Pengaruh Teori Pembelajaran Behavioristik Terhadap Siswa Di Sekolah Luar Biasa
Pengaruh Teori Pembelajaran Behavioristik Terhadap Siswa Di Sekolah Luar Biasa
Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen diampu oleh:
Dr. Mohammad Afifulloh S.Pd.
Disususn Oleh :
Alvinorivera Nevvil Fasla 22001011153
Daftar Isi
Bab I…...………………………………………………………...……………………………………………………
Pendahluan …...………………………………………………………...………………………………………………………...………………………………
A. Latar belakang…...………………………………………………………...……………………………………………………
B. Rumus masalah…...………………………………………………………...……………………………………………………
C. Tujuan masalah…...………………………………………………………...……………………………………………………
D. Manfaat penilitian…...………………………………………………………...……………………………………………………
Bab II…...………………………………………………………...……………………………………………………
Kajian pustaka…...………………………………………………………...……………………………………………………
A. Landasan teori…...………………………………………………………...……………………………………………………
B. Kajian teori…...………………………………………………………...……………………………………………………
Bab III…...………………………………………………………...………………………………………………………...…………………………………
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan teori pembelajaran behavioristic efesien terhadap siswa
sekolah luar biasa dapat mengembangkan karakter dan tingkah laku siswa
SLB?
2. Bagaimana teori pembelajaran behaveoristik menjadi fungsi yang membantu
anak bekebutuhan khusus mendapatkan Pendidikan. regular?
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan atau acuan untuk penelitian empiris, dan menambah
pengetahuan di bidang sosiologi pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan
yang sedang di teliti
Penelitian ini dapat di gunakan bagaimana system teori pembelajaran
behavioristic ini berlangsung dalam mengembangkan dan
mencerdaskan siswa berkelebihan khusus
Diharapkan penulisan ini, dapat menjadi dasar bahan kajian untuk para
akademisi lainya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Analisis
Dalam pengertian dengan permasalahan penelitian ini akan di analisis dengan pendekatan
sosiologi. Untuk itu perluu di kemukakan definisi dari sosiologi itu sendiri. Maka dari itu kenapa
teori pembelajaran behavioristic mayoritas dari para psikolog. Menurut John Broadus Watson
mendefinisikan pemahaman behavioristic yaitu mengamati perubahan prilaku,diukur,dan di nilai
secara konkret.
Hubungan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial (misal antara gejala ekonomi dan sebagainnya).
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan non
sosial. (misalnya : gejala geografis, biologis, dan lain- lain).
jasd Roucek dan Warren memberikan definisi sosiologi sebagai ilmu yang
1990:20).Dan definisi tersebut nampak bahwa sebagaimana halnya dengan ilmu- ilmu
sosial lainnya, obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan
antar manusia, proses dan gejala yang ditimbulkan dari hubungan tersebut dalam
masyarakat.
Dalam sosiologi terdapat beragam sudut pandang yang dikemukakan oleh para ilmuan
sosiologi dalam menganalisa gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Dengan kata lain
Paradigma dipakai untuk membatasi hal yang akan dipelajari, pertanyaan yang
bagaimana yang harus ditanyakan dan peraturan yang bagaimana yang harus ditaati
konsensus yang luas dalam ilmu pengetahuan yang dapat membedakan antara
ilmuwan yang satu dengan yang lain, begitu pula teori-teori, metode-metode, dan
sarana-sarana yang terdapat didalamnya. Ritzer membedakan tiga para digma dalam
sosiologi: (1) Paradigma Fakta Sosial (social fact paradigm), (2) Paradigma Definisis
Sosial (social definition paradigm), dan (3) Paradigma Perilaku Sosial (social
Berger dan pendekatan Max Weber. Berger memandang bahwa sosiologi adalah
manakala masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap
yang memang sudah seharusnya demikian, benar dan nyata. (Sunarto. 2004:1)
Berger mendifinisikan peran sebagai jawaban yang khas terhadap harapan yang
khas pula, peran menyiapkan pola. Menurut pola tersebut seorang indivudu harus
bertindak dalam situasi khusus. Teori sosialisasi merupakan teori mengenai peran.
Dalam perspektif sosiologi pentingnya teori peran bisa dikatakan bahwa identitas
karunia sosial, dipikul secara sosial (Berger, 1985:138-139). Menurut berger dengan
menginternalisasi peran itu dunia tersebut secara obyektif menjadi nyata baginya.
Setiap orang dianggap sebagai pelaku peran dapat dianggap bertanggung jawab untuk
menaati norma-normanya, yang bisa diajarkan sebagai bagian dari tradisi dari
melembaga. Menurut Berger salah satu sifat penting dari peran adalah sebagai
tindakan sosial itu. Tindakan sosial menurut Weber sendiri adalah tindakan individu
sepanjang tindakan itu mempunyai makna dan arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan
kepada tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain, juga dapat berupa tindakan
yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif
dan situasi tertentu atau merupakan tindakan perjuangan dengan sengaja sebagai akibat dan
pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu
(Ritzer, 2003:38).
Bertolak dari konsep tersebut, Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran
5. Tindakan itu memperhatikan orang lain dan terah kepada orang lain
(Ritzer,2003:39)
Verstehen merupakan kunci individu untuk menangkap arti tindakan sosial itu
sendiri (Johnson,1988:216)
tipe, yaitu:
Yakni suatu tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini si aktor tidak
hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya tetapi juga
menentukan nilai dan tujuan itu sendiri. Tujuan dalam Zweekrational tidak
absolut. Ia juga dapat menjadi cara dan tujuan lain berikutnya. Bila aktor
tindakannya.
Dalam tindakan ini, aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang
dipilihnya itu merupakan yang paling tepat ataukah yang paling tepat untuk
mencapai tujuan lain. Ini menunjuk kepada tujuan itu sendiri. Dalam tindakan ini
dibedakan. Namun tindakan ini rasional karena pilihan terhadap cara-cara sudah
Ketiga teori ini mempunya kesamaan ide dasar bahwa menurut pandangannya
manusia adalah merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial. Kecocokannya
yang lain adalah bahwa ketiga teori ini sama pendiriannya bahwa realitas sosial
bukan merupakan alat statis dari pada paksaan faktor sosial. Artinya tindakan
nilai-nilai dan sebagainya yang kesemuanya itu tercakup dalam konsep faktor
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa tindakan sosial merupakan suatu
tentang sarana-sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
sosial.
B. Kajian Teori
PengertianTeori behavioristic mementingkan dalam lingkungan sekolah dan siswa Belajar teori
belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara
stimulus dengan respon, adapun akibat adanya interaksi antara dengan respon siswa mempunyai
pengalaman baru yang menyebabkan mereka mengadakan tingkah laku dengan cara yang baru.
Pengertian analisis untuk melakukan mengrai membedakan dan memilah untuk melakukan
kualifikasi apakah siswa berkebutuhan khusu yang telah mendapatkan pembelajaran melalui teori
behavioristic bisa di pindahkan ke sekolah Pendidikan regular
Melakukan pemilahan di setiap siswa tersebut , Menurut (Wirandi, 2006:103) “
Analisis merupakan suatu aktivitas yang melibatkan sejumlah kegiatanseperti mengatur,
memisahkan, mengurutkan, dan mengelompokkan kembali sesuatu menurut kriteria,
kemudian dicari hubungannya dan ditafsirkan maknanya”. Dapat disimpulkan bahwa
analisis adalah kegiatan yang bertujuan untuk menemukan hal-hal baru tentang suatu
objek yang dapat peneliti telusuri dengan menggunakan objek yang tepat.
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai
positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.
Dalam pembelajaran disekolah, belajar adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku dari pengalaman. Belajar adalah hasil dari interaksi
antara stimulus dan respon (Ihsana El Khuluqo, 2017:1)
(Ayu Apsari , 2018:17) menyatakan bahwa “ Belajar merupakan suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
sampai akhir hayat”. Sedangkan menurut (Muhibbin Syah , 2017:90) “Belajar dapat
dipahami sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu uang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.
Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulakan bahwa belajar adalah usaha sadar yang
dilakukan setiap individu guna perubahan sikap dan tingkah laku keseluruhan serta dapat merubah
pengetahuan seseorang sebagai hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Pengertian Hasil belajar behavioristic adalah membawakan Pendidikan yang saecra relevan dengan
cara bertahap, peran guru di sekolah luar biasa dapat di lakukan menggunakan kesabaran dank e ikhlasan
yang berkelanjutan SLB yang di teliti ini memiliki ke istimewan untuk pembelajarannya dan
pembinaannya karena mereka telah mendapatkan pendampingan secara khusus berguna mengelola daya
piker yang sesuai dengan anak pada umumnya.
Di sekolah yang memiliki siswa bekelainan macam ini biasanya anak yang gagal dalam
penyesuaian dirinya terutama dalam penyesuaian sosialnya, yang termasuk kategori ini sering
Disebut anak tuna social, anak berkelaian tingkah laku, atau di sebut juga anak tunalaras.
gangguan social tetapi juga emosi. Hanya kadang kadang gangguan emosi ini
lebih tersembunyi dari pada gangguan sosial, misalnya anak yang segan bergaul,
sebab-sebab terjadinya kelainan itu sehingga dapat dibagi menjadi 3 tahap antara
lain :
Fase natal yaitu sebab-sebab atau gejala-gejala gangguan yang terjadi saat
Fase post natal yaitu sebab-sebab atau gejala-gejala gangguan yang terjadi
Di samping itu ada juga faktor hereditas dan sebab-sebab lain yang belum diketahui
sampel
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pertiwi terletak
berikut :
Jarak tempuh rumah peneliti dengan lokasi penelitian tidak terlalu jauh.
C. Sumber Data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lexy J. Moleong 1984 : 47). Jenis
a. Data primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, dalam hal ini
peran para guru (SLB) pertiwi, peran orang tua anak tunagrahita, dan anak didik
tunagrahita.
b. Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang berasal dari data tertulis
meliputi : buku - buku hasil penelitian sebelumnya, arsip, dokumentasi, serta data
Teknik wawancara dilakukan dengan struktur yang tidak ketat atau dengan
semi formal agar keterangan yang diperoleh dari informan mempunyai kedalaman
Observasi
langsung mengenai kegiatan yang ada dan sedang berlangsung. Dalam penelitian
data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melakukan pengamatan dan
pencatatan terhadap gejala yang diamati. Dalam penelitian ini peneliti terjun
langsung ke lapangan tetapi tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan yang
dilakukan obyek peneliti, namun hanya sebatas sebagai seorang pengamat, dimana
Dokumentasi
Analisa data merupakan bagian yang penting dalam penelitian kualitatif. Pada bagian inin
memerlukan pekerjaan yang sistematis dan komunikatif, komperhensif dalam merangkai data
responden, mengorganisasi data, menyusun data dan merakitnya kedalam satu kesatuan yang
Model Analisis). Menurut H.B. Sutopo bahwa dalam proses analisis data ada tiga
komponen pokok yang harus dimengerti dan dipahami oleh setiap peneliti. Tiga komponen
tersebut adalah reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (H.B.
a. Reduksi Data
abstraksi data yang ada dalam field note (catatan lapangan). Proses ini terus
diselesaikan. Reduksi data merupakan laporan sebagian dari proses ana lisis yang
b. Sajian Data
kesimpulan penelitian dilakukan. Pada bagian ini data yang disajikan telah
disederhanakan dalam reduksi data dan harus ada gambaran secara menyeluruh
dari kesimpulan yan diambil. Susunan kajian data yang baik adalah yang jelas
kesimpulan.
Ketiga proses analisis data tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang