelurahan dapat membangun kepercayaan dengan
kerahasiaan dan integritas data agar tidak jatuh ke tangan tokoh-tokoh yang terlibat. Ini penting untuk
yang tidak berwenang. mempertahankan kerjasama yang baik dan mendapatkan
5. Pemutakhiran Data Secara Berkala: Lakukan pemutakhiran dukungan yang lebih luas dalam berbagai kegiatan dan
data secara berkala untuk memastikan bahwa informasi inisiatif.
yang disimpan tetap relevan dan akurat. Dalam proses 5. Pengurangan Risiko Keamanan Data: Melalui mitigasi
pemutakhiran, pastikan juga keberlanjutan persetujuan dari risiko, langkah-langkah keamanan data yang diterapkan
tokoh yang terkait, jika diperlukan. membantu mengurangi risiko kebocoran atau
6. Penghapusan Data yang Tidak Diperlukan: Identifikasi dan penyalahgunaan data tokoh-tokoh. Penggunaan metode
hapus data yang sudah tidak diperlukan lagi sesuai dengan keamanan yang kuat, seperti enkripsi data dan akses terbatas,
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pastikan bahwa dapat mencegah akses yang tidak sah dan menjaga integritas
penghapusan data dilakukan secara aman dan permanen. data.
7. Evaluasi Keamanan Data: Lakukan evaluasi rutin terhadap 6. Efisiensi dalam Penggunaan Data: Dengan pemutakhiran
keamanan data dan kerentanan sistem yang digunakan untuk data secara berkala, organisasi sosial, masyarakat, politik,
penyimpanan biodata tokoh. Lakukan perbaikan dan dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan dapat
peningkatan keamanan jika diperlukan. memanfaatkan data yang akurat dan relevan dengan lebih
8. Transparansi dan Informasi kepada Tokoh: Berikan efisien. Hal ini membantu pengambilan keputusan yang lebih
informasi yang jelas kepada tokoh mengenai pengumpulan, baik dan penerapan kebijakan yang tepat.
penyimpanan, dan pemutakhiran biodata mereka. Berikan
juga penjelasan mengenai langkah-langkah yang diambil
untuk melindungi data pribadi mereka.

04. Pendokumentasian dan 1. Keakuratan dan Keandalan Informasi: Melalui mitigasi 1. Proses Pendokumentasian yang Terstruktur: Dengan
penganalisisan terhadap risiko, langkah-langkah yang diterapkan akan membantu penerapan mitigasi risiko, proses pendokumentasian
perkembangan lingkungan serta memastikan keakuratan dan keandalan informasi yang informasi mengenai perkembangan lingkungan dapat
penyusunan produk intelijen didokumentasikan. Proses pengumpulan data yang cermat, dilakukan dengan lebih terstruktur. Langkah-langkah tertentu
penggunaan sumber yang valid, dan verifikasi informasi seperti penggunaan formulir atau template, penomoran yang
yang akurat akan mengurangi risiko kesalahan atau sistematis, dan pengorganisasian dokumen akan membantu
manipulasi data. memastikan integritas dan keteraturan data yang
2. Perlindungan Kerahasiaan: Dalam penerapan mitigasi risiko, terdokumentasi.
akan diterapkan langkah-langkah perlindungan terhadap 2. Analisis yang Lebih Mendalam: Mitigasi risiko akan
informasi rahasia atau sensitif yang terdokumentasi. Hal ini memungkinkan penggunaan metode analisis yang lebih
termasuk pengaturan akses terbatas, enkripsi data, dan mendalam terhadap informasi yang terdokumentasi.
kebijakan keamanan yang ketat untuk mencegah akses yang Penggunaan alat analisis yang canggih, teknik analisis yang
tidak sah atau penyalahgunaan informasi. tepat, dan kualifikasi personel yang memadai akan
3. Kepatuhan Hukum dan Etika: Melalui mitigasi risiko, meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau
organisasi akan memastikan kepatuhan terhadap hukum dan tren yang signifikan dari data yang dikumpulkan.
etika dalam pendokumentasian dan penganalisisan informasi. 3. Perlindungan Data dan Kerahasiaan: Dalam mitigasi risiko,
Hal ini mencakup mematuhi regulasi privasi dan akan diterapkan langkah-langkah perlindungan terhadap data
perlindungan data, serta mengikuti prinsip-prinsip etika yang terdokumentasi dan kerahasiaan informasi yang
intelijen dalam pengumpulan dan penggunaan informasi. sensitif. Penggunaan sistem keamanan yang memadai,
4. Analisis yang Lebih Mendalam: Dengan penerapan mitigasi pembatasan akses yang tepat, dan penggunaan enkripsi data
risiko, proses analisis terhadap informasi yang akan meminimalkan risiko akses yang tidak sah atau
terdokumentasi akan lebih mendalam dan akurat. penyalahgunaan informasi.
Penggunaan metode analisis yang tepat, alat bantu yang 4. Penggunaan Sumber yang Valid dan Terpercaya: Mitigasi
canggih, dan kualifikasi personel yang memadai akan risiko akan membantu memastikan penggunaan sumber
meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan produk informasi yang valid dan terpercaya dalam
intelijen yang berkualitas. pendokumentasian dan analisis perkembangan lingkungan.
5. Pengelolaan Risiko: Langkah-langkah mitigasi risiko akan Verifikasi sumber, penilaian kredibilitas, dan penggunaan
membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko yang sumber resmi atau terverifikasi akan meningkatkan
mungkin timbul dalam proses pendokumentasian, keandalan data yang terdokumentasi.
penganalisisan, dan penyusunan produk intelijen. Dengan 5. Penyampaian Produk Intelijen yang Relevan: Dengan
demikian, organisasi dapat mengambil tindakan pencegahan mitigasi risiko, penyusunan produk intelijen akan lebih fokus
yang tepat dan mengurangi dampak negatif dari risiko yang pada informasi yang relevan dan bermanfaat. Proses analisis
ada. yang cermat akan memungkinkan penyampaian hasil yang
6. Kolaborasi dan Pertukaran Informasi: Dalam penerapan lebih akurat dan tepat sasaran kepada pihak yang berwenang
mitigasi risiko, akan diterapkan langkah-langkah untuk atau pemangku kepentingan terkait.
memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran informasi yang 6. Pengelolaan Risiko dan Keberlanjutan: Langkah-langkah
aman antara berbagai pihak terkait. Ini dapat mencakup mitigasi risiko akan membantu mengidentifikasi dan
penggunaan sistem komunikasi yang terenkripsi dan mengelola risiko yang terkait dengan pendokumentasian dan
pembentukan jaringan kerja sama yang mematuhi prinsip- penganalisisan informasi lingkungan. Rencana pengelolaan
prinsip kerahasiaan. risiko yang baik dan pemantauan secara berkala akan
memastikan kelangsungan proses tersebut dengan
mengurangi risiko dan menghadapinya dengan tepat waktu.

05. Penyusunan intel dasar, prakiraan 1. Penyusunan Intel Dasar yang Komprehensif: Dengan 1. Penyusunan Intel Dasar yang Komprehensif: Dengan
intelijen keamanan, dan mitigasi risiko, proses penyusunan intel dasar akan penerapan mitigasi risiko, proses penyusunan intel dasar
menyajikan hasil analisis setiap dilakukan dengan lebih komprehensif. Data yang terkumpul akan menjadi lebih komprehensif. Data dan informasi yang
perkembangan yang perlu akan diolah dengan menggunakan metode dan teknik dikumpulkan akan melibatkan sumber-sumber yang
mendapat perhatian pimpinan analisis yang tepat guna menghasilkan intel dasar yang lebih diverifikasi dan valid, sehingga menghasilkan intel dasar
lengkap, akurat, dan relevan. yang lebih lengkap dan akurat.
2. Prakiraan Intelijen yang Berbasis Analisis: Mitigasi risiko 2. Prakiraan Intelijen yang Akurat: Mitigasi risiko akan
akan memungkinkan penggunaan metode analisis yang memperkuat proses prakiraan intelijen keamanan.
lebih canggih dan terperinci dalam menyusun prakiraan Metodologi dan pendekatan analisis yang tepat akan
intelijen keamanan. Pemanfaatan teknik analisis yang tepat, digunakan untuk menganalisis data yang relevan, sehingga
penggunaan data historis yang valid, dan pemilihan faktor- menghasilkan prakiraan yang lebih akurat dan dapat
faktor yang relevan akan meningkatkan akurasi prakiraan diandalkan.
intelijen yang dihasilkan. 3. Presentasi Hasil Analisis yang Efektif: Dalam mitigasi
3. Presentasi Hasil Analisis yang Efektif: Dalam mitigasi risiko, penyajian hasil analisis akan dilakukan dengan cara
risiko, penyajian hasil analisis akan dilakukan secara efektif yang efektif. Informasi yang dihasilkan akan disajikan
dan komunikatif kepada pimpinan atau pihak yang dengan menggunakan format yang jelas dan mudah
berwenang. Penggunaan format yang sesuai, visualisasi data dipahami, memungkinkan pimpinan untuk memahami dan
yang jelas, dan penyampaian informasi yang terstruktur mengambil keputusan berdasarkan informasi yang
akan memudahkan pemahaman dan pengambilan keputusan disampaikan.
yang lebih baik. 4. Identifikasi Perkembangan Penting: Penerapan mitigasi
4. Identifikasi Perkembangan yang Memerlukan Perhatian: risiko akan membantu dalam mengidentifikasi
Melalui mitigasi risiko, akan dilakukan identifikasi yang perkembangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus
lebih baik terhadap perkembangan yang perlu mendapatkan dari pimpinan. Analisis yang cermat akan memungkinkan
perhatian khusus dari pimpinan. Analisis yang mendalam pengenalan dini terhadap perubahan signifikan atau potensi
akan memungkinkan identifikasi risiko, ancaman, atau ancaman, sehingga tindakan yang tepat dapat diambil secara
peluang yang dapat berdampak signifikan pada keamanan proaktif.
dan penegakan hukum, sehingga tindakan yang tepat dapat 5. Evaluasi dan Peningkatan Kontinu: Mitigasi risiko juga
diambil secara proaktif. melibatkan proses evaluasi dan peningkatan kontinu terhadap
5. Evaluasi dan Peningkatan Kontinu: Penerapan mitigasi penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen, dan penyajian
risiko akan melibatkan proses evaluasi dan peningkatan hasil analisis. Dengan melakukan evaluasi berkala terhadap
kontinu terhadap penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen, proses dan hasil kerja, serta mengidentifikasi area perbaikan,
dan penyajian hasil analisis. Dengan memonitor dan dapat dilakukan peningkatan yang berkelanjutan.
mengevaluasi kinerja serta mengambil tindakan perbaikan 6. Keamanan Informasi dan Kerahasiaan: Mitigasi risiko juga
yang diperlukan, proses ini akan menjadi lebih efisien dan melibatkan langkah-langkah untuk menjaga keamanan
efektif seiring berjalannya waktu. informasi dan kerahasiaan data yang terkait dengan intel
6. Kerahasiaan dan Keamanan Informasi: Mitigasi risiko juga dasar, prakiraan intelijen, dan hasil analisis. Penggunaan
akan melibatkan langkah-langkah untuk menjaga sistem keamanan yang memadai dan kebijakan yang ketat
kerahasiaan dan keamanan informasi terkait intel dasar, akan membantu mencegah akses yang tidak sah dan menjaga
prakiraan intelijen, dan hasil analisis. Penggunaan sistem kerahasiaan informasi yang sensitif.
keamanan yang memadai, pembatasan akses yang tepat, dan
kesadaran terhadap praktik-praktik keamanan informasi
akan menjaga kerahasiaan dan integritas data.

06 Pemberian pelayanan dalam bentuk 1. Prosedur yang Terstandarisasi: Dengan penerapan mitigasi 1. Prosedur yang Terstandarisasi: Melalui mitigasi risiko, akan
izin keramaian umum dan kegiatan risiko, akan ada prosedur yang terstandarisasi dalam ada prosedur yang terstandarisasi dalam pemberian izin
masyarakat lainnya, penerbitan pemberian izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya. Prosedur
surat keterangan catatan kepolisian, lainnya. Prosedur ini akan memastikan bahwa setiap ini akan memastikan bahwa setiap permohonan izin diperiksa
serta melakukan pengawasan dan permohonan izin diperiksa secara teliti dan sesuai dengan dengan teliti, memperhatikan faktor-faktor keamanan dan
pengamanan atas pelaksanaannya ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini akan membantu risiko yang terkait. Dengan demikian, risiko penyalahgunaan
mengurangi risiko penyalahgunaan izin dan memastikan izin dapat dikurangi dan kegiatan dapat berlangsung dengan
bahwa kegiatan yang dilakukan aman dan sesuai dengan aman dan tertib.
peraturan. 2. Peningkatan Koordinasi: Mitigasi risiko akan meningkatkan
2. Evaluasi Risiko: Sebelum memberikan izin keramaian koordinasi antara kepolisian, pemerintah daerah, dan pihak
umum atau kegiatan masyarakat lainnya, mitigasi risiko terkait lainnya. Koordinasi yang baik akan memastikan
akan melibatkan evaluasi risiko terkait. Faktor-faktor seperti bahwa semua aspek kegiatan telah dipertimbangkan dengan
keamanan, keramahtamahan, dan kesiapan kepolisian untuk baik dan risiko telah diminimalkan sejauh mungkin. Hal ini
mengawasi dan mengamankan kegiatan akan dievaluasi. termasuk penilaian terhadap lokasi kegiatan, pengaturan
Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko potensial keamanan, pengawasan, dan koordinasi dengan pihak terkait
dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk lainnya untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama
meminimalkan risiko tersebut. kegiatan berlangsung.
3. Peningkatan Koordinasi: Mitigasi risiko akan meningkatkan 3. Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang
koordinasi antara pihak kepolisian dan pihak terkait dalam Akurat: Melalui mitigasi risiko, penerbitan surat keterangan
memberikan pelayanan izin keramaian umum dan kegiatan catatan kepolisian akan dilakukan dengan cermat dan akurat.
masyarakat lainnya. Kolaborasi yang baik antara kepolisian, Biodata dan informasi yang terdapat dalam surat keterangan
pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya akan akan dikumpulkan dan diverifikasi dengan baik untuk
memastikan bahwa semua aspek kegiatan telah memastikan kebenaran dan keakuratan data. Hal ini akan
dipertimbangkan dengan baik dan risiko telah diminimalkan meminimalkan risiko informasi yang tidak akurat atau tidak
sejauh mungkin. tepat digunakan dalam kegiatan yang berkaitan.
4. Pengawasan dan Pengamanan yang Efektif: Melalui 4. Pengawasan dan Pengamanan yang Efektif: Mitigasi risiko
mitigasi risiko, pengawasan dan pengamanan atas akan memastikan pengawasan dan pengamanan yang efektif
pelaksanaan izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat selama pelaksanaan kegiatan. Kepolisian akan memiliki
akan menjadi lebih efektif. Kepolisian akan memiliki strategi pengawasan yang terencana dan pengaturan
strategi pengawasan yang terencana dan pengaturan pengamanan yang memadai, seperti patroli, pengawalan, dan
pengamanan yang memadai untuk memastikan kegiatan penjagaan, untuk memastikan kegiatan berjalan dengan aman
berjalan dengan aman dan tertib. Ini termasuk koordinasi dan tertib. Langkah-langkah ini akan membantu mencegah
dengan pihak terkait, pengaturan lalu lintas, pengawalan gangguan keamanan dan melindungi masyarakat yang
jika diperlukan, dan langkah-langkah keamanan lainnya. berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
5. Penilaian Pasca-kegiatan: Setelah kegiatan selesai, mitigasi 5. Evaluasi Pasca-kegiatan: Setelah kegiatan selesai, mitigasi
risiko akan melibatkan penilaian pasca-kegiatan untuk risiko akan melibatkan evaluasi pasca-kegiatan untuk
mengevaluasi efektivitas langkah-langkah pengawasan dan mengevaluasi efektivitas langkah-langkah pengawasan dan
pengamanan yang diimplementasikan. Hasil dari penilaian pengamanan yang dilakukan. Hasil evaluasi ini dapat
ini dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
meningkatkan pelayanan dan pengawasan di masa pelayanan di masa mendatang serta sebagai bahan evaluasi
mendatang. untuk kegiatan serupa di kemudian hari.

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAMBANG

JUNARDI, S.H.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77120142
POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR MUARA ENIM
POLSEK RAMBANG

MATRIK RISIKO

INSTANSI PEMERINTAH : POLRI


UNIT KERJA : POLSEK RAMBANG POLRES MUARA ENIM
SUB UNIT KERJA : UNIT RESKRIM POLSEK RAMBANG

NO IDENTIFIKASI RISIKO MITIGASI RISIKO HASIL PENERAPAN MITIGASI RISKO


01. Pelaksanaan penyelidikan dan 1. Prosedur Penyelidikan dan Penyidikan yang Terstandarisasi: 1. Penggunaan Metode dan Teknik Investigasi yang Tepat:
penyidikan tindak pidana Melalui mitigasi risiko, akan ada prosedur yang Mitigasi risiko melibatkan penggunaan metode dan teknik
terstandarisasi dalam pelaksanaan penyelidikan dan investigasi yang tepat sesuai dengan jenis tindak pidana yang
penyidikan tindak pidana. Prosedur ini akan memastikan sedang diselidiki. Hal ini meliputi pengumpulan bukti yang
bahwa setiap tahapan penyelidikan dan penyidikan dilakukan memadai, analisis forensik yang akurat, wawancara yang
dengan benar, mengikuti ketentuan hukum yang berlaku, dan efektif, dan penggunaan teknologi terkini dalam proses
memperhatikan prinsip keadilan. Hal ini akan membantu penyelidikan dan penyidikan.
mengurangi risiko kesalahan prosedur dan pelanggaran hak 2. Pemisahan Tugas dan Wewenang: Dalam mitigasi risiko,
asasi manusia. penting untuk memisahkan tugas dan wewenang antara
2. Peningkatan Kompetensi Penyidik: Mitigasi risiko akan penyelidik dan penyidik. Dengan adanya pemisahan ini, akan
melibatkan pelatihan dan peningkatan kompetensi bagi tercipta checks and balances yang dapat mengurangi risiko
penyidik. Penyidik akan diberikan pengetahuan dan penyalahgunaan wewenang atau kekeliruan dalam proses
keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan.
penyelidikan dan penyidikan, termasuk dalam hal 3. Kualitas Bukti yang Kuat: Mitigasi risiko melibatkan
pengumpulan bukti, wawancara saksi, analisis kasus, dan pengumpulan dan pemeliharaan bukti yang kuat. Hal ini
penggunaan teknologi forensik. Peningkatan kompetensi ini termasuk pengamanan bukti dengan baik, mencatat dan
akan membantu mengurangi risiko kesalahan dalam proses mendokumentasikan dengan akurat, serta melibatkan ahli
penyidikan. forensik yang kompeten. Dengan memiliki bukti yang kuat,
3. Pengawasan Internal yang Ketat: Mitigasi risiko akan risiko terjadinya kesalahan atau keraguan dalam proses
melibatkan pengawasan internal yang ketat terhadap penyelidikan dan penyidikan dapat diminimalkan.
pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana. Ini 4. Pengawasan Internal yang Ketat: Mitigasi risiko juga
termasuk pengawasan terhadap tindakan penyidik, mencakup pengawasan internal yang ketat terhadap proses
penggunaan bukti, dan pemenuhan prosedur hukum. penyelidikan dan penyidikan. Ini termasuk pengawasan
Pengawasan yang ketat akan membantu mencegah terhadap tindakan penyelidik dan penyidik, penggunaan bukti,
penyalahgunaan wewenang, kesalahan prosedur, atau pemenuhan prosedur hukum, serta etika dan profesionalisme.
tindakan yang melanggar etika profesi. Pengawasan yang ketat akan membantu mencegah
4. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Mitigasi risiko akan penyalahgunaan wewenang, kesalahan prosedur, atau
mendorong kolaborasi yang baik antara kepolisian dengan tindakan yang melanggar etika profesi.
pihak terkait, seperti jaksa, hakim, dan lembaga penegak 5. Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi: Mitigasi risiko
hukum lainnya. Kolaborasi yang baik akan memastikan melibatkan pelatihan dan peningkatan kompetensi bagi
koordinasi yang efektif dalam proses penyelidikan dan penyelidik dan penyidik. Pelatihan yang teratur dan up-to-date
penyidikan, serta meminimalkan risiko terjadinya kesalahan akan membantu meningkatkan keterampilan investigasi,
atau kesenjangan informasi. pemahaman hukum, serta pemahaman terhadap hak asasi
5. Evaluasi Pasca-penyelidikan dan Penyidikan: Setelah manusia. Dengan memiliki penyelidik dan penyidik yang
penyelidikan dan penyidikan selesai, mitigasi risiko akan kompeten, risiko kesalahan atau tindakan yang melanggar
melibatkan evaluasi pasca-penyelidikan dan penyidikan etika dapat diminimalkan.
untuk mengevaluasi kualitas dan keberhasilan proses 6. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Mitigasi risiko akan
tersebut. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk melakukan mendorong kolaborasi yang baik antara kepolisian dengan
perbaikan dan peningkatan dalam pelaksanaan penyelidikan pihak terkait, seperti jaksa, hakim, dan lembaga penegak
dan penyidikan di masa mendatang. hukum lainnya. Kolaborasi yang baik akan memastikan
koordinasi yang efektif dalam proses penyelidikan dan
penyidikan, serta meminimalkan risiko terjadinya kesalahan
atau kesenjangan informasi.

02. Pelayanan dan perlindungan 1. Penyusunan Pedoman dan Prosedur: Mitigasi risiko 1. Sistem Pelayanan yang Terintegrasi: Mitigasi risiko akan
khusus kepada remaja, anak,dan melibatkan penyusunan pedoman dan prosedur yang jelas memastikan adanya sistem pelayanan yang terintegrasi untuk
wanita baik sebagai pelaku maupun terkait pelayanan dan perlindungan khusus bagi remaja, remaja, anak, dan wanita sebagai pelaku maupun korban. Hal
korban sesuai dengan ketentuan anak, dan wanita. Pedoman ini harus mencakup langkah- ini mencakup koordinasi antara lembaga perlindungan anak,
peraturan perundang-undangan langkah yang spesifik dalam penanganan kasus-kasus yang lembaga sosial, lembaga kesehatan, dan lembaga hukum
melibatkan kelompok tersebut, termasuk proses identifikasi, untuk memberikan layanan yang holistik dan terkoordinasi.
penanganan, dan rehabilitasi. 2. Penyusunan Kebijakan dan Pedoman: Mitigasi risiko
2. Pelatihan dan Peningkatan Kesadaran: Mitigasi risiko melibatkan penyusunan kebijakan dan pedoman yang jelas
mencakup pelatihan dan peningkatan kesadaran bagi petugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
yang terlibat dalam pelayanan dan perlindungan khusus. berlaku. Kebijakan ini akan mengatur prosedur penanganan
Pelatihan ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik kasus, perlindungan hak-hak remaja, anak, dan wanita, serta
tentang isu-isu yang dihadapi oleh remaja, anak, dan wanita memberikan panduan kepada petugas terkait dalam
serta mempersiapkan petugas untuk memberikan respons memberikan pelayanan yang tepat.
yang sesuai dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. 3. Pelatihan dan Peningkatan Kesadaran: Mitigasi risiko akan
3. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Mitigasi risiko akan memberikan pelatihan kepada petugas terkait mengenai
mendorong kolaborasi yang erat dengan pihak terkait, seperti perlindungan khusus bagi remaja, anak, dan wanita. Pelatihan
lembaga perlindungan anak, lembaga sosial, lembaga ini akan meningkatkan pemahaman mereka tentang hak-hak
kesehatan, dan organisasi masyarakat sipil yang berfokus remaja, anak, dan wanita, serta memberikan keterampilan
pada perlindungan dan pelayanan kepada remaja, anak, dan yang diperlukan dalam penanganan kasus dan memberikan
wanita. Kolaborasi ini akan memastikan adanya koordinasi pelayanan yang sensitif dan berempati.
yang efektif dan sinergi dalam memberikan pelayanan dan 4. Sistem Pelaporan dan Monitoring: Mitigasi risiko mencakup
perlindungan yang holistik. pengembangan sistem pelaporan dan monitoring yang efektif
4. Pemantauan dan Evaluasi: Mitigasi risiko melibatkan untuk kasus-kasus yang melibatkan remaja, anak, dan wanita.
pemantauan dan evaluasi yang terus-menerus terhadap Sistem ini akan memungkinkan pelaporan kasus secara tepat
pelayanan dan perlindungan khusus yang diberikan. waktu, pemantauan perkembangan kasus, dan evaluasi
Pemantauan ini dapat dilakukan melalui pengumpulan data, terhadap efektivitas pelayanan dan perlindungan yang
pelaporan kasus, dan mekanisme umpan balik dari remaja, diberikan.
anak, dan wanita yang menerima pelayanan. Evaluasi yang 5. Rujukan dan Jaringan Kerja: Mitigasi risiko akan memastikan
berkala akan membantu mengidentifikasi kekurangan dan adanya jaringan kerja dan rujukan yang kuat antara lembaga
memperbaiki sistem pelayanan dan perlindungan yang ada. perlindungan anak, lembaga sosial, lembaga kesehatan,
5. Penegakan Hukum yang Tegas: Mitigasi risiko juga lembaga hukum, dan organisasi masyarakat. Hal ini akan
melibatkan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku memungkinkan kolaborasi dalam memberikan pelayanan dan
kejahatan terhadap remaja, anak, dan wanita. Hal ini perlindungan yang komprehensif serta memastikan adanya
mencakup proses penyelidikan dan penyidikan yang rujukan yang tepat bagi remaja, anak, dan wanita yang
profesional, pengadilan yang adil, dan hukuman yang sesuai membutuhkan.
dengan ketentuan hukum yang berlaku. Penegakan hukum
yang tegas akan memberikan perlindungan dan keadilan bagi
remaja, anak, dan wanita.

03. Pengidentifikasian untuk 1. Pedoman Identifikasi: Mitigasi risiko akan mencakup 1. Penggunaan Metode yang Tepat: Mitigasi risiko akan
kepentingan penyidikan penyusunan pedoman yang jelas mengenai proses memastikan penggunaan metode identifikasi yang tepat dan
pengidentifikasian untuk kepentingan penyidikan. Pedoman sesuai dengan kebutuhan penyidikan. Ini mencakup
ini akan mengatur langkah-langkah yang harus diikuti, penggunaan teknik forensik yang valid dan terpercaya, seperti
metode yang digunakan, dan prinsip-prinsip yang harus analisis sidik jari, pencocokan DNA, pemrosesan forensik
dipatuhi dalam mengidentifikasi pelaku atau terduga pelaku digital, dan lain-lain.
tindak pidana. 2. Pelatihan dan Sertifikasi: Mitigasi risiko akan mencakup
2. Pelatihan dan Keterampilan: Mitigasi risiko melibatkan pelatihan yang intensif bagi petugas identifikasi dan penguji
pelatihan petugas terkait mengenai teknik dan keterampilan forensik. Pelatihan ini akan meningkatkan keterampilan dan
pengidentifikasian yang efektif. Pelatihan ini akan pengetahuan mereka dalam melakukan identifikasi dengan
meningkatkan kemampuan petugas dalam mengenali dan benar dan menghindari kesalahan atau bias yang dapat
memperoleh informasi yang relevan untuk kepentingan merugikan proses penyidikan.
penyidikan, sekaligus mengurangi risiko kesalahan 3. Pengawasan dan Validasi: Mitigasi risiko akan melibatkan
identifikasi. pengawasan ketat terhadap proses identifikasi dan
3. Standar Etika dan Privasi: Mitigasi risiko akan memastikan penggunaan teknik identifikasi. Ada validasi dan verifikasi
adanya standar etika dan privasi yang ketat dalam yang terus menerus terhadap temuan identifikasi untuk
pengidentifikasian untuk kepentingan penyidikan. Hal ini memastikan integritas dan keakuratan hasil yang dihasilkan.
mencakup perlindungan terhadap privasi individu yang 4. Rekam Jejak dan Dokumentasi: Mitigasi risiko akan
sedang diidentifikasi, serta penggunaan informasi yang memastikan adanya rekam jejak dan dokumentasi yang
diperoleh hanya untuk tujuan penyidikan yang sah dan tidak lengkap dalam proses pengidentifikasian. Ini meliputi
menyalahi hukum. pencatatan semua langkah-langkah yang diambil, hasil tes dan
4. Penggunaan Teknologi: Mitigasi risiko akan analisis, serta semua informasi dan data terkait yang
mempertimbangkan penggunaan teknologi yang tepat dalam digunakan dalam identifikasi.
pengidentifikasian. Teknologi seperti pemrosesan citra atau 5. Penggunaan Tim Ahli: Mitigasi risiko melibatkan penggunaan
pengenalan wajah dapat membantu dalam mengidentifikasi tim ahli yang berkualifikasi dan berpengalaman dalam
pelaku atau terduga pelaku, namun perlu diterapkan dengan pengidentifikasian. Mereka dapat memberikan wawasan dan
hati-hati dan memperhatikan aspek privasi serta akurasi saran yang berharga dalam proses identifikasi, serta
teknologi yang digunakan. membantu mengurangi risiko kesalahan atau kesalahan
5. Pemeriksaan Silang dan Verifikasi: Mitigasi risiko interpretasi.
mencakup pemeriksaan silang dan verifikasi terhadap
informasi yang diperoleh dalam proses pengidentifikasian.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan identifikasi
atau kekeliruan yang dapat merugikan individu yang tidak
bersalah.

04. Jumlah Penyelidikan dan 1. Perencanaan yang baik: Menerapkan perencanaan yang 1. Penyusunan Prioritas: Melakukan penilaian dan penentuan
Penyidikan Tindak Pidana matang untuk penyelidikan dan penyidikan tindak pidana. prioritas terhadap kasus-kasus yang akan diselidiki dan
Ini termasuk menetapkan sasaran yang jelas, disidik. Hal ini membantu mengarahkan sumber daya yang
mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan, dan terbatas ke kasus-kasus yang paling penting dan memiliki
mengatur waktu dan prioritas yang sesuai. dampak signifikan.
2. Sumber Daya yang Memadai: Memastikan ketersediaan 2. Peningkatan Kapasitas: Memperkuat kapasitas penyidik dan
sumber daya yang memadai, termasuk personel, anggaran, penyelidik melalui pelatihan yang sesuai. Ini termasuk
peralatan, dan teknologi yang diperlukan untuk melakukan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dengan baik. dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, serta
Hal ini termasuk memastikan pelatihan yang memadai bagi memastikan pemahaman yang baik terhadap prosedur dan
petugas yang terlibat dalam proses tersebut. regulasi yang berlaku.
3. Kolaborasi dan Koordinasi: Meningkatkan kolaborasi dan 3. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Membangun kerja sama
koordinasi antara lembaga penegak hukum terkait, seperti yang erat dengan lembaga dan instansi terkait, seperti
kepolisian, kejaksaan, dan instansi lainnya. Hal ini akan kepolisian, kejaksaan, dan lembaga lainnya. Hal ini
mempermudah pertukaran informasi, koordinasi tugas, dan membantu membagi beban kerja, berbagi informasi, dan
kerja sama dalam penyelidikan dan penyidikan tindak mempercepat proses penyelidikan dan penyidikan.
pidana. 4. Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan kemajuan teknologi
4. Penggunaan Metode Investigasi yang Efektif: Mengadopsi dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.
metode investigasi yang efektif dan teruji secara ilmiah. Ini Penggunaan teknologi canggih, seperti analisis forensik
mencakup penggunaan teknik penyelidikan yang inovatif, digital, sistem manajemen kasus elektronik, dan alat bantu
penggunaan teknologi canggih, dan memanfaatkan keahlian investigasi lainnya, dapat membantu meningkatkan efisiensi
forensik yang tepat. dan efektivitas proses.
5. Pengawasan dan Evaluasi: Melakukan pengawasan yang 5. Penilaian Periodik: Melakukan penilaian rutin terhadap
ketat terhadap penyelidikan dan penyidikan tindak pidana kinerja penyelidikan dan penyidikan tindak pidana. Ini
untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur yang melibatkan evaluasi terhadap proses kerja, penggunaan
ditetapkan, meminimalkan kesalahan, dan meningkatkan sumber daya, dan pencapaian hasil yang diharapkan. Hasil
kualitas hasil investigasi. Evaluasi rutin juga perlu penilaian tersebut dapat digunakan untuk melakukan
dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan perbaikan dan peningkatan yang diperlukan.
meningkatkan proses secara berkelanjutan. 6. Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi
6. Penegakan Etika dan Profesionalisme: Menegakkan kode dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana dengan
etik dan standar profesional dalam penyelidikan dan memastikan adanya pertanggungjawaban yang jelas. Hal ini
penyidikan tindak pidana. Hal ini meliputi integritas, termasuk melibatkan publik dalam proses, memberikan
objektivitas, transparansi, dan perlakuan yang adil terhadap informasi yang cukup, dan menjalankan proses hukum
semua pihak yang terlibat. dengan integritas dan objektivitas.

05. Jumlah pelayanan dan 1. Pelatihan dan Pengetahuan: Melakukan pelatihan dan 1. Peningkatan Jumlah Layanan: Dengan adanya mitigasi
perlindungan khusus kepada peningkatan pengetahuan kepada petugas yang bertanggung risiko yang tepat, diharapkan jumlah layanan yang diberikan
remaja,anak,danwanita baik jawab atas pelayanan dan perlindungan khusus. Pelatihan kepada remaja, anak, dan wanita akan meningkat. Hal ini
sebagai pelaku maupun ini mencakup pemahaman tentang peraturan perundang- dapat terjadi karena peningkatan kesadaran masyarakat,
korbansesuai denganketentuan undangan terkait, prosedur yang tepat, pendekatan sensitif, aksesibilitas yang lebih baik, dan koordinasi yang lebih
peraturan perundang-undangan dan pemahaman mengenai isu-isu khusus yang terkait efektif antara lembaga terkait.
dengan remaja, anak, dan wanita. 2. Penyediaan Layanan yang Sesuai: Dalam penerapan
2. Sistem dan Prosedur yang Jelas: Memiliki sistem dan mitigasi risiko, perhatian diberikan untuk memastikan
prosedur yang jelas untuk melaksanakan pelayanan dan bahwa layanan yang disediakan sesuai dengan ketentuan
perlindungan khusus. Ini termasuk prosedur untuk peraturan perundang-undangan. Ini mencakup memberikan
menerima laporan, menangani kasus, dan memberikan perlindungan yang sesuai terhadap hak-hak remaja, anak,
dukungan psikologis dan sosial yang dibutuhkan. Sistem dan wanita, serta memastikan bahwa prosedur penanganan
dan prosedur harus sesuai dengan ketentuan peraturan kasus yang dilakukan mengikuti standar hukum yang
perundang-undangan yang berlaku. berlaku.
3. Kolaborasi dengan Lembaga dan Organisasi Terkait: 3. Pemantauan dan Evaluasi: Hasil dari pemantauan dan
Membangun kemitraan yang kuat dengan lembaga dan evaluasi yang dilakukan secara berkala dapat memberikan
organisasi terkait, seperti lembaga perlindungan anak, informasi tentang efektivitas penerapan mitigasi risiko. Jika
lembaga kesehatan, dan lembaga sosial. Kolaborasi ini langkah-langkah mitigasi berhasil, diharapkan jumlah
memungkinkan pertukaran informasi yang efektif, pelayanan dan perlindungan khusus yang sesuai dengan
pemantauan situasi, dan pemberian dukungan yang holistik ketentuan peraturan perundang-undangan dapat meningkat
kepada remaja, anak, dan wanita. seiring waktu.
4. Sensitisasi dan Advokasi: Melakukan kampanye sensitisasi 4. Kepatuhan terhadap Ketentuan Hukum: Dalam penerapan
dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mitigasi risiko, perhatian diberikan untuk memastikan
tentang pentingnya pelayanan dan perlindungan khusus. bahwa setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan
Kampanye ini dapat melibatkan kegiatan publik, ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal
penyuluhan, dan diseminasi informasi yang tepat mengenai ini membantu dalam melindungi hak-hak remaja, anak, dan
hak-hak remaja, anak, dan wanita serta sumber daya yang wanita, serta mencegah terjadinya pelanggaran hukum
tersedia untuk mereka. dalam proses pelayanan dan perlindungan.
5. Peningkatan Akses: Memastikan akses yang mudah dan
terjangkau bagi remaja, anak, dan wanita untuk
mendapatkan pelayanan dan perlindungan khusus. Ini
mencakup memastikan ketersediaan sarana dan prasarana
yang memadai, dukungan finansial, serta informasi yang
mudah dipahami tentang langkah-langkah yang harus
diambil dalam situasi yang berbeda.
6. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan dan perlindungan
khusus secara berkala. Hal ini dapat dilakukan melalui
pengumpulan data, analisis kinerja, dan umpan balik dari
penerima layanan. Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut
dapat digunakan untuk perbaikan dan peningkatan sistem
yang ada.

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAMBANG

JUNARDI, S.H.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77120142
POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR MUARA ENIM
POLSEK RAMBANG

MATRIK RISIKO

INSTANSI PEMERINTAH : POLRI


UNIT KERJA : POLSEK RAMBANG POLRES MUARA ENIM
SUB UNIT KERJA : UNIT BINMAS POLSEK RAMBANG

NO IDENTIFIKASI RISIKO MITIGASI RISIKO HASIL PENERAPAN MITIGASI RISKO


01. Pelaksanaan koordinasi dengan 1. Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi: Melakukan 1. Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi: Terjadi
bentuk-bentuk pengamanan komunikasi yang efektif dan koordinasi yang baik antara peningkatan komunikasi yang efektif antara aparat kepolisian
swakarsa dalam rangka aparat kepolisian dan pengamanan swakarsa. Hal ini dan pengamanan swakarsa. Informasi yang tepat dapat
peningkatan kesadaran dan melibatkan pertukaran informasi yang tepat, pemahaman disampaikan dengan baik, dan terjadi pemahaman bersama
ketaatan masyarakat terhadap bersama tentang peraturan dan tugas masing-masing pihak, tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.
hukum dan peraturan perundang- serta kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan keamanan dan Kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan keamanan dan
undangan,sertakegiatan kehumasan penegakan hukum. penegakan hukum menjadi lebih efisien dan terkoordinasi.
2. Edukasi dan Penyuluhan: Mengadakan program edukasi dan 2. Kesadaran Masyarakat: Melalui program edukasi dan
penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyuluhan yang dilakukan, kesadaran masyarakat terhadap
kesadaran dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan pentingnya ketaatan terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan. Melalui kegiatan ini, diharapkan perundang-undangan meningkat. Masyarakat memahami
masyarakat dapat memahami hak, kewajiban, serta hak, kewajiban, dan konsekuensi dari pelanggaran hukum.
konsekuensi dari pelanggaran hukum. Hal ini berdampak positif pada tingkat kepatuhan dan
3. Pelibatan Aktif Masyarakat: Mengajak masyarakat untuk kesadaran masyarakat terhadap aturan hukum.
secara aktif terlibat dalam kegiatan keamanan dan penegakan 3. Partisipasi Masyarakat: Masyarakat aktif terlibat dalam
hukum. Hal ini dapat dilakukan melalui pembentukan kegiatan keamanan dan penegakan hukum. Dengan adanya
kelompok pengamanan swakarsa, pelatihan keamanan, dan kelompok pengamanan swakarsa yang terbentuk, pelatihan
pembentukan jaringan komunikasi antara masyarakat dan keamanan yang diadakan, dan jaringan komunikasi yang baik
aparat kepolisian. antara masyarakat dan aparat kepolisian, partisipasi
4. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan pemantauan dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan melaporkan
evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan koordinasi pelanggaran meningkat.
dengan pengamanan swakarsa. Hal ini bertujuan untuk 4. Monitoring dan Evaluasi: Pemantauan dan evaluasi yang
mengevaluasi efektivitas kegiatan, mengidentifikasi potensi rutin dilakukan terhadap pelaksanaan koordinasi dengan
risiko, serta menindaklanjuti permasalahan yang muncul pengamanan swakarsa membantu dalam mengidentifikasi
guna meningkatkan kinerja dan hasil kerja. potensi risiko dan permasalahan yang muncul. Dengan
5. Kegiatan Kehumasan: Melakukan kegiatan kehumasan yang demikian, langkah-langkah perbaikan dapat segera diambil
aktif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap untuk meningkatkan efektivitas kegiatan dan meminimalkan
peraturan perundang-undangan dan pentingnya ketaatan risiko yang mungkin terjadi.
terhadap hukum. Melalui kegiatan ini, informasi mengenai 5. Efektivitas Kegiatan Kehumasan: Melalui kegiatan
aturan hukum dan kegiatan penegakan hukum dapat kehumasan yang aktif, informasi mengenai aturan hukum
disampaikan dengan jelas dan transparan kepada masyarakat. dan kegiatan penegakan hukum disampaikan secara jelas dan
transparan kepada masyarakat. Dengan demikian,
masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
peraturan perundang-undangan, tugas aparat kepolisian, dan
pentingnya ketaatan terhadap hukum.

02. Pembinaan dan penyuluhan di 1. Pembinaan dan Pelatihan: Melakukan pembinaan dan 1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Melalui pembinaan dan
bidang ketertiban sosial serta pelatihan kepada petugas Polsek terkait tugas dan tanggung penyuluhan yang dilakukan, masyarakat menjadi lebih sadar
penyampaia ninformasi dan jawab mereka dalam menjaga ketertiban sosial. Pelatihan ini akan pentingnya menjaga ketertiban sosial dan mematuhi
dokumentasi kegiatan pada tingkat dapat meliputi penanganan konflik, mediasi, pemahaman peraturan perundang-undangan. Masyarakat akan memiliki
Polsek terhadap peraturan perundang-undangan, dan keterampilan pemahaman yang lebih baik tentang hak dan kewajiban
komunikasi yang efektif. mereka sebagai warga negara serta implikasi dari tindakan
2. Penyuluhan dan Edukasi: Melakukan penyuluhan dan yang melanggar ketertiban sosial.
edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga 2. Keterlibatan Masyarakat: Dengan adanya pembinaan dan
ketertiban sosial, aturan-aturan yang berlaku, serta hak dan penyuluhan yang terarah, masyarakat akan lebih aktif terlibat
kewajiban sebagai warga negara. Penyuluhan ini dapat dalam menjaga ketertiban sosial. Mereka akan melaporkan
dilakukan melalui pertemuan, seminar, atau kampanye sosial potensi pelanggaran, berpartisipasi dalam program-program
dengan melibatkan berbagai pihak terkait. pencegahan, dan memberikan kontribusi positif dalam
3. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Membangun kerjasama membangun lingkungan yang aman dan tertib.
dengan pihak terkait, seperti lembaga pemerintah, lembaga 3. Komunikasi yang Efektif: Dalam pelaksanaan penyampaian
sosial, dan organisasi masyarakat untuk meningkatkan informasi dan dokumentasi kegiatan, Polsek akan
efektivitas pembinaan dan penyuluhan di bidang ketertiban menerapkan komunikasi yang efektif dengan masyarakat.
sosial. Kolaborasi ini dapat mencakup pertukaran informasi, Pesan-pesan penting dapat disampaikan dengan jelas dan
penggunaan sumber daya bersama, serta koordinasi dalam tepat sasaran, sehingga masyarakat memiliki pemahaman
menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat. yang baik tentang kegiatan Polsek, aturan yang berlaku, dan
4. Sistem Informasi dan Dokumentasi: Menerapkan sistem hak-hak mereka.
informasi dan dokumentasi yang baik untuk mencatat dan 4. Sistem Informasi yang Terorganisir: Melalui implementasi
melacak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Polsek. Hal sistem informasi dan dokumentasi yang baik, Polsek dapat
ini meliputi pencatatan kegiatan, dokumentasi foto atau mencatat dan melacak kegiatan dengan lebih efisien. Data
video, dan penyimpanan data yang terorganisir dengan baik. dan informasi yang terdokumentasi dengan baik akan
Dengan adanya sistem informasi dan dokumentasi yang memudahkan dalam pelaporan, evaluasi, dan pengambilan
efektif, informasi mengenai kegiatan dapat disampaikan keputusan. Sistem informasi yang terorganisir juga
dengan akurat dan dapat dijadikan acuan untuk evaluasi dan memungkinkan Polsek untuk memberikan informasi yang
perbaikan ke depannya. akurat dan up-to-date kepada masyarakat.
5. Evaluasi dan Monitoring: Melakukan evaluasi secara berkala 5. Kemitraan dengan Pihak Terkait: Kolaborasi dengan
terhadap pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan di bidang lembaga pemerintah, lembaga sosial, dan organisasi
ketertiban sosial serta penyampaian informasi dan masyarakat akan semakin kuat. Polsek akan bekerja sama
dokumentasi kegiatan pada tingkat Polsek. Dengan dengan pihak terkait dalam penyuluhan, penegakan hukum,
melakukan pemantauan dan evaluasi secara terus-menerus, dan kegiatan kehumasan. Hal ini memperkuat sinergi dan
dapat diidentifikasi potensi risiko, mengevaluasi efektivitas memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai
kegiatan, serta mengambil langkah-langkah perbaikan yang tujuan yang sama dalam menjaga ketertiban sosial.
diperlukan.

03. Pemberdayaan peran serta 1. Kemitraan yang Kuat: Melalui upaya pemberdayaan, 1. Terjalinnya Kemitraan yang Solid: Melalui upaya
masyarakat dalam kegiatan hubungan kemitraan antara kepolisian, masyarakat, pengembangan kemitraan, hubungan antara kepolisian,
pemolisian masyarakat yang pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan, dan organisasi non- masyarakat, pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan, dan
meliputi pengembangan pemerintah akan semakin kuat. Terjalinnya hubungan yang organisasi non-pemerintah menjadi lebih erat dan solid.
kemitraan dan kerja sama baik dan saling mendukung akan memperkuat sinergi dalam Terjalinnya kerjasama yang baik akan memperkuat sinergi
dengan masyarakat,pemerintah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
tingkat kecamatan/kelurahan dan 2. Partisipasi Masyarakat: Dengan adanya pemberdayaan, 2. Partisipasi Aktif Masyarakat: Pemberdayaan masyarakat
organisasi non pemerintah serta masyarakat akan lebih aktif terlibat dalam kegiatan akan mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan pemolisian
melaksan akan pembinan dan pemolisian masyarakat. Mereka dapat berperan dalam masyarakat. Masyarakat akan lebih terlibat dalam
pengoordinasian Bhayangkara memberikan informasi, melaporkan potensi gangguan memberikan informasi, melaporkan potensi gangguan
Pembina Keamanan dan Ketertiban keamanan, serta berkontribusi dalam kegiatan pencegahan keamanan, serta berkontribusi dalam upaya pencegahan dan
Masyarakat dan penegakan hukum. Partisipasi masyarakat ini akan penegakan hukum. Hal ini akan memperbesar efektivitas dan
memperbesar jangkauan dan efektivitas upaya kepolisian. cakupan tindakan kepolisian.
3. Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Masyarakat: 3. Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan Masyarakat:
Melalui pembinan dan penyuluhan, masyarakat akan Melalui pembinan dan penyuluhan, masyarakat akan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang keamanan
keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka akan dan ketertiban masyarakat. Mereka akan memahami peran
mengetahui peran dan tanggung jawab mereka dalam dan tanggung jawab mereka dalam menjaga keamanan
menjaga keamanan lingkungan, serta cara berperan aktif lingkungan, serta dapat berperan aktif dalam pencegahan dan
dalam pencegahan dan penanggulangan tindak kejahatan. penanggulangan tindak kejahatan.
4. Pelaksanaan Bhayangkara Pembina Keamanan dan 4. Efektifitas Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban
Ketertiban Masyarakat: Dalam upaya mengoordinasikan dan Masyarakat: Dengan melaksanakan pembinan dan
membinakan Bhayangkara Pembina Keamanan dan pengoordinasian Bhayangkara Pembina Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), kepolisian akan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), kepolisian dapat
meningkatkan pendekatan dan interaksi dengan masyarakat lebih efektif dalam menjalin komunikasi dan interaksi
di tingkat kecamatan/kelurahan. Bhabinkamtibmas akan dengan masyarakat di tingkat kecamatan/kelurahan.
berperan sebagai jembatan antara kepolisian dengan Bhabinkamtibmas akan menjadi penghubung antara
masyarakat, memberikan pemahaman, serta menerima dan kepolisian dan masyarakat, memberikan pemahaman, serta
menangani masukan serta keluhan masyarakat terkait menerima dan menangani masukan serta keluhan masyarakat
keamanan dan ketertiban. terkait keamanan dan ketertiban.
5. Sinergi dengan Pemerintah dan Organisasi Non-Pemerintah: 5. Sinergi dengan Pemerintah dan Organisasi Non-Pemerintah:
Melalui kerja sama dengan pemerintah tingkat Melalui kerja sama dengan pemerintah tingkat
kecamatan/kelurahan dan organisasi non-pemerintah, kecamatan/kelurahan dan organisasi non-pemerintah,
kepolisian dapat memperoleh dukungan, sumber daya, dan kepolisian akan memperoleh dukungan, sumber daya, dan
akses yang lebih luas dalam menjalankan tugas pemolisian akses yang lebih luas dalam menjalankan tugas pemolisian.
masyarakat. Sinergi ini akan memperkuat upaya dalam Sinergi ini akan memperkuat upaya dalam mengatasi
mengatasi berbagai masalah keamanan dan ketertiban berbagai masalah keamanan dan ketertiban masyarakat.
masyarakat.

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAMBANG

JUNARDI, S.H.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77120142
POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR MUARA ENIM
POLSEK RAMBANG

MATRIK RISIKO

INSTANSI PEMERINTAH : POLRI


UNIT KERJA : POLSEK RAMBANG POLRES MUARA ENIM
SUB UNIT KERJA : UNIT SAMAPTA POLSEK RAMBANG

NO IDENTIFIKASI RISIKO MITIGASI RISIKO HASIL PENERAPAN MITIGASI RISKO


01. Pelaksanaan tugas pengaturan, 1. Peningkatan Pelatihan dan Keterampilan: Memberikan 1. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban: Dengan melibatkan
penjagaan, pengawalan, patroli pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada personel personel yang terlatih dan dilengkapi dengan perlengkapan
yang terlibat dalam tugas-tugas tersebut. Pelatihan harus yang tepat, serta melaksanakan prosedur operasional standar
mencakup pengetahuan tentang taktik pengaturan, teknik yang jelas, risiko terhadap keamanan dan ketertiban dapat
penjagaan, pengawalan, dan patroli yang efektif serta dikurangi. Hal ini berdampak positif pada situasi keamanan
keahlian dalam menghadapi situasi yang berpotensi di lingkungan yang diatur, dijaga, dan dipatroli.
berbahaya. 2. Respons Efektif terhadap Situasi Darurat: Dalam situasi
2. Penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS): Menyusun darurat atau konflik, personel yang terlatih dan terampil akan
POS yang jelas dan komprehensif untuk setiap tugas, mampu merespons dengan cepat dan tepat. Melalui analisis
termasuk pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli. risiko yang dilakukan sebelumnya, personel juga telah
POS harus mencakup langkah-langkah yang tepat untuk mempersiapkan langkah-langkah pengendalian risiko yang
mengidentifikasi risiko, menerapkan langkah-langkah diperlukan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dan
pengamanan, dan mengatasi situasi darurat atau konflik. meminimalkan potensi kerugian.
3. Pemilihan dan Pemeliharaan Perlengkapan yang Tepat: 3. Komunikasi dan Koordinasi yang Efektif: Melalui
Memastikan personel dilengkapi dengan perlengkapan yang peningkatan komunikasi dan koordinasi antara personel yang
sesuai dan berkualitas baik untuk melaksanakan tugas terlibat, serta dengan pihak terkait, seperti rekan kerja,
pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli. Selain itu, instansi terkait, dan masyarakat, pelaksanaan tugas
rutin melakukan perawatan dan pemeliharaan untuk pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli menjadi
memastikan perlengkapan selalu berfungsi dengan baik dan lebih efektif. Informasi yang penting dapat ditukar dengan
dapat diandalkan. cepat, memungkinkan respons yang lebih baik dalam
4. Analisis Risiko dan Perencanaan Tindakan: Melakukan menghadapi situasi yang memerlukan tindakan.
analisis risiko secara rutin untuk mengidentifikasi potensi 4. Identifikasi dan Penanggulangan Risiko: Dengan melakukan
bahaya dan mengembangkan tindakan pengendalian risiko analisis risiko secara berkala, personel dapat
yang tepat. Hal ini meliputi penilaian area atau rute yang mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi risiko yang
akan dijaga, pengawalan, atau dipatroli, serta identifikasi muncul dalam pelaksanaan tugas. Hal ini memungkinkan
titik-titik rawan dan potensi ancaman yang perlu mendapat pengambilan langkah-langkah pencegahan atau
perhatian khusus. penanggulangan yang tepat, sehingga risiko dapat
5. Komunikasi dan Koordinasi: Meningkatkan komunikasi dan dikendalikan dengan lebih baik.
koordinasi antara personel yang terlibat dalam tugas-tugas 5. Peningkatan Kepercayaan Masyarakat: Dengan adanya tugas
tersebut, serta dengan pihak terkait seperti rekan kerja, pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli yang
instansi terkait, dan masyarakat. Komunikasi yang baik akan dilaksanakan dengan baik, masyarakat dapat merasa lebih
memungkinkan pertukaran informasi yang penting dan aman dan terlindungi. Hal ini akan meningkatkan
koordinasi yang efektif dalam menghadapi situasi yang kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian dan
memerlukan respons cepat. meningkatkan partisipasi serta dukungan masyarakat dalam
6. Evaluasi dan Pemantauan: Melakukan evaluasi secara menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya.
berkala terhadap pelaksanaan tugas pengaturan, penjagaan,
pengawalan, dan patroli untuk mengidentifikasi kekurangan
dan peluang perbaikan. Selain itu, pemantauan yang kontinu
terhadap situasi keamanan dan ketertiban dapat membantu
dalam mengantisipasi potensi risiko yang muncul.

02. Penyiapan personel dan peralatan 1. Pelatihan dan Peningkatan Kapabilitas Personel: Melakukan 1. Penentuan Jumlah Personel: Dilakukan penentuan jumlah
untuk kepentingan tugaspatroli, pelatihan reguler kepada personel terkait tugas patroli, personel yang cukup untuk melaksanakan tugas patroli,
pengamanan unjuk rasa, dan pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa. Pelatihan pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa dengan
pengendalian massa ini mencakup pengetahuan tentang taktik dan strategi efektif. Jumlah personel harus disesuaikan dengan skala dan
pengamanan, pengendalian kerumunan, negosiasi, kompleksitas situasi yang dihadapi.
komunikasi efektif, penanganan konflik, dan penanganan 2. Pelatihan dan Peningkatan Kapabilitas Personel: Personel
situasi darurat. Peningkatan kapabilitas personel akan dilatih secara khusus untuk tugas-tugas tersebut, termasuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi risiko penanganan kerumunan, taktik pengamanan, negosiasi, dan
yang terkait dengan tugas-tugas tersebut. komunikasi dengan massa. Pelatihan juga melibatkan
2. Evaluasi dan Perawatan Peralatan: Melakukan evaluasi rutin pengetahuan tentang hak asasi manusia, penanganan konflik,
terhadap peralatan yang digunakan dalam tugas patroli, dan penggunaan kekuatan yang proporsional.
pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa. 3. Pemeliharaan dan Pemeriksaan Peralatan: Peralatan yang
Memastikan peralatan seperti perisai, tameng, helm, digunakan dalam tugas patroli, pengamanan unjuk rasa, dan
peralatan komunikasi, alat pengendalian massa, dan pengendalian massa dipelihara secara rutin dan diperiksa
peralatan pelindung diri lainnya dalam kondisi baik dan siap agar dalam kondisi yang baik. Pemeriksaan mencakup
digunakan. Perawatan yang tepat juga diperlukan untuk peralatan komunikasi, alat perlindungan diri, perisai, tameng,
memastikan keandalan dan kesiapan peralatan saat dan peralatan lain yang diperlukan.
diperlukan. 4. Penyusunan Rencana Operasional: Rencana operasional
3. Pengaturan dan Pemantauan Unjuk Rasa: Melakukan yang terperinci disusun sebelum pelaksanaan tugas. Rencana
perencanaan dan pengaturan yang matang dalam ini mencakup strategi pengamanan, peran dan tanggung
pengamanan unjuk rasa. Menentukan rute yang aman, jawab personel, rute patroli, dan prosedur tindakan dalam
pengaturan zona pengamanan, penempatan personel secara situasi darurat.
strategis, dan komunikasi yang efektif antara personel. Selain 5. Koordinasi dengan Pihak Terkait: Dilakukan koordinasi
itu, memantau dan mengawasi jalannya unjuk rasa secara dengan pihak terkait, seperti aparat keamanan lainnya,
cermat untuk mendeteksi dan mengendalikan potensi risiko instansi pemerintah, dan organisasi masyarakat, untuk
atau kerusuhan. memastikan sinergi dalam melaksanakan tugas patroli,
4. Komunikasi dan Koordinasi dengan Pihak Terkait: pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa.
Membangun hubungan kerja sama dan komunikasi yang baik Komunikasi yang efektif dan pertukaran informasi yang baik
dengan pihak terkait, seperti aparat keamanan lainnya, sangat penting dalam menghadapi situasi yang dinamis.
instansi pemerintah, dan komunitas lokal. Hal ini penting 6. Evaluasi dan Peningkatan: Setelah pelaksanaan tugas,
untuk saling berbagi informasi, mendapatkan dukungan, dan dilakukan evaluasi untuk mengidentifikasi keberhasilan dan
meningkatkan koordinasi dalam menghadapi situasi yang kekurangan dalam penyiapan personel dan peralatan. Hasil
kompleks atau berpotensi konflik. evaluasi digunakan untuk perbaikan dan peningkatan di masa
5. Penerapan Prosedur Operasional Standar (POS): Memiliki mendatang.
POS yang jelas dan terperinci untuk setiap tugas patroli,
pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa. Personel
harus memahami dan mengikuti POS ini secara ketat,
termasuk dalam hal penanganan situasi darurat, pencegahan
kerusuhan, dan penggunaan kekuatan yang proporsional.

03. Pemeliharaan ketertiban umum, 1. Pelatihan Personel: Melakukan pelatihan rutin kepada 1. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban: Dengan adanya
penegakan hokum tindak pidana personel terkait mengenai teknik penegakan hukum, taktik langkah-langkah mitigasi yang telah dilakukan, terjadi
ringan dan pengamanan tindakan pengamanan, penanganan kerumunan, penanganan tindak peningkatan dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban
pertama di tempat kejadian perkara pidana ringan, serta tindakan pertama di tempat kejadian umum. Tindakan-tindakan yang dilakukan secara proaktif
perkara. Pelatihan ini akan meningkatkan kompetensi dan dapat mencegah terjadinya gangguan keamanan dan
keterampilan personel dalam melaksanakan tugas tersebut. menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi masyarakat.
2. Peningkatan Komunikasi: Meningkatkan komunikasi antara 2. Respons Cepat dan Efektif: Personel yang dilengkapi dengan
personel dan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang memadai
mengadakan pertemuan-pertemuan dialog dengan dapat merespons situasi dengan cepat dan efektif. Tindakan
masyarakat, menyediakan saluran pengaduan yang mudah pertama di tempat kejadian perkara dapat dilakukan secara
diakses, dan memanfaatkan media sosial untuk tepat sehingga potensi kerugian dapat diminimalisir.
menyampaikan informasi terkait ketertiban umum dan 3. Penangkalan Tindak Pidana Ringan: Dengan penegakan
tindakan pertama di tempat kejadian perkara. hukum terhadap tindak pidana ringan yang dilakukan secara
3. Koordinasi dengan Pihak Terkait: Melakukan koordinasi konsisten, terjadi penangkalan terhadap kejahatan-kejahatan
yang baik dengan pihak terkait, seperti instansi pemerintah kecil yang dapat merusak ketertiban sosial. Hal ini
terkait, aparat keamanan lainnya, dan masyarakat setempat. memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam
Koordinasi yang efektif akan mempermudah penanganan menjalankan aktivitas sehari-hari.
kasus, pengamanan kegiatan, dan penegakan hukum secara 4. Peningkatan Kerjasama dengan Masyarakat: Melalui
keseluruhan. pengembangan kemitraan dan kerjasama dengan masyarakat,
4. Pemantauan dan Analisis Situasi: Melakukan pemantauan terjalin hubungan yang baik antara aparat kepolisian dan
secara terus-menerus terhadap situasi keamanan dan masyarakat. Hal ini membantu dalam mendapatkan informasi
ketertiban umum di wilayah kerja. Dengan pemantauan yang yang relevan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat
baik, dapat diidentifikasi potensi risiko dan ancaman dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
sehingga tindakan preventif dapat dilakukan secara cepat dan 5. Keterpenuhan Ketentuan Hukum: Penerapan mitigasi ini
tepat. memastikan bahwa tugas pemeliharaan ketertiban umum dan
5. Penyusunan Prosedur Operasional Standar (SOP): Menyusun penegakan hukum tindak pidana ringan dilakukan sesuai
SOP yang jelas dan terperinci dalam pemeliharaan ketertiban dengan ketentuan hukum yang berlaku. Ini menjaga keadilan
umum, penegakan hukum tindak pidana ringan, dan dan keabsahan proses hukum yang dilakukan.
pengamanan tindakan pertama di tempat kejadian perkara. 6. Evaluasi dan Peningkatan: Melalui evaluasi berkala, terdapat
SOP ini akan menjadi panduan bagi personel dalam pemantauan dan penilaian terhadap efektivitas langkah
melaksanakan tugasnya dengan konsisten dan efisien. mitigasi yang telah diterapkan. Evaluasi ini memberikan
6. Evaluasi dan Peningkatan: Melakukan evaluasi berkala wawasan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan ke
terhadap pelaksanaan tugas pemeliharaan ketertiban umum, depannya, sehingga pelaksanaan tugas dapat semakin
penegakan hukum, dan pengamanan tindakan pertama di optimal.
tempat kejadian perkara. Hasil evaluasi dapat digunakan
untuk perbaikan dan peningkatan kinerja di masa mendatang.

04. Giat Penjagaan dan pengamanan 1. Peningkatan Keamanan Fisik: Memastikan keamanan fisik 1. Peningkatan Keamanan Fisik: Dengan memasang sistem
markas markas dengan memasang sistem keamanan seperti CCTV, keamanan yang tepat dan melakukan pemeliharaan rutin,
pagar pengaman, gerbang dengan kontrol akses, dan sistem keamanan fisik markas menjadi lebih baik. Ini mengurangi
penguncian yang baik. Juga, melakukan pemeliharaan rutin risiko penetrasi dan akses yang tidak sah ke dalam markas.
terhadap infrastruktur fisik dan memastikan bahwa ada 2. Personel Keamanan yang Terlatih: Dengan melibatkan
pemadaman titik lemah dalam keamanan. personel keamanan yang terlatih, keandalan dan
2. Penugasan Personel Keamanan yang Terlatih: Menyediakan keterampilan personel dalam melaksanakan tugas keamanan
personel keamanan yang terlatih dan berkualifikasi untuk meningkat. Mereka mampu menghadapi situasi yang
melaksanakan tugas pengamanan markas. Personel berpotensi berbahaya dengan lebih efektif dan mengambil
keamanan harus memiliki pengetahuan tentang protokol tindakan pencegahan yang tepat.
keamanan, taktik pengamanan, dan penanganan situasi 3. Deteksi Dini dan Respons Cepat: Dengan sistem pemantauan
darurat. dan deteksi dini yang efektif, ancaman keamanan dapat
3. Sistem Pemantauan dan Deteksi Dini: Menggunakan sistem terdeteksi lebih awal. Hal ini memungkinkan tindakan
pemantauan dan deteksi dini seperti sensor gerak, alarm, dan respons cepat untuk menghadapi situasi yang mungkin
sistem peringatan keamanan lainnya. Sistem ini dapat mengancam keamanan markas.
memberikan peringatan dini tentang adanya ancaman atau 4. Pengaturan Akses yang Ketat: Dengan penerapan sistem
gangguan keamanan sehingga tindakan dapat diambil dengan pengaturan akses yang ketat, hanya orang yang berwenang
cepat. yang diperbolehkan masuk ke dalam markas. Ini mengurangi
4. Pengaturan Akses dan Identifikasi: Menerapkan sistem risiko dari orang yang tidak berhak masuk ke area sensitif
pengaturan akses yang ketat, termasuk penggunaan kartu dan memastikan bahwa hanya personel yang diotorisasi yang
akses atau sistem identifikasi lainnya untuk memastikan memiliki akses.
bahwa hanya orang yang berwenang yang diperbolehkan 5. Kerjasama dengan Pihak Eksternal: Dengan menjalin
masuk ke dalam markas. Pemeriksaan identitas dan verifikasi kerjasama yang baik dengan pihak keamanan eksternal,
keanggotaan juga dapat diterapkan. seperti kepolisian atau petugas keamanan swasta, sumber
5. Kerjasama dengan Pihak Keamanan Eksternal: daya dan informasi dapat saling berbagi. Ini meningkatkan
Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak keamanan kemampuan dalam menghadapi ancaman keamanan yang
eksternal seperti kepolisian atau petugas keamanan swasta lebih besar dan memberikan perlindungan yang lebih kuat
untuk memperkuat pengamanan markas. Ini dapat terhadap markas.
melibatkan patroli bersama, pertukaran informasi intelijen, 6. Kesiapan dalam Keadaan Darurat: Melalui pelatihan dan
dan bantuan dalam menghadapi ancaman keamanan. simulasi keadaan darurat yang dilakukan secara berkala,
6. Pelatihan dan Simulasi Keadaan Darurat: Melakukan personel keamanan menjadi lebih siap menghadapi situasi
pelatihan rutin kepada personel keamanan dalam menangani darurat yang mungkin terjadi. Mereka terlatih dalam
situasi darurat seperti serangan atau bencana. Simulasi penanganan situasi krisis dan memiliki pemahaman yang
keadaan darurat dapat membantu meningkatkan kesiapan dan lebih baik tentang tindakan yang harus diambil.
responsibilitas personel dalam menghadapi ancaman 7. Evaluasi dan Peningkatan Kontinu: Dengan melakukan
keamanan. evaluasi rutin terhadap sistem keamanan dan langkah
7. Evaluasi dan Peningkatan: Melakukan evaluasi rutin mitigasi yang telah diterapkan, kelemahan dapat
terhadap sistem keamanan dan langkah mitigasi yang telah diidentifikasi dan perbaikan dapat dilakukan. Ini memastikan
diterapkan untuk mengidentifikasi kelemahan dan melakukan bahwa keamanan markas selalu ditingkatkan sesuai dengan
perbaikan yang diperlukan. Selalu beradaptasi dengan perkembangan risiko dan ancaman yang muncul.
perkembangan terbaru dalam ancaman keamanan dan
teknologi untuk meningkatkan efektivitas pengamanan
markas.

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAMBANG

JUNARDI, S.H.
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77120142

Anda mungkin juga menyukai