Anda di halaman 1dari 10

EPIDEMIOLOGI GIZI

Oleh :

Karmila Tri Setianingrum 10021381722061


Nadiah Aprilia 10021381722058
Suci Aji Lestari 10021381722067
Yuni Erlinda 10021281722075

Dosen :
Dosen : Feranita Utama, S.KM

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
 Studi Ekologi
Studi Ekologi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen,2008;25).

 Kelebihan dan kekurangan studi ekologi


- Kelebihan :
1. Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi, maupun mortalitas (sekunder)
2. Tepat digunakan untuk penelitian awal hubungan penyakit, sebab mudah
dilakukan dan murah karna dapat memanfaatkan informasi yang ada.
3. Dapat mengevaluasi program, kebijakan, dan regulasi.

- Kekurangan :
1. Ketidakmampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit
pada tingkat popilasi dan individu
2. Studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial

 Karakteristik Studi Ekologi


1. Penelitian kolerasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

 Tujuan Studi Ekologi


Tujuan penelitian menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay
(dalam Emzir, 2009:38) tujuan penelitian korelasi ini untuk menentukan hubungan antara
variabel, atau menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
JUDUL : Disparitas Kematian Maternal di Indonesia
JURNAL : Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Volume danhalaman: Volume.14 ,No.2
Tahun : 2018
Penulis: Rahmah Hida Nurrizka, Tri Yunis Miko Wahyono
Reviewer : Karmila Tri Setianingrum
Tanggal : 16 Maret 2020
Tujuan penelitian : menganalisis secara spasial disparitas kematian maternal, pengaruh
dan risiko kematian maternal terhadap factor intermediet,
dan memberikan rekomendasi terhadap masalah kesehatan
maternal di Indonesia.
Subjek penelitian : kabupaten/ kota dengan angka resiko kematian maternal tinggi
dengan cakupan kunjungan kehamilan keempat (K4) rendah,
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) rendah, cakupan
kunjungan nifas (KF) rendah, rata-rata jumlah anak tinggi, rata-rata
lama sekolah wanita usia subur rendah, dan kemiskinan tinggi.
Metode penelitian : Penelitian menggunakan desain studi ekologi (studi agrerat),
analisis spasial, bivariat, dan multivariat. Studi Ekologi dalah suatu
penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat
manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen,2008;25). Unit analisis
penelitian adalah kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Variable Bebas dan terikat: Penelitian ini menggunakan data sekunder terdiri dari variabel
terikat, yaitu proporsi kematian maternal yang dihitung dari jumlah
kematian maternal selama proses kehamilan, persalinan dan nifas
kecuali karena kecelakaan atau trauma dalam satu tahun dibagi
dengan jumlah kelahiran. Sedangkan, variabel bebas terdiri dari
cakupan kunjungan kehamilan pertama (K1), cakupan kunju-
ngan kehamilan keempat (K4), cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan (PN), cakupan kunjungan nifas (KF), rata-rata jumlah
anak, rata-rata lama sekolah wanita usia subur, tingkat kemiskinan,
dan kepadatan penduduk. Data diperoleh dari Kementerian
Kesehatan dan Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan,
yaitu selama kurun waktu satu tahun dari bulan Januari-Desember
tahun 2013.
Hasil penelitian : Hasil pengolahan data dengan ROC dan STAT Planet menunjukan
banyak kabupaten/kota di Indonesia yang masuk ke dalam kategori
tinggi yaitu 52,4% dari 494 kabupaten/kota yang menjadi unit
analisis. Selain itu, terjadi disparitas kematian maternal antar
kabupaten/kota di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari sebaran
data, terdapat 90% kabupaten/kota di kawasan Indonesia Timur
masuk kategori tinggi.
Hasil uji bivariat antara kematian maternal dengan variabel
intermediet menunjukan enam dari delapan variabel intermediet
menunjukan hubungan signifikan terhadap kematian maternal.
Enam variabel tersebut adalah cakupan kunjungan kehamilan
pertama (K1), cakupan kunjungan kehamilan keempat (K4),
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), cakupan
kunjungan nifas (KF), rata-rata lama sekolah wanita usia subur,
dan kepadatan penduduk, sedangkan yang tidak memiliki
hubungan adalah rata-rata jumlah anak dan kemiskinan.
 Studi Kohort
Studi kohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan
kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat di identifikasi
dan dihitung besarnya kejadian penyakit. Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit
dapat diamati dalam waktu yang panjang maka studi kohort rawan terhadap bias
penarikan responden (banyak drop out dari observasi), perlu dana yang besar danwaktu
yang panjang.
Studikohortmempunyaikekuatandalammembuktikaninferensikausadibandingstudiobserva
sionallainnya, didapatkanangkakejadianpenyakit (incidence rate) secaralangsung,
sertacocokuntukmenelitipaparan yang langka.
Kelebihanstudikohortadalahkitabisamenilaikausalitaskarenafaktorpaparanterjadise
belumrespondensakit,
sehinggaadanyatingkatalurjelasantarafaktorpaparankemudianbaruterjadisakit.
Olehkarenaitu, tingkat bias bisadiminimalisirterutama bias informasi,
karenarespondendiikutiolehpenelitikedepan (prospektif).
Kemudianfaktorperancubisadikontroldanmemungkinkanbeberapa outcome
hasilpenelitiandapatdihasilkandalampenelitianini.
Studiinijugasangatbaikuntukfaktorpaparan yang
jarangterjadidanmemungkinkanpenelitimenghitungangkainsiden (incidence rates).
Kelemahanstudidengandesainkohortadalahmemerlukanwaktu yang
panjangterutamauntukmengetahuiefekdaribeberapafaktorpaparankarenadesaininiumumny
auntukmenginvestigasipenyakitkronik.
Desaininijugamembutuhkanjumlahsampelpenelitiandalamcukupbesar yang
bisabermanfaatjikaadanyabanyaksampel yang
hilangsepanjangpenelitianberlangsungdalamperiodetertentu (loss of follow up). Biaya
yang dibutuhkanjugatidakmurahpadadesainini. Kelemahanlainnya, jikapenyakit yang
ditelitijarangterjadibaik di group yang terpapardan group tidakterpapar,
sangatsulitsekalimencarirespondendalamjumlah yang sangatbanyak.
Judul : PENGARUH STATUS GIZI & ASUPAN GIZI IBU TERHADAP
BERAT BAYI LAHIR RENDAH PADA KEHAMILAN USIA
REMAJA
Jurnal: JurnalGizi Indonesia
Volume danhalaman: Volume. 5 ,hal. 1
Tahun : 2016
Penulis: Retni1, AniMargawati, BagoesWidjanarko
Reviewer : NadiahAprilia
Tanggal : 15 Maret 2020
Tujuanpenelitian : Tujuanpenelitianinimenganalisispengaruh status
gizidanasupangiziibuterhadap BBLR padakehamilanusiaremaja.
Subjekpenelitian : Populasidalampenelitianiniadalahsemuaibuhamilusiaremaja di
KabupatenSeluma Bengkulu. Sampeldiambilmenggunakanteknik
consecutive sampling hinggajumlahsampelmemenuhi.

Metodepenelitian :

Penelitianinimenggunakanobservasionaldenganrancangankohortpr
ospektif.

Definisioprasional : VariabelpenelitianinimeliputiVariabelbebasyaitu status gizi


(LiLA), pertambahanberatbadanselamakehamilan, kadar
hemoglobin) danasupangizi (energi, protein, asamfolat, zatbesi,
seng, vitamin A, C). LiLA di
perolehdenganmengukurlingkarlenganatasibumenggunakan pita
LiLA, kadar hemoglobin diperolehdarikohortibuhamil. Asupangizi
yang ditelitimeliputikecukupanenergi, protein, asamfolat,
zatbesiseng, vitamin A, vitamin C yang
diperolehdenganwawancaramenggunakan food recall.
Variabelterikatberatbayilahirdiukurmenggunakantimbangan baby
scale,
dibantuolehbidandesa.Analisismenggunakanprogramkomputer.

Hasilpenelitian : kurangenergikronisdialamioleh 66,7% ibuhamilusiaremaja, 51,9%


mempunyaipertambahanberatbadankurangselamakehamilan,
59,3% mengalami anemia. Rerataasupanenergi, protein, asamfolat,
zatbesi, seng, vitamin A dan C
subjekberadapadakategoritidakcukup.
Ujirisikorelatifmenunjukkanpertambahanberatbadan yang
kurangselamakehamilan (RR=3,71;95% CI 1,34-10,25,
asupanenergirendah (RR=6,03; 95% CI 5,68-898,64), protein
rendah (RR=13,00; 95% CI 1,97-85,45), asamfolatrendah
(RR=13,00;95% CI1,97-85,45), zatbesirendah (RR=4,00; 95% CI
1,71-9,34) berisikomelahirkan BBLR
REVIEW CASE CONTROL

 Pengertian
Penelitian Case Control adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana
factor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan “retrospective”. Case Control dapat
dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh factor risiko mempengaruhi terjadinya
penyakit. Desain Case control sering dipergunakan para peneliti karena dibandingkan dengan
kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan tidak memerlukan sampel yang besar.
Bahkan untuk penyakit yang jarang, case control merupakan satu-satunya penelitian yang
mungkin dilaksanakan untuk mengindentifikasi factor resiko.
 Tahapan penelitian Case Control
Tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut :
a.       Identifikasi variable-variabel penelitian (factor risiko dan efek)
b.      Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
c.       Identifikasi kasus.
d.      Pemilihan subjek sebagai control.
e.       Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat ke belakang) untuk melihat factor resiko
f.       Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi abtara variable-variabel objek
penelitian dengan variable control.

 Kelebihan Rancangan Penelitian Case Control


a.       Adanya kesamaan ukuran watu antara kelompok kasus dengan kelompok control.
b.      Adanya pambatasan atau pengendalian factor resiko sehingga hasil penilitian lebih tajam
disbanding dengan hasil rancangan cross sectional.
c.       Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau cohort
d.      Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis)

 Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control


a.       Pengukuran variable yang retrospektif, objektifitas dan reliabilitasnya kurang karena
subjek penelitian harus mengingat kembali factor-faktor risikonya,
b.      Tidak dapat diketahui efek variable luar karena secara teknis tidak dapat dikendalikan
c.       Kadang-kadang sulit memilih control yang benar-benar sesuai dengan kelompok kasus
karena banyaknya factor resiko yang harus dikendalikan.
JUDUL : FAKTOR RISIKO GIZI BURUK PADA
BALITA PESISIR PANTAI
JURNAL : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume dan halaman: Volume.7 , hal. 2
Tahun : 2017
Penulis: Eka Prasetia Hati Baculu, Muh.Jufri
Reviewer : Suci Aji Lestari
Tanggal : 15 Maret 2020
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor risiko gizi buruk pada balita.
Subjek penelitian : Balita status gizi baik dan buruk yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Malei Kecamatan Balaesang Tanjung. Penelitian
dimulai pada bulan Januari 2017. Teknik pengambilan sampel
dengan total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak
56 sampel yang terdiri atas kasus dan control.
Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan case
control. Kasus adalah balita gizi buruk, sedangkan kontrol balita
normal yang berada pada populasi yang sama.
Definisi oprasional : variabel dependen dalam penelitian ini adalah gizi buruk
variable dependen - Gizi buruk atau malnutrisi akut adalah suatu bentuk akibat kurang
gizi. Malnutrisi mempengaruhi pertumbuhan fisik, perkembangan
kognitif, reproduksi, dan kapasitas kerja fisik dan akibatnya
berdampak pada kinerja manusia, dan kesehatan (Musa, Musa, Ali,
& Musa, 2014). Dampak dari adanya keterlambatan intervensi
kesehatan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
terjadinya gizi buruk (Wirjatmadi & Adriani, 2012).
Hasil penelitian : Berdasarkan Tabel, terlihat sebaran datanya normal. Hal ini terlihat
dari berat badan lahir, penyakit infeksi, dan pekerjaan ayah
berbeda secara signifikan antara kelompok kasus dan kontrol.
Sementara karakteristik subyek penelitian lain tidak ada perbedaan
yang bermakna, hal ini menunjukkan bahwa antara kelompok
kasus dan kelompok kontrol memiliki distribusi yang setara.

Anda mungkin juga menyukai